Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Kata Pengantar............................................................................................. 3


1.2. Latar Belakang............................................................................................ 4
1.3. Maksud dan Tujuan..................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

2.1. Bowen Reaction Series................................................................................ 5

2.2. Penjelasan tentang Bowen Reaction Series............................................... 5 - 8

1. Deret Continuous

2. Deret Discontinuous

2.3. Mineral Silika & Non silika...................................................................... 9 -18

 Pengertian Mineral........................................................................ 9-11


 Ferromagnesium........................................................................... 11-14
 Non-Ferromagnesium................................................................... 14-15
BAB III.PENUTUP......................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 21

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmatNya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Bowen Reaction Series & Mineral Silikat
dan Non Silikat.Dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini saya menyadari
bahwa makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa dukungan dari berbagai pihak,oleh
karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tua saya yang telah memberi dorongan dan semangat dalam
mengerjakan makalah ini;
2. Semua rekan-rekan yang telah membantu saya dalam mengumpulkan sistem
kristal terkait makalah ini;
Semoga bantuan dan kerjasama yang telah diberikan mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT.

Saya menyadari bahwa makalah ini memiliki banyak kekurangan yang


disebabkan oleh kemampuan saya yang sangat kurang, untuk itu saya mengharapkan
kritik dan saran bagi yang membaca yang bersifat konstruktif sehingga dapat
menyempurnakan makalah ini.

Yogyakarta,03 Oktober 2014

2
1.2 Latar Belakang

Geologi adalah suatu bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian yang mempelajari


segala sesuatu mengenai planet Bumi beserta isinya yang membahas tentang sifat-
sifat dan bahan-bahan yang membentuk bumi, struktur, proses-proses yang terjadi
baik didalam maupun diatas permukaan bumi, serta mempelajari sejarah
perkembangannya sejak bumi ini diciptakan sampai saat ini. Ilmu ini mempelajari
benda-benda terkecil seperti atom sampai berukuran besar seperti benua, samudra,
cekungan dan rangkaian pegunungan.

Untuk mempelajari semua tentang Bumi, dapat kita mulai dari pembentuk bumi
yang paling dasar yaitu mineral. Mineral dapat kita jumpai disekitar kita, dapat
berwujud sebagai batuan, tanah, atau pasir yang telah diendapkan pada dasar
sungai.Beberapa mineral tersebut dapat mempunyai nilai ekonomis karena didapatkan
dalam jumlah yang cukup besar, sehingga memungkinkan untuk ditambang seperti
emas dan perak. Kecuali beberapa jenis mineral yang memiliki sifat, bentuk tertentu
dalam keadaan padatnya, sebagai perwujudan dari susunan yang teratur didalamnya.
Apabila kondisinya memungkinkan, mereka akan dibatasi oleh bidang-bidang rata,
dan diasumsikan sebagai bentuk-bentuk yang teratur yang dikenal sebagai “kristal”.

Seperti halnya ilmu-ilmu lainya,geologi ini memiliki konsep dan metodologi yang
komprehensif sebagai sebuah disiplin ilmu.Oleh karena itu,pengetahuan dan
pengalaman dalam bidang keilmuan mahasiswa sangat diperlukan untuk memperoleh
relevansi diantara ilmu-ilmu lain.

1.3 Maksud & Tujuan


Adapun maksud dan tujuan dalam penulisan makalah ini adalah :
a. Untuk dapat lebih memahami dan mendalami penjelasan bowen reaction series &

mineral silika dan non silika;

b. Untuk menambah wawasan tentang bahan galian dalam dunia pertambangan

3
2.1.Bowen Reaction Series

2.2. Penjelasan tentang Bowen Reaction Series

Seri Reaksi Bowen merupakan suatu skema yang menunjukan urutan kristalisasi
dari mineral pembentuk batuan beku yang terdiri dari dua bagian.
Mineral-mineral tersebut dapat digolongkan dalam dua golongan besar yaitu:

