PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran napas yang ditandai
serangan berulang berupa sesak napas dan mengi, keadaan tersebut bervariasi
dalam tingkat keparahan dan frekuensi dari orang ke orang. Gejala dapat terjadi
beberapa kali dalam satu hari atau minggu pada individu yang terkena dan bagi
sebagian orang menjadi lebih buruk pada malam hari atau selama aktivitas
fisik (WHO, 2013). Gejala asma berulang sering menyebabkan gangguan sulit
tidur, rasa lelah keesokan hari, tingkat aktivitas berkurang, prestasi sekolah dan
tahun 2013, saat ini sekitar 235 juta penduduk dunia terkena penyakit asma.
Cochrane dan Clark pada tahun 1971 melaporkan bahwa 68% dari kematian
disebabkan oleh asma di rumah sakit London terjadi antara tengah malam
asma pada tahun 1988 dan melaporkan bahwa 74% penderita asma terbangun
Enam puluh empat persen memiliki gejala nokturnal setidaknya tiga kali per
1
minggu. Tahun 1994 dilaporkan bahwa 67% dari 325 subjek memiliki gejala
nokturnal dengan 11% bangun setiap malam dan 16% bangun pada pukul 05.57
simpatis pada malam hari, efek dari parasimpatis yang dominan menyebabkan
konstriksi otot polos bronkus sehingga orang yang memiliki asma terjadi serangan
Indonesia sebesar 7,7% dengan rincian laki-laki 9,2% dan perempuan 6,6%
(PDPI, 2006). Kasus asma di Sulawesi Tenggara pada tahun 2016 menduduki
SULTRA, 2016).
urutan ke tujuh dari 10 penyebab kesakitan, sebanyak 9 kasus asma terjadi dari
Penderita asma banyak mengeluhkan gejala pada malam hari dan kualitas
pasien asma memiliki penurunan kualitas tidur dibanding bukan asma, serta
kejadian mengantuk pada siang hari meningkat (Astuti, 2011). Asma yang
batuk, kualitas tidur menurun dan dapat menyebabkan kematian pada malam hari.
2
Serangan asma dimalam hari sering dikaitkan dengan ritme sirkadian, yaitu
Ritme sirkadian diatur oleh waktu sirkadian internal dan dipengaruhi oleh
studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Gerontik Pada Tn. K dengan
Gangguan Sistem Pernafasan : ASMA di Wisma Adil Panti Sosial Tresna Wherda
1
‘Minaula’ Kendari Sulawesi Tenggara”.
B. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ini, penulis membatasi bahasan masalah pada asuhan
keperawatan pada Tn. K dengan masalah asma; di Wisma Adil Pantai Sosial
Tresna Wherda ‘Minaula’ Kendari Propinsi Sulawesi Tenggara selama 3 hari dari
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
penyakit asma.
2. Tujuan khusus :
3
c. Mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pada klien Tn. K dengan
masalah asma;
masalah asma;
asma;
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a. Sebagai bahan referensi bagi perawat dalam melakukan studi kasus lebih
4
3. Bagi Institusi Akper Pemkab Konawe
E. Metode Penulisan
Metode yang digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah ini adalah:
1. Studi kepustakaan
2. Studi kasus
3. Studi dokumentasi
5
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan studi kasus ini, terdiri atas 5 (lima) bab, yaitu:
BAB I :
Pendahuluan yang terdiri atas latar belakang masalah, ruang lingkup bahasan,
BAB II :
Tinjauan teoritis, terdiri atas konsep dasar medis penyakit asma yang meliputi
pengertian, penyebab, tanda dan gejala, rentang respon sosial, dan konsep dasar
BAB III :
Tinjauan kasus yang merupakan laporan hasil studi kasus yang menggunakan
BAB IV :
fakta dan teori yang dibahas secara komprehensif, faktor pendukung dan faktor
keperawatan
BAB V :
Kesimpulan dan saran, bab ini merupakan bab terakhir yang disimpulkan dari
hasil pelaksanaan studi kasus dan saran-saran yang berkaitan dengan kesimpulan.
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Definisi
7
B. Etiologi
yaitu :
1. Faktor Intrinsik
a. Psikologis
b. Kegiatan jasmani
Asma yang timbul karna bergerak badan atau olahraga terjadi bila
volume udara yang dihirup semakin banyak, hal ini lah yang
8
menyebabkan otot yang peka disaluran pernafasan mengencang sehingga
2. Faktor Ekstrinsik
a. Alergen
b. Obat-obatan
c. Factor Lingkungan
C. Anatomi fisiologi
1. Hidung
Hidung atau naso atau nasal merupakan saluran udara yang pertama,
mempunyai dua lubang (kavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung (septum
9
nasi). Di dalamnya terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara,
2. Faring
3. Laring
4. Trakea
dibentuk oleh 16 sampai 20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
5. Bronkus
6. Bronkiolus
10
Bronkiolus adalah percabangan dari bronkus. Saluran ini lebih halus
7. Alveolus
respirasi. Luas total mencapai 100 m² (50 x luas permukaan tubuh) cukup
8. Paru
Adalah organ utama dari sistem pernafasan yang ada. Udara dari
atmosfer masuk ke hidung lalu disaring dan dilembabkan oleh bulu” hidung
dilanjutkan ke faring, laring, treake, bronkus, alveli dan alveolus , lalu terjadi
lah pertukaran gas dari CO2 menjadi O2 dan diangkut oleh darah untuk
D. Patofisiologi
hyperemia, serta sekresi lender putih yang tebal. Mekanisme reaksi ini telah
diketahui dengan baik, tetapi sangat rumit. Penderita yang telah disensitisasi
terhadap satu bentuk allergen yang spesifik, akan membuat antibody terhadap
11
allergen yang dihirup tersebut. Antibodi yang merupakan imunoglobin jenis IgE
ini kemudian melekat dipermukaan sel mast pada mukosa bronkus. Sel mast
tersebut tidak lain adalah basofil yang kita gunakan pada saat menghitung
leukosit.
