SKIPSI
DISUSUN OLEH:
HERLINDAWATI
NIMKO: 16.11.05.599
PEKANBARU
TAHUN 2020 M
ABSTRAK
Oleh
Herlindawati
Peran kepemimpinan kepala madrasah merupakan faktor penting bagi
keberhasilan lembaga pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan nasional
khususnya pembelajaran. Kepemimpinan yang efektif akan mampu memberi
kontribusi bagi peningkatan perkembangan dan kemajuan kegiatan di suatu
madrasah dalam hal membudayakan membaca al-Qur’an. Disinilah peran penting
kepala madrasah dalam membudayakan membaca al-Qur’an di MTS Miftahul
Ulum Tanjung Kuyo. Sehingga penulis tertarik untuk meneliti peran
kepemimpinan kepala madrasah dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di
MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo. Dengan demikian rumusan masalah yang
penulis kemukakan adalah “Bagaimana peran kepemimpinan kepala madrasah
dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung
Kuyo?”.
Tujuan penelitian ini mengungkapkan peran kepemimpinan kepala madrasah
serta dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum
Tanjung Kuyo. Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan ilmu
pendidikan dan kepemimpinan. Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang diperoleh langsung dari
responden dari peran kepemimpinan kepala madrasah yaitu dengan analisisa data.
Sedangkan uji keabsahan data dilakukan dengan pengamatan dan triangulasi.
Triangulasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber atau
metode.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran kepemimpinan
kepala madrasah dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di MTS
Miftahul Ulum Tanjung Kuyo sudah terlaksana, dibuktikan dengan : setiap hari
senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses belajar mengajar selalu
membaca al- Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at dan sabtu sebelum
memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah, dan selalu
menghafalkan surah-surah serta menyetorkan hafalan kepada guru tahfidz setiap
minggu. Kesimpulan penelitian ini, peran kepemimpinan kepala madrasah
dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung
Kuyo dalam pembinaan peran kepala madrasah sebagai pemimpin, beliau
selalu mengarahkan dan mengambil tindakan sesuai dengan program madrasah
demi mewujudkan visi dan misi madrasah. Dalam wawancara kepala madrasah
melakukan beberapa hal dalam membina membaca al-Qur’an yaitu dengan
kemampuanya yaitu : kepribadian, kemapuan memberi arahan, kemampuan
mengambil keputusan, kemampuan mengambil tindakan, dan kemampuan
komunikasi.
Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Madrasah, Pembinaan membaca al-
Qur’an
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
ABSTRAK .................................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
ii
B. Budaya Membaca Al-Qur’an ............................................................ 27
1. Pengertian Budaya......................................................................... 27
2. Faktor Pendorong dan Penghabat Kebudayaan .............................. 28
3. Budaya Membaca Al-Qur’an ........................................................ 29
A.Kesimpulan ........................................................................................ 61
B. Saran-Saran ...................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iii
KATA PENGANTAR
semoga tetap senantiasa dilimpahkan kepada junjungan dan uswatun hasanah kita,
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari adanya bimbingan,
motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu kami haturkan terima kasih
kepada:
10. Seluruh wakil kepala MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo yang telah membantu
11. Seluruh guru MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo yang telah membantu
12. Seluruh staf karyawan MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo yang telah
13. Seluruh siswa MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo yang telah membantu
14. Semua pihak yang tidak dapat ditulis satu persatu yang telah membantu baik
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga
skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca pada
umumnya.
Penulis
Herlindawati
9
BAB I
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam kehidupan
serta mampu menjadikan diri pribadi yang baik dan bertanggung jawab sehingga
secara efektif dan efesien,perlu didukung oleh sumber daya manusia yang
masalah SDM merupakan topik yang menarik dan senantiasa aktual yang sifatnya
dinamis.Hal ini bukan saja pengembangannya merupakan proses yang tidak pernah
berakhir dan melibatkan semua unsur bangsa,tetapi lebih dari itu,karena disadari
10
pendidikan.
Supriadi dalam buku E.Mulyasa ,bahwa :”erat hubungannya antara mutu kepala
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
untuk menciptakan manusia yang berakhlak mulia dan menjadikan manusia lebih
berkualitas.