1. Golongan mineral berwarna gelap atau mafik mineral.


2. Golongan mineral berwarna terang atau felsik mineral.

Dalam proses pendinginan magma dimana magma itu tidak langsung semuanya
membeku, tetapi mengalami penurunan temperatur secara perlahan bahkan mungkin
cepat. Penurunan tamperatur ini disertai mulainya pembentukan dan pengendapan
mineral-mineral tertentu yang sesuai dengan temperaturnya Pembentukan mineral
dalam magma karena penurunan temperatur telah disusun oleh Bowen.
Sebelah kiri mewakili mineral-mineral mafik, yang pertama kali dapat terbentuk

4
dalam temperature yang sangat tinggi adalah Olivin. Akan tetapi jika magma tersebut
jenuh oleh SiO2 maka Piroksenlah yang terbentuk pertama kali. Olivin dan Piroksan
merupakan pasangan ”Incongruent Melting”; dimana setelah pembentukkannya
Olivin akan bereaksi dengan larutan sisa membentuk Piroksen. Temperatur dapat
menurun terus jika pembentukkan mineral berjalan sesuai dangan temperaturnya.
Mineral yang terakhir tarbentuk adalah Biotit, ia dibentuk dalam temperatur yang
rendah.
Mineral yang berada disebelah kanan dapat diwakili oleh mineral kelompok
Plagioklas, karena mineral ini paling banyak terdapat dan tersebar luas. Anorthite
adalah mineral yang pertama kali terbentuk pada suhu yang tinggi dan banyak
terdapat pada batuan beku basa seperti Gabro atau Basalt. Andesin dapat terbentuk
pada suhu menengah dan terdapat batuan beku Diorit atau Andesit. Sedangkan
mineral yang terbentuk pada suhu rendah adalah albit, mineral ini banyak tersebar
pada batuan asam seperti granit atau rhyolite. Reaksi berubahnya komposisi
Plagioklas ini merupakan deret : “Solid Solution” yang merupakan reaksi kontinue,
artinya kristalisasi Plagioklas Ca-Plagioklas Na, jika reaksi setimbang akan berjalan
menerus. Dalam hal ini Anorthite adalah jenis Plagioklas yang kaya Ca, sering
disebut Juga "Calcic Plagioklas", sedangkan Albit adalah Plagioklas kaya Na
( "Sodic Plagioklas / Alkali Plagioklas" ).
Mineral sebelah kanan dan sebelah kiri bertemu pada mineral Potasium Feldspar
ke mineral Muscovit dan yang terakhir mineral Kwarsa, maka mineral Kwarsa
merupakan mineral yang paling stabil diantara seluruh mineral Felsik atau mineral
Mafik, dan sebaliknya mineral yang terbentuk pertama kali adalah mineral yang
sangat tidak stabil dan mudah sekali terubah menjadi mineral lain.
Tahun 1929-1930, dalam penelitiannya Norman L. Bowen menemukan bahwa
mineral-mineral terbentuk dan terpisah dari batuan lelehnya (magma) dan mengkristal
sebagai magma mendingin (kristalisasi fraksional). Suhu magma dan laju
pendinginan dapat menentukan ciri dan sifat mineral yang terbentuk (tekstur, dll).

5
Dan laju pendinginan yang lambat memungkinkan mineral yang lebih besar dapat
terbentuk.
Dalam skema tersebut reaksi digambarkan dengan “Y”, dimana lengan bagian atas
mewakili dua jalur/deret pembentukan yang berbeda. Lengan kanan atas merupakan
deret reaksi yang berkelanjutan (continuous), sedangkan lengan kiri atas adalah deret
reaksi yang terputus-putus/tak berkelanjutan (discontinuous).

1. Deret Continuous

Deret ini mewakili pembentukan feldspar plagioclase. Dimulai dengan feldspar


yang kaya akan kalsium (Ca-feldspar, CaAlSiO) dan berlanjut reaksi dengan
peningkatan bertahap dalam pembentukan natrium yang mengandung feldspar (Ca–
Na-feldspar, CaNaAlSiO) sampai titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar
9000C. Saat magma mendingin dan kalsium kehabisan ion, feldspar didominasi oleh
pembentukan natrium feldspar (Na-Feldspar, NaAlSiO) hingga suhu sekitar 6000C
feldspar dengan hamper 100% natrium terbentuk.

