MAKALAH
TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
(Clarias gariepinus)
Dosen Pengampu
Ir. Nuraini, M.Si
Kelompok 2 :
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat allah swt, yang mana telah memberikan rahmat
berjudul “Teknik Pemijahan Semi Alami dan Buatan” ini dapat diselesaikan tepat
pada waktunya.
arahan dan bimbingan kepada kami, penulis juga mengharapkan saran dan kritik
yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan kearah yang lebih baik. Semoga
Penulis
2
DAFTAR ISI
Isi Halaman
COVER..................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................ iv
DAFTAR TABEL..................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang.......................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah..................................................................... 2
I.3. Tujuan Penulisan Makalah........................................................ 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Lele Dumbo............................ 3
II.2. Penyebaran Ikan Lele Dumbo................................................... 4
II.3. Habitat dan Kelangsungan Hidup Ikan Lele Dumbo................ 4
II.4. Kebiasaan Makan...................................................................... 5
II.5. Pertumbuhan............................................................................. 6
II.6. Perkembangbiakan.................................................................... 6
II.7. Perbedaan Lele Jantan Dan Betina............................................ 7
III. PEMBAHASAN
III.1. Teknik Pemijahan...................................................................... 8
III.2. Pemeliharaan Induk................................................................... 8
III.3. Seleksi Induk Matang Gonad.................................................... 9
III.4. Pemberokan............................................................................... 10
III.5. Persiapan Wadah Pemijahan..................................................... 11
III.6. Zat Perangsang Pemijahan........................................................ 11
III.7. Pemijahan Semi Alami.............................................................. 13
III.8. Pemijahan Buatan...................................................................... 15
IV. PENUTUP
IV.1. Kesimpulan............................................................................... 17
IV.2. Saran.......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
2
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
5. Ovaprim................................................................................................ 13
7. Pemijahan Buatan................................................................................. 16
2
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
I. PENDAHULUAN
Pemijahan adalah proses pengeluaran sel telur oleh induk betina dan
sperma oleh induk jantan yang kemudian diikuti dengan perkawinan. Pemijahan
ini sebagai salah satu paket dari reproduksi merupakan mata rantai siklus hidup
merupakan faktor penting dalam proses budidaya ikan. Salah satu spesies yang
sering dibudidayakan adalah lele dumbo (Clarias gariepinus). Budidaya lele saat
ini berkembang pesat karena permintaan pasar yang tinggi dikarenakan dapat
dipelihara dengan padat tebar tinggi dengan sumber air terbatas, teknologi
mudah serta modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah (Kuswiyanto, 2008).
Ikan lele dumbo merupakan salah satu komoditas perikanan yang banyak
dibudidayakan di air tawar dan disukai oleh masyarakat karena rasanya yang
gurih. Selain itu ikan lele dumbo memiliki banyak keunggulan dibanding dengan
ikan air tawar lainnya, seperti pemeliharaan mudah, pertumbuhan cepat, rasa
daging yang khas dan efisiensi pakan yang tinggi. Bila dibandingkan dengan ikan
lele lokal (Clarias batrachus), ikan lele dumbo mempunyai pertumbuhan yang
lebih baik dan dapat mencapai ukuran yang lebih besar, jumlah telur lebih banyak
dan lebih tahan terhadap penyakit. Perkembangan budidaya yang pesat tanpa
didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan ikan lele dumbo mengalami
et al, 2004).
2
Pemijahan ikan lele dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu pemijahan
karena itu, makalah ini dibuat untuk mengetahui dan memahami cara serta
adalah:
3) Apa saja hormon yang diperlukan dalam pemijahan lele dumbo (Clarias
gariepinus)?
1) Untuk mengetahui klasifikasa dan habitat dari lele dumbo (Clarias gariepinus)
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostarophysi
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Lele dumbo memiliki kulit yang licin, berlendir dan sama sekali tidak
seperti baju tentara. Warna kulit ini akan berubah menjadi mozaik hitam putih jika
lele sedang dalam kondisi stess, dan akan menjadi pucat jika terkena sinar
matahari langsung.
dari panjang tubuhnya. Tanda yang khas dari lele dumbo adalah tumbuhnya empat
pasang sungut seperti kumis di dekat mulutnya. Sungut ini berfungsi sebagai alat
Lele dumbo memiliki 3 buah sirip tunggal yaitu sirip punggung yang
berfungsi sebagai alat berenang, sirip dubur, dan sirip ekor sebagai alat bantu
untuk mempercepat dan memperlambat gerakan. Selain itu lele dumbo juga
42
memiliki 2 sirip berpasangan yaitu, sirip dada dan sirip perut. Sirip dada
mempunyai jari-jari yang keras dan runcing biasa disebut patil.alat ini berfungsi
sebagai senjata sekaligus alat bantu gerak kekanan dan kekiri. Walaupun
berfungsi sebagai senjata patil ini tidak memiliki racun (Bachtiar, 2006).
