Anda di halaman 1dari 46

Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

PORTOFOLIO II
PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI DI
PUSKESMAS

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

PORTOFOLIO II
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas

A. Perencanaan Kebutuhan dan Permintaan


1. Laporan Penggunaan dan Lembar Permintaan Obat

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

2. SP

PEMERINTAH KABUPATEN BANJARNEGARA


DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS KARANGKOBAR
Jl. Raya Gayam Kec. Karangkobar, Telp/fax. (0286) 5988189
Email : karangkobarpuskesmas@gmail.com

PERMOHONAN PEMBELIAN OBAT


Banjarnegara, 10 Februari 2021
Kepada :
Nomor : 440/100/P.13/2021 Yth. Kepala Gudang Farmasi
Lampiran : … Kabupaten Banjarnegara
Perihal : Permohonan pembelian obat Di-Banjarnegara
dengan dana BLUD
Sehubungan dengan adanya kekosongan dan keterbatasan stok obat
pada UPTD Gudang Farmasi Kabupaten Banjarnegara, dengan ini kami
mengajukan permohonan pembelian obat guna memenuhi ketersediaan
obat di Puskesmas Karangkobar. Adapun daftar obat sebagai berikut :
URAIAN/JENIS KODE
NO SATUAN JUMLAH
BARANG REKENING
1 Ottogenta Injeksi/ 5.02.02.25.01.13 Dos 2
Gentamycin
2 Amoxicilin Injeksi 5.02.02.25.01.13 Dos 10
3 Methylergometrine Injeksi 5.02.02.25.01.13 Dos 1
4 Epinefrin Injeksi 5.02.02.25.01.13 Dos 1
5 Oksitosin Injeksi 5.02.02.25.01.13 Dos 1
6 Mycrolac Enema 5.02.02.25.01.13 Tube 25
7 Laxana Tablet/ Bisacodil 5.02.02.25.01.13 Dos 2
8 Cootrimoxazole Syrup 5.02.02.25.01.13 Botol 50

Demikian atas perhatian dan kerjasamanya disampaikan terimakasih.


Mengetahui,
Kepala UPTD Puskesmas Karangkobar Pengelola Obat

dr. Suci Nur Hidayati apt. Ginna Zabrina, S.Farm


NIP. 19810226 200904 2 005 NIP. 19910903 201902 2 006

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

B. Penerimaan
Waktu Suhu
Jenis Jumlah
Kadaluwarsa Pengiriman
No Nama Barang
Tidak Tidak Tidak Tidak
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
Sesuai Sesuai Sesuai Sesuai
1 2-4 Salep 20 Mg √ - √ - √ - √ -
2 Acyclovir Tablet 400 mg √ - √ - √ - √ -
3 Albendazole Tablet 400 √ - √ - √ - √ -
mg
4 Allopurinol Tablet 100 √ - √ - √ - √ -
mg
5 Amiofiln Cairan Injeksi √ - √ - √ - √ -
24 mg
6 Aminophylin tablet 200 √ - √ - √ - √ -
mg
7 Amlodipin Tablet 5 mg √ - √ - √ - √ -
8 Amoxicilin Sirup Kering √ - √ - √ - √ -
250 mg
9 Ampicilin Serbuk Injeksi √ - √ - √ - √ -
1 gram/vial
10 Ampicilin Serbuk Injeksi √ - √ - √ - √ -
1 gram/vial
11 Antasida Doen Suspensi √ - √ - √ - √ -
12 Aqua Pro Steril Cairan √ - √ - √ - √ -
Injeksi 25ml (Ampul)
13 Asam Folat Tablet 400 √ - √ - √ - √ -
mg
14 Asam Mefenamat Captabs √ - √ - √ - √ -
500mg
15 Aximed Nasal Oxygen, √ - √ - √ - √ -
O2 Cannula, Size S
16 Calsium Gluconate Cairan √ - √ - √ - √ -
Injeksi 100 mg/ml
17 Cetirizine Tablet 10 mg √ - √ - √ - √ -
18 Contrimoxazole Tablet √ - √ - √ - √ -
400mg + 80mg
19 Digoxine Tablet 0.25 mg √ - √ - √ - √ -
20 Diphenhydramine cairan √ - √ - √ - √ -
injeksi 10mg/ml
21 Ergotamine Caffeine √ - √ - √ - √ -
Tablet Salut Selaput
1mg+50mg
22 Eugenol Larutan/Cairan √ - √ - √ - √ -
10ml
23 Face Mask Disposable √ - √ - √ - √ -
No.3
24 Garam Oralit Serbuk 4.1 √ - √ - √ - √ -

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

gram/ 200 ml
25 Gentian Violet Cairan √ - √ - √ - √ -
Obat Luar
26 Glukosa Infus 10% √ - √ - √ - √ -
27 Glukosa Infus 5% √ - √ - √ - √ -
28 Guaifenesin Tablet √ - √ - √ - √ -
100mg
29 Hidroklortiazida (HCT) √ - √ - √ - √ -
Tablet 25mg
30 Isosorbide Dinitrate √ - √ - √ - √ -
Tablet Sublingual 5mg
31 Kalsium Laktat Tablet √ - √ - √ - √ -
500mg
32 Magnesium Sulfat Inj. √ - √ - √ - √ -
USP Cairan Injeksi 20%
(Ampule)
33 Methylprednisolone √ - √ - √ - √ -
Tablet 4mg
34 Miconazole Cream 2% √ - √ - √ - √ -
35 Miniaspi Tablet Salut √ - √ - √ - √ -
Enterik 80mg
36 Natrium Klorida infus √ - √ - √ - √ -
0.9%
37 Nifedipine 10mg √ - √ - √ - √ -
38 Onemed Soft Pad √ - √ - √ - √ -
39 Phenobarbital Cairan √ - √ - √ - √ -
Injeksi 50mg/ml
40 Phenol Glyserol Cairan √ - √ - √ - √ -
Obat Luar 10%
41 Phytomenadione Tablet √ - √ - √ - √ -
Salut Gula 10mg
42 Piracetam Cairan Injeksi √ - √ - √ - √ -
200mg/ml
43 Ranitidine Cairan Injeksi √ - √ - √ - √ -
25mg/ml
44 Reco Tetes mata0.5% √ - √ - √ - √ -
45 Ringer Laktat Infusion √ - √ - √ - √ -
500ml
46 Serenity Chromic catgut √ - √ - √ - √ -
With Needle Surgical
Suture
47 Simvastatin Tablet Salut √ - √ - √ - √ -
Selaput 10mg
48 Spironolactone Tablet √ - √ - √ - √ -
25mg
49 Sulfadiazine Silver Cream √ - √ - √ - √ -
10mg
50 Tablet Tambah Darah √ - √ - √ - √ -