2. Deret Discontinuous

Pada deret ini mewakili formasi mineral ferro-magnesium silicate dimana satu
mineral berubah menjadi mineral lainnya pada rentang temperatur tertentu dengan
melakukan reaksi dengan sisa larutan magma. Diawali dengan pembentukan mineral
Olivine yang merupakan satu-satunya mineral yang stabil pada atau di bawah 18000C.
Ketika temperatur berkurang dan Pyroxene menjadi stabil (terbentuk). Sekitar
11000C, mineral yang mengandung kalsium (CaFeMgSiO) terbentuk dan pada
kisaran suhu 9000C Amphibole terbentuk. Sampai pada suhu magma mendingin di
6000C Biotit mulai terbentuk.

Bila proses pendinginan yang berlangsung terlalu cepat, mineral yang telah ada
tidak dapat bereaksi seluruhnya dengan sisa magma yang menyebabkan mineral yang

6
terbentuk memiliki rim (selubung). Rim tersusun atas mineral yang telah terbentuk
sebelumnya, misal Olivin dengan rim Pyroxene.Deret ini berakhir dengan
mengkristalnya Biotite dimana semua besi dan magnesium telah selesai dipergunakan
dalam pembentukan mineral.

Apabila kedua jalur reaksi tersebut berakhir dan seluruh besi, magnesium,
kalsium dan sodium habis, secara ideal yang tersisa hanya potassium, aluminium dan
silica. Semua unsur sisa tersebut akan bergabung membentuk Othoclase Potassium
Feldspar. Dan akan terbentuk mika muscovite apabila tekanan air cukup tinggi.
Sisanya, larutan magma yang sebagian besar mengandung silica dan oksigen akan
membentuk Quartz (kuarsa).Dalam kristalisasi mineral-mineral ini tidak termasuk
dalam deret reaksi karena proses pembentukannya yang saling terpisah dan
independent.

2.3. Mineral Silika & Non silika

7
Pengertian Mineral

Dalam mendefinisikan mineral, hingga saat ini masih belum didapatkan


kepastian untuk menerangkan pengertian dari mineral tersebut. Karena memang
belum didapatkan kesamaan pendapat oleh para ahli tentang hal ini. Namun pada
umumnya dikenal dua defenisi mineral, defenisi klasik yang disimpulkan sebelum
tahun 1977 dan defenisi kompilasi yang disimpulkan setelah tahun 1977.

Menurut defenisi klasik, mineral adalah suatu benda padat anorganik yang
terbentuk secara alami, bersifat homogen, yang mempunyai bentuk kristal dan rumus
kimia yang tetap. Dan menurut defenisi kompilasi, mineral adalah suatu zat yang
terdapat dialam dengan komposisi kimia yang khas, bersifat homogen, memiliki sifat-
sifat fisik dan umumnya berbentuk kristalin yang mempunyai bentuk geometris
tertentu.

Hal yang membedakan kedua definisi tersebut adalah pada definisi klasik, yang
termasuk mineral hanyalah benda atau zat padat saja. Dan pada defenisi kompilasi,
mineral mempunyai ruang limgkup yang lebih luas karena mencakup semua zat yang
ada dialam yang memenuhi syarat-syarat dalam pengertian tersebut. Hal ini salah
satunya disebabkan karena ada beberapa bahan yang terbentuk karena penguraian
atau perubahan sia-sisa tumbuhan dan hewan secara alamiah juga digolongkan
kedalam mineral, seperti batubara, minyak bumi dan tanah diatome. Mineral
termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam-garam sederhana sampai silikat
yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang telah diketahui (senyawaan organik
biasanya tidak termasuk).

Mineralogi adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang mineral. Mulai
dari pembagian atau penggolongan mineral, pengenalan sifat-sifat mineral,
pendeskripsian mineral dan semua hal yang berkaitan dengan mineral.

