Anda di halaman 1dari 13

Farmaka

Suplemen Volume 16 Nomor 2 233

REVIEW JURNAL: INTERAKSI WARFARIN DAN HERBAL UNTUK


MEMINIMALKAN KEJADIAN ADVERSE DRUG REACTION (ADR)

Siti Utami Rahmayanti, Ahmad Muhtadi


Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran
Jl. Raya Bandung Sumedang KM. 21 Jatinangor 45363 Telp. 022 7996200 Fax. 7796200
Email: siti1997utami@gmail.com
ABSTRAK
Warfarin merupakan antikoagulan oral yang paling sering digunakan untuk menangani
penyakit terkait tromboembolisme. Warfarin merupakan obat dengan karakteristik indeks
terapeutik sempit. Obat herbal dan makanan paling banyak disebut sebagai penyebab utama
kejadian Adverse drug reaction (ADR) pada terapi dengan warfarin. Review ini dilakukan
untuk mengidentifikasi interaksi antara warfarin dengan beberapa herbal yang umum
digunakan oleh masyarakat sebagai upaya untuk meminimalkan kejadian ADR pada terapi
warfarin. Hasilnya, terdapat tujuh herbal yang diidentifikasi mengenai interaksinya dengan
warfarin pada artikel ini. Terdapat satu herbal yang dikategorikan Level I (highly probable)
yaitu St John’s Worth, dua herbal dalam kategori Level II (probable) yaitu Danshen dan
Soya, dua herbal dalam kategori Level III (Possible) yaitu Ginseng dan Bawang putih dan dua
herbal lain dalam kategori Level IV (Doubtful) yaitu Jahe dan Teh hijau. Herbal yang
diidentifikasi memiliki range keparahan major hingga moderate. Sebaiknya, herbal dalam
kategori level I dan II terutama yang memiliki tingkat keparahan major dan moderate
dihindari penggunaanya bersama dengan warfarin sedangkan herbal pada level III dan IV
sebaiknya dilakukan monitoring secara dekat terhadap nilai INR.

Kata kunci: Warfarin, herbal, ADR.

ABSTRACT
Warfarin is the most commonly used oral anticoagulant to treat thromboembolism-
related illnesses. Warfarin is a drug with narrow therapeutic index. Herbal and dietary are
most commonly cited as the lead cause of adverse drug reaction (ADR) events in therapy with
warfarin. This review is conduct to identify the interaction between warfarin and some
commonly used herbs by the public in an effort to minimize the incidence of ADR in warfarin
therapy. As a result, there are seven herbs identified about their interactions with warfarin in
this article. There is one herb classified as Level I (highly probable) that is St. John's Worth,
two herbs in the level II (probable) that is Danshen and Soya, two herbs in the level III
(Possible) that is Ginseng and Garlic and two other herbs in the category level IV (Doubtful)
that is Ginger and Green Tea. Herbs that identified in this articel have a range of major to
moderate severity. Preferably, herbs in the levels I and II especially those with major and
moderate severity are avoided in patients with warfarin theraphy while herbs at levels III and
IV should be closely monitored in the INR value.

Keywords: Warfarin, Herbs, ADR.


Diserahkan: 4 Juli 2018, Diterima 4 Agustus 2018
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 234

PENDAHULUAN tromboembolik pada pasien (Nutescu, et


al., 2006).
Warfarin telah digunakan selama
enam dekade dan sampai sekarang masih Oleh karena itu, sangat penting untuk
digunakan sebagai antikoagulan oral yang menjaga efektivitas serta efisiensi
paling umum untuk mengobati atau manajemen terapi warfarin pada pasien.
mencegah penyakit terkait Namun, terdapat banyak tantangan untuk
tromboembolisme diantaranya myocardial mendapatkan dosis yang optimal dalam
infarction, ischemic stroke, venus penggunaan warfarin. Hal ini dikarenakan
thrombosis, heart valve replacement, atrial warfarin memiliki variasi respon
fibrillation, deep vein thrombisis dan farmakokinetk (PK) dan farmakodinamik
pulmonary thromboembolism (Hirsh J, (PD) yang tinggi antar individu pasien
2001; Pellagatti & T. M., 2017). Warfarin karena adanya pengaruh polimorfisme gen
menghasilkan efek dengan mengganggu terhadap metabolisme warfarin, selain itu
interkonversi siklik Vitamin K1 dan 2,3 variasi respon PK-PD dari warfarin ini
epoxide yang merupakan kofaktor juga dipengaruhi oleh adanya faktor
essensial untuk pembentukan faktor-faktor demografi pasien (perbedaan umur, berat
pembekuan darah seperti faktor II, VII, IX, badan, jenis kelamin, luar permukaan
dan faktor X serta protein C, protein S dan tubuh), pola makan, perilaku merokok, dan
Protein Z (Ansell, et al., 2004; Nutescu, et adanya interaksi warfarin dengan obat,
al., 2005). makanan dan atau suplemen herbal yang
dikonsumsi secara bersamaan (Gong, et al.,
Warfarin memiliki karakteristik
2011).
indeks terapeutik sempit (narrow
therapeutic index), sehingga perbedaan Terapi secara bersamaan antara obat
dosis yang sedikitpun akan memberikan kimia dan herbal telah terbukti dapat
perbedaan respon yang signifikan. Dosis meningkatkan resiko kejadian Adverse
yang tidak sesuai akan meningkatkan efek drug reaction (ADR). Namun, terapi
samping, dosis yang berlebih akan komplementer dan alternative dengan
mengakibatkan resiko pendarahan mayor herbal telah secara luas digunakan. Hampir
ataupun minor pada pasien. Sementara itu, 40% pasien dengan penyakit
apabila dosis yang diberikan kurang maka kardiovascular atau stroke melakukan
akan mengakibatkan kegagalan dalam terapi secara bersamaan antara obat yang
penanganan tromboembolisme sehingga diresepkan dengan obat herbal (Tsai, et al.,
akan mengakibatkan komplikasi 2013).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 235

