Anda di halaman 1dari 31

PANCASILA SEBAGAI

DASAR NEGARA
Slide Master

• SECARA YURIDIS, KEDUDUKAN PEMBUKAAN UUD 1945 LEBIH


TINGGI DARI PADA UUD 1945 KARENA PEMBUKAAN UUD 1945
: MERUPAKAN POKOK KAIDAH FUNDAMENTAL NEGARA
INDONESIA BERSIFAT ABADI, TIDAK DAPAT DIUBAH OLEH
SIAPAPUN

• KRONOLOGI PERUMUSAN PANCASILA sbg DASAR NEGARA


Tindak lanjut Janji Jepang, tanggal 29 April 1945 Dikeluar kan
MAKLUMAT ttg : Pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) / DOKURITSU
ZYUMBI TYOOSAKAI Tugasnya : Menyelidiki segala sesuatu
mengenai persiapan kemerdekaan Indonesia
PENGESAHAN PANCASILA
sbg DASAR NEGARA
Sidang PPKI yang Pertama tanggal 18 Agustus 1945
menghasilkan rumusan penting : Mengesahkan UUD
Negara RI dengan jalan :
• Menetapkan Piagam Jakarta dengan beberapa
perubahan sebagai Pembukaan UUD Negara RI,
• Menetapkan Rancangan Hukum Dasar dengan
beberapa perubahan yang kemudian dikenal dengan
UUD 1945
• Memilih Presiden dan Wakil Presiden Indonesia,
• Membentuk Komite Nasional Indonesia sebagai Badan
Musyawarah Darurat.
KEDUDUKAN dan FUNGSI
PANCASILA
1. Sebagai Pandangan Hidup Bangsa:
Rumusan isi Pancasila sudah
mencerminkan apa yang menjadi jiwa
bangsa dan kepribadian hidup bangsa
Indonesia.
(Para tokoh nasionalis menuangkan
idu-ide muatan Dasar Pancasila yang
diambil dari kehidupan sehari-hari bangsa
Indonesia sendiri)
KEDUDUKAN dan FUNGSI
PANCASILA
2. Sebagai Ideologi :
Tap MPR RI no. XVIII/MPR/1998 pasal 1
Pancasila adalah dasar negara Kesatuan
RI yang harus dilaksanakan secara
konsisten dalam kehidupan
bernegara.(Disimpulkan bahwa selain
sebagai dasar negara, Pancasila juga
sebagai Ideologi Nasional Indonesia)
KEDUDUKAN dan FUNGSI
PANCASILA
3. Sebagai Dasar Negara/ grund norm : Menurut Teori
JENJANG NORMA oleh HANS KELSEN : Dasar
negara berkedudukan sebagai norma dasar grund
norm dari suatu negara (Norma Fundamental Negara).
Maka Pancasila menempati norma hukum tertinggi
dalam suatu negara.Pendapat senada oleh Prof. Hamid
S. Attamimi : Pancasila adalah cita hukum yang
menguasai hukum dasar negara, baik tertulis maupun
tidak tertulis. Cita hukum mengarahkan hukum kepada
cita-cita masyarakat
KEDUDUKAN dan FUNGSI
PANCASILA
lanjutan......Pancasila sebagai Dasar
Negara:
Pancasila merupakan norma dasar
bernegara yang menjadi sumber, dasar,
landasan norma, serta memberi fungsi
konstitutif dan regulatif bagi penyusunan
hukum-hukum negara
Pancasila Dasar Negara
Hubungannya dgn Pembukaan
UUD45
. Pancasila Sebagai Ideologi
Negara
• PenerimaanPancasila sebagai konsensus
(kesepakatan) politik, nilai-nilai culture
• Piagam Jakarta
dansistematikaPancasilaolehBadanPenyel
idik dalamsidangnyakeduatanggal 14-16
Juli 1945
• Pancasilasebagaidasarnegara yang
sekaligus ideology negara
ProsesPerumusanPancasila