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Tablet Salut Gula


51 Tramadol Capsul 50mg √ - √ - √ - √ -
52 Vitamin A kapsul Lunak √ - √ - √ - √ -
200.000 IU
53 Zincpro Drops 10mg/5ml √ - √ - √ - √ -

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

C. Penyimpanan
1. Penyimpanan Pada Gudang Obat

No Nama Obat Tempat Penyimpanan


1 ACYCLOVIR 400 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
2 ACYCLOVIR KRIM 5% Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
3 ALLOPURINOL TABLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
100 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
4 AMBROXOL SIRUP 15 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG/5 ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
5 AMBROXOL TAB 30 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
6 AMINOFILIN TABLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
200 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
7 AMINOFILINA INJEKSI Rak penyimpanan obat disimpan pada
24 MG/ML - 10 ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
8 AMLODIPINE 5 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
9 AMOKSISILIN KAPLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
500 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
10 AMOKSISILIN SIRUP Rak penyimpanan obat disimpan pada
KERING 125 MG/5 ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
11 ANTASIDA DOEN Rak penyimpanan obat disimpan pada
SUSPENSI suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

matahari langsung.
12 ANTASIDA DOEN Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET KOMBINASI suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
13 AQUA PRO INJEKSI Rak penyimpanan obat disimpan pada
STERIL BEBAS PIROGEN suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
14 ASAM ASKORBAT Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 50 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
15 ASAM FOLAT Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
16 ASAM MEFENAMAT Rak penyimpanan obat disimpan pada
KAPLET 500 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
17 ASETOSAL TAB 80 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
(MINIASPI ) suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
18 BETAHISTIN MESILATE Rak penyimpanan obat disimpan pada
6 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
19 BETAMETASON KRIM Rak penyimpanan obat disimpan pada
0,1 % suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
20 CAPTOPRIL 25 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
21 CAPTOPRIL TABLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
12,5 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
22 DEKSAMETASON Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 0,5 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
23 DIFENHIDRAMIN HCL Rak penyimpanan obat disimpan pada
INJEKSI 10 MG/ML - 1ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

matahari langsung.
24 DIGOKSIN TABLET 0,25 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
25 DIMENHIDRINATE 50 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
26 DOMPERIDONE SIRUP Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
27 DOMPERIDONE TABLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
10 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
28 FITOMENADION Rak penyimpanan obat disimpan pada
(VIT.K1) TABLET SALUT suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
GULA 10 MG matahari langsung.
29 FUROSEMID INJEKSI 10 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG/ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
30 FUROSEMID TABLET 40 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
31 GAMEKSAN/ Rak penyimpanan obat disimpan pada
PERMETRIN KRIM suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
(SCABIMITE) matahari langsung.
32 GARAM ORALIT UNTUK Rak penyimpanan obat disimpan pada
200 ML AIR suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
33 GEMFIBROZIL 300 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
34 GENTAMICIN SALEP Rak penyimpanan obat disimpan pada
KULIT suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
35 BETAMETASON KRIM Rak penyimpanan obat disimpan pada
0,1 % suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

matahari langsung.
36 GENTIAN VIOLET 1 % 10 Rak penyimpanan obat disimpan pada
ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
37 GLIBENKLAMID Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 5 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
38 GLIMEPIRIDE 2 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
39 GLUKOSA 40% Rak penyimpanan obat disimpan pada
(DEXTRAN 40%) suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
40 HIDROKLOROTIAZID Rak penyimpanan obat disimpan pada
(HCT) TABLET 25 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
41 HIDROKORTISON Rak penyimpanan obat disimpan pada
KREAM 2,5% 5 GR suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
42 HYOSIN N Rak penyimpanan obat disimpan pada
BUTILBROMIDA suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
KAPLET (SCOPMA) matahari langsung.
43 IBUPROFEN TABLET 400 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
44 ISOSORBID DINITRAT Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET SUBLINGUAL 5 suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
MG matahari langsung.
45 KALSIUM LAKTAT Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 500 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
46 KETOKONAZOLE 200 Rak penyimpanan obat disimpan pada
MG TABLET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
47 KLORAMFENIKOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
KAPSUL 250 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

matahari langsung.
48 KLORAMFENIKOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
SUSPENSI 125 MG/5 ML suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
49 KLORAMFENIKOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
TETES MATA 0,5 % suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
(RECO) matahari langsung.
50 KLORAMPENIKOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
SALEP MATA 1% suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
51 KLORAMPENIKOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
TETES TELINGA 3 % suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
52 METFORMIN 500 MG Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
53 METILDOPA 250 MG- Rak penyimpanan obat disimpan pada
DOPAMET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
54 METILPREDNISOLON Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 4 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
55 METRONIDAZOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
TABLET 500 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
56 MIKONAZOL Rak penyimpanan obat disimpan pada
KRIM/SALEP 2% suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
57 N ACETIL SISTEIN Rak penyimpanan obat disimpan pada
KAPSUL 200 MG suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
58 NATRIUM DIKLOFENAK Rak penyimpanan obat disimpan pada
50 MG TABLET suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
59 NEW ANTIDES- Rak penyimpanan obat disimpan pada
ATTAPULGITE/PECTIN suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

TABLET matahari langsung.


