Anda di halaman 1dari 35

MODUL BIOLOGI KELAS X IPA

TAHUN AJARAN 2020-2021


EUBACTERIA DAN ARCHAEBACTERIA

DISUSUN OLEH
REGINA DENY RIANDIKA
JAKARTA 2020

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 1 of 35


KOMPETENSI DASAR
3.5. Mengidentifikasi struktur, cara hidup, reproduksi, dan peran bakteri dalam kehidupan
4.5. Menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Mampu menjelaskan pengertian Archaebacteria, Eubacteria (D)
2. Mampu menjelaskan ciri-ciri bakteri (D)
3. Mampu membedakan bentuk-bentuk sel bakteri (D)
4. Mampu menjelaskan klasifikasi bakteri (D)
5. Mampu menjelaskan reproduksi bakteri (D)
6. Mampu membedakan eubacteria dan archaebacteria (D)
7. Mampu menyajikan data tentang ciri-ciri dan peran bakteri dalam kehidupan. (M)
8. Mampu mengidentifikasi macam-macam penyakit yang disebabkan oleh bakteri (M)
9. Mampu menjelaskan peranan menguntungkan dari bakteri (M)
10. Mampu menjelaskan peranan merugikan dari bakteri (M)
11. Mampu mengidentifikasi makanan /minuman yang pembuatannya melibatkan bakteri.
(L)
12. Mampu menganalisis cara penanggulangan penyakit yang disebabkan oleh bakteri (L)
13. Mampu merencanakan dan melakukan percobaan serta melaporkan hasilnya, baik lisan
maupun tulisan tentang pemanfaatan eubacteria dan archaebacteria dalam pengolahan
makanan

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 2 of 35


EUBACTERIA (BAKTERI)

Istilah eubacteria berasal dari bahasa Yunani, eu, yang artinya sejati. Eubacteria
meliputi sebagian besar organisme prokariotik (tidak memiliki membran inti sel) yang dapat
hidup di manapun )kosmopolit). Eubakteria disebut juga baktera, yang kemudian
disederhanakan menjadi bakteri. Eubacteria dan archaebacteria digunakan sebagai acuan untuk
semua organisme prokariotik baik dari kelompok eubacteria maupun archaebacteria, meskipun
eubacteria dan archaebacteria sudah dipisahkan daalam kelompok (kingdom) yang berbeda.
Terlepas dari masalah taksonomi, baik eubacteria maupun archaebacteria merupakan
organisme prokariotik, sehingga pembahasan eubacteria dan archaebacteria digabung dalam
satu pokok pembahasan
Bakteri adalah organisme prokariotik uniseluler yang hanya dapat dilihat dengan
menggunakan mikroskop. Bakteri hidup disekitar kita dan juga di dalam tubuh kita. Cabang
ilmu biologi yang mempelajari bakteri disebut dengan bakteriologi, bakteri bersifat kosmopolit
dan hingga kini telah diketahui lebih dari 5000 spesies bakteri yang terdapat di bumi.

Ciri-ciri bakteri
 Organisme uniselluler (bersel satu)
 Organisme prokariot (tidak memiliki membran inti sel )
 Dinding sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
o Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri atas gula yang berikatan dengan
polipeptida pendek. Ketebalan lapisan peptidoglikan yang dimiliki bakteri bervariasi.
Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respon pewarnaan, yang dapat digunakan
dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif.
 Bersifat Heterotrof dan autotrof
 Bersifat Aerob (membutuhkan oksigen dalm hidupnya) dan anaerob (tidak membutuhkan
oksigen dalam hidupnya)
 Umumnya tidak memiliki klorofil
 Umumnya sel bakteri berdiameter hingga 0,5 mm atau lebih besar daripada sel eukariotik
(10-100 µm). 1 µm = 1/1000.000 m = 1/1.000 mm. Bakteri terkecil: (0.12 µm)
Mycoplasma pneumoniae dan bakteri terbesar : (200 µm) Thiomargarita Hidup pada
batuan

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 3 of 35


Bentuk bakteri
Bakteri memiliki bentuk sel yang bervariasi. Bentuk dasar sel bakteri, antara lain sebagai
berikut
1. Basil
Berbentuk seperti batang, yang meliputi:
a. Monobasil yaitu bakteri berbentuk batang tunggal
Contoh :
 Escherecia coli (saproba pada usus besar),
 Propionibacterium acnes (bakteri penyebab jerawat),
 Salmonela typhi (menyebabkan demam tifoid dan pendarahan usus)
Gambar bakteri bentuk monobasil

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

b. Diplobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan dua-dua.


Contohnya : Moraxella lacunata (penyebab katarak konjungtuva)
Gambar bakteri bentuk diplobasil

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

c. Streptobasil yaitu bakteri berbentuk batang yang bergandengan membentuk rantai.


Contohnya :
Streptobacillus moniliformis (terdapat pada tenggorokan tikus dan menyebabkan
demam gigitan tikus)
Gambar bakteri bentuk streptobasil

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 4 of 35


2. Kokus
Berbentuk bulat seperti bola, meliputi:
a. Monokokus, yaitu bakteri berbentuk bulat tunggal tidak membentuk agregat
Contoh:
 Chlamydia trachomatis (penyebab penyakit mata trakoma)
 Chlamydia pneumonia (penyebab infeksi saluran pernapasan)
Gambar bakteri bentuk monokokus

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

b. Diplokokus yaitu Bakteri berbentuk bulat yang bergandengan dua-dua


Contoh : Diplococcus pneumonia
Gambar bakteri bentuk diplokokus

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

c. Tetrakokus yaitu bakteri berbentuk bulat yang berkelompok empat-empat.


