Anda di halaman 1dari 14

Retinoblastoma pada Anak Akibat Mutagen dan Perwarisan Sifat

Kelompok F1
Switha Martha Sinaga (102015177)
Wan Nur Syazana Tun Mohd Salim (102015222)
M. Faturrahman Adani (102015021)
Wynda Muljono (102015096)
Regita Tanara (102015121)
Evan Rhesa Sudarto (102015165)
Annisa Nova (102015075)
Angga Punggawa Koedoeboen (102015125)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi : Jalan Arjuna Utara No.6, Jakarta 11510

Abstrak

Retinoblastoma merupakan penyakit yang menyerang retina mata yang dapat menyebabkan
kematian. Retinoblastoma merupakan kanker mata yang pada umumnya di alami oleh anak-
anak. Namun terdapat penderita retinoblastoma pada orang dewasa hingga dibawa sampai
menikah, akan tetapi membawa penyakit retinablastoma yang suatu saat nanti bisa diwariskan
kepada anaknya. Retinoblastoma merupakan kelainan pewarisan yang bersifat letal dominan.
Gen letal adalah gen yang dapat menyebabkan kematian. Selain dapat disebabkan oleh
pewarisan dari kedua orangtua yang menderita retinoblastoma juga dapat disebabkan oleh
bahan mutagen sehingga terjadi mutasi gen yang terdapat dilingkungan yang dapat
menyebabkan terkena retinoblastoma. Mutasi gen merupakan perubahan struktur materi
genetis yang dapat direproduksi dan dapat diturunkan pada generasi berikutnya. Bahan
mutagen dapat berasal dari lingkungan seperti air dan udara. Dapat dikatakan bahwa
penderita retinoblastoma yang memiliki kedua orangtua yang normal disebabkan oleh
mutagen sehingga terjadi mutasi.

Kata kunci : Retinoblastoma, Mutasi Gen, Mutagen, Letal Dominan, Kelainan Pewarisan

1
Abstrack

Retinoblastoma is a disease that attacks the retina of the eye which can lead to death.
Retinoblastoma is an eye cancer that generally experienced by children. However, there are
patients with retinoblastoma in adults to be taken to get married, but carry diseases
retinablastoma that someday could be passed down to his son. Retinoblastoma is a disorder
that is lethal dominant inheritance. Lethal gene is a gene that can cause death. Besides can
be caused by inheritance from both parents suffering from retinoblastoma can also be caused
by mutagens resulting material contained within the gene mutation that can lead to affected
retinoblastoma. Gene mutation is a change in the structure of genetic material that can be
reproduced and can be lowered in the next generation. Materials can be derived from
environmental mutagens such as water and air. It can be said that the retinoblastoma
patients who have both parents are normally caused by mutagens, causing mutations.

Keywords : Retinablastoma , Gene Mutations , Mutagens , Dominant Lethal , Inherited


disorders

Pendahuluan

Retinoblastoma adalah salah satu penyakit kanker primer pada mata yang paling sering
dijumpai pada bayi dan anak namun dapat juga dialami oleh orang dewasa. Penyakit ini dapat
mengakibatkan kebutaan malahan lebih teruk lagi mampu menyebabkan
kematian.Retinoblastoma menyerang selaput jala mata atau retina yang terletak pada dinding
mata sebelah dalam. Retinoblastoma dapat menyerang salah satu atau kedua mata. Penyakit
ini dapat disebabkan oleh pewarisan gen dari keluarga atau kedua orangtua atau pun proses
mutasi gen oleh mutagen yang ada di sekitar lingkungan hidup kita. Mutagen yang terdapat
dilingkungan dapat berupa limbah pada air , udara maupun makanan, ada juga berupa bahan-
bahan radiasi yang dapat menyebakan terjadinya mutasi.1 (lihat gambar 1)

Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan tentang munculnya
penyakit retinoblastoma berdasarkan pewarisan dan mutasi gen oleh mutagen.