60 NISTATIN TABLET Rak penyimpanan obat disimpan pada
VAGINAL 100.000 IU/G suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
61 Alat suntik sekali pakai 1 ml Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
62 Alat suntik sekali pakai 3 ml Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
63 Alat suntik sekali pakai 5 m Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.
64 Alcohol swab CHG 0,5% Rak penyimpanan obat disimpan pada
suhu 21.4°C dan terlindung dari cahaya
matahari langsung.

2. UGD
No Nama Obat Tempat penyimpanan
1 Aspilet (miniaspi)
2 Asam Mefenamat
3 Antasida doen
4 Amoxicillin
5 Amlodipine 5 mg
6 Amlodipine 10 mg
7 Ambroxol
8 Allopurinol
9 Acyclovir
10 Chlorpeniramine maleat
11 Ciprofloxacin
1 Chloramphenicol 250 mg
2 Captopril 25 mg
13 Caviplex
14 Calsium laktat
15 Digoxin
16 Dexamethasone
17 Domperidone
18 Dimenhidrinat
19 Erytromicyn
20 Ibuprofen
21 FE (Tablet tambah darah)

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

22 Furosemide
23 Glimepiride
24 Hidroklortiazide
25 ISND
26 Ketoconazole
27 Laxana
28 Loratadine
29 Loperamide
30 Metronidazole
31 Metformine
32 Metilprednisolon
33 Masneuro
34 Molagit
35 New Antides
36 Oralite
37 Omeprazole
38 Paracetamol
39 Papaverine
40 Piracetam
41 Phytomenadion (Vit K)
42 Phenobarbital
43 Prednison
44 Ranitidine
45 Scopma
46 Salbutamol
47 Thiamphenicol
48 Transifar
49 Tramadol
50 Vitamin B6
51 Vitamin C
52 Vitamin B1
53 Vitamin Bcomplex
54 OBH Sirup
55 Domperidone Sirup
56 Antasida sirup
57 Paracetamol sirup
58 Paracetamol drop
59 Ambroxol Sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
60 Molexflu sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
61 Cotrimoxazole sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

62 Stimuno sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C


63 Acyclovir cream Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
64 Hidrokortisone 2.5% cream Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
65 Gentamicin salep Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
66 Sulfadiazin silver Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
67 Erlamycetin tetes mata Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
68 Diazepam injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
69 Biosat 1.5 injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
(antitetanus)
70 Ranitidine injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
71 Metoclorpamide injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
72 Epinephrine injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
73 Antihemoroid Disimpan pada suhu 2-8°C
74 Stesolid (Diazepam rectal Disimpan pada suhu 2-8°C
tube)

3. PONED
No Nama Obat Tempat penyimpanan
1 Amoxicillin Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
2 Asam mefenamat Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
3 Antasida tab Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
4 Caviplex Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
5 Calsium Laktat Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
6 Clorampheniramine maleat Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
7 Domperidone tab Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
8 New antides Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
9 Novadium Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
10 Nifedipine Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
11 Omeprazole Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
12 Oralit Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
13 Paracetamol Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
14 Ranitidine Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
15 Tablet tambah darah Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

16 Vitamin A Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C


17 Vitamin B6 Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
18 Vitamin K Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
19 Antasida doen sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
20 Domperidone sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
21 OBH sirup Disimpan pada suhu ruang 22,8 °C
22 Vitamin K injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
23 Lidocain injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
24 Ranitidine injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
25 Metoklorpamide injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
26 Dexamethasone injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
27 Epinephrin injeksi Disimpan pada suhu 2-8°C
28 Oxytocin Disimpan pada suhu 2-8°C
29 Methylergometrine maleat Disimpan pada suhu 2-8°C
30 Vaksin Hepatitis B Disimpan pada suhu 2-8°C
31 Vaksin Covid-19 Disimpan pada suhu 2-8°C

4. Masalah Penyimpanan Obat


No Nama Obat Lokasi Masalah Solusi
Penyimpanan
1 Lidocaine PONED disimpan pada Dipindahkan pada
Injeksi suhu dingin 2-8°C suhu ruang
2 UGD disimpan pada Dipindahkan pada
Diazepam suhu suhu ruang
Inj 2-8°C dan waktu
penyimpanan
3 UGD disimpan pada Dipindahkan pada
Ranitidine suhu suhu ruang
Hcl Inj 2-8°C dan waktu
penyimpanan
4 UGD disimpan pada Dipindahkan pada
Ketorolac suhu suhu ruang
2-8°C
5

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

D. Pendistribusian
SURAT TANDA PENYERAHAN BARANG
UPTD PUSKESMAS KARANGKOBAR

Diserahkan ke- : UGD


Hari/Tanggal : Senin, 8-Februari-2021

No Nama Satuan Jumlah Keterangan


Diminta Diberi
.
1. Ambroxol Tablet 200 200
2. Paracetamol Tablet 200 200
3. Oralit Sashet 100 100
4. Paracetamol Sirup 20 20
5. Antasida Sirup 10 10
6. Metoklorpamid Ampoul 10 10
injeksi
7. Infuset Makro Pak 1 pak 1 pak
8. Sarung tangan Dus 2 2
9. Masker Dus 2 2
10. Folley Catether Dus 1 1
18
11. Folley Catheter Dus 1 1
16
12. Urin bag Dus 1 1
13. Spuit 5 cc Dus 1 1
14. Kasa gulung Pcs 25 25
kecil
15. IV Catheter 22G Dus 1 1
16. Aminofilin Ampoul 5
Injeksi

SURAT TANDA PENYERAHAN BARANG


UPTD PUSKESMAS KARANGKOBAR

Diserahkan ke- : Poli Gigi

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Hari/Tanggal : Selasa, 9-Februari-2021