Contoh:
 Mikrococcus tetragenus
 Pediococcus cerevisiae
Gambar bakteri bentuk tetrakokus

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 5 of 35


d. Sarkina yaitu Bakteri berbentuk bulat yang berkelompok membentuk susunan
kubus.
Contoh:
 Sarcina lutea
 Thiosarcina rosea
Gambar bakteri bentuk sarkina

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/
e. Streptokokus yaitu bakteri yang berbentuk bulat bergandengan memanjang
membentuk rantai.
Contoh:
 Streptococcus lactis (bakteri saproba yang menyebabkan rasa asam pada susu)
 Streptococcus mutans (menyebabkan karies/gigi berlubang)
 Streptococcus pyogenes (menyebabkan penyakit mastitis pada kelenjar susu
sapi dan dapat menyebabkan penyakit tenggorokan pada manusia)
Gambar bakteri bentuk streptokukus

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

f. Stafilokokus yaitu bakteri yang berbentuk bulat yang bergerombol seperti buah
anggur.
Contoh:
 Staphylococcus aureus (menyebabkan keracunan makanan dan infeksi kulit)
 Staphylococcus saprophyticus (menyebabkan infeksi pada saluran kemih
wanita)
 Staphylococcus epidermidis (menyebabkan infeksi pada kulit, saluran
pernapasan, dan saluran pencernaan)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 6 of 35


Gambar bakteri bentuk stafilokokus

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

3. Spirilia
a. Vibrio yaitu bakteri seperti tanda baca koma
Contohnya:
 Vibrio cholerae (penyebab penyakit kolera)
 Vibrio parahaemolyticus (menyebabkan muntah, diare, demam, dan kejang
perut setelah memakan ikan laut yang terkontaminasi)
Gambar bentuk bakteri vibrio

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

b. Spiroseta yaitu bakteri yang berbentuk spiral ulir seperti skrup. Tubuhnya bisa
memanjang dan memendek saat bergerak.
Contohnya:
 Treponema palidum (penyebab penyakit sifilis pada alat kelamin)
 Borrelia recurrentis (menginfeksi limpa serta hati dengan vektor kutu rambut
manusia)
Gambar bentuk bakteri vibrio

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 7 of 35


c. Spiral
Gambar bentuk bakteri spiral

Sumber : https://efineko.wordpress.com/2013/09/29/bentuk-bentuk-bakteri/

Struktur tubuh bakteri


Sel bakteri terdiri atas beberapa bagian yaitu kapsul, dinding sel, membran sel/membran
plasma, sitoplasma, mesosom, ribosom, DNA, klorosom, vakuola gas, flagela, pilus/fimbria.

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/ciri-ciri-bakteri.html

Sumber : wordpress.com

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 8 of 35


1. Kapsul/lapisan lendir
 Merupakan lapisan terluar dari bakteri yang menyelimuti dinding sel
 Berupa senyawa yang kental dan lengket yang disekresikan oleh bakteri
 Lapisan yang tebal disebut kapsul, sedangkan lapisannya tipis disebut lapisan
lendir
 Bakteri yang hidup parasit dan bersifat patogen umumnya memiliki kapsul,
sedangkan bakteri saproba biasanya memiliki lapisan lendir
 Fungsi lapisan lendir dan kapsul adalah
Sebagai pelindung, menjaga sel agar tidak kekeringan
Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain atau pada substrat
Pada bakteri patogen, kapsul melindungi bakteri dari pengaruh sistem
kekebalan (antibodi) yang dihasilkan oleh sel tubuh inang)

2. Dinding sel
 Dinding sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
 Peptidoglikan adalah suatu polimer yang terdiri atas gula yang berikatan dengan
polipeptida pendek. Ketebalan lapisan peptidoglikan yang dimiliki bakteri
bervariasi. Ketebalan lapisan ini berpengaruh terhadap respon pewarnaan, yang
dapat digunakan dalam penggolongan bakteri, yaitu bakteri gram positif dan
bakteri gram negatif.
 Sel bakteri akan mengalami plasmolisis bila dalam kondisi lingkungan yang
hipertonik (tekanan osmotik lebih tinggi). Hal inilah yang menyebabkan bakteri
akan mati bila berada pada larutan yang pekat, misalnya banyak garam atau banyak
gula
 Dinding sel berfungsi untuk
Mempertahankan bentuk sel
Memberi perlindungan fisik
Menjaga sel agar tidak pecah dalam lingkungan yang hipotonis (tekanan
osmotik lebih rendah)

3. Membran sel/membran plasma


 Tersusun dari senyawa fosfolipid dan protein yang bersifat selektif permeabel
(dapat dilewati oelh zat-zat tertentu)
 Membran plasma berfungsi untuk

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 9 of 35


Membungkus sitoplasma
Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat di luar sel

4. Mesosom
 Mesosom adalah organel sel yang merupakan penonjolan membran plasma ke arah
dalam sitoplasma
 Mesosom berfungsi untuk
Menghasilan energi
Membentuk dinding sel baru saat terjadi pembelahan sel
Menerima DNA pada saat konjugasi

5. Sitoplasma
 Merupakan cairan koloid yang mengandung molekul organik (lemak, protein,
karbohidrat), garam-garam mineral, enzim, DNA, klorosom (pada bakteri
fotosintetik), dan ribosom
 Sitoplasma berfungsi sebagai tempat terjadinya reaksi metabolisme sel

6. DNA
Bakteri memiliki dua macam DNA (deoxyribonycleic acid) yaitu DNA kromosom dan
DNA nonkromosom (plasmid)
a. DNA kromosom
 Merupakan materi genetik yang menentukan sebagian besar sifat-sifat
metabolisme bakteri
 Pada bakteri, DNA kromosom berbentuk rantai ganda melingkar yang
terkumpul sebagai serat kusut yang disebut region nukleoid
 Jumlah DNA bakteri lebih sedikit dibandingkan dengan DNA sel eukariotik
yaitu sekitar 1/1.000 dari DNA sel eukariotik
 Bereplikasi pada saat menjelang pembelahan sel
b. DNA nonkromosom (plasmid)
 Hanya menentukan sifat-sifat tertentu misalnya sifat patogen, sifat fertilitas
(kemampuan reproduksi secara seksual), dan sifat kekebalan terhadap suatu
antibiotik
 Berbentuk melingkar (sirkuler) dengan ukuran jauh lebih kecil dibandingkan
DNA kromosom