Untuk mempelajari tentang mineral, tentu harus terlebih dahulu mengetahui sifat-
sifat yang ada pada mineral tersebut. Ada beberapa sifat mineral, yaitu sifat fisik

8
secara teoritis dan sifat fisik secara determinasi (laboratorium). Sifat fisik secara teori
hanya bisa menggambarkan sebagian dari sifat-sifat mineral dan tidak dapat
digunakan sebagai pedoman untuk menentukan atau membedakan mineral-mineral
yang ada, karena hanya terdapat pada sebagian mineral saja. Adapaun sifat-sifat
mineral secara teori tersebut adalah : Lebih dari 2000 mineral telah diketahui sampai
sekarang ini,dan usaha-usaha untuk mendapatkan mineral-mineral baru jenis terus
dilakukan. Dari jumlah tersebut hanya beberapa yang umum atau sering dijumpai.
Mineral-mineral yang dominan sebagai pembentuk batuan penyusun kerak bumi
disebut mineral pembentuk batuan (Rock Forming Minerals). Selain itu hanya sekitar
8 unsur yang dominan menyusun mineral-mineral tersebut. Dua unsur yang paling
dominan adalah pksigen dan silikon yang bergabung untuk menyusun kelompok
mineral yang sangat umum yaitu mineral silikat. Setiap mineral silikat disusun oleh
oksigen dan silikon, kecuali kuarsa.

Dalam pengklasifikasian umum,mineral dibagi atas dua pembagian umum, yaitu


mineral silikat, dan mineral non silikat.

A.  Mineral Silikat

        Mineral silikat adalah mineral yang memiliki unsur pembentuknya yaitu silica
(SiO2), yang merupakan hasil pembekuan magma.Silicat merupakan 25% dari
mineral yang dikenal dan 40% dari mineral yang dikenali. Hampir 90 % mineral
pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan persenyawaan antara
silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya yang besar,

9
maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir 100
% dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat
merupakan bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku
maupun batuan malihan (metamorf). Silikat pembentuk batuan yang umum adalah
dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok Ferromagnesium & Non-
ferromagnesium.

Macam mineral silikat dapat digolongkan berdasarkan komposisi


kimianya. Mineral silikat ferromagnesian adalah mineral silikat yang mengandung
ion besi atau magnesium di dalam struktur mineralnya. Mineral-mineral silikat yang
tidak mengandung ion-ion besi dan magnesium disebut mineral non feromagnesian.

Mineral-mineral silikat feromegnesian dicirikan oleh warnanya yang gelap dan


mempunyai berat jenis antara 3,2 sampai 3,6. Sebaliknya mineral-mineral silikat non
feromagnesian pada umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis rata-rata 2,7.
Perbedaan tersebut terutama disebabkan oleh ada tidaknya unsur besi didalam
mineral tersebut.

Pembagian Mineral Silikat


a. Berdasarkan Warna
MINERAL FERROMAGNESIUM
Contoh mineralnya adalah, Olivine, Augitit, Hornblende, Biotite. Penjelasan :
 Olivine((Mg, Fe)  K2SiO4)  adalah mineral silikat feromagnesian yang
terbentuk pada temperatur tinggi, mengkristal paling awal,berwarna hitam
sampai hijau kehitaman, mempunyai kilat gelas dan pecahan konkoidal.
Mineral olvine pada umumnya menunjukan kenapakan butiran bentuk
relatif kecil dan bundar. Olivine disusun oleh tetra hidra tunggal yang
diikat bersama oleh campuran ion besi dan magnesium yang merangkai
atom oksigen bersama-sama. Mineral ini tidak mempunyai bidang belahan
strktur atomnya membentuk jaringan tiga dimensi sehingga tidak
membentuk bidang yang lemah. Dalam batuan seringkali dijumpai tidak

10
sempurna karena pelarutan oleh magma sekitarnya sebelum pemadatan
selesai. Pengaruh kandungan air yang cukup besar setelah atau saat
konsolodasi menyebabkan olivin ber-alterasi ke serpentin. 
 Piroksin (X2Y2 O6)  dengan X : Ca, Fe atau Mg, dan Y : Si atau Al.
Mineral ini banyak jenisnya yang terpenting dalam batuan beku

adalah Augit. Augit mengandung silika dengan presentasi relatif rendah,

seringkali terdapat bersamaan dengan olivin. Pengaruh air menyebabkan

alterasi menjadi Khlorit  (chlorite), mineral yang mirip dengan serpentin.

