Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

“PENCEMARAN TANAH”

Disusun oleh :

Kelompok 4

1. Annisa Andiani Putri (P21345120012)


2. Fazly Qais Febriyanto (P21345120025)
3. Gita Khairunnisa (P21345120027)
4. Muhammad Raihan Rizky N (P21345120038)

PROGRAM STUDI D-III B KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Karunia Nya sehingga
penyusunan makalah yang berjudul “PENCEMARAN TANAH” dapat selesai tepat pada
waktunya. Adapun maksud penyusunan makalah ini untuk memenuhi tugas
PencemaranLingkungan.

Rasa terima kasih kepada yang terhormat Bapak Agus Riyanto, SKM. MKM dan Ibu
Dr.Wartiniyati SKM, MKes selaku pemnbimbing materi dalam pembuatan makalah ini,
serta semua pihak yang telah mendukug dalam penyusunan makalah. Harapan penulis pada
laporan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan
pengetahuan.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih belum sempurna, maka saran dan
kritik yang konstrukif agar penulis dapat memperbaiki makalah selanjutnya.

Jakarta, 6 Maret 2021

ii
Kelompok 4

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................ii

DAFTAR ISI..............................................................................................................iii

BAB I..........................................................................................................................1

PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................1

1.3 Tujuan...........................................................................................................1

BAB II.........................................................................................................................2

PEMBAHASAN.........................................................................................................2

2.1 Jenis pencemar tanah dan dampaknya.................................................2

2.2 Jenis jenis parameter tanah..............................................................11

2.3 Mekanisme penyebaran pencemarann tanah.......................................14

2.4 Standar kualitas tanah.....................................................................18

2.5 Metode pemeriksaan tanah..............................................................19

BAB III......................................................................................................................23

PENUTUP.................................................................................................................23

3.1 Kesimpulan.................................................................................................23

Daftar Pustaka...........................................................................................................23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pencemarana Tanah berakibat terhadap kesehatan manusia,tata kehidupan, pertumbuhan
flora dan fauna yang berada dalam jangkauan pencemaran, karena tanah menghasilkan
makanan bagi mahluk hidup. Gejala pencemaran dapat terlihat pada jangka waktu singkat
maupun panjang, yaitu pada tingkah laku dan pertumbuhan. Pencemaran dalam waktu relatif
singkat, terjadi seminggu sampai dengan setahun sedangkan pencemaran dalam jangka
panjang terjadi setelah masa 20 tahun atau lebih.
Gejala pencemaran yang terjadi dalam waktu singkat dapat diatasi dengan melihat sumber
pencemaran lalu mengendalikannya. Tanda-tanda pencemaran ini gampang terlihat pada
komponen lingkungan yang terkena pencemaran. Berbeda halnya dengan pencemaran yang
terjadi dalam waktu yang cukup lama. Bahan pencemar sedikit demi sedikit berakumulasi.

1.2 Rumusan Masalah


1) Apa saja jenis pencemar tanah dan dampak dampaknya
2) Sebutkan jennies parameter fisikan, kimia dan biologi
3) Jelaskan mekanisme penyebaran pencemaran tanah
4) Jelaskan standar kualitas tanah
5) Jelaskan metode pemeriksaan tanah

1.3 Tujuan
1) Mmampu menyebutkan jenis pencemar tanah dan dampak dampaknya
2) Mampu menyebutkan jennies parameter fisikan, kimia dan biologi
3) Mampu menjelaskan mekanisme penyebaran pencemaran tanah
4) Mampu menjelaskan standar kualitas tanah
5) Mampu menjelaskan metode pemeriksaan tanah

1
BAB II
PEMBHASAN

2.1 Sumber sumber dan Dampak Pencemaran Tanah


A. SUMBER PENCEMAR ALAMIAH
Telah kita ketahui pengertian dari pencemaran tanah, dimana pencemaran dapat terjadi jika
ada suatu zat yang masuk kedalam tanah secara berlebihan yang membuat tanah bereaksi.
Jika bicara mengenai pencemaran tanah, maka yang akan terfikir adalah dari mana sumber
pencemaran itu berasal, sehingga kita bisa memperkirakan dampak yang akan terjadi akibat
cemaran yang ada dan solusi apa yang akan dilakukan terhadap tanah yang tercemar. Salah
satu sumber pencemaran tanah adalah sumber pencemar yang berasal dari aktivitas alam atau
yang disebut sumber pencemar alamiah. Pencemar alamiah adalah pencemaran yang terjadi
karena proses alam. Sumber pencemar alami merupakan istilah untuk menunjuk P
Penyehatan Tanah 61 pencemaran yang dilakukan oleh alam dan di luar campur tangan
manusia seperti akibat letusan gunung berapi, kebakaran hutan, dekomposisi biotik, debu,
dan spora tumbuhan. Pencemaran yang terjadi secara alamiah tidak dapat kita prediksi kapan
aakan terjadi dan seperti apa pencemaran tersebut akan berlangsung. Karna sumber pencemar
ini tidak dapat diukur, maka ketika adanya pencemaran tanah yang terjadi secara alamiah,
maka sulit untuk di batasi bahkan tidak bisa dicegah apabila suatu tanah tercemar karena
kondisi alam. Jenis cemaran alamiah yang terjadi pada tanah tergantung dari aktivitas alam
yang terjadi, sehingga bisa berbagai macam jenis pencemar yang ada, misalnya jenis organik,
an organik maupun radioaktif.
1. Akibat Letusan Gunung Berapi
Salah satu gas pencemar yang di hasilkan oleh gunung berapi adalah SOx. Sebagian
besar pencemaran udara oleh gas belerang oksida (SOx) berasal dari pembakaran bahan bakar
fosil, terutama batu bara. Adanya uap air dalam udara akan mengakibatkan terjadinya reaksi
pembentukan asam sulfat maupun asam sulfit. Reaksinya adalah sebagai berikut: SO2 + H2O
-> H2SO3 SO3 + H2O -> H2SO4 Apabila asam sulfat maupun asam sulfit tersebut ikut
berkondensasi di udara dan kemudian jatuh bersama-sama air hujan sehingga pencemaran
berupa hujan asam tidak dapat dihindari lagi. Hujan asam ini dapat merusak tanaman,
terkecuali tanaman hutan. Kerusakan hutan ini akan mengakibatkan terjadinya pengikisan
lapisan tanah yang subur. Walaupun konsentrasi gas SOx yang terdispersi ke lingkungan itu
berkadar rendah, namun bila waktu kontak terhadap tanaman cukup lama maka kerusakan
tanaman dapat saja terjadi. Konsentrasi sekitar 0,5 ppm sudah dapat merusakan tanaman,
terlebih lagi bila konsentrasi SOx di Udara lingkungan dapat dilihat dari timbulnya bintik-
bintik pada permukaan daun. Kalau waktu paparan lama, maka daun itu akan gugur. Hal ini
akan mengakibatkan produktivitas tanaman menurun. Udara yang telah tercemar SOx
menyebabkan manusia akan mengalami gangguan pada sistem pernapasaannya. Hal ini
karena gas SOx yang mudah menjadi asam tersebut menyerang selaput lendir pada hidung,
tenggorokan dan saluran napas yang lain sampai ke paru-paru. Serangan gas SOx tersebut
menyebabkan iritasi pada bagian tubuh yang terkena.62 Penyehatan Tanah  Lapisan SO2