2
Gambar 1. Retinoblastoma

Definisi Retinoblastoma

Retinoblastoma adalah kanker pada retina yaitu daerah di belakang mata yang peka
terhadap cahaya atau sinar yang menyerang anak-anak pada kebiasaannya. Dua persen dari
kanker pada masa kanak-kanak adalah retinoblastoma. 1 Retinoblastoma adalah suatu
neoplasma yang berasal dari neuroretina (sel kerucut sel batang) atau sel glia yang bersifat
ganas. Ia merupakan tumor ganas intramokuler yang ditemukan pada anak anak terutama
pada usia dibawah lima tahun. Penyakit ini menyerang selaput jala mata atau retina yang
terletak pada dinding mata sebelah dalam dan ia dapat menyerang salah satu atau kedua
mata.2

Pewarisan (Hereditas)

Pewarisan atau biasa disebut hereditas merupakan suatu proses penurunan sifat-sifat
dari induk keketurunnya melalui gen dan bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan dalam
bentuk struktur tubuh. Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui
pola pewarisan tertentu. Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang
banyak digunakan adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree (peta
silsilah).3

Dalam teori tentang pewarisan sifat yang di bawa oleh Mendel menjadi satu kesatuan
yang dikenal dengan ‘Hukum Mendel I’ dan ‘Hukum Mendel II’. Hukum Mendel merupakan
hukum hereditas yang menjelaskan tentang prinsif-prinsif penurunan sifat pada organisme.

3
Pada hukum Mendel I dikenal sebagai segregasi atau pemisahan dimana dua anggota dari
pasangan gen terpisah masing-masing ke dalam gamet , maka setengah gamet membawa 1
anggota dari pasangan gen dan setengah gamet lainnya membawa 1 anggota dari pasangan
gen yang lainnya. Hukum mendel II disebut juga hukum asorti dimana menurut hukum ini ,
setiap gen atau sifat dapat berpasangan secara bebas dengan gen atau sifat lain. Hukum ini
berlaku ketika pembentukan gamet pada persilangan. Oleh sebab itu dapat dikatakan hukum
mendel I dan II merupakan suatu proses dimana pada saat sel telur bertemu dengan sperma
pada proses fertilisasi selanjutnya setengah lengan kromosom ayah dan setengah lengan
kromosom ibu akan berpisah kemudian pemisahan tersebut akan bertemu dan melakukan
pindah silang atau persilangan sehingga berpasangan secara bebas.4

DNA, Gen dan Kromosom

DNA adalah makromolekul yang tersusun atas unit berulang yang disebut nukleotida.
Setiap nukleotida terdiri atas basa nitrogen: adenine (A), timin (T), sitosin (C), atau guanine
(G), deoksiribosa (suatu gula pentose) dan sebuah gugus fosfat. 5 DNA di dalam sel terdapat
sebagai rantai panjang nukleotida yang berpasangan dan membelit menjadi satu membentuk
struktur helix ganda (double helix). Kedua rantai terkait oleh ikatan hidrogen yang terdapat di
antara basa-basa nitrogennya. Pasangan basa selalu terdapat dalam pola spesifik yaitu adenine
selalu berpasangan dengan timin, dan sitosin selalu berpasangan dengan guanine. Akibat
pasangan basa yang spesifik ini, maka sekuens basa pada satu rantai menentukan sekuens
basa pada rantai pasangannya, sehingga kedua rantai dikatakan saling komplementer. 6,7
Informasi genetik dikode oleh sekuens-sekuens basa disepanjang rantai DNA. Struktur
komplementer juga memungkinkan duplikasi presisi DNA selama proses pembelahan sel.5

Gen adalah bagian dari kromosom atau salah satu kesatuan kimia (DNA) dalam
kromosom yaitu dalam lokus yang mengendalikan ciri-ciri genetik dari suatu makhluk
hidup.8 Gen dapat mengekspresikan informasi di dalam organisme yang akan menentukan
karakteristik organisme yang bersangkutan. Informasi genetik di dalam sel disebut genom.
Genom sel diorganisasi di dalam kromosom.5