øÎ)ur tA$s% /u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s%
ã@yèøgrBr& $pkÏù `tB ßÅ¡øÿã $pkÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur
?y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB w tbqßJn=÷ès
pendidikan.Yang mana Kepala Sekolah salah satu bagian penting dalam struktur
komite sekolah di dalam suatu sekolah baik dari tingkat pendidikan sekolah dasar
dihadapi dan diselesaikan oleh seluruh komponen sekolah.Dalam hal ini peran kepala
sekolah sangatlah penting dalam menyelesaikan persoalan dan kepala sekolah juga
masalah yang dihadapi di sekolah sebagai contoh di Mts Miftahul Ulum Tanjung
kuyo.Kepala sekolah dituntut untuk bisa memecahkan semua masalah yang muncul
di sekolah yang berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar (intra) maupun semua
Salah satu contoh masalah yang dihadapi oleh Mts Miftahul Ulum Tanjung
kuyo adalah masih banyak siswa yang belum lancar dan bisa membaca Al-Quran.
Hal tersebut sangat ironis jika dilihat dari latar belakang sekolaH merupakan
Oleh karena itu, peran kepala sekolah dan guru sangat diperlukan untuk
mengatasi yang mana masih banyaknya siswa Mts Miftahul Ulum yang belum bisa
membaca Al-Quran. Hal tersebut dapat diatasi oleh kepala sekolah dengan
karena Al-Quran merupakan pedoman bagi umat Islam yang mana didalamnya ada
hukum dan aturan yang utama bagi umat Islam dan rahmat yang tiada banding bagi
menjadi petunjuk, pembelajaran bagi siapa saja yang mengimaninya. Dimana Al-
Quran merupakan mukjizat terbesar Nabi Muhammad SAW yang diturunkan oleh
Sudah kita ketahui bersama bahwa setiap muslim mempunyai tanggung jawab
dan berkewajiban untuk mengajarkan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman hidup
seluruh umat manusia yang ada di dunia. Apalagi sedang pesatnya teknologi-
Al-Quran.Anak-anak sekarang lebih suka bermain game dan internet dari pada
huruf Al-Quran yang pada akhirnya Al-Quran hanya dijadikan pajangan hiasan
dengan tujuan pendidikan nasional, pendidikan adalah faktor yang sangat penting
meningkatkan ilmu pengetahuan, iman, dan taqwa kepada tuhan yang maha Esa,
hal ini sejalan dengan undang-undang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun
pelayanan yang cepat, tepat, dan murah. Dengan demikian peran dominasi
diarahkan sebagai fasilitator. Demikian pula halnya dengan kegiatan dan aktifitas
ragam kegiatan yang terjadi di dalam madrasah tersebut selalu bertambah. melihat
dibudayakan dengan sebaik mungkin agar dapat berfungsi secara berdaya guna dan
Untuk itu peran Kepala MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo dituntut
bahwa “kepala madrasah adalah orang yang menentukan titik pusat dan
keberhasilan suatu madrasah, baik atau buruknya madrasah, maju atau mundurnya
madrasah tergantung kepala madrasah, karena kepala madrasah adalah orang yang
Hal ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan islami para siwa dan
siswi semakin berkembang dengan ada nya pembacaan Al-Qur’an setiap pagi nya.