Obat herbal dan makanan paling P450s, terutama pada CYP2C9, CYP1A2,
banyak disebut sebagai penyebab utama CYP3A4, or CYP2C19, sehingga adanya
kejadian Adverse drug reaction (ADR) perubahan metabolisme warfarin oleh
pada terapi dengan warfarin. Pada sebuah enzim tersebut akan mempengaruhi
literature disebutkan bahwa inteaksi herbal konsentrasi obat dalam plasma dan efek
dan warfarin terjadi pada 34 pada 133 farmakologi dari warfarin (Greenblatt &
kasus interaksi herbal dengan obat, Moltke, 2005).
menjadikan warfarin sebagai obat yang
Herbal yang secara klinis
paling sering berinteraksi dengan herbal
berinteraksi dengan warfarin diidentifikasi
(Gohil & Patel, 2007). Oleh karena itu,
berdasarkan tiga kategori berdasarkan studi
dilakukan penggalian informasi terkait
yang telah dilakukan oleh Holbrook et.al
interaksi antara warfarin dengan obat
pata tahun 2005 yang pertama apakah
herbal yang sering digunakan oleh
interaksi obat meningkatkan atau
masyarakat yang telah dipelajari secara
menghambat efek farmakologi warfarin.
klinis untuk menghindari kejadian Adverse
Kedua, berdasarkan tingkat kejadian (level
drug reaction (ADR).
of causation) yang dikategorikan dari level
POKOK BAHASAN I (Highly Probable), level II (Probable),
level III (Possible) hingga IV (Doubtful)
Mekanime interaksi warfarin dengan
dimana semakin tinggi level menandakan
herbal dibagi menjadi dua kategori yaitu
bahwa tingkat kejadian atau kemungkinan
interaksi farmakokinetik warfarin atau
herbal akan berinteraksi dengan warfarin
farmakodinamik warfarin. Interaksi yang
akan semakin rendah. Untuk pembuktian
sering terjadi antara warfarin dan herbal
pada level I bukti kuat didasarkan pada
adalah pada proses metabolisme warfarin
studi terhadap volunteer yang sehat serta
oleh cytochrome P450s (Beikang, et al.,
laporan kasus yang terjadi pada pasien.
2014).
Kemudian, yang ketiga berdasarkan tingkat
Warfarin terutama dimetabolisme keparahan efek yang dihasilkan yang
oleh enzim cytochrome P450s (CYPs). kategorikan menjadi efek major, moderate,
Dari semua isoenzim, CYP2C9 merupakan minor, dan non clinical (Holbrook, et al.,
enzim yang paling banyak memetabolisme 2005). Pengelompokan tingkat keparahan
S-warfarin yang merupakan bentuk yang dan tingkat kejadian (level of causation)
lebih poten dibadingkan dengan 𝑅- didasarkan pada kriteria standar yang
enantiomernya. Obat herbal terutama disajikan dalam tabel berikut.
memberikan efek terhadap cytochrome
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 236

Tabel 1. Scoring tingkat keparahan interaksi Herbal – Warfarin (Holbrook, et al., 2005)
Tingkat Keparahan Potensiasi Inhibisi
Mayor Kematian, pendarahan mayor, Terjadinya thrombosis
entailing entire cease of warfarin
therapy
Moderate Kenaikan INR, dibutuhkan Penurunan INR, dibutuhkan
penyesuaian dosis penyesuaian dosis
INR naik hingga lebih dari 5 INR turun lebih dari 1,5
INR naik lebih dari 1,5 unit INR turun lebih dari 1,5 unit
Minor INR naik tidak dibutuhkan Penurunan INR, tidak dibutuhkan
penyesuaian dosis penyesuaian dosis
INR naik tidak lebih dari 5 INR turun tidak lebih dari 1,5
INR naik tidak lebih dari 1,5 unit INR turun tidak lebih dari 1,5 unit
Non Clinical Tidak terjadi perubahan INR Tidak terjadi perubahan INR

