Air Bersih Dan Sanitasi
Air Bersih Dan Sanitasi
ISBN :
Dicetak oleh :
Holistik Artistika, Jalan Duri Raya. No. 59 Duri Kepa,
Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
SAMBUTAN
DIREKTUR UTAMA
PT. SUMBAWA TIMUR MINING
P
T. Sumbawa Timur Mining (PT. STM) adalah perusahaan
Kontrak Karya (KK) Pertambangan Generasi VII yang
bergerak di bidang pertambangan emas dan mineral ikutannya
yang berada di wilayah Kabupaten Dompu dan Kabupaten Bima,
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Perusahaan berkomitmen untuk
secara serius melaksanaan program-program pengembangan
masyarakat sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah dalam
mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Saat ini
kegiatan PT. STM masih dalam tahapan eksplorasi , namun hal
tersebut tidak mengurangi komitmen kami untuk berkontribusi
kepada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya
masyarakat seputar daerah kegiatan eksplorasi.
Program pelatihan dan pendampingan usaha Peternakan ayam
Buras serta pengolahan air bersih dan sanitasi kepada masyarakat di
Kecamatan Hu’u, Kabupaten Dompu merupakan salah satu wujud
implementasi dari komitmen kami guna melakukan pemberdayaan
masyarakat. Program pelatihan ini merupakan hal penting yang
perlu mendapatkan perhatian kita bersama. Karena melalui program
ini diharapkan akan muncul para wirausahawan yang mampu
menciptakan peluang-peluang kerja baru, menghasilkan produk
barang yang kreatif dan inovatif yang memiliki nilai ekonomis dan
iii
mampu memberdayakan potensi lokal, sehingga dapat meningkatkan
kualitas hidup masyarakat.
Kami berharap modul ini dapat memberikan gambaran tentang
berbagai peluang kerjasama program pemberdayaan masyarakat
yang dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah dan Perusahaan
guna peningkatan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat
khususnya di Kabupaten Dompu.
Akhir kata, atas nama Direksi Perusahaan dan seluruh jajaran
PT.STM, saya ucapkan terima kasih kepada para pemangku
kepentingan atas peran sertanya dalam mendukung keberlangsungan
usaha Perusahaan dan mendukung upaya yang kami lakukan dalam
menyeimbangkan kinerja ekonomi, kinerja sosial dan kinerja
lingkungan secara berkesinambungan.
iv
KATA PENGANTAR
K
esehatan adalah hak asasi bagi setiap anggota masyarakat.
Dengan mendapatkan kondisi hidup yang sehat, masyarakat
dalam beraktivitas secara produktif dan mendapatkan
kesejahteraan. Kondisi hidup yang sehat ini ditandai dengan beberapa
ciri yaitu ketersediaan air minum yang mencukupi, ketersediaan
sanitasi yang memadai dan kondisi lingkungan hidup yang bersih.
Pasal 5 Undang-Undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya
Air menyatakan bahwa negara menjamin hak setiap orang untuk
mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna
memenuhi kehidupannya yang sehat, bersih, dan produktif. Namun,
fakta menunjukkan bahwa tidak seluruh kalangan masyarakat
mendapatkan akses air bersih ini. Di antara masyarakat yang
belum terlayani, masyarakat berpenghasilan rendah di perdesaan
dan pinggiran kota termasuk kelompok yang rentan mengakses air
minum dan sanitasi yang layak tersebut.
Pada 2015, Pemerintah Indonesia ingin mencapai target no. 7 dari
Millenium Development Goals (MDGs). Ini berarti jumlah masyarakat
di kota dan desa yang tidak punya akses ke sarana sanitasi dasar
berkurang separuh, termasuk meningkatnya akses ke pembuangan
air limbah yang aman dan ramah lingkungan. Tujuannya adalah
mengurangi angka kemiskinan perkotaan dan perdesaan sebesar
50% serta mengurangi dua-pertiga angka kematian balita.
Untuk mencapai target MDGs tersebut tentu dibutuhkan aktivitas
v
konkret diantaranya penyediaan air minum dan sanitasi bagi
masyarakat. Masyarakat merupakan komponen utama dalam suatu
komunitas menempati posisi penting dalam pengelolaan sanitasi.