No. Nama Satuan Jumlah Keterangan


Diminta Diberi
1. Masker Dus 1 1
2. Handscoon Dus 1 1
Non-Sterile

SURAT TANDA PENYERAHAN BARANG


UPTD PUSKESMAS KARANGKOBAR

Diserahkan ke- : Ruang Obat


Hari/Tanggal : Rabu, 10-Februari-2021

No Nama Satuan Jumlah Keterangan


Diminta Diberi
.
1. Amoxicillin Tablet 300 300
2. Paracetamol Tablet 100 100
3. Calsium Laktat Tablet 1000 1000
4. OBH Sirup Sirup 8 8
5. Antasida Sirup 12 12
6. Metoklorpamid Ampoul 10 10
injeksi

E. Pemusnahan dan Pengembalian


BELUM
F. Pengendalian Sediaan Farmasi
FILE PISAH DULU SEMENTARA
G. Administrasi
1. Kegiatan Administrasi
a. LPLPO
b. Pencatatan obat rusak dan kadaluwarsa

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Kolom
 No
 Nama obat
 Satuan
 Jumlah
 ED
 Batch
c. Pencatatan narkotik
d. psikotropik
e. Precursor
f. OOT
g. Pencatatan Rekap Resep Harian

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

2. Pencatatan, pelaporan psikotropika, narkotika dan precursor


a. SOP pelaporan psikotropika, narkotika dan precursor

PELAPORAN PSIKOTROPIKA
DAN NARKOTIKA

:
No. Kode UKP/SOP/131/
PEMERINTAH 2018
KAB. Terbitan :2
SOP
BANJARNEGARA No. Revisi :1
Tgl. Mulai : 2 Januari UPTD PUSKESMAS
Berlaku 2018 KARANGKOBAR
Halaman : 1/3

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan : dr. Suci Nur Hidayati


Kepala UPTD Puskesmas NIP. 19810226
Karangkobar 200904 2 005
................................

1.Pengertian 1. Pelaporan adalah suatu kegiatan melaporkan yang dikemas


dalam bentuk laporan dari hasil suatu tindakan atau
kegiatan atau perhitungan data-data
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis,
yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan
ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan
3. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
2.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pengelola obat untuk selalu
melakukan pelaporan obat-obat narkotika dan psikotropika
secara benar

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor


188.3/UKP/SK/002/2016 tentang Kebijakan Penunjang
Pelayanan Klinis di UPT DINKES Puskesmas Karangkobar
4.Referensi Permenkes RI No. 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan
Kefarmasian di Puskesmas tahun 2014

5.Alat dan bahan


-
6.Prosedur 1. Petugas obat melakukan pemilahan resep yang ada obat
narkotik dan psikotropika
2. Petugas obat melakukan pencatatan resep obat narkotika
dan psikotropika
3. Petugas obat melakukan pengecekan pengeluaran obat
narkotika dan psikotropika dengan sisa stok yang ada
4. Petugas obat melakukan perhitungan antara total
pemasukan dan pengeluaran dengan stok yang ada
5. Petugas obat melakukan pengontrolan di kartu stok
apakah sudah sesuai atau belum
6. Petugas obat memasukan data tersebut ke dalam laporan
narkotika dan psokotropika
7. Petugas obat mengecek kembali antara yang di laporkan
dengan kartu stok dan sisa stok obatnya
8. Petugas obat melakukan penelusuran jika terjadi selisih
9. Petugas obat melaporkan kepada kepala Puskesmas
Karangkobar jika sudah benar
10. Petugas obat minta nomor surat pengantar ke bagian Tata
Usaha Puskesmas Karangkobar
11. Apoteker /AA mengirim laporan narkotika dan
psikotropika tersebut ke Dinas Kesehatan Kabupaten
melalui Seksi Farmasi, Makanan dan Minuman.
7.Dokumen terkait Kartu Stok Obat
LPLPO
Laporan Narkotik dan Psikotropika

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

8.Unit Terkait 1. Unit Farmasi


2. Kepala Puskesmas
3. Dinas Kesehatan Kabupaten

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

b. SOP peresepan Psikotropik dan Narkotik.


PERESEPAN PSIKOTROPIKA
DAN NARKOTIKA
:
No. Kode UKP/SOP/131/2
018
PEMERINTAH Terbitan :2
SOP
KAB. No. Revisi :1
BANJARNEGARA Tgl. Mulai UPTD PUSKESMAS
: 2 Januari 2018
Berlaku KARANGKOBAR
Halaman : 1/3

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan : dr. Suci Nur Hidayati


Kepala UPTD Puskesmas NIP. 19810226
Karangkobar 200904 2 005
................................

1. Pengertian 1. Resep adalah permintaan secara tertulis dari dokter atau


dokter gigi kepada Petugas Kefarmasian untuk melakukan
pelayanan obat kepada pasien
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya
rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam
golongan-golongan.
3. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun
sintesis bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui
pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan
perilaku.
2. Tujuan 1. Sebagai acuan petugas dalam peresepan narkotika dan
psikotropika
2. Menjamin keabsahan terhadap peresepan narkotika dan
psikotropika
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 188.3/UKP/SK/003/2018
tentang Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis di UPT Dinkes
Puskesmas Karangkobar

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

4. Referensi Peraturan Menteri Kesehatan No 74 tahun 2016, tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian dii Puskesmas
5. Alat dan bahan -
6. Prosedur 1. Dokter memeriksa/mendiagnosa pasien yang datang
2. Dokter memastikan kembali nama pasien, umur dan alamat
pasien
3. Dokter menuliskan hasil diagnosa tersebut ke dalam
catatan medik pasien
4. Dokter menuliskan obat yang akan diberikan kedalam
resep, sebelumnya dokter meneliti blanko resep yaitu ada kop
resep, tanggal, identitas pasien
5. Dokter menulis obat narkotika/psikotropika dengan
jelas,nama obat, jumlah, dosis dan aturan pakainya
6. Dokter menandatangani resep yang ada
narkotika/psikotropikanya
7. Dokter mempersilahkan pasien ke ruang farmasi untuk
mengambil obat
8. Petugas Kefarmasian menerima resep tersebut
9. Petugas Kefarmasian memeriksa keabsahan resep yaitu kop
resep, nama dokter, SIP, tanda tangan dokter, identitas pasien
10. Petugas Kefarmasian kemudian memberikan tanda garis
merah pada nama obat narkotika/psikotropika
11. Petugas Kefarmasian Petugas Kefarmasian memberikan
obatnya disertai dengan PIO
12. Petugas Kefarmasian menyimpan resep yang ada
narkotika/psikotropika tersebut secara terpisah

