Anda di halaman 1dari 61

RAHASIA

MARKAS BESAR ANGKATAN DARAT Lampiran III Kep Dirajenad


DIREKTORAT AJUDAN JENDERAL Nomor Kep / 8 / II / 2019
Tanggal 28 Februari 2019

ADMINISTRASI KARIER PNS

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum.

a. Keberhasilan organisasi TNI dalam rangka pelaksanaan tugas pokok TNI akan
dipengaruhi oleh kemampuan pelaksanaan tugas setiap PNS TNI di samping setiap
Prajurit TNI. Kemampuan tersebut hanya dapat dicapai melalui pembinaan personel
dan pembinaan karier secara obyektif dan tepat, baik pengembangan maupun
penempatannya sehingga diperoleh hasil yang optimal dari penggunaan setiap
individu.

b. Penggunaan PNS AD merupakan salah satu fungsi utama yang sangat


penting dalam pembinaan PNS AD karena merupakan periode yang cukup panjang.
Dengan demikian pendayagunaannya harus melalui perencanaan yang mendalam
agar diperoleh pengembangan dan peningkatan individu secara optimal selama
pengabdiannya dalam organisasi TNI.

c. Penggunaan PNS AD dapat dicapai dengan baik apabila didukung norma-


norma yang mengatur tentang penempatan dalam jabatan yang tepat, kesempatan
mengikuti pendidikan dan kenaikan pangkat.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Naskah sekolah ini disusun dengan maksud untuk dijadikan


sebagai salah satu bahan ajaran bagi pendidikan perwira.

b. Tujuan. Naskah sekolah ini disusun dengan tujuan agar Pasis


memahami dan mampu melaksanakan administrasi karier PNS dalam pelaksanaan
tugas.

3. Ruang Lingkup dan Tata Urut.

a. Ruang Lingkup. Lingkup pembahasan Naskah sekolah ini membahas


tentang rangkaian kegiatan pendahuluan, pengangkatan dan pemberhentian dalam
jabatan, kepangkatan, pola karier PNS, sarana pengendalian karier dan pemindahan,
diperkerjakan dan diperbantukan.

b. Tata Urut. Naskah sekolah ini disusun dengan tata urut sebagai berikut:
1) Pendahuluan.
2) Pengangkatan dan Pemberhentian dalam Jabatan.
3) Kepangkatan.
4) Pola Karier PNS.
5) Sarana Pengendalian Karier.
6) Pemindahan, Diperkerjakan dan Diperbantukan.
2

7) Penutup.

4. Pengertian-pengertian. RAHASIA

a. Calon Pegawai Negeri Sipil. Calon pegawai negeri sipil adalah WNI yang
melamar, lulus seleksi dan untuk dipersiapkan menjadi PNS sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.

b. Jabatan. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung


jawab, wewenang dari seorang PNS dalam rangkaian susunan organisasi.

c. Jabatan Struktural. Jabatan Struktural adalah jabatan yang secara tegas ada
dalam struktur organisasi TNI AD yang ditetapkan oleh pejabat yang berwenang
berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

d. Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional adalah jabatan tidak secara tegas


digambarkan dalam struktur organisasi AD tetapi jabatan itu harus ada karena
fungsinya yang memungkinkan kelancaran pelaksanaan tugas organisasi TNI AD.

e. Kompetensi. Kompetensi adalah kemampuan dan karasteristik yang dimiliki


oleh seorang PNS, berupa pengetahuan, keterampilandan sikap perilaku yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya.

f. Kenaikan Pangkat. Kenaikan pangkat adalah penghargaan yang diberikan


atas pengabdian PNS terhadap negara, kenaikan pangkat juga merupakan
dorongan kepada PNS untuk meningkatkan pengabdiannya.

g. Pegawai Negeri Sipil. Pegawai Negeri Sipil adalah mereka yang setelah
memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam suatu
jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan suatu
peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

h. Penggunaan. Penggunaan adalah proses kegiatan pengangkatan PNS AD


dalam jabatan yang tepat agar diperoleh hasil guna dan daya guna serta memberikan
kemungkinan pengembangan PNS.

i. Pangkat. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukan tingkat seorang PNS


dalam rangkaian susunan kepegawaian dan dipergunakan sebagai dasar penggajian.

j. Widyaiswara. Widyaiswara adalah PNS yang diangkat sebagai pejabat


fungsional oleh pejabat yang berwenang dengan tugas, tanggung jawab, wewenang
untuk mendidik dan atau melatih PNS pada lembaga Diklat Pemerintah.

5. Referensi.

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1974 jo Undang-undang


Republik Indonesia nomor 43 tahun 1999 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
b. Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara ( ASN).
c. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 tahun 2003 tentang
3

wewenang pengangkatan, pemindahan, dan Pemberhentian PNS.


d. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja PNS.

e. Peraturan Panglima TNI Nomor Perpang/161/XII/2011 tanggal 16 Desember


2011 tentang Petunjuk Administrasi Pembinaan Pegawai Negeri Sipil TNI

f. Keputusan Kasad Nomor Kep/23/V/2005 tanggal 16 Mei 2005 tentang


Pendelegasian wewenang dalam penyelenggaraan Pembinaan Administrasi Pegawai
Negeri Sipil Angkatan Darat.

g. Keputusan Kasad Nomor Kep/548/X/2014 tanggal 14 Oktober 2014 Pedoman


tentang Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Angkatan Darat.

a. Keputusan Kasad Nomor KEP/409-33/III/2016 tanggal 31 Maret 2016 tentang


Pedomaqn penyelenggaraan administrasi kenaikan pangkat dan penetapan jabatan
PNS Angkatan Darat.
4

BAB II
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN DALAM JABATAN

6. Umum.

a. Dalam rangka pembinaan PNS AD atas dasar sistem karier dan sistem
prestasi kerja, maka perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan tentang penyesuaian
jabatan dan kepangkatan bagi PNS AD. Prinsip pokok penempatan dalam jabatan
adalah penempatan PNS yang tepat pada tempat yang tepat/sesuai dengan keahlian
PNS AD tersebut.

b. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas, tanggung jawab,


wewenang dalam hal ini seorang PNS dalam rangkaian susunan organisasi sehingga
dalam menempatkan jabatan berdasarkan Perpang TNI Nomor Perpang/161/XII/2011
tanggal 16 Desember 2011 telah ditetapkan jabatan yang dapat diduduki oleh
Pegawai Negeri Sipil

c. Dalam penempatan suatu jabatan seorang PNS harus berdasarkan ketentuan


yang berlaku yang telah ditetapkan sehingga terdapat seorang PNS yang dapat
dioptimalkan dalam suatu pekerjaaan sesuai dengan jabatannya.

7. Jenis dan Bidang Jabatan PNS TNI. Jenis dan bidang jabatan dalam organisasi
TNI yang dapat diduduki oleh PNS adalah:

a. Jenis Jabatan:

1) Kepala.
2) Pembantu Pimpinan.
3) Pengawas.
4) Perencana.
5) Penasihat.
6) Guru.
7) Pelaksana.
8) Peneliti.

b. Bidang jabatan:

1) Bidang Administrasi meliputi:

a) Personel.
b) Keuangan.
c) Material.
d) Umum.

2) Bidang Teknik, meliputi:

a) Mesin/Otomotif.
b) Listrik.
c) Bangunan.
d) Elektronik.
e) Perkapalan.
5

f) Senjata.
g) Pesawat Terbang.

3) Bidang Pelayanan Kesehatan, meliputi:

a) Medis.
b) Paramedis
c) Pembantu Paramedis.

4) Bidang Khusus, meliputi:

a) Agama.
b) Topografi.
c) Sejarah.
d) Hukum.
e) Intelejen.
f) Perpustakaan.
g) Optik.
h) Nuklir.
i) Komputer.
j) Pendidikan.
k) Sandi.
l) Angkutan.
m) Daktiloskopi.
n) Psikologi.
o) Kimia.
p) Laboratorium.
q) Kearsipan.
r) Mateorologi dan Geofisika.
s) Fotografi.

8. Penetapan jabatan.

a. Jabatan Struktural.

1) Ketentuan umum. PNS AD untuk dapat diangkat dalam jabatan


struktural harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a) memiliki kemampuan manajerial, kemampuan teknis fungsional,


dan kecakapan, serta pengalaman yang diperlukan;

b) memiliki integritas yang tinggi dalam melaksanakan tugas


organisasi;

c) masih dapat dikembangkan kemampuannya;

d) sehat jasmani dan rohani;

e) memiliki kompetensi jabatan yang diperlukan;


6

f) pengangkatan jabatan struktural tidak dibenarkan pada jabatan


yang lebih rendah dari jabatan semula kecuali validasi atau
perampingan organisasi atau hal lain sesuai ketentuan yang berlaku;

g) PNS yang menduduki jabatan struktural tidak dapat merangkap


jabatan struktural lainnya atau jabatan fungsional;dan

h) PNS Angkatan Darat yang diarahkan untuk menduduki jabatan


srtuktural harus memenuhi ketentuan sebagai bereikut :

(1) pangkat sesuai TOP/DSPP;

(2) memenuhi kualifikasi personel (Spesialisasi jabatan yang


diperoleh termasuk hasil Diklat);dan

(3) memperhatikan DUK.

2) Pengangkatan dalam jabatan struktural.

a) Persyaratan umum.

(1) berstatus PNS;

(2) telah menjalani pendidikan formal dan lulus pendidikan


serta pelatihan dalam jabatan yang dipersyaratkan untuk
golongan jabatan struktural yang akan diduduki;

(3) setiap unsur dalam penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata


baik dalam dua tahun terakhir;

(4) memiliki pangkat sekurang-kurangnya satu tingkat di


bawah pangkat terendah yang ditentukan dalam DSP;dan

(5) bagi yang telah menduduki jabatan struktural dapat


diangkat dalam jabatan struktural yang lebih tinggi apabila
sekurang-kurangnya telah dua tahun dalam jabatan yang pernah
atau masih didudukinya.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;


(2) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(3) fotokopi STTB/Ijazah Dikum terakhir;
(4) fotokopi tanda lulus diklat jabatan/Teknik;
(5) fotokopi Kep/Sprin jabatan terakhir;
(6) uraian tugas;
(7) penilaian prestasi kerja (PPK);
(8) fotokopi DSP lembar yang ada jabatan yang diusulkan;
(9) fotokopi karpeg; dan
(10) surat keterangan yang menyatakan jabatan kosong tidak
sedang diduduki militer.
7

3) Pengangkatan dalam jabatan Struktural untuk kepentingan KP


Penyesuaian Ijazah.
a) Persyaratan umum.
(1) Serendah-rendahnya memiliki pangkat/golongan ruang
sebagai berikut:
(a) Juru golongan ruang I/c bagi yang memiliki ijazah
SLTA/Diploma I/setingkat untuk kenaikan pangkat ke
Pengatur Muda golongan ruang II/a;
(b) Juru Tk. I golongan ruang I/d bagi yang memiliki
STTB/ijazah SGPLB/Diploma II untuk KPI ke Pengatur
Muda Tk. I golongan ruang II/b;
(c) Pengatur Muda golongan ruang II/a bagi yang
memiliki STTB/ijazah SGPLB/Ijazah Sarmud/Akademi/
Diploma III untuk kenaikan pangkat ke Pengatur golongan
ruang II/c;
(d) Pengatur golongan ruang II/c bagi yang memiliki
ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV untuk kenaikan
pangkat ke Penata Muda golongan ruang III/a, diberikan
golongan jabatan IX;
(e) Pengatur Tk.I golongan ruang II/d bagi yang
memiliki ijazah Dokter/Apoteker/Magister (S2) untuk
kenaikan pangkat ke Penata Muda Tk.I golongan ruang
III/b, diberikan golongan jabatan VIII; dan
(f) Penata Muda golongan ruang III/a bagi yang
memiliki ijazah Doktor (S3) untuk kenaikan pangkat ke
Penata golongan ruang III/c, diberikan golongan jabatan
VII;
(2) telah lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah;
(3) kualifikasi pendidikan harus sesuai dengan jabatan yang
akan didudukinya; dan
(4) setiap unsur dalam penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata
baik dalam dua tahun terakhir;

b) Bahan administrasi.
(1) surat usul dari PDW;
(2) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(3) fotokopi STTB/Ijazah Dikum;
(4) surat tanda lulus ujian penyesuaian kenaikan pangkat;
(5) fotokopi DSPP lembar yang ada jabatan yang diusulkan;
(6) uraian tugas;
(7) penilaian prestasi kerja (PPK);
(8) fotokopi karpeg; dan
(9) fotokopi Kep/Sprin jabatan terakhir.
8

4) Pemberhentian dari jabatan struktural.

a) Persyaratan umum.

(1) mengundurkan diri dari jabatan yang didudukinya;


(2) mencapai batas usia pensiun;
(3) diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil;
(4) diangkat dalam jabatan struktural lain atau jabatan
fungsional;
(5) cuti di luar tanggungan negara, kecuali cuti di luar
tanggungan negara karena persalinan;
(6) tugas belajar lebih dari 6 (enam) bulan;
(7) adanya perampingan organisasi;
(8) tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan
rohani; dan
(9) hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundang-
undangan yang berlaku.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;


(2) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(3) fotokopi STTB/Ijazah Dikum terakhir;
(4) fotokopi tanda lulus diklat jabatan/Teknik;
(5) fotokopi Kep/Sprin jabatan;
(6) uraian tugas;
(7) penilaian prestasi kerja (PPK); dan
(8) fotokopi karpeg.
b. Jabatan Fungsional. Jabatan fungsional ditetapkan sesuai dengan kebutuhan
organisasi dengan mempedomani rumpun serta jenis dan jenjang jabatan fungsional
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

1) Rumpun jabatan fungsional terdiri dari:

a) kekomputeran;
b) peneliti dan perekayasaan;
c) kesehatan;
d) pendidikan;
e) teknisi dan pengontrolan kapal dan pesawat;
f) hukum dan peradilan; dan
g) arsiparis dan pustakawan.