Namun sejauh ini partisipasi mereka belum mendapat perhatian
yang proporsional dari berbagai pihak.
PT Sumbawa Timur Mining (STM) saat ini tengah melakukan
aktivitas eksplorasi tambang di wilayah Kecamatan Parado, Kab.
Bima dan kecamatan Hu’u, Kab. Dompu. Sebagai sebuah perusahaan
yang memiliki tanggungjawab sosial, maka PT STM terpanggil
untuk dapat berkontribusi bagi pembangunan lokal. Karenanya, PT
Sumbawa Timur Mining melalui aktivitas community development
mengambil inisiatif untuk bermitra dengan masyarakat dan
stakeholder terkait melakukan peningkatkan kapasitas masyarakat
dalam pengelolaan air bersih dan sanitasi.
Buku ini ditulis sebagai materi dasar pelatihan water & sanitation.
Harapan kami buku ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat
mengenai pengetahuan dan skill (hard skill maupun soft skill)
mengenai penyediaan air minum dan sanitasi. Di dalamnya
mencakup beberapa pokok bahasan yaitu (1) dasar-dasar kesehatan
keluarga dan komunitas, (2) penyediaan akses air bersih bagi rumah
tangga dan komunitas, (3) penyediaan sanitasi bagi rumah tangga
dan komunitas, serta (4) evaluasi infrastruktur yang telah ada dan
rencana revitalisasi.
Kami berharap buku ini dapat menambah wawasan baru bagi
setiap orang yang membacanya. Kami menyadari bahwa masih
terdapat kekurangan dalam penyusunan buku ini, saran dan kritik
guna perbaikan akan kami terima dengan senang hati.
Penyusun
vi
DAFTAR ISI
vii
10.Pelestarian Sumber Air Baku ..................................................20
11.Operasi dan Pemeliharaan (O & P) Sistem Penyediaan
Air Bersih ..................................................................................20
viii
A
a. Gizi
Saat ini gangguan kesehatan cenderung karena gizi salah
(malnutrition). Gizi salah adalah keadaan patologis akibat kekurangan
atau kelebihan secara alternatif maupun absolut satu atau lebih dari
zat gizi.
c. Stress
Stress merupakan suatu keadaan seseorang di mana seseorang
bermasalah dengan kemampuan dalam menerima suatu kenyataan
yang dihadapi dan umumnya tidak sesuai dengan apa yang ia
harapkan. Munculnya stress dipengaruhi oleh pandangan hidup
seseorang dan akan berdampak buruk pada kesehatan mentalnya
dan pada kesehatan fisik.
a. Persyaratan Kualitatif.
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu atau kualitas dari
air baku air bersih. Persyaratan ini meliputi persyaratan fisik,
persyaratan kimia, persyaratan biologis dan persyaratan radiologis.
Syarat-syarat tersebut berdasarkan Permenkes No.416/Menkes/PER/
IX/1990 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih adalah
sebagai berikut:
6 Air Bersih dan Sanitasi
c. Persyaratan Kontinuitas.
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus
dengan fluktuasi debit yang relatif tetap, baik pada saat musim
kemarau maupun musim hujan. Kontinuitas juga dapat diartikan
bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau setiap saat
diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisiideal tersebut
Air Bersih dan Sanitasi 7
hampir tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia,
sehingga untuk menentukan tingkat kontinuitas pemakaian air dapat
dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas konsumen terhadap
prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu
pada pukul 06.00 – 18.00 WIB.
Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.
Pertama adalah kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen
memerlukan air untuk kehidupan dan pekerjaannya, dalam jumlah
yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu yang tidak
ditentukan.Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas
energi yang siap setiap saat.
a. Kondisi/Syarat Umum
1) Kegiatan ini adalah bersifat partisipatif, yang mendorong sebesar
besarnya keikutsertaan masyarakat desa setempat dalam proses
perencanaan air bersih untuk kebutuhan masyarakat sendiri
sebagai bagian dari upaya membangun rasa memiliki terhadap
prasarana air bersih yang akan dibangun.
