SKRIPSI
Oleh:
NIM : 148114071
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2018
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Nama : Yulius Denis Chrismaaji
Nomor Mahasiswa : 148114071
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas cinta kasih, berkat, ijin
dan penyertaan-Nya yang begitu besar, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Penetapan Kadar Kafein dalam Kopi Bubuk Murni Robusta
Merek “X” dengan Metode High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
Fase Terbalik” sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi demi memperoleh
gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
1. Ibu Aris Widayati, M. Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt. selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Christine Patramurti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing, dosen
penguji, dan pengganti orang tua saya yang telah meluangkan waktunya untuk
memberikan perhatian, bimbingan, masukan, motivasi, kritikan, dan saran
selama proses penelitian hingga berakhirnya skripsi.
4. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, M.Si., Apt. selaku dosen penguji untuk segala
masukan, bimbingan, dukungan, dan saran hingga skripsi ini tersusun.
5. Bapak Florentinus Dika Octa Riswanto, M.Sc. selaku dosen penguji untuk
segala masukan, bimbingan, dukungan, dan saran hingga skripsi ini tersusun.
6. Ibu Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku Dosen Pembimbing
Akademik atas bimbingannya selama ini.
7. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan
semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Laboran Laboratorium Kimia Instrumentasi (Mas Bimo dan Pak Ketul), Kimia
Organik (Pak Parlan), dan Kimia Analisis (Mas Kunto) Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma yang dengan baik hati membantu, menemani, dan
mendukung proses penelitian di laboratorium.
9. Kedua orang tuaku Bapak Antonius Supardi Hadiwikamto, Ibu Theophila
Tutiningsih, dan kakak-kakakku Yohanes Ardi Chrismawan, Margarita Imma
Chrismasari dan Yokhebed Dian Kumala yang selalu memberikan segala
kasih, cinta, nasehat, doa, dukungan, semangat dan suka cita setiap waktu.
10. Rekan istimewa pada penelitian ini, Maria Clara, untuk doa, pengertian, dan
bantuannya sehingga mampu melewati suka-duka proses penelitian untuk
menyelesaikan skripsi.
11. Rekan satu bimbingan “POLIMORFISME” yakni Maria Redita, Chintya
Halim, Yohana Alpionita, Petrus Febrian Widihantoro, Rabulas Nugroho,
Evan Julian, Jasvidianto Chriza, dan Dismas Adi Prabowo. Terima kasih atas
kerjasamanya selama ini.
12. Teman-teman FSM B 2014 terkhusus untuk Felix dan Roma, KONCO
LIMBAD, Angkatan Farmasi 2014, serta sahabat/saudara terkasih yang
mendukung:
Penulis
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
PRAKATA ....................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
INTISARI......................................................................................................... xiii
ABSTRACT ....................................................................................................... xiv
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
METODE PENELITIAN ................................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 7
KESIMPULAN ................................................................................................ 18
SARAN ............................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 19
LAMPIRAN ..................................................................................................... 21
BIOGRAFI PENULIS ..................................................................................... 58
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
INTISARI
Kopi merupakan minuman yang dikenal dengan kandungan kafein yang
tinggi. Sebagian besar orang mengkonsumsi kopi untuk mengembalikan energi
yang hilang dan meningkatkan kewaspadaan sehingga dapat memberikan sensasi
terjaga lebih lama, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan akan menimbulkan efek
samping seperti gelisah dan insomnia. Keputusan Kepala Badan POM
No.HK.00.05.23.3644 tentang Ketentuan Pokok Pengawasan Suplemen Makanan,
menetapkan bahwa batas konsumsi kafein maksimum adalah 150 mg/hari atau 50
mg/sajian. Penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa kadar kafein dalam
sampel kopi bubuk murni robusta merek X” tidak melebihi batas konsumsi
maksimum yang telah ditentukan.