2) Jenis dan jenjang jabatan fungsional.

a) Jenis jabatan fungsional terdiri dari jabatan fungsional keahlian


dan jabatan fungsional keterampilan.

b) Jenjang jabatan fungsional.

(1) Jenjang jabatan fungsional keahlian.


9

JENJANG JABATAN FUNGSIONAL KEAHLIAN

N JENJANG PANGKAT
O JABATAN PRAJURIT PNS
1 2 3 4
1. Jenjang - Pembina Utama (IV/e)
Utama Brigjen Pembina Utama Madya
(IV/d)
2. Jenjang Kolonel Pembina Utama Muda
Madya (IV/c)
Letkol Pembina Tk.I (IV/b)
Mayor Pembina (IV/a)
3. Jenjang Kapten Penata Tk. I (III/d)
Muda Penata (III/c)

4. Jenjang Lettu Penata Muda Tk.I (III/b)


Pertama Letda Penata Muda (III/a)

(b) Jenjang jabatan fungsional keterampilan.


JENJANG JABATAN FUNGSIONAL KETERAMPILAN

N JENJANG PANGKAT
O JABATAN PRAJURIT PNS
1 2 3 4
1. Jenjang Kapten Penata Tk. I (III/d)
Penyelia Penata (III/c)
2. Jenjang Lettu Penata Muda Tk.I (III/b)
Pelaksana Letda Penata Muda (III/a)
Lanjutan
3. Jenjang Pelda/Peltu Pengatur Tk. I (II/d)
Pelaksana Serka/Serma Pengatur (II/c)
Sertu/Serka Pengatur Muda Tk.I
(II/b)
4. Jenjang Serda Pengatur Muda (II/a)
Pelaksana
Pemula

3) Ketentuan umum. PNS Angkatan Darat untuk dapat diangkat dalam


jabatan fungsional harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a) jabatan fungsional tersebut dibutuhkan dalam pelaksanaan tugas


dan fungsi organisasi;

b) berstatus sebagai PNS;

c) berijazah sesuai bidang dan rumpun jabatan fungsional yang


ditentukan;
10

d) surat tanda lulus diklat fungsional/keterangan penghargaan yang


pernah diikuti;

e) memenuhi angka kredit yang ditentukan/penetapan angka kredit;

f) setiap unsur dalam penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir;

g) tidak sedang menduduki jabatan struktural/fungsional; dan

h) telah melaksanakan tugas pada bidangnya sekurang-kurangnya


satu tahun.

4) Pengangkatan dalam jabatan fungsional.

a) Jabatan fungsional keahlian.

(1) serendah-rendahnya berijazah Sarjana (S1);

(2) serendah-rendahnya berpangkat Penata Muda golongan


ruang III/a; dan

(3) memenuhi angka kredit sebagai berikut:

ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL KEAHLIAN

N JENJANG PANGKAT ANGKA


O JABATAN PRAJURIT PNS KREDIT
1 2 3 4 5
1. Jenjang - Pembina Utama 1.050
Utama Brigjen (IV/e) 850
Pembina Utama
Madya (IV/d)
2. Jenjang Kolonel Pembina Utama 750
Madya Muda (IV/c)
Letkol Pembina Tk.I (IV/b) 550
Mayor Pembina (IV/a) 400
3. Jenjang Kapten Penata Tk. I (III/d) 300
Muda Penata (III/c) 200
4. Jenjang Lettu Penata Muda Tk.I 150
Pertama (III/b)
Letda Penata Muda (III/a) 100

b) Jabatan fungsional keterampilan.

(1) serendah-rendahnya berijazah SLTA/SMK dan setinggi-


tingginya D3;

(2) serendah-rendahnya berpangkat Pengatur Muda golongan


ruang II/a; dan

(3) memenuhi angka kredit sebagai berikut:


11

ANGKA KREDIT JABATAN FUNGSIONAL KETERAMPILAN

JENJANG PANGKAT ANGKA


NO
JABATAN PRAJURIT PNS KREDIT
1 2 3 4 5
1. Jenjang Kapten Penata Tk. I (III/d) 300
Penyelia Penata (III/c) 200
2. Jenjang Lettu Penata Muda Tk.I 150
Pelaksana (III/b)
Lanjutan Letda Penata Muda (III/a) 100

3. Jenjang Pelda/Peltu Pengatur Tk. I (II/d) 80


Pelaksana Serka/Serma Pengatur (II/c) 60
Sertu/Serka Pengatur Muda Tk.I 40
(II/b)
4. Jenjang Serda Pengatur Muda (II/a) 25
Pelaksana
Pemula

5) Pemberhentian dalam jabatan fungsional.

a) Pemberhentian sementara dalam jabatan fungsional dapat


dilakukan apabila:

(1) dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau tingkat berat


berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 53 Tahun 2010;

(2) tidak dapat memenuhi angka kredit minimal dalam waktu


yang ditentukan; dan

(3) tidak dapat melaksanakan kembali tugas pokoknya secara


penuh karena:

(a) ditugaskan secara penuh di luar jabatan fungsional;

(b) tugas belajar lebih dari enam bulan; dan

(c) cuti di luar tanggungan negara bagi PNS.

b) Pemberhentian dari jabatan fungsional dilakukan apabila:

(1) tidak mampu memenuhi kewajiban selama diberhentikan


sementara dari jabatan fungsional;

(2) ditugaskan secara penuh dalam jabatan struktural; dan

(3) dijatuhi hukuman disiplin berat dan telah memenuhi


kekuatan hukum tetap.
12

c) Pengangkatan kembali dalam jabatan fungsional.

(1) telah selesai melaksanakan tugas di luar jabatan


fungsional;

(2) telah selesai menjalani hukuman disiplin tingkat sedang


atau tingkat berat berupa penurunan pangkat (hukuman disiplin
telah berakhir);

(3) telah selesai menjalankan cuti di luar tanggungan negara


dan diangkat kembali pada instansi semula;

(4) telah selesai melaksanakan tugas belajar lebih dari enam


bulan;

(5) dapat memenuhi angka kredit;

(6) berdasarkan keputusan pengadilan yang telah mempunyai


kekuatan hukum tetap dinyatakan tidak bersalah atau dijatuhi
hukuman pidana percobaan; dan

(7) tenaga fungsional yang diangkat kembali dalam jabatan


fungsional sebagaimana dimaksud ditetapkan berdasarkan angka
kredit komulatif terakhir yang dimiliki.

6) Kenaikan jabatan dapat dipertimbangkan apabila:

a) sekurang-kurangnya telah satu tahun dalam jabatan terakhir;

b) memenuhi angka kredit yang ditentukan untuk kenaikan jabatan


setingkat lebih tinggi;

c) tidak ada keberatan dari pejabat yang berwenang dan dinyatakan


dalam pernyataan secara tertulis;

d) setiap unsur dalam penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam dua tahun terakhir; dan

e) apabila angka kreditnya melebihi ketentuan yang dipersyaratkan


untuk kenaikan jabatan maka kelebihan angka kreditnya diperhitungkan
untuk kenaikan jabatan berikutnya.

7) Penetapan angka kredit. Pejabat yang berwenang menetapkan dan


menandatangani angka kredit bagi jabatan fungsional kesehatan adalah:

a) penetapan angka kredit untuk personel pemangku jabatan


fungsional yang berpangkat Penata Tk.I golongan ruang III/d ke bawah
di RSPAD Gatot Soebroto dan lembaga Ditkesad dilaksanakan oleh
Dirkesad serta di Rumkit Tk.II s.d. IV, Rumkitban, Polkes, Poskes, dan
Polma dilaksanakan oleh Kakesdam; dan
13

b) penetapan angka kredit untuk pejabat fungsional dengan pangkat


Pembina golongan ruang IV/a ke atas adalah kewenangan instansi
pembina jabatan fungsional (Kemenkes RI).

c) Bahan administrasi.

(1) surat usul pengangkatan jabatan fungsional;


(2) fotokopi Kep KP terakhir;
(3) fotokopi STTB/Ijazah Dikum;
(4) fotokopi Kep/Sprin jabatan terakhir;
(5) fotokopi DSPP;
(6) penetapan angka kredit beserta bukti fisik; dan
(7) penilaian prestasi kerja (PPK).

9. Kesetaraan Golongan dan Eselon Jabatan.

PERSYARATAN
ESELON
NOMOR GOL. JAB PANGKAT TNI PANGKAT PNS
JABATAN
(Terendah – Tertinggi )
1 2 3 4
1 I IA Letjen, Laksdya, IV/e – IV/e
Marsdya
2 II IB Mayjen, Laksda, IV/d – IV/e
Marsda
3 III II A Brigjen, Laksma, IV/c – IV/d
Marsma
4 IV II B Letkol-Kolonal IV/b – IV/c
5 V III A Mayor Letkol IV/a – IV/b
6 VI III B Kapten Mayor III/d – IV/a
7 VII IV A Lettu – Kapten III/c – III/d
8 VII IV B Lettu III/b – III/c
9 IX V Letda III/a – III/b

10. Wewenang. Wewenang pengangkatan dalam dan pemberhentian dari jabatan


PNS AD, telah diatur dalam Keputusan Kasad Nomor Kep/23/V/2005 tangghal 16 Mei 2005
tentang Pendelegasian Wewenang dalam Penyelenggaraan Pembinaan Administrasi
Pegawai Negeri Sipil sebagai berikut :

a. Golongan jabatan II dan III wewenang Presiden didelegasikan kepada


Panglima TNI, penandatanganan oleh Panglima TNI.

b. Golongan jabatan IV wewenang Panglima TNI .

c. Golongan jabatan V dan VI wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada


Kasad dikuasakan kepada Aspers Kasad penanda tanganan Keputusan oleh Aspers
Kasad a.n. Kasad.

d. Golongan jabatan VII dan VIII wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada
Kasad dikuasakan kepada Dirajenad penandatanganan keputusan oleh Dirajenad
a.n. Kasad.
14

e. Non golongan jabatan wewenang Panglima TNI didelegasikan kepada Kasad


dikuasakan kepada Pang/Dan/Ka/kotama/balakpus/Dandenmabesad,
penandatangan keputusan oleh Pang/Dan/Ka kotama/balakpus/Dandenmabesad a.n.
Kasad.

11. Prosedur penyelesaian administrasi.

a. Bahan administrasi.

1) Surat usul Dansat.


2) Daftar uraian tugas tentang jabatan yang diusulkan.
3) Salinan Keputusan Jabatan terakhir.
4) Salinan/fotokopi PPK.
5) Fotokopi struktur organisasi/DSP satuan.

b. Penyelesaian.

1) Satminkal, pengusul jabatan semua golongan.

2) Pang/Dan/Ka Kotama Balakpus, menanda tangani Keputusan Jabatan


Non Goljab, meneruskan untuk jabatan golongan jabatan IX ke atas ke
Dirajenad, sesuai hasil sidang Pankar jabatan.

3) Dirajenad a.n. Kasad, menanda tangani Keputusan Jabatan golongan


jabatan IX,VIII,VII Meneruskan usul jabatan golongan jabatan II,III,IV dan V ke
Aspers Kasad.

4) Aspers Kasad a.n. Panglima TNI, Menanda tangani Keputusan Jabatan


Golongan jabatan V dan VI meneruskan usul jabatan golongan jabatan IV ke
Panglima TNI.

5) Kasum a.n. Panglima TNI menanda tangani Keputusan Jabatan


golongan jabatan IV, Panglima TNI menanda tangani Keputusan Jabatan
golongan jabatan II dan III.
15

BAB III
KEPANGKATAN

12. Umum. Pangkat adalah kedudukan yang menunjukkan tingkat seorang Pegawai
Negeri Sipil dalam rangkaian susunan kepegawaian dan digunakan sebagai dasar
penggajian. Apabila seorang calon PNS telah memenuhi syarat yang ditentukan kemudian
diangkat menjadi PNS barulah kepadanya diberikan pangkat yang sesuai dengan golongan
pengangkatan Capegnya berdasarkan pendidikan umum yang dimiliki sesuai dengan PP
No.99 tahun 2000 dan perubahannya PP.12 tahun 2002 telah diatur baik sistem, masa dan
jenis kenaikan pangkat yang berlaku bagi PNS.