2) Masyarakat di lokasi sasaran, yang diwakili oleh perwakilan
masyarakat setempat, dengan didampingi oleh fasilitator dan
pendamping teknis mengadakan musyawarah untuk memutuskan
usulan prasarana air bersih yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi
setempat, dan ketersediaan dana yang tersedia (alokasi dana JRF
untuk desa setempat ditambah kontribusi masyarakat).
3) Standar, kriteria atau besaran yang ada dalam pedoman ini bersifat
minimum sedangkan yang lebih menentukan adalah kebutuhan
dan kondisi setempat serta ketersediaan dana yang dialokasikan
8 Air Bersih dan Sanitasi
a) Survei awal
Survai yang dilakukan meliputi kegiatan pendataan didaerah desa
tujuan pelayanan. Dalam kegiatan yang menyertakan masyarakat
ini, dilakukan hal hal berikut:
⌂ Identifikasi daerah yang mendesak untuk dilayani karena suatu
sebab seperti kelangkaan sumber air bersih dan atau daerah
rawan air bersih, yaitu desa yang air tanah dangkalnya tidak laik
minum karena payau/asin atau langka dan selalu mengalami
kekeringan pada musim kemarau, pencemaran air tanah yang
tinggi dilingkungan tersebut sementara upaya pencegahannya
sangat sulit dilaksanakan, serta sebab lain lainnya.
⌂ Kumpulkan data-data dasar seperti peta desa, jumlah
penduduk desa dan sumber air bersih penduduk saat ini.
⌂ Identifikasi sumber air baku (Mata Air, Sumur Dangkal, Sumur
Dalam, Air Permukaan / Sungai, Telaga, Waduk, Air Hujan)
yang potensial.
a. Cara Gravitasi.
Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber
air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah
pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.
Cara ini dianggap cukup ekonomis, karena hanya memanfaatkan
beda ketinggian lokasi.
b. Cara Pemompaan.
Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan
yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi
ke konsumen. Sistem ini digunakan jika elevasi antara sumber air atau
instalasi pengolahan dan daerah pelayanan tidak dapat memberikan
tekanan yang cukup.
Air Bersih dan Sanitasi 11
c. Cara Gabungan.
Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan
tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada
kondisi darurat,misalnya saat terjadi kebakaran, atau tidak adanya
energi. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompakan
dan disimpan dalam reservoir distribusi. Karena reservoir distribusi
digunakan sebagai cadangan air selama periode pemakaian tinggi
atau pemakaian puncak, maka pompa dapat dioperasikan pada
kapasitas debit rata-rata.
1) Pengambilan Air Baku dari Mata Air/ Penangkap Mata Air (PMA)
Perlu kehati-hatian dalam merencanakan bangunan penangkap
mata air agar tidak menimbulkan tekanan yang berlebihan
sehingga mata air hilang atau bergeser dan muncul di lain tempat
karena mendapatkan celah atau retakan tanah yang lebih mudah
diterobos. Mempertahankan ketinggian muka air mata air yang
ada, adalah cara paling aman dalam membangun bangunan
penangkap mata air. Konstruksi bangunan PMA tergantung jenis
mata air yang akan dimanfaatkan sebagai berikut:
⌂ Aliran artesis terpusat, gunakan tipe 1A
⌂ Aliran artesis tersebar, gunakan tipe 1D
⌂ Aliran artesis vertikal, gunakan tipe 1C
⌂ Aliran artesis kontak gravitasi, gunakan tipe 1B
Untuk sistem yang menggunakan perpompaan diperlukan bak
pengumpul / penampung setelah bangunan penangkap mata air.
12 Air Bersih dan Sanitasi
b) Sumur dalam
Perencanaan sumur dalam meliputi pemilihan material dan
dimensi yang benar agar diperoleh kombinasi optimum dari kinerja
dan usia sumur serta biaya pembuatannya. Pemilihan material
pipa selubung maupun saringan harus mempertimbangkan
kandungan mineral dan biologis dari air tanah yang akan
dipompa serta besarnya gaya beban yang ditanggung pada saat
berada dalam tanah.