Tabel 2. Kriteria tingkat kejadian interaksi Herbal – Warfarin (Holbrook, et al., 2005)
Tingkat Kejadian Kriteria
I ( Highly Probable) A, B, C dan satu atau lebih D – G
II (Probable) A, B, dan satu atau lebih C – G
III (Possible) A dan satu atau lebih B – G
IV (Doubtful) A saja atau kombinasi B – G
A : Apakah waktu pemberian memungkinkan interaksi farmakologis?
B : Dilakukan tes laboratorium (INR, Waktu Prothrombin, trombotest)?
C : Apakah faktor potensial yang akan mempegaruhi farmakokinetik atau farmakodinamik
dijelaskan dengan baik?
D : Apakah respon yang sama terjadi pada penggunaan herbal sebelumnya?
E : Apakah terdapat hubungan antara dosis terhadap interaksi herbal?
F : Apakah dilakukan percobaan berulang pada subjek dan kejadian sama terulang?
G : Apakah terdapat bukti objektif ?
Notes:
A : Pada studi pasien harus mengkonsumsi warfarin pada dosis stabil, herbal dikonsumsi
secara rutin pada dosis yang biasa digunakan. Untuk studi pada voluteer, subjek harus
menerima warfarin saja dan kombinasi warfarin – herbal untuk periode yang sama.
B : Pada pasien, perubahan variabel koagulasi harus diluar terapeutik range. Sedangkan studi
pada volunteer perubahan minimal 20% dibutuhkan pada parameter koagulasi. Untuk
simpulan “tidak terdapat interaksi” tidak boleh terjadi perubahan variabel yang signifikan
secara statistik.
C : Faktor seperti makanan, obat – obatan atau kondisi kesehatan tertentu terutama penyakit
liver harus dipertimbangkan sebagai faktor yang mempengaruhi efek.
D : Pada studi pasien, hasil yang sama harus didapatkan pada waktu sama ketika interaksi
dilaporkan.
E : Perubahan dosis herbal yang dikonsumsi berhubungan dengan perubahan variabel
koagulasi.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 237

F : Herbal yang berinteraksi harus dikonsumsi secara simultan dengan warfarin pada dua
atau lebih percobaan dan efek yang dihasilkan harus sama.
G : Bukti objektif lain yang menyebabkan perubahan kadar warfarin atau dependen faktor
pembekuan vitamin K (II, VII, IX, atau X).

Bawang Putih (Allium sativum) Pada sebuah studi yang mempelajari


interaksi ekstrak bawang putih dengan
Bawang putih disebutkan memiliki
warfarin pada 12 volunteer sehat
khasiat untuk kesehatan kardiovaskular.
menyatakan bahwa tidak ditemukan efek
Penggunaan bawang putih bersamaan
yang signifikan terhadap farmakokinetik
dengan warfarin atau antikoagulan
maupun farmakodinamik dari warfarin
diasosiasikan dengan penurunan agregasi
(Abdul, et al., 2000). Hasil yang sama juga
platelet dan perpanjangan pendarahan.
didapat pada sebuah studi placebo-
Terdapat kehawatiran penggunaan herbal
controlled pada pasien yang
bawang putih dengan warfarin akan
mengkonsumsi ekstrak bawang putih dan
meningkatkan efek antikoagulasi dari
warfarin secara bersamaan tidak ditemukan
warfarin (Abdul, et al., 2000).
perubahan yang signifikan terhadap efek
Terdapat sebuah kasus dimana farmakologis warfarin baik pada placebo
seorang pasien dalam terapi warfarin maupun warfarin (Macan, et al., 2006).
mengkonsumsi suplemen bawang putih
Namun, pada sebuah studi yang
yang menyatakan bahwa konsumsi bawang
dilakukan terhadap empat subjek dengan
putih bersaman dengan warfarin menaikan
gen VKORC1 menunjukan terdapat
nilai INR dan menyebabkan pendarahan.
interaksi farmakodinamik dengan bawang
Seorang pasien mengalami peningkatan
putih yang menginduksi penurunan efek
INR dua kali lipat dan menderita hematuria
farmakologis warfarin. Sampai saat ini
selama 8 minggu setelah menkonsumsi
ekstrak bawang putih masih digunakan
ekstrak bawang putih setiap hari. Setelah
sebagai terapi sampingan bagi pasien
penghentian konsumsinya nilai INR pasien
dalam terapi warfarin dikarenakan
kembali normal. Pada kasus lain seorang
keuntungannya terhadap kesehatan
pasien yang menjalani terapi warfarin juga
kardiovaskular (Ramsay, et al., 2005).
mengalami kenaikan INR sebanyak dua
kali lipat setelah mengkonsumsi enam Sehingga, apabila mengkonsumsi
tablet Kwai Galic setiap hari (Williamson, herbal ini bersaman dengan terapi warfarin
et al., 2009). sebaiknya dilakukan monitoring terhadap
nilai INR (Kannar, et al., 2001). Studi lebih
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 238