13. Nama dan Susunan Pangkat PNS. Nama dan susunan pangkat serta golongan
ruang PNS dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi sebagai berikut :

DIGAJI MENURUT
NO PANGKAT
GOLONGAN RUANG
1 2 3 4

1 Juru Muda I a
2 Juru Muda Tingkat I I b
3 Juru I c
4 Juru Tingkat I I d
5 Pengatur muda II a
6 Pengatur Muda Tingkat I II b
7 Pengatur II c
8 Pengatur Tingkat I II d
9 Penata Muda III a
10 Penata Muda Tingkat I III b
11 Penata III c
12 Penata Tingkat I III d
13 Pembina IV a
14 Pembina Tingkat I IV b
15 Pembina Utama Muda IV c
16 Pembina Utama Madya IV d
17 Pembina Utama IV e
16

14. Pengangkatan. Pengangkatan dalam pangkat pertama sebagai berikut :

MEMILIKI SURAT TANDA PENGANGKATAN DALAM PANGKAT


NO TAMATBELAJAR/IJAZAH/AKTA/ PANGKAT GOL. PANGKAT GOL.
DIPLOMA PERTAMA RUANG TERTINGGI RUANG
1 2 3 4 5 6
1 STTB/Ijazah Sekolah Juru I/a Pengatur II/a
Dasar/Setingkat Muda Muda
2 STTB/Ijazah Sekolah Lanjutan Juru I/c Pengatur II/c
Tingkat Pertama Singkat
3 Sekolah Lanjutan Kejuruan Juru I/c Pengatur Tk. II/d
Tingkat Pertama I
4 Sekolah Lanjutan Tingkat Juru I/c Pengatur Tk.I II/d
Pertama 4 Tahun
5 Sekolah Menengah Umum Pengatur II/a Penata Muda III/b
Tingkat Atas/Sekolah Menengah Muda tk.I
Kejuruan Tingkat Atas 3 tahun/
Sekolah Menengah Atas
Kejuruan Tingkat Atas 4 tahun,
Ijazah Diploma I
6 Diploma II Pengda II/b Penda III/b
Tk I Tk.I
7 Sekolah guru Pendidikan Luar Pengda II/b Penata III/c
Biasa Tk I
8 Diploma III/Sarjana Pengatur II/c Penata III/c
Muda/Akademi atau Bakaloreat
9 Sarjana, Diploma IV Penata III/a Penata III/d
Muda Tk. I
10 Dokter/Apoteker/S2 atau Ijazah Penata III/b Pembina IV/a
lain yang setara Muda Tk.I
11 Dokter ( S – 3 ) Penata III/c Pembina Tk. I

15. Kenaikan Pangkat. Kenaikan Pangkat adalah penghargaan yang diberikan


atas prestasi kerja dan pengabdian PNS yang bersangkutan terhadap negara dan
dimaksudkan sebagai dorongan kepada PNS untuk lebih meningkatkan pengabdianya.
Masa Kenaikan Pangkat PNS ditetapkan pada tanggal 1 April dan 1 Oktober tiap tahun,
kecuali kenaikan pangkat anumerta dan kenaikan pangkat pengabdian. Jenis-jenis
kenaikan pangkat yang diberikan kepada PNS sebagai berikut :

a. Kenaikan pangkat Reguler.

1) Persyaratan umum.

a) Diberikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang:

(1) tidak menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional


tertentu;

(2) melaksanakan tugas belajar dan sebelumnya tidak


menduduki jabatan struktural atau jabatan fungsional tertentu;
17

(3) dipekerjakan atau diperbantukan secara penuh di luar


instansi induk dan tidak menduduki jabatan pimpinan yang telah
ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.
Diberikan sebanyak-banyaknya tiga kali selama dalam
penugasan/ perbantuan kecuali yang dipekerjakan atau
diperbantukan pada lembaga kependidikan, sosial, kesehatan,
dan perusahaan jawatan;

(4) diberikan sepanjang tidak melampaui pangkat atasan


langsungnya;

(5) memiliki STTB Sekolah Dasar dapat naik pangkat sampai


dengan Pengatur Muda golongan ruang II/a;

(6) memiliki STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, dapat


naik pangkat sampai dengan Pengatur golongan ruang II/c;

(7) memiliki STTB Sekolah Lanjutan Kejuruan Tingkat


Pertama, dapat naik pangkat sampai dengan Pengatur Tk. I
golongan ruang II/d;

(8) memiliki STTB Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, Sekolah


Lanjutan Kejuruan Tingkat Atas 3 (tiga) tahun, Sekolah Lanjutan
Kejuruan Tingkat Atas 4 (empat) tahun, ijazah Diploma I atau
Diploma II, dapat naik pangkat sampai dengan Penata Muda Tk. I
golongan ruang III/b;

(9) memiliki ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa,


ijazah Diploma III, ijazah Sarjana Muda, ijazah Akademi atau
Bakaloreat, dapat naik pangkat sampai dengan Penata golongan
ruang III/c;

(10) memiliki ijazah Sarjana (S1) atau ijazah Diploma IV, dapat
naik pangkat sampai dengan Penata Tk. I golongan ruang III/d;

(11) memiliki ijazah Dokter, Apoteker, Magister (S2) atau ijazah


lain yang setara, dapat naik pangkat sampai dengan Pembina
golongan ruang IV/a; dan

(12) memiliki ijazah Doktor (S3), dapat naik pangkat sampai


dengan Pembina Tk. I golongan ruang IV/b.

b) MDDP 4 tahun;

c) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik dalam


dua tahun terakhir;

d) lulus Ujian Dinas Tk. I bagi KP ke golongan ruang III/a, kecuali


memperoleh ijazah Sarjana (S1) atau Diploma IV; dan

e) lulus Ujian Dinas Tk. II bagi KP ke golongan ruang IV/a, kecuali


memperoleh ijazah Dokter, Apoteker, Magister (S2) dan ijazah lain yang
setara atau ijazah Doktor (S3) atau telah mengikuti dan lulus
Spama/Diklatpim Tk. III.
18

2) Bahan administrasi.
a) surat usul dari PDW;
b) fotokopi Karpeg;
c) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
d) fotokopi Skep/Kep pengangkatan CPNS dan PNS;
e) fotokopi Skep/Sprin jabatan;
f) fotokopi STTB/Ijazah dikum terakhir;
g) fotokopi surat tanda lulus ujian dinas;
h) fotokopi Sprin tugas belajar bagi PNS yang melaksanakan tugas
belajar;
i) fotokopi surat penugasan dipekerjakan/diperbantukan di luar
instansi induk bagi yang tidak menduduki jabatan struktural/fungsional
tertentu;
j) daftar riwayat pekerjaan (DRP);
k) fotokopi Diklatsarmil dan Sumpah/janji pegawai bagi kenaikan
pangkat pertama; dan
l) penilaian prestasi kerja (PPK) dua tahun terakhir.

3) Kenaikan Pangkat Reguler PNS AD diatur sebagai berikut :

MEMILIKI SURAT TANDA PENGANGKATAN DALAM PANGKAT


TAMAT BELAJAR/
NO PANGKAT GOL. PANGKAT GOL.
IJAZAH/AKTA/DIPLOMA
PERTAMA RUANG TERTINGGI RUANG
1 2 3 4 5 6
1. STTB/Ijazah Sekolah Juru Muda I/a Pengatur II/a
Dasar/setingkat Muda
2. STTB/Ijazah sekolah Lanjutan Juru I/c Pengatur II/c
Tingkat Pertama/setingkat
3. Sekolah Lanjutan Tingkat Juru I/c Pengatur II/d
Pertama Tk.I
4. Sekolah Lanjutan Tingkat Juru I/c Pengatur II/d
Pertama 4 Tahun Tk.I
5 Sekolah Menengah Umum Pengatur II/a Penata III/b
Tingkat Atas/ Sekolah Muda Muda Tk. I
Menengah Kejuruan Tingkat
Atas 3 Tahun/Sekolah
Menengah Atas kejuruan
Tingkat Atas 4 Tahun, Ijazah
Diploma Tingkat I.
6 Diploma I Pengda II/b Penda III/b
Tk. I Tk. I
7 Sekolah Guru Pendidikan Pengda II/b Penata III/c
Luar Biasa Tk. I
19

1 2 3 4 5 6

9 Sarjana/Diploma IV Penata III/a Penata Tk.I III/d


Muda
10 Dokter/Apoteker/S-2 atau Penata III/b Pembina IV/a
ijasah lain yang setara Muda Tk.I
11 Dokter Penata III/c Pembina IV/b
Tk.I

b. KP Pilihan.

1) KP pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural/fungsional


tertentu.

(a) Persyaratan umum.

(1) menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu;

(2) MDDJ 1 tahun dan MDDP minimal 3 tahun 6 bulan bagi


PNS yang menduduki jabatan fungsional tertentu;

(3) MDDP 4 tahun bagi PNS yang pangkatnya sudah sesuai


dengan eselon jabatannya/goljabnya;

(4) memenuhi angka kredit yang telah ditentukan bagi PNS


yang menduduki jabatan fungsional tertentu;

(5) memenuhi jenjang pangkat dalam jabatan yang


didudukinya; dan

(6) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam dua tahun terakhir;

(b) Bahan administrasi.


(1) surat usul dari PDW;
(2) fotokopi Karpeg;
(3) fotokopi Skep/Kep pengangkatan CPNS dan PNS;
(4) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(5) fotokopi Skep/Kep jabatan definitif;
(6) fotokopi ijazah dikum terakhir;
(7) daftar riwayat pekerjaan (DRP);
(8) penilaian prestasi kerja (PPK) dua tahun terakhir;
(9) daftar susunan personel (DSP); dan
(10) asli Penetapan Angka Kredit (untuk KP Pilihan jabatan
fungsional).
20

2) KP Pilihan bagi PNS yang menduduki jabatan struktural dan pangkatnya


masih satu tingkat di bawah jenjang pangkat terendah yang ditentukan untuk
jabatan itu.

a) Persyaratan umum.

(1) menduduki jabatan struktural;

(2) MDDP 1 tahun;

(3) MDDJ 1 tahun;

(4) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam dua tahun terakhir; dan

(5) MDDJ tidak diperhitungkan lagi jika pada saat dilantik PNS
yang bersangkutan telah memiliki MDDP minimal 4 tahun.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Karpeg;

(3) fotokopi Skep/Kep pengangkatan CPNS dan PNS;


(4) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(5) fotokopi Skep/Kep jabatan definitif;
(6) fotokopi ijazah dikum terakhir;
(7) daftar riwayat pekerjaan (DRP);
(8) penilaian prestasi kerja (PPK) dua tahun terakhir;
(9) daftar susunan personel (DSP); dan
(10) daftar riwayat hidup (DRH) serta DPP gaji bagi kenaikan
pangkat ke IV/a ke atas.

3) KP bagi PNS yang menunjukkan prestasi kerja luar biasa baiknya


selama satu tahun terakhir.

(a) Persyaratan umum.

(1) menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya


selama satu tahun terakhir dan menjadi teladan bagi pegawai
lainnya yang ditetapkan dengan Skep yang ditandatangani
langsung oleh pejabat yang berwenang;

(2) tidak terikat ujian dinas dan jenjang pangkat;

(3) MDDP 1 tahun; dan


21

(4) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir.

(b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Karpeg;

(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(4) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;

(5) fotokopi Skep/Sprin jabatan;

(6) fotokopi Skep tentang penetapan prestasi kerja yang luar


biasa baiknya dari Panglima TNI;

(7) daftar riwayat hidup (DRH) bagi KP ke golongan ruang


IV/a; dan

(8) daftar riwayat pekerjaan (DRP).

4) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menemukan penemuan baru yang


bermanfaat bagi negara.

a) Persyaratan umum.

(1) menemukan penemuan baru yang bermanfaat bagi negara


yang diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 61 tahun 1981 dan
peraturan pelaksanaannya diatur dengan Surat Edaran bersama
Kepala BKN dan LIPI Nomor 15/SE/1982 dan Nomor
704/Kep/J.10/ 1982 tanggal 27 Oktober 1982;

(2) tidak terikat jenjang pangkat, jabatan dan ujian dinas;

(3) MDDP 1 tahun; dan

(4) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Karpeg;

(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(4) fotokopi Skep/Sprin jabatan;

(5) fotokopi Kep tentang penemuan baru yang bermanfaat


bagi negara dari badan/lembaga yang ditetapkan Presiden;

(6) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;


22

(7) daftar riwayat pekerjaan (DRP); dan

(8) daftar riwayat hidup (DRH) bagi KP ke golongan ruang


IV/a.

5) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menjadi pejabat negara dan


diberhentikan dari jabatan organik.

a) Persyaratan umum.

(1) MDDP 4 tahun; dan

(2) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Karpeg;

(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(4) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;

(5) fotokopi Kep pengangkatan sebagai pejabat negara;

(6) fotokopi Kep pemberhentian dari jabatan organik;

(7) daftar riwayat hidup (DRH); dan

(8) daftar riwayat pekerjan (DRP).

6) Kenaikan pangkat bagi PNS yang menjadi pejabat negara dan tidak
diberhentikan dari jabatan organik.

a) Persyaratan umum.

(1) bagi yang menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu


diberlakukan KP pilihan; dan

(2) bagi PNS yang tidak menduduki jabatan


struktural/fungsional tertentu diberlakukan KP reguler.

b) Bahan administrasi.

(1) bagi PNS yang menduduki jabatan struktural/fungsional


tertentu, bahan administrasi seperti KP pilihan; dan

(2) bagi PNS yang tidak menduduki jabatan


struktural/fungsional tertentu, bahan administrasi seperti KP
reguler.
23

7) Kenaikan pangkat bagi PNS yang memperoleh Surat Tanda Tamat


Belajar/Ijazah atau Diploma.

a) Persyaratan umum.

