Akustik 3
Akustik 3
3 Maret 2020
α
α
Perlakuan bunyi di dalam ruang
Reader is disturbed
Reader is happy
-Egan, 1972-
Perlakuan bunyi di dalam ruang
Near field: area dekat sumber
bunyi, jaraknya 1 panjang
gelombang dari frek bunyi
tersebut
Reverberant field: area dekat
bidang batas
Free field: berada diantara near
field dan reverberant field
Ideal untuk mengukur bunyi
-Mediastika, 2005-
Perlakuan bunyi di dalam ruang
-Egan, 1972-
Perlakuan bunyi di dalam ruang
Karena ada bidang batas, maka perhitungan SPL kurang tepat, sehingga
perhitungan menggunakan sound power level (PWL)
-Mediastika, 2005-
Prilaku bunyi vs material
-Egan, 1972-
Prilaku bunyi vs material
-Egan, 1972-
Material penyerap bunyi
-Egan, 1972-
• Pori-pori
menyerap
bunyi
sesuai frek
yang
datang
-Egan, 1972-
• Gelombang bunyi
menimpa panel,
pael ikut bergetar
& meneruskan
getaran ke ruang
berisi udara di
belakangnya
• Penyerapan bunyi
maksimum terjadi
saat panel
beresonansi karena
memiliki frekuensi
bunyi = gelombang
bunyi datang
-Egan, 1972-
• Helmholtz
resonator
• Rongga digunakan
untuk menangkap
bunyi yang masuk,
sesuai dengan frek
bunyi yang datang
-Egan, 1972-
-Egan, 1972-
-Egan, 1972-
-Egan, 1972-
-Egan, 1972-
-Egan, 1972-
Perhitungan absorpsi
-Egan, 1972-
Material absorpsi
-Egan, 1972-
Waktu dengung
-Doelle, 1972-
-Egan, 1972 ; Mediastika, 2005-
0.05
Feet
Feet.2sabin
-Egan, 1972-
Noise reduction between rooms
NR = IL1 – IL2 (in dB) / NR = SPL1 – SPL2
IL1 = tingkat kebisingan pada ruangan sumber bunyi (db)
IL2 = tingkat kebisingan pada ruangan penerima/ penderita bunyi (db)
NR tidak sama dengan TL
-Egan, 1972-
• Bentuk vs akustik – Kel. Putu
• Echo dan penanggulangannya – Kel. Vanesa
• Cacat akustik auditorium dan Gedung konser &
penganggulangannya – Kel. Marchellino
• Cacat akustik ruang pidato & penganggulangannya – Kel. James