jauh perlu dilakukan untuk mengetahui steady-state plasma dari warfarin (Wu &
mekanisme interaksi herbal-warfain ini. Yeung, 2010). Tanshinones menginhibisi
Karena terdapat penyataan yang berbeda metabolisme warfarin baik secara in vitro
pada beberapa studi, interaksi ini dan in vivo pada tikus. Meskipun, pada
dikategorikan possible (level III) dengan suatu studi disebutkan bahwa ekstrak air
efek major yang perlu diwaspadai. danshen pada dosis normal tidak
mengubah farmakokinetik dan
Danshen (Salvia miltiorrhiza)
farmakodinamik warfarin pada tikus sehat
Danshen merupakan obat herbal (Chu, et al., 2011).
tradisional yang digunakan untuk
Sementara itu, pada studi klinis
meningkatkan sirkulasi darah dan banyak
terdapat tiga kasus over-antikoagulasi dan
digunakan sebagai obat untuk penyakit
pendarahan dilaporkan akibat penggunaan
kardiovaskular seperti jantung koroner,
bersama warfarin dan danshen. Pada suatu
hyperlipidemia dan cerebrovascular (Zhou,
kasus INR pasien yang mengkonsumsi
et al., 2005).
warfarin dan danshen secara bersamaan
Efek Danshen terhadap meningkat secara siginifikan. Seorang
farmakokinetik dan farmakodinamik pasien berusia 62 tahun yang secara rutin
warfarin pada tikus telah dilaporkan secara mengkonsumsi warfarin memiliki
ekstensif. Danshen dilaporkan menaikan peningkatan INR hingga lebih dari 8,4
konstanta laju absorpsi, AUC maksimum, setelah mengkonsumsi ekstrak danshen
dan waktu paruh eliminasi namun selama dua minggu. Pada kasus lain
menurunkan eksresi dan volume distribusi setelah konsumsi danshen selama tiga hari
baik R dan S warfarin. Sehingga, respon seorang pasien berusia 66 tahun yang
antikoagulan dari warfarin akan naik ketika sudah setahun mengkonsumsi warfarin 2 –
dikonsumsi bersama dengan danshen. 2,5mg/hari mengalami pendarahan hingga
Selain itu, Danshen akan meningkatkan harus dilarikan ke rumah sakit dengan
efek farmakologi warfarin dengan kenaikan INR dari 2 menjadi 5,5 (Beikang,
memperpanjang waktu prothrombin et al., 2014).
sebagai indikator antikoagulasi (Chan, et
Hingga saat ini belum terdapat studi
al., 1995).
yang meneliti bagaimana interaksi danshen
Studi terbaru menunjukan bahwa dan warfarin pada orang sehat. Sehingga,
senyawa tanshinones dari Danshen interaski warfarin dan danshen ini dapat
menginhibisi hidroksilasi warfarin dikategorikan probable dengan tingkat
hydroxylation dan menaikan konsentrasi keparahan major.
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 239