Jenis casing yang digunakan biasanya PVC atau Low Carbon Steel,
atau Galvanized Iron Pipe (GIP) yang disesuaikan dengan kualitas
air tanah dan kedalamannya (PVC skedul 80 biasanya digunakan
14 Air Bersih dan Sanitasi
2. Kedalaman Sumur
Tergantung pada kedalaman lapisan akifer yang akan digunakan
dan jenis akifernya. Secara umum kedalaman sumur harus
mencapai dasar akifer, dengan alasan semakin dalam sumur
maka semakin besar kapasitas pengambilan yang bisa dilakukan.
Akan tetapi jika dasar akifer terkandung air dengan kualitas yang
kurang baik maka sumur bor harus berhenti dikedalaman dimana
terdapat air dengan kualitas yang baik.
Jika lokasi sumur berada pada daerah tidak datar (miring) maka
sumur tidak boleh terletak bagian bawah dari sumber pencemar.
c) Pengambilan Air Baku dari Air Hujan
Prinsip dasar
⌂ Desain bak penampung air hujan (PAH) harus memenuhi
16 Air Bersih dan Sanitasi
PROSES PENGOLAHAN
KONTA- Flokulasi, Saringan
Sedi- Koa- Des-
MINAN Sedimentasi, Pasir
mentasi gulasi infeksi
& Filtrasi Lambat
Bakteri 0 0 +++ ++++ ++++
Virus 0 0 +++ ++++ ++++
Kekeruhan 0 + ++++ ++++ 0
Padatan
0 +++ ++++ ++++ 0
tersuspensi
Bau dan rasa ++ 0 +++ +++ +
Besi dan
++ + +++ +++ ++
mangan
Fluor 0 0 + 0 0
Arsen 0 0 ++ + 0
Logam Berat ++ 0 ++ ++ +
Warna dan
0 0 ++ ++ +
zat organik
Keterangan :
0 : tidak berpengaruh
+ : bisa menurunkan
b. Sumber Air Baku dari Air Permukaan (Air Sungai, Danau, dan
Embung)
Dari sisi pengolahan, sumber air jenis ini umumnya memerlukan
pengolahan sederhana, dengan menggunakan Instalasi Pengolahan
Sederhana (saringan pasir lambat). Melakukan pengambilan contoh
air untuk diuji kualitas air di laboratorium yang disetujui
2. PRINSIP-PRINSIP STBM
Prinsip-prinsip STBM adalah :
1) Tanpa subsidi.
Masyarakat tidak menerima bantuan dari pemerintah atau pihak
lain untuk menyediakan sarana sanitasi dasarnya. Penyediaan
sarana sanitasi dasar adalah tanggung jawab masyarakat. Sekiranya
individu masyarakat belum mampu menyediakan sanitasi dasar,
maka diharapkan adanya kepedulian dan kerjasama dengan
anggota masyarakat lain untuk membantu mencarikan solusi.
2) Masyarakat sebagai pemimpin
Inisiatif pembangunan sarana sanitasi hendaknya berasal
dari masyarakat. Fasilitator maupun wirausaha sanitasi hanya
membantu memberikan masukan dan pilihan-pilihan solusi
kepada masyarakat untuk meningkatkan akses dan kualitas higiene
dan sanitasinya. Semua kegiatan maupun pembangunan sarana
sanitasi dibuat oleh masyarakat. Sehingga ikut campur pihak luar
tidak diharapkan dan tidak diperbolehkan. Dalam praktiknya,
biasanya akan tercipta natural-natural leader di masyarakat.
3) Tidak menggurui/memaksa
STBM tidak boleh disampaikan kepada masyarakat dengan cara
menggurui dan memaksa mereka untuk mempraktikkan budaya
higiene dan sanitasi, apalagi dengan memaksa mereka membeli
jamban atau produk-produk STBM.
4) Totalitas seluruh komponen masyarakat
Seluruh komponen masyarakat terlibat dalam analisa permasalahan-
perencanaan-pelaksanaan serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
Keputusan masyarakat dan pelaksanaan secara kolektif adalah
kunci keberhasilan STBM.
c) Bangunan Bawah
Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai
kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran
atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
c. Sumur gali
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Terdapat rembesan air Sumur gali tidak boleh tercemari air dari luar,
dari lantai sumur terutama dari air kotor (bekas cucian) yang
masuk lewat celah di bagian atas cincin sumur
Sumur gali tidak Sumur gali perlu dilengkapi dengan lantai yang
dilengkapi dengan disemen (dicor) dengan perkerasan untuk
lantai sumur mencegah masuknya air kotor dari permukaan.
