No UU PLH UU CIPTAKER
1. Dalam UU 32/2009 izin lingkungan Dari keempat fungsi strategis dalam UU PLH,
memiliki fungsi strategis yaitu: (i) hilangnya fungsi (i), (ii) dan (iii) dalam UU
bungkus “yuridis” AMDAL, (ii) sebagai Cipta Kerja merupakan kerugian bagi
instrumen pencegahan pencemaran lingkungan hidup. Sedangkan hilangnya
dan/atau kerusakan lingkungan, (iii) fungsi (iv) merupakan justru utamanya
sebagai “pintu masuk” untuk pengawasan merugikan pemerintah dan pelaku usaha,
dan penegakan hukum dan (iv) untuk karena menghilangkan kesempatan untuk
mengintegrasikan izin-izin di bidang mengintegrasikan dan menyederhanakan
lingkungan hidup seperti: izin perizinan. Padahal dalam Pasal 63 Peraturan
pembuangan air limbah, izin pengelolaan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24
limbah B3, dan sebagainya.8 Karena Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
fungsi strategisnya tersebut menjadi Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (PP
wajar izin lingkungan merupakan syarat 24/2018) pengintegrasian izin-izin ke dalam
untuk mendapatkan izin usaha. izin lingkungan sudah diatur mekanismenya.
Karena izin lingkungan dihapus, maka izin
yang seharusnya diintegrasikan menjadi tetap
tersebar.
2. Dalam UU PLH, Pasal 26 berbunyi Sedangkan dalam UU Ciptaker, Pasal 23
1) Dokumen AMDAL sebagaimana angka 6 mengenai perubahan terhadap pasal
dimaksud pada pasal 22 disusun oleh 26 UU PLH
pemrakarsa dengan melibatkan 1) Dokumen AMDAL sebagaimana
masyarakat dimaksud dalam Pasal 22 disusun oleh
2) …. pemrakarsa
3) Pelibatan masyarakat sebagaimana 2) Penyusunan dokumen AMDAL
dimaksud pada ayat (1) meliputi: dilakukan dengan melibatkan
a. Yang terkena dampak; masyarakat yang terkena dampak
b. Pemerhati lingkungan hidup; langsung terhadap rencana usaha
dan/atau dan/atau kegiatan
c. Yang terpengaruh atas segala 3) ……
bentuk keputusan dalam proses
AMDAL