Bila satu molekul IgE terdapat pada permukaan sel mast menangkap satu
permukaan allergen, maka sel mast tersebut akan memisahkan diri dan
contohnya adalah histamine dan prostaglandin. Pada permukaan sel mast juga
reseptor beta-1.
maka pelepasan histamine akan terhalang. Tidak hanya itu, aminofilin obat
mukosa bronkus dan dalam darah tepi, terdapat banyak eosinofil. Adanya
Pada mulanya fungsi eosinofil di dalam sputum tidak dikenal, tetapi baru-
baru ini diketahui bahwa dalam butir-butir granula eosinofil terdapat enzim yang
Gejala klinis asma bronchial yang khas adalah sesak napas yang berulang
dan suara mengi (wheezing). Gejala ini bervariasi pada tiap-tiap orang
12
1. Intermintten, yaitu sering tanpa gejala atau munculnya kurang dari 1 kali
dalam seminggu dan gejala asma bronchial malam berkurang dari 2 kali
dalam sebulan.Jika seperti itu yang terjadi,berarti faal paru masih baik.
2. Persisten ringan, yaitu gejala asma bronchial lebih dari 1 kali dalam
tidur.Gejala asma malam lebih dari 2 kali dalam sebulan,semua ini membuat
3. Persisten sedang, yaitu gejala asma bronchial terjadi setiap hari dan
menurun.
asma malam dapat terjadi hampir setiap malam akibatnya faal paru sangat
menurun.
F. Pemeriksaan penunjang
3. Uji kulit
5. AGD : terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan
13
6. Foto dada AP dan laterai. Hiperinflasi paru, diameter anterioposterior
membesar pada foto lateral, dapat terlihat bercak konsolidasi yang tersebar.
G. Penatalaksanaan
mempertahankan kualitas hidup agar penderita asma dapat hidup normal tanpa
1. Edukasi
tidak hanya ditujukan untuk penderita dan keluarga tetapi juga pihak lain
asma secara berkala. Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor antara lain
asmanya
14
3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus
a. asma
penderita.
bila diperlukan
a. Memberikan penyuluhan
c. Pemberian cairan
d. Fisiotherapy
15
e. Beri O2 bila perlu.
2. Pengobatan farmakologik :
2 golongan :
Nama obat :
a) Orsiprenalin (Alupent)
b) Fenoterol (berotec)
c) Terbutalin (bricasma)
selanjutnya dihirup.
2) Santin (teofilin)
Nama obat :
16
b) Aminofilin (Euphilin Retard)
c) Teofilin (Amilex)
kering).
b. Kromalin
obat anti asma yang lain, dan efeknya baru terlihat setelah
c. Ketolifen
17
Mempunyai efek pencegahan terhadap asma seperti kromalin.
obat ini adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L. kee,
I. PENGKAJIAN
1. Identitas/Biodata
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Status Perkawinan :
Agama :
Suku :
Pendidikan Terakhir :
Sumber nformasi :
(Bila ada) :
2. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utana :
2) Kronologi keluhan
18
a. factor ppencetus :
b. timbulnya keluhan :
( ) mendadak ( ) bertahap
c. lamanya :
d. upaya mengatasi :
1) riwayat imunisasi :
3) riwayat kecelakaan :
4) riwayat dirawat di RS :
19
c. perubahan yang dirasakan setelah masuk panti
1. Nutrisi
2. Eliminasi
a. berkemih
1) frekuensi
2) warna
b. Defekasi
1) frekuensi
2) waktu
3) warna
4) bau
5) konsistensi
20
3. Higiene personal
a. mandi
1) frekuensi
b. Higiene oral
1) frekuensi
2) waktu
c. cuci rambut
1) frekuensi
d. gunting kuku
frekuensi
a. olahraga (ya/tidak)
21
( ) bersolek ( ) lain-lain
6. kebiasaan
a. merokok (ya/tidak)
1) frekuensi/jumlah/lama pakai
1) frekuensi/jumlah/lama pakai
1) jenis/frekuensi/lama pakai
5. Pemeriksaan Fisik
2) Rambut …………
3) Mata …………….
4) Hidung …………….
5) Telinga …………………..
7) Leher ……………………
8) Dada ……………..
9) Abdomen ……………………
22
2) Daya ingat …………………………
4) Afek …………………………………….
