Anda di halaman 1dari 15

Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

PELAYANAN PENDIDIKAN INKLUSIF BAGI TUNANETRA


(STUDI KASUS DI IAIN IMAM BONJOL PADANG)
MERI SUSANTI

Meri Susanti1
Nora Zulvianti2

1UIN Imam Bonjol Padang


Email : merisusanti@gmail.com
1UIN Imam Bonjol Padang
Email : Norazulvianti@gmail.com

ABSTRACT
Blindness is a term for individuals who experience interference in terms of vision and
need aids in daily activities, and also to support the educational process. Educational
services for blind people in educational institutions are generally referred to as inclusive
education. This inclusive education model emphasizes full integration, eliminates the
labeling of children with the principle of "Education for All". Inclusive education services
are held at regular education institutions. They are enforced and have the same rights
and obligations.
The implementation of education in regular educational institutions also has a negative
side, because these educational institutions are not fully prepared to organize inclusive
education, such as approaches and methods used by educators who are not in accordance
with the characteristics of disability and their educational needs, and lack of facilities and
infrastructure that can support the process education, especially if all related elements do
not cooperate with each other, but this can hamper the development of their potential.

Keyword: Blind, inclusive, education


belajar dan juga dibidang lainnya, yang
A. Pendahuluan menonjol dibandingkan dengan
Di perguruan tinggi, proses mahasiswa-mahasiswa dengan kondisi
pembelajaran bagi penyandang fisik yang normal.
tunanetra berbeda dengan mahasiswa
dalam kondisi normal. Perbedaan itu B. Pembahasan
dapat dilihat dari segi; kebutuhan- Sebelum membahas lebih
kebutuhan pendidikannya, dan cara lanjut tentang Pelayanan pendidikan
yang dilakukan untuk membantu agar inklusif bagi penyandang tunanetra,
mereka berhasil dalam proses tentu perlu diketahui terlebih dahulu
pendidikan tersebut. Dilain hal, dosen- apa yang dimaksud dengan
dosen di lembaga ini tidak diberi pendidikan inklusif dan penyandang
persiapan khusus untuk melaksanakan tunanetra. Berikut ini akan diuraikan
pendidikan bagi penyandang beberapa hal yang terkait dengan
tunanetra. Tetapi walaupun mereka pendidikan inklusif dan penyandang
mengalami keterbatasan pada tunanetra:
penglihatannya, diantara mereka ada
juga yang memiliki prestasi dalam

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 39


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

1. Pendidikan Inklusif kepada semua peserta didik


a. Pengertian Pendidikan tidak terkecuali. Pendidikan
Inklusif yang memberikan pelayanan
Pendidikan Inklusi terhadap semua peserta didik
merupakan suatu komitmen tanpa memandang kondisi
untuk melibatkan siswa-siswa fisik, mental, intelektual,
yang memiliki hambatan sosial, emosi, ekonomi, jenis
dalam setiap tingkat kelamin, suku, budaya, tempat
pendidikan mereka yang tinggal, bahasa dan
memungkinkan, ini berarti sebagainya.
penerimaan anak-anak yang
memiliki hambatan ke dalam b. Tanggung Jawab Inklusi
kurikulum, lingkungan,
interaksi sosial dan konsep Thomas Lombar
diri (visi-misi) sekolah, Smith meneliti perbedaan moral
J. David (2012:45). Pernyataan yang berkaitan dengan
Salamanca tentang pendidikan masalah pendidikan inklusif.
inklusif tahun 1994 bahwa Siswa penyandang
pendidikan inklusif adalah hambatan punya hak untuk
suatu sistem pendidikan yang diberi pengajaran dengan
terbuka bagi semua peserta teman-temannya di tempat-
didik serta mengakomodasi tempat terpadu. Mengabaikan
semua kebutuhan sesuai hak ini merupakan satu
dengan kondisi masing- bentuk diskriminasi. Siswa
masing. yang diberi pengajaran di
Pendidikan inklusif kelas terpisah seringkali
adalah pendidikan yang merasa tak termotivasi,
pengakomodasi semua anak rendah diri dan tak berdaya.
tanpa memandang kondisi Pendidikan peserta
fisik, intelektual, emosional, didik penyandang hambatan
sosial, maupun kondisi terlalu penting untuk
lainnya. Pendidikan yang ditinggalkan, meskipun
memungkinkan semua anak gurunya akan menerima atau
belajar bersama-sama tanpa tidak peserta didik ini di kelas
memandang perbedaan yang mereka. Kebutuhan akan
mungkin ada apa mereka. asistensi, pelatihan, materi
Pendidikan yang berupaya dan pedoman sangatlah dapat
memenuhi kebutuhan setiap dipahami; penolakan yang
anak. Pendidikan yang sewenang-wenang untuk
dilaksanakan tidak hanya di menerima peserta didik
sekolah formal, tetapi juga di penyandang hambatan tidak
lembaga pendidikan dan diperbolehkan.
tempat lain, Dadan
Rachmayana (2013:91). c. Tujuan Pendidikan Inklusi
Pendidikan inklusif
adalah pendidikan yang Program inklusi
menghargai semua perbedaan bertujuan memberikan
peserta didik. Pendidikan yang kesempatan bagi seluruh
memberikan pelayanan peserta didik untuk