Mineral-mineral ini jarang pada batuan sedimen, umum merupakan

mineral batuan Metamorf. Piroksin merupakan salah satu mineral yang

dominan dalam batuan beku  basalt  yang merupakan batuan yang umum

pada kerak samudera.Berwarna hitam, opak, dengan bidang belahan dua

arah membentuk sudut 900.Struktur kristalnya disusun oleh rantai tunggal

tetrahedra yang diikat bersama-sama dengan ion-ion besi dan magnesium.

Karena ikatan silikon oksigen lebih kuat daripada ikatan antara struktur

silikat,maka firoksin mudah terbelah sejajar dengan rantai silikat.

 Hornblende (X2-3 Y5 Z8 O22 (OH)2)  dengan X : Ca, Y : Mg atau Fe, dan


Z : Si atau Al. merupakan mineral yang umum dikelompok amfibol.  
Mineral ini umumnya berwarna hijau gelap sampai hitam. Belahan dua

11
arah membentuk sudut 600 dan 1200. Kristalisasinya dari magma 
mengandung komponen air (disebut mineral basah), dan kemungkinan
beralterasi menjadi klorit bila kandungan air cukup banyak. Mineral ini
sangat tidak stabil pada kondisi permukaan (pelapukan). didalam batuan,
hornblende berbentuk prismatik panjang. Bentuk inilah yang umumnya
membedakan  dengan firoksin yang umumnya berbentuk prismatuik
pendek. Hornblende umunya dijumpai pada batuan yang menyusun kerak
benua.

 Biotit merupakan anggota dari mika yang berwarna gelap karena kaya akan
besi. Seperti mineral mika lainnya, biotit disusun oleh struktur lebaran
yang memberikan belahan satu arah. Biotit mempunyai warna hitam
mengkilap yang membedakan dari mineral ferromagnesian lainnya. Seperti
hornblende, biotit banyak dijumpai pada batuan penyusun kerak benua,
termasuk batuan  beku granit.

MINERAL NON-FERROMAGNESIUM,

umumnya mempunyai warna terang dan berat jenis yang kecil. Contoh
mineralnya, Muskovit,Feldspar, Ortoklas, dan kuarsa.( mineral silikat terang ).
Contoh :

 Moskovit K2 Al4 Si6 Al2 O20 (OH)4 adalah jenis mineral mika yang
sangat umum. termasuk kelompok mika yang hampir sama 
dengan biotit. Digunakan sebagai bahan isolasi panas atau listrik. Muskovit

12
terdapat juga pada batuan sedimen dan metamorf. Berwarna terang dengan
kilap seperti mutiara (pearly) dan seperti mineral mika lainnya belahannya
satu arah. Seperti jenis mika lainnya, muskovit beralterasi menjadi 
montmorilonite. Didalam batuan muskovit sangat mudah dikenali karena
sangat bercahaya.
 Feldpart merupakan huruf mineral yang sangat umum, dapat terbentuk
pada rentang temperatur dan tekanan yang besar. Group mineral feldspart
mempunyai sifat fisik yang sama. Mineral ini mempunyai bidang belahan
dua arah dan membentuk sudut hampir 900, relatif keras dan kilap
bervariasi  antara kilap kaca sampai mutiara. Didalam batuan mineral ini
dikenali dengan bentuknya yang rektangular dan permukaan yang licin.
Struktur mineral feldspard adalah rangkaian tiga dimensi dari atom oksigen
bergabung dengan atom silikon. Seperempat dari ataom silikon tergantikan
oleh atom aluminium. Perbendaan valinesi antara aliminium (+3) dan
silikon (+4), menyebabkan terjadinya inklusi 1 atau lebih ion-ion seperti
potasium (-1), sodium (-1) dan kalsium (+2). Karena adanya perbedaan
inklusi didalam strukturnya, mineral feldspard dapat dibedakan menjadi
dua macam.
 Mineral ortoklas merupakan mineral feldspar dengan ion potasium didalam
struktur kristalnya. Plagioklas feldspar adalah mineral feldspar dengan ion
kalsium dan atau sodium didalam struktur kristalnya. mineral
ortoklas berwarna krem terang sampai merah jambu, sedangkan plagioklas
berwarna putih sampai abu-abu terang. Meskipun keduanya mempuntai
warna yang berbeda tetapi warna tidak dapat dijadikan sebagai dasar untuk
membedakannya. Salah satu sifat fisik yang dapat membedakannya adalah
adanya striasi yang sejajar pada mineral plagioklas yang tidak dijumpai
pada mineral ortoklas.