PENGKAJIAN KHUSUS
1. Penglihatan kabur
2. Mata berair
1. Pendengaran berkurang
2. Telinga berdenging
C. Fungsi Paru
2. sesak nafas
3. berdahak/sputum
D. Fungsi Jantung
1. Cepat lelah
2. Nyeri dada
E. Fungsi Penceernaan
1. Mual/muntah
23
2. Nyeri ulu hati
3. Nyeri persendian/bengkak
H. Fungsi Persyarafan
2. Kehilangan rasa
3. Gemetar/tremor
1. BAK banyak
kemih (ngompol)
Jumlah
Analisa Hasil :
Skor : ≤25 : tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan kronis
ringan
24
2. Fungsi Kognitif
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat.
Jawab :
2. Tahun berapa sekarang ?
Jawab :
3. Kapab bapak/ibu lahir ?
Jawab :
4. Berapa umur bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
5. Dimana alamat bapak/ibu sekarang ?
Jawab :
6. Bepara jumlah anggota keluarga yang tinggal bersama
bapak/ibu ?
Jawab :
7. Siapa nama anggota keluarga yang tinggal bersama
bapak/ibu ?
Jawab :
8. Tahun berapa hari kemerdekaan Indonesia ?
Jawab :
9. Siapa nama presiden RI sekarang ?
Jawab :
10. Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1 ?
Jawab :
Analisis Hasil :
25
Skor benar : 8 – 10 : tidak ada gangguan
3. Status Fungsional
pengawasan, pengarahan atau bantuan orang lain. Pengkajian ini didasarkan pada
kondisi actual klien dan bukan pada kemampuan, artinya jika klien menolak untuk
sebenarnya mampu.
Mandiri Tergantung
No. Aktivitas
(Nilai 1) (Nilai 0)
Mandi di kamar mandi (menggosok, membersihkan dan
1.
mengeringkan badan
2. Menyiapkan pakaian, mmebuka dan mengenakanyya
3. Memakan makanan yang telah disiapkan
Memelihara kebersihan diri untuk penampilan diri
mencukur kumis)
BAB di WC (membersihkan dan mengeringkan daerah
5.
bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses (tinja)
BAK dikamar mandi (membersihkan dan mengeringkan
7.
daerah kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengeluaran air kemih
Berjalan dilingkungan tempat tinggal atau keluar
9.
ruangan tanpa alat bantu, seperti tongkat
26
Menjalankan ibadah sesuai agama dan kepercayaan yang
10.
dianut
Melakukan pekerjaan rumah seperti merapikan tempat
ruangan
12. Belanja untuk kebutuhan sendiri dan kebutuhan keluarga
Mengelola keuangan (menyimpan dan menggunakan
13.
uang sendiri)
14. Menggunakan sarana transportasi umum untuk bepergian
Menyiapkan obat dan minum obat sesuai dengan aturan
15.
(takaran obat dan waktu minum tepat)
Merencanakan dan mengambil keputusan untuk
pelayanan kesehatan
Melakukan aktivitas diwaktu luang (kegiatan
hobi)
Analisa hasil :
Point : 13 – 17 mandiri
Point : 0 – 12 ketergantungan
27
5. Penuh pengharapan akan masa depan ?
6. Mempunyai semangat yang baik setiap waktu ?
7. Diganggu oleh pikiran-pikiran yang tidak dapat diungkapkan ?
8. Merasa bahagia disebahagian besar waktu ?
9. Merasa takut sesuatu akan terjadi pada anda ?
10. Sering kali merasa tidak berdaya ?
11. Sering merasa gelisah dan gugup ?
12. Memilih tinggal dirumah daripada pergi melakukan sesuatu
yang bermanfaat ?
13. Sering kali merasa khawatir akan masa depan ?
14. Merasa mempunyai lebih banyak masalah dengan daya ingat
28
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
pernafasan
29
III. Intervensi keperawatan
bersihan jalan nafas b/d - Respiratory status : Airway Management mempermudah jalan nafas
spasme jalan nafas. VentilatioN 1. Buka jalan nafas, 2. Posisi yang nyaman
- Respiratory status : mengunakan teknik chin lift atau jaw dapat membantu
dan suara nafas yang pemasangan alat jalan nafas buatan 4. Agar jalan nafas pasien
31
sputum, mampu catat adanya suara tambahan kelain pada pernafasan
nafas,frekuensi
pernafasan dalam
abnormal)
3. Mampu
mengidentifikasikan
32
dan mencegah factor
yang dapat
menghambat jalan
nafas
2. Ketidakefektifan pola NOC : NIC:
- Aspiration Control chin lift atau jaw thrust bila perlu 2. Posisi yang nyaman
nafas yang bersih, tidak 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu 3. Untuk menentukan
ada sianosis dan 6. Keluarkan sekret dengan batuk tindakan yang tepat pada
33
mengeluarkan sputum, 7. Auskultasi suara nafas, catat 4. Agar jalan nafas pasien
nafas yang paten (klien 10. Atur intake untuk cairan 6. Untuk mengoptimalkan
pernafasan dalam 12. Bersihkan mulut, hidung dan secret perkembangan pola
ada suara nafas 13. Pertahankan jalan nafas yang paten 8. Untuk membebaskan
34
pernafasan) 16. Monitor vital sign tepat dapat membantu
yang tepat
13. Mengetahui
perkembangan pasien
mempengaruhi
dapat
mengidentifikasikan
35
adanya kelainan
3. Intoleransi aktivitas NOC : NIC Activity Therapy
Nadi saat aktivitas 2. Bantu klien memilih aktivitas yang teralau berat dan
36
systole saat (bila memungkinkan dengan tes 4. Mengetahui setiap
37
Tidak ada adekuat sebagai sumber energy. klien dbn, obat
Kualitas tidur dan aktivitas yang cukup berat seperti gambaran EKG,
klien. mengeluarkan
penggunaan energy
yang berlebihan
38
karena dapat
menimbulkan
kelelahan.