Rumusan Akhir Pancasila, ditetapkan tgl 18 Agustus 1945,


sbb :
• Ketuhanan Yang Maha Esa
• Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab • Persatuan
Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan
dalam permusyawaratan /perwakilan
• Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia
Bangsa Indonesia bertekad bahwa Pancasila sebagai dasar
negara tidak dapat dirubah oleh siapapun, termasuk oleh
MPR hasil pemilu. (Tap MPRS No. XX/MPRS/1966, jo Tap
MPR No.XVIII/MPR/1988 dan Tap MPR No.III/MPR/2000).
Pancasila
PANCASILA:
• Ketuhanan Yang MahaEsa
• Kemanusiaan Yang AdildanBeradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan Yang ipimpinoleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
• KeadilanSosialBagiSeluruh Rakyat
Indonesia
ProsesPerumusanPancasilaS
ebagaiDasar Negara
BPUPKI telah mengadakan sidang 2 kali,
yaitu :
• Sidang Pertama, tgl 29 Mei s.d. 1 Juni
1945 (dikemukakan usul dan pendapat
oleh anggota BPUPKI mengenai Dasar
Negara dan Rancangan UUD).
• Sidang Kedua, tgl 10 s.d. 17 Juli 1945.
Lanjutan....
Ir. Soekarno, tgl. 1 Juni 1945 mengusulkan sbb :
• Kebangsaan Indonesia
• Internasionalisme atau peri kemanusiaan
• Mufakat atau demokrasi
• Kesejahteraan Sosial
• KeTuhanan yang berkebudayaan.
Mr. Muhammad Yamin, pada tgl. 29 Mei 1945 menyampaikan sebagai
berikut:
• Peri Kebangsaan
• Peri Kemanusiaan
• Peri Ketuhanan
• Peri Kerakyatan
• Kesejahteraan Rakyat.
Mr Soepomo,
Pada tgl. 31 Mei 1945 menyampaikan
usulan sbb :
• Paham Negara Kesatuan
• Perhubungan Negara dengan Agama
• Sistem Badan Permusyawaratan
• Sosialisasi Negara
• Hubungan antar Bangsa
Panitia Kecil pada sidang PPKI, tgl. 22 Juni
1945
Proses Perumusan Pancasila
• Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemeluk-pemeluknya.
• Kemanusiaan yang adil dan beradab
• Persatuan Indonesia
• Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
• Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Paniti kecil bertugas untuk menggolong-golongkan dan memeriksa
catatan-catatan tertulis selama sidang.
Ketua : Ir. Soekarno
Anggota : 1) Drs. Mohammad Hatta, 2) Mr. Muhammad Yamin, 3) Mr. A.
Subardjo, 4) Mr. A.A. Maramis 5) K.H. A. Kahar Moezakkir, 6) K.H.A Wachid
Hasjim, 7) Abikusno Tjokrosujoso, 8) H. Agus SalimPanitia Kecil atau panita 9
(sembilan) yang pada akhirnya menghasilkan Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Penjabaran Pancasila dalam UUD 45 dan
Kebijakan Negara

INDIKATOR
• Mampu menyimpulan bahwa Pancasila sebagai dasar negara
Republik Indonesia dengan memberikan berbagai rasionalitas.
• Menunjukkan hasil pembelajaran melalui analisis pemahaman
Pancasila yang hidup dalam setiap tata peraturan
perundang-undangan yang ada di Indonesia.
• Mampu mengidentifikasi nilai-nilai Pancasila apa saja yang hidup
atau menjiwai tata peraturan tersebut.
• Menguasai pengetahuan tentang hubungan Pancasila dengan
Pembukaan UUD NRI Tahun 1945, dalam pasal UUD 1945, dan
Implementasi Pancasila dalam pembuatan kebijakan negara .
Kedudukan Pembukaan UUD
1945
• Pembukaan UUD 1945, merupakan sumber motivasi
dan aspirasi, tekad dan semangat bangsa Indonesia,
serta cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakkan
dalam lingkungan nasional maupun internasional.
Pembukaan UUD 1945 dijadikan norma fundamental.
• Rumusan kata dan kalimatnya tidak boleh diubah oleh
siapapun, termasuk MPR hasil pemilu. Penguba-han
Pembukaan UUD 1945 berarti pengubahan esen-si cita
moral dan cita hukum yang ingin diwujudkan dan
ditegakkan oleh bangsa Indonesia.
Kedudukan pembukaan dalam hubungannya
dengan pasal-pasal 1945