Selain itu pun para siswa dan siswi di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo dapat
melancarkan membaca Al-Qur’an karena ada tadarus setiap pagi nya, serta
Qur’an dan menghimbau para guru untuk selalu mengawasi peserta didik dalam
masuk ke kelas siswa bukan hanya mengawasi tetapi juga ikut serta bertadarus
Hal ini berkaitan dengan ayat atau hadis berikut. Seperti firman Allah
baik bagi pengembangan diri bagi para siswa dan siswi di MTS Miftahul Ulum
Madrasah. kebijakan yang dibuat oleh kepala madrasah ini telah melibatkan seluruh
pihak yang ada disekolah. Oleh sebab itu budaya membaca Al-Qur’an telah berjalan
dengan aturan yang ada yang dikenakan kepada seseorang karena adanya
alasan yang dapat diterima untuk tidak memberlakukan aturan yang berlaku. Hasil
dari keputusan-keputusan yang dibuat secara arif dan bijaksana oleh kepala
diatas maka penulis memfokuskan terhadap poin “ke dua”. Diamana Kepala
daya di madrasah yakni peserta didik dan pendidik dalam rangka meningkatkan
dapat dan mau bekerja dengan baik di madrasah tersebut, indikator peran
dan dilaksanakan secara baik oleh kepala madrasah dalam memimpin sehingga
akan tetapi budaya membaca Al-Qur’an yang ditetapkan oleh madrasah untuk
program unggulan yakni Tahfiz dimana peserta didik harus menghafalkan Al-
Qur’an minimal sebanyak 2 Juz yakni Juz 29 dan 30. Akan tetapi hasil pra-survey
peserta didik masih banyak yang kurang sempurna untuk menghafalkan Al-Qur’an
Membaca Al-Qur‟an adalah kenikmatan yang luar biasa. Seseorang yang sudah
siang. Bagaikan nikmat harta kekayaan di tangan orang yang shaleh adalah
merupakan kenikmatan yang besar, karena dibelanjakan ke jalan yang benar dan
19
atau kegiatan (aktivitas) melihat serta memahami apa yang ada dalam Al-Qur‟an
perantara Malaikat Jibril sampai kepada kita secara mutawatir dan membacanya
Dari data pra survey yang penulis lakukan di MTS Miftahul Ulum
penulis kepada Bapak Hamdan selaku Kepala Tata Usaha di MTS Miftahul Ulum
Tanjung Kuyo beliau menyampaikan bahwa jumlah guru MTS Miftahul Ulum
Tanjung Kuyo jumlah siswa 104 orang dan jumlah kelas 7 kelas dan data dalam
10,00 wib).
Qur'an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo merupakan bagian integral dari
pendidikan agama yang juga merupakan salah satu faktor pembentukan aqidah
mengerti akan kitab sucinya. Program ini termasuk program muatan lokal
untuk siswa-siswi MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo. Dalam program ini,
peserta didik diwajibkan menghafal Al- qur'an itu sendiri minimal 1 - 2 juz
(juz 30 dan juz 29) selama berada di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo, dan
dalamnya, dan mereka juga mempunyai bekal tatkala menjadi imam dalam
Miftahul Ulum Tanjung Kuyo yaitu setiap hari selalu membaca al-qur’an setelah
22
berdoa sebelum memulai proses belajar mengajar, Yakni Setiap hari senin
sampai kamis membaca surah-surah pendek dan setiap hari jum’at dan
budaya membaca Al-Qur'an yang efektif sudah berjalan dengan baik. Jadi dapat
dan tanggung jawab, khususnya yang berkenaan dengan budaya membaca Al-
Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo. Meskipun ada beberapa yang
belum berjalan dengan baik. Dari data pra survey sebagaimana penulis paparkan
B. Penegasan Istilah
maka penulis jelaskan istilah-istilah pokok yang terkandung dalam judul skripsi
sebagai berikut:
1. Peran
Peran adalah “perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat (Departemen Pendidikan Nasional: 2005:69). Jadi
yang dimaksud dengan peran dalam skripsi ini adalah bahwa kepala sekolah
mempunyai peran dan tugas untuk menjadikan sekolah yang dipimpinnya lebih
bermutu, lebih berkembang dan tercapainya tujuan sekolah yang telah ditetapkan
secara bersama-sama.
2. Kepala Sekolah
80). Sedangkan menurut Engkos Mulyasa “kepala sekolah merupakan salah satu
23
personil sekolah yang bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan sekolah dan
berperan menjadikan sekolah yang dipimpinnya lebih baik lagi dan berkualitas.
3. Budaya
Budhaya berasal dari kata Sansekerta yaitu bentuk jamak dari buddhi yang
berarti budi atau akal. Menurut P.J.Zoetmulder, kata budaya itu sebagai
perkembangan dari kata majemuk budi daya yang berarti daya dari budi.