(1) STTB/ijazah harus sesuai dengan tugas dan tanggung


jawab jabatannya;

(2) MDDP 1 tahun;

(3) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir;

(4) lulus ujian kenaikan pangkat penyesuaian ijazah;

(5) menduduki jabatan yang telah ditetapkan Skep/Kep PDW


untuk jabatan golongan II (non goljab) dan telah ditetapkan oleh
Kasad untuk jabatan golongan III (goljab VIII dan IX);

(6) menduduki goljab IX untuk KP ke golongan ruang III/a dan


goljab VIII untuk KP ke golongan ruang III/b minimal 6 bulan; dan

(7) memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan bagi yang


menduduki jabatan fungsional tertentu;

(8) diberikan bagi PNS yang memiliki/memperoleh:

(a) STTB/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama


atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru Muda Tk. I
golongan ruang I/b ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Juru golongan ruang I/c;

(b) STTB/Ijazah Sekolah Lanjutan Tingkat Atas,


Diploma I atau yang setingkat dan masih berpangkat Juru
Tk. I golongan ruang I/d ke bawah, dapat dinaikkan
pangkatnya menjadi Pengatur Muda golongan ruang II/a;

(c) STTB/Ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa


atau Diploma II dan masih berpangkat Pengatur Muda
golongan ruang II/a ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Muda Tk. I golongan ruang II/b;

(d) ijazah Sarjana Muda, Akademi, Diploma III, dan


masih berpangkat Pengatur Muda Tk. I golongan ruang II/b
ke bawah, dapat dinaikkan pangkatnya menjadi Pengatur
golongan ruang II/c;

(e) ijazah Sarjana (S1), atau Diploma IV, dan


berpangkat minimal Pengatur golongan ruang II/c, dapat
dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda golongan
ruang III/a;
24

(f) ijazah Dokter, Apoteker, dan Magister (S2) atau


ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat Penata
Muda golongan ruang III/a, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Penata Muda Tk. I golongan ruang III/b; dan

(g) ijazah Doktor (S3), dan berpangkat minimal Penata


Muda golongan ruang III/a, dapat dinaikkan pangkatnya
menjadi Penata golongan ruang III/c.

b) Bahan administrasi.
(1) surat usul dari PDW;
(2) fotokopi Karpeg;
(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(4) fotokopi Skep/Kep pengangkatan CPNS/PNS;
(5) uraian tugas jabatan yang ditandatangani serendah-
rendahnya pejabat eselon II atau minimal berpangkat Letkol yang
menduduki jabatan golongan IV;
(6) fotokopi Skep/Kep jabatan;
(7) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;
(8) fotokopi STTB/ijazah/Diploma yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang (daftar pejabat berwenang terlampir);
(9) surat keterangan izin belajar dari komandan satuan;
(10) daftar riwayat pekerjaan (DRP); dan
(11) fotokopi surat tanda lulus ujian KP penyesuaian Ijazah.

8) Kenaikan pangkat bagi PNS yang melaksanakan tugas belajar dan


sebelumnya menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu.

a) Persyaratan umum.

(1) PNS yang ditugaskan untuk mengikuti tugas belajar


merupakan tenaga terpilih yang dipandang cakap dan dapat
dikembangkan untuk menduduki suatu jabatan. Oleh sebab itu
selama mengikuti tugas belajar perlu dibina kenaikan pangkatnya;

(2) PNS yang sedang melakukan tugas belajar dan


sebelumnya menduduki jabatan struktural/fungsional tertentu
diberikan kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi apabila:

(a) MDDP 4 tahun; dan

(b) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-


rata baik dalam dua tahun terakhir.

(3) diberikan dalam batas jenjang pangkat yang ditentukan


dalam jabatan struktural/fungsional tertentu yang didudukinya
sebelum mengikuti tugas belajar.
25

b) Bahan administrasi.
(1) surat usul dari PDW;
(2) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(3) fotokopi Karpeg;
(4) fotokopi Skep/Sprin jabatan;
(5) penilaian prestasi kerja (PPK) baik dua tahun terakhir;
(6) fotokopi ijazah dikum tertinggi;
(7) fotokopi Skep/Sprin tugas belajar; dan
(8) daftar riwayat pekerjaan (DRP).

9) Kenaikan pangkat bagi PNS yang telah selesai mengikuti dan lulus
tugas belajar.

a) Persyaratan umum.

(1) MDDP 1 tahun;

(2) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam dua tahun terakhir; dan

(3) diberikan bagi PNS yang telah selesai mengikuti dan lulus
tugas belajar dan memperoleh:

(a) ijazah Sekolah Guru Pendidikan Luar Biasa atau


ijazah Diploma II, dan masih berpangkat Pengatur Muda
golongan ruang II/a ke bawah, dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur Muda Tk. I golongan ruang II/b;

(b) ijazah Sarjana Muda, ijazah Akademi atau ijazah


Diploma III, dan masih berpangkat Pengatur Muda Tk. I
golongan ruang II/b ke bawah, dinaikkan pangkatnya
menjadi Pengatur golongan ruang II/c;

(c) ijazah Sarjana (S1) atau ijazah Diploma IV, dan


masih berpangkat Pengatur Tk. I golongan ruang II/d ke
bawah, dinaikkan pangkatnya menjadi Penata Muda
golongan ruang III/a;

(d) ijazah Dokter, ijazah Apoteker, ijazah Magister (S2),


dan ijazah lain yang setara, dan masih berpangkat Penata
Muda golongan ruang III/a ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata Muda Tk. I golongan ruang
III/b; dan

(e) ijazah Doktor (S3) dan masih berpangkat Penata


Muda Tk. I golongan ruang III/b ke bawah, dinaikkan
pangkatnya menjadi Penata golongan ruang III/c.
26

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;


(2) fotokopi Karpeg;
(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
(4) fotokopi Skep/Kep jabatan terakhir;
(5) fotokopi Skep/Sprin tugas belajar;
(6) fotokopi ijazah/Diploma yang diperoleh;
(7) penilaian prestasi kerja (PPK) dua tahun terakhir;
(8) daftar riwayat hidup (DRH); dan
(9) daftar riwayat pekerjaan (DRP).

10) Kenaikan pangkat PNS yang dipekerjakan/diperbantukan secara penuh


di luar instansi induk dan diangkat dalam jabatan pimpinan yang telah
ditetapkan persamaan eselonnya atau jabatan fungsional tertentu.

a) Persyaratan umum.

(1) dipekerjakan dan diperbantukan secara penuh di luar


instansi induknya, pada negara sahabat, badan internasional dan
badan lain yang ditentukan pemerintah yaitu perusahaan jawatan,
PMI, Rumah Sakit swasta, badan-badan social, dan lembaga
pendidikan;

(2) MDDP 4 tahun;

(3) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam dua tahun terakhir;

(4) diberikan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) kali, kecuali yang


diperbantukan pada lembaga pendidikan, sosial, kesehatan dan
perusahaan jawatan; dan

(5) bagi PNS yang menduduki jabatan fungsional dapat


dinaikkan pangkatnya apabila:

(a) memenuhi angka kredit yang ditentukan;

(b) MDDP 2 tahun; dan

(c) penilaian prestasi kerja (PPK) dua tahun terakhir.

b) Bahan administrasi.

(1) surat usul dari PDW;


(2) fotokopi Karpeg;
(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;
27

(4) fotokopi Skep/Kep penugasan di luar instansi induk;


(5) fotokopi Skep/Kep jabatan;
(6) penilaian prestasi kerja (PPK) baik dua tahun terakhir;
(7) daftar riwayat pekerjaan (DRP); dan
(8) daftar riwayat hidup (DRH).

c. KP Anumerta.

1) Persyaratan umum.

a) tewas atas pengabdian dan jasanya kepada negara dan bangsa;

b) ditetapkan mulai tanggal PNS yang bersangkutan tewas;

c) diberikan sebelum PNS tersebut dimakamkan;

d) bagi calon Pegawai Negeri Sipil yang tewas diangkat menjadi


Pegawai Negeri Sipil, ditetapkan mulai awal bulan yang bersangkutan
tewas dan dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi; dan

e) ditetapkan Skep/Kep sementara KP anumerta oleh Kaajen


Kotama/Sesbalakpus/Dirbinlem sebelum Skep/Kep definitif ditetapkan.

2) Bahan administrasi.

a) surat usul dari PDW;

b) fotokopi Karpeg;

c) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

d) fotokopi Skep/Sprin jabatan;

e) fotokopi Sprin penugasan atau Sket Capeg/PNS tewas;

f) fotokopi Visum et repertum dari dokter;

g) fotokopi berita acara kejadian dari kepolisian;

h) fotokopi laporan kejadian dari kesatuan oleh pejabat minimal


eselon III/golongan jabatan VI;

i) surat keterangan kematian dari pejabat yang berwenang; dan

j) fotokopi Skep/Kep sementara KP Anumerta minimal dari


Ka/Dansatker.
28

d. KP Pengabdian.
1) Persyaratan umum.

a) bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal dunia atau akan


diberhentikan dengan hormat dengan hak pensiun karena mencapai
batas usia pensiun, dapat diberikan KP pengabdian setingkat lebih
tinggi, apabila:

(1) memiliki masa kerja sebagai Pegawai Negeri Sipil selama:

(a) sekurang-kurangnya 30 tahun secara terus menerus


dan sekurang-kurangnya telah 1 bulan dalam pangkat
terakhir;

(b) sekurang-kurangnya 20 tahun secara terus menerus


dan sekurang-kurangnya telah 1 tahun dalam pangkat
terakhir; dan

(c) sekurang-kurangnya 10 tahun secara terus menerus


dan sekurang-kurangnya telah 2 tahun dalam pangkat
terakhir.

(2) setiap unsur penilaian prestasi kerja (PPK) rata-rata baik


dalam satu tahun terakhir;

(3) tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin tingkat sedang atau


berat dalam 1 tahun terakhir;

(4) KP Pengabdian bagi Pegawai Negeri Sipil yang meninggal


dunia terhitung mulai tanggal yang bersangkutan meninggal
dunia atau tanggal 1 pada bulan Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan dan diberhentikan dengan hormat dengan hak
pensiun bagi PNS yang mencapai batas usia pensiun; dan

(5) masa kerja dihitung sejak diangkat Capeg/PNS sampai


dengan yang bersangkutan meninggal dunia atau mencapai batas
usia pensiun dan tidak terputus statusnya sebagai PNS.

b) bagi Pegawai Negeri Sipil yang oleh Tim Penguji Kesehatan


dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan negeri, diberikan KP pengabdian setingkat lebih tinggi dan
kenaikan pangkat tersebut berlaku mulai tanggal yang bersangkutan
oleh tim penguji kesehatan dinyatakan cacat karena dinas dan tidak
dapat bekerja lagi dalam semua jabatan negeri;

c) bagi calon Pegawai Negeri Sipil yang oleh Tim Penguji Kesehatan
dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat bekerja lagi dalam semua
jabatan negeri, diangkat menjadi Pegawai Negeri Sipil dan diberikan
kenaikan pangkat pengabdian terhitung mulai tanggal 1 bulan yang
bersangkutan diberhentikan karena cacat; dan

d) tidak terikat jabatan dan ujian dinas.


29

2) Bahan administrasi.

a) KP Pengabdian karena mencapai batas usia pensiun.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Karpeg;

(3) fotokopi Skep/Kep pengangkatan Capeg dan PNS;

(4) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(5) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;

(6) daftar riwayat pekerjaan (DRP); dan

(7) surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin


tingkat sedang dan berat dari pejabat yang berwenang.

b) KP Pengabdian bagi PNS yang cacat karena dinas.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Skep/Kep pengangkatan Capeg dan PNS;

(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(4) berita acara kejadian dari Kepolisian;

(5) fotokopi Sprin penugasan dalam menjalankan tugas


kedinasan;

(6) surat keterangan Tim penguji kesehatan yang menyatakan


jenis cacat yang diderita PNS yang bersangkutan dan tidak dapat
bekerja lagi untuk semua jabatan negeri;

(7) fotokopi laporan kejadian dari kesatuan serendah-


rendahnya eselon III/golongan jabatan VI;

(8) fotokopi Skep/Sprin jabatan; dan

(9) daftar riwayat pekerjaan (DRP)

c) KP Pengabdian karena meninggal dunia.

(1) surat usul dari PDW;

(2) fotokopi Skep/Kep pengangkatan Capeg dan PNS;

(3) fotokopi Skep/Kep KP terakhir;

(4) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;

(5) surat keterangan kematian oleh Lurah/Kepala Desa;


30

(6) daftar riwayat pekerjaan (DRP); dan

(7) surat pernyataan tidak pernah dijatuhi hukuman disiplin


sedang/berat 1 tahun terakhir.

e. KP setelah menjalankan Dinas Prajurit Wajib.

1) Persyaratan umum.

a) PNS Angkatan Darat yang menjalankan dinas prajurit wajib


dibebaskan dari jabatan organiknya dan tetap memiliki status sebagai
PNS;

b) selama menjalankan dinas prajurit wajib tidak diberikan kenaikan


pangkat, pemberian kenaikan pangkat dipertimbangkan pada saat
pengangkatan kembali pada instansi induknya;

c) setelah menjalankan dinas prajurit wajib dan diberhentikan


dengan hormat dari dinas prajurit wajib, yang bersangkutan diangkat
kembali menjadi PNS dalam pangkat sekurang-kurangnya sama dengan
pangkat terakhir yang dimilikinya sebelum menjalankan dinas prajurit
wajib selanjutnya dapat diberikan kenaikan pangkat dengan
memperhitungkan penuh masa kerja selama menjalani dinas prajurit
wajib dengan memperhatikan pangkat yang dimilikinya sebagai prajurit
wajib; dan

d) PNS Angkatan Darat yang diberhentikan tidak dengan hormat


dari dinas prajurit wajib diberhentikan tidak dengan hormat sebagai PNS.

