Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL SKRIPSI

UPAYA PENINGKATAN MUTU PELAYANAN


KESEHATAN GIGI DAN MULUT (TINGKAT KUALITAS
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT
TERHADAP KEPUASAN PASIEN)

Oleh :

ANNISA RESKI
PO714261171005

Pembimbing 1 : Muh. Saleh, S,SiT, M.Kes


Pembimbing 2 : Asriawal, S,SiT , M.MKes

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAAR


PRODI DIV JURUSAN TERAPIS
KESEHATAN GIGI
TAHUN 2020/2021

1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam rangka meningkatkan pemeliharaan Kesehatan dalam mewujudkan

pelayanan yang bermutu, dibutuhkan sarana dan prasaranan yang optimal. (Fahri

et al., 2020). Pelayanan kesehatan merupakan upaya yang dilakukan secara

mandiri dan berkelompok didalam organisasi dalam memelihara dan

meningkatkan Kesehatan (Handayani, 2016).

Penyediaan layanan kesehatan yang optimal kepada masyarakat harus

menjadi prioritas pemerintah untuk meningkatkan pembangunan di bidang

Kesehatan, sebagai tujuan membentuk masyarakat lebih sehat dan mempunyai

harapan lebih ke pemerintah (Handayani, 2016).

Tenaga penunjang kesehatan medis serta non medis yang bekerja di wilayah

pelayanan kesehatan wajib memahami cara mendalami pasiennya dengan sangat

baik dan benar agar dapat memberikan kepuasan yang optimal terhadap pasien

(Sexton et al., 2018)

Setiap sarana pelayanan kesehatan yang berwenang untuk membuat rekam

medis dalam menyampaikan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Rekam medis

juga wajib di olah agar data yang di terima selama pelayanan dapat membentuk

semacam informasi yang berguna bagi pelayanan kesehatan lainya. (Sexton et

al., 2018)
Kualitas pelayanan kesehatan benar-benar ditentukan oleh fasilitas perawatan

layanan kesehatan yang di sediakan petugas kesehatan. Kepuasan pasien adalah

hal terpenting yang harus dicapai masing-masing di wilayah pelayanan

kesehatan. Kepuasan pasien kepada pelayanan kesehatan gigi yaitu kesan pasien

terhadap layanan yang diterima / setelah dilayani pasien keinginan sebelum

menerima pelayanan. Jika pasien harapannya terwujud, itu berarti layanan telah

menyampaikan kualitas pelayanan kesehatan yang berkualitas membuat kualitas

luar biasa dan juga akan mengarah ke kepuasan tinggi. Kepuasan pasien berguna

ukuran yang dapat digunakan untuk mengevaluasi layanan kualitas. (Akbar et

al., 2018)

Kepuasan yaitu tingkat kepuasan seseorang sesudah mengumpamakan kinerja

atau hasil yang di rasakan di bandingkan dengan keinginannya. Jadi puas atau

tidak puas yaitu keputusan dari interaksi antara keinginan dan pengalamannya

setelah memakai jasa atau pelayanan yang di berikan. Apabila penampilannya

kurang harapan, maka pelanggan tidak di puaskan, namun apabila penampilan

sebanding dengan harapan, pelanggan akan puas, dan apabila penampilan

melebihi harapan pelanggan akan sangat puas dengan pelayanan yang di berikan

dan akan senang berkunjung kembali (Ibrahim, Meriem Meisyaroh, 2018).