Jadi yang dimaksud dari budaya atau kebudayaan yaitu budi daya dari hasil
A. Permasalahan
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah tersebut , maka dapat
diidentifikasi beban masalah sebagi berikut :
1) Bagaimana Peran kepala madrasah dalam mengelolah sistem membina
dalam budaya membaca al Qur’an di madrasah di MTS Miftahul Ulum Tanjung
Kuyo Pangkalan Lesung Pelalawan?
2) Strategi yang digunakan kepala madrasah dalam membudayakan
pembacaan Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo Pangkalan Lesung
Pelalawan
3) Motivasi Kepala madrasah dalam pembinaan budaya membaca al- Qur’an
di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo Pangkalan Lesung Pelalawan
24
2. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas peneliti membatasi permasalahan
pada “Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam Pembinaan Budaya Membaca
Al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo Pangkalan Lesung Pelalawan”.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut:
1) Bagaimana peran Kepemimpinan Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam
Pembinaan Budaya Membaca Al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo
Pangkalan Lesung Pelalawan?
2) Apa saja Faktor-faktor pendukung dan penghambat Peran Kepemimpinan Kepala
Madrasah dalam Pembinaan Budaya Membaca Al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum
Tanjung Kuyo Pangkalan Lesung Pelalawan?
Pembaca, semoga hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan atau rujukan untuk
melakukan penelitian sejenis atau penelitian lanjutan.
2. Manfaat praktis
Memberi informasi tentang Peran Kepemimpinan Kepala Madrasah dalam
Pembinaan Budaya Membaca Al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo
Pangkalan Lesung Pelalawan.
Adapun yang menjadi alasan penulis dalam memilih judul ini sebagai
berikut :
Qur’an yakni kearah peserta didik untuk meningkatkan kelancaran membaca al-
yakni kearah pendidik atau guru untuk selalu mengawasi peserta didik dalam
telah melakukan program kerja harian ini, meskipun ada beberapa yang belum
telah melakukan program kerja harian ini, meskipun ada beberapa yang belum
proses belajar mengajar, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut.
26
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka Teoritis
1) Pengertian Kepemimpinan
pemimpin dalam memikul tanggung jawab nya secara moral dan legal
bentuk konkret dari jiwa pemimpin. Salah satu dari bentuk konkret itu adalah
sifat trampil dan berwibawa serta cerdas dalam mempengaruhi orang lain untuk
melaksanakan tugas- tugas yang merupakan cita cita dan tujuan yang ingin
2) Kepala Madrasah
Kepala sekolah atau madrsah terdiri dari dua kata yaitu kepala yang
surat pengangkatan atau surat keputusan dari badan yang lebih tinggi
2000:60). Selain itu pula Kepala Sekolah juga bisa diartikan sebagai
seorang te naga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu
terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang
3) Gaya Kepemimpinan
anggotanya untuk merealisasi visinya. Menurut Harold W.B dan James A.D,
(Wirawan: 2013:351).
(Purwanto2009:2009:48-51) :
(Purwanto2009:2009:50).
4) Model Kepemimpinan
Dengan kata lain, tidak ada seorang pemimpin yang dapat berhasil
terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu sebagai: Educator (Pendidik),
arah. Kepala madrasah sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang
sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan
keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi
pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan (Mulyasa: 2012:115).
berkomunikasi.
sifat: (1) jujur, (2) percaya diri, (3) tanggungjawab, (4) berani mengambil resiko
dan keputusan, (5) berjiwa besar, (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan
(Mulyasa: 2012:115).
kependidikan (guru dan non guru), (2) memahami kondisi dan karakteristik
meningkatkan kepemimpinannya.
2012:115).
2012:115).
lisan dengan peserta didik, (4) berkomunikasi secara lisan dengan orang
berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik
(Zakiyah Drajat:1985:6).
Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditunjukan untuk mencapai
Kuncono: 2006:12).