2) Bahan administrasi.

a) surat usul dari PDW;

b) fotokopi Skep/Kep KP terakhir sebelum dinas prajurit wajib;

c) fotokopi Skep/Sprin jabatan setelah diangkat kembali menjadi


PNS;

d) fotokopi Karpeg;

e) fotokopi ijazah dikum tertinggi;

f) penilaian prestasi kerja (PPK) satu tahun terakhir;

g) fotokopi STLUD bagi yang pindah golongan, kecuali yang


mengikuti dan lulus diklat Sepada, Sepala, Adum atau memperoleh
ijazah S1 untuk ke golongan ruang III/a dan S2 untuk ke golongan ruang
IV/a;

h) fotokopi sah Skep/Kep dalam menjalankan dinas prajurit wajib;

i) fotokopi Skep/Kep pangkat terakhir sebagai prajurit wajib;


31

j) fotokopi Skep/Kep pemberhentian dengan hormat dari dinas


prajurit wajib;

k) daftar riwayat hidup (DRH); dan

l) daftar riwayat pekerjaan (DRP).

16. Penyesuaian Pangkat. Bagi personel CPNS dan PNS yang pada saat atau
sebelum berlakunya PP No.98 Th.2000 dan PP. 99 Th.2000 TMT 1-4-2001 memiliki :

a. STTB/Ijazah SLTP/setingkat dan memiliki pangkat Juru Muda Tk.I I/b


disesuaikan menjadi Juru I/c.

b. Ijazah Sarjana Muda, Ijazah Akademi/D-III dan masih memiliki pangkat


Pengatur Muda Tk.I II/b disesuaikan menjadi Pengatur II/c.

c. Ijazah Dokter/Apoteker dan ijazah lain yang setara, Ijazah Magister (S-2),
Ijazah Spesialis I dibidang Kedokteran dan masih memiliki pangkat Penata Muda III/a
disesuaikan menjadi Penata Muda Tk.I III/b.

d. Ijazah Doktor (S-3)/Ijazah Spesialis II dibidang kedokteran dan masih memiliki


pangkat Penata Muda Tk.I III/b disesuaikan menjadi Penata III/c.

17. Prosedur dan Wewenang.

a. Prosedur :

1) Satminkal. Pengusulan semua golongan pangkat.

2) Kaajen Kotama/Ka Balakpus.

a) Menyiapkan daftar nominatif pengusulan kenaikan pangkat


reguler dan pengisian formulir Usul Mutasi Kenaikan Pangkat s.d Gol
II/d ke bawah A.n. Kasad.

b) Menerbitkan Keputusan Kenaikan Pangkat Reguler Gol.II/d ke


bawah A.n. Kasad.

3) Dirajenad.

a) Menerima, meneliti dan memproses usul KP reguler ke gol III ke


atas.

b) Menyiapkan daftar nominatif pengusulan KP reguler Gol.III/a s.d.


gol III/d dan KP Pilihan dan pengisian formulir Usul Mutasi KP ke Ka
BKN.

c) Menandatangani Keputusan KP untuk reguler ke Gol. III/a s.d.


III/d dan Kenaikan Pangkat Pilihan setelah mendapat pertimbangan
teknis Ka BKN.

4) Meneruskan usul KP ke Gol IV/a keatas.


32

b. Wewenang.

1) Keputusan KP Reg/Pilihan ke Gol III/a s.d. III/d ditandatangani oleh


Dirajenad a.n. Panglima TNI.

2) Keputusan KP Pilihan Ke Gol I/b s.d. II/d ditanda tangani oleh Dirajenad
A.n. Kasad.

3) Keputusan KP Reg Gol I/b s.d. II/d ditanda tangani oleh Pang/Dan/Ka
kotama/Balakpus/Dirbinlem/Sekbalakpus/Dandenma Mabesad A.n. Kasad.

4) Khusus KP Penyesuaian Keputusan Kenaikan Pangkat ditandatangani


oleh pejabat berwenang sesuai dengan tingkat golongannya.
33

BAB IV
POLA KARIER PNS

18. Umum. Untuk menjamin kepastian alur pembinaan PNS AD, khususnya dalam
pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian dalam dan dari jabatan struktural,
ditetapkan pola dasar karier PNS AD yang menunjukkan keterkaitan antara jabatan,
pangkat, pendidikan dan pelatihan serta masa jabatan sejak pengangkatan pertama dalam
jabatan tertentu sampai dengan pensiun.

19. Pola Karier PNS. Pola karier PNS yang didasarkan pada pendidikan terendah
sampai dengan tertinggi terdiri dari :

a. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum SD/setingkat.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 19 – 25 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan pembantu.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari I/a ke I/b.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab Tk.I.


(2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil.
(3) Pendidikan Tekhnis.

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan


(usia 26-30 tahun).

a) Penugasan pada jabatan pembantu pelaksana.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pengkat reguler dari golongan I/b
ke I/c dan dari I/c ke I/d.
c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan


(usia 31 – 40 tahun).

a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pelaksana / Pelaksana


Kepala.

b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat reguler dari I/d ke II/a merupakan


kenaikan pangkat reguler maksimal.
(2) Kenaikan pangkat pilihan bagi personel yang menonjol
prestasinya dan menduduki jabatan.
c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 – 56 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana


Pengawas.
34

b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat pengabdian bagi


personel yang tidak pernah mendapat hukuman sedang maupun berat
pada tahun terakhir.

c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

b. Pola karier PNS TNI yang berpendidikan umum SLTP/setingkat.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 19 – 25 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pelaksana.


b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat reguler dari I/c ke I/d.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab TK.I.


(2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil.
(3) Pendidikan Kejuruan.

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan


(usia 26-30 tahun)

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana/Pelaksana Kepala.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari golongan I/d
ke II/a.
c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan


(usia 31– 40 tahun).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana


Pengawas.
b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat reguler dari II/a ke II/b dan dari II/b ke
II/c merupakan kenaikan pangkat reguler maksimal.

(2) Kanaikan pangkat pilihan bagi personel yang menonjol


prestasinya dan menduduki jabatan.

c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 – 56 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pelaksana


Pengawas / Pengawas.

b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat pengabdian bagi


personel yang tidak pernah mendapat hukuman sedang maupun berat
pada tahun terakhir.

c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.


35

c. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum SLTA / D-I / Setingkat.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 19 – 25 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana/Palaksana Kepala/


Pembantu Pengawas.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat ke II/b.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab Tk.II.


(2) Pendidikan Bela Negara / Latsarmil.
(3) Pendidikan kejuruan.

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan


(usia 26–30 tahun).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pembantu


Pengawas/Pengawas.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler dari II/b ke II/c.
c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan kejuruan.

3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia 31-40


tahun).

a) Penugasan pada jabatan Pengawas/Golongan jabatan IX dan


VIII.
b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat reguler ke II/d.


(2) Kenaikan pangkat reguler ke III/a bagi personel yang lulus
ujian dinas Tk.I.

c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan kejuruan.


(2) Pendidikan dan Pelatihan Pimpinan Tk.IV.

4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 – 56 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan golongan jabatan VIII dan VII – VI.


b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat pilihan sampai dengan III/d bagi


personel yang menjabat pada golongan jabatan VII – VI.
(2) Kenaikan pangkat pengabdian.

c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan fungsional.

d. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum, D-II.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 22 – 25 tahun ).


36

a) Penugasan pada jabatan magang Pelaksana/Pelaksana Kepala/


Pembantu Pengawas.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke II/c.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab Tk.II.


(2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil.
(3) Pendidikan Kejuruan.

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia 26–30


tahun).

a) Penugasan pada jabatan Pelaksana Kepala/Pembantu


Pengawas/Pengawas.
b) Kepangakatan berupa kenaikan pangkat reguler ke II/d.
c) Pendidikan yang disediakan yaitu pendidikan kejuruan.

3) Periode pengembangan dan pematangan dalam penugasan ( usia 31-


40 tahun ).

a) Penugasan pada pengawas dan jabatan golongan jabatan IX dan


VIII.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke III/a dan ke
III/b.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan fungsional.


(2) Diklatpim Tk.IV.

4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 tahun – 56 tahun ).

a) Penugasan pada golongan jabatan VIII dan VII.


b) Kepangakatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat reguler ke III/c.


(2) Kenaikan pangkat pilihan ke II/d bagi personel yang
menjabat pada golongan jabatan VI.
(3) Kenaikan pangkat pengabdian.

e. Pola karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana Muda, Akademi,


D-III.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 22 – 26 tahun ).

a) Penugasan pada jabatan magang Pelaksana Kepala / Pembantu


Pengawas.
b) Kepangakatan berupa Kenaikan pangkat Reguler ke II/d.
c) Pendidikan yang disediakan :
(1) Pendidikan Latprajab Tk. II.
(2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil.
(3) Pendidikan kejuruan.
37

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia 27–31


tahun)

a) Penugasan pada jabatan Pembantu Pengawas/Pengawas.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pengkat reguler ke III/a.
c) Pendidikan yang disediakan yaitu pendidikan fungsional.

3) periode pengembangan dan pematangan dalam penugasan (Usia 32-40


tahun).

a) Penugasan pada Golongan jabatan IX dan VIII bagi yang lulus


Diklatpim Tk.IV.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke Golongan
III/b.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan fungsional.


(2) Diklatpim Tk. IV.

4) Periode Darma Bakti (Usia 41-56 tahun)

a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI.


b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat reguler ke III/c.


(2) Kenaikan pangkat pilihan ke III/d dan ke IV/a bagi personel
yang menjabat pada golongan jabatan VI.
(3) Kenaikan pangkat Pengabdian.

c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan fungsional.


(2) Diklatpim Tk. IV.

f. Pola Karier PNS AD yang berpendidikan umum Sarjana (S-1) / D-IV.

1) Periode Pengenalan Penugasan (Usia 24-25 tahun).

a) Penugasan magang pada Golongan jabatan IX.


b) Kepangkatan belum diberikan karena masih berstatus CPNS
golongan ruang III/a.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab Tk. III.


(2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil.

2) Periode Penguasaan dan Pemantapan dalam penugasan (Usia 26-30


tahun).

a) Penugasan Pada Golongan jabatan VIII dan VII.


38

b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke III/b dan ke


III/c.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan dan Pelatihan Teknis.


(2) Diklatpim Tk. IV.

3) Periode Pengembangan dan Pematangan Kemampuan (Usia 31-40


tahun )

a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI.


b) Kepangkatan berupa :
(1) Kenaikan pangkat reguler ke III/d.
(2) Kenaikan pangkat pilihan ke IV/a.

c) Pendidikan yang disediakan :


(1) Pendidikan dan Pelatihan fungsional .
(2) Diklatpim Tk. III.

4) Periode Darma Bakti (Usia 41-56 tahun).

a) Penugasan pada golongan jabatan VI dan V.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat pilihan sampai dengan
IV/e.
c) Pendidikan yang disediakan.

(1) Pendidikan dan Pelatihan fungsional.


(2) Diklatpim Tk.II.

g. Pola Karier PNS AD yang berpendidikan pasca Sarjana (S-2), Dokter,


Apoteker.

1) Periode pengenalan penugasan ( usia 25 – 29 tahun )

a) Penugasan pada jabatan magang golongan jabatan VII.

b) Kepangkatan belum diberikan karena masih berstatus CPNS


golongan ruang III/b.
c) Pendidikan yang disediakan :

(1) Pendidikan Latprajab Tk.III.


(2) Pendidikan Bela Negara/Latsarmil.

2) Periode penugasan dan pemantapan dalam penugasan (usia 30–34


tahun)
a) Penugasan pada golongan jabatan VII dan VI.
b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat ke III/d.
c) Pendidikan yang disediakan :
(1) Pendidikan fungsional.
(2) Diklatpim Tk. III.
39

3) Periode pengembangan dan pematangan kemampuan (usia 35–40


tahun).

a) Penugasan pada golongan jabatan VI.


b) Kepangkatan berupa kenaikan pangkat reguler ke gol. IV/a.
c) Pendidikan yang disediakan berupa pendidikan fungsional.

4) Periode Dharma Bakti ( usia 41 – 56 tahun ).

a) Penugasan bisa sampai dengan golongan jabatan III.


b) Kepangkatan berupa :

(1) Kenaikan pangkat pilihan sampai dengan IV/e.


(2) Kenaikan pangkat pengabdian.

c) Pendidikan yang disediakan berupa :

(1) Pendidikan fungsional.


(2) Diklatpim Tk. II / Diklatpim Tk. I.
40

BAB V
SARANA PENGENDALIAN KARIER

20. Umum. Untuk memperoleh daya guna dan hasil guna yang optimal dalam
penugasan PNS AD, perlu adanya sarana pengendalian karier yang meliputi struktur
kekuatan PNS AD, data personel mutakhir, Penilaian Prestasi Kerja (PPK), Daftar Urut
Kepangkatan (DUK), Ujian Dinas dan Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan
(Baperjakat)/Pankar PNS AD.