Lantai sumur perlu dibuat dengan kemiringan
42 Air Bersih dan Sanitasi
Banyak sampah dan Saringan perlu dipasang di pipa inlet atau sekitar
kotoran dalam bak bak untuk mencegah masuknya kotoran ke dalam
PAH bak. Secara rutin kotoran di saringan harus
dibuang untuk mencegah tersumbatnya air.
Pipa inlet yang masuk Pemasangan pipa inlet harus dapat menyirami
ke bak SPL (biasanya seluruh media filter untuk mengoptimalkan
berupa springkler fungsi saringan. Lubang pada pipa inlet perlu
atau spray dari pipa dibersihkan secara rutin.
berlubang) tidak
berfungsi / mampet dan
tidak menyebar rata.
Peralatan elektrikal Perlu pemilihan pompa dan genset sesuai
(seperti pompa dan dengan kebutuhan dan desain kapasitas SPL.
genset) tidak beroperasi Daya listrik yang digunakan harus sesuai
dengan stabil dengan daya yang diperlukan oleh peralatan
elektrikal.
b. Bak penampung
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Konstruksi yang over Perlu dilakukan perhitungan sipil untuk
design (biasanya yang memastikan desain konstruksi bak penampung
model menara), tampak sesuai dengan kekuatan beban sehingga tidak
Air Bersih dan Sanitasi 49
dari ukuran yang terlalu terjadi pemborosan bahan, material dan tenaga
besar untuk menahan
beban bak penampung
di atasnya
Volume bak penampung Volume atau ukuran bak penampung harus
terlalu kecil / besar dihitung sesuai kebutuhan pelayanan dengan
(boros) mempertimbangkan faktor pemakaian puncak
Tidak ada pipa bypass Pipa bypass perlu dipasang untuk antisipasi
sehingga menyulitkan perbaikan atau pemeliharaan bak penampung
pemeliharaan dan per- dan sistem jaringan sehingga air tetap mengalir
baikan sistem
Tidak dipasang meter Meter air sebaiknya dipasang untuk mengontrol
air jumlah pemakaian air dan pengelolaan iuran
Aspek Konstruksi
Bak penampung Kualitas dinding beton bak penampung yang
seringkali mengalami tidak baik menyebabkan kebocoran pada titik-
kebocoran pada titik terlemahnya. Bak penampung harus tahan
dindingnya bocor, menggunakan kualitas beton yang sesuai
standar, serta dilapisi bahan kedap air
Pipa PVC terbuka PVC tidak boleh dipasang terbuka (exposed).
(exposed) pada pipa Jika tetap menggunakan pipa PVC, pipa harus
inlet, outlet dan terlindung (dicor atau diberi casing pipa besi /
pelimpah GIP). Sebaiknya pipa yang dipasang terbuka
menggunakan jenis GIP
Aspek Operasi dan Pemeliharaan
Adakalanya bak Apabila bak penampung difungsikan juga
penampung dilengkapi sebagai kran umum, lantai perlu dibuat dengan
kran umum, namun kemiringan yang cukup (5%) dan dilengkapi
tidak dilengkapi SPAL di dengan bibir saluran atau penahan air dari
sekitar lokasi sehingga pasangan bata untuk mengarahkan air buangan
area bak penampung ke SPAL
menjadi kotor dan
becek
50 Air Bersih dan Sanitasi
c. Hidran Umum
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Kapasitas atau volume Ukuran HU harus dihitung sesuai dengan
HU tidak memadai kebutuhan dan mempertimbangkan faktor
kebutuhan hari maksimum
Ketinggian HU kurang, Ketinggian HU minimal 50 cm atau disesuaikan
tidak ada SPAL di sekitar dengan kebutuhan agar pengguna merasa
lokasi nyaman, termasuk anak-anak. SPAL harus
dibuat untuk mengalirkan dan membuang
