Anda di halaman 1dari 2

Museum Sunan Giri

Museum Sunan Giri diresmikan pada Tgl 9 Maret 2002 bersamaan dengan Hari Jadi
Kota Gresik. Museum ini didirikan dengan dilatar belakangi oleh besarnya tinggalan
arkeologi dan history yang ada di Kabupaten Gresik yang berada di alam maupun
masyarakat. Sementara saat itu tidak ada pusat informasi dan edukasi tentang
sejarah purbakala Kabupaten Gresik yang dapat memberikan informasi dan
melindungi data sejarah purbakala yang di miliki Kabupaten Gresik, hingga saat ini
Museum Sunan giri terus berbenah dan memperkaya koleksi yang baru berjumlah
50-an dari periode Klasik, perkembangan awal Agama Islam dan kolonial.

Sajadah

Fragmen sajadah ini berasal dari situs kubur Sunan Giri di Desa Giri,
Kecamatan Kebomas, Kabupaten Gresik. Fragmen sajadah tersebut saat ini
menjadi koleksi unggulan Museum Sunan Giri Kabupaten Gresik. Sajadah ini
merupakan sajadah yang dipergunakan Sunan Giri dalam melaksanakan
sholat menurut data faklor. Fragmen sajadah ini memiliki warna dasar merah
dengan motif tumbuhan yang dibentuk dengan warna kuning, coklat dan
putih. Berdasar teknik pengerjaannya dapat dipastikan bahwa fragmen
sajadah tersebut berasal dari Timur Tengah. Fragmen sajadah koleksi
Museum Sunan Giri tersebut berukuran 68cm x 23cm dengan tepian yang
menunjukkan bekas sobekan.

Surban

Surban ini dibuat dengan teknik tenun yang berdasarkan pola hias,
teknik tenun dan bahannya dapat dikelompokkan kedalam jenis kain salami
yang berasal dari Persia. Jenis pewarna yang dipergunakan adalah pewarna
alami yang diantaranya berwarna putih, biru, merah dan coklat yang
membentuk hiasan floral dengan motif yang berukuran kecil-kecil.

Surban tersebut merupakan peninggalan Sunan Giri yang konon


dipakai beliau dalam kesehariannya melaksanakan dakwah, surban ini juga
awalnya disimpan di Masjid Ainul Yaqin Desa Giri, Kecamatan Kebomas,
Kabupaten Gresik.

Anda mungkin juga menyukai