Anda di halaman 1dari 7

TUGAS INDIVIDU

KITAB BULUGHUL MARAM

BAB ADAB

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Qira’atul Kutub

Dosen Pengampu : KH. Muhammad Basiturrijal, M.Pd

Oleh
ALMA LUTHFIYYAH
NIM. 170110152

JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL HUDA AL AZHAR
(STAIMA)
2021

BAB ADAB

HADITS KE-1201

ْ ‫ق اَ ْل ُم‬
‫سلِ ِم‬ ُّ ‫سو ُل هَّللَا ِ صلى هللا عليه وسلم ( َح‬ ُ ‫عَنْ أَبِي ه َُر ْي َرةَ رضي هللا عنه قَا َل َر‬
,ُ‫ص ْحه‬ َ ‫ص َحكَ فَا ْن‬ ْ ِ‫ َوإِ َذا ا‬,ُ‫ َوإِ َذا َدعَاكَ فَأ َ ِج ْبه‬,‫سلِّ ْم َعلَ ْي ِه‬
َ ‫ستَ ْن‬ َ َ‫ إِ َذا لَقِيتَهُ ف‬: ٌّ‫ست‬ ْ ‫َعلَى اَ ْل ُم‬
ِ ‫سلِ ِم‬
ْ ‫ َوإِ َذا َماتَ فَا ْتبَ ْعهُ ) َر َواهُ ُم‬,ُ‫ض فَ ُع ْده‬
‫سلِ ٌم‬ َ ‫س ِّم ْتهُ َوإِ َذا َم ِر‬ َ َ‫َوإِ َذا َعط‬
َ َ‫س فَ َح ِم َد هَّللَا َ ف‬

“Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa


Sallam bersabda: "Hak seorang muslim terhadap sesama muslim ada enam, yaitu
bila engkau berjumpa dengannya ucapkanlah salam; bila ia memanggilmu
penuhilah; bila dia meminta nasehat kepadamu nasehatilah; bila dia bersin dan
mengucapkan alhamdulillah bacalah yarhamukallah (artinya = semoga Allah
memberikan rahmat kepadamu); bila dia sakit jenguklah; dan bila dia meninggal
dunia hantarkanlah (jenazahnya)". Riwayat Muslim.

Kedudukan Hadis:
Agama Islam adalah agama yang sangat menekankan terwujudnya
persaudaraan dan kasih sayang. Agama Islam selalu mendorong pemeluknya untuk
mewujudkan dan memelihara persaudaraan dan kasih sayang. Oleh karena itu, Islam
mensyariatkan beberapa amalan yang dapat mewujudkan persaudaraan dan kasih
sayang tersebut.

Hadis ini menjelaskan hal-hal yang dapat meneguhkan persaudaraan dan kasih
sayang. Yaitu dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban sosial terhadap sesama
muslim. Dalam hadis ini, diungkapkan dengan hak muslim atas muslim yang lain.
Dalam bahasa Arab, ungkapan ini bisa bermakna wajib dan juga bisa bermakna
sunnah yang sangat dianjurkan. Karena hak artinya sesuatu yang tidak sepantasnya
ditinggalkan. Sebagaimana diungkapkan oleh Imam Ibnul ‘Arabi.  (Subulus Salaam
4/148).
1- Islam adalah agama kasih sayang dan mengajarkan untuk memperhatikan hak
terhadap sesama.
2- Muslim yang dimaksudkan dalam hadits yang ditunaikan haknya di sini
adalah muslim yang bersyahadat laa ilaha illallah dan tidak melakukan hal-
hal yang membatalkan keislamannya.
3- Mengucapkan salam merupakan tanda cinta dan baiknya seorang muslim. Di
dalamnya berisi (1) doa keselamatan dari berbagai penyakit, kejelakan,
maksiat, serta selamat dari neraka; (2) doa rahmat supaya mendapat kebaikan;
(3) doa keberkahan supaya kebaikan itu langgeng dan bertambah.
4- Beberapa pelajaran mengenai ucapan salam:

 Hendaklah mengucapkan salam kepada yang dikenal dan yang tidak dikenal;
 Tetap mengucapkan salam kepada siapa pun meskipun ahli maksiat selama itu
muslim;
 Tidak boleh mengucapkan salam kepada lawan jenis jika menimbulkan
godaan, apalagi sesama yang berusia muda;
 Memulai mengucapkan salam disunnahkan. Ibnu ‘Abdil Barr dan selainnya
menyatakan bahwa para ulama berijma’ (bersekapat), memulai mengucapkan salam
dihukumi sunnah. Adapun menjawab salam dihukumi wajib sebagaimana
pemahaman dari surah An-Nisa’ ayat 86;
 Ucapan salam yang sederhana adalah “Assalaamu ‘alaikum”, sedangkan yang
paling sempurna adalah “Assalaamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh”;
 Ucapan salam yang sederhana adalah “Wa’alaikumus salaam” (bisa juga
dengan ‘alaikumus salaam), sedangkan yang paling sempurna adalah “Wa’alaikumus
salaam wa rahmatullah wa barakatuh”;
 Tidak boleh memulai mengucapkan salam kepada non-muslim. Namun jika ia
mengucapkan salam, hendaklah membalas salamnya dengan ucapan semisal yang ia
ucapkan (tidak lebih dari itu), berarti jika ia mengucapkan “Assalaamu ‘alaikum”,
maka dijawab “Wa’alaikumus salaam”. Begitu pula jika ia ucapkan “Assaamu
‘alaikum (celaka kamu)”, maka dijawab “Wa ‘alaikum” atau “Wa’alaikumus saam”
(celaka juga kamu);
 Ucapan salam lebih mulia dari ucapan “selamat pagi” dan semacamnya.
Ucapan selamat semacam ini bukanlah ucapan yang syar’i dan sama sekali tidak bisa
menggantikan ucapan salam;
 Membalas salam bukanlah dengan ucapan “ahlan” atau “ahlan wa sahlan”,
ini bukanlah ucapan yang syar’i dalam menjawab salam. Dalam ayat disebutkan
(yang artinya), “Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan,
maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau
balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa).” (QS. An-Nisa’: 86);
 Dalam hadits disebutkan bahwa jika bertemu, maka ucapkanlah salam.
Apakah saat berpisah juga memberi salam? Ada hadits yang berbunyi, “Jika hadir
dalam majelis, hendaklah memberi salam. Jika berdiri dari majelis, hendaklah
memberi salam. Yang mengucapkan pertama kali itu lebih utama dari yang
mengucapkannya belakangan.” (HR. Abu Daud, no. 5208; Tirmidzi, no. 2706;
Ahmad, 12:47. Sanad hadits ini hasan. Syaikh Al-Albani menyebutkan hadits ini
dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, no. 183);
 Yang afdal adalah yang junior memulai mengucapkan salam kepada
yang senior, yang sedikit kepada yang banyak, yang naik kendaraan kepada
yang berjalan, yang berjalan kepada yang duduk. Namun jika tidak ada yang
memulai dahulu, maka salam tersebut tetap diucapkan, itulah yang lebih baik.
Dalam hadits disebutkan, “Khoiruhaa alladzi tabda’u bis salaam”, yang
terbaik adalah yang pertama kali mengucapkan salam.
5- Hendaklah menghadiri undangan, hadits yang dikaji ini menunjukkan
undangan tersebut umum baik undangan walimatul ‘ursy (undangan
pernikahan), maupun undangan lainnya. Sebagian ulama menyatakan
menghadiri undangan apa pun wajib karena demi memuliakan dan demi
terjalin hubungan yang baik. Ini adalah pendapat dari ‘Abdullah bin ‘Umar,
sebagian tabi’in, ulama Zhahiriyah, dan sebagian ulama Syafi’iyah.
Sedangkan jumhur (mayoritas) ulama menyatakan hukum menghadiri
undangan secara umum adalah sunnah muakkad. Sedangkan Imam Ash-
Shan’ani rahimahullah dalam Subul As-Salam menyatakan bahwa yang wajib
adalah menghadiri undangan walimah nikah karena ada ancaman dalam hadits
jika tidak menghadirinya, sedangkan undangan lainnya dihukumi sunnah.
6- Wajib memberikan nasihat kepada saudara kita ketika ia meminta nasihat.
Berarti jika ia tidak meminta, maka tidaklah wajib. Namun jika kita tidak
dimintai nasihat, lantas jika ada mudharat atau dosa, maka wajib tetap
menasihati karena ini adalah bentuk menghilangkan kemungkaran pada
saudara muslim. Sedangkan jika saudara kita tidak meminta nasihat dan tidak
ada mudharat atau dosa kala itu, juga menganggap bahwa selain kita itu lebih
manfaat dalam memberi nasihat, maka kita tidak wajib menasihati (hanya
disunnahkan) karena termasuk dalam bentuk memberikan petunjuk kebaikan
kepada orang lain.
7- Wajib mengucapkan tasymit (yarhamukallah) ketika ada yang bersin lantas
mengucapkan alhamdulillah. Berarti jika yang bersin tidak
mengucapkan alhamdulillah, maka tidak ada ucapan tasymit (yarhamukallah).
Intinya, jika luput dari mengucapkan alhamdulillah, akan ada dua kerugian:
(1) nikmat memuji Allah hilang; (2) nikmat didoakan oleh saudaranya ketika
mendengarnya mengucapkan alhamdulillah juga hilang. Tasymit adalah
mengucapkan yarhamukallah jika ada yang mengucapkan alhamdulillah
sampai tiga kali. Jika sudah yang keempat kalinya, maka ucapkanlah doa agar
ia diberikan kesembuhan karena yang bersin itu berarti sedang sakit, lantas
mengucapkan “yahdikumullah wa yushlih baalakum” (semoga Allah
memberimu hidayah dan memperbaiki keadaanmu). Lalu jika non-muslim
mengucapkan alhamdulillah saat bersin, tidak dibalas dengan yarhamukallah,
namun langsung mengucapkan yahdikumullah wa yushlih
baalakum” sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam mempraktikkan hal ini.
8- Menjenguk orang sakit menurut jumhur ulama adalah sunnah. Namun bisa
jadi menjenguk orang sakit itu menjadi wajib jika yang dijenguk adalah
kerabat dekat (masih punya hubungan mahram). Misal menjenguk ayah atau
ibu yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari berbakti kepada keduanya.
Juga menjenguk saudara yang sakit, hukumnya wajib karena bagian dari
silaturahim dengan kerabat. Kaidahnya, makin dekat hubungan kerabat dan
makin dekat dalam hubungan, maka makin ditekankan untuk menjenguk saat
sakit.
9- Yang dijenguk di sini adalah orang yang sakit secara umum, baik yang sakit
masih dalam keadaan sadar ataukah tidak. Begitu pula dianjurkan meskipun
yang datang menjenguk tidak diketahui kehadirannya oleh yang sakit. Karena
menjenguk orang sakit punya manfaat: (1) mengurangi duka keluarganya; (2)
mendoakan kebaikan kepada yang sakit; (3) menjenguknya sendiri berbuah
pahala.
10- Kita diperintahkan untuk mengantarkan jenazah ke pemakaman dan
hukumnya adalah fardhu kifayah. Ini berlaku bagi jenazah yang dikenal
maupun tidak dikenal.

Anda mungkin juga menyukai