air kotor di sekitar HU menuju pengolahan
atau pembuangan yang tidak mengganggu
lingkungan
Peletakan HU di lokasi Peletakan HU harus di lokasi strategis untuk
yang tidak strategis mengoptimalkan penggunaannya serta aman
dari gangguan dan potensi kerusakan
Terjadi antrian dalam Jumlah kran disesuaikan dengan jumlah
pengambilan air, karena pemakai dan harus dihindari pengambilan air
jumlah kran tidak dengan selang ke rumah-rumah
memadai
Tidak ada pelampung Pelampung atau kontrol elevasi sebaiknya
/ kontrol elevasi muka dipasang untuk menghemat air (jika sudah penu,
air jika bak penampung tidak luber) dan pemakaian energi listrik / genset
penuh (otomatis mati jika air penuh)
Tidak dilengkapi dengan Seluruh HU sebaiknya dipasang katup (gate
katup (gate valve), meter valve) dan meter air untuk mengontrol dan
air dan pipa bypass mencatat pemakaian air. Adapun pipa bypass
dipasang untuk pemeliharaan HU
Air Bersih dan Sanitasi 51
Aspek Konstruksi
Kran mudah lepas atau Kran dipilih yang kuat sehingga tidak mudah
rusak rusak dan bocor serta pemasangannya
mengikuti prosedur yang ada
Pemasangan pipa (inlet, Pipa inlet, pipa outlet, penguras dan pelimpah
outlet, dan pelimpah) sebaiknya menggunakan pipa GIP jika dipasang
terbuka (exposed) dan terbuka (exposed), namun jika menggunakan
tidak kokoh PVC, sebaiknya terlindung agar tahan lama
Dadakan HU rusak, Dudukan HU harus dibuat dengan kuat dan
retak dan pecah kokoh untuk menahan beban di atasnya (sesuai
volume bak)
d. Kran Umum
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Jumlah KU terbatas Jumlah KU harus disesuaikan dengan kebutuhan
konsumsi di masyarakat. Satu unit KU melayani
10 – 20 KK dengan KU masing-masing terdiri dari
2 – 4 kran
Tekanan air di KU kecil Tekanan KU di titik terjauh minimal sebesar 2
meter (0,2 Atm). Tekanan air ini tergantung dari
jarak dan beda tinggi dari sumber air (mata
air atau menara) dan kemampuan / kapasitas
pompa
Ketinggian KU tidak Ketinggian KU sebaiknya dibuat senyaman
memadai mungkin dan aman bagi anak-anak. Ketinggian
KU rata-rata adalah 60-90 cm dari lantai
Peletakan KU di lokasi Peletakan KU sebaiknya di lokasi padat penduduk
yang tidak strategis untuk mengoptimalkan pemaikan, pengawasan,
kemudahan operasi dan pemeliharaan.
Peletakan KU sebaiknya tidak berada di lokasi
yang membahayakan, seperti perempatan jalan,
terlalu dekat dengan jalan dan sebagainya.
52 Air Bersih dan Sanitasi
4. PERPIPAAN
a. Sambungan pipa
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Sambungan tidak meng- Semua sambungan pipa harus menggunakan
gunakan fittings yang fittings yang sesuai dengan jenis material,
sesuai diameter dan jenis sambungan pipa yang
mengikuti spesifikasi teknis. Beberapa jenis
fittings dan asesoris pipa meliputi : bend, tee,
reducer, coupling, collar, giboult, joint, dsb
Tidak dipasang Thrust Beberapa titik di jaringan pipa, terutama di
Block pada titik tertentu sambungan pipa, seperti di belokan (bend),
di sambungan pipa percabangan (tee), penurunan diameter
pipa (reducer), katup (valve), dan ujung pipa
(end cap) harus dipasang Thrust Block untuk
mencegah terlepas dan bergesernya pipa di
bagian sambungan pipa yang menyebabkan
bocor.