21. Struktur Kekuatan dan Komposisi PNS AD.

a. Struktur kekuatan PNS AD ditentukan oleh Panglima TNI namun dibatasi oleh
alokasi dari instansi yang berwenang di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara.

b. Komposisi PNS AD antara golongan IV, III, II dan I disusun dalam setiap
Renstra sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

22. Data Personel Mutakhir. Data pokok personel untuk pengendalian karier adalah :

a. Nama.
b. Pangkat / golongan ruang PNS.
c. NIP.
d. Tmt pengangkatan sebagai PNS.
e. Tempat tanggal lahir.
f. Jenis Kelamin.
g. Agama.
h. Riwayat pendidikan umum.
i. Riwayat pendidikan dan pelatihan prajabatan/dalam jabatan.
j. Pendidikan lain – lain.
k. Riwayat kepangkatan.
l. Riwayat jabatan/penugasan.
m. Tanda penghargaan.

23 Penilaian Prestasi Kerja (PPK) Pegawai Negeri Sipil.

a. Penilaian prestasi kerja pegawai negeri sipil merupakan sarana untuk mengikuti
pengembangan profesi pegawai negeri sipil TNI dalam bentuk penilaian prestasi kerja
(PPK), dimaksudkan untuk memperoleh bahan-bahan pertimbangan yang obyektif
dalam pembinaan pegawai negeri sipil TNI.

b. Setiap pegawai negeri sipil TNI harus dibuatkan PPK minimal sekali dalam satu
tahun.

c. Pembuatan PPK ditentukan dengan unsur-unsur yang dinilai sebagai berikut :

1) Sasaran Kerja Pegawai yang meliputi;

1) Kuantitas;
2) Kualitas;
3) Waktu; dan
41

4) Biaya. dengan bobot 60 % nilai PPK.


5) Penilaian SKP untuk setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan
diukur dengan 4 aspek, yaitu: aspek kuantitas, kualitas, waktu, dan biaya
sebagai berikut:

a) Aspek Kuantitas = Realisasi Output (RO) x 100


Target Output (TO)

Ket. RO = Realisasi hasil kerja


TO = Target hasil kerja
b) Aspek Kualitas = Realisasi Kualitas (RK) x 100
Target Kualitas (TK)

Ket. RK = Realisasi kualitas hasil kerja


TK = Target kualitas hasil kerja

Untuk menilai kualitas output, digunakan kriteria sbb :

Kriteria Nilai Keterangan


91 - 100 Hasil kerja sempurna, tidak ada kesalahan, tidak ada revisi,
dan pelayanan di atas standar yg ditentukan dll.
76 - 90 Hasil kerja mempunya 1 atau 2 kesalahan kecil, tidak ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan sesuai standar yg
telah ditentukan dll.
61 - 75 Hasil kerja mempunyai 3 atau 4 kesalahan kecil, dan tidak
ada kesalahan besar, revisi, dan pelayanan cukup
memenuhi standar yg ditentukan
51 -60 Hasil kerja mempunyai 5 kesalahan kecil dan ada
kesalahan besar, revisi, dan pelayanan tidak cukup
memenuhi standar yg ditentukan dll.
50 ke bawah Hasil kerja mempunyai lebih dari 5 kesalahan kecil dan ada
kesalahan besar, kurang memuaskan, revisi, pelayanan di
bawah standar yg ditentukan dll.

c) Aspek Waktu = NT.TW - RW X 100


TW
Ket. NT = Nilai tertimbang = 1,76
TW = Target Waktu
RW = Realisasi Waktu
d) Aspek Biaya = NT.TB - RB X 100
TB
Ket. NT = Nilai tertimbang = 1,76
TB = Target Biaya
RB = Realisasi Biaya
42

CONTOH FORMULIR PENILAIAN SASARAN KERJA


PEGAWAI NEGERI SIPIL

Jangka waktu penilaian … Januari s/d 31 Desember 20…

NO I. PEJABAT PENILAI NO II. PEGAWAI NEGERI SIPIL YANG DINILAI

1 Nama Drs. Indra Hidayat 1 Nama Ali Muktar Raja, S.Sos

19610412.198801.
2 NIP 2 NIP 19750718.200001.1.099
1.099

Pangkat/Gol.Ru Pangkat/Gol.Ru
3 Penata Tk.I/IIId 3 Penata/IIIc
ang ang

Kepala
4 Jabatan Subdirektorat 4 Jabatan Kepala Seksi Mutasi IIA
Mutasi II

Dit. Kepangkatan
5 Unit Kerja 5 Unit Kerja Dit. Kepangkatan dan Mutasi
dan Mutasi

TARGET
ANGKA
NO III. Kegiatan Tugas Jabatan
KREDIT KUANT/ KUAL/
WAKTU BIAYA
OUTPUT MUTU

1 Menyelesaikan nota persetujuan KP - 500 NP


100 12 -
Kementerian Luar Negeri golru III/d kebawah

2 Menyelesaikan nota persetujuan KP Kejaksaan -


Agunggolru III/d kebawah 1500 NP 100 12 -

3 Menyelesaikan nota persetujuan KP -


1500 NP 100 12 -
Kementerian Kesehatan golru III/d kebawah

4 Membuat laporan tahunan - 1 Lap 100 12 -

Jakarta, 5 Januari 2014

Pejabat Penilai Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai

(Drs. Indra Hidayat) (Ali Muktar Raja, S.Sos)

NIP. 19610412.198801.1.099 NIP. 19750718.200001.1.099


PENILAIAN SASARAN KERJA
PEGAWAI NEGERI SIPIL

Jangka waktu penilaian … Januari s/d 31 Desember 20…

TARGET REALISASI NILAI


NO I. Kegiatan Tugas Jabatan AK Kuant/ Kual/ AK Kuant/ Kual/ PENGHITUNGAN CAPAIAN
Waktu Biaya Waktu Biaya SKP
output Mutu output Mutu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Menyelesaikan nota persetujuan KP


500 12 250
Kementerian Luar Negeri golru III/d - 100 - - 100 6 - 276* 92
250 NP 6 NP
kebawah

2 Menyelesaikan nota persetujuan KP 1500 12 700


- 100 - - 100 6 - 269,33 89,78
Kejaksaan Agunggolru III/d kebawah 750 NP 6 NP

3 Menyelesaikan nota persetujuan KP


1500 12 600
Kementerian Kesehatan golru III/d - 100 - - 100 6 - 256,00 85,33
750 NP 6 NP
kebawah

Membuat laporan tahunan** - 1 lap 100 12 - - - - - - - -

II. Tugas Tambahan dan Kreativitas :

a. Tugas Tambahan - - - - - -

b. Kreativitas - - - - - -

89,04
NILAI CAPAIAN SKP
(Baik)

Jakarta, 30 Juni 2014


Pejabat Penilai

Drs. Indra Hidayat


NIP. 19610412.198801.1.099
a) Perilaku Kerja yang meliputi;

1) Orientasi pelayanan;
2) Integritas;
3) Komitmen;
4) Disiplin;
5) Kerjasama; dan
6) Kepemimpinan.

Dengan bobot 40 % nilai PPK

Tata Cara Penilaian

 Penilaian prestasi kerja dilakukan dengan cara menggabungkan


penilaian SKP dengan penilaian perilaku kerja.
 Bobot nilai unsur SKP 60% (enam puluh persen) dan perilaku
kerja 40% (empat puluh persen).

4. UNSUR YANG DINILAI JUMLAH

Sasaran Kerja PNS (SKP) 86 x 60 % 51,60

b. Perilaku Kerja 1. Orientasi Pelayanan


90

2. Integritas
90

3. Komitmen
90

4. Disiplin
90

5. Kerjasama
90

6. Kepemimpinan -

7. Jumlah
450

8. Nilai rata – rata


90

9. Nilai Perilaku Kerja


90 x 40 % 36,00

Nilai Prestasi Kerja 87,60


(Baik)

5. KEBERATAN DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL


YANG DINILAI (APABILA ADA)

Tanggal, ..........................................
45

2) sumber pembuatan PPK.

a) buku catatan penilaian perilaku kerja pegawai negeri sipil TNI :

(1) setiap pejabat penilai berkewajiban mengisi dan


memelihara buku catatan penilaian; dan

(2) data yang tercantum dalam buku catatan penilaian adalah


salah satu bahan obyektif membuat PPK.

b) daftar absensi atau bentuk absensi lainnya misal menggunakan


absensi sidik jari (Penger).

c) Informasi lain.

3) waktu penilaian.

a) penilaian dibuat pada setiap akhir tahun/takwim.

b) jangka waktu penilaian terhitung mulai 1 Januari sampai dengan


31 Desember tahun yang bersangkutan.

c) khusus bagi CPNS yang akan diangkat menjadi pegawai negeri


sipil, penilaian prestasi kerja dilakukan setelah sekurang kurangnya
satu tahun menjadi calon pegawai negeri sipil terhitung mulai tanggal
pengangkatan atau mulai secara nyata melaksanakan tugas.

4) sifat PPK. PPK bersifat rahasia, oleh sebab itu hanya dapat
diketahui oleh :

a) pegawai negeri sipil TNI yang bersangkutan;

b) pejabat penilaian;

c) atasan pejabat penilai;

d) atasan dari atasan pejabat penilai sampai dengan pejabat penilai


tertinggi; dan

e) pejabat lain yang ada hubungan tugasnya dengan penilaian


tersebut.

5) penggunaan PPK. PPK. dipergunakan menjadi salah satu bahan


pokok, dalam melaksanakan pembinaan pegawai negeri sipil TNI antara lain
untuk :

a) mempertimbangkan/syarat usul pengangkatan CPNS menjadi


pegawai negeri sipil (PNS);
b) mempertimbangkan/syarat kenaikan pangkat;
46

c) mempertimbangkan/syarat penempatan dalam jabatan;


d) mempertimbangkan/syarat mengikuti pendidikan;
e) mempertimbangkan/syarat pemindahan;
f) mempertimbangkan/syarat kenaikan gaji berkala; dan
g) dan lain lain.
6) pejabat penilai, atasan pejabat penilai pegawai negeri sipil yang dinilai
dan tata cara penilaian.
a) pejabat penilai :

(1) pejabat. penilai. adalah. atasan langsung dari pegawai


negeri sipil yang dinilai dan serendah-rendahnya menduduki
golongan jabatan IX;

(2) pejabat penilai berkewajiban membuat PPK apabila


pegawai negeri sipil TNI yang bersangkutan telah menjadi
bawahannya minimum enam bulan;
(3) pejabat penilai yang belum membawahi pegawai negeri
sipil TNI selama enam bulan, dapat membuat PPK dengan
mempergunakan bahan-bahan yang ditinggalkan pejabat penilai
yang sama; dan
(4) pejabat penilai harus mengisi PPK pegawai negeri sipil
TNI yang langsung menjadi bawahannya.

b) atasan pejabat penilai.

(1) atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa PPK yang


disampaikan kepadanya.

(2) atasan pejabat penilai berkewajiban memeriksa keberatan


pegawai. negeri sipil TNI apabila ada tanggapan pejabat penilai
yang tercantum dalam PPK yang disampaikan kepadanya.

(3) apabila ada alasan yang cukup, atasan pejabat penilai


dapat mengubah nilai yang dibuat pejabat penilai dan perubahan
tersebut tidak dapat diganggu gugat.

(4) PPK berlaku setelah disahkan oleh atasan pejabat penilai.

c) tata cara penilaian.

(1) Penilaian prestasi kerja dinyatakan dengan sebutan


angka sebagai berikut :
(a) 91 – keatas : Sangat baik;
(b) 76 – 90 : baik;
(c) 61 – 75 : cukup;
(d) 51 – 60 : sedang; dan
(e) 50 – kebawah; kurang.
47

(2) pedoman pemberian nilai PPK harus berpedoman pada


lampiran peraturan pemerintan RI nomor 46 Tahun 2011
24. Daftar Urut Kepangkatan (DUK) Pegawai Negeri Sipil. Daftar Urut Kepangkatan
merupakan salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan pembinaan karier Pegawai
Negeri Sipil. Apabila ada lowongan maka Pegawai Negeri Sipil yang menduduki nomor urut
yang lebih tinggi harus dipertimbangkan terlebih dahulu, dengan tetap mempertimbangkan
syarat-syarat lainnya untuk mengisi lowongan tersebut.

a. Pembuatan DUK.
1) Setiap pemangku delegasi wewenang (PDW) diwajibkan membuat dan
memelihara DUK PNS dilingkungan masing-masing.

2) Komandan satuan organisasi TNI serendah-rendahnya yang


memangku jabatan Dan Satker atau jabatan lain yang dipersamakan dengan
itu, harus membuat DUK di lingkungan masing-masing sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi yang bersangkutan.

3) DUK PNS dibuat setiap tahun dan harus sudah selesai pada setiap
akhir bulan Desember.

4) DUK dibuat hanya untuk yang telah berstatus PNS.

b. Penyusunan DUK.

1) Aspers Kasum TNI menyusun dan memelihara secara terpusat DUK


seluruh PNS golongan III/d sampai dengan golongan IV/e dan golongan I/a
sampai dengan IV/e khusus dilingkungan Mabes TNI.