Penggunaan herbal ini bersamaan maupun farmakokinetik warfarin setelah


dengan warfarin sebaiknya dihidari atau pemberian dosis tunggal 25 mg warfarin
perlu diawasi oleh tenaga kesehatan, salah (Jjang, et al., 2004).
satu caranya adalah dengan monitoring
Studi pada tikus juga menyatakan
nilai INR pasien secara berkala.
bahwa tidak ada efek terhadap laju
Ginseng (Panax ginseng) absorpsi atau eliminasi dan waktu
prothrombin setelah pemberian warfarin
Ginseng (Panax ginseng) digunakan
dan ginseng secara dosis tunggal. Pada
sebagai herbal untuk menjaga daya tahan
studi lain yang dilakukan terdapap 25
tubuh (Williamson, et al., 2009). Pada
pasien dengan cardiac valve replacement
sebuah studi secara in vitro disebutkan
yang sedang dalam terapi warfarin
bahwa beberapa komponen dari Panax
diberikan 1 gram ekstrak panax ginseng
ginseng menginhibisi agregasi platelet dan
atau placebo tidak menunjukan perbedaan
formasi thromboxane (Zhu, et al., 1999).
yang berarti nilai INR nya (Lee, et al.,
Terdapat sebuah kasus yang 2010). Selain itu, mekanisme pasti
melaporkan bahwa pada pasien laki-laki penurunan efek warfarin dengan
berusia 47 tahun yang mengkonsumsi pemberian ginseng ini masih harus diteliti
warfarin selama 9 bulan memiliki rentang lebih lanjut, sehingga interaksi ini dapat
INR 3 – 4 selama 2 minggu mengkonsumsi dikategorikan possible dengan efek major
kapsul ginseng tiga kali sehari memiliki karena pada sebuah kasus interaksinya
penurunan INR hingga 1,5. Kemudian menghasilkan efek thrombosis yang dapat
setelah penghentian konsumsi ginseng nilai berakibat fatal.
INR naik kembali menjadi 3,3 dalam
Jahe (Zingiber officinale)
selang waktu 2 minggu. Pada pasien lain
terjadi penurunan INR menjadi 1,4 dengan Jahe memiliki efek antiinflamasi,
thrombosis (Rosado, 2003). Ini antispasmodik dan aktivitas antiplatelet
mengindikasikan ginseng kemungkinan (Ali, et al., 2008). Terdapat satu kasus
menghambat agregasi platelet dan yang menyatakan bahwa terjadi kenaikan
pembentukan tromboxan. INR yang signifikan pada seorang pasien
wanita yang mengkonsumsi warfarin
Meskipun begitu, pada sebuah studi
dengan akar jahe secara bersamaan.
yang dilakukan terhadap 12 volunteer sehat
Namun, pada kasus ini tidak dijelaskan
pemberian kapsul berisi ekstrak ginseng
faktor lain yang mungkin dapat
1gram 3 kali sehari selama 2 minggu tidak
mempengaruhi efek yang dihasilkan
mempengaruhi efek farmakodinamik
(Jiang, et al., 2005).
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 240

Pada sebuah studi pada 12 volunteer susu kedelai. Tidak dilakukan pengujian
sehat yang diberikan 25mg warfarin ulang pada kasus ini dikarenakan adanya
selama 7 hari kemudian diberikan herbal resiko iskemik dan penolakan dari pasien
jahe pada dosis yang direkomendasikan (Cambria-Kiely, 2002).
selama 7 hari. Hasilnya tidak terdapat
Pada kasus ini telah dilakukan
interkasi yang signifikan antara warfarin
eliminasi terhadap faktor yang memiliki
dengan jahe yang menyebabkan perubahan
kemungkinan mempengaruhi nilai INR
farmakodinamik maupun farmakokinetik
seperti dosis warfarin, penyimpanan obat,
dari warfarin (Jiang, et al., 2005). Laporan
resep yang baru, peningkatan konsumsi
kasus interaksi antara jahe dan warfarin
vitamin K, konsumsi alkohol dan
masih terbatas. Interaksi yang mungkin
perubahan aktivitas fisik. Namun, tes
terjadi antara jahe dan warfarin dapat
terhadap parameter farmakokinetiknya
dikategorikan doubtful dengan tingkat
belum dilakukan (Cambria-Kiely, 2002).
keparahan moderate.
Berdasarkan studi yang ada soya
Soya (Gylcine max)
dapat dikategorikan probable dengan
Meskipun kedelai tidak digunakan tingkat keparahan moderate. Sehingga
sebagai obat herbal. Namun, kedelai konsumsinya dengan terapi warfarin
banyak dikonsumsi sebagai suplemen yang sebaiknya dihindari.
bermanfaat untuk kesehatan
kardiovaskular, mencegah peningkatan
arterosklerosis, termasuk menurunkan St John’s Worth (Hypericum perforatum)
kadar kolesterol, LDL dan Trigliserida.
St John’s Worth (SJW) telah banyak
Dalam sebuah kasus disebutkan digunakan sebagai obat untuk mengobati
terdapat penurunan nilai INR pada pasien anxietas dan depressi (Rey & WalterG,
hypertriglyceridemia yang sedang 1998). Interaksi antara St John’s Worth
menjalankan terapi dengan warfarin dan (SJW) dengan warfarin telah dilaporkan
mengkonsumsi protein kedelai dalam pada empat kasus secara spontan. Keempat
bentuk susu kedelai. Meskipun tidak kasus menunjukan penurunan efek
terdapat studi pada hewan maupun farmakologis dari warfarin pada
manusia sehat kejadian adverse reaction pemakaian bersama warfarin dengan SJW .
berupa penurunan nilai INR terjadi pada Kemudian, terdapat 22 kasus yang juga
pasien yang menkonsumsi susu kedelai dilaporkan memiliki interaksi sehingga
secara kontinu selain itu, nilai INR ini akan menghasilkan perubahan nilai INR dengan
meningkat setelah penghentian konsumsi penurunan INR sebagai efek yang paling
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 241