Kepuasan pasien yaitu suatu kondisi di mana keinginan dapat terpenuhi,

apabila pelayanan kesehatan mampu menyediakan pelayanan yang bermakna

dan dapat memuaskan kebutuhan pasien, maka akan dapat meninggikan

kepuasan pasien. Kepuasan pelanggan di tentukan oleh penilaian pelanggan


tentang kualitas
jasa pelayanan.(Taekab, 2018)

Penilaian suatu tingkat kepuasan yang komprehensif bagi pelayanan di

bidang jasa berfokus pada aspek fungsi dari proses pelayanan yang terdiri dari

lima di mensi penelitian atau di kenal dengan metode servqual. Lima di mensi

tersebut meliputi tangibles (bukti langsung meliputi fisik, perlengkapan, dan

pegawai), responsiveness (keinginan para karyawan dalam memberikan

pelayanan dengan cepat dan tanggap) reliability (kemampuan petugas dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang di janjikan dengan segera, tepat dan

memuaskan), assurance (jaminan yang mencakup kemampuan,keseponan, dan

sikap dapat di percaya, bebas dari bahaya, resiko atau keraguan), empathy

(kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, penuh

perhatian dan memahami kebutuhan pelanggan. (Widyastuti, 2020)

Berdasarkan responden yang di lakukan di salah satu pelayanan

kesehatan,merasa mutu pelayanan yang memuaskan, tapi adapun beberapa

mengeluhkan tentang pelayanan yang di berikan oleh tenaga kesehatan salah

satunya, di sebabkan oleh antrian yang cukup lama untuk mendapatkan

pelayanan dokter, keluhan mengenai kecepatan pelayanan perawat dan rasa

empati yang kurang di berikan oleh petugas pelayanan kesehatan. (Fahri et al.,

2020)
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka penulis dapat

merumuskan permasalahan penelitian ini, yaitu Bagaimana ’’Upaya

peningkatan mutu pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Tingkat kualitas

pelayanan kesehatan gigi dan mulut terhadap kepuasan pasien)’’.

C. Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan Upaya peningkatan mutu

pelayanan kesehatan gigi dan mulut (Tingkat kualitas pelayanan kesehatan gigi

dan mulut terhadap kepuasan pasien).

D. Manfaat

Maanfaatnya adalah dapat menjm elaskan upaya apa yang dapat dilakukan

untuk meningkatkan mutu pelayanan kes.gilut sehingga penulis atau pembaca

dapat menerapkan diwilayah pelayanan kesehatan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Teori Tentang Kepuasan Pasien

1. Pengertian Kepuasan Pasien

Kepuasan pasien terhadap pelayanan yaitu perbandingan persepsi

kepada pelayanan yang diterima dengan harapan sebelum mendapatkan

pelayanan. Apabila keinginanya terpenuhi, pelayanan telah memberikan

suatu kualitas yang luar biasa dan juga menimbulkan kepuasan yang tinggi.

Sebaliknya apabila keinginnanya itu tidak tercapai, kualitas pelayanan

tersebut tidak memenuhi apa yang diharapkannya. (Youlanda, 2018)

Kepuasan biasanya sebagai dasar menghubungkan karakteristik kualitas

pelayanan dan minat pemanfaatan ulang pelayanan yang telah di peroleh.

Pelayanan yang maksimal pasti akan menghasilkan kualitas pelayanan yang

menciptakan kepuasan pasien (Jai et al., 2020)

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien

Menurut (Ibrahim, Meriem Meisyaroh, 2018) mengatakan bahwa faktor-

faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien:

a. Karakteristik pasien: Faktor jadi penentu tingkat pasien oleh

karakteristik dari pasien tersebut terhadap ciri-ciri seseorang atau

kekhasan seseorang yang membedakan orang yang satu dengan

orang yang lain. Karakteristik tersebut berupa nama, umur, jenis

kelamin, latar belakang pendidikan,


suku bangsa, agama, pekerjaan dan lain-lain.

b. Sarana fisik: Merupakan bukti fisik yang dapat dilihat yang

meliputi gedung, perlengkapan, seragam pegawai dan sarana

komunikasi.

c. Jaminan.Pengetahuan; Kompetensi, kesopanan, dan sifat dan

watak dapat dipercaya yang dimiliki perawat.

d. Kepedulian; Kesederhanaan untuk membangun komunikasi baik

antara perawat gigi dengan klien, perhatian pribadi terhadap

klien, dan dapat menguasai kebutuhan pelanggan.