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 40


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

mengoptimalkan potensinya menjelaskan beberapa model yang


dan memenuhi kebutuhan dapat membantu meningkatkan
belajarnya melalui program keberhasilan kelas inklusif, model-
pendidikan inklusif. model tersebut meliputi:
1) Pengajaran Langsung (Direct
Teknik dan konsep Instruction)
pendidikan inklusi yaitu: Dibuat suatu penekanan pada
1) Kerjasama dan pembelajaran penggunaan struktur yang
kolaboratif (cooperatitive and ringan dan jadwal waktu kelas,
collaborative learning) menggunakan seluruh sumber
2) Tutorial teman sebaya (Peer daya pendidik secara efisien
tutoring). (baik pendidikan umum
Selanjutnya Schultz maupun khusus) di kelas
(1994) dalam Smith J. David umum, dan pemantauan
(2012:398) telah kemajuan secara seksama.
menemukakan 10 kategori 2) Intervensi Strategi
utama kesiapan yang Dibuat suatu penekanan pada
merupakan prasyarat bagi kemampuan pengajaran,
sekolah yang lebih ramah dan seperti; a)
inklusif: 1) Sikap (Attitudes), Mendengar/Listening, b)
2) Persahabatan Membuat catatan/ Note Taking,
(Relationship), 3) Dukungan c) Pertanyaan mandiri/Self-
bagi peserta didik (Support for Questioning, d) Tes lisan/Test
Students), 4) Dukungan untuk Talking, e) Pemantauan
pendidik (Support for kesalahan/ Error Monitor.
teacher), 5) Kepemimpinan 3) Tim Asistensi-Guru
Administratif (Administrative Pendidik umum dan khusus
Leadership), 6) Kurikulum bekerja sebagai tim, mereka
(Curriculum), 7) Penilaian bertemu secara teratur untuk
(Assesment), 8) Program dan mengatasi masalah dan
Evaluasi Staff (Program and memberi bantuan kepada
Staff Evaluation), 9) anggota mereka dalam
Keterlibatan Orang tua mengatur sikap peserta didik
(Parental Involvement), 10) dan pertanyaan mengenai
Keterlibatan Masyarakat kesulitan akademis.
(Community Involvement) 4) Model Guru sebagai Konsultan
Anak yang memiliki kelainan (Consulting Teacher Model)
tetapi tidak memiliki hambatan Para pendidik khusus dilatih
dalam mencapai perkembangannya sebagai konsultan untuk
maka, tidak termasuk kategori anak memberikan bimbingan dan
kebutuhan khusus, sebab mereka bantuan kepada pendidik
masih dapat mengikuti pendidikan umum dan para profesional
umum dan dapat berkembang secara yang ditugaskan.
normal tanpa hambatan serius, Mega
Iswari (2008:40).
e. Kebutuhan-kebutuhan Guru
d. Perubahan Metode dan Materi Pendidik membutuhkan
Lombardi (1994) dalam dukungan lain yang mendasar
Smith J. David (2012:400) untuk memberikan suasana kelas