sering dihasilkan (Greenblatt & Moltke, Teh Hijau telah dilaporkan memiliki
2005). kandungan vitamin K yang tinggi (Booth,
et al., 1993). Dalam 100 gram daun kering
Secara farmakologi bentuk S-
teh hijau mengandung sebanyak 1428 𝜇g
enantiomer dari warfarin merupakan
vitamin K. Sedangkan dalam seduhan teh
bentuk aktif yang memiliki efek
nya mengandung sekitar 0.03 𝜇g vitamin K
farmakologi dan dimetabolisme oleh
tiap 100 g seduhan teh (Booth, et al.,
CYP2C9. Konsumsi SJW ini disebutkan
1995).
dapat menginduksi metabolism warfarin
oleh CYP2C9 sehingga efek farmakologi Efek antagonis dari teh hijau
yang berkurang yang ditandai dengan terhadap warfarin dilaporkan berdasarkan
penurunan nilai INR pasien (Gurley, et al., kandungan vitamin K nya yang tinggi
2008). Dalam sebuh studi pada 12 orang berlawanan dengan mekanisme warfarin
volunteer sehat disebutkan bahwa SJW yang menginhibisi vitamin K yang
menaikan eksresi warfarin dan terdapat merupakan precursor pembekuan darah
penurunkan AUC sebesar 20% pada (Werba , et al., 2018).
pemberian warfarin secara single dose.
Bagaimapun juga sampai sekarang
Interaksi yang ada bersifat menurunkan
hanya terdapat satu kasus yang
INR dan dapat menurunkan efektivitas
menyakatan terdapat interaksi antara teh
warfarin sehingga penyesuai dosis perlu
hijau dengan warfarin yang menyebutkan
dilakukan (Henderson, et al., 2002; Jjang,
pada seorang pasien laki-laki berusia 44
et al., 2004). Oleh karena itu SJW
tahun yang mengkonsumsi warfarin 7,5 mg
berdasarkan tingkat kejadian dikategorikan
setiap hari kemudian menkonsumsi 0,5 -1
highly probable dengan tingkat keparahan
galon teh hijau mengalami penurunan INR
minor ke moderate. Sehingga penggunaan
secara signifikan dari 3.79 menjadi 1.37
bersamaan dengan warfarin perlu
dan nilai INR nya naik kembali menjadi
dihindari.
2,55 setelah penghentian konsumsi teh
Teh Hijau (Camellia sinensis) hijau ini, data farmakokinetik dari studi ini
tidak dilakukan (Taylor & Wilt , 1999).
Teh hijau (Camellia sinensis) yang
kaya akan antioksidan dipercaya dapat Meskipun kasus ini sudah banyak
mencegah beberapa penyakit seperti disitasi belum ada penelitian lebih lanjut
kanker dan menurunkan tekanan darah, yang mendukung hasil observasi pada studi
manajemen berat badan dan menjaga ini (Cheng, 2007). Berdasarkan studi yang
kesehatan kardiovasluar (Kuriyama, et al., telah dilakukan interaksi antara teh hijau
2006). dan warfarin ini dapat dikategorikan
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 242

Doubtful dengan efek moderate dan untuk mengetahui interaksi yang terjadi.
sebaiknya dilakukan studi lebih lanjut
Tabel 3. Rangkuman Interaksi Herbal – Warfarin berdasarkan bukti klinis

Nama Herbal Efek Klinis Keparahan Tingkat Kejadian


Bawang Putih Potensiasi Major III (Possible)
(Allium cepa)
Danshen Potensiasi Major II (Probable)
(Salvia miltiorrhiza)
Ginseng Inhibisi Major III (Possible)
(Panax ginseng)
Jahe Potensiasi Moderate IV (Doubtful)
(Zingiber officinale)
Soya Inhibisi Moderate II (Probable)
(Glycine max)
St John’s Worth Inhibisi Moderate I (Highly Probable)
(Hypericum perforatum)
Teh Hijau Inhibisi Moderate IV (Doubtful)
(Camellia sinensis)

SIMPULAN terhadap nilai INR. Terapi herbal


bersamaan dengan terapi farmakologi
Terdapat tujuh herbal yang diidentifikasi
sebaiknya dilakukan dalam pengawasan
mengenai interaksinya dengan warfarin
dokter dan apoteker yang bertanggung
pada artikel ini. Terdapat satu herbal yang
jawab agar meminimalkan kejadian
dikategorikan Level I (highly probable)
adverse drug reaction pada pasien.
yaitu St John’s Worth, dua herbal dalam
kategori Level II (probable) yaitu Danshen
dan Soya, dua herbal dalam kategori Level UCAPAN TERIMA KASIH
III (Possible) yaitu Ginseng dan Bawang
Penulis mengucapkan terima kasih
putih dan dua herbal lain dalam kategori
kepada Prof. Dr. Ahmad Muhtadi, M. Si.
Level IV (Doubtful) yaitu Jahe dan Teh
sebagai dosen pembimbing yang telah
hijau. Herbal yang diidentifikasi memiliki
membimbing serta memberikan kritik dan
range keparahan major hingga moderate.
saran selama penulisan review jurnal ini.
Berdasarkan tingkat kejadian (level of
causation) sebaiknya herbal dalam DAFTAR PUSTAKA
Abdul, M. et al., 2000. Pharmacodynamic
kategori level I dan II terutama memiliki Interaction of Warfarin with
tingkat keparahan major dan moderate Cranberry but not Garlic in Healthy
Subject. British Journal of
dihindari penggunaanya bersama dengan Pharmacology, Volume 154, pp.
warfarin sedangkan herbal pada level III 1691 - 1700.
dan IV sebaiknya dilakukan monitoring
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 243