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 10 of 35


 Pada umumnya, bakteri tetap dapat hidup meskipun plasmidnya dikeluarkan
dari sel. Hal ini dimanfaatkan dalam teknologi rekayasa genetika, di mana
plasmid digunakan sebagai vektor atau pembawa suatu gen tertentu yang ingin
disisipkan
 Plasmid dapat bereplikasi (menggandakan diri) tanpa kontrol DNA kromosom,
serta dapat dengan mudah ditransfer ke sel bakteri lainnya pada saat konjugasi

7. Ribosom
 Merupakan organel-organel kecil yang tersebar di dalam sitoplasma
 Ribosom tersusun atas senyawa protein dan RNA (ribonucleiic acid)
 Jumlah ribosom dalam sel bakteri mencapai jumlah ribuan, misalnya pada
Escherechia coli memiliki 15.000 ribosom
 Berfungsi dalam sintesis protein

8. Granula dan vakuola gas


 Umumnya, bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai penyimpan
cadangan makanan atau senyawa lain yang dihasilkan, misalnya Thiospirillum
yang menghasilkan butir-butir belerang
 Vakuola gas hanya terdapat pada bakteri fotosintetik yang hidup di air
 Vakuola gas memungkinkan bakteri mengapung di permukaan air, sehingga
mendapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis
9. Klorosom
 Merupakan suatu struktur lipatan dibawah membran plasma berisi klorofil dan
pigmen fotosintetik lainnya
 Berfungsi untuk fotosintesis dan hanya terdapat pada bakteri fotosintetik, misalnya
Chlorobium

10. Flagela/bulu cambuk


 Tersusun dari senyawa protein, terdapat pada dinding sel
 Berfungsi sebagai alat gerak
 Flagela dimiliki oleh bakteri yang berbentuk batang, koma, dan spiral

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 11 of 35


Berdasarkan jumlah dan letak flagelnya, dibedakan menjadi:
a. Atrik adalah bakteri yang tidak mempunyai flagella

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/alat-gerak-bakteri.html

b. Monotrik adalah bakteri yang hanya memiliki satu flagel

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/alat-gerak-bakteri.html

c. Lofotrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagel pada salah satu sisi sel

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/alat-gerak-bakteri.html

d. Amfitrik adalah bakteri yang memiliki flagel pada kedua ujung sel

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/alat-gerak-bakteri.html
e. Peritrik adalah bakteri yang memiliki banyak flagel yang tersebar diseluruh
permukaan dinding sel

Sumber : http://pustaka.pandani.web.id/2014/02/alat-gerak-bakteri.html

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 12 of 35


11. Pilus/fimbria
 Pilus (Pili: rambut; fimbria: daerah pinggir) adalah struktur seperti flagel, tetapi
berupa rambut-rambut berdiameter lebih kecil, pendek, dan kaku, yang terdapat
disekitar dinding sel
 Pilus/fimbria berfungsi
Membantu bakteri menempel pada suatu medium tempat hidupnya
Melekatkan diri dengan sel bakteri lainnya, sehingga terjadi transfer DNA
pada saat konjugasi. Pilus untuk konjugasi disebut pilus seks
 Contoh bakteri yang memiliki pilus antara lain:
 Neisseria gonorrhoeae (penyebab penyakit kencing nanah)
 Escherichia coli (bakteri saproba di usus besar)

12. Endospora
 Bentuk laten/resisten beberapa bakteri gram positif
 Melindungi bakteri dari panas, radiasi, dingin
 Direbus lebih dari 1 jam masih dapat hidup
 Dibutuhkan waktu dan energi untuk membentuk spora
 Letak spora penting untuk klasifikasi Tengah, Subterminal, Terminal
 Contoh :
 Bacillus stearothermophilus (digunakan untuk kontrol kualitas sterilisasi
panas alat-alat )
 Bacillus anthracis (digunakan dalam perang biologis)
Gambar endospora bakteri:

Sumber : https://www.referensibiologi.com/2018/08/morfologi-dan-struktur-
bakteri.html

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 13 of 35


Bakteri gram positif dan bakteri gram negatif
Pada tahun 1884, seorang dokter dari Denmark, Hans Christian Gram,
mengembangkan teknik untuk membedakan jenis bakteri berdasarkan ketebalan lapisan
peptidoglikan pada dinding sel dengan sistem pewarnaan. Bakteri diwarnai dengan zat warna
violet dan yodium, kemudian dibilas dengan alkohol, dan diwarnai sekali lagi dengan zat warna
merah. Bila bakteri menunjukkan warna ungu, maka dikelompokkan pada jenis bakteri gram
positif, dan bila menunjukkan warna merah maka dikelompokkan pada jenis bakteri gram
negatif. Namun, ada pula bakteri yang pada usia tertentu berubah dari gram positif menjadi
gram negatif, yang disebut gram variabel, contohnya adalah bakteri yang tergolong famili
Bacillaceae

1. Bakteri gram positif


Gambar struktur dinding sel bakteri gram positif

Sumber : https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7504/Perbedaan-Bakteri-Gram-
Positif-dan-Gram-Negatif
Ciri-ciri :
 Pada komponen dinding selnya, hanya mempunyai membran plasma tunggal yang
dikelilingi sel tebal berupa peptidoglikan
 Sekitar 90 % dari dinding sel tersebut atas peptidoglikan sedangkan sisanya berupa
molekul lain bernama asam teikhoat
 Lapisan peptidoglikan pada dinding sel tebal
 Ketika pewarnaan gram, dinding sel menyerap warna violet, sehingga bakteri
berwarna ungu
 Lebih rentan terhadap obat dan penisilin (antibiotik)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 14 of 35