Kromosom adalah suatu struktur yang mengandung DNA, dimana DNA secara fisik
membawa informasi herediter. Kromosom mengandung gen. Gen adalah segmen dari DNA
(kecuali pada beberapa virus RNA), dimana gen mengkode protein.6 Lokus adalah lokasi

4
yang diperuntukan bagi gen dalam kromosom. Jadi gen tersebut tersimpan di dalam setiap
lokus yang khas dalam kromosom. Setiap kromosom mengandung banyak gen. Oleh sebab
itu, dalam setiap kromosom khususnya di dalam kromonema terdapat deretan lokus. Batas
antar lokus yang satu dengan lokus yang lain tidak jelas seperti deretan kotak-kotak. Pada
saat itu DNA sudah ditemukan dan diketahui hanya berada pada kromosom.5,6

Gambar 2. Perbedaan antara DNA, Gen dan Kromosom8

Replikasi, Transkripsi dan Translasi

1. Replikasi
Sintesis DNA terjadi melalui proses replikasi yang berlaku inti sel. Setiap
rantai pada DNA induk menjadi template untuk sintesis rantai baru yang
komplementer. Ini akan menghasilkan dua molekul DNA yang baru, di mana setiap
rantai DNA adalah gabungan satu rantai polinukleotida baru dan satu rantai
nukleotida induk. Hasil sintesis ini akan menghasilkan DNA semikonservatif.

Kedua rantai DNA pada mulanya dipisahkan sehingga terbentuk garpu


replikasi sewaktu DNA tersebut disintesiskan. Garpu replikasi akan bergerak sehingga
molekul DNA induk membuka secara bertahap. Masing-masing rantai DNA induk
yang sudah terpisah satu sama lain berfungsi sebagai cetakan untuk penempelan
nukleotida yang akan menyusun molekul DNA baru. Dua rantai DNA yang
berpasangan secara komplementer yaitu antara basa nukleotida A dengan T, dan

5
antara C dengan G. Pemisahan kedua rantai DNA induk yang akan direplikasi
dilakukan oleh enzim DNA helikase dan topoisomerase. Helikase bekerja dengan
disertai hidrolisis 2 ATP. Suatu ‘protein pengikat’ yang dinamakan “single strand
DNA-binding protein” bekerja mengikat rantai polinukleotida yang sudah terpisah
dan mencegah penyatuan kembali.9

DNA polimerase hanya akan menyintesis DNA dalam arah 5’ ke 3’. Oleh
karena ada dua rantai DNA yang bersifat antiparalel, maka sintesis kedua rantai DNA
baru juga berlangsung dengan arah geometris yang berlawanan namun semuanya
tetap dengan arah 5’ ke 3’. Hal ini menimbulkan perbedaan dalam hal mekanisme
sintesis antara kedua rantai DNA yang baru. Salah satu rantai DNA disintesis dengan
arah geometris yang searah dengan pembukaan garpu replikasi, sedangkan rantai
DNA yang lain disintesis dengan arah yang berlawanan. Di rantai pendahulu (leading
strand), DNA disintesis tanpa terputus atau secara kontinu. Manakala di rantai DNA
yang disintesis dengan arah berlawanan dan lebih lambat (lagging strand), proses
sintesis berlaku secara tahap demi tahap dan dalam potongan-potongan pendek.
Potongan tersebut dinamakan fragmen Okazaki.10

Gambar 3. Garpu replikasi9

Pada leading strand, polimerisasi DNA berlangsung secara kontinu sehingga


molekul DNA baru yang disintesis merupakan satu unit. Sebaliknya pada lagging
strand yang dipomerisasi fragmen demi fragmen, fragmen DNA tersebut akhirnya
disambung dengan menggunakan enzim DNA ligase sehingga menjadi unit yang
utuh. Helikase bersama dengan primase menyediakan akses yang sesuai kepada
primase untuk menyintesis primer RNA secara de novo. Primer RNA ini pendek, kira-