Ali, B., Blunden, G., Tanira, M. O. & Pharmacy and Pharmacology,


Nemmar, A., 2008. Some Volume 47, pp. 402 - 406.
Phytochemical, Pharmacological
and Tixocologycal Properties of Cheng, T., 2007. Green Tea May Inhibit
Ginger (Zingiber officinale Warafrin. International Journal Of
Roscoe): a review of recent Cardiology, Volume 115, p. 236.
research. Food and Chemical Chu, Y. et al., 2011. The Effect of
Toxicology, 46(2), pp. 409 - 420. Compound Danshen Dripping Pills,
Ansell, J. et al., 2004. The Pharmacology A Chinese Herb Medicine on The
and Management of Vitamin K Pharmacokinetics and
antagonis : The Seventh ACCP Pharmacodynamics of Warfarin in
Conference on Antitrombotic and Rats. Journal Ethnopharmacol,
Thombolytic Theraphy. Chest, pp. Volume 137, pp. 1457-1461.
126 : 204S - 233S. Gohil, K. J. & Patel, J., 2007. Herb-Drug
Beikang, G., Zhang, Z. & Zuo, Z., 2014. interaction a review and study
Updates on the Clinical Evidenced based on assessment of clinical
Herb-Warfarin Interactions. case reports in literature. Indian
Evidence Based Complementary Journal of Pharmacology , 39(3),
and Alternative Medicine, pp. 1 - pp. 129 - 139.
18. Gong, I. Y. et al., 2011. Clinical and
Bone, K., 2008. Potential Interaction of genetic determinants of Warfarin
Ginkgo biloba leaf with antiplatelet Pharmakokinetics and
or anticoagulant drugs : What is the Pharmacodinamics during
Evidence?. Molecular Nutrition Treatment Initiation. PloS ONE,
and Food Research , 52(7), pp. 764 6(11), pp. 1 - 12.
- 771. Greenblatt, D. & Moltke, L. V., 2005.
Booth, S., Madabushi , H. T., Davidson, K. interactionn of Warfarin with
W. & Sadowski , J. A., 1995. Tea Drugs, Natural Substance and
and Coffe Brews are Not Dietary foods. Journal of Clinical
Sources of Vitamin K Pharmacology, 45(2), pp. 127-132.
(Pgylloquinone). Journa; of the Gurley, B. J., Swain, A., Hubbard, M. A.
American Diabetic Association, & et.al, 2008. Clinical assesment of
95(1), pp. 82 - 83. CYP2D6-mediated herb-drug
Booth, S., Sadowski, J., Weihrauch, J. & Interaction in Human : Effects of
Ferland , G., 1993. Vitamin K Milk Thistle, Black Cohosh,
(Phylloquinone) content of food : A Goldenseal, Kava kava, St John's
Provisional Table. Journal of Food Wort and Echinacea. Molecular
Compositin and Analysis , 6(2), pp. Nutrition and Food Research ,
109 - 120. 52(7), pp. 755 - 763.

Cambria-Kiely, J. A., 2002. Effect of Soy Henderson, L., Yue, . Q. Y., Bergquist , C.
Milk on Warfarin Efficacy. Ann & Gerden , B., 2002. St John’s wort
Pharmacother, Volume 36, pp. (Hypericum perforatum): drug
1893 - 1896. interactions and clinical outcomes.
Blackwell Science Ltd Br J Clin
Chan, K., Lo, A., Yeung, J. & Woo, K., Pharmacol., Volume 54, p. 349–
1995. The effects of Danshen 356.
(Salvia miltiorrhiza) on Warfarin
Pharmacodynamics and Hirsh J, D. J., 2001. Oral antikoagulant :
Pharmacokinetics of Warfarin Mecanism of action, Clinical
Enantiomers in Rats. Journal effectiveness and optimal
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 244

therapeutic range. Chest, Volume Journal of Cardiology, 145(2), pp.