3. Menjelaskan tingkat kepuasan pelanggan dapat diklasifikasikan dalam

beberapa

Menurut (Angraini, 2015) mengatakan bahwa tingkat kepuasan pelanggan

dapat diklasifikasikan:

a. Amat Puas

Ukuran subjektif hasil penilaian perasaan pasien mewujudkan

pelayanan Kesehatan yang seutuhnya harus sesuai kebutuhan pasien,

diantaranya sangat bersih (sarana), sangat ramah (hubungan dengan

dokter atau perawat), sangat cepat (proses administrasi),

menggambarkan kualitas pelayanan yang paling tinggi.

b. Agak puas

Merupakan ukuran subjektif efek penilaian perasaan pasien yang

mewujudkan pelayanan kesehatan yang tidak seutuhnya atau sesuai


keinginan seperti tidak terlalu bersih (sarana), agak kurang cepat

(proses administrasi), agak kurang ramah (hubungan dengan dokter atau

perawat), yang seluruhnya tingkat kualitas yang kategori sedang.

c. Tidak Puas

Yaitu ukuran subjektif hasil dari penilaian pasien yang rendah, yang

mewujudkankan pelayanan kesehatan tidak sesuai kebutuhan atau

keiinginan, seperti tidak bersih (sarana), lambat (proses administrasi),

tidak ramah (hubungan dengan dokter atau perawat), yang secara

keseluruhan memperjelas tingkat kualitas kategori paling rendah.

4. Karakteristik Pasien

Menurut (Angraini, 2015) mengatakan bahwa karakteristik pasien terbagi

menjadi;

a. Umur

Menurut Apeh menegaskan bahwa, karakteristik umur pasien tidak

mempengaruhi tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan.

Sedangkan pendidikan, pekerjaan, dan biaya sangat mempengaruhi

kepuasan pasien. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukakan

oleh apeh adalah tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat

kepuasan pasien rawat inap dengan nilai p value 0,539.

b. Jenis Kelamin

Menurut Oroh mengatakan bahwa, ada hubungan yang bermakna antara


jenis kelamin dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap, dimana

dianalisis dengan uji chi±square diperoleh nilai p value 0,005 lebih

kecil dari nilai α (0,05). Data statistik menunjukkan bahwa yang paling

banyak puas dengan pelayanan keperawatan adalah responden laki -laki

(87,2%). Jenis kelamin memiliki 17 pengaruh pada pandangan terhadap

jasa yang diberikan. Perempuan lebih banyak melihat penampilan

secara detail, sementara laki - laki tidak mengindahkan hal tersebut.

Cara mengelola hubungan untuk kaum laki -laki, mereka cenderung

lebih cuek dengan hal yang dikemukakan oleh perempuan, karena itu

mereka dianggap lebih fleksible dibandingkan perempuan.

c. Tingkat Pendidikan

Menurut Siagi menyatakan bahwa peningkatan pendidikan seseorang

akan meningkatkan keinginan, meningkatkan keterampilan dan

pengetahuanya. Keterampilan di sini yang di maksud yaitu keterampilan

dalam memilih rumah sakit saat pasien membutuhkan pelayanan. Jadi

dengan pendidikan pasien yang rendah, maka pasien tidak mempunyai

banyak kemampuan untuk memilih atau membandingkan rumah sakit

yang di pakai untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

d. Pekerjaan

Munawaroh menyatakan bahwa, sebagian besar bekerja sebagai petani

dengan pendidikan rata-rata tingkat pendidikan rendah, sehingga hal ini

dapat menentukan keputusan pasien dimana harus mencari pengobatan.


Pasien tidak mementingkan nama rumah sakit (label), namun pasien

lebih menekankan yang utama pasien harus mendapat pengobatan,

apapun nama rumah sakitnya tidak menjadi masalah.

e. Biaya

Mendapatkan produk atau jasa, pasien yang tidak perlu mengeluarkan

biaya tambahan atau tidak perlu membuang waktu untuk mendapatkan

jasa pelayanan, cenderung puas terhadap jasa pelayanan tersebut.