6
kira 10 hingga 200 nukleotida yang merupakan pasangan komplementer dari template
DNA. DNA polimerase pula akan memulai replikasi DNA dan mengkatalisis
penambahan unit deoksiribonukleotida satu demi satu pada hujung OH 3’ dari primer
RNA. Setelah banyak leading strand dan lagging strand dihasilkan, kompleks
replikasi mulai melepaskan primer RNA, mengisi celah yang ditinggalkan dengan
deoksinukleotida yang sesuai dan disambung oleh DNA ligase.11

Tempat di mana garpu replikasi bekerja, membentuk bubbles yaitu daerah


menggelembung tempat DNA induk terpisah untuk berfungsi sebagai cetakan pada
sintesis DNA. Bubbles tersebut kemudian akan semakin membesar dan akhirnya
bersatu.

Bila basa nukleotida pada ujung rantai telah disintesis, eksonuklease 3’ ke 5’


bekerja dengan membuat pemeriksaan kedua kali pada nukleotida tersebut. Enzim ini
amat spesifik pada basa yang tersalah pasang. Ia melepaskan nukleotida yang tersalah
pasang dan mengganti dengan nukleotida yang sesuai sebelum polimerase
meneruskan pemanjangan rantai. Proses ini dinamakan sebagai “proof reading”. Jika
masih terdapat kesalahan pemasangan basa walaupun telah melalui proses “proof
reading”, mekanisme perbaikan dapat menggantikan basa nukleotida yang salah
pasang menggunakan eksonuklease 5’ ke 3’. Proses ini pula dinamakan meng-edit.9,11

2. Transkripsi
Transkripsi adalah proses penyalinan kode genetik yang ada pada urutan DNA
menjadi molekul mRNA. Sintesis molekul mRNA dari DNA adalah suatu proses
kompleks yang melibatkan sejumlah enzim RNA polimerase dan protein terkait.
Tahap-tahap umum yang dibutuhkan untuk menyintesis transkrip primer adalah
inisiasi, pemanjangan (elongasi), dan penghentian (terminasi). Tiga kelas RNA yang
berperan dalam sintesis protein adalah rRNA (RNA ribosom), mRNA (RNA
messenger) dan tRNA (RNA transfer). Molekul mRNA mentrankripsi urutan DNA
yang bakal menentukan polipeptida untuk proses seterusnya yaitu translasi. Molekul
tRNA pula berperan dalam membawa molekul asam amino yang akan digabungkan
dalam proses sintesa protein (translasi). Molekul rRNA digunakan untuk menyusun
ribosom, yang merupakan tempat sintesis protein. Berbeda dengan sintesis DNA,
dalam proses sintesis RNA, basa urasil (U) menggantikan basa timin (T) sebagai

7
pasangan basa komplementer untuk adenin (A). Primer juga tidak berperan dalam
sintesis RNA dan tidak ada fungsi ‘proof reading’ dalam transkripsi RNA.12

Urutan ribonukleotida dalam suatu molekul RNA bersifat komplementer


terhadap urutan deoksiribonukleotida di rantai DNA. rantai yang ditranskripsi atau
disalin menjadi molekul RNA yang dinamakan template (noncoding strand) DNA dan
rantai yang satunya sebagai coding strand gen tersebut. RNA polimerase menyintesis
rantai DNA dalam arah 5’ ke 3’ dan menyalin atau mengtrankripsi template DNA
dalam arah 3’ ke 5’. Enzim ini tidak mempunyai aktiviti nuklease dan memerlukan
ATP, GTP, CTP, dan UTP sebagai substrat yang akan membentuk pasangan
komplementer dari template DNA.13