Penelitian ini bersifat non-eksperimental deskriptif. Senyawa kafein dapat
ditentukan kadarnya menggunakan metode HPLC fase terbalik. Sistem HPLC yang
dipakai dalam penelitian ini menggunakan komposisi fase gerak campuran
aquabidestilata : metanol (50:50), fase diam oktadesil silika C18, kecepatan alir 1,0
mL/menit dan detektor UV 272 nm.
Berdasarkan analisis hasil yang dilakukan, diperoleh bahwa rata-rata kadar
kafein dalam kopi bubuk murni robusta merek “X” yaitu (23,488 + 0,528)
mg/kemasan atau jika dibuat dalam persen (b/b) yaitu (1,174 + 0,026) %. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kadar kafein dalam kopi bubuk murni robusta
merek “X” memenuhi syarat yang berlaku yaitu batas konsumsi kafein maksimum
50 mg/sajian atau 150 mg/hari.
Kata kunci: kopi bubuk murni robusta, kafein, HPLC fase terbalik, penetapan kadar.
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
Coffee is a kind of beverage that contains high caffeine substance. Most
people consume coffee to obtain more energy and increase their alertness, so coffee
will make them stay awake much longer. In the other hand, coffee will cause some
side effects if people drink it excessively. Too much coffee triggers anxiety and
insomnia. Based on No.HK.00.05.23.3644, the maximum daily dosage of caffeine
is 150 mg/day or 50 mg/serving. The aim of this research is to ensure the level of
caffeine in “X” brand robusta coffee not exceeds the maximum dosage caffeine
allowed.
This research was a non-experimental descriptive. The level of caffeine
can be assayed using reversed phase HPLC method. The HPLC method applied
uses a mixture of methanol : aquabidestilata (50:50) as a mobile phase, octadecyl
silica C18 as a stationary phase, flow rate 1,0 mL/min, and UV detector at
wavelength 272 nm.
The result shows that average of caffeine level contained in “X” brand
robusta coffee was 23,488 + 1,056 mg/sachet or 2,349 + 0,106 % w/w. Based on
this result, caffeine level in “X” brand robusta coffee meets the requirements of
maximum caffeine consumption limit which is 50 mg/serving or 150 mg/day.
Key words: robusta coffee powder, caffeine, reversed phase HPLC, assay.
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENDAHULUAN
Kopi merupakan sejenis minuman yang berasal dari hasil seduhan biji kopi
yang telah disangrai dan dihaluskan menjadi bubuk (Maramis et al., 2013).
Minuman kopi dikenal memiliki kandungan kafein yang tinggi. Dari tahun ke tahun
kopi menjadi minuman yang sangat digemari banyak orang. Penikmat kopi
biasanya meminum kopi 3-4 kali dalam satu hari (Maramis et al., 2013). Ada
banyak jenis kopi yang beredar di pasaran, tetapi secara umum yang terbesar adalah
jenis arabika dan robusta (Tarigan et al., 2015). Di Indonesia kopi robusta
merupakan jenis kopi yang paling banyak dibudidayakan dan lebih disukai karena
memiliki aroma yang lebih lembut dan sedikit asam (Anonim, 2014 b; Anonim,
2015 b).
Kafein merupakan salah satu jenis alkaloid dari golongan metilxantin yang
banyak ditemukan pada kopi, biji kokoa, kacang kola, dan daun teh (Gatebe, 2014).
Pada manusia, kafein dapat mengembalikan energi yang hilang dan meningkatkan
kewaspadaan. Oleh karena itu, kopi akan memberikan sensasi terjaga lebih lama
(Nour and Trandafir, 2010). Efek tersebut timbul karena adanya stimulasi pada
sistem syaraf pusat (Aly, 2013). Selain itu, efek samping yang ditimbulkan jika
mengkonsumsi kafein secara berlebihan dapat menyebabkan gugup, gelisah,
tremor, insomnia, hipertensi, mual, dan kejang (Arwangga et al., 2016).