9. Memudahkan klien
untuk mengenali
untuk istirahat.
kelelahan, apakah
mungkin efek
tidak.
12. Mengidentifikasi
39
pencetus klelahan.
13. Menyamakan
persepsi perawat-
klien mengenai
tanda-tanda
kelelahan dan
menentukan kapan
aktivitas klien
dihentikan.
berat.
15. Mengetahui
efektifitas terapi O2
40
terhadap keluhan
sesak selama
aktivitas.
16. Menciptakan
lingkungan yang
beristirahat.
17. Menciptakan
lingkungan yang
beristirahat.
memperbaiki kondisi
klien.
4. Ketidakseimbangan NOC : NIC : 1. Agar dapat menentukan
41
nutrisi kurang dari - Nutritional Status : food Nutrition Management makanan yang tepat
kebutuhan tubuh and Fluid Intake. 1. Kaji adanya alergi untuk pasien.
tidak nafsu makan nutrient Intake. 2. Kolaborasi dengan ahli gizi yang tepat.
42
7. Kaji kemampuan pasien pemahaman pasien.
6. Tidak terjadi penurunan 3. Monitor kulit kering dan 11. Output yang berlebih
faktor resiko gangguan - Balance. 1. Menggunakan aktivitas dan mengurangi resiko jatuh
mobilitas fisik - Coordinated pergerakan tertentu untuk dan cedera fisik pada
43
klien.
movements. mempertahankan, meningkatkan, dan
2. Agar klien
- Prevention behaviors mengembalikan keseimbangan tubuh.
selalu berhati-hati dalam
fall 2. Menerapkan tindakan
beraktivitas / berpindah
Kriteria Hasil : kewaspadaan terhadap hal-hal yang
tempat.
1. Resiko jatuh akan mengakibatkan resiko jatuh.
3. Agar klien
menurun. 3. Bantu menganalisa keadaan
ingat tempat resiko
2. Dapat mencegah lingkungan sekitar
cedera
terjadinya resiko jatuh.
3. Pengetahuan sudah
terpenuhi
44
Kriteria Hasil : 2. Observasi tanda verbal dan non kecemasannya
45
tingkat aktivfitas yang klien alami.
memperkuat
mekanisme koping
klien sehingga
tingkat ansietasnya
berkurang
2. Rasional :
Pengurangan atau
penghilangan
rangsang penyebab
kecemasan dapat
meningkatkan
46
ketenangan pada
klien dan
mengurangi tingkat
kecemasannya
Coping enhancement
1. Rasional:Peningkata
n pengetahuan
tentang penyakit
dapat membangun
mekanisme koping
klien terhadap
kecemasan yang
dialaminya
2. Rasional : tekhnik
47
relaksasi yang
dapat mengurangi
ansietas
48
IV. Implementasi
teknikal. Intervensi harus dilakukan dengan cermat dan efisien pada waktu dan
V. Evaluasi
alat ukur keberhasilan suatu asuhan keperawatan yang telah dibuat meskipun
evaluasi diangap tahap akhir dari proses keperawatan. Eveluasi ini berguna untuk
Evaluasi terdiri dari : evaluasi proses dilakukan pada setiap akhir melakukan
dihentikan dimodifikasi atau dilanjutkan. Evaluasi hasil dicatat dan dapat dilihat
pada catatan perkembangan yang meliputi aspek subyektif, obyektif, analisa dan
sebagian atau tidak sesuai dengan rencana atau timbul masalah baru. (Nurarif,
2015).
49
BAB III
A. PENGKAJIAN GERONTIK
1. Identias/Biodata
Nama : Tn.K
Umur : 67 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Tolaki
2. Riwayat Kesehatan
50
c. Kronologi keluhan
1) Faktor pencetus :
aktivitas ;
2) Timbulnya keluhan
( ) mendadak ( √ ) bertahap
3) Lamanya
sesak nafas.
4) Upaya mengatasi
kepala lebih tinggi daripada kaki. Klien meminum air hangat untuk
memasuki usia lanjut dan tidak adanya anak yang merawat sehingga klien
51
b. Riwayat alergi :
c. Riwayat kecelakaan :
( ) tidur ( ) lain-lain
52
d) Persepsi klien tentang penyakitnya
Klien berharap penyakit sesak yang dialami cepat sembuh dan ingin
kembali sehat.
sembuh
mengalami kematian.
53
5. Pola Kebiasaan sehari-hari
a. Nutrisi
2) Jenis makanan :
b. Eliminasi
1) Berkemih
b) Warna : Kuning
c) Bau : Amoniak
2) Defekasi
54
d) Bau : Normal
e) Konsistensi :Lunak
besar.
3) Hygen Personal
a) Mandi
b) Hygen oral
c) Cuci rambut
d) Gunting kuku
(1) Frekuensi :-
(2) Waktu :-
55
c) Tidur malam : ya, pukul 21.00 - 03.00 wita
a) Olahraga
berolahraga.