2) PDW dilingkungan Mabes TNI dan Kas Angkatan menyusun DUK PNS
secara terpusat diatur sebagai berikut :

a) DUK PNS golongan III/d sampai dengan golongan IV/e dari


tiap-tiap Kas Angkatan serta PDW dilingkungan Mabes TNI yang telah
disusun dalam bulan Desember, harus sudah disampaikan kepada
Panglima TNI U.p. Aspers selambat-lambatnya pada akhir bulan
Januari. Selanjutnya akan diteruskan kepada Menhan pada akhir bulan
Pebruari.

b) Untuk menyusun DUK yang dimaksud diatas, maka setiap


Satker TNI membuat DUK PNS di lingkungan masing-masing dari
golongan tertinggi sampai dengan golongan yang terendah.

c. Penetapan nomor urut dalam Daftar Urut Kepangkatan.


1) Pangkat.
2) Jabatan.
3) Masa Kerja.
4) Latihan Jabatan.
5) Pendidikan.
6) Usia.
48

d. DUK sebagai PNS yang berada diluar jabatan organisasi. PNS yang
diangkat menjadi pejabat negara, sedang menjalankan tugas balajar, dipekerjakan
atau diperbantukan pada instansi lain, sedang menjalankan cuti di luar tanggungan
negara, diberhentikan dari jabatan negeri dengan mendapat uang tunggu, tetap
dicantumkan namanya dalam Daftar Urut Kepangkatan instansi yang bersangkutan.

e. Pengumuman dan Keberatan Atas Nomor Urut Dalam DUK.

1) Pengumuman. DUK yang telah ditetapkan, diumumkan dengan cara


sedemikian rupa sehingga PNS yang bersangkutan dapat dengan mudah
membacanya.

2) Keberatan. Apabila ada PNS yang berkeberatan atas nomor urutnya


dalam DUK, maka PNS yang bersangkutan berhak mengajukan keberatan
secara tertulis.

f. Perubahan dan penghapusan nomor urut dalam DUK.

1) Perubahan.

a) Setiap mutasi kepegawaian yang mengakibatkan perubahan


nomor urut dalam DUK, umpamanya kenaikan pangkat, pengangkatan
dalan jabatan, pengangkatan CPNS menjadi PNS, pemindahan,
pemberhentian, meninggal dunia dan lain-lain dicatat dalam DUK yang
bersangkutan.

b) Untuk memudahkan pemeliharaan DUK, maka perubahan-


perubahan karena mutasi kepegawaian, pencatatan cukup dengan
menuliskan jenis mutasi kepegawaian, pencatatan cukup dengan
menuliskan jenis mutasi pada kolom mutasi.

2) Penghapusan.

a) Nama PNS dihapuskan dari DUK oleh karena :

(1) Diberhentikan sebagai PNS.


(2) Meninggal Dunia.
(3) Pindah Instansi.

b) Penghapusan nama tersebut dilakukan pada waktu penyusunan


DUK untuk tahun berikutnya.

g. Penggunaan DUK.

1) DUK adalah salah satu bahan obyektif dalam melaksanakan


pembinaan karier PNS.

2) Dengan adanya DUK, maka pembinaan karier PNS dapat dilakukan


dengan lebih obyektif. Pembinaan karier yang dimaksud, antara lain meliputi
kepangkatan, penempatan dalam jabatan, pengiriman untuk mengikuti latihan
jabatan dan lain-lain.
49

3) Apabila ada lowongan, maka PNS yang menduduki DUK yang lebih
tinggi, wajib dipertimbangkan lebih dahulu, tetapi apabila ia tidak mungkin
diangkat untuk mengisi lowongan itu karena tidak memenuhi syarat-syarat
lainnya, seperti syarat-syarat kecakapan, kepemimpinan, pengalaman dan
lain-lain haruslah diberitahukan kepadanya, sehingga ia dapat berusaha
untuk mengisi kekurangan itu untuk masa mendatang.

4) Pertimbangan bagi PNS yang menduduki nomor urut yang lebih tinggi
dalam DUK tidak berlaku bagi PNS yang :

a) Dikenakan pemberhentian sementara.

b) Sedang menjalani cuti diluar tanggungan negara, terkecuali


PNS wanita yang menjalani cuti diluar tanggungan negara karena
untuk persalinan anaknya yang ke empat dan seterusnya.

c) Penerima uang tunggu.

25. Ujian Dinas.

a. PNS yang berpangkat Pengatur Tk. I golongan ruang II/d dan Penata Tk. I
golongan ruang III/d, untuk dapat dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi,
disamping harus memenuhi syarat yang ditentukan harus pula lulus ujian dinas,
kecuali ditentukan lain sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

b. Jenis Ujian Dinas.

1) Ujian Dinas Reguler yaitu ujian yang diikuti oleh PNS AD yang
berpangkat Pengatur Tk I Golongan ruang II/d dan Penata Tk I golongan
ruang III/d dengan persyaratan sebagai berikut :

a) Ujian Dinas Tk.I untuk kenaikan pangkat dari Pengatur Tk.I


golongan ruang II/d menjadi Penata Muda golongan ruang III/a, yang
memiliki ijazah umum minimal SLTA dan Maksimal D.III sedangkan
Ujian Dinas Tk. II untuk kenaikan pangkat dari Penata Tk I golongan
ruang III/d menjadi Pembina golongan ruang IV/a.

b) Masa Dinas Dalam Pangkat (MDDP) sekurang-kurangnya 2


tahun.

c) Memiliki satu mos (Kursus)

d) Tidak sedang dalam keadaan :

(1) Diberhentikan sementara (Skorsing).


(2) Menerima uang tunggu.
(3) Cuti diluar tanggungan negara.
(4) Terpidana hukum karena pelanggaran disiplin berat.
50

e) PNS yang dikecualikan Ujian dinas reguler.


(1) Akan diberikan kenaikan pangkat karena telah
menunjukkan prestasi kerja yang luar biasa baiknya.

(2) Akan diberikan kenaikan pangkat karena menemukan


hal-hal baru yang bermanfaat bagi negara.

(3) Diberikan kenaikan pangkat pengabdian karena :


(a) Meninggal dunia.
(b) Mencapai batas usia pensiun.
(c) Dinyatakan cacat karena dinas dan tidak dapat
bekerja lagi dalam semua jabatan negeri oleh Tim
Penguji Kesehatan.

(4) Telah mengikuti dan lulus pendidikan dan pelatihan


dalam jabatan tertentu yang ditetapkan oleh Menteri yang
bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara.

2) Ujian dinas KPPI tingkat Sarjana (Ujian dinas kenaikan pangkat


penyesuaian Ijazah) yang diperuntukan bagi PNS AD yang telah memperoleh
ijazah Strata satu (S-1)/D IV/Setingkat dan Strata dua (S-2)/Pasca
Sarjana/Setingkat dengan ketentuan sebagai berikut;

a) Ujian Strata Satu (S-1)/D.IV/Sederajat.


(1) Pangkat/Golongan Ruang minimal Pengatur Tk I
Golongan Ruang II/b;
(2) Memiliki masa kerja 6 tahun, sejak diangkat sebagai
CPNS;dan
(3) Memiliki ijazah Strata satu (S-1)/Sederajat yang
terakreditasi A dan B dengan Indeks Prestasi (IP) minimal 2.50.

b) Ujian Strata Dua (S-2)/Pasca Sarjana/Sederajat.


(1) Pangkat/Golongan Ruang minimal Penata Muda
Golongan Ruang III/a;
(2) Memiliki masa kerja 6 tahun, sejak diangkat sebagai
CPNS;
(3) Memiliki ijazah Strata dua (S-2)/Pasa Sarjana/Sederajat
yang terakreditasi A dan B dengan Indeks Prestasi (IP) minimal
2.50; dan
(4) Diarahkan menduduki golongan jabatan IX dan VIII.

d.. Wewenang.

1) Wewenang penyelenggaraan ujian dinas Tk. I dan ujian dinas KPPI


oleh Kas Angkatan dan penandatanganan STLUD oleh Aspers A.n. Kasad.
51

2) Wewenang penyelenggaraan ujian dinas Tk. II diatur oleh Panglima


TNI.

26. Badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan (Baperjakat)/Panitia Karier


(Pankar).

a. Untuk menjamin obyektivitas dalam pelaksanaaan kenaikan pangkat, ,


pemberhentian PNS dari dan dalam jabatan struktural, serta pemindahan perlu
adanya suatu badan pertimbangan jabatan dan kepangkatan (Baperjakat) atau
panitia karier (Pankar).

b. Baperjakat terdiri atas :

1) Baperjakat tingkat TNI;


2) Baperjakat tingkat Mabes TNI; dan
3) Baperjakat tingkat Mabes angkatan.
c. Tingkat TNI

1) keanggotaan terdiri atas para pejabat struktural di tingkat Mabes TNI


yang diangkat berdasarkan peraturan panglima TNI dengan susunan sebagai
berikut :

a) anggota tetap.

(1) Waaspers Panglima. TNI sebagai ketua.

(2) Paban VI/Binpers PNS Spers TNI sebagai wakil ketua


merangkap anggota.

(3) Paban. Madya. Dalkar. Sebagai sekretaris merangkap


anggota.

(4) anggota :

(a) Paban V/Bin PNS Spersad;


(b) Kasubdisperssip Disminpersal;
(c) Kasubdismin PNS Disminpersau;
(d) Sintel TNI; dan
(e) Babinkum TNI.
b) anggota. tidak. tetap. sesuai. dengan kebutuhan sidang.

2) Tugas. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal :

a) kenaikan pangkat;
b) penempatan dalam jabatan; dan
c) mengikuti pendidikan dan pelatihan.
52

d. Tingkat Mabes TNI.

1) keanggotaan terdiri atas para pejabat struktural di tingkat Mabes TNI


yang diangkat berdasarkan peraturan panglima TNI dengan susunan sebagai
berikut :

a) anggota tetap

(1) Waaspers Panglima TNI sebagai ketua merangkap


anggota.

(2) Paban VI/Binpers PNS Spers TNI sebagai wakil ketua


merangkap anggota.

(3) Paban Madya Dalkar Sebagai sekretaris merangkap


anggota.

(4) seluruh Paban Madya. Paban VI/Binpers PNS Spers TNI


sebagai anggota.

b) anggota tidak tetap terdiri atas pejabat personel satuan kerja


terkait.

2) Tugas. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal :

a) kenaikan pangkat;
b) penempatan dalam jabatan; dan
c) mengikuti pendidikan pelatihan.
e. Tingkat Mabes angkatan.

1) keanggotaan terdiri atas para pejabat struktural di tingkat Mabes


angkatan yang diangkat berdasarkan peraturan Kas angkatan dengan
susunan yang ditentukan oleh Kas angkatan.

2) Tugas. Memberikan pertimbangan kepada pimpinan dalam hal :

a) kenaikan pangkat;
b) penempatan dalam jabatan; dan
c) mengikuti pendidikan pelatihan.
f. Panitia Karier (Pankar). Adalah personel yang ditunjuk untuk memberikan
pertimbangan kepada Pimpinan satuan baik tingkat Satminkal maupun tingkat PDW
(Kotama/Balakpus) agar keputusan yang diambil oleh Pimpinan satuan tersebut
betul-betul obyektif dan sudah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
ada, adapun pengorganisasianya diatur sebagai berikut:

1) Panitia Karier Tingkat Mabesad (Pankar Tk. Mabesad). Dilaksanakan


oleh Dirajenad, dengan susunan keanggotaan sebagai berikut:
53

a) Ketua : Dirajenad

b) Wakil Ketua : Paban VI/Bin PNS Spersad

c) Sekretaris : Kasubditbinminpers PNS Ditajenad

d) Anggota : (1) Irdyapers Itjenad

(2) Pabandya Pampers PNS Itjenad

(3) Pabandya 2/Binkar PNS Spaban VI/Bin


PNS Spersad

(4) Kabagbinkar PNS Subditbinminpers PNS


Ditajenad

2) Panitia Karier Tingkat Kotama/Balakpus (Pankar Tk. Kotama/


Balakpus). Dilaksanakan oleh Aspers Kotama/Sesbalakpus/
Dirbinlem/Dandenma Mabesad, dengan susunan keanggotaan sebagai
berikut:

a) Ketua : Aspers Kotama/Sesbalakpus/Dirbinlem/


Dadenma Mabesad

b) Sekretaris : Kaajen Kotama/Kabagpers Balakpus

c) Anggota : (1) Irdya Kotama/Balakpus

(2) Pabandya Pam Sintel Kotama/Kabagpam


Balakpus

(3) Pabandya Binkar Spers Kotama

(4) Kasimin PNS Ajen Kotama/Balakpus

3) Tingkat Satminkal untuk Gol III,Gol. II dan Gol. I:

a) Ketua : Dansatminkal
b) Sekretaris : Kasituud
c) Anggota : Para Kasi/Dan dijajaran Satminkal.

b. Tugas dan Tanggung Jawab.