34
1. Pengertian Budaya
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar (M. Syukri: 2015:1). Sistem
budaya merupakan wujud yang abstrak dari kebudayaan. Menurut Taylor, kebudayaan
atau pun yang disebut peradaban, pemahaman perasaan suatu bangsa yang
bertingkahlaku mantap, pikiran, perasaan, dan reaksi yang diperoleh dan terutama
materi, pusat esensi kebudayaan terdiri atas cita-cita atau paham, dan terutama
mudah berubah.
individu yang sukar menerima unsur- unsur perubahan terutama generasi yang
1) Faktor Intern
a) Perubahan Demografis. Perubahan demografis disuatu daerah biasanya
cenderung terus bertambah akan mengakibatkan terjadinya
perubahan diberbagai sektor kehidupan.
b) Konflik Sosial. Konflik sosial dapat mempengaruhi terjadinya
perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
c) Bencana Alam. Bencana alam yang menimpa masyarakat dapat
mempengaruhi perubahan contoh bencana longsor, masyarakat akan
dievakuasi dan berpindah tempat ke tempat yang baru.
d) Perubahan Lingkungan Alam. Disebabkan kebudayaan mempunyai
daya adaptasi dengan lingkungan setempat.
2) Faktor Ekstrern.
a) Perdagangan. Perdagangan-perdaganagan besar selain berdagang juga
memperkenalkan budaya mereka pada masyarakat setempat sehingga
terjadilah perubahan budaya dengan percampuran budaya yang ada.
b) Penyebaran Agama. Masuknya unsur-unsur budaya agama Hindu
dari India, Atau sebagainya.
c) Peperangan
yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar (M.Syukri: 2015). Dengan
kata lain budaya sangat berpengaruh dengan minat seseorang. Ditinjau dari segi
bahasa, minat adalah “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu, gairah,
36
Aktivitas membaca adalah aktivitas yang paling banyak dilakukan selama belajar
untuk mendapatkan ilmu pengetahuan tidak ada cara lain yang harus dilakukan
Al- Qur’an adalah lafal berbahasa Arab yang diturunkan kepada Nabi
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah
yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam.
Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (Q.S. al-Alaq :
1-5). ( Depag RI:342).
Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini
mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus diucapkan
sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus- kamus bahasa, arti kata
Al-Qur'an atau kitab suci sebelumnya) dan juga suatu kitab yang merupakan
himpunan karya manusia atau dengan kata lain bukan bersumber dari
Allah.
macam salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an
berarti “ bacaan” atau yang dibaca. Pendapat ini beralasan bahwa Al-Qur’an
38
adalah bentuk masdar dari kata Qara’a- Yaqra’u artinya “membaca”. Al- Qur
‘an dalam arti membaca ini dipergunakan oleh ayat- al- Qur’an sendiri,
w õ8ÌhptéB ¾ÏmÎ/ y7tR$|¡Ï9 @yf÷ètGÏ9 ÿ¾ÏmÎ/ ÇÊÏÈ ¨bÎ) $uZøn=tã ¼çmyè÷Hsd ¼çmtR#uäöè%ur
ÇÊÐÈ #sÎ*sù çm»tRù&ts% ôìÎ7¨?$$sù ¼çmtR#uäöè% ÇÊÑÈ
Artinya : “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al Quran
karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas
tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan
(membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai
membacakannya maka ikutilah bacaannya itu” (QS. al- Qiyamah 75:
16-18) ( Depag RI:242).
mentadabburi Al- Qur'an dan menghapalnya dengan baik dan benar sesuai
mereka juga mempunyai bekal tatkala menjadi imam dalam sholat berjama'ah ataupun
berdialog dengan Tuhan. Oleh karena itu diperlukan kebiasaan membaca al-Qur’an
dengan menggunakan adab yang baik dan sopan di hadapan-Nya. Banyak adab
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan dalam lokasi MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo.
B. Jenis penelitian
Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian lapangan, penelitian lapangan. Namun
penulis dalam penelitian ini terlebih dahulu penulis akan memaparkan jenis
dan sumber data yang akan dipakai dalam penelitian. Dilihat dari sifatnya,
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu
menghubungkan antara variabel satu dengan variabel yang lain (Sugini: 2007:11).