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penetapan kadar kafein dalam kopi bubuk murni robusta merek “X”
dilakukan menggunakan metode High Performance Liquid Chromatography
(HPLC) fase terbalik. Sistem HPLC dipilih karena memiliki daya pisah baik, peka,
kolom dapat dipakai kembali, dan dapat digunakan untuk menganalisis molekul
besar dan kecil (Harmita, 2015). Analisis kafein dapat dilakukan menggunakan
HPLC fase terbalik yang terdiri dari fase gerak bersifat lebih polar daripada fase
diamnya (Snyder et al., 2010, Chowdhury et al., 2012). Berdasarkan jurnal
penelitian oleh Nour and Trandafir (2010), dilakukan analisis kandungan kafein
pada soft drink dan minuman berenergi menggunakan metode HPLC fase terbalik.
Pada penelitian ini juga digunakan metode HPLC fase terbalik.
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
METODE PENELITIAN
Bahan
Sampel kopi bubuk robusta murni merek “X”, metanol, kloroform (p.a.
grade) (Merck), aquabidestilata, baku kafein (sertifikat analisis working standart,
no. 17/03/WS/014, USP), kalium ferosianida, seng asetat, dan natrium hidroksida.
Instrumentasi
Metode
Penetapan kadar kafein dalam kopi bubuk murni robusta merek “X”
dengan sistem HPLC fase terbalik dilakukan menggunakan hasil optimasi oleh
Kurniawan (2017) yaitu fase gerak metanol : aquabidestilata (50:50) dan kecepatan
alir 1,0 mL/menit pada kondisi isokratik. Kromatogram direkam pada 272 nm
dengan jangka waktu 5 menit. Volume injeksi sejumlah 20 µL. Sampel yang dipilih
adalah kopi bubuk murni robusta merek “X” yang diperoleh dari salah satu
swalayan di Yogyakarta. Sampel yang digunakan sebanyak dua puluh kemasan
dengan nomor batch yang sama, dilakukan enam kali replikasi, dan dibuat duplo
pada setiap replikasi, yaitu dilakukan pemipetan sampel sebanyak dua kali.
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembuatan pelarut
Larutan intermediet kafein 1000 µg/mL diambil sejumlah 75, 100, 125,
150, 175, dan 200 µL dalam microtube. Masing-masing larutan seri diencerkan
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sampel yang digunakan yaitu kopi bubuk murni robusta merek “X”
sebanyak dua puluh kemasan. Pada masing-masing sampel kopi ditimbang satu per
satu dan dicari bobot rata-ratanya. Perhitungan bobot rata-rata sampel kopi ini
didapatkan dengan mengikuti cara keseragaman bobot seperti yang tercantum pada
Farmakope Indonesia V (2014). Sampel kopi yang sudah ditimbang, dihaluskan
hingga menjadi serbuk halus yang homogen.
Sampel yang sudah berupa serbuk halus ditimbang sebanyak kurang lebih
2 gram secara saksama dan dilarutkan dengan air panas 150 mL di dalam gelas
beaker. Sebanyak 1 mL larutan sampel kopi dimasukkan ke microtube dan
dilakukan duplo. Kemudian ditambahkan larutan seng asetat dan kalium ferosianida
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis kualitatif
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis kuantitatif
Larutan sampel yang telah dibuat, diinjeksikan pada sistem HPLC dengan
fase diam C18, fase gerak berupa campuran metanol dan aquabidestilata (50:50),
detektor UV pada panjang gelombang yang telah diperoleh yaitu 272 nm dengan
volume injeksi 20 µL.
Analisis hasil
Pemilihan sampel
Sampel yang digunakan adalah kopi bubuk murni jenis robusta yang
beredar dipasaran dengan nomor batch yang sama. Pengambilan sampel dari
nomor batch yang sama untuk mendapatkan kriteria homogenitas karena
diasumsikan bahwa sampel dengan nomor batch sama setiap sampel memperoleh
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perlakuan yang sama pada saat proses produksi. Selain itu, bubuk kopi yang akan
dianalisis, digerus terlebih dahulu untuk mendapatkan ukuran partikel yang kecil
sehingga memiliki homogenitas yang tinggi. Kriteria lainnya yang harus dipenuhi
yaitu representatif, yakni sampel yang dianalisis benar-benar mencerminkan
populasi yang diwakilinya, yaitu dengan menggunakan dua puluh kemasan, enam
kali replikasi, dan dilakukan duplo pada setiap replikasi. Pengambilan sampel
dilakukan dari berbagai titik yang berbeda.