2
dan bahaya bagi kesehatan SO2 mempunyai pengaruh yang kuat terhadap kesehatan yang
akut dan kronis. Dalam bentuk gas, SO2 dapat mengiritasi sistem pernapasan, pada paparan
yang tinggi (waktu singkat) mempengaruhi fungsi paru-paru. SO2 merupakan produk
sampingan H2SO4 yang mempengaruhi sistem pernapasan. Senyawanya, terdiri dari garam
ammonium polinuklir atau organosulfat, mempengaruhi kerja alveoli dan sebagai bahan
kimia yang larut, mereka melewati membran selaput lendir pada sistem pernapasan pada
makhluk hidup. Aerosol partikulat dibentuk oleh gas ke pembentukan partikel ditemukan
bergabung dengan pengaruh kesehatan yang banyak. Secara global, senyawa-senyawa
belerang dalam jumlah cukup besar masuk ke atmosfer melalui aktivitas manusia sekitar 100
juta metric ton belerang setiap tahunnya, terutama sebagai SO2 dari pembakaran batu bara
dan gas buangan pembakaran bensin. Jumlah yang cukup besar dari senyawa belerang juga
dihasilkan oleh kegiatan gunung berapi dalam bentuk H2S, proses perombakan bahan
organik, dan reduksi sulfat secara biologis. Jumlah yang dihasilkan oleh proses biologis ini
dapat mencapai lebih 1 juta metric ton H2S per tahun. Walaupun SO2 yang dihasilkan oleh
aktivitas manusia hanya merupakan bagian kecil dari SO2 yang ada diatmosfer, tetapi
pengaruhnya sangat serius karena SO2 langsung dapat meracuni makhluk disekitarnya. SO2
yang ada diatmosfer menyebabkan iritasi saluran pernapasan dan kenaikan sekresi mucus.
Orang yang mempunyai pernapasan lemah sangat peka terhadap kandungan SO2 yang tinggi
diatmosfer. Dengan konsentrasi 500 ppm, SO2 dapat menyebabkan kematian pada manusia.
Pencemaran yang cukup tinggi oleh SO2 telah menimbulkan malapetaka yang cukup serius.
Seperti yang terjadi di lembah Nerse Belgia pada 1930, tingkat kandungan SO2 diudara
mencapai 38 ppm dan menyebabkan toksisitas akut. Selama periode ini menyebabkan
kematian 60 orang dan sejumlah ternak sapi. Sulfur dioksida juga berbahaya bagi tanaman.
Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun
dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis SO2 menyebabkan terjadinya
khlorosis. Kerusakan tanaman iniakan diperparah dengan kenaikan kelembaban udara. SO2
diudara akan berubah menjadi asam sulfat. Oleh karena itu, didaerah dengan adanya
pencemaran oleh SO2 yang cukup tinggi, tanaman akan rusak oleh aerosol asam sulfat.
Terkuburnya tanah dan terham batnya pembentukan tanah akibat Erupsi yang berulangulang
pada gunung Merapi (Rahayu dalam Jurnal Pertanian, 2014). Secara umum pada gunung
berapi, toposekuen sepanjang lereng gunung berpengaruh terhadap cuaca, pelapukan dan
pembentukan mineral (Nizeyama et al., 1997). Iklim dan cuaca merupakan factor yang
penting dalam menentukan terbentuknya tanah secara altitudinal (Zehetner et al., 
Penyehatan Tanah 63 2002). Pada elevasi yang lebih tinggi, tingginya curah hujan dan
rendahnya evapotranspirasi (ET) akibat pengaruhdari rendahnya suhu dan tingginya
kelembaban, akan menghasilkan leachingyeng lebih tinggi dan periode kering yang lebih
pendek. Lingkungan yang demikain dapat membentuk tanah andik yangditandai dengan
tingginya kandungan aluminol masif dan retensi pospat yang kuat serta kandungan komplek
Alhumus. Pada elevasi yang lebih rendah, jika pelindianberkurang maka sifat andik tanah
berkurang dan kandungan bahan organic berkurang akibat dekomposisi yang agak intensif
karena suhu lebih tinggi.Erupsi Merapi sejak abad XVI hingga abad XX mengalami
perubahan waktu istirahat dari 71 tahun menjadi 8 tahun, dengan jumlah kegiatan 7
kalimenjadi 28 kali (Bronto 1996; Widiyanto dan A. Rahman, 2008). Hal ini menyulitkan
usaha reklamasi lahan terkena erupsikarena ancamankerusakan kembali lahan yang telah
dipulihkan. Erupsi yang berulang terjadi menyebabkan jugatidak berjalannya. Luapan Aliran
Lahar ke Perkampungan Akibat Penuhnya Sungai oleh Aliran Lahar Saat Erupsi Dampak

3
Erupsi Gunung Meproses terbentuknya tanahkarena terjadi pembaharuan material penutup
lahan. Faktor pembentuk tanah seperti bahan induk, organisme, iklim dan togografi menjadi
tidak bekerja dalam pembentukan tanah akibat erupsi yang terus menerus. Namun demikian
dalam jangka waktu yang tidak panjang, maka pembentukan tanah entisol pada lahan erupsi
Merapidimungkinkan jika tidak mengalami penutupan kembali oleh lahar dingin baru pada
erupsi selanjutnya. Sebab, besaran erupsi gunung Merapi yang tidak selalu sama dan juga
jangkauan kerusakan lahan akibat erupsi dan banjir lahar dingin tidak sama. Merskipun tidak
selalu sama tiap erupsi dalam hal jangkauan dampak atau banyaknya material, namun
membutuhkan antisipasi yang mensiasati siklus beberapa tahunan erupsi. Bagaimanapun,
material pasir yang menutupi lahan menjadi topsoil pada lahan tersebut. Penggunalan lahan
pasiran untuk pertanian, perkebunan atau penghitanan kembali membutuhkan
tumbuhanpionir yang adaptif yang dapat hidup baik pada kondisi tanpa
naungan,sepertitumbuhan C4. Penanaman rumput zoysia natif Merapi lebih responsif dan
dapat hidup pada media pasir tambah tambahan ameliorasi tanah, dan lebih responsif jika
diberi bahanorganik dibandingkan rumput perenial ryegrass yang merupakan rumput C3.
Hilangnya jalanjalan akses ke lahan pertanian dan hilangnya batas, batas kepemilihan lahan.
Kerusakan lahanakibaterupsi sangat bervariasi, termasuk dalam hal ketebalan material
volkanik yang menutupi lahan. Tutupan material volkanik yang tebal baik dari erupsi ataupun
dari lahar dingin menyebabkan batasbatas kepemilikan lahan menjadi kabur dan terkadang
hilang, terutama lahan di bantaran sungai. Hal ini menyulitkan bagi badan pertanahan
nasional dan juga para pemilik lahandalam menentukan batas lahan miliknya. Pemetaan
ulang diperlukan untuk memastikan kepemilikan lahan, terutama area yang dimiliki
pemerintah dan yang dimiliki oleh masyarakat setempat.64 Penyehatan Tanah  Pemerintah
dan warga desa pemilik lahan merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap
pemetaan ulang dan pengukuran kembali kepemilikan lahan. Pemetaan ini dapat membantu
tata guna lahan di area yang terkena dampak erupsi dan lahar dingin gunung Merapi.
Bagaimanapun upaya-upaya seperti penghijauan kembali, penanaman kayu atau upaya
penghutanan kembali pun berkaitan dengan status lahan. Penghijauan kembali yang lebih
efektif adalah dengan menjadikan masyarakat sebagai pelaku utama dapat dilakukan. Hal ini
disebabkan karena telah ada perilaku konservasi, yakni adanya anggapan Merapi bukan
ancaman tapi sebagai sumber kehidupan. Selain itu telah ada kesepakatan diantara
masyarakat dalam mengelola hutan Taman Nasional Gunung Merapi bahwa bila ingin
mengambil atau menebang tanaman, harus menanam dulu dari jenis yang sama minimal 5
pohon (Dephut, 2004). Selama ini penggunaan Taman Nasional Gunung Merapi adalah
dengan memanfaatkan hutan negara sebagai sumber rumput untuk pakan ternak dan kayu
bakar (akasia dan tanaman yang sakit) sebagai bahan pembuatan arang yang dijual di wilayah
mereka. Pengelolaan pada lahan yang dimiliki masyarakat secara individual ataupun
kepemilikan oleh desa membutuhkan pendekatan lain dari lahan milik negara. Teknik
agroforestri dapat digunakan pada upaya pemulihan pada lahanlahan milik warga atau desa,
sedangkan reforestry dapat dilakukan pada lahan milik pemerintah. Penggunaan lahan milik
pemerintah dapat berupa penghutanan kembali menjadi hutan lindung dan kawasan
tangkapan air serta pemulihan biodiversitas kawasan. Teknik agroforestry yang berbasis
tanaman.
2. Kebakaran Hutan

4
Indonesia merupakan negara yang banyak memiliki hutan, banyaknya kebakarn hutan
yang terjadi akan menimbulkan dampak bagi tanah dan kesehatan. Menurut Peraturan
Menteri Kehutanan: kebakaran hutan adalah suatu keadaan dimana hutan dilanda api
sehingga mengakibatkan kerusakan hutan dan atau hasil hutan yang menimbulkan kerugian
ekonomis dan atau nilai lingkungan. Menurut pakar kehutanan, Prof. Bambang Hero Saharjo
Pembakaran yang penjalaran apinya bebas serta mengkonsumsi bahan bakar alam dari hutan
seperti serasah, rumput, ranting/cabang pohon mati yang tetap berdiri, log, tunggak pohon,
gulma, semak belukar, dedaunan dan pohon-pohon. Kebakaran hutan bisa terjadi secara alami
atau disebabkan perbuatan manusia. Kebakaran yang ditimbulkan akibat aktivitas manusia
pun bisa terjadi secara sengaja tau tak sengaja. Kebakaran hutan secara alami banyak dipicu
oleh petir, lelehan lahar gunung api, dan gesekan antara pepohonan. Sambaran petir dan
gesekan pohon bisa berubah menjadi kebakaran bila kondisi hutannya memungkinkan,
seperti kekeringan yang panjang. Di hutan hutan subtropis seperti Amerika Serikat dan
Kanada, sambaran petir dan gesekan ranting pepohonan sering memicu kebakaran. Namun di
hutan hujan tropis seperti Indonesia, hal ini sedikit mustahil. Karena terjadinya petir biasanya
akan diiringi oleh turunnya hujan atau petir terjadi di sepanjang hujan. Sehingga sangat tidak
mungkin menimbulkan kebakaran. Pemicu alamiah lainnya adalah gesekan antara cabang dan
ranting pepohonan. Hal ini pun biasanya hanya terjadi di hutan-hutan yang kering. Hutan
hujan tropis memiliki kelembaban tinggi sehingga kemungkinan gesekan antar pohon
menyebabkan kebakaran sangat kecil. Kebakaran hutan merupakan bencana bagi
keanekaragaman hayati. Tak terhitung berapa jumlah spesies tumbuhan dan plasma nutfah
yang hilang. Vegetasi yang rusak menyebabkan hutan tidak bisa menjalankan fungsi
ekologisnya secara maksimal. Juga menyebabkan hilangnya habitat bagi satwa liar penghuni
hutan. Akibat terjadinya kebakaran hutan banyak melepaskan emisi karbon dan gas rumah
kaca lain ke atmosfer. Karbon yang seharusnya tersimpan dalam tanah hutan dan biomassa
dilepaskan dengan tiba-tiba. Terlebih di hutan gambut, dimana lapisan tanah gambut yang
kaya karbon dengan kedalamannya bisa mencapai 10 meter ikut terbakar. Pengaruh pelepasan
emisi gas rumah kaca ikut andil memperburuk perubahan iklim. Asap yang ditimbulkan oleh
kebakaran hutan berdampak langsung pada gangguan saluran pernapasan. Asap mengandung
sejumlah gas dan partikel kimia yang menggangu pernapasan seperti seperti sulfur dioksida
(SO2), karbon monoksida (CO), formaldehid, akrelein, benzen, nitrogen oksida (NOx) dan
ozon (O3). Material tersebut memicu dampak buruk yang nyata pada manula, bayi dan
pengidap penyakit paru. Meskipun tidak dipungkiri dampak tersebut bisa mengenai orang
sehat
3. Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan salah satu fenomena alam, dalam Bahasa Inggris gempa
bumidisebut dengan Earthquake merupakan sebuah fenomena alam yang berupa getaran yang
terasa hingga ke permukaan Bumi. Terjadinya gempa bumi akibat adanya aktivitas dari
lempeng- lempeng bumi (faktor dari dalam bumi) maupun faktor- faktor yang berasal dari
luar Bumi itu sendiri. Ada banyak faktor yang menyebabkan terjadiya gempa bumi. Gambar
2.5 Gempa bumi Diambil dari prelo.com diunduh pada Bulan Februari 2018 Penyehatan
Tanah 67 Gempa bumi merupakan peristiwa yang bisa terjadi karena disebabkan oleh
berbagai faktor. Maka dari itulah gempa bumi dibedakan menjadi beragai jenis. Berbagai
jenis gempa Bumi antara lain berdasarkan penyebabnya yaitu sebagai berikut:

5
 Gempa bumi tektonik, yaitu gempa bumi yang terjadi disebabkan karena
aktivitas lempeng- lempeng bumi.
 Gempa bumi vulkanik, yaitu gempa yang terjadi akibat adanya aktivitas
vulkanik gunung berapi.
 Gempa bumi runtuhan, yaitu gempa bumi yang disebabkan karena runtuhnya
suatu objek. d. Gempa bumi tumbrukan, yaitu gempa bumi yang disebabkan
karena tabrakan bumi dengan sesuatu, misalnya meteor.
 Gempa bumi buatan yaitu gempa bumi yang timbul karena aktivitas manusia.
4. Banjir dan Tanah Longsor
Banjir dan tanah longsor sudah tidak asing lagi di tengah pembicaraan masyarakat.
Kedua bencana alam tersebut sudah seringkali melanda daerah-daerah yang ada di indonesia.
Bencana-bencana tersebut datang ketika musim hujan mulai datang. Kedatangan bencana
tersebut sangat sering terjadi di lingkungan kita maupun daerah daerah nan jauh di sana.
Kekhwatiran pun terjadi dimana-mana akibat kedua bencana tersebut. baik dalam sektor
ekonomi maupun kesehatan pada masyarakat. Dampak yang terjadi akibat banjir dan longsor
tersebut sangatlah merugikan bagi sektor ekonomi maupun kesehatan. Rumah-rumah
masyarakat dan ruang publik untuk kehidupan serta barang barang berharga yang dimiliki
telah hanyut tergenang air. Hancur lebur akibat datangnya tanah longsor. Selain itu pula
kedatangan banjir dan longsor tersebut dapat menebar penyakit yang akan diderita oleh
masyarakat. Bahkan, bisa menelan ribuan korban jiwa.Dimana ada suatu bencana, disitu pasti
ada penyebab atas kejadian tersebut. Banyak faktor-faktor yang mengakibatkan terjadinya
bencana banjir dan tanah longsor. Dalam bentuk penyebabnya, ada dua faktor yang
menjadikan banjir dan tanah longsor datang, yakni faktor yang terjadi karna alam dan faktor
dari aktivitas manusia itu sendiri. Berikut adalah faktor alamiah penyebab banjir :
a. Hujan Banjir
terjadi karena adanya genangan air dalam jumlah besar. Tentu dalam hal ini, ada kaitannya
dengan hujan, karena sebagian besar air yang ada di daratan berasal dari air hujan. Tidak
semua hujan kita anggap sebagai penyebab terjadinya banjir, akan tetapi hujan yang
mempunyai intensitas tinggi. Banjir akan terjadi jika terjadi hujan deras di suatu daerah yang
sistem drainasenya tidak maksimal. Jadi sebenarnya, jika sistem drainase di suatu daerah
Penyehatan Tanah  dapat berjalan dengan maksimal, tentu banjir tidak akan terjadi.
Khususnya untuk daerah dengan dataran rendah, pengelolaan drainase harus benar-benar
dimaksimalkan karena daerah dataran rendah lebih rawan terjadinya banjir.
b. Gelombang Laut Besar
Ada dua jenis gelombang laut yang dapat menjadi penyebab terjadinya banjir, yaitu
gelombang pasang surut air laut (rob) dan tsunami. Gelombang pasang yaitu gelombang laut
yang terjadi karena adanya gaya tarik matahari dan bulan. Sedangkan tsunami yaitu
gelombang laut yang terjadi karena adanya gempa bumi bawah laut atau letusan gunung
berapi. Dalam hal ini, daerah pesisir merupakan daerah yang menjadi langganan banjir rob
(pasang surut air laut), misalnya jakarta dan semarang. Sedangkan gelombang tsunami
merupakan bencana yang pernah terjadi di Indinesia pada tahun 2004 di Aceh dan sekitarnya.
Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang datang dari laut yang mampu
menghancurkan apa saja yang dilewatinya.

6
c. Pendangkalan atau Sedimentasi Berlebihan pada Sungai
Saluran air yang utama dalam mengalirkan air dari daratan ke lautan adalah sungai. Sungai
dalam mengalirkan air ke laut, juga membawa lumpur dan sedimen. Lumpur tersebut lama
kelamaan akan terakumulasi mengendap di dasar sungai sehingga sungai menjadi dangkal.
Pendangkalan pada sungai yang berlebihan akan menyebabkan sungai mudah meluap dan
mengakibatkan terjadinya banjir. f. Salju Mencair Salju yang mencair bukan hanya masalah
untuk negara-negara bersalju saja, akan tetapi jika salju mencair, maka akan mengakibatkan
terjadinya kenaikan air di berbagai belahan dunia. Pada saat musim panas tiba, salju yang
sudah terakumulasi mencair, mengakibatkan kenaikan air di berbagai tempat penampungan
air. Selain karena musim panas, faktor lain yang dapat dianggap sebagai penyebab terjaidnya
banjir yaitu pemanasan global (global warming). Peningkatan suhu di bumi mengakibatkan
gletser-gletser dan gunung-gunung es mencair. Cairnya lapisan es tersebut menyebabkan
permukaan laut naik sehingga menyebabkan terjadinya banjir di daerah pesisir. i. Angin
Ribut Angin ribut bisa menyebabkan terjadinya banjir karena angin tersebut biasa terjadi
bersamaan dengan angin kencang dan hujan deras. Angin ribut juga dapat menyebabkan
terjadinya storm surge, yaitu kenaikan air laut yang disebabkan karena permukaan air laut
terdorong oleh angin. Storm surge ini bisa menyebabkan terjadinya banjir di wilayah pesisir.
B. SUMBER PENCEMAR BUATAN
Sumber pencemaran tanah buatan atau non alamiah, dimana pencemaran terjadi atau
disebabkan oleh aktivitas yang dilakukan oleh manusia yang dapat menimbulkan dampak
pencemaran terhadap tanah. Kemajuan Ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan
manusia berlomba melakukan aktivitas sesuai dengan era atau zamanya. Manusia dalam
melakukan aktivitasnya pasti membutuhkan sarana atau produkt yang dibutuhkan, untuk
melakukan hal tersebut maka dibutuhkan lahan ataupun sarana. Pada kenyataanya ada
beberapa aktivitas manusia yang menimbulkan efek samping atau berdampak pada
lingkungan salah satunya pada tanah. Menurut Notodarmojo (2013), sumber pencemar tanah
dapat digolongkan menjadi lima sumber yaitu:
1. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk membuang dan
mengalirkan (discharge) zat atau substansi
2. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan yang dirancang untuk mengolah atau
membuang (dispose) zat atau substansi
3. Sumber yang berasal dari tempat atau kegiatan transportasi zat atau substansi
4. Sumber yang berasal dari konsekuensi suatu kegiatan yang terencana
5. Sumber yang berasal dari kegiatan yang menyebabkan adanya jalan masuk bagi air
terkontaminasi masuk ke dalam akifer
Berdasarkan kelima sumber tersebut mari kita uraikan satu-satu dari sumber pencemaran
tanah buatan, agar kita memahami perbedaan dari kelima penggolongan tersebut. Sumber
yang pertama yaitu sumber pencemaran tanah yang berasal dari tempat atau kegiatan yang
dirancang untuk membuang dan mengalirkan (discharge) zat atau substansi, beberapa contoh
sumber pencemar ini antara lain adalah tangki septik, sumur injeksi dan land application.
Sumur injeksi merupakan sumber kontaminan, bila yang diinjeksi adalah air yang
terkontaminasi atau limbah. Injeksi limbah ke dalam lapisan dalam bumi biasanya dilakukan

7
oleh industri minyak, serta panas bumi. Seringkali air limbah terolah atau yang belum terolah
seringkali disemprotkan pada tanah atau tanaman (land aplication), dengan maksud
memanfaatkan mikroorganisme tanah dan tanaman untuk mendegradasi kontaminan organik
yang ada dalam limbah industri atau limbah domestik, jelas kegiatan ini juga merupakan
salah satu sumber pencemar yang potensial mengancam kualitas tanah.