6) Kebiasaan
a) Merokok :
b) Minuman keras :
c) Ketergantungan obat:
56
6. Pemeriksaan Fisik
c. Tanda-tanda vital :
RR : 28 x/menit SB :36,50C
d. Kepala :
Inspeksi :
- Nampak beruban
Palpasi :
e. Mata
Inspeksi :
Palpasi :
57
f. Hidung
Inspeksi :
Palpasi :
g. Telinga
Inspeksi :
Palpasi :
Inspeksi :
Palpasi :
58
i. Leher
Inspeksi :
Palpasi :
j. Dada
1. Thorax
a) Inspeksi :
ekspirasi memanjang
b) Palpasi :
d) Auskultasi : Wheezing
59
2. Jantung
c) Perkusi : Redup
k. Abdomen
m. Ekstremitas
a) Ekstremitas Atas :
b) Ekstremitas Bawah :
Inspeksi :
Palpasi :
60
7. Pengkajian Status Mental
a. Daya orientasi :
b. Daya ingat :
c. Kontak mata :
d. Afek :
kepada perawat.
PENGKAJIAN KHUSUS
No. Keluhan kesehatan atau gejala yang Selal Sering Jarang T.Pernah
1.Penglihatan kabur √
2.Mata Berair √
1.Pendengaran berkurang √
2.Telinga berdenging √
C Fungsi Paru
61
2. Sesak nafas √
3.Berdahak /sputum √
D Fungsi Jantung
1.Cepat lelah √
2.Nyeri dada √
E Fungsi pencernaan
1.Mual/mntah √
sembelit)
F Fungsi Pergerakan
3.Nyeri persendian/bengkak √
G Fungsi Persyarafan
tangan
2.Kehilangan rasa √
3.Gemetar/tremor √
1.BAK banyak √
air kemih
62
(ngompol)
JUMLAH 6 10 7
Analisa hasil :
Skor : ≤25 :tidak ada masalah kesehatan kronis s/d masalah kesehatan
kronis ringan
2. Fungsi Kognitif
klien berdasarkan daya orientasi terhadap waktu, orang, tempat serta daya ingat.
Jawab:10.45 wita
2 Tahun Berapa sekarang? √
63
Jawab:2017
3 Kapan bapak/ibu lahir? √
Jawab:Tahun 1950
4 Berapa umur bapak/ibu √
sekarang?
Jawab:67 Tahun
5 Dimana alamat bapak / ibu √
sekarang?
Jawab:Ranomeeto
6 Berapa jumlah anggota keluarga √
bapak/ibu ?
Jawab:1
7 Siapa nama anggota keluarga √
bapak/ibu ?
Jawab:Ny.L
8 Tahun berapa sekarang? √
Jawab:2017
9 Siapa nama presiden RI √
sekarang?
Jawab:Bapak Jokowi
10 Coba hitung terbalikdari angka √
20 ke 1 ?
Jawab:20 19 18 17 16 15 14 13
12 11 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1
Analisa hasil:
64
Skor benar : 8- 10 :tidak ada gangguan
3. Status Fungsional
(Nilai 1) ( Nilai 0)
1 Mandi dikamar mandi 1
(menggosok,membersihka
n dan mengeringkan
badan)
2 Menyiapkan pakaian 1
,membuka dan
65
mengenakannya.
3 Memakan makanan yang 1
telah disiapkan
4 Memelihara kebersihan diri 1
mencukur kumis)
5 BAB di WC 1
( membersihkan dan
mengeringkan daerah
bokong)
6 Dapat mengontrol 1
(membersihkan dan
mengeringkan daerah
kemaluan )
8 Dapat mengontrol 1
,seperti krek
10 Menjalankan ibadah sesuai 1
yang dianut
11 Melakukan pekerjaan 1
66
rumah seperti merapikan
tempat tidur,mencuci
membersihkan ruangan
12 Belanja untuk kebutuhan 1
keluarga
13 Mengelola keuangan 1
(menyimpan dan
menggunakan uang
sendiri)
14 Menggunakan sarana 1
bepergian
15 Menyiapkan obat dan 1
mengambil keputusan
untuk kepentingan
penggunaan uang,aktivitas
kesehatan.
67
17 Melakukan aktivitas 1
keagamaan ,social
,rekreasi,olahraga dan
menyalurkan hobi).
Analisa hasil:
Point:0 - 12 ketergantungan
Kesimpulan: karena nilai dapat 17 maka klien dapat melakukan status fungsional
secara mandiri.
minggu terakhir
1 Merasa puas dengan kehidupan √
yang dijalani?
2 Banyak meninggalkan √
anda?
3 Merasa bahwa kehidupan anda √
mampu?
4 Sering merasa bosan? √
5 Penuh pengharapan akan masa √
depan?
6 Mempunyai semangat yang baik √
setiap waktu ?
68
7 Diganggu oleh pikiran – pikiran √
besar waktu?
9 Merasa takut sesuatu akan terjadi √
pada anda?
10 Seringkali merasa tidak berdaya? √
11 Sering merasa gelisah dan √
gugup?
12 Memilih tinggal dirumah √
masa depan?