3. Translasi
Di nukleus, informasi genetik dalam sekuens nukleotida DNA ditranskripsikan
menjadi sekuens nukleotida spesifik molekul RNA. Sekuens nukleotida di transkrip
RNA bersifat komplementer dengan sekuens nukleotida untai cetakan di gen-nya
sesuai aturan pembentukan pasangan basa. Beberapa kelas RNA bekerja sama untuk
mengarahkan sintesis protein atau translasi. Sintesis protein yang terjadi pada ribosom
dituntun oleh mRNA dibaca secara berurutan pada arah 5’ ke 3’. Nukleotida A, G, C
dan U pada mRNA membentuk urutan 3 basa nukleotida per asam amino yang juga
dinamakan kode genetik. Selain itu, tRNA berperan sebagai adapter yang
mengandung antikodon yang dapat berinteraksi secara komplementer dengan kodon
pada mRNA.7

Aturan pemasangan basa antara basa ketiga suatu kodon dan basa terkait dari
antikodon tRNA tidaklah seketat aturan untuk kodon-kodon DNA dan mRNA.
Misalnya, basa U dari antikodon tRNA dapat berpasangan baik dengan A atau G di
posisi ketiga dari kodon mRNA. Pelonggaran aturan pasangan basa ini disebut wobel.
tRNA yang paling serbaguna adalah yang mengandung inosin (I), basa termodifikasi,
pada posisi wobel antikodon. Inosin dibentuk melalui pengubahan adenin secara
enzimatik setelah tRNA disintesis. Ketika antikodon terhubung dengan kodon, basa I
dapat membentuk ikatan hidrogen dengan salah satu dari tiga basa yaitu U, C atau A.
karena itu molekul tRNA yang mempunyai CCI sebagai antikodonnya dapat
mengikatkan diri pada kodon-kodon GGU, GGC dan GGA, yang semuanya
merupakan kode untuk asam amino glisin.8

8
Pengikatan kodon-antikodon merupakan bagian kedua dari dua tahap
pengenalan yang dibutuhkan untuk translasi suatu pesan genetik yang akurat. Molekul
tRNA yang mengikatkan diri pada kodon mRNA yang menentukan asam amino
tertentu, harus membawa hanya asam amino tersebut ke ribosom. Tiap asam amino
yang digabungkan dengan tRNA yang sesuai ooleh enzim spesifik yang disebut
sintetase tRNA-aminosil. Terdapat 20 macam enzim ini di dalam sel, suatu enzim
untuk setiap asam amino. Enzim sintetase ini mengkatalisis penempelan kovalen dari
asam amino pada tRNA dalam suatu proses yang digerakkan oleh hidrolisis ATP.
Aminosil-tRNA yang dihasilkan dilepaskan dari enzim tersebut dan membawa asam
amino ke rantai polipeptida yang sedang tumbuh di dalam ribosom.9,11

Translasi dapat dibagi menjadi tiga tahap: inisiasi, elongasi dan terminasi.
Semua tahapan ini memerlukan “faktor-faktor” protein yang membantu mRNA,
tRNA dan ribozom selama proses translasi. Untuk inisiasi dan elongasi rantai
dibutuhkan sejumlah energi. Energi ini disediakan oleh GTP (guanosine
triphosphate), suatu molekul yang mirip ATP.