C. CONTOH PENCEMARAN TANAH


Banyak sekali contoh pencemaran tanah yang terjadi di lingkungan sekitar. Kasus-kasus
tersebut adalah contoh pencemaran tanah yang dalam kurun waktu lama akan mengganggu
kesehatan lingkungan.
Pencemaran tanah yang terjadi pun dapat terjadi baik secara alami ataupun disebabkan
campur tangan manusia. Berikut ini adalah contoh pencemaran tanah yang terjadi di
lingkungan sekitar kita.
Sampah

Sampah menjadi contoh pencemaran tanah yang masuk ke dalam kategori permasalahan
pelik di Indonesia. Ribuan ton sampah selalu menjadi bencana yang diproduksi setiap hari. 
Di Indonesia, pengelolaan sampah belum terbilang baik. Hal ini disebabkan sampah yang
digunakan setiap hari belum mendapat banyak perhatian dari masyarakat. Misalnya saja
banyak sampah yang saat proses pembuangannya tidak digolongkan dengan baik berdasarkan
jenisnya.
Sampah yang tidak gampang terurai banyak ditemukan sudah menyatu dengan sampah-
sampah lain. Jenis sampah yang tidak mudah terurai seperti popok, pembalut, kaleng
alumunium, kaca, sol sepatu karet dan styrofoam sangat mudah ditemukan. 
Hal tersebut sudah jelas jika dibiarkan berlama-lama akan menyebabkan pencemaran tanah
yang menimbulkan berbagai dampak seperti wabah penyait, merusak estetika lingkungan,
merusak ekosistem hingga pencemaran udara.

8
Penggunaan Pestisida
Sumber pencemaran tanah yang selanjutnya adalah penggunaan pestisida yang berlebihan.
Penggunaan bahan kimia ini sering dilakukan pada industri pertanian, perkebunan dan
kehutanan.
Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menjadikan pertumbuhan tanaman tidak normal,
merusak ekosistem hingga memunculkan hama baru. 
Penggunaan pestisida yang berlebihan dengan intensitas yang tinggi pun menyebabkan
kesuburan tanah berkurang dan akan merangsak dari lahan pertanian sehingga menyebabkan
tanah di sekitar pun menjadi asam.
Kebocoran Bahan Kimia Industri

Kebocoran bahan kimia industri cukup sering jadi faktor terjadinya  pencemaran tanah.
Contoh pencemaran tanah ini dalam industri skala besar seperti pertambangan, pabrik
produksi dan industri manufaktur dalam waktu yang lama akan membuat bahan kimia
mencemari tanah dan ini harus jadi perhatian.
Namun sayangnya sudah banyak kasus di Indonesia yang tidak mengelola dengan baik
industri tersebut sehingga dapat ditemukan kebocoran yang dapat merusak lingkungan.
Biasanya kebocoran bahan kimia berupa zat seperti timbale, benzene, merkuri, sikoldenia dan
lain sebagainya yang tentu dapat beresiko untuk menimbulkan penyakit pada manusia.
Limbah Buangan Pabrik
Limbah pabrik hampir sama dengan kebocoran bahan kimia industri namun biasanya limbah
pabrik dapat langsung memberikan dampak yang terlihat jelas.
Limbah padat ataupun cair dapat menyebabkan pencemaran tanah bahkan pencemaran
lainnya yang serius dan dapat merugikan banyak pihak. Limbah buangan ataupun kebocoran
limbah dalam skala yang besar dapat menjadi tragedi yang membahayakan.

9
Limbah Rumah Tangga

Limbah yang selanjutnya dapat menjadi contoh pencemaran tanah adalah limbah rumah
tangga. Limbah ini biasanya terjadi karena penumpukan sampah rumah tangga berupa sisa
makanan yang sebenarnya bisa dimanfaatkan.
Belum lagi penggunaan barang yang berlebihan seperti tisu dan plastik, yang akan menjadi
limbah rumah tangga penyebab pencemaran tanah. Bisa dibilang, limbah rumah tangga sering
jadi penyebab pencemaran tanah karena banyak orang yang tidak mempraktikkan konsep 3R
yakni Reduce, Reuse dan Recycle. 
Polutan Radioaktif
Pencemaran tanah dapat dibagi menjadi bio polutan (polutan dari makhluk hidup), aktivitas
pertanian dan perkebunan, limbah urban, limbah buang industri dan polutan radioaktif. 
Polutan radioaktif sendiri merupakan pencemaran tanah yang disebabkan oleh jenis polutan
dan kontaminan. Polutan radioaktif dapat mencemari tanah dengan berbagai zat beracun
seperti radium, thorium, uranium, nitrogen yang dapat masuk ke dalam tanah dan
menimbulkan efek beracun.

D. DAMPAK PENCEMARAN TANAH TERHADAP KESEHATAN DAN


LINGKUNGAN
Pencemaran tanah memiliki dampak yang berbahaya bagi makhluk hidup, mulai dari segi
kesehatan hingga lingkungan. Toksin yang dilepaskan oleh polutan di tanah dapat
berinteraksi dengan ekosistem, baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya
polutan tanah yang mencemari air kemudian memengaruhi ekosistem perairan. Berikut ini
adalah beberapa dampak pencemaran tanah dari segi kesehatan dan lingkungan. Kuy,
disimak! 
1. Kesehatan
Pencemaran tanah menimbulkan berbagai macam masalah kesehatan pada manusia, di
antaranya:

10
 Kanker – Kebanyakan polutan tanah mengandung zat karsinogenik yang dapat
menyebabkan kanker, seperti logam berat.
 Kerusakan Organ – Hal ini juga disebabkan oleh zat polutan tanah yang berbahaya.
Salah satu contohnya seperti kerusakan ginjal yang disebabkan oleh merkuri.
 Bioakumulasi – Bioakumulasi dapat terjadi apabila manusia memakan daging/sayur
yang telah terpapar polutan tanah. Kita harus mewaspadai hal ini karena berujung
pada penyakit kronis laten (tidak disadari).
 Paparan benzene dalam konsentrasi tinggi sering dihubungkan dengan meningkatnya
risiko leukemia dan kanker sel darah lain.
 Polusi tanah yang disebabkan merkuri dapat memicu kerusakan ginjal, kerusakan
saraf, penyakit jantung, dan kerusakan fungsi kekebalan tubuh.
 Paparan timbal pada tanah yang tercemar berdampak buruk pada kesehatan beberapa
organ tubuh, seperti hati, ginjal, limpa, dan paru.
 Polusi tanah yang disebabkan oleh zat arsenik dalam jangka panjang dapat
meningkatkan risiko penyakit diabetes, paru, kardiovaskular, dan kanker kulit.
 Paparan pestisida dan herbisida dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko
penyakit kanker dan masalah sistem saraf atau hormon.
 
2. Lingkungan 
Efek pencemaran tanah terhadap lingkungan dapat mengakibatkan kerusakan ekosistem.
Beberapa dampak lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran tanah ialah;
 Hilangnya Keanekaragaman Hayati – Paparan polutan yang berbahaya dapat
mematikan sejumlah jenis tanaman atau hewan sehingga terjadi kelangkaan spesies.
 Menurunkan Kesuburan Tanah – Hilangnya biota-biota atau mikroflora tanah
dapat menyebabkan tanah menjadi tidak subur seperti sedia kala.
 Perubahan Struktur Tanah – Struktur tanah dapat mengalami perubahan apabila
terdapat polutan yang mematikan komponen penting dalam tanah.

2.2 Parameter Fisika, Kimia dan Biologi


Tanah yang sehat ditentukan oleh faktor fisika, kimia dan biologi tanah sebagai berikut:
1. Kesuburan Fisika
Sifat fisik tanah yang terpenting adalah solum, tekstur, struktur, kadar air tanah, drainase dan
porisitas tanah. Struktur dan tekstur tanah mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara
langsugung. Tanah yang memiliki struktur remah (ringan) pada umumnya menghasilkan laju
pertumbuhan tanaman dan produksi persatuan waktu yang lebih tinggi bila dibandingkan
dengan struktur tanah yang padat. Jumlah dan panjang akar pada tanaman yang tumbuh pada