• Hubunganya dengan tertib hukum Indonesia, maka Pembukaan


UUD 1945 mempunyai kedudukan yang terpisah dari pasal-pasal
UUD 1945. Sebagai Pokok Kaidah Negara yang fundamental,
Pem-bukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan lebih tinggi
daripada pasal-pasal UUD 1945.
• Pembukaan UUD 1945 merupakan tertib hukum tertinggi dan
mempunyai kedudukan lebih tinggi.
• Pembukaan merupakan Pokok Kaidah Negara fundamental yang
menentukan adanya UUD Negara tersebut (sumber hukum dasar).
• Pembukaan UUD 1945, mengandung pokok-pokok pikiran yang
akan diwujudkan dalam pasal-pasal UUD 1945.
Makna yang terkandung
Pembukaan 1945
• Alinea Pertama, antara lain : Keteguhan bangsa
Indonesia dalam membela kemerdekaan melawan
penjajah dalam segala bentuk.
• Alinea Kedua, antara lain : Kemerdekaan yang dicapai
oleh bangsa Indonesia adalah melalui perjuangan
pergerakan dalam melawan penjajah.
• Alinea Ketiga, antara lain : Motivasi spiritual yang luhur
bahwa kemerdekaan kita adalah berkat rahmat Allah
Yang Mahakuasa
• Alinea Keempat, antara lain : Adanya fungsi dan
sekaligus tujuan negara Indonesia, Disusun dalam UUD,
Berkedaulatan Rakyat dan Dasar Negara Pancasila.
Pokok Pikiran Pembukaan UUD
1945

• Negara persatuan
• Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia
• Negara berkedaulatan rakyat
• Negara berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa berdasarkan kemanusiaan
yang adil dan beradab
HubunganPembukaandengan
Pasal UUD 1945
• Bahwa pokok-pokok pikiran Pembukaan UUD 1945, merupakan ”—
suasana kebatinan dari UUD Negara Indonesia serta mewujudkan
cita hukum yang menguasai hukum dasar negara, baik tertulis
maupun tidak tertulis”—

• Pembukan UUD 1945 mempunyai hubungan langsung dng


pasal-pasal UUD 1945, karena mengandung pokok-pokok pikiran
yang dijabarkan lebih lanjut dalam pasal-pasal UUD 1945.

• Pembukaan UUD 1945, memuat dasar falsafah negara Pancasila


dan Batang Tubuh UUD 1945 yang merupakan satu kesatuan yang
tidak dapat dipisahkan, bahkan hal ini menjadi rangkaian kesatuan
nilai dan norma yang terpadu
Ketuhanan YME dalam Pasal
UUD 1945
• Ketuhanan Yang Maha Esa menjadi sumber pokok nilai-nilai
kehidupan bangsa Indonesia, menjiwai dan mencari serta
membimbing perwujudan kemanusiaan yang adil dan beradab,
Penggalangan Persatuan Indonesia yang telah membentuk Negara
Kesatuan Indonesia yang telah berdaulat penuh, yang bersifat
Kerakyatan dan dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan guna mewujudkan Keadilan social
bagi seluruh Rakyat Indonesia. Hakikat pengertian di atas sesuai
dengan:
Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi:
• “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa…”
• Pasal 29 UUD 1945
• Pasal 28 E UUD 1945
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
dalam Pasal UUD 1945
Kemanusiaan yang adil dan beradab ialah kesadaran sikap dan perbuatan
yang didasarkan kepada potensi budi nurani manusia dalam hubungan dengan
norma-norma dan kesusilaan umumnya, baik terhadap diri sendiri, sesama
manusia maupun terhadap alam dan hewan. Manusia adalah makhluk pribadi
anggota masyarakat dan sekaligus hamba Tuhan. Hakekat pengertian di atas
sesuai dengan : Pembukaan UUD 1945 alinea pertama: “ Bahwa
sesungguhnya Kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu,
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan…”.
Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya secara pokok-pokok dalam pasal UUD
1945:
• Pasal 28
• Bab XA (Pasal 28A – J)
• Pasal 29
• Pasal 31
• Pasal 32
Persatuan Indonesia dalam Pasal UUD 1945
Persatuan Indonesia adalah perwujudan dari faham kebangsaan Indonesia
yang dijiwai oleh Ketuhanan Yang Maha Esa, serta kemanusiaan yang adil
dan beradab. Karena itu faham kebangsaan Indonesia tidak sempit
(chauvinistis), tetapi menghargai bangsa lain. Nasionalisme Indonesia
mengatasi faham golongan, suku bangsa serta keturunan. Hal ini sesuai
dengan:
alinea IV Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi : “Kemudian daripada itu
untuk membentuk suatu Pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi
segenab bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia…”.
Penjabarannya dalam pasal UUD 1945.
• Pasal 1 ayat (1) = NKRI
• Pasal 27 ayat 3
• Pasal 30 ayat (1)
• Pasal 35 = Bendera Negara
• Pasal 36 = Bahasa negara
• Pasal 36A = Lambang Negara • Pasal 36B = Lagu kebangsaan
Kerakyatan yg dipimpin oleh Hikat
Kebijaksanaan dlm permusyawaratan/perwakilan
dlm Pasal UUD 45 Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan berarti, bahwa
rakyat dalam melaksanakan tugas kekuasaannya ikut dalam
pengambilan keputusan-keputusan.
Sila keempat ini merupakan sendi asas kekeluargaan masyarakat,
sekaligus sebagai asas atau prinsip tata pemerintahan Indonesia
sebagaimana dinyatakan dalam: Alinea ke IV Pembukaan UUD 1945; “
maka disusunlah Kemerdekaan kebangsaan Indonesia, yang
berkedaulatan rakyat..”
Selanjutnya dapat penjabarannya secara pokok-pokok dalam
pasal-pasal UUD 1945.
• Pasal 1 ayat 2
• Pasal 1 ayat 3
• Pasal 3 ayat (1,2,3)
Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat
Indonesia dalam Pasal UUD 1945
Hakekat keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
dinyatakan dalam :
Alinea ke II Pembukaan UUD 1945 yang berbunyi: “ Dan
perjuangan kemerdekaan kebangsaan Indonesia …..
Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil
dan makmur”.
Selanjutnya dapat dilihat penjabarannya dalam pasal-pasal
UUD 1945.
• Pasal 33 = perekonomian negara
• Pasal 34 = kesejahteraan sosial
Kelima Sila Pancasila
merupakan Satu Kesatuan
• Pancasila susunannya adalah majemuk tunggal (merupakan satu
kesatuan yang bersifat organis), yaitu:
• Terdiri dari bahagian-bahagian yang tidak terpisahkan.
• Masing-masing bagian mempunyai fungsi dan kedudukan tersendiri
• Meskipun berbeda tidak saling bertentangan, akan tetapi saling
melengkapi,
• Bersatu untuk mewujudkannya secara keseluruhan,
• Keseluruhan membina bagian-bagian,
• Tidak boleh satu silapun ditiadakan, melainkan merupakan satu
kesatuan. Bentuk susunannya adalah hirarkis piramidal (kesatuan
bertingkat dimana tiap sila dimuka, sila lainnya merupakan basis)
LANJUTAN....