Tahap inisiasi dari translasi membawa bersama mRNA, sebuah tRNA yang
memuat asam amino pertama dari polipeptida, dan dua subunit ribosom. Pertama,
subunit ribosom kecil mengikat diri pada mRNA dan tRNA inisiator khusus. Subunit
ribosom kecil melekat pada segmen leader pada ujung 5’ dari mRNA. Pada bakteri,
rRNA dari subunit membentuk pasangan basa dengan urutan nukleotida spesifik
dalam leader mRNA; pada eukariot, ujung 5’ pertama kali memerintahkan subunit
kecil untuk melekat pada ujung 5’ dari mRNA. Pada arah 3’ dari mRNA terdapat
kodon inisiasi, AUG, yang memberikan sinyal dimulai proses translasi. tRNA
inisiator yang membawa asam amino metionin, melekat pada kodon inisiasi.
Penyatuan mRNA, tRNA inisiator dan subunit ribosom kecil diikuti oleh perlekatan
subunit ribosom besar, menyempurnakan kompleks inisiasi translasi. Protein yang
disebut faktor inisiasi dibutuhkan untuk membawa semua komponen tersebut
bersama-sama. Sel juga mengeluarkan energi dalam bentuk molekul GTP untuk
membentuk kompleks inisiasi. Saat penyelesaian proses inisiasi, tRNA inisiator
berada pada tempat P dari ribosom, dan tempat A yang kosong siap untuk aminoasil-
tRNA berikutnya. Sintesis polipeptida dimulai pada ujung aminonya.8

9
Pada tahap elongasi dari translasi, asam-asam amino ditambahkan satu per
satu pada asam amino pertama. Tiap penambahan melibatkan partisipasi beberapa
protein yang disebut faktor elongasi dan terjadi dalam siklus tiga-tahap.

Gen Letal

Gen letal (gen kematian) adalah gen yang dalam keadaaan homozigot, menyebabkan
kematian pada individu tersebut. Gen letal dapat menyebabkan kematian pada individu masih
embrio atau setelah lahir bahkan dapat menyebabkan kematian saat individu menjelang
dewasa. Ada dua macam gen letal, yaitu gen letal dominan dan gen letal resesif.

Gen letal dominan dalam keadaan heterozigot dapat menimbulkan efek subletal atau
kelainan fenotipe, sedang gen letal resesif cenderung menghasilkan fenotipe normal pada
individu heterozigot. Gen letal dominan dalam keadaan heterozigotik akan memperlihatkan
sifat cacat, tetapi gen letal resesif tidak demikian halnya. Berhubung dengan itu lebih mudah
kiranya untuk mendeteksi hadirnya gen letal dominan pada satu individu daripada gen letal
resesif.7,8

Gen-gen letal dapat dihilangkan (dieliminir) dengan jalan mengadakan perkawinan


berulang kali pada individu yang menderita cacat akibat adanya gen letal. Tentu saja hal ini
mudah dapat dilakukan pada hewan dan tumbuh-tumbuhan tetapi tidak pada manusia. 5
Karena gen letal selalu dalam keadaan homozigot maka jelas perkawinan hanya bisa terjadi
hanya pada individu hetero dengan individu hetero yang bisa menurunkan keturunan yang
bersifat letal.4 Dari perkawinan hetero yang memunculkan keturunan letal itu dipastikan yang
letal 25% sisanya individu yang hidup dengan rincian yang normal sejati 25% dan yang
hetero carrier 50%. Jadi yang hidup 1/3 normal sejati dan 2/3 hetero pembawa letal. Jadi letal
selalu didapat dari jika induknya heterozigot, jika keduanya tidak heterozigot tidak bakal
terjadi letal.7

Analisis Pedigree

Analisis pedigree atau analisis silsilah adalah diagram hubungan keluarga yang
menggunakan simbol-simbol untuk mewakili orang dan garis untuk mewakili hubungan

10
genetik dengan cara memasukkan informasi-informasi penurunan sifat kedalam pohon
pedigree.6

Sebuah pedigree adalah bagan yang menunjukkan pewarisan suatu sifat selama
beberapa generasi. Sebuah pedigree umumnya dibuat untuk keluarga, dan menguraikan pola
warisan dari gangguan genetik.7

Retinoblastoma dalam Kasus bukan Akibat Perwarisan

Retinoblastoma adalah penyakit pada manusia yang diwariskan dan terjadi pada anak-
anak yang lebih muda dari 2 tahun dan sangat jarang pada anak-anak lebih tua dari usia 5
tahun. Retinoblastoma menyerang retina yang berujung pada kanker dan kematian. Kanker
ini terjadi akibat adanya mutasi pada gen yang mengatur perkembangan pada mata.
Terkadang mutasi pada gen terjadi pada awal perkembangan janin. Kelainan genetik pada
retinoblastoma terpaut pada gen letal.