Ikan lele tersebar luas di Benua Afrika dan Asia, terutama diperairan
Kamboja, Vietnam, Birma, dan India telah diternakkan. Di Indonesia, ikan lele
secara alami terdapat di Kepulauan Sunda Besar maupun Sunda Kecil (Suyanto,
2007).
Habitat atau tempat hidup ikan lele dumbo adalah air tawar. Air yang baik
untuk pertumbuhan ikan lele dumbo adalah air sungai, air sumur, air tanah, dan
mata air. Namun, lele dumbo juga dapat hidup dalam kondisi air yang kurang baik
25
seperti di dalam lumpur atau air yang memiliki kadar oksigen yang rendah. Hal
tersebut sangat dimungkinkan karena lele dumbo memiliki insang tambahan yaitu
arborescent atau juga biasa disebut dengan labyrinth. Alat ini memungkinkan lele
yang cukup.
Salah satu sifat dari lele dumbo adalah suka meloncat ke darat, terutama
saat malam hari. Hal ini karena lele dumbo termasuk hewan nocturnal, yaitu
hewan yang lebih aktif dalam beraktivitas dan mencari makan pada malam hari.
Sifat ini juga membuat lele dumbo lebih menyenangi tempat yang terlindung atau
gelap. Dilihat dari makanannya, lele dumbo termasuk hewan karnivora atau
pemakan daging. Pakan alami lele dumbo adalah cacing, kutu air, dan bangkai
binatang. Lele dumbo sangat agresif dalam memangsa makanan, karena apapun
yang diberikan pasti akan dilahapnya. Hal itulah yang membuat lele dumbo sangat
bulan Oktober-April, yakni saat musim hujan berlangsung. Saat itu, air hujan
feeder) sehingga jangan heran bila air kolam tampak keruh. Bahkan tidak jarang
pematang dibongkar dan dibolongi hanya untuk mencari makan. Ditinjau dari
jenis makanannya, lele merupakan jenis ikan karnivora (pemakan daging). Jenis
makanannya berupa cacing, kutu air, dan terkadang bangkai binatang. Oleh sebab
62
itu pakan tambahan seperti pellet sebaiknya banyak mengandung protein hewani
II.5. Pertumbuhan
per hari apabila diberi pakan yang emgandung protein 45% dan energi 3.000
ikan lele dumbo dapat tumbuh mencapai 300 gram dari berat awal ±30 gram
dalam waktu 2 bulan. Sedangkan ikan lele dumbo yang dipelihara dalam keramba
jarring apung (KJA) dengan padat tebar 50 ekor/m 3 dapat mencapai berat 16
II.6. Perkembangbiakan
Ikan lele mencapai kedewasaan setelah berukuran 100 gram atau lebih.
Jika sudah masanya berkembang biak, ikan jantan dan betina saling berpasangan.
Pasangan tersebut lalu mencari tempat yakni lobang yang teduh dan aman untuk
permukaan air. Ikan lele tidak membuat sarang dari suatu bahan (jerami atau
pembuahan didalam air telur dijaga oleh induk betina sampai menetas dan cukup
kuat untuk berenang. Sementara itu induk jantan meninggalkan sarang dan tidak
memijah. Dalam tempo 24 jam setelah perkawinan, telur akan menetas. Selama
tujuh sampai sepuluh hari anak ikan lele dijaga oleh induknya sampai burayak
Biasanya ikan lele memijah pada sore hari saat musim hujan. Lain halnya
di kolam pemeliharaan, ikan lele dapat memijah sepanjang tahun. Hal ini mungkin
disebabkan oleh keadaan kolam yang dapat dialiri air baru setiap saat. Namun ,
tanpa dialiri airpun ikan lele dapat juga memijah di kolam, tetapi frekuensinya
Jika diamati secara teliti, akan tampak perbedaan antara lele jantan dan
betina. Berikut ini beberapa perbedaannya dapat dilihat pada tabel 1 berikut:
Jantan Betina
Warna badan/tubuh lebih gelap Warna badan/tubuh lebih cerah
Bentuk badan ramping apabila bagian Bentuk perut gendut dan apabila
perut diurut akan mengeluarkan sperma diraba terasa lembek
Bentuk kepalanya lebih datar atau pipih Bentuk kepalanya lebih cembung
Alat kelamin berbentuk bulat
Alat kelamin tampak meruncing
menonjol dan berlubang
Gerak
Gerakannya lebih lamban
annya aktif/gesit
Sumber: AgroMedia (2000)
Gambar 2. Perbedaan Jantan dan Betina Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus)