 Lebih tahan terhadap ganguan/perlakuan fisik
 Tidak memiliki membran luar
 Bentuk sel kaku
 Tidak ada ruang periplasmik
 Hasil pencernaan enzim adalah protoplas
 Tidak memiliki lapisan lipopolisakarida

2. Bakteri gram negatif


Gambar struktur dinding sel bakteri gram negatif

Sumber : https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7504/Perbedaan-Bakteri-Gram-
Positif-dan-Gram-Negatif

Ciri-ciri
 Memiliki sistem membran ganda dimana membran gandanya diselimuti oleh
membran luar permeabel
 Lapisan peptidoglikan pada dinding sel tipis dan terletak diantara membran
dalam dan membran luarnya
 Ketika pewarnaan gram, dinding sel menyerap warna merah, sehingga bakteri
berwarna merah
 Lebih tahan terhadap obat dan penisilin (antibiotik)
 Lebih rentan terhadap ganguan/perlakuan fisik
 memiliki membran luar
 Bentuk sel kaku dan fleksibel
 terdapat ruang periplasmik

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 15 of 35


 Hasil pencernaan enzim adalah spheroplas
 Memiliki lapisan lipopolisakarida
 Spesies bakteri Gram negatif umumnya lebih berbahaya dari Gram + karena:
o Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel bakteri gram negatif sering
bersifat toksik
o Lipopolisakarida membantu melindungi bakteri patogen terhadap sistem
pertahanan inangnya
o Lipopolisakarida menghalangi masuknya obat-obatan

Banyak target antibiotik seperti Penisilin adalah menghambat sintesis ikatan


silang peptidoglikan dan mencegah terbentuknya dinding sel bakteri yang
fungsional

Cara hidup bakteri


A. Bakteri Autotrof dan Bakteri Heterotrof
1. Bakteri Autotrof
 Bakteri autotrof (auto= sendiri, trophein: makanan) adalah bakteri yang dapat
membuat makanan sendiri dari senyawa anorganik
 Untuk membuat makanannya membutuhkan energi
 Berdasarkan asal sumber energi yang digunakan untuk menyusun makanan, bakteri
dibedakan menjadi 2 yaitu bakteri fotoautotrof dan bakteri kemoautotrof

a. Bakteri fotoautotrof
 Bakteri fotoautotrof (foton: cahaya, auto: sendiri, trophein: makanan) adalah
bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan cara menggunakan
energi yang berasal dari cahaya matahari atau melalui proses fotosintesis
 Bakteri fotoautotrof memiliki pigmen-pigmen fotosintetik, antara lain:
 Pigmen hijau  bakterioklorofil (bakterioviridin)
 Pigmen ungu  bakteriorhodopsin
 Pigmen kuning  karoten
 Pigmen merah  bakteriopurpurin
 Contoh :
 Rhodopseudomonas dan Rhodospirillum (berwarna kemerahan dan tidak
menghasilkan belerang)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 16 of 35


 Thiocystis dan Thiospirillum (berwarna ungu kemerahan dan
menghasilkan belerang)
 Chlorobium (berwarna hijau, berfotosintesis bila ada hidrogen sulfida
dan menghasilkan belerang)

b. Bakteri kemoautotrof
 Bakteri kemoautotrof (chemo: kimia, auto: sendiri, trophein: makanan)
adalah bakteri yang dapat membuat makanannya sendiri dengan
menggunakan energi kimia
 Energi kimia berasal dari reaksi oksidasi senyawa organik, misalnya amonia
(NH3), nitrit (HNO2), belerang (S), dan FeCO3
 Contoh :
 Thiobacillus ferrooxidans, Cladothrix dan Leptothrix ochracea
(mengoksidasi ion besi/ion ferro (Fe2+) menjadi ion ferri (Fe3+)
 Thiobacillus thiooxidans (mengoksidasi sulfur menjadi sulfat)
 Nitrosomonas, Nitrosococcus (mengoksidasi amonia menjadi nitrit)
 Nitrobacter (mengoksidasi nitrit menjadi nitrat)
 Bakteri yang mengoksidasi amonia (Nitrosomonas, Nitrosococcus) nitrit
(Nitrobacter) disebut bakteri nitrifikasi
 Bakteri denitrifikasi adalah bakteri yang mereduksi senyawa nitrat
menjadi nitrit dan nitrit menjadi amonia, contohnya: Pseudomonas,
Micrococcus, Beggiatoa, dan Bacillus
2. Bakteri heterotrof
 Bakteri heterotrof (hetero: yang lain, trophein: makanan) adalah bakteri yang
mendapatkan makanan berupa senyawa organik dari organisme lainnya.
 Bakteri heterotrof dapat hidup secara saproba (pengurai), parasit dan simbiosis
a. Bakteri saproba (pengurai)
 Bakteri yang memperoleh makanannya dengan cara menguraikan organisme
yang sudah mati atau bahan organik lainnya
 Bakteri saproba merupakan organisme pengurai (dekomposer) bangkai,
tumbuhan yang sudah mati, dan sampah
 Contoh :
 Escherichia coli (pengurai sisa-sisa makanan di usus besar)
 Cellvibrio dan Cellfacicula (pengurai selulosa di dalam tanah)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 17 of 35