13
 Kuarsa merupakan mineral silikat yang hanya disusun oleh silikon dan
oksigen. Mineral kuarsa juga sering disebut silika karena komposisinya
SiO2. karena struktur kuarsa mengandung dua atom oksigen untuk tiap
atom silikon, maka tidak dibutuhkan lagi ion positif untuk menjadikan
mineral kuarsa ini netral. Struktur kristak kuarsa membentuk jaringan tiga
dimensi yang lengkap antara ion oksigen disekitar ion silikon, sehingga
membentuk suatu ikatan yang kuat antara keduanya. Akibatnya kuarsa
tidak mempunyai bidang belahan, sangat keras dan resistan terhadap proses
pelapukan. Kuarsa mempunyai belahan konkoidal. Pada bentuknya yang
sempurna kuarsa sangat jernih,  membentuk kristal eksagonal dengan
bentuknya piramidal. Warna mineral kuarsa sangat bervariasi tergantung
pada proses pengotoran pada waktu pembentukannya. Variasi warna
menyebabkan adanya bermacam mineral kuarsa. Mineral kuarsa yang
umum adalah kuarsa susu (putih), kuarsa asap (abu-abu) kuarsa rose
(ping), ametis (purple) dan kristal batuan (clear).

B.  Mineral Non silikat


Mineral silikat adalah kelompok mineral yang unsure pembentuknya bukan dari
silica. Secara garis besar hampir semua mempunyai komposisi kimia yang
sederhana ;  berupa unsur, sulfida (bila unsur logam bersenyawa dengan sulfur), atau
oksida (bila unsur logam bersenyawa dengan oksigen). Native element  seperti
tembaga,  perak atau emas agak jarang terdapat. Sulfida kecuali Pirit, tidak jarang 
ditemukan, tetapi hanya cukup berarti bila relatif terkonsentrasi dalam urat (Vein) 
dengan cukup besar.
Berikut ini adalah mineral - mineral yang yang non silikat :
a. Mineral Sulfida

14
 Kelas mineral sulfida atau dikenal juga dengan nama sulfosalt ini terbentuk dari
kombinasi antara unsur tertentu dengan sulfur (belerang). Pada umumnya unsure
utamanya adalah logam (metal). Pembentukan mineral kelas ini pada umumnya
terbentuk disekitar wilayah gunung api yang memiliki kandungan sulfur yang tinggi.
Proses mineralisasinya terjadi pada tempat-tempat keluarnya atau sumber sulfur.
Unsur utama yang bercampur dengan sulfur tersebut berasal dari magma, kemudian
terkontaminasi oleh sulfur yang ada disekitarnya. Pembentukan mineralnya biasanya
terjadi dibawah kondisi air tempat terendapnya unsur sulfur. Proses tersebut biasanya
dikenal sebagai alterasi mineral dengan sifat pembentukan yang terkait dengan
hidrotermal (air panas).
Mineral kelas sulfida ini juga termasuk mineral-mineral pembentuk bijih (ores).
Dan oleh karena itu, mineral-mineral sulfida memiliki nilai ekonomis yang cukup
tinggi. Khususnya karena unsur utamanya umumnya adalah logam. Pada industri
logam, mineral-mineral sulfides tersebut akan diproses untuk memisahkan unsur
logam dari sulfurnya.
Beberapa penciri kelas mineral ini adalah memiliki kilap logam karena unsur
utamanya umumnya logam, berat jenis yang tinggi dan memiliki tingkat atau nilai
kekerasan yang rendah. Hal tersebut berkaitan dengan unsur pembentuknya yang
bersifat logam.
Beberapa contoh mineral sulfides yang terkenal adalah pyrite (FeS3), Chalcocite
(Cu2S), Galena (PbS), sphalerite (ZnS) dan proustite (Ag3AsS3). Dan termasuk juga
didalamnya selenides, tellurides, arsenides, antimonides, bismuthinides dan juga
sulfosalt.
b. Mineral oksida dan hidroksida