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 41


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

inklusif yang akan g. Menyiapkan dan Mendorong


menguntungkan seluruh peserta Para Orang Tua
didik, yaitu: Kingsley (Mason & McCalll,
1) Jumlah peserta didik di kelas 1999:3) dalam Dadan
umum harus cukup sedikit Rachmayana (2013:100)
sehingga pendidik dapat mengemukakan bahwa:
mengenal dan menangani tiap “biasanya orang tua akan
peserta didik mengalami masa duka
2) Para profesional yang terlatih akibat kehilangan anaknya
baik, harus ada yang dapat yang “normal” itu dalam
memberikan pengajaran tiga tahap: tahap
individual dan bantuan lain penolakan, tahap
kepada peserta didik dengan penyesalan, dan akhirnya
dan tanpa hambatan. tahap penerimaan,
meskipun untuk orang tua
f. Dukungan Pimpinan Lembaga tertentu penerimaan itu
Smith J. David (2012:402) mungkin akan tercapai
mengemukakan beberapa sifat setelah bertahun-tahun”.
utama pimpinan lembaga yang Kondisi yang dialami
mempermudah keberhasilan orang tua anak penyandang
lembaga pendidikan dan kelas disabilitas ini sangat umum
inklusif yang telah diteliti adalah: terjadi, apapun jenis disabilitas
1) Pimpinan sekolah mengambil yang dialami anaknya. Kondisi ini
posisi yang jelas dalam akan mempengaruhi sikap orang
mendukung proses tua terhadap hubungan diantara
penerapannya yang mereka dengan anaknya yang
merupakan kepercayaan dan akhirnya sangat berpengaruh
nilai-nilai inklusi peserta didik pada perkembangan emosi dan
penyandang hambatan. sosial anak.
2) Pimpinan sekolah memiliki
pandangan, proaktif, dan h. Menyiapkan dan Mendorong
menunjukkan komitmen bagi Peserta Didik
nilai-nilai tersebut. Sebelum menjalani
3) Pengharapan yang jelas dari pendidikan peserta didik
pimpinan sekolah kepada guru penyandang disabilitas perlu
dan peserta didik mendapatkan pendidikan dan
4) Pimpinan sekolah adalah keterampilan dasar untuk
seorang komunikator yang melanjutkan pendidikan di
baik. lembaga pendidikan inklusi.
5) Pimpinan sekolah menyiapkan Dalam konteks pendidikan
pendidik dengan waktu penyandang disabilitas sekurang-
persiapan dan perencanaan kurangnya ada empat aspek yaitu;
yang memadai aspek akademik (seperti
6) Pimpinan sekolah mendorong membaca, manulis dan
keterlibatan orang tua. berhitung), kemampuan dalam
menolong diri, perkembangan
kognisi (perkembangan bahasa,
sosial, emosi, dan motorik), dan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 42


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

perilaku adaptif, Dadan tidak lebih besar dari 20/70


Rachmayana (2013:81). pada mata yang lebih baik
setelah memakai kacamata
2. Tunanetra koreksi (National for the
a. Defenisi Tunanetra Prevention of Blindness,
Berdasarkan kacamata 1966:10),
pendidikan penggolongan 2) Defenisi Edukasional
ketunanetraan berdasarkan Defenisi edukasional
media apa yang digunakan bertujuan untuk pemberian
untuk membaca dan menulis layanan pendidikan bagi
terbagi atas: peserta didik yang mengalami
1) Buta kelainan penglihatan. Public
Seseorang yang belajar Law 94-142 menggunakan
dengan menggunakan istilah “visually handicapped”
indera perabaan dan untuk menjelaskan peserta
pendengaran. didik dengan gangguan
2) Low vision penglihatan bahkan yang
Seseorang yang masih dengan koreksi yang
mampu menggunakan berpengaruh nyata pada
penglihatannya untuk prestasi akademisnya. Istilah
membaca meskipun dengan ini juga digunakan untuk
tulisan yang diperbesar peserta didik yang dengan
(diadaptasi) kekurangan penglihatan
3) Limited vision sebagai (partially seeing)
Seseorang yang masih maupun yang buta secara total
mampu menggunakan (blind) (Federal Register,
penglihatannya tetapi 1977, 300.5).
mengalami gangguan pada Harley (1973)
situasi tertentu. mengemukakan defenisi
Smith J. David (2006:241) pendidikan tunanetra yaitu
mengemukakan defenisi tunanetra peserta didik yang buta secara
berdasarkan beberapa hal: total atau yang mempunyai
1) Defenisi Hukum kelainan penglihatan berat
Defenisi kebutaan (severe visual impairment)
secara hukum tidak selalu harus diberikan pengajaran
berarti bahwa seseorang tidak membaca dengan
bisa melihat sama sekali. menggunakan huruf Braille.
Residual vizion yang secara
hukum termasuk orang yang b. Penyebab Ketunanetraan
tunanetra/buta penting untuk
menerima proses pengajaran Hurlock dalam Dadan
dan pelatihan yang Rachmayana (2013:35)
diperlakukannya. Kategori mengemukakakan:
kebutaan secara hukum yang Kecacatan yang diderita
kedua adalah partially sighted anak mempunyai sebab yang
“penglihatan sebagian”, cukup banyak, antara lain faktor
didefenisikan sebagai orang keturunan, lingkungan pralahir
dengan ketajaman penglihatan yang tidak menguntungkan atau
lebih kecil dari 20/200 namun kerusakan tertentu pada proses