P : Laki-laki normal x Wanita normal


Genotipe : rr x rr
Gamet : r,r r,r
F1 : 100% anak normal

Tabel 1. Kotak Punnet untuk Anak Normal Hasil daripada Kedua Orangtua Normal

R rr rr
r rr rr

Mutagen pada Retinoblastoma

Mutagen atau yang dikenal sebagai agen mutasi adalah setiap hal yang apat
menyebabkan mutasi. Mutagen dapat menyebabkan sel normal menjadi sel kanker. Mutasi

11
dapat digambarkan sebagai perubahan urutan nukleotida DNA. Hal ini terjadi secara spontan
atau diinduksi oleh linkungan. Bahan mutagen pada lingkungan seperti terdapat pada limbah
pada air, udara maupun makanan. Dimana bahan mutagen dibedakan menjadi mutagen kimia,
fisika dan biologi.7

Mutagen kimia adalah agen mutasi berupa bahan kimia.Mutagen ini dapat
menyerupai basa nitrogen pada DNA normal,tetapi mereka tidak tepat berpasangan selama
replikasi DNA. Mutagen ini mempunyai kemampuan untuk menyusup di antara basa nitrogen
sehingga dapat mengganggu replikasi DNA.2

Mutagen fisika adalah agen mutasi berupa bahan fisika. Fisika yaitu berupa sinar
gelombang pendek ( sinar ultraviolet dan sinar-sinar radiasi seperti sinar alfa, beta, dan
gamma).8 Mutagen fisika ada yang dapat menimbulkan reaksi pengionan dan ada juga yang
tidak. Reaksi pengionan umumnya terjadi karena sumber radiasi mengandung energi yang
sangat besat. Misalnya, radiasi yang sangat dari unsur -unsur radioaktif seperti uranium,
radium , kobal, sinar X dan sinar kosmetik. Jika radiasi pengion tersebut mengenai molekul
DNA, maka rantai DNA akan terurai. Akibatnya, rantai DNA tersebut tidak dapat
menjalankan fungsinya dalam sintesis protein.7 Sinar ultraviolet umumnya tidak
menyebabkan reaksi pengionan. Namun, energi dari sinar ultraviolet tersebut akan diserap
oleh purin dan pirimidin sehingga atom-atomnya menjadi lebih reaktif (elektonnya
menggalami eksitasi). Akibatnya, rantai ganda DNA menjadi kacau dan menghalangi
replikasi. Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet tersebut adalah kanker
kulit.8

Mutagen biologi adalah agen mutasi berupa virus dan bakteri,mutagen ini dapat
menyebabkan mutasi pada berbagai makhluk hidup. Pada saat sel melakukan perbanyakan
maka virus akan mengubah susunan materi genetika (DNA) sel yang diserang sehingga
menyebabkan kerusakan pada sel dan jaringan. Demikian juga toksin yang dihasilkan oleh
bakteri yang menimbulkan kelainan.2

Mutasi dan Jenis-Jenis Mutasi

Mutasi adalah peubahan materi genetik yang dapat diwariskan dan memunculkan
bentuk-bentuk alternatif gen apapun. Yang mutasi gen dan apapula mutasi kmorosom.
Kesalahan apapun yang terjadi selama replikasi gen di dalam molekul DNA, baik yang