Keseragaman bobot dilakukan pada dua puluh kemasan kopi bubuk murni
robusta sebagai tahap awal identifikasi untuk mengetahui keseragaman
kandungannya. Berdasarkan Farmakope Indonesia V (2014) untuk sediaan obat
berupa serbuk, hasil penimbangan dua puluh bungkus sampel, penyimpangan
penimbangan satu per satu terhadap bobot isi rata-rata tidak boleh lebih dari 15%
tiap dua bungkus dan tidak lebih dari 10% tiap delapan belas bungkus.
Dari hasil pengujian keseragaman bobot yang diperoleh tidak ada satu
kemasan pun yang menyimpang dari persyaratan keseragaman bobot. Hal ini
menunjukkan bahwa dari dua puluh kemasan bubuk kopi murni robusta memiliki
keseragaman bobot yang baik.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kromofor
Auksokrom
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.500
1
2.000
1
1.500
1
Abs.
1.000
0.500
0.000
225.00 240.00 260.00 280.00 300.00 325.00
nm.
Gambar 2. Spektrum serapan maksimum kafein konsentrasi 25, 30, dan 50 µg/mL
dalam pelarut metanol : aquabidestilata (50:50)
Keterangan:
= Konsentrasi 25 µg/mL
= Konsentrasi 30 µg/mL
= Konsentrasi 50 µg/mL
Berdasarkan Gambar 2 terlihat bahwa serapan maksimum kafein dalam
pelarut metanol adalah 272 nm. Secara teoritis, serapan maksimum kafein adalah
273 nm (Moffat et al., 2011). Pergeseran panjang gelombang yang terjadi pada
kafein adalah 1 nm, sehingga panjang gelombang maksimum yang diperoleh pada
penelitian ini dapat diterima karena menurut Snyder (2010), disebutkan bahwa
pengujian panjang gelombang maksimum dapat digunakan jika jika serapan
maksimum tersebut tepat atau dalam batas 3 nm dari panjang gelombang yang
ditentukan.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
konsentrasi baku yang digunakan. Parameter linearitas suatu kurva baku ditentukan
dengan nilai koefisien korelasi (r) lebih besar dari 0,99 (AOAC, 2013).
Enam seri konsentrasi yang dibuat untuk pembuatan kurva baku yaitu 75,
100, 125, 150, 175, dan 200 µg/mL, diinjeksikan ke sistem HPLC dan dibaca oleh
detektor pada panjang gelombang 272 nm. Dilakukan tiga kali replikasi untuk
setiap seri konsentrasi dengan tujuan untuk mendapatkan nilai (r) yang terbaik.
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10000000
9000000 y = 44609.736x - 646024.400
8000000 r = 0,9959
7000000
6000000
AUC
5000000
4000000
3000000
2000000
1000000
0
0 50 100 150 200 250
Konsentrasi baku kafein (µg/mL)
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah kopi bubuk murni
robusta merek “X”. Pada sampel kopi terdapat kandungan bahan-bahan koloid yang
mempunyai bobot molekul besar seperti tanin, protein, dan lemak yang dapat
menyumbat kolom, sehingga perlu dilakukan preparasi sampel. Hal ini bertujuan
untuk menghilangkan senyawa-senyawa dalam sampel kopi bubuk murni robusta
yang mungkin dapat mengganggu analisis kuantitatif dengan metode HPLC.
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dianalisis tidak rusak dan berkurang kadarnya selama proses ekstraksi (Moffat et
al., 2011).