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, metode adalah cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu untuk menggunakan fikiran secara seksama untuk
41
mencapai tujuan (Cholid. Narbuko: 1997: 2). Adapun menurut Sutrisno Hadi
(Suaharsimi: 2010:15).
bahwa metode penelitian adalah ilmu yang membahas tentang cara-cara yang
digunakan dalam mengadakan penelitian. Jadi metode merupakan suatu acuan, jalan
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka,
Moleong:2017:135).
adalah metode pengumpulan data dengan cara Tanya Jawab antara seseorang
42
dengan orang lain secara sistematis atas dasar penelitian. Interview ada 5
macam yaitu :
a) Wawancara Bebas
Wawancara bebas adalah proses wawancara dimana interviewer tidak
secara sengaja mengarahkan Tanya- jawab pada pokok-pokok
persoalan dari focus penelitian dan interviewer (orang yang
diwawancarai).
b) Wawancara Terpimpin
Wawancara yang menggunakan panduan pokok-pokok masalah
yang diteliti.
c) Wawancara Bebas Terpimpin
sekaligus dua orang pewawancara atau lebih menghadapi dua orang atau
sendiri.
tujukan kepada dewan guru dan peserta didik di MTS Miftahul Ulum
2. Metode Observasi
peneliti terlibat dengan kegiatan sehari- hari orang yang sedang diamati
3. Metode Dokumentasi
tertulis tentang data jumlah guru-guru, jumlah kelas, jumlah siswa dan
dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu, pada saat
berikutnya (Suginio:2007:337).
Setelah data diolah maka langkah selanjutnya, adalah menganalisis dengan
penelitian.
Berdasarkan pendekatan ini maka penulis akan rinci secara khusus tentang
trianggulasi ada empat macam yaitu trianggulasi alat atau metode, trianggulasi
data.
data.
BAB IV
VISI
Unggul dalam berprestasi berdasrkan iman dan taqwa dan berakhlakul karimah
MISI
3. Profil Sekolah
PROFIL
MTs. MIFTAHUL ULUM TANJUNG KUYO
KEC.PANGKALAN LESUNG KAB.PELALAWAN
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
Tanpa adanya guru pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik dan terarah,
yang akhirnya hasil pembelajaran tidak sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Lesung Kabupaten Pelalawan juga memiliki beberapa guru yang merupakan lulusan
48
berbagai perguruan tinggi, sekolah lanjutan atau sederajat. Adapun jumlah guru di
Kabupaten Pelalawan secara keseluruhan adalah 19 orang terdiri dari guru PNS,
Komite, Tetap Yayasan dan guru honor, sedangkan tena kependidikan/ TU terdiri
kebersihan 1 orang.
Untuk lebih jelasnya tentang keadaan guru yang mengajar dan pegawai
Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan pada tahun ajaran 2019/2020 dapat dilihat
1. Table. IV
2. Table. IV
sebagai berikut:
6. Tabel IV
Jumla
No Sarana Pendukung Belajar h Yang
Luas M2 Ada
RINGAN
RUSAK
RUSAK
BERAT
BAIK
JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7
B. PENYAJIAN DATA
1) Kepribadian
Hal ini juga sejalan dengan wawancara dengan 4 orang guru tahfidz,
mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi stabil dalam membina
dan teladan atau kepribadian beliau patut untuk dicontoh setiap warga
bertanggungjawab beliau yaitu beliau juga ikut andil mengawasi peserta didik
2) Memberi Arahan
menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk meningkatkan
memberi arahan yaitu beliau selalu menerima masukan, saran, kritik dari
arahan kepada setiap guru dan peserta didik bahwa membaca al-Qur’an
3) Mengambil Tindakan
untuk mewujudkan visi dan misi” (Wawancara: 20 April 2020: 9.30 Wib).
Hal ini juga sejalan dengan wawancara dengan 4 orang guru tahfidz,
dimadrasah.
Hal ini juga dikuatkan dengan observasi kelas selama penulis penelitian
tindakan dalam budaya membaca al-Qur’an yaitu peserta didik wajib untuk
membaca al-Qur’an setiap hari senin sampai dengan kamis dan membaca
dzikir almatsurah setiap hari jum’at sampai sabtu, selalu dilakukaan setiap
53
d. Mengambil Keputusan
Hal ini juga sejalan dengan wawancara dengan 4 orang guru tahfidz,
e. Komunikasi
Hal ini juga sejalan dengan wawancara dengan 4 orang guru tahfidz,
oleh kepala madrasah ialah dengan komunikasi lisan dengan guru dan
tersebut.