5. Dimensi kepuasan pasien


Menurut (Sexton et al., 2018) mengatakan bahwa terdapat dua dimensi

kepuasan pasien:

a. Kepuasan yang mengacu hanya pada penerapan standar dan kode

etik profesi yang meliputi hubungan dokter-pasien, kenyamanan

layanan, kebebasan menentukan pilihan, pengetahuan dan

kompetensi teknis, efektivitas layanan dan keamanan tindakan.

b. Kepuasan yang mengacu pada penerapan semua persyaratan

layanan kesehatan, yang meliputi ketersediaan, kewajaran,

keterjangkauan, efisiensi dan mutu layanan kesehatan.

6. Tingkat kepuasan diukur dengan dimensi mutu (Putra et al., 2016)

Menurut (Putra et al., 2016) tingkat kepuasan diukur dengan dimensi mutu

dapat dikalsifikasikan:
a. Dimensi reliability

Prosedur penerimaan pasien cepat dan tepat, pelayanan pemeriksaan,

pengobatan, dan menyebabkan pasien sangat puas dengan pelayanan

Poliklinik Gigi Puskesmas Sukawati II.

b. Dimensi responsiveness

Kemampuan dokter dan perawat gigi cepat tanggap dalam

menyelesaikan keluhan pasien, petugas memberikan informasi yang

jelas dan mudah dimengerti, dan tindakan cepat pada pasien yang

membutuhkan merupakan faktorfaktor yang termasuk dalam dimensi

responsiveness.

c. Dimensi assurance

Dokter memiliki pengetahuan dan kemampuan dalam menetapkan

penyakit, dokter, perawat, dan petugas lainnya terampil dalam bekerja

melaksanakan tugasnya, pelayanan yang sopan dan ramah, dan adanya

jaminan keamanan pelayanan dan kepercayaan terhadap pelayanan

merupakan faktor-faktor yang termasuk dalam dimensi assurance.

d. Dimensi tangibles

Ruangan bersih, rapi, dan nyaman, eksterior dan interior ruangan tertata

dengan baik, alat-alat yang dipakai bersih dan siap pakai, dan

penampilan petugas rapi dan bersih merupakan faktor-faktor yang

termasuk dalam dimensi tangibles.


e. Dimensi empathy

Memberikan perhatian khusus kepada setiap pasien, memperhatikan

keluhan pasien dan keluarganya, pelayanan kepada semua pasien tidak

memandang status sosial maupun ekonomi merupakan faktor-faktor

yang termasuk dalam dimensi empathy.

B. Uraian Teori Tentang Pelayanan Kesehatan

1. Pengertian Mutu Pelayanan Kesehatan

Pelayanan kesehatan merupakan setiap upaya yang diselenggarakan

diri sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk

menjaga kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta

memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun

masyarakat (Handayani, 2016)

Pelayanan kesehatan yang berkualitas yaitu pelayanan kesehatan yang

dapat memuaskan setiap pemakai jasa pelayanan kesehatan sesuai dengan

tinngkat kepuasan rata-rata pasien serta yang penyelenggaranya sesuai

dengan standar dan kode etik profesi yang telah di tetapkan.

2. Tujuan meningkatkan pelayanan kesehatan yang bermutu

adalah membentuk hubungan yang sangat baik dengan pasien agar pasien

tetap loyal terhadap pelayanan kesehatan yang di berikan. (Taekab dkk,

2019)
3. Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas

Adalah adanya rasa puas bagi pasien, masalahnya kepuasan itu sendiri

merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja memiliki

tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang

sama. (Muliana, 2016)