1) Panitia Karier Tingkat Mabesad (Pankar Tk. Mabesad).
a) Ketua. Memiliki tugas dan tanggung jawab:
(1) Tugas. Terdiri atas:
(a) menerima usul dari Kotama/Balakpus;
(b) menentukan jadwal sidang;
54

(c) memimpin sidang;

(d) melaporkan kepada Kasad u.p. Aspers tentang


pelaksanaan dan hasil sidang pankar;

(e) menerbitkan keputusan penetapan jabatan


struktural goljab VII s.d. IX dan jabatan fungsional jabatan
Fungsional Keterampilan jenjang Pelaksana Lanjutan dan
Penyelia serta jabatan Fungsional Keahlian jenjang
Pertama dan Muda;

(f) melanjutkan usul penetapan jabatan struktural


goljab VI-V dan jabatan fungsional Keahlian jenjang
Madya kepada Kasad u.p. Aspers;

(g) melanjutkan usul kenaikan pangkat reguler ke


golongan ruang III/a s.d. III/d dan KP pilihan ke golongan
ruang III/d ke bawah kepada Ka BKN;

(h) melanjutkan usul kenaikan pangkat ke golongan


ruang IV/a ke atas kepada Panglima TNI u.p. Aspers; dan

(i) menerbitkan keputusan kenaikan pangkat reguler


ke golongan ruang III/a s.d. III/d dan KP pilihan ke
golongan ruang III/d ke bawah yang telah mendapat
persetujuan Ka BKN;

(2) Tanggung jawab. Ketua Pankar dalam pelaksanaan


tugasnya bertanggung jawab kepada Kasad.

b) Wakil Ketua. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:

(a) merencanakan alokasi anggaran dana pelaksanaan


sidang; dan

(b) membantu ketua sidang di dalam pengambilan


keputusan;

(2) Tanggung jawab. Wakil Ketua dalam pelaksanaan


tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

c) Sekretaris. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:

(a) meneliti usul persyaratan dan bahan administrasi


dari Kotama/Balakpus;

(b) membuat daftar nominatif sidang bagi yang


memenuhi syarat;

(c) menyiapkan sarana dan bahan sidang;


55

(d) menyiapkan laporan pelaksanaan dan hasil sidang;

(e) menyiapkan keputusan penetapan jabatan


struktural goljab VII s.d. IX dan jabatan fungsional jabatan
Fungsional Keterampilan jenjang Pelaksana Lanjutan dan
Penyelia serta jabatan Fungsional Keahlian jenjang
Pertama dan Muda;

(f) membuat usul penetapan jabatan struktural goljab


VI-V dan jabatan fungsional Keahlian jenjang Madya
kepada Kasad u.p. Aspers;

(g) membuat usul kenaikan pangkat reguler ke


golongan ruang III/a s.d. III/d dan KP pilihan ke golongan
ruang III/d ke bawah kepada Ka BKN;

(h) membuat usul kenaikan pangkat ke golongan ruang


IV/a ke atas kepada Panglima TNI u.p. Aspers;

(i) menyiapkan keputusan kenaikan pangkat reguler


ke golongan ruang III/a s.d. III/d dan KP pilihan ke
golongan ruang III/d ke bawah yang telah mendapat
persetujuan Ka BKN; dan

(j) mendistribusikan salinan dan petikan keputusan ke


Kotama/Balakpus.

(2) Tanggung jawab. Sekretaris dalam pelaksanaan tugasnya


bertanggung jawab kepada Ketua.

d) Anggota. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:

(a) memberikan informasi tentang catatan personel


PNS yang disidangkan;

(b) memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua


sidang dalam pengambilan keputusan; dan

(c) menghimpun, meneliti, dan menyiapkan data sesuai


bidang masing-masing.

(2) Tanggung jawab. Anggota dalam pelaksanaan tugasnya


bertanggung jawab kepada Ketua.

2) Panitia Karier Tingkat Kotama/Balakpus (Pankar Tk. Kotama/


Balakpus).

a) Ketua. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:


56

(a) menerima laporan bahan sidang dari Kaajen


Kotama/Kabagpers/Kabagum Balakpus;

(b) menentukan jadwal, melaksanakan, dan memimpin


sidang pankar;

(c) melaporkan kepada Pangkotama Kabalakpus


tentang pelaksanaan dan hasil sidang;

(d) mengirimkan usul penetapan jabatan struktural


goljab VII s.d. IX dan jabatan fungsional Keterampilan
jenjang Pelaksana Lanjutan dan Penyelia serta jabatan
Fungsional Keahlian kepada Kasad u.p. Dirajenad untuk
mendapatkan keputusan;

(e) menerbitkan keputusan penetapan jabatan


struktural Non goljab dan fungsional Keterampilan jenjang
Pelaksana Pemula dan Pelaksana;

(f) mengirimkan usul kenaikan pangkat reguler ke


golongan ruang III/a ke atas dan KP pilihan kepada Kasad
u.p. Dirajenad;

(g) mengirimkan usul kenaikan pangkat reguler ke


golongan ruang II/d ke bawah kepada Ka BKN/Kanreg
BKN sesuai wilayah masing-masing;

(h) menerbitkan keputusan kenaikan pangkat reguler


ke golongan ruang II/d ke bawah yang telah mendapat
persetujuan Ka BKN/Kanreg BKN; dan

(i) mendistribusikan keputusan kepada Satminkal.

(2) Tanggung jawab. Ketua dalam pelaksanaan tugasnya


bertanggung jawab kepada Pangkotama/Kabalakpus.

b) Sekretaris. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:

(a) menerima dan meneliti bahan administrasi usul


yang masuk;

(b) menyiapkan daftar nominatif sidang bagi usulan


yang memenuhi ketentuan administrasi sebagai bahan
sidang pankar;

(c) menyiapkan sarana dan bahan sidang;

(d) menyiapkan usul beserta kelengkapan bahan


administrasinya bagi yang disetujui sidang, untuk dikirim
ke Pankar Tk. Mabesad;
57

(e) menyiapkan laporan pelaksanaan dan hasil sidang;


dan

(f) menyiapkan keputusan kenaikan pangkat reguler


ke golongan ruang II/d ke bawah yang telah mendapat
persetujuan Ka BKN/Kanreg BKN;

(2) Tanggung jawab. Sekretaris dalam pelaksanaan


tugasnya bertanggung jawab kepada Ketua.

c) Anggota. Memiliki tugas dan tanggung jawab:

(1) Tugas. Terdiri atas:

(a) memberikan informasi kepada Ketua sidang bagi


PNS yang ada catatan personel yang belum diselesaikan;
dan

(b) membantu Ketua di dalam pengambilan keputusan


dalam sidang bagi PNS yang ada catatan personel.

(2) Tanggung jawab. Anggota dalam pelaksanaan tugasnya


bertanggung jawab kepada Ketua.

c. Panitia Karier (Pankar) dilaksanakan atas dasar surat perintah dari :

1) Tingkat PDW (Kotama/Balakpus) surat perintah dari Pang/Dan/Ka


Kotama Balakpus/Dandenmabesad.

2) Tingkat Satminkal surat perintah dari Dan/Ka Satminkal masing-


masing.
58

BAB VI
PEMINDAHAN, DIPERKERJAKAN DAN DIPERBANTUKAN

27. Umum. PNS TNI dimungkinkan pindah/diperbantukan/dipekerjakan baik antar


Angkatan/Kementerian/Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dalam rangka
usaha penyebaran dan pendayagunaan tenaga ahli/terampil atau karena adanya
penyederhanaan organisasi.

28. Pemindahan/Diperbantukan/Dipekerjakan. Dalam rangka usaha penyebaran


dan pendayagunaan tenaga ahli/terampil atau karena adanya penyederhanaan organisasi
tersebut terdiri dari :

a. Perpindahan antar Satminkal dalam satu PDW.

1) PNS yang mengajukan pindah membuat surat permohonan pindah


satuan antar satminkal dalam satu PDW diketahui oleh kepala unit kerja.

2) Dansatminkal mengijinkan/menolak permohonan pindah tersebut.

3) Apabila diijinkan oleh Dansatminkal maka pejabat Pers satuan


membuat surat usul pindah kepada satuan yang dituju selanjutnya satuan
yang dituju bisa mengijinkan/menerima atau menolak usul perpindahan
tersebut.

4) Apabila Pimpinan satuan yang dituju menerima, maka harus membuat


surat jawaban penerimaannya kepada satuan pengusul yang disebut surat
lolos butuh.

4) Setelah satuan pengusul menerima surat jawaban lolos butuh maka


menindaklanjuti dengan usul penerbitan keputusan dan surat perintah kepada
Pimpinan PDW/Kotama.

5) Setelah Satminkal menerima keputusan dan surat perintah dari


Kotama(PDW) selanjutnya Dansatminkal menerbitkan surat perintah
pelaksanaan perpindahan.

b. Perpindahan antar PDW/Kotama.

1) PNS yang mengajukan pindah membuat surat permohonan pindah


satuan antar PDW/Kotama diketahui oleh kepala unit kerja.

2) Dansatminkal mengijinkan/menolak permohonan pindah tersebut.

3) Apabila Dansatminkal mengijinkan maka pejabat Pers satuan


membuat surat usul pindah kepada PDW/Kotama selanjutnya pejabat pers
PDW/Kotama membuat surat usul pindah kepada PDW/Kotama/ satuan yang
dituju, satuan yang dituju PDW/Kotama bisa mengijinkan/menerima atau
menolak usul perpindahan tersebut.
59

4) Apabila Pimpinan satuan PDW/Kotama yang dituju menerima, maka


harus membuat surat jawaban penerimaannya kepada PDW/Kotama satuan
pengusul yang disebut surat lolos butuh.

6) Setelah satuan pengusul PDW/Kotama menerima surat jawaban lolos


butuh dari PDW/Kotama penerima maka menindaklanjuti dengan usul
penerbitan keputusan perpindahan kepada Ditajenad.

7) Ditajenad setelah menerima surat usul dari PDW/Kotama pengusul


selanjutnya menerbitkan keputusan perpindahan.

8) Setelah PDW/Kotama pengusul menerima keputusan perpindahan dari


Ditajenad selanjutnya pejabat pers PDW/Kotama menerbitkan surat perintah
dari Kotama(PDW) selanjutnya Dansatminkal menerbitkan surat perintah
pelaksanaan perpindahan.

c. Pemindahan antar Angkatan/Unit Organisasi TNI.

1) Angkatan/Unit Organisasi TNI yang memerlukan PNS menghubungi


pimpinan tempat PNS yang bersangkutan bekerja untuk minta persetujuan
atau Pimpinan tempat PNS yang bersangkutan bekerja meminta persetujuan
kepada Pimpinan Unit Organisasi yang di tuju, dengan melampirkan:

a) fotokopi Kep CPNS;


b) fotokopi Kep PNS;
c) fotokopi pangkat terakhir;
d) fotokopi Karpeg;
e) PPK;
f) daftar riwayat hidup; dan
g) Surat-surat yang berhubungan dengan proses pemindahan.

2) Setelah mendapatkan persetujuan pindah diajukan usul kepada


Panglima TNI u.p. Aspers Kasum TNI untuk proses lebih lanjut.

d. Pemindahan antar Departemen/LPNK.

1) Pemindahan dari Mabes TNI/Angkatan atas permintaan Kementerian /


LPND.

a) Kementerian /PPND mengajukan permohonan persetujuan


kepada Panglima TNI dilengkapi dengan kualifikasi yang dibutuhkan.

b) Setelah mendapatkan persetujuan dikeluarkan surat Pernyataan


Persetujuan (SPP).

c) Setelah keluar Skep penempatan di satuan kerja yang baru,


Pimpinan TNI mengeluarkan Skep pemberhentiannya.

2) Pemindahan ke Departemen/LPNK atas permintaan Mabes TNI/


Angkatan.
60

a) Pimpinan TNI mengjukan permohonan persetujuan kepada


Pimpinan Kementerian/LNPK dengan melampirkan bahan administrasi
yang diperlukan.

b) Setelah mendapatkan persetujuan dikeluarkan surat Pernyataan


Persetujuan (SPP).
c) Setelah keluar Skep penempatan di satuan kerja yang baru,
Pimpinan TNI mengeluarkan Skep pemberhentiannya.

3) Pemindahan ke Mabes TNI/Angkatan atas permintaan Departemen/


LPND.

a) Departemen/LPND mengjukan permohonan persetujuan


kepada Panglima TNI dilengkapi dengan bahan administrasi yang
diperlukan.

b) Setelah mendapatkan persetujuan dikeluarkan surat Pernyataan


Persetujuan (SPP).
c) Pimpinan TNI mengajukan usul kepada Ka BKN untuk
penerbitan Surat Penetapan Pemindahan melalui Menhan.
d) Setelah dikeluarkan Surat Penetapan Pemindahan oleh BKN,
pimpinan TNI mengeluarkan Peraturan Penempatan.

4) Pemindahan dari Kementerian/LPNK atas permintaan Mabes TNI/


Angkatan.

a) Pimpinan TNI mengjukan permohonan persetujuan kepada


Pimpinan Kementerian/LNPK dengan menyebutkan kualifikasi yang
dibutuhkan.

b) Berdasarkan Surat Pernyataan Persetujuan (SPP) Pimpinan


TNI mengusulkan penetapan pemindahan ke BKN melalui Kemenhan.
c) Setelah keluar Peraturan Pemindahan dari BKN, Pimpinan TNI
mengeluarkan Peraturan Penempatan.
61
RAHASIA

61

BAB VII
PENUTUP

29. Penutup. Demikian naskah departemen ini disusun sebagai bahan ajaran untuk
pedoman bagi Gadik dan Pasis dalam proses belajar mengajar Administrasi Karier PNS
pada pendidikan perwira administrasi personel Pegawai Negeri Sipil.

Direktur Ajudan Jenderal Angkatan Darat,

F.F. Fransis Wewengkang, S.E., M.M.


Brigadir Jenderal TNI

RAHASIA

Anda mungkin juga menyukai