 Alcaligenes (saproba di dalam usus besar vertebrata dan dapat
menyebabkan kekentalan serta menimbulkan benang-benang pada susu)
 Beggiatoa alba (banyak terdapat pada tanah yang tergenang air)
 Clostridium botulinum ( saproba pada makanan yang basi atau makanan
kaleng dan menghasilkan racun)
 Leucothrix (saproba di air laut yang mengandung sisa-sisa zat organik dari
ganggang)
 Aerobacter aerogenes (saproba di dalam usus besar vertebrata)
 Lactobacillus casei (digunakan dalam pembuatan keju)

b. Bakteri parasit
 Bakteri yang mendapatkan makanannya dari tubuh organisme lain yang
ditumpanginya
 Bersifat patogen (menimbulkan penyakit) bagi tubuh inang
 Bebarapa bakteri patogen bersifat oportunis, artinya bakteri tersebut hidup di
dalam tubuh inang dan dapat menyebabkan penyakit ketika sistem pertahanan
tubuh sel inang melemah akibat berbagai faktor
 Contoh:
 Corynebacterium diphtheriae (menyebabkan penyakit difteri)
 Bordetella pertusis (penyebab batuk rejan)
 Francisella tularensis (menyebabkan penyakit tularemia pada hewan dan
dapat menular pada manusia)
 Mycobacterium leprae (penyebab penyakit lepra)
 Mycobacterium tuberculosis (penyebab penyakit TBC)
 Mycobacterium bovis (parasit pada lembu)
 Chlamydia trachomatis (penyebab kebutaan/trakoma)
 Mycobacterium avium (parasit pada unggas)

c. Bakteri yang bersimbiosis mutualisme


 Bakteri yang mendapatkan makanan dari organisme lain, tetapi mampu
memberikan keuntungan bagi organisme pasangan simbiosisnya
 Contoh :
 Rhizobium leguminosarum (yang hidup pada akar tanaman kacang-
kacangan)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 18 of 35


 Escherichia coli (hidup diusus besar manusia, sebagai bentuk simbiosis
mutualisme karena bakteri ini memperoleh makanan dari sisa-sisa
pencernaan, sedangkan manusia memperoleh keuntungan karena bakteri
membantu penguraian sisa-sisa makanan dan menghasilkan vitamin K)

B. Bakteri aerob dan anaerob


Berdasarkan kebutuhan oksigen, bakteri dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu bakteri
aerob dan anaerob
1. Bakteri aerob
 Bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidupnya
 Bila tidak ada oksigen, maka bakteri ini akan mati
 Bakteri aerob menggunakan glukosa atau zat organik lainnya (misalnya etanol)
untuk dioksidasi menjadi CO2 (karbondioksida) dan H2O (air), dan sejumlah energi
 Contoh :
 Nitrosomonas
 Nitrosococcus
 Nitrobacter
 Methanomonas (pengoksidasi metan)
 Hydrogenomonas
 Thiobacillus thiooxidans
 Acetobacter
 Nocardia asteroides (penyebab penyakit paru-paru)
Reaksi:
bakteri aerob
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O + 675 Kkal
Glukosa
Bakteri asam laktat
CH3CH2OH + O2 CH3COOH + H2O +116 Kkal

2. Bakteri anaerob
a. Bakteri anaerob fakultatif
 Bakteri yang dapat hidup dengan atau tanpa oksigen
 Contoh:
 Escherichia coli
 Streptococcus
 Alcaligenes
 Lactobacillus
 Aerobacter aerogenes

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 19 of 35


b. Bakteri anaerob obligat
 Bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidupnya
 Bila ada oksigen maka bakteri akan mati
 Contoh :
 Clostridium tetani (menyebabkan kejang otot)
 Bacteroides fragilis (menyebabkan abses atau tumpukan nanah di usus)
 Peptostreptococcus (menyebabkan abses otak dan abses saluran kelamin
wanita)
 Prevotella melaninogenica (menyebabkan abses pada rongga mulut dan
faring)
 Methanobacterium (menghasilkan metana)

Reproduksi Bakteri
A. Reproduksi bakteri secara aseksual
 Dengan cara pembelahan biner, yaitu dari satu sel menjadi dua se, dua sel menjadi
empat sel, empat sel menjadi delapan sel dan seterusnya
 Terjadi secara amitosis (langsung), yaitu tidak melalui tahap-tahap tertentu seperti
pada pembelahan mitosis
 Pada umumnya, bakteri mampu membelah sekitar 1 – 3 jam sekali. Sebagai contoh,
Escherichia Coli membelah setiap 20 menit sekali
Gambar pembelahan biner

Sumber : https://dokumen.tips/documents/reproduksi-bakteri-56aa42d740ec7.html

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 20 of 35


B. Reproduksi bakteri secara seksual
 Terjadi dengan cara rekombinasi gen
 Rekombinasi gen adalah peristiwa bercampurnya sebagian materi genetik (DNA) dari
dua sel bakteri yang berbeda, sehingga terbentuk DNA rekombinan
 Hasil dari rekombinan ini adalah dua sel bakteri dengan materi genetik campuran dari
kedua induknya
 Rekombinasi gen dapat terjadi melalui konjugasi, transduksi, dan transformasi
1. Konjugasi
 Pemindahan materi genetik dari suatu sel bakteri ke sel bakteri lain secara
langsung melalui jembatan konjugasi
 Contoh bakteri yang mampu berkonjugasi adalah:
 Salmonella typhi
 Pseudomonas sp.
 Escherichia Coli

Gambar rekombinasi gen dengan konjugasi

Sumber : www.wikiwand.com

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 21 of 35


2. Transduksi
 pemindahan materi genetik satu sel bakteri ke sel bakteri lainnnya dengan
perantaraan organisme yang lain yaitu bakteriofage (virus bakteri).
 Virus yang paling cocok membantu proses transduksi adalah virus fag temperat
(virus yang dapat bereproduksi secara litik maupun lisogenik)
Gambar rekombinasi gen dengan transduksi

Sumber : commons.wikimedia.org

3. Transformasi
 Rekombinasi gen yang terjadi melalui pengambilan langsung sebagian materi gen
dari bakteri lain, yang dilakukan oleh suatu sel bakteri
 Bakteri yang mampu melakukan transformasi secara ilmiah, yaitu Rhizobium,
Streptococcus, Neisseria, Pneumococcus, dan Bacillus
Gambar rekombinasi gen dengan transformasi

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 22 of 35


Klasifikasi Bakteri
1. Eubacteri
a. Proteobacteria
b. Bakteri gram positif
c. Spirochaeta
d. Chlamydia
e. Cyanobacteria
2. Archaebacteria
a. Bakteri Methanogen
b. Bakteri Halofil
c. Bakteri Termoasidofil

