BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai
membandingkannya dengan apa yang diharapkan (Pohan, 2016). Selain itu, menurut
2016).
jasa dan tindakan atas dasar kepuasan. Dengan demikian tingkat kepuasan adala suatu
fungsi dari perbedaan Antara penampilan yang dirasakan dan harapan. Ada 3 tingkat
kepuasan. Bila penampilan kurang dari harapan, pelanggan tidak dipuaskan. Bila
harapan, pelanggan amat puas dan senang. Kepuasan pelanggan rumah sakit
a. Pendekatan dan perilaku petugas, perasaan pasien terutama saat pertama kali
datang
9
10
b. Mutu informasi yang diterima, seperti apa yang dikerjakan, apa yang diharapkan
c. Prosedur perjanjian
d. Waktu tunggu
f. Fasilitas perhotelan untuk pasien seperti mutu makanan, privacy dan pengaturan
kunjungan
jaminan mutu layanan kesehatan. Artinya, pengukuran tingkat kepuasan pasien harus
menjadi kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari pengukuran mutu pelayanan
kesehatan. Konsekuensi dari pola piker yang demikian adalah dimensi kepuasan
pasien menjadi salah satu dimensi mutu layanan kesehatan yang penting (Pohan,
2017).
masyarakat terhadap layanan kesehatan. Oleh sebab itu, pengukuran kepuasan pasien
perlu dilakukan secara berkala dan akurat. Terlah terbukt bahwa hubungan yang
9
11
Kesimpulan yang dapat dibuat dari pola pikir diatas, antara lain:
a. Komponen kepuasan pasien dari mutu layanan kesehatan menjadi salah satu
pasien merupakan salah satu tujuan dari peningkatan mutu layanan kesehatan.
d. Uji coba membuktikan bahwa kepuasan pasien berdampak pada keluaran dari
pada beberapa kejadian yang memerlukan layanan kesehatan dalam kurun waktu
Telah disebutkan bahwa kepuasan pasien adah keluaran dari layanan kesehatan
dan suatu perubahan dari system layanan kesehatan yang ingin dilakukan tidak
mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan pegukuran kepuasan pasien.
Karena hasil pengukuran pasien akan digunakan sebagai dasar untuk mendukung
kepuasan pasien itu harus handal dan dapat dipercaya (Pohan, 2017).
9
12
layanan kesehatan tidak mengalami semua perlakuan yang dialami oleh pasar biasa.
Dalam layanan kesehatan, pilihan-pilihan yang ekonomis tidak jelas, pasien tidak
mungkin atau sulit mengetahui apakah layanan kesehatan yang didapatnya optimal
atau tidak. Apabila fasilitas layanan kesehatan atau rumah sakit dianggap sebagai
produsen atau suatu layanan kesehatan, akan di jumpai suatu rentetan dari struktur
dan proses. Di dalam struktur terdapat gedung, peralatan, obat, profesi layanan
untuk kepentingan pasien dan pengelengara dari layanan kesehatan itu. Pengumpulan
data survey kepuasan pasien dapat dilakukan dengan berbagai cara, tetapi umumnya
dilakukan melalui:
dan standar.
lengkap
c. Keluaran atau hasil layanan kesehatan efektif, konsultasi teliti, tidak berulang-
ulang
kesehatan
9
13
f. Akses fisik, ekonomi dan budaya bahasa dan istilah dimengerti pasien
kesempatan bertanya
pasien
Ada dua komponen yang akan memengaruhi tingkat kepuasaan pasien yaitu
komponen harapan pasien dan komponen kinerja layanan kesehatan. Banyak cara
pengukuran tingkat kepuasan pasien, tetapi yang akan dijelaskan berikut adala salah
Pengukuran harapan pasien dapat dilakukan dengan membuat kuesioner yang berisi
kepentingan tersebut dapat di ukur dengan menggunakan skala likert dengan graduasi
penting dan tidak penting. Kemudian tinglat penilaian diberikan nilai misalnya sangat
penting diberi bobot 5, cukup penting diberi bobot 4, penting diberi bobot 3, kurang
penting diberi bobot 2 dan tidak penting diberi bobot 1 (Pohan, 2017).