7. Dokumen Resep
Terkait
8. Unit Terkait 1. Unit Farmasi
2. Ruang pemeriksaan umum
3. UGD dan Rawat inap

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

9. Rekaman Historis Perubahan


No Isi Perubahan Tgl Mulai Diberlakukan
1 Perubahan tata naskah 2 Januari 2018

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

c. SOP penyimpaan narkotika, psikotropika dan precursor


PENYIMPANAN OBAT
NARKOTIK DAN PSIKOTROPIK
:
No. Kode UKP/SOP/131/2
PEMERINTAH 018
KAB. Terbitan :2
SOP
No. Revisi :1
BANJARNEGARA UPTD PUSKESMAS
Tgl. Mulai
: 2 Januari 2018 KARANGKOBAR
Berlaku
Halaman : 1/3

Ditetapkan Oleh : Tanda Tangan :


dr. Suci Nur Hidayati
Kepala UPTD Puskesmas
Karangkobar NIP. 19810226
................................ 200904 2 005

1.Pengertian 1. Penyimpanan perbekalan farmasi adalah suatu kegiatan atau tata


cara pengaturan penyimpanan perbekalan farmasi menurut
persyaratan yang ditetapkan, yang disertai dengan sistem informasi
yang up to date
2. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat
menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan ke dalam golongan-
golongan
3. Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis
bukan narkotika, yang bersifat psikoaktif melalui pengaruh selektif
pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku.
2.Tujuan Sebagai acuan bagi petugas pengelola obat untuk selalu melakukan
penyimpanan obat-obat narkotika dan psikotropika secara benar sesuai
peraturan
3.Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Nomor 188.3/UKP/SK/002/2016
tentang Kebijakan Penunjang Pelayanan Klinis di UPT Dinkes

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Puskesmas Karangkobar
4.Referensi Permenkes RI no 30 tahun 2014 tentang Standar Pelayanan Farmasi di
Puskesmas
5.Alat dan
bahan
6.Prosedur 13. Petugas Kefarmasian melakukan pengecekan tiap kali menerima
obat narkotika dan psikotropika
14. Petugas Kefarmasian memasukkan obat narkotika dan
psikotropika ke dalam lemari khusus
15. Petugas Kefarmasian memasukan ke dalam lemari narkotika dan
psikotropika di rak yang bawah
16. Petugas Kefarmasian melihat tanggal kadaluarsa obat tersebut
17. Petugas Kefarmasian melakukan penyimpanan dengan metode
FEFO dimana obat yang kadaluarsanya paling dekat akan
dikeluarkan terlebih dahulu, dan metode FIFO
18. Petugas Kefarmasian mengatur pola penyimpanan di lemari
narkotika dan psikotropika dimana rak yang bawah untuk stok
sedangkan rak yang atas untuk obat yang mau di ambil sesuai
resep
19. Petugas Kefarmasian mengecek stok yang di rak atas
20. Petugas Kefarmasian melihat jika ada obat yang di rak atas habis
maka di ambilkan stok di rak bawah
21. Petugas Kefarmasian harus selalu mencatat pada kartu stok tiap
kali ada obat yang masuk atau keluar
22. Petugas Kefarmasian selalu mengunci lemari tersebut
23. Petugas Kefarmasian selalu menyimpan kunci lemari narkotik dan
psikotropik
7.Dokumen LPLPO
terkait
Kartu stok
8.Unit Terkait 1. Unit Farmasi
2. Gudang obat

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

H. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi dan BMHP

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

MAKALAH
EVALUASI PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI (BMHP)
PUSKESMAS KARANGKOBAR
KABUPATEN BANJARNEGARA

DISUSUN OLEH
AFIFAH CHAERUNNISA (2008020091)
RIKO DWICAHYO P (2008020096)
ANISA DWI WIJAYANTI (2008020097)

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
FEBRUARI 2021

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

KATA PENGANTAR

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan.
Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab masyarakat dan tenaga
kesehatan untuk terus meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 36 Tahun 2009
tentang kesehatan masyarakat menyatakan bahwa kesehatan adalah
keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hisdup produktif secara sosial dan
ekonomi. Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka perlu
adanya suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat dijangkau oleh
semua lapisan masyarakat.
Berdasarkan Permenkes No. 74 tahun 2014 suatu fasilitas
kesehatan adalah suatu tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya pelayanan kesehatan baik preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah. Salah satu fasilitas pelayanan
kesehatan yang menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar adalah
puskesmas. Puskesmas adalah suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya pelayanan
kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif sehingga dicapai derajat kesehatan yang
tinggi di wilayah kerjanya.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan, suatu puskesmas harus
didukung dengan adanya sumber daya manusia dan pengelolaan seluruh
elemen yang menjadi sarana dan prasarana dalam memberikan pelayanan
kepada masyarakat. Salah satu yang menjadi bagian terpernting dalam
memberikan pelayanan kesehatan adalah pelayanan terkait Sediaan
Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai dan Pelayanan Farmasi Klinik.
Dalam pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
mengacu pada suatu Standar Pelayanan Kefarmasia yang dibuat oleh