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 43


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

kelahiran dan ada pula yang dengan cahaya terlalu


disebabkan oleh kecelakaan atau terang maupun remang.
penyakit. g) Mengalami kesulitan dan
Berikut beberapa faktor membaca.
penyebab ketunanetraan yaitu: h) Mengalami kesulitan dalam
1) Kelainan Refraksi menulis
a) Myopi dan Hyperopia i) Karena mengalami kesulitan
b) Presbyopia dalam melihat, terutama
c) Astigmatism jarak jauh mereka akan
d) Katarak selalu menghindar dari
2) Kelainan Lantang Pandangan bermain secara kelompok
Penerimaan cahaya oleh otak j) Sering berjalan ke arah
sangat tergantung pada papan tulis untuk melihat
kualitas impils yang tulisan atau gambar.
ditimbulkan oleh retina.
3) Kelaianan lain d. Kebutuhan Pendidikan bagi
a) Buta warna Penyandang Tunanetra
b) Strabismus (juling) 1) Bacaan dan Tulisan Braille
c) Nystagmus (Braille Reading and
d) Glukoma Writing)
2) Keyboarding
c. Karakteristik Tunanetra Sistem keyboarding
1) Karakteristik Khas Tunanetra digunakan sebagai model
a) Secara fisik diantaranya; respon utama untuk tes,
mata merah, mata berair, pekerjaan rumah, dan tugas
juling, ukuran pupil tidak sekolah lainya.
seperti biasanya, kelopak 3) Alat bantu Menghitung
mata tertutup, nystagmus (Calculation Aids)
(gerakan bola mata yang 4) Optacon
tidak teratur dan terkontrol) Optical-to-Tactile
b) Sering menggosok-gosok Converter (Optacon)
mata ketika melakukan merupakan mesin yang
suatu pekerjaan yang seukuran dengan tape recorder
memerlukan penglihatan kecil, bekerja mengubah
dalam jarak dekat materi yang dicetak ke dalam
c) Memejamkan/ menutup pola-pola getaran pada ujung
sebelah mata atau jari pemakai.
mendongakkan kepala 5) Mesin Baca Kurzweil
kearah depan apabila dia (Kurzweil Reading Machine)
mengalami kesulitan dalam Mesin ini dapat
melihat suatu objek membaca suatu buku yang
d) Gerakan wajah yang tidak tercetak, hasil huruf-hurufnya
biasa dikeluarkan dalam bentuk
e) Tidak mampu mengambil suara.
dan meletakkan benda kecil 6) Buku Bersuara (Talking
pada suatu tempat dengan Books)
baik 7) Teknologi Komputer
f) Mengalami kesulitan Perangkat lunak yang
melihat dalam suatu tempat tersedia dapat menampilkan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 44