9
14
2.2.1 Pengertian
air minum yang bersih serta pengolahan dan pembuangan kotoran manusia dan air
limbah. Mencegah manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan
berbahaya lainnya serta mencuci tangan dengan sabun merupakan bagian dari sanitasi.
terjangkitnya suatu penyakit menular dengan jalan memutuskan mata rantai dari
diartikan sebagai upaya penyehatan dan pengawasan lingkungan rumah sakit yang
Sanitasi rumah sakit merupakan bagian dari kesehatan lingkungan rumah sakit.
9
15
dan atau gangguan kesehatan bagi masyarakat sehingga terciptanya derajat kesehatan
Rumah sakit sebagai tempat atau sarana pelayanan umum juga menghasilkan
sampah atau limbah yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan
masyarakat dan lingkungan hidup. Untuk kegiatan pengelolaan dampak ini di rumah
sakit telah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan R.I. No. 7 Tahun 2019
(petugas, pasien dan pengunjung) dan kegiatan pelayanan kesehatan, disamping dapat
penyakit yang dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan pasien. Untuk
itu sanitasi rumah sakit diarahkan untuk mengawasi faktor-faktor tersebut agar tidak
rumah sakit menjadi luas mencakup upaya-upaya yang besifat fisik seperti
pembangunan sarana pengolahan limbah cair, penyediaan air bersih, fasilitas cuci
tangan, fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti pemeriksaan,
kamar mandi/WC, kebersihan halaman dan limbah. Dalam lingkup rumah sakit,
9
16
sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai faktor lingkungan fisik, kimiawi dan
Dalam lingkup Rumah Sakit (RS), sanitasi berarti upaya pengawasan berbagai
faktor lingkungan fisik, kimiawi dan biologik di RS yang menimbulkan atau mungkin
upaya dan bagian yang tidak terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di RS dalam
memberikan layanan dan asuhan pasien yang sebaik-baiknya. Tujuan dari sanitasi RS
tersebut adalah menciptakan kondisi lingkungan RS agar tetap bersih, nyaman, dan
dapat mencegah terjadinya infeksi silang serta tidak mencemari lingkungan. Dalam
dengan dalih kurangnya dana pembangunan dan pemeliharaan, ada RS yang tidak
ketenagaan yang spesialistik. Di lain pihak dengan masuknya modal asing dan swasta
9
17
tenaga dokter spesialis yang qualified, tetapi kurang memperhatikan aspek sanitasi.
Sebagai contoh, banyak RS besar yang tidak memiliki fasilitas pengolahan air limbah
dan sarana pembakar sampah (incinerator) serta fasilitas cuci tangannya tidak
memadai atau sistim pembuangan sampahnya tidak saniter. Apabila hal ini dibiarkan
silang di RS maupun pengaruh buruk terhadap lingkungan dan masyarakat luas. Dari
kondisi RS yang tidak saniter. Untuk itu apabila RS akan menjadi lembaga swadana,
produk pelayanan kesehatan yang baik terhadap pasien, juga dapat menimbulkan
sanitasi, lingkup sanitasi RS menjadi luas mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik
9
18
seperti pembangunan sarana pengolahan air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas
cuci tangan, masker, fasilitas pembuangan sampah, serta upaya non fisik seperti
Sanitasi rumah sakit merupakan upaya dan bagian tidak terpisahkan dari sistem
menciptakan kondisi lingkungan rumah sakit agar tetap bersih, nyaman, sehat dan
Penanggulangan masalah sanitasi baik dalam skala kecil ataupun besar memerlukan
penanggulangan yang cepat, tepat, efektif dan efisien. Penanggulangan secara baik
akan tercapai apabila adanya suatu perencanaan dan kebijakan yang terkoordinasi dan
2.2.2.Fasilitas Sanitasi
Standar baku mutu dan persyaratan kesehatan sarana dan bangunan sesuai dengan
teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Selain yang sudah diatur dari
kamar mandi terdapat persyaratan fasilitas toilet dan kamar mandi yaitu:
9
19
2) Lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, tidak licin, berwarna terang,
3) Pada setiap unit ruangan harus tersedia toilet (jamban, peturasan dan tempat
(Suhariono, 2019)
2) Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari
Air limbah rumah sakit perlu dikelola dengan cermat karena dapat mencemari
lingkungan sperti air minum dan badan air yang sering digunakan di masyarakat,
gangguan bau dan estetika.Sebagai gambaran jika air limbah rumah sakit
dapat terjadi “cross infection” kepada penderita, pengunjung dan petugas rumah
menggunakan system saluran tertutup, kedap air dan limbah harus mengalir
9
20
1) Terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan
misalnya fiberglass.