14 Merasa mempunyai lebih banyak √
menyenangkan sekarang?
16 Seringkali merasa merana? √
17 Merasa kurang bahagia √
18 Sangat khawatir dengan masa √
lalu?
19 Merasa bahwa hidup ini sangat √
menggairahkan ?
20 Merasa berat untuk memulai √
semangat?
22 Berpikir bahwa keadaan anda √
69
tidak ada harapan?
23 Berpikir bahwa banyak orang √
menangis?
26 Merasa sulit untuk √
berkonsentrasi?
27 Menikmati tidur? √
28 Memilih menghindar dari √
perkumpulan social?
29 Mudah mengambil keputusan ? √
30 Mempunyai pikiran yang jernih √
Jumlah item yang terganggu
Kesimpulan : Status psikologi pasien baik.
ANALISA DATA
sesak nafas.
Salbutamol.
70
5. Klien mengatakan tidak pernah
berolahraga.
DO :
2. TTV :
TD : 110/70 mmhg
HR : 80 x/menit
RR : 28 x/menit
SB : 36,50C
memanjang.
sinistra
71
berolahraga karena sesak setelah
berolahraga.
persendian lutut.
DO :
2. TTV :
TD : 110/70 mmhg
HR : 80 x/menit
RR : 28 x/menit
SB : 36,50C
memanjang.
digerakkan
krek
DS :
72
penyakit yang diderita.
kembali sehat.
sembuh
mengalami kematian.
DO :
2. RR : 28 x/menit
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
73
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Keperawatan
74
❖ Menunjukkan jalan suction
75
Energy psikomotor latihan diwaktu
adekuat beraktivitas
untuk
mengembangkan
penguatan
8. Monitor respon
fisik,emosi,social
dan spiritual
3 Ansietas NOC : NIC :
76
Klien mampu pendekatan yang
berkurangnya kecemasan
mengenal situasi
yang menimbulkan
kecemasan
77
D. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Hari /Tanggal
Implementasi No.DX
dan Jam
Selasa,19
Desember
2017
08.30 WITA 1. Memonitor TD,suhu,nadi,RR 1
h/ TD:110/70 mmhg
SB:36,50C
N: 82 x/m
RR:28 x/m
08.45 2. Memonitor frekuensi dan irama pernafasan 1
h/ Frek RR:28 x/m
Irama pernafasan :Irreguler
08.46 3. Memonitor pola pernafasan abnormal
h/ pola pernafasan klien abnormal 1
09.00 4. Memonitor suara paru
h/ Suara paru wheezing 1
5. Mengajarkaan batuk efektif
09.15 h/ klien belum mampu memprktekkan cara 1
batuk efektif
Activity Therapy
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi 2
12.30 WITA
aktivitas yang mampu dilakukan
h/ Klien mengatakan hanya mampu melakukan
aktivitas ringan
7. Membantu untuk mendapatkan alat bantuan 2
12.40
aktivitas seperti krek
h/ Klien menggunakan alat bantu aktivitas
seperti krek.
80
13.00 WITA 8. Mengguunakan pendekatan yang 3
menenangkan
h/ klien menjalin bhsp kepada perawat
13.10 WITA
9. MengIdentifikasi tingkat kecemasan
h/ Klien nampak cemas saat dilakuka 3
pengkajian
10. Membantu pasien untuk mengenal situasi yang
13.15
menimbulkan kecemasan
h/ Klien mampu mengenali situasi yang
menimbulkan kecemasan
3
11. Menemani pasien untuk memberikan
13.25
keamanan dan mengurangi takut.
h/ perawat menemani klien diruangan
Hari /Tanggal
Implementasi No.DX
dan Jam
Rabu,20 1. Memonitor TD,suhu,nadi,RR 1
Desember h/ TD:110/70 mmhg
2017 SB:36,50C
08.30 WTA N: 82 x/m
RR:28 x/m
08.35 2. Memonitor frekuensi dan irama pernafasan 1
h/ Frek RR:28 x/m
Irama pernafasan :Irreguler
08.40 3. Memonitor pola pernafasan abnormal 1
h/ pola pernafasan klien abnormal
08.45 4. Memonitor suara paru 1
h/ Suara paru wheezing
08.55 5. Mengajarkaan cara batuk efektif 1
h/ klien belum mampu mempraktekkan cara
batuk efektif
81
Activity Therapy
6. Membantu klien untuk mengidentifikasi 2
10.35 WITA
aktivitas yang mampu dilakukan
h/ Klien mengatakan hanya mampu melakukan
aktivitas ringan.
7. Membantu untuk mendapatkan alat bantuan 2
10.45
aktivitas seperti krek
h/ Klien menggunakan alat bantu aktivitas
seperti krek.
8. Bantu pasien untuk mengidentifikasi 2
11.00
kekurangan dalam beraktivitas
h/ Klien mengatakan tidak mampu melakukan
aktivitas seperti berjalan jauh dan melakukan
aktivitas berat.
12.35 WITA 9. Mengguunakan pendekatan yang menenangkan 3
h/ klien menjalin bhsp kepada perawat
10. MengIdentifikasi tingkat kecemasan 3
12.40
h/ Klien nampak cemas saat dilakuka
pengkajian
11. Membantu pasien untuk mengenal situasi yang 3
12.55
menimbulkan kecemasan
h/ Klien mampu mengenali situasi yang
mmenimbulkan kecemasan
Hari /Tanggal
Implementasi No.DX
82
dan Jam
83
aktivitas berat.