2
III. PEMBAHASAN
indukan jantan dan indukan betina yang mengeluarkan sel sperma dan sel telur
dan terjadi diluar tubuh ikan (eksternal). Umumnya pemijahan dalam usaha
yang nantinya dapat memiliki harga jual, sedangkan untuk usaha pembesaran
Pemeliharaan induk ikan lele dilakukan secara terpisah antara induk ikan
lele jantan dan induk ikan lele betina. Pemisahan induk ikan lele tersebut
pembudidaya. Kolam yang digunakan untuk pemeliharaan induk ikan lele berupa
kolam semen dengan ukuran 3x5 m. pada salah satu sisi kolam dibuat saluran atau
pintu masuk air (inlet) pada sisi lain secara bersebrangan dipasang saluran
pengeluaran air (outlet). Pada pintu masuk dan saluran pembuangan dipasang
antara 4-5 kg/m2. Ketinggian air kolam juga diatur sedemikian rupa hingga
dicapai ketinggian stabil 60-75 cm. untuk menjaga kualitas air digunakan air yang
29
telah melalui tahap penyaringan dengan menggunakan biofilter. Debit air yang
masuk dijaga slalu stabil antara 20-25 liter/menit sehingga suplai oksigen terlarut
yang diberikan memadai kualitas dan kuantitasnya. Setiap hari induk diberi pakan
buatan (pellet) dengan kadar protein tinggi (≥30%) agar diperoleh kematangan
induk yang memadai. Dodis pakan yang diberikan sebanyak 3-5% per hari dari
bobot induk yang dipelihara. Frekuensi pemberian pakan 2-3 kali sehari yaitu
Seleksi induk ikan lele perlu dilakukan untuk memastikan bahwa induk
ikan lele yang akan dipijahkan telah benar-benar siap. Salah satu persyaratan
utama yang harus dipenuhi untuk memijahkan induk ikan lele dengan teknik
pemijahan semi alami adalah induk ikan lele baik jantan maupun betina telah
mencapai umur 12 bulan atau 1 tahun. Saat melakukan seleksi, induk ikan lele
ditangkap dengan hati-hati. Cara penagkapan nduk ikan lele yang dapat dilakukan
adalah dengan menyurutkan air kolam, sehingga induk-induk ikan lele tersebut
berkumpul dikamalir atau kobakan. Kemudian induk ikan lele tersebut ditangkap
menggunakan seser dan dimasukkan ke dalam ember atau wadah yang telah
disiapkan. Induk yang lolos seleksi atau masuk kriteria telah siap memijah
dimasukkan dalam kolam pemijahan.beberapa ciri-ciri umum induk ikan lele yang
III.4. Pemberokan
dipuasakan saat induk ikan selesai diseleksi dan sebelum dipijahkan (Mahyuddin
atau mengurangi stress pada induk saat proses pemilihan induk sebelum dilakukan
siap dipijahkan dan tidak dalam kondisi sakit, sebab siap atau tidaknya induk
memijah akan menentukan jumlah dan kualitas telur yang dihasilkan. Pemberokan
dilakukan selama 24 jam dengan kondisi indukan lele tidak diberi pakan atau
lemak dalam gonad sehingga diperoleh telur dengan kualitas yang baik. Menurut
Mahyuddin (dalam Kurnia, 2016), apabila perut induk betina menjadi kempes
2
11
Wadah yang digunakan untuk pemijahan adalam kolam tanah, bak semen,
atau fiber, maupun kolam terpal yang berukuran 2x1,2x0,8 m untuk 1 pasang
induk. Sebelum wadah digunakan maka terlebih dahulu wadah harus dibersihkan
agar tidak ada lumut atau kotoran yang menempel. Setelah bersih wadah tersebut
diairi dengan kedalaman 40-50 cm. wadah pemijahan ditutup menggunakan jaring
agar induk tidak melompat keluar dari wadah pemijahan karena biasanya induk
jantan akan mengejar induk betina dalam proses pemijahan (pada pemijahan semi
alami). Siapkansubstarat untuk tempat menempelnya telur ikan lele, substrat yang
biasa digunakan adalah kakaban yang terbuat dari ijuk dan dijepit dengan bilah
bamboo atau pipa. Ukuran kakaban biasanya 1,2x0,45 m. satu pasang induk
Menurut Ahmad (2018), kelenjar hypofisa yang satu jenis dengan ikan
bobot kurang lebih sama dengan ikan resipien (ikan yang diberi donor)
(Alviani, 2017).
hypofisa yang berasal dari ikan donor dengan bobot yang sama dengan
induk.