11
tanah remah umumnya lebih banyak dibandingkan dengan akar tanaman yang tumbuh pada
tanah berstruktur keras. Hal ini disebabkan perkembangan akar pada tanah berstruktur
ringan/remah lebih cepat per satuan waktu dibandingkan akar tanaman pada tanah kompak,
sebagai akibat mudahnya intersepsi akar pada setiap pori-pori tanah yang memang tersedia
banyak pada tanah remah. Pada tanah berpori akar memiliki kesempatan untuk bernafas
secara maksimal, dibandiangkan pada tanah yang keras. Sebaliknya bagi tanaman yang
tumbuh pada tanah yang bertekstur halus seperti tanah berlempung tinggi, sulit
mengembangkan akarnya karena sulit bagi akar untuk menyebar akibat rendahnya pori-pori
tanah. Akar tanaman akan mengalami kesulitan untuk menembus struktur tanah yang padat,
sehingga perakaran tidak berkembang dengan baik. Aktifitas akar tanaman dan organisme
tanah merupakan salah satu faktor utama pembentuk agregat tanah . 168 Penyehatan Tanah 
Sifat tanah ditunjukk dengan warna tanah tersebut. Perbedaan warna permukaan tanah
disebabkan oleh perbedaan kandungan bahan organik dari tanah tersebut. Semakin gelap
warna tanah semakin tinggi kandungan bahan organiknya dan sebaliknya semakin temaikn
terang warna tanah berarti kandungan bahan organiknya rendah. Warna tanah dilapisan
bawah yang kandungan bahan organiknya rendah lebih banyak dipengaruhi oleh jumlah
kandungan dan bentuk senyawa besi (Fe). Di daerah yang mempunyai sistem drainase
(serapan air) buruk, warnah tanahnya abu-abu karena ion besi yang terdapat di dalam tanah
berbentuk Fe2+ . Komponen mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang
secara individu berbeda ukurannya. Menurut ukuran partikelnya, komponen mineral dalam
tanah dapat dibedakan menjadi tiga yaitu; Pasir, berukuran 50 mikron – 2 mm; Debu,
berukuran 2 – 50 mikron dan Liat, berukuran di bawah 2 mikron. Tanah bertekstur pasir
sangat mudah diolah, tanah jenis ini memiliki aerasi (ketersediaan rongga udara) dan drainase
yang baik, namun memiliki luas permukaan kumulatif yang relatif kecil, sehingga
kemampuan menyimpan airnya sangat rendah atau tanahnya lebih cepat kering. Tekstur tanah
sangat berpengaruh pada proses pemupukan, terutama jika pupuk diberikan lewat tanah.
Pemupukan pada tanah bertekstur pasir tentunya berbeda dengan tanah bertekstur lempung
atau liat. Tanah bertekstur pasir memerlukan pupuk lebih besar karena unsur hara yang
tersedia pada tanah berpasir lebih rendah. Disamping itu aplikasi pemupukannya juga
berbeda karena pada tanah berpasir pupuk tidak bisa diberikan sekaligus karena akan segera
hilang terbawa air atau menguap karena tingginya porositas dari tanah berpasir tersebut.
2. Kesuburan Kimia
Kondisi lingkungan akan mempengaruhi sifat kimia tanah. Karena unsur-unsur yang ada
dilingkungan akan mempengaruhi komposisi yang menyusun tanah tersebut. Dengan
mengetahui sifat kimia tanah akan didapat gambaran jenis dan jumlah pupuk yang
dibutuhkan. Pengetahuan tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan
gambaran reaksi pupuk setelah ditebarkan ke tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur
hara tanah, reaksi tanah (pH), kapasitas tukar kation tanah (KTK), kejenuhan basa (KB), dan
kemasaman. Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (potensial of hidrogen),
pH memiliki nilai pada skala 0-14, yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion
OHdidalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada pada
kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH- ,
sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam larutan tanah lebih kecil dari pada ion OHlarutan tanah
disebut bereaksi basa (alkali) memiliki pH 8-14. Tanah bersifat asam karena berkurangnya
kation Kalsium,  Penyehatan Tanah 169 Magnesium, Kalium dan Natrium. Unsur-unsur

12
tersebut terbawa oleh aliran air kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh
tanaman. Di wilayah-wilayah bercurah hujan tinggi akan terjadi pecucian basa-basa dari
kompleks serapan dan hilang melalui air drainase yang mengakibatkan terjadinya kemasaman
tanah, hal ini terjadi karena air hujan bersifat asam yang melarutkan semua unsur-unsur yang
dilaluinya. Sehingga unsur yang menyebabkan tanah bersifat basa habis tercuci, tinggallah
kation Al dan H sebagai kation dominant yang menyebabkan tanah bereaksi masam. Tanah di
Indonesia pada umumnya memiliki pH berkisar antara 3-9, tetapi untuk daerah berawa yang
banyak terdapat di daerah Sumatra, Kalimatan dan Papua yang masih banyak hutan tanahnya
banyak mengandung humus dari sisa-sisa tumbuhan di hutan sehingga tanahnya menjadi
tanah gambut. Tanah gambut memiliki pH kurang dari 3 karena banyak mengandung asam
sulfat akibat pembusukan daun-daunan dan pepohonan yang mati. Untuk daerah kering atau
daerah pantai dan pegunungan kapur pH tanahnya cenderung tinggi hingga mencapai di atas
9 hal ini terjadi karena didaerah tersebut banyak mengandung unsur Kasium dan Magnesium.
Kandungan pH tanah sangat menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh
tanaman, pada umumnya unsur hara mudah diserap oleh akar tanaman pada pH tanah netral
6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara mudah larut dalam air. Keberadaan
unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman dapat dilihat dari pH tanah sebagai
parameternya. Pada tanah asam banyak ditemukan unsur alumunium yang selain bersifat
racun juga mengikat phosphor, sehingga tidak dapat diserap oleh tanaman. Sedangan pada
tanah asam unsur-unsur mikro menjadi mudah larut sehingga ditemukan unsur mikro seperti
Fe, Zn, Mn dan Cu dalam jumlah yang terlalu besar, akibatnya juga menjadi racun bagi
tanaman. Pentingnya pH tanah yang tepat bagi perkembangan mikroorganisme seperti bakteri
dan jamur pengurai bahan organik di dalam tanah. Adapun pH 5.5 – 7 merupakan pH yang
cocok untuk berkembang biaknya bakteri dan jamur pengurai bahan organik pada tanah.
Menjaga kondisi tanah agar memiliki pH yang tepat sangatlah penting hal ini berkaitan
dengan tindakan pemupukan tanaman bila pH –nya tidak tepat pemupukan tidak akan efektif.
Pupuk yang telah ditebarkan tidak akan mampu diserap tanaman dalam jumlah yang
diharapkan, sehingga sebelum pemupukan perlu melakukan pengukuran pH tanah terlebih
dahulu. Dengaan mengetahui kodisi pH tanah yang optimal maka efisiensi pemupukan akan
tercapai. Begitupun dalam pemilihan jenis pupuk, bila tanpa mempertimbangkan pH tanah
justru dapat memperburuk kondisi pH tanah. Kondisi derajat keasaman (pH) tanah sangat
yang rendah dapat ditingkatkan agar optimal dengan menebarkan kapur pertanian, dan
apabila pH tanah terlalu tinggi maka dapat diturunkan dengan penambahan sulfur. Jadi pH
yang ideal bagi pertumbuhan tanaman adalah mendekati 6.5-7. Biarpun kenyataannya setiap
jenis tanaman memiliki kesesuaian pH yang 170 Penyehatan Tanah  berbeda. Oleh karena
sangatlah penting untuk menjaga kesuburan tanah selalu memperhatikan kondisi pH tanah.
3. Kesuburan Biologi
Bila kita membahas sifat biologi tanah maka harus milhat bahan organik tanah, flora dan
fauna tanah (khususnya mikroorganisme penting seperti bakteri, fungi dan Algae), interaksi
mikroorganisme tanah dengan tanaman (simbiosa) dan polusi tanah. Parameter kesuburan
tanah dapat dilihat dari kandungan dan keragaman biologi yang tinggi. Berikut merupakan
tabel jumlah maksimum biomassa dari organisme tanah pada tanah subur yang berada pada
padang rumput

13
2.3 Mekanisme penyebaran pencemar tanah
Tanah dikatagorikan sehat dan subur apabila tanah mengandung cukup nutrisi bagi tanaman
maupun mikro organisme, dan dari segi fisika, kimia, dan biologi memenuhi untuk
pertumbuhan tanaman. Tanah akan menjadi rusa apabila tercemar. Pencemaran tanah
merupakan keadaan di mana materi fisik, kimia, maupun biologis masuk dan merubah alami
lingkungan tanah. Pencemaran dapat terjadi karena kegiatan rutin manusia maupun akibat
kecerobohan, seperti kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan yang tercemar dalam lapisan sub-permukaan;
kecelakaan armada pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara tidak
memenuhi syarat (illegal dumping).
A. KLASIFIKASI PENCEMARAN Apabila diklasifikasikan maka pencemaran tanah dapat
terjadi karena hal-hal di bawah ini, yaitu : 1. Pencemaran langsung : Pencemaran ini misalnya
terjadi karena penggunaan pupuk secara berlebihan, pemberian pestisida, dan pembuangan
limbah yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaleng, botol, dan lain-lainnya. 2.
Pencemaran melalui air : Air yang tercemar (mengandung bahan pencemar/polutan) akan
mengubah susunan kimia tanah sehingga mengganggu jasad yang hidup di dalam atau di
permukaan tanah. 3. Pencemaran melalui udara : Udara yang tercemar akan menurunkan
hujan yang mengandung bahan pencemar yang mengakibatkan tanah tercemar juga. Bahan-
bahan kimia termasuk pestisida dan berbagai bentuk detergen disamping bermanfaat apabila
dipergunakan secara berlebihan akan menimbulkan berbagai bentuk pencemaran terhadap
lingkungan termasuk tanah. Beberapa jenis polutan tersebut menyebabkan jenis pencemaran
karena sulit terurai di alam sehingga akan terakumulaasi di tanah, yang mengakibatkan
keseimbangan unsur tanah berubah.
B. MEKANISME PENCEMARA TANAH OLEH PESTISIDA
Dalam rangka melindungi tanaman dari ancaman berbagai hama dilakukan upaya
pemberantasan hama dengan bahan-bahan kimia yang efektif untuk membunuh hama
tersebut. Ada berbagai macam hama tanaman yang memerlukan penanangan dan jenis
obatnyapun berbeda pula. Dalam pelaksanaan pemberantasan hama yang menggunakan
bahan kimia akan mengaakibatkan terakumulasinya bahan-bahan kimia dari pemberantasan
hama di permukaan tanah, yang mengakibatkan tanah menjadi tercemar. Berbagai macam
obat pemberantas hama tanaman yang dimanfaatkan untuk pemberantasan hama dan
merupakan sumber pencemar tanah karena sifatnya yang akumulatif didalam tanah. Menurut