9. Membantu klien untuk membuat jadwal latihan 2
09.50
diwaktu luang.
h/ klien membuat jadwal latihan diwaktu luang
seperti menonton tv dan bersantai bersama istri
10.35 10. Mengguunakan pendekatan yang menenangkan 3
h/ klien menjalin bhsp kepada perawat
11. Mengidentifikasi tingkat kecemasan 3
10.40
h/ Klien nampak cemas saat dilakuka
pengkajian
12. Membantu pasien untuk mengenal situasi yang 3
10.50
menimbulkan kecemasan
h/ Klien mampu mengenali situasi yang
mmenimbulkan kecemasan
13. Mendengarkan dengan penuh perhatian 3
11.00
h/ perawat mendengarkan keluhan klien
E. EVALUASI KEPERAWATAN
Hari/Tanggal
Evaluasi No.DX
84
dan Jam
Selasa,19 S: 1
Desember 2017 - Klien mengatakan masih terasa
sesak ketika sedang melakukan
aktivitas ;
O:
- KU:Lemah
- Kesadaran :CM
- TTV:
TD:110/70 mmhg
SB:36,50C
N: 82 x/m
RR:28 x/m
- Irama pernafasan :reguler
- Nampak penggunaan otot aksesoris
pernafasan
- Suara paru: wheezing
- Perkusi :Redup
- Irama nafas:Irreguler
A :Masalah belum teratasi
P : Intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8 dilanjutkan
S: 2
berat .
berjalan jauh.
O:
85
- KU:Lemah
- Kesadaran :CM
O:
- Klien nampak gelisah
- Frek.Pernafasan 28 x/m
Hari/Tanggal
Evaluasi No.DX
dan Jam
Rabu,20 S: 1
86
Desember 2017 - Klien mengatakan masih terasa
sesak ketika sedang melakukan
aktivitas.
O:
- KU:Lemah
- Kesadaran :CM
- TTV:
TD:110/70 mmhg
SB:36,50C
N: 82 x/m
RR:28 x/m
- Irama pernafasan :reguler
- Nampak penggunaan otot aksesoris
pernafasan
- Suara paru : Wheezing
- Perkusi :Redup
- Irama nafas:regular
- klien belum mampu mempraktekaan
cara batuk efektif
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8 dilanjutkan
S: 2
- Klien mengatakan sesak jika
melakukan aktivitas sedang atau
berat .
- Klien mengatakan tidak mampu
berjalan jauh.
O:
- KU:Lemah
- Kesadaran :CM
- Klien nampak bernafas sesak
87
- Klien nampak menggunakan krek
saat berjalan jauh
A:Masalah belum teratasi
P :Intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8 dilanjutkan
S: 3
- Klien mengatakan merasa cemas
saat penyakit nya kambuh lagi.
O:
- Klien nampak gelisah
Klien nampak susah bernafas
- Frek.Pernafasan 28 x/m
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4,5,6,7 dilanjutkan
88
otot aksesoris
pernafasan
- Suara paru:wheezing
- Perkusi :Redup
- Irama nafas:reguler
- klien sudah mampu
mempraktekaan cara
batuk efektif
O:
- KU:Lemah
- Kesadaran :CM
- Klien nampak bernafas
sesak
- Klien nampak
menggunakan krek saat
berjalan jauh
A:Masalah belum teratasi
P :Intervensi 1,2,3,4,5,6,7,8
89
dilanjutkan
S: 3
- Klien mengatakan
merasa cemas saat
penyakit nya kambuh
lagi.
O:
- Klien nampak gelisah
Klien nampak susah
bernafas
- Frek.Pernafasan 27 x/m
A:Masalah belum teratasi
P: Intervensi 1,2,3,4,5,6,7
dilanjutkan
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
90
Pada teori penyebab dari asma bronchial ada 2 faktor yang dapat
psikologis dan kegiatan jasmani kemudian Faktor kedua : Faktor ekstrinsik dimana
disebebkan oleh alergen, obat-obatan, dan factor lingkungan. Sedangkan pada kasus
mengkonsumsi obat-obatan itu berrati antara teori dan kasus tidak terdapat
kesenjangan. Dalam memcari penyebab asma bronchial klien tidak ada hambatan
karena pada saat melakukan pengkajian klien kooperatif sehingga penyusun mudah
Manifestasi klinis pada klien yang mengalami asma bronchial secaa teori
yang khas adalah sesak napas yang berulang dan suara mengi (wheezing). Gejala
Sedangkan pada kasus ditemukan data : Klien sesak napas, sesak mulai terasa
ketika sedang melakukan aktivitas, klien sesak sejak 10 tahun yang lalu, terdengar
bunyi mengi (Wheezing), nyeri pada bagian persendian lutut dan nampak lemah.