Aspek Konstruksi
Sambungan pipa PVC Sambungan pipa PVC tidak diperkenankan
dibakar dibakar, sebaiknya menggunakan lem pipa,
coupling, collar atau sejenisnya. Jika terpaksa
harus dibakar karena keterbatasan material,
Air Bersih dan Sanitasi 57
5. SARANA SANITASI
a. Jamban keluarga
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Jarak antara septic tank Septic tank harus berjarak minimal 10 meter
dan sumur (gali dan dan berada lebih rendah daripada sumber air
sumur dalam) terlalu (sumur)
dekat
Tidak ada ventilasi udara Septic Tank harus dilengkapi dengan ventilasi,
di septic tank dipasang pipa udara (diujungnya dipasang pipa
T) untuk mengeluarkan gas di dalam septic tank
Posisi / peletakan Jamban jongkok dipasang “sedikit” lebih tinggi
jamban jongkok rata daripada lantai dan floor drain untuk mencegah
terhadap lantai se- masuknya kotoran (air sabun, deterjen, dll)
hingga memudahkan masuk ke dalam jamban
masuknya kotoran
(sabun, tanah, sampah)
ke dalam jamban
Air Bersih dan Sanitasi 59
Tidak dipasang floor Floor drain dipasang untuk membuang air di luar
drain air penggelontor tinja
Tidak ada penerangan Jamban perlu dilengkapi dengan lubang cahaya
dan ventilasi di dalam atau lampu untuk penerangan dan ventilasi
kamar jamban untuk sirkulasi udara.
Aspek Konstruksi
Pembuangan jamban Jamban hanya digunakan untuk penggelontoran
diperuntukkan sebagai tinja. Selain peruntukan tersebut akan
pembuangan limbah menyebabkan proses biologis di septic tank
rumah tangga (dapur, terganggu. Limbah dapur menyebabkan pipa
cucian baju, dsb) mudah mampet akibat banyaknya kandungan
lemak.
Pemasangan perpipaan Pipa pembuangan minimal berdiameter 4” (110
tidak rapi mm) dengan kemiringan yang cukup agar tidak
terjadi endapan di dalam pipa. Penggunaan pipa
harus sesuai standar. Pipa pembuangan harus
tertutup untuk mencegah kerusakan
Aspek Operasi dan Pemeliharaan
Bangunan atas (slab) Bagian atas septic tank harus ditutup /dicor
septic tank tidak ditutup yang kokoh dan kuat agar tidak mudah longsor,
/ dicor serta mencegah masuknya kotoran lain.
b. Jamban umum
Hal buruk yang
Bagaimana menjadi lebih baik?
sering terjadi
Aspek Perencanaan
Jarak antara septic tank Septic tank harus berjarak minimal 10 meter
dan sumur (gali dan dan berada lebih rendah daripada sumber air
sumur dalam) terlalu (sumur)
dekat
Tidak ada sekat Perlu dibuat sekat terpisah untuk membedakan
pembagian jamban pengguna laki-laki dan perempuan
perempuan dan laki-laki
Tidak ada ventilasi udara Septic Tank harus dilengkapi dengan ventilasi,
di septic tank dipasang pipa udara (diujungnya dipasang pipa
T) untuk mengeluarkan gas di dalam septic tank
60 Air Bersih dan Sanitasi
Pintu jamban mudah Pintu jamban sebaiknya dibuat dari material yang
rusak (terutama pintu tahan lama (misal dari bahan plastik atau kayu
plastik/PVC) model yang dilapisi seng, dsb) dan dipasang handel
putar pencet. Seringkali pintu yang mudah digunakan murid-murid
pengguna terkunci di
dalamnya.
Pemasangan per- Pipa pembuangan minimal berdiameter 4” (110
pipaan tidak rapi, mm) dengan kemiringan yang cukup agar tidak
menyulitkan pengguna, terjadi endapan di dalam pipa. Penggunaan
dan membahayakan pipa harus sesuai standar. Pemasangan
(ketinggian, pemilihan asesoris jamban sebaiknya ramah anak (mudah
material dan jenisnya, dioperasikan dan aman)
dsb)
Aspek Operasi dan Pemeliharaan
Tidak ada perawatan Perlu dibuat pengaturan mengenai perawatan
rutin jamban yang jamban sekolah oleh pihak pengelola sekolah,
dilakukan petugas piket termasuk membentuk petugas piket siswa/siswi
(oleh siswa/siswi atau
pengelola sekolah)
DAFTAR PUSTAKA