12
berupa insersi (penambahan ), delesi (pengurangan ) dapat menimbulkan terjadinya mutasi.
Mutasi secara garis besar dibedakan ada mutasi titik (point mutation), dan mutasi ‘frame
shift’. Mutasi titik terjadi akibat adanya substitusi basa pada gen yang mengkode suatu
polipeptida sehingga dapat menyebabkan terjadinya mutasi missense, nonsense ataupun
mutasi silent. Mutasi missense mengakibatkan penggantian satu kodon sense oleh kodon
sense lainya sehingga mengubah asam amino yang dikodekan pada posisi tersebut. Mutasi
nonsense dapat disebut mutasi yang menyebabkan sintesis prostein berhenti belum pada
waktunya sehingga polipeptida yang dihasilkan akan lebih pendek dari normal. Mutasi diam
(silent mutation) adalah perubahan dalam sekuens kodon yang tidak merubah asam amino
yang di kodenya. Dan pada bagian jenis mutasi yang terakhir adalah mutasi ‘frame shift’
dimana mutasi ini terjadi akibat adanya insersi (penambahan) dan delesi (pengurangan) basa
atau nukleotida di dalam daerah pengkode pada suatu gen.7

Kesimpulan

Retinoblastoma merupakan suatu kelainan genetik yang dapat terjadi baik pada
kromosom x (wanita) atau pun kromosom y (pria) yang dapat disebabkan oleh kelainan
genetik, dimana kelaianan yang di wariskan langsung oleh kedua orangtua dan dapat
menyebabkan kematian karena bersifat letal dominan. Tetapi pada kasus kedua orangtua yang
memiliki kondisi normal dan tidak terpaut dengan heterozigot tetapi memiliki anak/
keterunan yang menderita retinoblastoma maka dapat dikatakan anak tersebut menderita
retinoblastoma hasil mutasi gen oleh mutagen yang ada dilingkungan sekitar baik dari udara,
makanan, air dan radiasi.

Dengan demikian suatu kelainan pewarisan atau penyakit diderita sejak lahir dapat
karena pewarisan dari orangtua atau kelainan karena mutasi gen oleh mutagen. Oleh sebab itu
sebaiknya penting untuk menjaga kesehatan, mulai dari lingkungan sekitar seperti udara yang
berasal dari luar dan yang bersalah dari dalam tubuh seperti makanan penting untuk dijaga
terlepas untuk calon orangtua yang menderita kelainan dan orang tua yang tidak menderita
kelainan atau normal. Bagaimanapun suatu kelainan atau penyakit dapat diwariskan atau
berasal dari mutagen.

13
Daftar pustaka

1. Acton A. Retinoblastoma: new insights for the healthcare professional. Georgia:


ScholarlyEditions; 2012: p.24-60.

2. Botchan M, Grodzicker T, Sharp PA. DNA tumor viruses: control of gene expression
and replication. New York: Cold Spring Harbor Laboratory; 2008.

3. Wariyono S, Muharomah Y. Pewarisan sifat. Dalam mari belajar ilmu alam sekitar 3.
Jakarta: PT. Gramedia; 2008. h. 72-89.

4. Abdurahman D. Biologi: kelompok pertanian dan kesehatan. Edisi ke 1. Jakarta:


Grafindo Media Pratama; 2008.

5. Botchan M, Grodzicker T, Sharp PA. DNA tumor viruses: control of gene expression
and replication. New York: Cold Spring Harbor Laboratory; 2008.

6. Susan L, William D. Schaum's Genetika. 4 th ed. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007:


p.66-73.

7. Aryulina D, Muslim C, Manaf S, Winarni EW. Biologi. 3 rd ed. Jakarta: Penerbit


Erlangga; 2006: p.191-207.

8. Permono, Bambang. Buku ajar hematologic-onkologi anak. Jakarta: Badan Penerbit


IDAI; 2006.

9. Yuwono T. Biologi molekular. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006: h.122-37.


10. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Ed 27. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006: h.325-91.
11. Stansfield WD, Colome JS, Cano RJ. Molecular and cell biology. New York: The McGraw-
Hill Companies; 2003: p.75-96.
12. Anna Poedjiadi. Dasar-dasar biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia; 2005: h.143-
59.
13. Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 4th ed. New York: W.H. Freeman
& Co; 2004: p.344-79.

14

Anda mungkin juga menyukai