1. EUBACTERIA
 Bakteri kelompok ini memiliki lapisan peptidoglikan pada dinding selnya.
 Bakteri ini dikelompokkan menjadi 5 kelompok, yaitu:
a. Proteobacteria
1. Bakteri ungu
 Memiliki bakterioklorofil yang tersimpan dalam membran plasma,
sehingga dapat melakukan fotosintesis
 Tidak menghasilkan oksigen karena tidak menggunakan air sebagai agen
pereduksi (donor elektron) dalam proses fotosintesis tetapi menggunakan
zat selain air, misalnya H2S.
 Hidup secara fotoautotrof/fotoheterotrof
 Sebagian besar anaerob obligat
 Hidup di lumpur, kolam, atau danau
 Contoh : Chromatium

2. Proteobacteria kemoautotrof
 Menyintesis makanannya sendiri dengan menggunkan energi kimia
 Hidup bebas/bidup bersimbiosis
 Contoh : Rhizobium leguminosarum (bersimbiosis dengan akar tanaman
kacang-kacangan, mengikat nitrogen bebas di udara)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 23 of 35


Gambar simbiosi bakteri pada bintil akar tanaman kacang-kacangan

Sumber : https://gdmorganic.com/bintil-akar/

3. Proteobacteria Kmoheterotrof
 Membutuhkan zat orhanik sebagai sumber karbon dan energi
 Sebagian besar hidup disaluran usus hewan
 Bersifat anaerob fakultatif
 Berbentuk batang dan tidak berbahaya
 Ada yang bersifat patogen
 Contohnya : Slmonella sp. ; Escherecia coli

b. Bakteri gram positif


 Bersifat kemoheterotrof/fotoautotrof
 Dapat membentuk endospora yang resisten, contohnya Bacillus sp.; Clostridium
sp. dan ada pula yang tidak membentuk endospora, misalnya Mycoplasma sp.
(hidup di tanah dan menyebabkan penyakit paru-paru “walking pneumonia”
pada manusia).

c. Spirochaeta
 Berbentuk heliks panjang (hingga 0,25 mm)
 Dapat bergerak
 Hidup bebas dan ada yang parasit
 Contoh :
 Treponema palidum (menyebabkan penyakit kelamin sifilis)
 Leptospira interrogans (menyebabkan penyakit leptospirosis)

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 24 of 35


 Borrelia burgdorferi (menyebabkan penyakit lyme atau lepuh kulit)

d. Chlamydia
 Tidak memiliki peptidoglikan pada dinding selnya
 Bersifat gram negatif
 Hidup parasit obligat dalam sel hewan maupun manusia
 Contoh : Chlamydia trachomatis

e. Cyanobacteria (ganggang hijau-biru)


 Tidak memiliki alat gerak
 Dapat melakukan fotosintesis
 Berukuran 1-60 mikrometer
 Hidup soliter atau berkoloni
 bentuk benang, lembaran atau bola berongga
 hidup secara bebas maupun bersimbiosis mutualisme dengan organisme lainnya
 organisme fotoautotrof
 dapat hidup di berbagai habitat, antara lain di air laut, air tawar, sawah, kolam,
air got, tanah, tembok, batu, gurun, bahkan menempel pada tumbuh-tumbuhan
 Beberapa spesies dapat hidup di habitat yang eksrem, misalnya di perairan yang
bersuhu tinggi (± 72°C) atau di lingkungan asam dengan pH 4, contohnya
Synechococcus lividus

Struktur Sel Cyanobacteria


 Lapisan lendir menyelimuti dinding sel.
 Dinding sel mengandung lapisan peptidoglikan yang tipis.
 Membran sel (membran plasma) bersifat selektif permeabel.
 Membran fotosintetik (membran tilakoid) merupakan pelipatan membran
plasma ke arah dalam sitoplasma.
 Mesosom adalah penonjolan membran ke dalam sitoplasma.
 Sitoplasma yaitu larutan koloid yang tersusun dari air, protein, lemak, gula, dan
enzim.
 Ribosom adalah organel kecil yang berfungsi untuk sintesis protein.
 Granula penyimpanan berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 25 of 35


 Vakuola gas berisi udara yang menyebabkan tubuh Cyanobacteria bisa
mengapung di permukaan di permukaan air, sehingga mendapatkan cahaya
matahari untuk berfotosintesis.
 Nukleoid merupakan materi genetik yang tersusun dari DNA dan tidak
dikelilingi membran.
Gambar struktur cyanobacteria

Sumber : https://www.ayokbelajar.com/cyanobacteria-pengertian-ciri/

Cyanobacteria yang berbentuk benang disebut Trikoma. Terdiri atas sel-sel yang
tersusun seperti rantai. Terdapat beberapa sel dengan bentuk dan fungsi yang
berbeda yaitu :
1. Heterokista
 sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel lainnya,
 berdinding tebal dengan isi yang jernih dan mengandung enzim nitrogenase
 Berfungsi untuk mengikat nitogen bebas di udara

2. Akinet
 sel yang berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh lainnya,berdinding tebal,
dan mengandung endospora.
 Berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan, mempertahankan diri
pada kondisi lingkungan yang buruk

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 26 of 35


3. Baeosit
 sel-sel vegetative
 berbentuk bulat
 berukuran kecil
 berklorofil
 Berfungsi untuk fotosintesis
Gambar Cyanobacteria yang berbentuk filamen/benang

Sumber : dosenpendidikan.co.id

Reproduksi cyanobacteria
1. Pembelahan biner
 terjadi pada Cyanobacteria uniseluler maupun multiseluler yang berbenuk
filamen (benang).
 Pada Cyanobaceria uniseluler, sel-sel hasil pembelahan ada yang langsung
memisah, ada pula yang tetap bergabung membenuk koloni (misanya
Gloeocapsa).
 Sel hasil pembelahan yang berbentuk benang, menyebabkan filamen
bertambah panjang

2. Fragmentasi
 Fragmentasi adalah pemutusan sebagian tubuh organisme.
 Bagian tubuh yang terlepas akan tumbuh menjadi individu baru.
 Fragmentasi terjadi pada Cyanobaceria yang berbentuk filamen.
 Filamen hasil pemutusan disebut hormogoinum.
 Contoh : Oscillatoria sp. dan Plectonema boryanum.