Analisis kualitatif
Pada penelitian ini juga dilakukan teknik spiking untuk memperkuat analisis
kualitatif, yaitu dengan menambahkan baku kafein ke dalam sampel. Dengan
menggunakan teknik ini dapat diketahui pada kromatogram, pada sekitar menit ke-
2,482; AUC hasil spiking yang didapat lebih besar daripada AUC sampel maupun
AUC standar. Dari kromatogram dapat dilihat bahwa AUC untuk baku kafein
sebesar 3027324, AUC untuk sampel kopi sebesar 7058402, dan AUC untuk
spiking sebesar 10572523. Kromatogram hasil uji kualitatif ditunjukkan pada
Gambar 6.
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C
Gambar 6. A: Kromatogram standar kafein konsentrasi 75 µg/mL, B: kromatogram
sampel, C: kromatogram hasil spiking standar kafein konsentrasi 75 µg/mL
Keterangan: Fase gerak metanol : aquabidestilata (50:50), fase diam oktadesil silika C18,
kecepatan alir 1,0 mL/menit, panjang gelombang pengamatan 272 nm
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Analisis kuantitatif
Penetapan kadar kafein dalam ekstrak kopi bubuk murni merek “X”
dihitung berdasarkan hasil validasi metode penetapan kadar kafein dalam kopi
bubuk murni yang dilakukan oleh Clara (2018) yaitu menggunakan sistem HPLC
fase terbalik dengan komposisi fase gerak campuran aquabidestilata : metanol
(50:50), fase diam oktadesil silika C18, kecepatan alir 1,0 mL/menit dan detektor
UV 272 nm. Melalui tahap validasi diperoleh parameter-parameter validasi yang
telah memenuhi syarat meliputi selektivitas, spesifisitas, linearitas, akurasi, presisi,
dan rentang.
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Penikmat kopi biasanya meminum kopi 3-4 kali dalam satu hari, sehingga
jika dilihat dari enam sampel kopi bubuk yang telah diteliti mempunyai jumlah
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kafein yang masih dalam batas wajar atau tidak melebihi dosis lazimnya, yaitu 150
mg/hari.
KESIMPULAN
SARAN
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Agung, S., 2017. Validasi Metode Bioanalisis Kafein dalam Sampel Darah Orang
Jawa dengan Metode Kromatotografi Cair Kinerja Tinggi Fase Terbalik.
Universitas Sanata Dharma.
Aly, A.A., 2013. Determination of Caffeine in Roasted and Irradiated Coffee Beans
with Gamma Rays by High Performance Liquid Chromatography. Food
Science and Quality Management., 22, 28–34.
Anonim, 1995. Farmakope Indonesia.
Anonim, 2014 a. Farmakope Indonesia.
Anonim, 2014 b. Kopi Arabika Vs Kopi Robusta,
http://www.specialtycoffee.co.id/kopi-arabika-vs-kopi-robusta/ diakses
tanggal 20 Juli 2017.
Anonim, 2015 a. Kopi, http://www.indonesia
investments.com/id/bisnis/komoditas/kopi/item186? diakses tanggal 5
Maret 2017.
Anonim, 2015 b. Outlook Kopi Komoditas Pertanian Subsektor Perkebunan. Pusat
Data dan Sistem Informasi Pertanian Sekretariat Jendral – Kementrian
Pertanian., 61.
AOAC, 2013. Guideline for dietary supplements and botanicals. Association of
Official Analytical Chemists, 3.
Arwangga, A.F., Asih, I.A.R.A., and Sudiarta, I.W., 2016. Analisis Kandungan
Kafein Pada Kopi di Desa Sesaot Narmada Menggunakan
Spektrofotometri UV-Vis. Jurnal Kimia Universitas Udayana., 10 (1),
110–114.
Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, 2004. Ketentuan pokok
pengawasan suplemen makanan. Kepala Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, 13.
Chowdhury, S.R., Maleque, M., and Shihan, M.H., 2012. Development and
Validation of a Simple RP-HPLC Method for Determination of Caffeine
in Pharmaceutical Dosage Forms. Asian Pharma Press., 2 (1), 1–4.
Gatebe, E., 2014. Determination of Caffein Content of Tea and Instant Coffee
Brands Found in Kenyan Market. African Journal of Food Science., 4(6),
353-358.
Harmita, 2015. Analisis Fisikokimia: Kromatografi.