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

huruf yang berukuran besar Padang, berjumlah sebanyak 3 orang,


dalam monitor, lalu mencetak yang terdapat di Fakultas Ushuluddin
salinan akhir dalam ukuran dan Fakultas Dakwah dan Ilmu
standar. Ada sistem komputer Komunikasi, dengan menggunakan
yang bisa mengambil input, teknik purposive sampling.
baik dalam braille maupun D. Teknik Pengumpulan Data
dalam huruf biasa, yang Data dikumpulkan dari;
menghasilkan output dalam Dokumen, Rekaman arsip,
kedua bentuk tersebut. Ada Wawancara, Pengamatan langsung,
juga hardware dan software Observasi partisipan, Perangkat-
komputer yang dapat perangkat fisik, Robert K. Yin. (2006:
menyuarakan bacaan, baik 101).
yang tertulis dalam braille E. Teknik Keabsahan Data
maupun cetak, (J. David Smith, Teknik keabsahan data
2012: 249). Guna menunjang dilakukan dengan; Kredibilitas
perkembangan anak tunanetra, (credibility),Transferabilitas
maka digalakkan oleh sekolah (transferability), Dependabi-litas
bagi penyandang tunanetra (dependability), Konfirmabilitas
dengan pelajaran komputer (confirmability)
dengan program JAWS.
8) Latihan Orientasi dan F. Teknik Analisis Data
Mobilitas
1) Menggunakan pemandu Analisis data dilakukan dengan
(sighted Human Guide) cara; Reduksi data, Penyajian data,
2) Anjing Pemandu (Guide Penarikan kesimpulan, Miles dan
Dog) Huberman dalam Salim dalam
3) Tongkat pemandu Hoover Syofyan Siregar (2010:213).
(Hoover Cane)
4) Alat bantu gerak elektronik G. Hasil Penelitian

C. Metode Penelitian 1. Kebutuhan Sarana dan


Penelitian ini menggunakan Prasarana Pendidikan bagi
metode penelitian kualitatif, dengan Penyandang Tunanetra di IAIN
menggabungkan teknik observasi Imam Bonjol Padang.
dan wawancara, analisis data bersifat
induktif, dan hasil penelitian a. Alat Tulis, Seperti; Kertas
kualitatif lebih menekankan makna Karton Manila, Papan Cetak
daripada generalisasi, Afifuddin (Slate) Dan Pena (Stylus) untuk
(2012:58). Jenis penelitiannya adalah Menulis
studi kasus merupakan suatu cara Alat tulis merupakan
penelitian terhadap masalah empiris bagian yang penting dimiliki
dengan mengikuti rangkaian oleh mahasiswa penyandang
prosedur yang telah dispesifikasikan tunanetra. Menulis dilakukan
sebelumnya, tipe studi kasus yang dengan menggunakan tulisan
digunakan adalah studi kasus braille. Hasil temuan ini sesuai
deskriptif, Robert K. Yin. (2006:1). dengan teori yang dikemukakan
D. Subjek Penelitian J. David Smith, 2012: 244
Mahasiswa penyandang berikut ini: penyandang
tunanetra di IAIN Imam Bonjol tunanetra menggunakan bacaan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 45


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

dan tulisan braile (braille tunenetra untuk menulis


reading and writing). Bagi materi-materi kuliah, dan juga
peserta didik ini, kemampuan digunakan untuk ujian tertulis.
membaca dan menulis huruf Namun mahalnya harga kertas
braille menjadi penting untuk karton menjadi faktor
komunikasi dan pembelajaran. penghambat bagi mereka untuk
Huruf braille adalah suatu menulis, bahkan adakalanya
sistem yang menggunakan kode mereka menggunakan kertas-
berupa titik-titik yang kertas bekas yang tebal. Kertas
ditonjolkan untuk menunjukan bekas tentu saja ketahanannya
huruf, angka, dan simbol-simbol tidak sebagus kertas karton
lainya. Sistem ini berdasarkan tebal yang baru dan belum
pada susunan enam titik (six- digunakan untuk yang lain,
dot cell) dengan dua titik akibatnya tulisan huruf braille
horizontal dan tiga titik itu hanya bertahan satu
vertikal. semester saja. Jadi berdasarkan
Dalam belajar teori dan temuan di lapangan,
menggunakan huruf braille, penyandang tunanetra
mereka membaca dengan memerlukan perlengkapan
meraba melalui telunjuk jari menulis berupa kertas karton
pada satu tangan dan tetap sebagai media tulis, papan cetak
menjaga agar halaman yang (slate) dan pena (stylus) sebagai
dibaca tetap vertikal dengan alat untuk menulis.
tangan yang lain. Mereka Alat tulis mereka miliki
membaca dengan gerakan yang secara pribadi, dan belum ada
konstan serta mengurangi disediakan oleh pihak kampus,
gerakan vertikal. Tekanan namun dari kualitas tingkat
telunjuk jari tangan yang ringan kertas masing-masing
dan konstan dibutuhkan untuk penyandang tunanetra ini
merasakan kondigurasi titik berbeda, tergantung tingkat
yang ditonjolkan ketika tangan finansial yang mereka miliki.
bergerak diatas titik-titik itu. Dari observasi dan wawancara
Dalam kegiatan menulis ditemukan, dua dari tiga
penyandang tunanetra penyandang tunanetra ini lebih
menggunakan papan cetak banyak menggunakan kertas
(slate) dan pena (stylus). Ketika bekas sebagai media menulis
memakai slate dan stylus, stylus dalam perkuliahannya.
ditekankan pada lubang-lubang
dalam slate. Titik yang b. Komputer dan laptop yang
menonjol akan terbentuk pada dilengkapi dengan program
kertas yang terletak diantara Jaws
lipatan slate. Sedangkan media
yang ditulis itu adalah kertas Penggunaan teknologi
karton manila tebal yang komputer memiliki peranan
dijepitkan dengan papan cetak utama dalam pendidikan
(slate) dan ditulis dengan pena inklusif yang dijalani
(stylus). penyandang tunanetra di
Kemampuan menulis ini perguruan tinggi ini. Teknologi
sangat dibutuhkan penyandang komputer ini menjadi begitu