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 27 of 35


3. Pembentukan Endospora
 Pembentukan endospora terjadi jika kondisi lingkungan kurang
menguntungkan, misalnya pada kondisi kekeringan .
 Sel yang mengandung endospora ini disebut akinet.
 Akinet berasal dari sel vegetatif, berukuran lebih besar dari sel-sel tubuh
lainnya karena mengandung cadangan makanan, dan berdinding tebal.
 Jika kondisi baik, maka endospora akan tumbuh menjadi Cyanobacteria baru,
 Contohnya Nostoc sp.

Contoh Cyanobacteria dan Peranannya


No. Nama Cyanobacteria Ciri-ciri Habitat Peranan
1. Chroococcus sp. Bersel satu, bentuk Di dasar kolam yang Menyebabkan
sel bulat, berwarna tenang. Ada pula tembok bangunan
biru kehijauan, tubuh yang bersimbiosis menjadi lapuk.
diselubungi lendir. dengan jamur
membentuk lichen
Peltigera dan hidup
di tembok yang
basah.
2. Gloeocapsa Bersel satu, Di batu yang basah. Menyebabkan batu
berkoloni, menjadi licin
berselubung lendir
3. Microcystis sp. Bersel satu, bentuk Air yang Jika terjadi
sel bulat, dan mengandung limbah blooming
berkoloni. industri dan menghalangi
pertanian masuknya udara
4. Nodularia sp . Berbentuk filamen Perairan dengan dan cahaya
soliter atau dalam kadar garam tinggi matahari ke dalam
kelompok perairan.
Dapat
menghasilkan racun
yang berbahaya.

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 28 of 35


5. Polycystis Sel berbentuk bulat Hidup di permukaan Menutupi
dan bergerombol. kolam permukaan air
Koloni berbentuk kolam, sehingga air
kantung serupa bola. kolam tampak biru
Warna biru-keabuan. keabuan.
6. Oscilatoria rubescens Berbentuk filamen, Di laut Menyebabkan air
berwarna merah. laut tampak
berwarna
kemerahan
7. Nostoc communae Tubuh berbentuk Di tanah yang Menyebabkan tanah
benang yang terdiri lembab, ada yang dan batuan menjadi
dari sel-sel bulat, bersimbiosis dengan licin, dapat merusak
berlendir tebal lumut tanduk atau melapukan
membentuk massa (Anthoceros). batu candi.
seperti agar-agar,
dapat membentuk
akinet.
8. Anabaena azollae Berbentuk benang, Bersimbiosis pada Menyuburkan tanah
tersusun dari sel-sel paku air Azolla pertanian,
bulat, membentuk pinata menyebabkan air
heterokista dan sawah tampak hijau
akinet.
9. Anabaena cycadae Berbentuk benang, Bersimbiosis pada Membantu
memiliki heterokista, akar paku Cycas menyuburkan tanah
dapat mengikat (pakis haji)
nitrogen bebas.
10. Anabaena fertilisima Berbentuk benang, Hidup bebas di air Dapat menutup
memiliki heterokista tawar (danau) permukaan air dan
dan akinet, dapat memberikan warna
mengikat nitrogen pada danau jika
bebas. terjadi blooming.

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 29 of 35


11. Rivularia Tubuh berbentuk Di pinggir aliran air Menyebabkan
seperti cambuk, atau Air habitat menjadi
heterokista terdapat pembuangan. licin.
di bagian pangkalnya,
memiliki mantel
lendir yang
menyelimuti seluruh
tubuhnya.
12. Gloeotrichia Tubuh berbentuk Di pinggir aliran air Mengikat nitrogen,
seperti cambuk, atau air membantu
heterokista terdapat pembuangan. menyuburkan tanah,
di bagian pangkal menyebabkan
tubuh, memiliki habitat menjadi
akinet, mantel lendir licin.
menutupi hanya
sebagian tubuhnya.
12. Spirulina maxima, Tubuh berbentuk Hidup di air tawar Diolah sebagai
Arthrospira platensis spiral, berwarna hijau makanan suplemen
kebiruan, berbau dan obat pelangsing
anyir, mengandung tubuh.
protein tinggi,
vitamin, dan mineral.

Sumber :
en.wikipedia.org

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 30 of 35


2. ARCHAEBACTERIA
 Archaio (bahasa yunani) = kuno
 Bakteri yang dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.
 Sebagian besar Archaebacteria hidup pada habitat ekstrem seperti di mata air panas,
air laut yang terlalu asin, kawah, lumpur, dan gambut.
 membran plasmanya mengandung lipid
 Komposisinya RNA
 RNA ribosomnya berupa metionin
 Dikelompokkan menjadi 3 yaitu:
a. Bakteri methanogen
 Bakteri metanogen adalah bakteri yang menghasilkan metana (CH4) dengan
cara mereduksi CO2 dengan H2, Contohnya Methanobacterium
 Bersifat anaerobik dan kemosintetik
 Hidup dilumpur, rawa, dan tempat-tempat kekurangan oksigen
 Memperoleh makanan dengan membusukkan sisa-sisa tumbuhan yang mati
lalu menghasilkan gas metana
 Ada beberapa yang bersimbiosis dengan rumen herbivora dan saluran
pencernaan rayap sebagai agen fermentasi glukosa
 Contoh : Lachnospira multipara (menghidrolisis pektin), Ruminococcus albus
(menghidrolisis glukosa), dan Succimonas amylolitica (menghidrolisis
amilum)

b. Bakteri halofil
 Bersifat heterotrof
 Bakteri yang hidup di kadar garam tinggi (20%)
 Hidup di danau air asin dan laut mati
 Melakukan respirasi aerobik untuk menghasilkan energi
 Ada yang dapat berfotosintesis. Klorofilnya disebut bakteriorodopsin yang
menghasikan warna ungu. Contohnya : Halobacterium
 Koloni halofil ekstrim terlihat seperti buih berwarna merah-ungu karena
bakterioorodopsin yang dimilikinya