4. Bagaimana cara peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Peningkatan mutu merupakan suatu proses pengukuran derajat

kesempurnaan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan standar atau

prinsip dengan tindakan perbaikan yang sistematik dan berkesinambungan

untuk mencapai mutu pelayanan yang optimum atau prima sesuai dengan

standar ilmu pengetahuan dan teknologi serta kemampuan sumber daya

yang ada (Ulumiyah, 2018)

5. Aturan-aturan jaminan mutu pelayanan kesehatan

Menurut (Gde Muninjaya, 2013) mengatakan bahwa aturan-aturan jaminan

mutu pelayanan kesehatan:

a. Pemenuhan kebutuhan dan harapan individu atau kelompok

masyarakat pengguna jasa pelayanan kesehatan

b. Mengikuti sistem dan proses (standar) di dalam institusi pelayanan

kesehatan

c. Menggunakan data untuk menganalisis proses penyediaan dan produk

pelayanan kesehatan
d. mendorong berkembangnya team work yang solid untuk mengatasi

setiap hambatan dan kendala yang muncul dalam proses

pengembangan mutu secara berkesinambungan

6. Upaya-upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut

Menurut (Astuti et al., 2020) mengatakan bahwa upaya-upaya pelayanan

kesehatan gigi dan mulut:

a. Upaya kesehatan gigi dan mulut di laksanakan melalui pelayanan

kesehatan gigi dan mulut perseorangan dan masyarakat.

b. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana di maksud pada ayat

1 di lakukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyrakat dalam bentuk kegiatan peningkatan kesehatan gigi dan

mulut, pencegahan penyakit gigi dan mulut, pengobatan penyakit gigi

dan mulut, dan pemulihan penyakit gigi dan mulut.

c. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana dimaksud pada ayat

1 di lakukan sesuai standar pelayanan, standar profesi, dn standar

prosedur, operasional,

d. Pelayanan kesehatan gigi dan mulut sebagaimana di maksud pada ayat

1 di selenggarakan oleh pemerintah pusat, pemerntah daerah, dan atau

masyarakat secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan.

7. Mengetahui definisi mutu yang memiliki 4 komponen

Menurut (Buchbinder dan Shanks, 2009) mengatakan bahwa definisi mutu


yang memiliki 4 komponen:

1) Manajemen teknis kesehatan dan penyakit.

2) Manajemen ikatan antara-personal penyedia layanan dan klien mereka

3) Fasilitas layanan

4) Prinsip etis yang menangani manajemen masalah secara umum dan

industri layanan kesehatan secara khusus.

8. Mengetahui pelanggan institusi pelayanan kesehatan

Menurut (Gde Muninjaya, 2013) mengatakan bahwa pelanggan

institusi pelayanan ada 2:

a. Pelanggan internal (internal customer), yaitu mereka yang bekerja di

dalam institusi kesehatan seperti staf medis, paramedis, teknis,

administrasi, pengelola, dsb.

b. Pelanggan eksternal (external customer), yaitu pasien, keluarga

pasien, pengunjung, pemerintah, perusahaan asuransi kesehatan,

masyarakat umum, rekanan, lembaga swadaya masyarakat, dsb.


C. Kerangka Teori

Mutu Pelayanan Kesehatan dan Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien Karakteristik Pasien Faktor-faktor kepuasan pasien

Mutu Pelayanan Pasien Tujuan Pelayanan Kesehatan


Jaminan Mutu
BAB III

METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan masalah yang ditemukan, melalui pencarian informasi atau

referensi teoritis yang relevan, dan serangkaian kegiatan yang berhubungan

dengan metode pengumpulan data, pencatatan, pembacaan dan pengolahan

bahan penelitian, penelitian ini merupakan jenis penelitian kepustakaan.

Penelitian kepustakaan merupakan kegiatan yang diperlukan untuk penelitian

(terutama penelitian akademis), dan tujuan umumnya untuk mengembangkan

aspek teoritis dan praktis. Penelitian kepustakaan dilakukan melalui penelitian,

dan tujuan utamanya adalah memperoleh landasan teoritis, kerangka berpikir,

dan menentukan hipotesis sementara atau landasan hipotesis penelitian.

B. Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari hasil penelitian yang telah diselesaikan

serta dipublikasikan di jurnal nasional.Dalam melakukan penelitian ini peneliti

menggunakan mesin pencari Google Schooler dan Google Cendikia untuk

mencari jurnal penelitian yang dipublikasikan di internet. Bahan literatur yang

ditulis dan diterbitkan oleh penulis yang diamati tidak secara langsung atau

secara langsung berpartisipasi dalam pembuatan jurnal.


C. Langkah / Strategi Pengumpulan Data
Langkah pengumpulan data adalah mencari kata kunci pada data atau artikel,

dan menyaringnya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh penulis dari

hasil pencarian jurnal yang dipilih. Penelitian merupakan jenis penelitian

pustaka, sehingga teknologi yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian

yaitu data dikumpulkan dari bahan literature, dan objek bahan untuk

pembahasan pustaka adalah jurnal, artikel ilmiah, literature, dan makalah.

Strategi pengumpulan data adalah sebagai berikut :

1. Pencarian judul ini yang di terbitkan dari tahun 2009 sampai dengan

2. Strategi pengumpulan dalam berbagai jurnal literatur adalah dengan

menggunakan situs jurnal yang telah disetujui, seperti Google cendikia,

Scopus, dan Google schoolar.

3. Cara penulisan yang efektif untuk setting jurnal dengan memasukkan kata

kunci sesuai judul penulisan dan melakukan penelusuran berdasarkan

advance search “Upaya Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi Dan

Mulut (Tingkat Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Terhadap

Kepuasan Pasien)”
Peningkatan Pelayanan Tingkat Kepuasan
Mutu Kesehata Kualitas Pasien
n gigi dan
Mulut
Or Or Or Or
Pengembanga Fasilitas Tahap Kesenanga
n Mutu Kesehata Kapabilita n Pasien
n gigi dan s
mulut
Or Or Or Or
Quality Oral and Quality Patient
Improvement dental Level Setisfaction
health
service

D. Kriteria Pengumpulan Data

Kriteria pengumpulan data mencakup dua kriteria yaitu inklusi dan eksekusi. Dari

kriteria diatas dapat disusun sebagai berikut :

Kriteria Inklusi Ekskusi


Kualitas pelayanan Kualitas pelayanan kesehatan
Populasi kesehatan Gigi dan Serta kepuasan pasien
rongga mulut serta yang masih kurang
kepuasan pasien diperhatikan
Kualitas pelayanan Setiap orang memiliki
kesehatan dan kepuasan kepuasan yang berbeda
Intervensi
pasien sangat penting di terhadap suatu pelayanan
lingkungan kesehatan
pelayanan kesehatan
Comparators No Comporators -
Untuk mengetaui kepuasan Tidak semua masyarakat
Hasil pasien dan petugas mutu puas dengan hasil dari
pelayanan kesehatan petugas pelayanan
Desain studi dan jenis
Study literatur review No exsclusion
publikasi
Tahun publikasi Post-2015 Pre-2015
Bahasa selain inggris dan
Bahasa Inggris, Indonesia Indonesia

E. Analisis Data
Pada tinjauan pustaka ini menggunakan analisis data yaitu analisis isi. Analisis isi
merupakan informasi tertulis atau tercetak yang dibahas secara mendalam pada jurnal,
artikel ilmiah, karya tulis, dan literatur.
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, F. H., Pasiga, B. D., Samad, R., & Bakri, I. (2018). Patient satisfaction levels

in dental health care: a case study of people in North Mamuju, Indonesia 2017.

Journal of Dentomaxillofacial Science, 3(2), 115.

https://doi.org/10.15562/jdmfs.v3i2.694

Angraini, A. I. (2015). Kepuasan Pasien Terhadap Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi

Di Poliklinik Gigi Dan Mulut Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tenriawaru

Kabupaten Bone.