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

Pemerintah dimana didalamnya memuat tentang apa saja standar yang


harus ada dan dilakukan di setiap fasilitas pelayanan kesehatan.
Pengelolaan obat di Puskesmas perlu dilakukan evaluasi kareana
pengelolaan obat yang efisien sangat menentukan keberhasilan manajemen
puskesmas dan penggunaan obat rasional sehingga dapat menghindari
perhitungan kebutuhan obat yang tidak akurat. Pentingnya melakukan
pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai juga untuk
menjamin tercapainya ketepatan jumlah dan jenis perbekalan farmasi dan
BMHP dengan memanfaatkan sumber-sumber yang tersedia seperti
tenaga, dana, sarana, dan teknologi dalam upaya mencapai tujuan yang
ditetapkan di berbagai tingkat unit.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah
makalah ini yaitu:
1. Bagaimana pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas Karangkobar Kabupaten Banjarnegara?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di Puskesmas
Karangkobar 1 Kabupaten Banjarnegara.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Puskesmas
1. Definisi
Puskesmas merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan
upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan prevemtif untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya di wilayah
kerjanya (Permenkes No. 74, 2014).
Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak
di bidang pelayanan kesehatan yang ada di posisi terdepan dan
mempunyai misi pembinaan dan pelayanan kesehatan secara
menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di wilayah kerja
tertentu (Ilham, 2008). Puskesmas dibangun untuk
melaksanakan dan menyelenggarakan pelayanan kesehatan
dasar, menyeluruh, dan terpadu bagi masyarakat
2. Tujuan
Puskesamas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama
memiliki tujuan membengun kesehatan dengan mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yaitu
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup
sehat bagi yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas
sehingga terwujud derajar kesehatan yang setinggi-tingginya
(Trihono, 2010).
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh
puskesmas dilakukan agar dapat mewujudkan masyarakat yang
memiliki perilaku yang sehat, mampu menjangkau pelayanan
yang bermutu, hidup dalam lingkungan yang sehat dan
memiliki derajat kesehatan yang optimal baik individu,

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

keluarga, kelompok, dan masyarakat (Permenkes No. 74,


2014).
3. Fungsi
Dalam melakukan tugasnya dalam Upaya Kesehatan
Masyarakat, puskesmas memiliki fungsi diantaranya yaitu
sebagai berikut:
a. Melakukan perencanaan berdasarkan analisis masalah
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan
b. Melakukan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan
c. Melaksakan komunikasi, informasi, dan edukasi serta
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
d. Menggerakan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
masyarakat yang bekerja sama dengan sektor lain
e. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat
f. Melaksanakan peningkatan kompetensi Sumber Daya
Manusia di Puskesmas
g. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap
akses, mutu, dan cakupan pelayanan kesehatan
h. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan penanggulangan penyakit
(Permenkes No. 74, 2014).
4. Sumber Daya Manusia
Sumber Daya Manusia di Puskesmas sangat penting untuk
menunjang kegiatan pelayanan kesehatan. Jenis tenaga
kesehatan paling sedikit terdiri dari:
a. Dokter atau dokter pelayan primer
b. Dokter gigi
c. Perawat

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

d. Bidan
e. Tenaga kesehatan masyarakat
f. Tenaga kesehatan lingkungan
g. Ahli teknologi laboartorium medik
h. Tenaga gizi
i. Tenaga kefamasian

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Puskesmas Karangkobar


B. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di
Puskesmas Karangkobar
1. Perencanaan Kebutuhan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Perencanaan adalah suatu proses kegiatan untuk menyeleksi obat
dan BMHP untuk menentukan jenis dan jumlah yang dibutuhkan untuk
kegiatan pelayanan obat dan Bahan Medis Habis Pakai di puskesmas
selama periode tertentu sesuai dengan alokasi dana yang tersedia.
Tujuan dari perencanaan adalah untuk mendapatkan perkiraan jenis
dan jumlah obat serta Bahan Medis Habis Pakai yang mendekati
kebutuhan, meningkatkan penggunaan obat secara rasional dan
meningkatkan efisiensi penggunaan obat.
Dalam melakukan proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis
Pakai di Puskesmas Karangkobar mempertimbangkan pola penyakit,
pola konsumsi obat dan jumlah kunjungan pasien per hari. Proses
seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai mengacu pada Fomularium
Nasional dan Formularium Kabupaten Banjarnegara Tahun 2020.
Proses seleksi melibatkan tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
seperti Dokter, Dokter Gigi, Bidan, dan Perawat serta pengelola
program yang berkaitan dengan pengobatan. Perencanaan kebutuhan
obat di Puskesmas Karangkobar berdasarkan pola metode konsumsi
dan epidemiologi. Metode konsumsi berarti perencanaan obat
dilakukan dengan melihat data pemakaian obat sebelumnya, sedangkan
metode epidemiologi adalah metode perencanaan yang dilakukan
berdasarkan pola penyakit yang sedang terjadi seperti diare, batuk dan
pilek. Untuk membuat perencanaan kebutuhan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai digunakan LPLPO (Laporan Penggunaan dan Lembar
Permintaan Obat) yang dibuat setiap bulan. Dari data LPLPO petugas

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

obat akan melakukan analisis untuk menentukan obat-obat yang slow


moving atau fast moving serta mengurangi resiko obat dengan Expired
Date dekat.
2. Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Permintaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai adalah
suatu kegiatan dalam menerima Sediaan Farmasi dan Bahan Medis
Habis Pakai dari Gudang Farmasi Kabupaten atau hasil pengadaan
Puskesmas Secara mandiri sesuai dengan permintaan yang telah
diajukan. Tujuannya adalah agar Sediaan Farmasi yang diterima sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan permintaan yang telah diajukan oleh
Puskesmas, dan memenuhi persyaratan keamanan, khasiat, dan mutu.
3. Penerimaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Penerimaan obat dan BMHP sesuai pesanan diterima tiap 2 bulan
sekali pada bulan genap, tetapi apabila terdapat kekurangan obat maka
dapat diminta pada bulan ganjil dengan jumah maksimal 10 jenis obat
ataupun BMHP. Ketika penerimaan, dilakukan pengecekan terlebih
dahulu saat pesanan obat dan BMHP tiba di puskesmas sebelum
disimpan di gudang obat puskesmas, dengan memeriksa kesesuaian
nama obat, jumlah obat, jenis obat, nomor batch, dan tanggal
kadaluarsa yang tercantum dalam Surat Bukti Barang Keluar (SBBK).
SBBK merupakan bukti yang dikeluarkan oleh Gudang Farmasi
Kabupaten yang dibuat dalam 2 (dua) rangkap (putih untuk puskesmas
dan kuning untuk GFK) dan SBBK untuk obat-obat program yang
dibuat dalam 3 (tiga) rangkap (putih untuk puskesmas, pink untuk
pengelola program dan kuning untuk GFK) yang ditandatangani oleh
petugas yang menerima (apoteker) dan petugas yang menyerahkan.
Apabila Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai datang dan
telah dilakukan pengecekan ternyata tidak sesuai dengan permintaan,
maka petugas penerima obat dapat menolak atau mengembalikan ke