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 31 of 35


c. Bakteri termoasidofil
 Bakteri yg hidup di lingkungan ekstrim yang bersuhu tinggi (45-1100C) dan
bersifat asam (pH 1-2)
 Hidup dengan mengoksidasi sulfur
 Umumnya hidup dilubang vulkanis, kawah vulkanis dan mata air bersulfur
 Contoh bakteri termofil adalah Sulfolobus yang hidup di mata air sulfur
Yellowstone National Park, di Amerika dan Thermoplasma

PERANAN ARCHAEBACTERIA
 Enzim dari archaebacteria ditambahkan ke dalam sabun cuci atau deterjen
untuk meningkatkan kemampuan sabun cuci dan deterjen pada suhu dan pH
tinggi

 Beberapa enzim archaebacteria juga digunakan dalam industri makanan untuk


mengubah pati jagung menjadi dekstrin (sejenis karbohidrat)

 Beberapa enzim archaebacteria digunakan untuk mengatasi pencemaran,


misalnya tumpahan minyak

PERANAN BAKTERI DALAM KEHIDUPAN MANUSIA

1. Bakteri yang merugikan, antara lain:


 Bakteri yang membusukkan bahan-bahan makanan, bakteri yang menghasilkan racun
 Bakteri yang bersifat parasit
 Bakteri patogen pada manusia, hewan ternak, maupun tanaman budidaya.

Jenis/Nama Bakteri Tempat Hidup/Inang Kerugian


Clostridium botulinum Tanah, feses hewan, Menyebebkan keracunan ma-
makanan kaleng kanan
Clostridium tetani Manusia Penyakit tetanus
Streptococcus pneumoniae Manusia Menyebabkan radang paru – paru
pneumonia
Bordetella pertussis Manusia Menyebabkan batuk rejan
Treponema pallidum Manusia Penyakit frambosia (infeksi pada
pertenue kulit lengan/kaki)

Treponema pallidum Manusia Menyebabkan sifilis

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 32 of 35


Neisseria gonorrhoeae Manusia Kencing nanah pada wanita dan pria
Mycobacterium tuberculosis Manusia Menyebabkan TBC
Mycobacterium leprae Manusia Menyebabkan leprae
Coxiella burnetii Hewan ternak, Manusia Menyebabkan demam, penularan
melalui hewan ternak dan udara
Corynebacterium Manusia Menyebabkan difteri
diphtheriae
Vibrio parahaemolyticus Ikan laut Menyebabkan muntah, diare,
demam, kejang perut, setelah
memakan ikan laut yang
terkontaminasi
Vibrio cholera Manusia Menyebabkan penyakit kolera (
muntaber)
Staphylococcus aerus Makanan, Manusia Menyebabkan infeksi kulit dan
keracunan
Chlamydia trachomatis Manusia Menyebabkan penyakit mata dan
kebutaan
Francisella tularensis Manusia, Hewan Menyebabkan penyakit tularemia
Streptococcus mutans Manusia Menyintesis polisakarida (dekstran)
dari sukrosa, sehingga menyebabkan
karies (lubang pada gigi)
Streptococcus pneumoniae Manusia Menyebabkan pneumonia, sinusitis,
bronchitis, dan meningtitis
Propionibacterium acnes Kulit Manusia Menyebabkan jerawat, yang
menghasilkan enzim lipase yang
menguraikan lipid pada kulit
menjadi asam lemak bebas
penyebab radang
Salmonella typhi, Manusia Menyebabkan demam tifoid dan
Salmonella paratyphi pendarahan usus
Bacillus anthracis Hewan , Manusia Menyebabkan penyakit
Antraks pada sapi dan manusia
Pseudomonas solanacearum Tanaman Menyebabkan penyakit oada tomat,
terung dan cabai
Agrobacterium tumefaciens Tanaman Menyebabkan tumor crown gall
Mycobacterium dipthteriae manusia diptheri
Shigella dysenteriae manusia disentri

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 33 of 35


2. Peranan bakteri yang menguntungkan
Jenis/Nama Bakteri Peranan
Escherichia coli Pembusukan (penguraian sisa-sisa mahluk hidup

Rhizobium leguminosarum bakteri pengikat nitrogen


Azotobacter chlorococcum hidup bersimbiosis dengan akar tanaman kacang-
kacangan
Acetobacter xylinum minuman nata decoco dari air kelapa
Lactobacillus casei pembuatan keju
Streptococcus lactis pembuatan keju
Streptococcus Cremoris pembuatan mentega
Lactobacillus citrovorum memberi aroma pada mentega dan keju
Bacilluus brevis menghasilkan antibiotik tirotrisin
Bacillus subtilis menghasilkan antibiotik basitrasin
Bacilus polymixa menghasilkan polimixin
Nitrosomonas, Nitrosococcus, Nitrobacter untuk nitrifikasi
Acetobacter chroocum proses penambahan kesuburan tanah (humus)
Acetobacter pembuatan asam gula
Clostridium acetobutylicum Menghasilkan butilalkohol, aseton dan isopropil
alkohol
Propionibacterium Asam propionat (C2H5COOH) - Pembuatan keju
methanobacterium proses pembusukan sampah dan kotoran hewan
sehinggga menghasilkan energi alternatif metana
berupa biogas.

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 34 of 35


DAFTAR PUSTAKA

Irnaningtyas, 2013. BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Erlangga.


Saktiyono, 2006. Seribupena BIOLOGI untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:Erlangga

Modul Bakteri/Kelas X/Sem. I/Regina Deny Riandika Page 35 of 35

Anda mungkin juga menyukai