14
Zulkifli (2014) berdasarkan sasaran penggunaannya pestisid dapat dibagi atas atas berbagai
golongan sebagai berikut :
C. MEKANISME PENCEMARAN TANAH BERDASARKAN SUBTANSI
PENCEMARNYA
1. Senyawa Organik Senyawa organik yang merupakan bahan dan unsur yang dapat
membusuk karena dapat diurai oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, seperti sisa-sisa
makanan, daun, tumbuh tumbuhan dan hewan yang mati. Senyawa organic merupakan unsur
yang mudah terurai oleh mikroorganisme pengurai yang ada dalam tanah. Sampah organic
yang sudah terurai dalam jumlah tertentu sangat dibutuhkan oleh tanah karena mengandung
unsur-unsur yang dibutuhkan dalam menjadga keseimbangan struktur tanah. Namun bila
jumlah bahan organic tersebut berlebihan dan ditimbun disuatu tempat dengan tumpukan
yang banyak akan menimbulkan gangguan karena proses penguaraian unsur tersebut
memerlukan waktu yang lama dan akan menimbulkan cairan dari sisa proses penguaraian
tersebut yang akan meningkatkan kandungan air tanah dan menyebabkan keasaman tanah
maningkat. Keasaman yang tinggi akan mengakibatkan keseimbangan unsur dalam tanah
terganggu. Karena keasaman tanah sangat berkaitan dengan kesuburan tanah, tanah yang
terlalu asam tidak cocok untuk kehidupan organisme dan tumbuh-tumbuhan. Tingkat
keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan skala pH antara 0 hingga 14. Suatu
benda dikatakan bersifat asam jika angka skala pH kurang dari 7 dan disebut basa jika skala
pH lebih dari 7. Jika skala pH adalah 7 maka benda tersebut bersifat netral, tidak asam
maupun basa. Kondisi tanah yang paling ideal untuk tumbuh dan berkembangnya tanaman
adalah tanah yang bersifat netral. Namun demikian beberapa jenis tanaman masih toleran
terhadap tanah dengan pH yang sedikit asam, yaitu tanah yang ber pH maksimal 5. 2.
Senyawa Anorganik Bahan anorganik merupakan unsur yang tidak dapat dimusnahkan atau
diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat, keramik, kaleng-kaleng dan bekas bahan
bangunan, menyebabkan tanah menjadi kurang subur. Bahan-bahan tersebut merupakan
bahan yang sulit untuk diuraikan oleh mikroorganisme tanah dalam air sulit untuk membusuk
sehingga 146 Penyehatan Tanah  akan mengganggu kesuburan tanah. Seperti plastik
merupakan bahan yang memerlukan waktu ratusan tahun untuk merombaknya. Sehingga
harus dihindarkan pembuangan sampah plastik langsung kelingkungan. Gambar 4.9
Pembungan Sampah Plastik di daerah Bantul Yogyakarta Styroform ini merupakan bahan
yang tidak dapat diurai oleh mikroorganisme sehingga apabila dibuang langsung ke tanah
akan menumpuk dan mengganggu kesubuturan tanah. Karena tidak dapat terurai maka tanah
yang bercampur dengan styroform tidak dapat dimanfaatkan lagi menjadi tanah pertanian
maupun perkebunan. 3. Pencemar Udara Berupa gas yang larut dalam air hujan seperti oksida
nitrogen (NO dan NO2), oksida belerang (SO2 dan SO3), oksida karbon (CO dan CO2),
menghasilkan hujan asam yang akan menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak
kesuburan tanah/ tanaman. Ion-ion logam terlarut akan memberikan efek toksik terhadap
tanaman pada konsentrasi tinggi. Oksidasi yang menjadikan oksida-oksida tidak larut dapat
menyebabkan pembentukan deposit Fe2O3 dan mno2 yang menyumbat aliran air di dalam
tanah. Pada umumnya 25% volume suatu jenis tanah disusun oleh pori-pori yang diisi penuh
udara atmosfer yang kering secara normal pada ketinggian yang sama dengan permukaan air
laut mengandung 20,95% dan 0,0314% gas CO2 (% volume). Namun berbeda untuk keadaan
didalam tanah karena dalam tanah yang terjdi proses dekomposisi bahan-bahan organic oleh
mikroorganisme seperti : (CH2O) + O2 == CO2 + H2O. Dengan demikian udara dalam

15
tanah akan mengandung oksigen lebih sedikit secara proporsional dibandingkan dengan udara
admosfer. Kandungan udara dalam tanah memiliki kandungan oksigennya sekitar 15%,
sehingga kandungan karbondioksidanya meningkat sampai beberapa ratus kali dari udara
dipermukaan tanah. Penyehatan Tanah 147 4. Pencemar berupa logam-logam berat dapat
mencemari tanah. Unsur logam berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih dari 5
gr/cm3 (Fardiaz, 1992). Hg mempunyai densitas 13,55 gr/cm3. Diantara semua unsur logam
berat, Hg menduduki urutan pertama dalam hal sifat racunnya, dibandingkan dengan logam
berat lainnya, kemudian diikuti oleh logam berat antara lain Cd, Ag, Ni, Pb, As, Cr, Sn, Zn.
Kadar Pb yang secara alami dapat ditemukan dalam bebatuan sekitar 13 mg/kg. Khusus Pb
yang tercampur dengan batu fosfat dan terdapat didalam batu pasir (sand stone) kadarnya
lebih besar yaitu 100 mg/kg. Pb yang terdapat di tanah berkadar sekitar 5 - 25 mg/kg dan di
air bawah tanah (ground water) berkisar antara 1- 60 μg/liter
D. SUMBER DARI ALAM
Kadar Pb pada air telaga dan air sungai adalah sebesar 1 -10 μg/liter. Sedangkan dalam air
laut kadar Pb lebih rendah dari dalam air tawar. Laut Bermuda yang dikatakan terbebas dari
pencemaran mengandung Pb sekitar 0,07 μg/liter. Kandungan Pb dalam air danau dan sungai
di USA berkisar antara 1-10 μg/liter. Secara alami Pb juga ditemukan di udara yang kadarnya
berkisar antara 0,0001 - 0,001 μg/m3. Tumbuh-tumbuhan termasuk sayur-mayur dan padi-
padian dapat mengandung Pb, penelitian yang dilakukan di USA kadarnya berkisar antara 0,1
-1,0 μg/kg berat kering. Logam berat Pb yang berasal dari tambang dapat berubah menjadi
PbS (golena), PbCO3 (cerusite) dan PbSO4 (anglesite) dan ternyata golena merupakan
sumber utama Pb yang berasal dari tambang. Logam berat Pb yang berasal dari tambang
tersebut bercampur dengan Zn (seng) dengan kontribusi 70%, kandungan Pb murni sekitar
20% dan sisanya 10% terdiri dari campuran seng dan tembaga. Secara alami Hg dapat berasal
dari gas gunung berapi dan penguapan dari air laut. Dilaporkan kandungan kadmium (Cd)
dalam air laut di dunia di bawah 20 ng/l. Variasi lain kandungan kadmium dari air hujan,
freshwater dan air permukaan di perkotaan d an daerah industri, kadmium pada level 10–
4000 ng/l tergantung pada spesifikasi lokasi atau saat pengukuran larutan kadmium (WHO
1992). Kadmium masuk kedalam freshwater dari sumber yang berasal dari industri. Air
sungai dan irigasi untuk pertanian yang mengandung kadmium akan terjadi penumpukan
pada sedimen dan Lumpur. Sungai dapat mentrasport kadmium pada jarak sampai dengan 50
km dari sumbernya. Kadmium dalam tanah bersumber dari alam dan sumber antropogenik.
Yang berasal dari alam berasal dari batuan atau material lain seperti glacial dan alluvium.
Kadmium dari tanah yang berasal dari antropogenik dari endapan penggunaan pupuk dan
limbah. Sebagian besar kadmium dalam tanah berpengaruh pada pH, larutan material organic,
logam yang megandung oksida, tanah liat dan zat organik maupun anorganik. Rata-rata kadar
kadmium alamiah dikerak bumi sebesar 0,1-0,5 ppm.
E. SUMBER DARI BAHAN BUATAN
Industri Industri yang perpotensi sebagai sumber pencemaran Pb adalah semua industri yang
memakai Pb sebagai bahan baku maupun bahan penolong, misalnya:
a. Industri pengecoran maupun pemurnian. Industri ini menghasilkan timbal konsentrat
(primary lead), maupun secondary lead yang berasal dari potongan logam (scrap).