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

pihak GFK, sementara jika terjadi kekurangan pesanan maka


Puskesmas yang akan mengambil kekurangan ke GFK.
4. Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Penyimpanan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) merupakan kegiatan pengaturan terhadap obat yang diterima
agar aman atau tidak hilang, terhindar dari kerusakan secara fisika
ataupun kimia sehingga mutunya tetap terjamin sampai ke tangan
pasien. Tujuan dari penyimpanan yaitu agar obat yang tersedia di
Puskesmas dapat dijaga mutu dan kualitasnya sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan.
Penyimpanan obat yang berada di Puskesmas Karangkobar berada
di gudang obat. Metode penyimpanan yang digunakan yaitu sistem
FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out),
alfabetis, serta kestabilan sediaan. Penyimpanan khusus dilakukan
untuk obat-obat seperti vaksin, suppositoria, narkotika dan
psikotropika,. Beberapa kondisi penyimpanan yang ada di Puskesmas
Karangkobar yaitu:
a. Obat-obat seperti sediaan tablet, kapsul, sirup, salep, tetes mata
/telinga, injeksi disimpan di ruang obat dengan suhu <25 0C
(22,40C). Ruangan dilengkapi dengan AC, obat diletakan di rak
penyimpanan dengan ruangan tertutup dan terhindar dari paparan
matahari langsung.
b. Obat-obatan seperti suppositoria, beberapa sediaan injeksi
disimpan dalam lemari pendingin dalam gudang obat.
c. Vaksin disimpan di gudang obat dan ruang vaksin dalam lemari
pendingin, untuk pengelolaan vaksin pada gudang farmasi dikelola
oleh apoteker sedangkan pengelolaan vaksin pada ruang vaksin
dikelola oleh bidan (pengambilan vaksin biasanya dilakukan dalam
waktu yang singkat untuk menghindari kerusakan pada vaksin).
Laporan penggunaan vaksin dilakukan oleh pemegang program
setiap akhir tahun/akhir bulan.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

d. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di simpan di gudang obat


dengan suhu <22,40C.
Di Puskesmas Karangkobar penyimpanan stok obat dan obat yang
digunakan untuk pelayanan disimpan pada tempat yang berbeda,
sehingga jika terjadi kekosongan obat di ruang obat, maka petugas
akan mengambil di gudang obat dengan menuliskan nama dan jumlah
obat yang diambil serta sisa stok yang ada pada buku pengeluaran dan
kartu stok.
Penyimpanan obat dan BMHP di Puskesmas karangkobar sudah
baik. Penyimpanan obat dilakukan pada rak yang dilengkapi dengan
palet sehingga obat-obatan yang disimpan dan kardus obat tidak
langsung menyentuh lantai. Ruang tempat penyimpanan obat dan
BMHP juga dilengkapi dengan higrometer untuk mengetahui
kesesuaian suhu ruangan dengan syarat penyimpanan obat dan juga
kelembaban dari ruangan tempat penyimpanan oabt dan BMHP. Suhu
dan kelembaban udara di ruang penyimpanan dicek secara rutin oleh
petugas untuk memastikan bahwa penyimpanan obat dan BMHP
sesuai dengan persyaratan dan menjamin stabilitas obat dan BMHP.
Lemari pendingin tempat menyimpan sediaan obat juga dilengkap
dengan termometer untuk memastikan bahwa sediaan obat stabil dan
penyimpanan sesuai dengan persyaratan. Stock Opname dilakukan
setiap bulan untuk mengecek jumlah obat secara fisik dengan data
yang tertulis pada kartu stok dan untuk mengecek ada tidaknya obat
pada Expired Date dan obat near ED sehingga obat dapat ditarik atau
untuk near ED obat akan dikeluarkan terlebih dahulu.
5. Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP)
Pendistribusian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai
merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan Sediaan Farmasi dan
Bahan Medis Habis Pakai secara merata dan teratur untuk memenuhi
kebutuhan sub unit atau satelit farmasi Puskesmas Karangkobar dan
jaringannya. Pendistribusian ini memiliki tujuan agar semua kebutuhan

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

obat dan BMHP setiap sub unit yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Karangkobar dapat terpenuhi dengan jenis, jumlah, mutu, dan waktu
yang tepat guna meningkatkan kesehatan masyarakat sehingga tujuan
dari puskesmas dapat tercapai.
Pendistibusian obat dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
Karangkobar biasanya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pada
pasien rawat jalan, rawat inap, Unit Gawat Darurat (UGD), Pelayanan
Obstetri dan Neonatus Dasar (PONED), Poli gigi, PUSTU
(Puskesmas Pembantu), PKD (Poliklinik Kesehatan Desa), dan
laboratorium. Dalam melakukan pendistribusian obat, terdapat
beberapa metode yang dilakukan yaitu:
a. Untuk pasien rawat jalan pendistribusian obat dilakukan dengan
metode individual prescribing
b. Untuk pasien rawat inap pendistribusian dilakukan dengan
c. Untuk pendistribusian ke UGD, PONED, dan Laboratorium dapat
dilakukan setiap hari berdasarkan permintaan obat dan BMHP
yang diminta oleh penanggung jawab unit yang diajukan pada
apoteker pengelola gudang obat kemudian petugas obat akan
melakukan pemberian obat dan BMHP sesuai dengan kebutuhan
dan mempertimbangkan ketersediaan obat dan BMHP yang ada di
gudang obat.
d. Untuk pendistribusian ke PKD dan PUSTU dilakukan setiap 1
bulan sekali berdasarkan pada LPLPO yang dibuat oleh pengelola
PUSTU atau PKD kemudian diserahkan kepada pengelola obat di
puskesmas. Penyiapan obat dan menuliskan Surat Bukti
Penyerahan/Distribusi Obat yang memuat nama obat, jumlah
pemberian, ED, dan keterangan. Pemberian obat dan BMHP
untuk PUSTU dan PKD biasanya dilakukan setiap 1 bulan.
6. Pemusnahan dan Penarikan
Pemusnahan dilakukan pada sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai (BMHP) yang sudah kadaluarsa