Jadi berdasarkan teori dan kasus yang kami temukan terdapat ada kesenjangan yaitu
didalam teori tidak ditemukan manifestasi klinis nyeri pada bagian persendian lutut
secara teori antara lain : Spirometer : Dilakukan sebelum dan sesudah bronkodilator
AGD : terjadi pada asma berat pada fase awal terjadi hipoksemia dan hipokapnia
91
(PCO2 turun) kemudian fase lanjut normokapnia dan hiperkapnia (PCO2 naik).
a) Memberikan penyuluhan
c) Pemberian cairan
d) Fisiotherapy
2. Pengobatan farmakologik :
golongan :
Nama obat :
92
a) Orsiprenalin (Alupent)
b) Fenoterol (berotec)
c) Terbutalin (bricasma)
dose inhaler). Ada juga yang berbentuk bubuk halus yang dihirup
(Alupent, Berotec, brivasma serts Ventolin) yang oleh alat khusus diubah
dihirup.
2) Santin (teofilin)
Nama obat :
c) Teofilin (Amilex)
lambung sebaiknya berhati-hati bila minum obat ini. Teofilin ada juga
93
dalam bentuk supositoria yang cara pemakaiannya dimasukkan ke dalam
anus. Supositoria ini digunakan jika penderita karena sesuatu hal tidak
Biasanya diberikan dengan dosis dua kali 1mg / hari. Keuntungan obat ini
adalah dapat diberika secara oral (Evelin dan joyce L. kee, 1994 ; Karnen
baratawijaja, 1994 )
batuk efektif dan farmakologi obat salbutamol. Jadi dari penatalaksanaan pada kasus
B. Diagnosa Keperawatan
Dianogsa pada asma bronchial secara teori terdiri atas diagnose antara lain :
pernafasan
94
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan
Sedangkan pada kasus diagnose yang penulis angkat ada 3 antara lain, yakni :
Ketidakseimbangan nutrisi, Resiko Jatuh. Hal ini disebabkan karena pada saat
pada klien hal ini disebabkan pada saat penyusun melakukan pengkajian dan
diagnosa tersebut seperti data subjektif Klien mengatakan sesak napas, Klien
mengatakan sejak 10 tahun yang lalu sudah mulai merasakan sesak nafas, Klien
95
mengatakan meminum obat Salbutamol, Klien mengatakan tidak pernah berolahraga
karena sesak setelah berolahraga. Data objektif Klien nampak lemah, TD : 110/70
Bentuk dada Barrel Chest, Nampak adanya penggunaan otot aksesoris untuk
bernafas, ekspirasi memanjang, Uji Ekspansi : fokal fremitus taktil teraba di daerah
Selain itu alas an penyusun memasukan diagnosa Intoleransi aktivitas karena adanya
C. Intervensi
rencana perawatan teoritis menurut Nanda NIC NOC , namun tetap disesuaikan
kembali dengan kondisi pasien sehingga tujuan dan kriteria hasil diharapkan dapat
kegiatan yang sesuai dengan kemampuan fisik, pisikologi dan sosial, membantu
bersama klien mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Keterlibatan perawat dalam
merawat klien juga sangat diperlukan dalam proses penyembuhan klien. Oleh
yang muncul pada klien, penyusun tetap merencanakan intervensi terhadap keluarga
96
terduga sehingga memudahkan penyusun dalam memberikan intervensi. Penyusun
merencanakan bagaimana cara merawat klien dengan atrhitis asma brokhial , akan
merasakan adanya hambatan. Kesamaan antara konsep teoritis terhadap kondisi dan
Tn.K.
D. Implementasi
tanggal 19 Desember 2017 sampai dengan 21 Desember 2017. Secara umum semua
implementasi yang dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat
Penyusun tidak hanya fokus terhadap masalah asma bronchial, melainkan juga
perawat, diharapkan apabila klien dapat dapat membuat keputusan yang tepat dalam
97
menangani masalah kesehatan, sehingga jika ada masalah klien dapat
dengan maksimal. Faktor pendukung yang penyusun rasakan pada pada tahap ini
E. Evaluasi
Tahap ini penyusun menilai sejauh mana keberhasilan yang dicapai dalam
hasil yang telah dibuat. Penyusun menggunakan komponen proses evaluasi mulai
Selain itu penyusun juga menggunakan dua metode evaluasi, yaitu evaluasi formatif
(evaluasi proses) dan evaluasi sumatif (evaluasi tahap akhir). Dari tiga diagnosa
waktu yang lebih panjang dan tindakan yang berkelanjutan. Perkembangan yang
98
ditunjukan oleh Tn. K masih perlu dilakukan observasi lebih lanjut, karena evaluasi
secara khusus dalam menyusun rencana keperawatan agar tujuan dan kriteria hasil
yang telah disusun dapat tercapai serta kerja sama dengan klien untuk kelanjutan
asuhan keperawatan kepada pasien sampai pada tingkat kesehatan yang optimal.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
99
DS :
c. Klien mengatakan sejak 10 tahun yang lalu sudah mulai merasakan sesak
nafas.
berolahraga.
berolahraga.
yang diderita.
j. Klien berharap penyakit sesak yang dialami cepat sembuh dan ingin kembali
sehat.
kematian.
Do :
b. TTV :
100
TD : 110/70 mmhg
HR : 80 x/menit
RR : 28 x/menit
SB : 36,50C
memanjang.
101
2. Diagnosa keperawatan
anataranya:
102
5. Evaluasi keperawatan
B. Saran
1. Bagi Penulis
c. Sebagai bahan referensi bagi perawat dalam melakukan studi kasus lebih
103