16
b. Industri batery banyak menggunakan logam Pb terutama lead antimony alloy dan lead
oxides sebagai bahan dasarnya.
c. Industri bahan bakar. Pb berupa tetra ethyl lead dan tetra methyl lead banyak dipakai
sebagai anti knock pada bahan bakar, sehingga baik industri maupun bahan bakar yang
dihasilkan merupakan sumber pencemaran Pb.
d. Industri kabel memerlukan Pb untuk melapisi kabel. Saat ini pemakaian Pb di industri
kabel mulai berkurang, walaupun masih digunakan campuran logam Cd, Fe, Cr, Au dan
arsenik yang juga membahayakan untuk kehidupan makhluk hidup.
e. Industri kimia, yang menggunakan bahan pewarna. Pada industri ini seringkali dipakai Pb
karena toksisitasnya relatif lebih rendah jika dibandingkan dengan logam pigmen yang lain.
Sebagai pewarna merah pada cat biasanya dipakai red lead, sedangkan untuk warna kuning
dipakai lead chromate.
f. Industri pengecoran logam dan semua industri yang menggunakan Hg sebagai bahan baku
maupun bahan penolong, limbahnya merupakan sumber pencemaran Hg. Sebagai contoh
antara lain adalah industri klor alkali, peralatan listrik, cat, termometer, tensimeter, industri
pertanian, dan pabrik detonator. Kegiatan lain yang merupakan sumber pencemaran Hg
adalah praktek dokter gigi yang menggunakan amalgam sebagai bahan penambal gigi. Selain
itu bahan bakar fosil juga merupakan sumber Hg pula.
F. SUMBER DARI TRANSPORTASI
Hasil pembakaran dari bahan tambahan (aditive) Pb pada bahan bakar kendaraan bermotor
menghasilkan emisi Pb in organik. Logam berat Pb yang bercampur dengan bahan bakar
tersebut akan bercampur dengan oli dan melalui proses di dalam mesin maka logam berat Pb
akan keluar dari knalpot bersama dengan gas buang lainnya. Merkuri sulfide, Sinabor, HgS
yang berwarna merah merupakan bijih merkuri utama yang diperdagangkan. Bahan bakar
batu bara fosil dan lignit sering mencapai 100 ppb merkuri. Merkuri merupakan bahan kimia
berbahaya yang bersifat karsionogenik dan mutagenic. Karsinogenik merupakan bahan yang
dapat memicu timbulnya kanker pada orang yang terpapar, sedangkan mutagenik bahan
tersebut akan mengakibatkan terjadinya kerusakan gen pada janin bayi. Merkuri masuk
kedalam tanah akibat proses pengolahan emas diberbagai pertambagangan temabaga, emas
dan industry pengolahannyaKadmium secara luas digunakan dalam proses pelapisan logam.
Bila masuk kedalam tubuh manusia kadmium dapat mengakibatkan tekanan darah tinggi,
kerusakan ginjal, kerusakan jaringan testikuler dan kerusakan sel-sel darah merah. Kasus di
Jepang kadmium menyebabkan penyakit yang disebut hai-hai yang menyerang penduduk
disekitar sungai Jitusu. Timbal yang ada dialam dapat berasal dari batuan kapur dan galena
(Pbs) merupakan sumber timbal alami. Sedangan bahan bakar minyak, batu bara merupakan
sumber timbal dari aktivitas manusia dalam pemenuhan kebutuhan kehidupannya. Timbah
berbahaya bagi kesehatan manusia karena dapat menyebabkan kerusakan ginjal, system
reproduksi, hati, dan otak serta system saraf sentral bahakan dapat mengakibatkan keatian.
Dalam tanah akan terjadi pertukaran ion saat tanah mengandung berbagai unsur kimia.
Kemampuan tanah untuk melakukan penukaran ion disebut kapasitas pertukaran kation
(Cation-excange capacity atau CEC) yaitu jumlah millieqivalen darikation-kation monovalent
yang dapat ditukar per 100 g tanah kering (Acmad, 2004). Dalam tanah akan terjadi
pertukaran kation yang dengan adanya komponen mineral dan bahan organik dalam tanah.

17
Mineral mineral dalam tanah melakukan pertukaran kation karena pada permukaan mineral
memiliki muatan negative. Humus merupakan salah satu komponen tanah yang mempunayi
kapasitas pertukaran kation cukup tinggi. Dalam keadaan yang tepat pertukaran kation
merupakan mekanisme dimana kalium, kalsium, magnesium dan logam-logam mikro esensial
menjadi tersedia bagi tanaman. Namun dengan adanya leaching dari kalsium, magnesium dan
ion-ion metal lainnya dari tanah oleh air yang mengandung asam karbonat cenderung mebuat
tanah menjadi asam. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari
percobaan lain yang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif. Radiaktif merupakan
sumber pencemar yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia. Kasus yang sampai saat
tidak tidak dapat dilupakan adalah kasus bom atum Nagasaki dan Hirosima yang mengakibat
kerusakan yang sangat luas dan berdampak laur biasa bagi tragedi kehidupan manusia.

2.4 Standar kualitas kualitas tanah


PERSYARATAN KESEHATAN TANAH
Berbicara tentang kesehatan tanah kita perlu memahami berbagai hal yang menjadi
persyaratan tanah yang sehat dan subur antara lain : kapasitas absorbsi, tingkat keasaman,
kandungan liat dan kandungan bahan organik dalam tanah.
1. Kapasitas Absorbsi
Kapasitas Absorbsi adalah kemampuan tanah untuk mengikat atau menarik suatu kation oleh
partikel-partikel kolloid tanah (partikel kolloid itu terdiri dari liat dan organik), dan ini secara
langsung mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam
bentuk kation yang dihitung dengan milli equivalent. Kesehatan tanah semakin baik bila nilai
kapasitas absorbsinya tinggi. Tanah yang kandungan kationnya terlalu tinggi akan
mengakibatkan tanah terlalu basa, sehingga akan menghambat absorbsi dalam tanah oleh
akar-akaran tumbuhan. Oleh karena itu tanah yang terlalu basa tersebut perlu dimanipulasi
dengan penambahan bahan organik yang bersifat asam sampai pH mendekati norma 6-7.
Tanah yang memiliki absorbsi tinggi biasanya susunan kationnya didominasi oleh unsur K
(Kalium), Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai pH tanah normal (berkisar 6,5).
2. Tingkat Keasaman (pH)
Salah satu sifat kimia tanah yang perlu dan harus diperhatikan serta di jaga keseimabangnya
adalah keasaman. Seperti telah kita bahas diatas bahwa pH memiliki nilai pada skala 0-14,
yang menggambarkan jumlah relatif ion H+ terhadap ion OH- didalam larutan tanah. Tanah
disebut asam jika larutan tanah mengandung ion H+ lebih besar daripada ion OH- (pH7).
Tanah bersifat asam bila banyak mengandung bahan-bahan organik yang berlebihan atau
akibat berkurangnya kation yang dibutuhkan tanah dalam menjaga keseimbangannya. Kation-
kation tersebut anatara lain : Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Kalium (K) dan Natrium (Na).
Unsur-unsur kation dapat berkurang kandungan didalam tanah karena terbawa oleh aliran air
kelapisan tanah yang lebih bawah atau hilang diserap oleh tanaman. Begitu pula bila
kandungan kation didalam tanah berlebihan akibat adanya akumulasi. Peningkatan kation
dalam tanah akan meningkatkan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin
tingginya kandungan basa tanah pada posisi nilai pH tanah yang tinggi yang menyebabkan
penurunan nilai kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi

18
secara sederhana dicerminkan oleh nilai pH, karena nilai pH akan mampu mempengaruhi dan
mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik di dalam tanah.
Dengan demikian menjaga nilai pH tanah dalam keadaan netral (pH=7) merupakan kunci dari
upaaya mempertahankan kesuburan tanah.
3. Kandungan Liat
Kandungan liat tanah menjadi indikator kandungan partikel kolloid tanah.Tanah yang
memiliki kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk
budidaya maupun pengolahan tanah sehingga tanah tidak sehat. Kandungan liat yang tinggi
menyebabkan perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah yang
mengakibatkan terjadinya kesulitan peredaran air dan udara di dalam tanah. Oleh karena itu
perlu adanya tindakan manipulasi tanah dengan menambahkan bahan organik karena partikel
kolloid itu terdiri dari liat dan organik. Penambahan organik dapat berupa kompos, pupuk
kandang maupun bahan-bahan organik lain. Partikel tanah yang memiliki luas permukaan dan
ruang pori tinggi akan mempunyai kemampuan absorbsi yang tinggi serta diikuti kemampuan
saling tukar yang tinggi pula diantara partikel kolloid. Kemampuan absorbsi ini bisa untuk air
maupun zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesehatan tanah.
4. Kandungan Bahan Organik
Pada tanah yang bertekstur halus (lempungan), pada saat basah mempunyai kelekatan dan
keliatan yang tinggi, sehingga sukar diolah (tanah berat). Dimusin kemarau saat kekurangan
air, tanah liat sering terjadi retak-retak yang berbahaya bagi perkembangan akar. Kondisi tanh
tersebut diatas perlu dilakukan manipulasi untuk memperbaiki kualitas tanah. Maka perlu
adanya manipulasi dengan menambahkan bahan organik yang berfungsi untuk meningkatkan
porositas dan permebilitas tanah sehingga meringankan pengolahan tanah, mengurangi
kemudahan retak tanah, mudahnya aliraan udaara dan air dalam tanah. Begitupun dengan
tanah pasiran yang semula tidak lekat, tidak liat, pada saat basah, dan gembur pada saat
lembab dan kering. Kandungan bahan organik jumlah yang cukup di dalam tanah dapat
memperbaiki kondisi tanah agar tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan dalam pengolahan
tanahnya. Berkaitan dengan pengolahan tanah, penambahan bahan organik akan
meningkatkan kemampuannya untuk diolah pada lengas yang rendah. Di samping itu,
penambahan bahan organik akan memperluas kisaran kadar lengas untuk dapat diolah dengan
alat-alat dengan baik, tanpa banyak mengeluarkan energi akibat perubahan kelekatan tanah
terhadap alat, dengan 174 Penyehatan Tanah  tambahan bahan organik dapat menjadi agak
lekat dan liat serta sedikit teguh, sehingga mudah diolah.