B. PEMBAHASAN
harus jujur, percaya diri dan lain sebagainya, (E. Mulyasa:115) adapun
teori lain bahwa kepribadian adalah prilaku yang terkait dengan, apa,
56
guru tahfidz pun mengatakan bahwa kepala MTS Miftahul Ulum Tanjung
pagi.
ikut mengawasi dan memberi arahan kepada setiap guru dan peserta
pertam dimulai.
madrasah.
Qur’an. Hal tersebut juga diperkuat oleh teori yang dipaparkan bahwa
madrasah (E. Mulyasa: 115) selain itu Kepala Sekolah adalah pemimpin
membaca al-Qur’an setiap hari senin sampai dengan kamis dan membaca
dzikir almatsurah setiap hari jum’at sampai sabtu, selalu dilakukaan setiap
Lazaruth: 2000:60).
visi dan misi yang telah ditetapkan oleh madrasah tersebut. Dengan kata
pada saat ujian kompetensi peserta didik sudah hafal dan tidak
jauh berbeda dari teori yang dipaparkan diatas. Bahwa komunikasi yang
visi dan misi yang telah ditetapkan oleh madrasah tersebut. Yaitu
muslimah yang shaleh dan shalehah. Dengan kata lain kepala madrasah
PENUTUP
A. Kesimpulan
dalam pembinaan budaya membaca al-Qur’an di MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo
sesuai dengan program madrasah demi mewujudkan visi dan misi madrasah, hal ini
dibuktikan dengan : setiap hari senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses
belajar mengajar selalu membaca al-Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at dan
sabtu sebelum memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah,
dan selalu menghafalkan surah-surah serta menyetorkan hafalan kepada guru tahfidz
setiap minggu.
mewujudkan visi dan misi madrasah. Dalam wawancara kepala madrasah melakukan
beberapa hal dalam membina membaca al-Qur’an yaitu dengan kemampuanya yaitu :
memberi arahan, dalam memberi arahan kepala madrasah selalu melihat kondisi
mengambil tindakan untuk mewujudkan visi dan misi madrasah yaitu dengan
digunakan oleh kepala madrasah ialah komunikasi lisan baik dengan guru dan peserta
B. Saran
1. Kepada bapak Tarmadi Kepala MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo lebih
maupun dirumah.
2. Kepada guru MTS Miftahul Ulum Tanjung Kuyo khusus nya guru
KEPUSTAKAAN
Abdul Karim, (2011), Ilmu Sosisal Budaya Dasar, Jakarta : PT. Citra Aditiya
Bakti.
Agustaman Hamdan, (2017), Hasil Wanwancara Kepala Tata Usaha, MTs Negeri
2 Bandar Lampung,
Cholid Narbuko dan Abu Ahmadi, (1997), Metodelogi Penelitian, Jakarta: Bumi
Aksara.
Edi Setyawati, (2010), Budaya Indonesia Kajian Antropologi, Seni, dan Sejarah,
Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.
E. Mulyasa.(2012). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Joko Tri Prasetiya, (2004), Ilmu Budaya Dasar, Jakarta : Rineka Cipta.
Kholis. Ridho, (2010), Ilmu Sosial dan Budaya Dasar, Jakarta : Kencana PMG.
M. Tholhoh. Hasan, (2003), Islam dan Masalah Sumber Daya Manusia, Jakarta :
Lantabora Press.
Sutrisno Hadi, (1997), Statistik Jilid II, YP Fak. Psikologi UGM, Yogyakarta.
membaca al-Qur’an ?
al-Qur’an ?
Qur’an ?
madrasah ?
3. Menurut ibu sebagai guru Tahfiz, apasajakah strategi atau tindakan yang
dimadrasah ?
ALAT
A. Kepribadian
Wawancara dan Obsevasi Kepala Madrasah
E. Komunikasi
Observasi Kepala Madrasah
NO PRIHAL KETERANGAN