Pancasila yang bentuk susunannya hirarkis – pyramidal


adalah sebagai berikut:
• Sila Pertama; meliputi dan menjiwai sila kedua, sila
ketiga, sila keempat dan sila kelima.
• Sila Kedua : diliputi dan dijiwai sila pertama, meliputi dan
menjiwai sila ketiga, sila keempat dan sila kelima.
• Sila Ketiga : diliputi dan dijiwai sila pertama, sila kedua,
meliputi sila keempat dan sila kelima.
• Sila Keempat: diliputi dan dijiwai sila pertama, sila
kedua, sila ketiga dan meliputi sila kelima.
• Sila Kelima : diliputi dan dijiwai oleh seluruh sila-sila
Pedoman dalam Implementasi Pancasila dalam kebijakan
negara

TAP MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber


Hukum danTata UrutanPeraturan
Perundang-undangan Substansi :
1. Tata urutan peraturan perundang-undangan;
2. Lembaga Negara yang berwenang menguji
undang-undang terhadap Undang-Undang
Dasar;
3. Lembaga Negara yang berwenang menguji
peraturan perundang-undangan di bawah
undang-undang terhadap undang-undang.
Lanjutan....

Hasil Kajian:
Dengan telah terbentuknya 3 (tiga) undang-undang yang mengatur 3
(tiga) substansi utama dalam TAP MPR RI No. III/MPR/2000, yaitu:
• UU Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan yang di dalamnya diatur tentang Tata Urutan
Peraturan Perundang-undangan;
• UU Nomor 24 Tahun 2003 tentang MK yang mengatur bahwa
kewenangan menguji UU terhadap UUD dilakukan oleh MK; dan
• UU Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU Nomor 14
Tahun 1985 tentang MA yang menegaskan bahwa kewenangan
menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang
terhadap undang-undang dilakukan oleh MA; maka Ketetapan ini
tidak berlaku lagi.
Diskusikanlah tema berikut ini !

1. Bagaimana menjadikan Pancasila berperanan sebagai


ideologi bangsa dan negara dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara?
2. Bagaimanakah Pancasila – pasal UUD 45 dalam
implementasinya ke dalam Pembuatan kebijakan
Negara?
3. Bagaimana penjabaran Pancasila untuk menentukan
kebijakan Negara dalam bidang : 1) Sosial, 2) Ekonomi,
3) Budaya & 4) Hankam/keamanan

Anda mungkin juga menyukai