15
Mineral oksida dan hidroksida ini merupakan mineral yang terbentuk dari
kombinasi unsur tertentu dengan gugus anion oksida (O) dan gugus hidroksil
hidroksida (OH atau H). Mineral oksida terbentuk sebagai akibat persenyawaan
langsung antara oksigen dan unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding
silikat. Mineral oksida umumnya lebih keras dibanding mineral lainnya kecuali
silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida. Unsur yang paling utama dalam
oksida adalah besi, chrome, mangan, timah dan aluminium. Beberapa mineral oksida
yang paling umum adalah “es” (H2O), korondum (Al2O3), hematit (Fe2O3) dan
kassiterit (SnO2).
Seperti mineral oksida, mineral hidroksida terbentuk akibat pencampuran atau
persenyawaan unsur-unsur tertentu dengan hidroksida (OH). Reaksi pembentukannya
dapat juga terkait dengan pengikatan dengan air. Sama seperti oksida, pada mineral
hidroksida, unsur utamanya pada umumnya adalah unsur-unsur logam. Beberapa
contoh mineral hidroksida adalah goethit (FeOOH) dan limonite (Fe2O3.H2O).

c. Mineral Carbonat

16
Merupakan persenyawaan dengan ion (CO3)2-, dan disebut “karbonat”,
umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium karbonat”, CaCO3
dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama yang
membentuk batuan sedimen. Carbonat terbentuk pada lingkungan laut oleh endapan
bangkai plankton. Carbonat juga terbentuk pada daerah evaporitic dan pada daerah
karst yang membentuk gua (caves), stalaktit, dan stalagmite. Dalam kelas carbonat ini
juga termasuk nitrat (NO3) dan juga Borat (BO3).Carbonat, nitrat dan borat memiliki
kombinasi antara logam atau semilogam dengan anion yang kompleks dari senyawa-
senyawa tersebut (CO3, NO3, dan BO3).Beberapa contoh mineral yang termasuk
kedalam kelas carbonat ini adalah dolomite (CaMg(CO3)2, calcite (CaCO3), dan
magnesite (MgCO3). Dan contoh mineral nitrat dan borat adalahniter (NaNO3) dan
borak (Na2B4O5(OH)4.8H2O).
d. Mineral Sulfat

Sulfat terdiri dari anion sulfat (SO42-). Mineral sulfat adalah kombinasi logam
dengan anion sufat tersebut. Pembentukan mineral sulfat biasanya terjadi pada daerah
evaporitik (penguapan) yang tinggi kadar airnya, kemudian perlahan-lahan menguap

17
sehingga formasi sulfat dan halida berinteraksi. Pada kelas sulfat termasuk juga
mineral-mineral molibdat, kromat, dan tungstat. Dan sama seperti sulfat, mineral-
mineral tersebut juga terbentuk dari kombinasi logam dengan anion-anionnya
masing-masing.
Contoh-contoh mineral yang termasuk kedalam kelas ini adalah anhydrite
(calcium sulfate), Celestine (strontium sulfate), barite (barium sulfate), dan gypsum
(hydrated calcium sulfate). Juga termasuk didalamnya mineral chromate, molybdate,
selenate, sulfite, tellurate serta mineral tungstate.

BAB III

PENUTUP

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini,tentunya masih banyak kekurangannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap kepada pembaca yang budiman sudi bersedia
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi
penulis dan khususnya juga kepada pembaca pada umumnya.

18
DAFTAR PUSTAKA

http://linaparanitageo2012.blogspot.com/2012/12/mineral-silikat-dan-non-silikat.html

http://bumi-is-earth.blogspot.com/2011/05/berdasarkan-senyawa-kimiawinya-
mineral.html

http://petroclanlaboratory.weebly.com/bowen-reaction-series.html

http://jojogeos.blogspot.com/2012/12/mineral-silika-dan non-silika.html

http://wahyusyah.multply.com/journal/item/44/PENGELOMPOKAN-MINERAL-
LENGKAP

http://anakgeotoba.blogspot.com/2010/04/klasifikasi-mineral.html

http://geografi-geografi.blogspot.com/2012/02/sifat-kimiawi-mineral.html

19
20

Anda mungkin juga menyukai