2.5 Metode pemeriksaan tanah


Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di dalam program uji tanah.
Analisis kimia dari contoh tanah yang diambil diperlukan untuk mengukur kadar hara,
menetapkan status hara tanah dan dapat digunakan sebagai petunjuk penggunaan pupuk dan
kapur secara efisien, rasional dan menguntungkan. Namun, hasil uji tanah tidak berarti
apabila contoh tanah yang diambil tidak mewakili areal yang dimintakan rekomendasinya
dan tidak dengan cara benar. Oleh karena itu pengambilan contoh tanah merupakan tahapan
terpenting di dalam program uji tanah.

19
A. Kapan Pengambilan Contoh Tanah Dilakukan

Contoh tanah dapat diambil setiap saat, tidak perlu menunggu saat sebelum tanam namun
tidak boleh dilakukan beberapa hari setelah pemupukan. Keadaan tanah saat pengambilan
contoh tanah pada lahan kering sebaiknya pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah
sedang yaitu keadaan tanah kira-kira cukup untuk pengolahan tanah). Sedang pengambilan
pada lahan sawah sebaiknya diambil pada kondisi basah.

B. Beberapa Frekuensi Pengambilan Contoh Tanah

Secara umum, contoh diambil sekali dalam 4 tahun untuk sistem pertanaman dilpangan.
Untuk tanah yang digunakan secara intensif, contoh tanah diambil paling sedikit sekali dalam
1 tahun. Pada tanah-tanah dengan nilai uji tanah tinggi, contoh tanah disarankan diambil
setiap 5 tahun sekali.

C. Cara Pengambilan Contoh Tanah Komposit

Contoh tanah untuk uji tanah sebaiknya merupakan contoh tanah komposit yaitu contoh tanah
campuran dari contoh- contoh tanah individu. Contoh tanah komposit harus mewakili bentuk
lahan yang akan dikembangkan atau digunakan untuk tujuan pertanian. Contoh tanah
individu diambil dari lapisan olah atau lapisan perakaran. Satu contoh komposit mewakili
hamparan yang homogen 10-15 ha. Untuk lahan miring dan bergelombang 1 contoh tanah
komposit terdiri dari campuran 10-15 contoh tanah individu. Sebelum pengambilan contoh
tanah, perlu diperhatikan keseragaman areal/ hamparan. Areal yang akan diambil contohnya
diamati dahulu keadaan topografi, tekstur, warna tanah, pertumbuhan tanaman, input (pupuk,
kapur, bahan organic, dan sebagainya), dan rencana dapat ditentukan 1 hamparan yang sama
(homogen/ mendekati sama). Hamparan tanah yang homogen tidak mencirikan perbedaan-
perbedaan yang nyata, antara lain warna tanah dan pertumbuhan tanaman kelihatan sama.
Contoh tanah komposit diambil diambil pada tanah yang homogen dan dominant pada suatu
hamparan.
Cara mengambil contoh tanah komposit dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Menentukan tempat pengambilan contoh tanah  individu, terdapat dua cara yaitu (1)
cara sistematik seperti sistem diagonal atau zig- zag dan (2) cara acak (gambar 1).
2. Rumput rumput, batu batuan atau kerikil, sisa tanaman atau bahan organic segar/
serasah yang terdapat dipermukaan tanah di bersihkan.
3. Untuk lahan kering keadaan tanah pada saat pengambilan contoh tanah sebaiknya
pada kondisi kapasitas lapang (kelembaban tanah sedang yaitu kondisi kira- kira
cukup untuk pengolahan tanah). Sedang untuk lahan sawah contoh tanah sebaiknya
diambil pada kondisi basah atau seperti kondisi saat terdapat tanaman.
4. Contoh tanah individu diambil menggunakan bor tanah (auger atau tabung) atau
cangkul dan sekop. Jika menggunakan bor tanah, contoh tanah individu diambil pada
titik pengambilan yang telah ditentukan, sedalam +20 atau lapisan olah. Sedangkan
jika menggunakan cangkul dan sekop, tanah dicangkul sedalam lapisan olah (akan

20
membentuk seperti huruf v), kemudian tanah pada sisi yang tercangkul diambil
setebal 1,5 cm dengan menggunakan cangkul atau sekop (gambar 2)
5. Contoh- contoh tanah indivisu tersebut dicampur dan diaduk merata dalam ember
plastic, lalu bersihkan dari sisa tanaman atau akar. Setelah bersih dan teraduk rata,
diambil contoh seberat kira-kira 1 kg dan dimasukkan kedalam kantong plastic
(contoh tanah komposit). Untuk menghindari kemungkinan pecah pada saat
pengiriman, kantong plastic yang digunakan rangkap dua.Pemberian label luar dan
dalam. Label dalam harus dibungkus dengan plastic dan dimasukkan diantara
plastikpembungkus supaya tulisan tidak kotor atau basah, sehingga label tersebut
dapat dibaca sesampainya dilaboratorium tanah. Sedangkan label luar disatukan pada
sat pengikatan plastic. Pada label diberi keterangan mengenai kode pengambilan,
nomor contoh tanah, asal dari (desa/kecamatan/kabupaten), tanggal pengambilan,
nama dan alamat pemohon. Selain label yang diberi keterangan, akan lebih baik jika
contoh tanah yang dikirim dilengkapi dengan peta situasi atau peta lokasi contoh.
6. Informasi tambahan yang dibutuhkan antara lain penggunaan lahan ; penggunaan
pupuk, kapur, bahan organik;waktu terakhir penggunaan pupuk, kapur atau bahan
organic; kemiringan lahan; posisi/ letak pada lereng (bagian atas tengah atau bawah);
bentuk lereng (rata, cembung, atau cekung); bentuk wilayah (datar, berombak,
bergelombang atau berbukit); keadaan pertanaman; tanaman terakhir atau
sebelumnya; hasil yang telah dicapai dan yang diinginkan. Seluruh informasi lokasi
pengambilan contoh tanah dicatat dalam formulir isian yang berlaku.

Areal Pengambilan Contoh Tanah : Areal 1 Datar (low land). Areal 2 Miring : Areal 3 Datar
(upland). Contoh Masing-Masing Terpisah 
 

Pengambilan Contoh Tanah Menggunakan Bor Tanah


Bentuk Tabung, Auger, dan Cangkul serta Sekop

21
D. Peralatan untuk pengambilan contoh tanah
 Alat untuk mengambil contoh tanah seperti bor tanah (auger, tabung), cangkul, sekop.
 Alat untuk membersihkan bor, cangkul dan sekop seperti pisau dan sendok tanah
untuk mencampur atau mengaduk
 Ember plastic untuk mengaduk kumpulan contoh tanah individu
 Kantong plastic agak tebal yang dapat memuat 1 kg tanah, dan kantong plastic untuk
label.
 Kertas manila karton untuk label dan benang kasur untuk mengikat label luar
 Spidol (water proof) untuk menulis isi label
 Karung untuk mengepak contoh bila contoh tanah banyak
 Lembaran informasi contoh tanah yang diambil.

Peralatan Yang Digunakan Untuk Mengambil Contoh Tanah


E. Hal- hal yang perlu diperhatikan
 Jangan mengambil contoh tanah dari galengan, selokan, bibir teras, tanah tererosi
sekitar rumah dan jalan, bekas pembakaran sampah/ sisa tanaman/ jerami, bekas
penimbunan pupuk, kapur dan bahan organic, dan bekas penggembalaan ternak.
 Permukaan tanah yang akan diambil contohnya harus bersih dari rumput- rumputan,
sisa tanaman, bahyan organic/ serasah, dan batu- batuan atau kerikil.
 Alat- alat yang digunakan bersih dari kotoran- kotoran dan tidak berkarat. Kantong
plastic yang digunakan sebaiknya masih baru, belum pernah dipakai untuk keperluan
lain.

22
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah
lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air permukaan
tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan kendaraan pengangkut minyak,
zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Sebagian besar kekayaan kita diperloleh dari tanah. Kehidupan di bumi ini sangat bergantung
pada tanah. Tumbuhan memperoleh air dan mineral dari tanah. Makanan yang kita peroleh
dan hewan bergantung pada tumbuhan. Jadi makanan kita sebenarnya berasal dari tanah.

3.2 Saran
1) Diperlukan adanya sikap mental yang mendukung keberhasilan upaya – upaya
mencegah terjadinya  pencemaran tanah.
2) Diperlukan adanya tindakan yang nyata dalam usaha untuk mencegah terjadi
pencemarn tanah
3) Diperlukan adanya peraturan yang mendukung usaha penyelamatan Sumber Daya
Alah khususnya tanah.

DAFTAR PUSTAKA
http://thinkwijaya.blogspot.com/2012/05/makalah-pencemaran-tanah.html
https://www.99.co/id/panduan/contoh-pencemaran-tanah#:~:text=Hal%20tersebut%20sudah
%20jelas%20jika,merusak%20ekosistem%20hingga%20pencemaran
%20udara.&text=Sumber%20pencemaran%20tanah%20yang%20selanjutnya%20adalah
%20penggunaan%20pestisida%20yang%20berlebihan.
https://www.ruangguru.com/blog/dampak-pencemaran-tanah-dan-penanggulangannya
https://www.alodokter.com/waspadai-gangguan-kesehatan-akibat-polusi-tanah-di-sekitar-
Anda#:~:text=Dampak%20Buruk%20Polusi%20Tanah%20Terhadap
%20Kesehatan&text=Polusi%20tanah%20yang%20disebabkan%20merkuri,ginjal%2C
%20limpa%2C%20dan%20paru.
Buku bahan ajar kesehatan lingkuan “penyehatan tanah”. Ppsdm kemenkes

23

Anda mungkin juga menyukai