Skripsi. Makassar: Makassar: Universitas Hasanudin.

Astuti, S., Nyorong, M., & Januariana, N. E. (2020). Pengaruh pelayanan kesehatan

gigi dan mulut terhadap kepuasan pasien di puskesmas sentosa baru kota

medan. 2(2), 26–37.

Buchbinder, Sharon B., dan Nancy H. Shanks, 2014, Buku Ajar Manajemen pelayanan

Kesehatan, alih bahasa: Palupi Widyastuti & Estu Tiar, Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC.

Fahri, D. A., Purwaningsih, D. F., & Sari, A. N. I. (2020). Kepuasan Pasien tentang

Mutu Pelayanan di Puskesmas. Jurnal Katulistiwa, 1(01), 28–33.

https://journal.stik-ij.ac.id/Keperawatan/article/view/28

Muninjaya, Gde AA, 2013, Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Jakarta, EGC

Handayani, S. (2016). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kesehatan Di

Puskesmas Baturetno. Profesi (Profesional Islam) : Media Publikasi Penelitian,


14(1), 42. https://doi.org/10.26576/profesi.135

Ibrahim, Meriem Meisyaroh, D. R. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap

Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut. Jiki®Jurnal Ilmiah K esehatan Iqra, 6(1),

29–35. file:///C:/Users/DC/Downloads/57-Article Text-87-1-10-20190413

(3).pdf

Jai, S., Dewi, F., & Idris, F. P. (2020). Pengaruh Mutu Pelayanan Kesehatan Gigi

Dan Mulut Terhadap Minat Kembali Pasien Melalui Tingkat Kepuasan Di

Puskesmas Tamalate Makassar 2020. 37–49.

Muliana. (2016). Gambaran kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan gigi dan

mulut. STIKES Muhammadiyah Sidrap, IV, 74–81.

Putra, I. P. A., Artawa, I. M. B., & Mahendra, I. K. (2016). Tingkat Kepuasan Pasien

Terhadap Mutu Pelayanan Di Poliklinik Gigi Puskesmas Sukawati II Tahun

2015. Jurnal Kesehatan Gigi, 4(2), 78–90.

Sexton, R. J., Shogren, J. F., Cho, S., Koo, C., List, J., Park, C., Polo, P., Wilhelmi,

R., Johnston, R. J., Boyle, K. J., Vic Adamowicz, W., Bennett, J., Brouwer, R.,

Ann Cameron, T., Michael Hanemann, W., Hanley, N., Ryan, M., Scarpa, R.,

Tourangeau, R., … 近能善範. (2018). Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap

Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Di Puskesmas Bangkala Kabupaten

Jeneponto. Medis Kesehatan Gigi, 17(4), 20–27.

https://www.jstage.jst.go.jp/article/amr/1/5/1_010501/_article/-

char/ja/%0Ahttp://www.ghbook.ir/index.php?name= ‫های‬ ‫رسانه‬ ‫و‬ ‫فرهنگ‬


‫&نوین‬option=com_dbook&task=readonline&book_id=13650&page=73

&chkhas hk=ED9C9491B4&Itemid=218&lang=fa&tmpl=component

%0Ahttp://dx.

Taekab, A.H. et al, 2018. Analisis Persepsi Pasien terhadap Mutu Pelayanan

Puskesmas dan Hubungannya dengan kepuasan pasien rawat jalan di

puskesmas leyangan kabupaten semarang. Jurnal kesehatan masyarakat

(ejournal).

Youlanda, Menti. 2019. Kualitas Pelayanan Kesehatan Gigi Rumah Sakit

Kota Palembang. Volume 7. Pages 1-16

Ulumiyah, N. H. (2018). Meningkatkan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan

Penerapan Upaya Keselamatan Pasien Di Puskesmas. Jurnal

Administrasi Kesehatan Indonesia, 6(2), 149.

https://doi.org/10.20473/jaki.v6i2.2018.149-155

Anda mungkin juga menyukai