3) Terdapat minimal 1 (satu) buah untuk setiap kamar atau sesuai dengan
kebutuhan.
apabila 2/3 bagian kantong sudah terisi oleh limbah, maka harus diangkut
5) Tong sampah yang sudah rusak dan tidak berfungsi, harus diganti dengan tong
1) Pemilahan antara linen infeksius dan non infeksius dimulai dari sumber dan
memasukkan linen kedalam kantong plastik sesuai jenisnya serta diberi label.
Setelah Saudara memahami tentang pengertian Sanitasi Rumah Sakit, berikut ini
kitaakan membahas tentang ruang lingkup Sanitasi Rumah Sakit yang diatur oleh
9
21
h. Teknik-teknik aseptik.
j. Pakaian operasi.
nnBerikut:
9
22
a. Sumber-sumber kontaminasi.
e. Sterilisasi kering.
Menurut WHO (World Health Organization), rumah sakit adalah bagian integral
dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan
(preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan pusat pelatihan bagi
9
23
a. Rumah Sakit Umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan
b. Rumah Sakit Khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberikan pelayanan
utama pada satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu berdasarkan disiplin ilmu,
sebagai sarana pelayanan kesehatan, yang berjenjang dan fungsi rujukan, rumah
sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan berdasarkan fasilitas dan
Klasifikasi Rumah Sakit Umum beserta jumlah minimal tempat tidur yang tersedia
adalah:
9
24
sebaiknya berada di pusat lingkungan/ kecamatan, bersih, mudah dicapai, tenang, jauh
dari sumber penyakit, sumber bau/sampah, dan pencemaran lainnya (Sianturi, 2019).
c. Penyehatan air
d. Pengelolaan limbah
f. Pengendalian serangga
2019).
menginap di ruang rawat inap, oleh karena penyakitnya penderita harus menginap
(Setiawati, 2016).
9
25
Rawat Inapadalah salah satu bentuk proses pengobatan atau rehabilitasi oleh
tenaga pelayanan kesehatan profesional pada pasien yang menderita suatu penyakit
tertentu, dengan cara di inapkan di ruang rawat inap tertentusesuai dengan jenis
tempat merawat pasien.Biasanya ruangan rawat inap berupa bangsal yang di hunioleh
beberapa pasien sekaligus, namun pada beberapa rumah sakit juga menyediakan
fasilitas ruang rawat inap khusus (VVIP) yang lebih nyaman, lebih lengkap, dan ada
juga yang mempunyai tempat perawatan yang mewah layaknya hotel berbintang,
tentunya dengan biaya yang lebih mahal, dibandingkan dengan fasilitas standar
inap.
9
26
1. Lantai
konus(Sianturi, 2019).
2. Dinding
3. Ventilasi .
a. Pintu untuk kamar mandi diruangan perawatan pasien dan pintu toilet
b. Pintu – pintu yang menjadi akses tempat tidur pasien harus dilapisi
6. Langit-langit
9
27
argument dalam mengkaji persoalan agar kita mendapat jawaban yang dapat
9
28
Aspek Biaya:
− Kewajaran biaya
− Ada tidaknya keringanan bagi
masyarakat
− miskin
− Kejelasan komponen biaya
− Biaya pelayanan
− Tingkat masyarakat yang berobat
Keterangan :
Variabel yang diteliti
Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.1. Kerangka Teori
9
29