Kurniawan, J.R., 2017. Optimasi Metode Bioanalisis Kafein dalam Sampel Darah
Orang Jawa dengan Metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Fase
Terbalik. Universitas Sanata Dharma.
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lestari, E.W. and Haryanto, I., 2009. Konsumsi Kopi Masyarakat Perkotaan dan
Faktor-Faktor yang Berpengaruh: Kasus di Kabupaten Jember. Pelita
Perkebunan., 25 (90), 216–234.
Maramis, R.K., Citraningtyas, G., and Wehantouw, F., 2013. Analisis Kafein
Dalam Kopi Bubuk di Kota Manado Menggunakan Spektrofotometri UV-
Vis. Pharmacon Jurnal Ilmiah Farmasi., 2(4), 122-128.
Moffat, A.C., Osselton, M.D and Widdop, B., 2011. Clarke’s Analysis of Drugs
and Poisons.
Nollet, L. M. L., and Toldra, F., 2015. Handbook of Food Analysis.
Nour, V. and Trandafir, I., 2010. Chromatographic Determination of Caffeine
Content in Soft and Energy Drinks Available on the Romanian Market.
Scientific Study and Research., 11(3), 351-358.
Shock, N., 2010. Caffeine Dependence. Behavioral Pharmacology Research Unit.,
1–7.
Snyder, L.R., Kirkland, J.J., and Dolan, J.W., 2010. Introduction to Modern Liquid
Chromatography.
Tarigan, E.B., Pranowo, D., and Iflah, T., 2015. Tingkat Kesukaan Konsumen
Terhadap Kopi Campuran Robusta Dengan Arabika. Jurnal Teknologi dan
Industri Pertanian Indonesia., 7 (1), 12–17.
Widyotomo, S., 2007. Kafein: Senyawa Penting Pada Biji Kopi. Pusat Penelitian
Kopi Dan Kakao Indonesia., 23(1), 44-50.
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.500
1
2.000
1
1.500
1
Abs.
1.000
0.500
0.000
225.00 240.00 260.00 280.00 300.00 325.00
nm.
Keterangan:
= Konsentrasi 25 µg/mL
= Konsentrasi 30 µg/mL
= Konsentrasi 50 µg/mL
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Perhitungan kadar kafein pada enam sampel dengan perlakuan duplo
Persamaan regresi y = 44609,736x - 646024,400
Replikasi sampel I Pengambilan 1
Diketahui y = 5995442
5995442+646024,400
Maka x = = 148,879 µg/mL
44609,736
konsentrasi yang didapat (µg/mL) x volume total sampel (mL)x faktor pengenceran
Kadar (b/b) = berat sampel (g)
22331,895 µg
= 1,9965 g
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Perhitungan kadar kafein dalam empat kali penyajian per hari
Jika dalam satu cangkir terdapat kopi bubuk kurang lebih 2 gram dalam
satu kali sajian, maka jumlah konsumsi kopi dalam satu hari adalah 3-4 kali sajian
dan perhitungan dihitung sebanyak 4 kali sajian.
Replikasi sampel I pengambilan 1
Kadar kafein dalam satu cangkir = kadar kafein (mg/g) x 2 g
= 11,185 mg/g x 2 g
= 22,371 mg
Kadar kafein dalam satu hari = 22,371 mg x 4 = 89,484 mg
Dengan perhitungan diatas maka untuk replikasi sampel I pengambilan 1
hingga replikasi sampel VI pengambilan 2 diperoleh seperti dalam tabel berikut.
Jumlah kafein dalam 1 Kadar kafein dalam
Replikasi
Pengambilan kali penyajian @2 gram 4 kali penyajian
Sampel
kopi bubuk (mg) (mg/hari)
1 22,371 89,484
I
2 23,960 95,834
1 24,628 98,512
II
2 22,860 91,442
1 24,525 98,099
III
2 22,732 90,929
1 24,660 98,640
IV
2 22,107 88,428
1 22,831 91,324
V
2 23,135 92,539
1 25,261 101,044
VI
2 22,794 91,176
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
58