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

7. Pengendalian Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai


(BMHP)
Pengendalian obat dan bahan medis habis pakai (BMHP) adalah
suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya sasaran yang diinginkan
sesuai dengan strategi dan program yang ditetapkan untuk
meminimalisir terjadinya kekosongan, kekurangan, atau kelebihan obat
digudang obat puskesmas karangkobar.
a. Pengendalian sediaan
Pengendalian persediaan obat dan bahan Medis Habis Pakai di
Puskesmas Karangkobar dilakukan dengan cara melakukan setiap
pengambilan obat atau distribusi obat dan BMHP dalam kartu stok.
Kemudian untuk menyesuaikan dengan ketersediaan obat
sebenarnya dengan jumlah yang tertera pada kartu stok maka
dilakukan stok opname setiap bulan.
b. Pengendalian penggunaan
Pengendalian penggunaan obat dilakukan dengan kartu stok yaitu
untuk setiap pengeluaran dan penambahan obat dicatat dalam kartu
stok sebagai bukti data penggunaan obat untuk kegiatan
kefarmasian di Puskesmas.
c. Pengendalian Near Expired dan Expired Date
Obat dan bahan medis habis pakai yang mendekati tanggal ED
maka obat tersebut akan segera digunakan agar obat dapat
diberikan sebelum ED. Pengendalian obat kadaluarsa dilakukan
dengan memberi label dengan warna merah mendekati ED kurang
dari 3 bulan, kuning kurang dari 6 bulan, dan hijau kurang dari 1
tahun pada masing-masing obat sehingga mempermudah
pengendalian obat ED tersebut. Obat dan bahan medis habis pakai
yang telah kadaluarsa berdasarkan procedure tetap yang ada yaitu
membuat laporan terkait obat dan bahan medis habis pakai yang
telah kadaluarsa oleh penanggung jawab farmasi/apoteker dengan
melihat kondisi fisik obat terlebih dahulu dan masa kadaluarsa obat
atau bahan medis habis pakai tersebut. Obat yang kadaluarsa akan

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

ditempatkan khusus di tempat penyimpanan dan dilakukan


pencatatan, kemudian dibuat laporan yang ditanda tangani oleh
kepala puskesmas.
8. Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP)
Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan Obat dan Bahan Medis
Habis Pakai (BMHP) merupakan serangkaian kegiatan dalam rangka
penatalaksanaan obat dan BMHP secara tertib, baik obat dam BMHP
yang diterima, disimpan, didistribusikan dan digunakan di puskesmas
atau unit pelayanan lainnya. Tujuan pencatatan, pelaporan, dan
pengarsipan yaitu sebagai berikut :
a. Bukti bahwa pengelolaan Obat dan BMHP telah dilakukan
b. Sumber dana untuk melakukan pengaturan dan pengendalian
c. Sumber dana untuk pembuatan laporan
Daftar kegiatan administrasi yang dilakukan di Puskesmas
Karangkobar dalam upaya Pencatatan, Pelaporan, dan Pengarsipan
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) diantaranya yaitu :
a. Pencatatan dan pelaporan obat kadaluarsa
b. encatatan resep rekap harian
c. Pencatatan obat kosong
d. Pencatatan dan pelaporan KTC, KPC, KNC
e. Pencatatan Efek Samping Obat (ESO)
f. Laporan Pemakaian Dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO)
g. Lembar permintaan dan laporan pendistribusian oabt ke sub unit
h. Laporan pemakaian obat psikotropika
i. Laporan Penggunaan Obat Rasional (POR)
j. Laporan konseling
k. Laporan Pelayanan Informasi Obat (PIO)
l. Laporan Stok Opname
m. Pencatatan Kartu Stok
n. Laporan Monitoring Efek Samping Obat (MESO)

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

9. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Sediaan Farmasi dan


Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Evaluasi dan pemantauan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) dilakukan dengan tujuan untuk mengendalikan dan
mengurangi terjadinya kesalahan dalam engelolaan sehingga terjaga
kualitas, memperbaiki pengelolaan secara terus menerus dan
memberikan penilaian terhadap kinerja pengelolaan Sediaan Farmasi
dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Pemantauan dan evaluasi
Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP) di Puskesmas
Karangkobar dilihat dari LPLPO yang menggambarkan penggunaan
obat dan BMHP terkait dengan kerasionalan penggunaan Obat dan
Bahan Medis Habis Pakai (BMHP).

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan Sediaan Farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai di Puskesmas
Karangkobar dimulai dari perencanaan kebutuhan, melakukan permintaan,
melakukan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian (dilakukan ke
setiap sub unit di puskesmas), pemusnahan, pengendalian sediaan farmasi,
administrasi, serta pemantauan dan evaluasi pengelolaan sediaan farmasi
dan BMHP yang dikelola oleh Apoteker.

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto


Portofolio PKPA di DInas Kesehatan dan Puskesmas

DAFTAR PUSTAKA

Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Purwokerto

Anda mungkin juga menyukai