hypofisa. Salah satu jenis hormon HCG yang banyak digunakan dalam pemijahan
ikan lele adalah ovaprim. Dosis penggunaan ovaprim adalah 0,5 ml/kg bobot
induk. Misalnya bobot induk 700 gram maka dosis yang diberikan adalah 0,7 kg x
0,5 ml/kg= 0,35 ml. Penggunaan ovaprim dapat juga dengan dilarutkan dengan
larutan chloride 0,9% akuades atau akuabides. Misalnya untuk induk dengan
bobot total 1o kg terdiri dari 12 induk diperlukan ovaprim sebanyak 0,5 ml/kg x
10 kg= 5 ml. untuk setiap kg induk diperlukan cairan campuran sebanyak 4 ml/kg
x 10 kg= 40 ml. maka jumlah larutan campuran yang diperlukan adalah 40 ml-5
ml= 35 ml (Alviani,2017).
Gambar 5. Ovaprim
dengan menggunakan
pemijahan semi alami dengan pemijahan buatan yaitu terdapat pada proses setelah
14
kedalam kolam pemijahan hingga proses pembuahan selesai dan telur menempel
pada kakaban yang telah disediakan. Sedangkan pada proses pemijahan buatan
dilakukan dengan mengambil sel sperma indukan jantan dan sel telur indukan
betina kemudian proses dilakukan diluar kolam pemijahan atau diwadah khusus
15
pemijahan buatan, induk betina dan jantan yang digunakan adalah dengan
sperma dari indukan jantan 1 kg) dan dilakukan diluar kolam pemijahan. Metode
dimulai dari bagian anus hingga kebelakang insang dan dipotong secara vertikal
tepat dibelakang insang sehingga ikan terpisah antara badan dan kepala (Susanto,
2011). Hal ini sesuai dengan pendapat menurut Hernowo (dalam Susanto 2011)
dimulai dari anus dengan menggunakan garis diagonal seperti huruf “Y”.
digunakan dalam jangka waktu kurang lebih 2 menit. Hal ini sesuai dengan
pendapat menurut Gusrina (2008) bahwa sperma yang telah dihaluskan hanya
dapat bertahan kurang lebih 1 menit dan cairan berwarna keruh. Metode
Teknik pengurutan dilakukan dengan cara mengurut perut dari arah kepala
ke arah lubang genital sampai dapat dirasakan sel telur telah habis. Setelah proses
dengan cara menimbang berat indukan betina sebelum proses Streeping dikurangi
berat setelah proses Streeping. Setelah itu melakukan pembuahan dengan cara
mencampurkan sel sperma dan sel telur pada wadah yang telah disiapkan.
Pembuahan berlangsung cepat karena sperma hanya aktif bergerak dan bertahan
16
hidup kurang lebih satu menit setelah terkena air. Setelah itu telur yang telah
dibuahi ditebar secara merata pada kolam khusus pemijahan hingga proses
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
2
1. Pemijahan semi alami pada ikan lele adalah pemijahan yang melibatkan
IV.3. Saran
Manusia tidak luput dari kesalahan dan khilaf. Barangkali hanya ini yang
dapat kami sampaikan, jika ada kesalahan materi maupun merugikan pihak-pihak
tertentu kami meminta kritik dan sarannya. Kritik dan sarannya sangatlah penting
DAFTAR PUSTAKA
2
Ahmad, Nasir. 2018. “ Efisiensi Kelenjar Hypofisa Ikan Mas (Cyprinus carpio)
Dan Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Terhadap Pemijahan Ikan Lele
Dumbo (Clarias gariepinus). Jurnal Agroqua. 16-1/10-14.
Alviani, Puput. 2017. Cara Sukses Budidaya Ikan Lele.Yogyakarta: Bio Genesis.
Bachtiar, Yusuf. 2006. Panduan Lengkap Budi Daya Lele Dumbo. Tangerang: PT
Agromedia Pustaka.
Kurnia, Halida. 2016. “Teknik Pembenihan Ikan Lele Masamo (Clarias sp)
Dengan Metode Clear Water Di Balai Layanan Usaha Produksi Perikanan
Budidaya (BLUPPB) Karawang Jawa Barat: Universiatas Airlangga.
Suarabaya.
Nurhakim, Iman Yusnu. 2018. Panen Melimpah Budidaya Lele Di Kolam Terpal
Solusi Beternak Dilahan Sempit. Yogyakarta: Yusnu Publisher.
Prihartono, Eko at all. 2000. Mengatasi Permasalahan Budi Daya Lele Dumbo.
Yogyakarta: Niaga Swadaya.
Suyanto, S Rachmatun, 2007. Budi Daya Ikan Lele. Jakarta: Penebar Swadaya.