119(1), pp. 8S - 21S. 275 - 276.
Holbrook, A., Pereira, J., Labiris, R. & Macan, H. et al., 2006. Aged Garlic
et.al, 2005. Systematic overview of Extract maybe safe for patients on
Warfarin and Its Drug and Food Warfarin Theraphy. Journal
Interactions. Archives of Internal Nutrition, Volume 136, pp. 793s -
Medicine , 165(10), pp. 1095 - 795s.
1106.
Nutescu, E., Shapiro, N., Chevalier, A. &
Itokawa H, S. Q., 2008. Recent Advances Amin, A., 2005. A Pharmacoloc
in the Investigation of Overview of Current and Emerging
Curcuminoid. Chinese Medicine, Anticoagulant. Cleve. Clin. Journal
3(11), pp. 1 - 13. Medicine, Suplement 1(72), pp. S2-
S6.
Jiang, X., Wliiams, K., Liauw, W. S. &
et.al, 2005. Effect of GInkgo and Nutescu, E., Shapiro, N. L., Ibrahim, S. &
Ginger on The Pharmacokinetics West, P., 2006. Warfarin and Its
and Pharmacodynamics of Warfarin Interaction with Food, Herbs and
in Healthy Subjects. British Other Dietary Supplements. Expert
JOurnal of Clinical Pharmacology, Opin. Drug Saf, Volume 5, pp. 433
59(4), pp. 425 - 432. - 451.
Jjang, X. et al., 2004. Effect of ST Jhon's Pellagatti, T. & T. M., 2017. Warfarin
wort and Ginseng on The Personalized Dosage : Re-
Pharmacokinetics and compounding for a More Suitable
Pharmacodynamic of Warfarin in Theraphy and Better Compliance.
Health Subjects. British Journal Int J Pharm Compd , Volume 21
Clinical Pharmacology , Volume (3), pp. 247 - 250.
57, pp. 592 - 599.
Ramsay, N., Kenny , M., Davies, G. &
Kannar, D., Wattanapenpaiboon, N., Patel , J., 2005. Complimentary and
Savige, G. & Wahlqvist, M., 2001. Alternative Medicine use among
Hypercholesterolemic effect of an Patients starting warfarin. Britich
enteric-coated Garlic Supplement. JOurnal Haematology , Volume
Journla American Collage 130, pp. 777 - 780.
Nutrition, Volume 20, pp. 225 -
231. Rey, J. & WalterG, 1998. Hypericum
perforatum (St John's Wort)
Kocher, A., Schiboor, C. & Frank , J., depression: pest or blessing?. MJA,
2015. Curcuminoid Drug Volume 169, pp. 583 - 586.
Interaction. Ernahtungs Umschau,
62(11), pp. 188 -195. Rosado, M., 2003. Thrombosis of Prostetic
Aortic Valve Discloing a
Kuriyama, S., Shimadzu, T., Ohmori, K. & Hazardous Interaction between
et.al, 2006. Green Tea Consumtion Warfarin and Commercial Ginseng
and Mortality Due to Product. Cardiology, 99(2), p. 111.
Cardiovascular Diasease, Cancer,
and All causes in Japan : The Taylor, J. & Wilt , V., 1999. Probable
Ohsaki Study. JAMA, 296(10), pp. antagonism of Warfarin by Green
1255 - 1265. Tea. Ann Pharmacotheraphy,
Volume 33, pp. 731 - 734.
Lee, Y. H. et al., 2010. Interaction
Between Warfarin and Korean Red Tsai, H. et al., 2013. “A review of potential
Ginseng in patients with Cardiac harmful interactions between
Valve Replacement. International anticoagulant/antiplatelet action in
Farmaka
Suplemen Volume 16 Nomor 2 245

Chineese Herbal Medicine. PLoS in vibo. Phytomedicine, Volume


ONE, 8(5). 17, pp. 219 - 226.
Werba , J. P. et al., 2018. Update of Green Zhou, L., Zuo, Z. & Chow, M. S. S., 2005.
Tea Interaction with Cardiovascular Danshen : An Overview of Its
Drug and Putative Mechanism. Chemistry, Pharmacology,
Journal Food and Drug Analysis , Pharmacokinetics, and Clinical
Volume 26, pp. 72s - 77s. Use. Journal of Clinical
Pharmacology, Volume 45, pp.
Williamson, E., Driver, S. & Baxter, K., 1345 - 1359.
2009. Stockley's Medicines
Interactions. 1st ed. London: Zhu, M. et al., 1999. Possible Influences of
Pharmacutical Press. Ginseng on The Pharmacokinetics
and Pharmacodynamics of Warfarin
Wu, W. & Yeung, J., 2010. Inhibition of in Rats. Journal of Pharmacy and
Warfarin Hydroxylation by Major Pharmacology, 51(2), pp. 175 -
Tanshinones of Danshen (Salvia 180.
miltiorrhiza) in the rat in vitro and

Anda mungkin juga menyukai