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 46


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

penting karena memberikan berisi bahan atau materi kuliah


kemudahan bagi mereka dalam dalam bentuk tulisan dibacakan
belajar dan untuk membuat oleh program ini.
tugas-tugas kuliah. Komputer Program Jaws ini
atau laptop yang dilengkapi membantu mereka mengikuti
dengan program Jaws proses perkuliahan di
membantu mereka bisa perguruan tinggi tanpa
mengetik dengan komputer tertinggal dalam materi dan
atau laptop biasa, karena juga tugas-tugas kuliah lainnya.
program Jaws ini merupakan Karena mereka bisa belajar
program yang mengeluarkan dengan cara memutar file-file
suara. Program Jaws adalah yang berisi materi kuliah. Selain
program pembaca layar. itu mereka juga bisa membuat
Program ini menuntun para tugas kuliah secara mandiri dan
tunanetra dengan suara untuk tugas tersebut bisa dicetak
memberitahu setiap cursor dengan tulisan latin, maupun
mouse bergerak. Program ini dengan mesin cetak braille.
juga dapat membaca setiap Ketiga mahasiswa
tampilan tulisan yang ada penyandang tunanetra di IAIN
dilayar. Contohnya my Imam Bonjol Padang ini telah
computer, atau start program. memiliki komputer/ laptop
Namun, program ini baru secara pribadi yang
muncul dalam versi bahasa menggunakan program Jaws.
asing atau bahasa Inggris. Sementara fasilitas kampus
Penggunaan teknologi belum tersedia untuk itu. Ketika
komputer/laptop ini juga mereka butuh print out dalam
dikemukakan dalam buku bentuk huruf braille, mereka
Pendidikan Inklusif yaitu; sulit mencari tempat yang
Kemajuan dalam teknologi menyediakan printer ini.
komputer memberikan dampak Sehingga untuk print out dalam
positif dalam pendidikan bentuk huruf braille ini mereka
peserta didik yang mengalami harus pergi ke SLB-A (SLB
hambatan penglihatan. Khusus Tunanetra) yang
Program Jaws adalah hardware terdapat di Payakumbuh.
dan software komputer yang
dapat menyuarakan bacaan, c. HandPhone (HP) dilengkapi
baik yang tertulis dalam braille dengan program Jaws
maupun cetak. Teknologi
seperti ini berkembang dengan HandPhone yang pada
cepat dan akan terus terbuka awal digunakan sebagai alat
kesempatan dan pembelajaran untuk berkomunikasi sekarang
baru bagi peserta didik yang sudah makin maju dan
terhambat penglihatannya, (J. berkembang. HandPhone juga
David Smith, 2012: 249). bisa digunakan untuk
Dengan suara yang dihasilkan terhubung dengan jaringan
program ini penyandang internet. Jaringan internet
tunanetra juga bisa menyediakan berbagi fasilitas
menggunakannya sebagai alat yang memberikan banyak
untuk belajar. File-file yang informasi. Dengan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 47


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

menggunakan HandPhone unsur-unsur yang tidak perlu


berprogram Jaws yang dari suara yang direkam. Ini
terhubung dengan jaringan dapat mengurangi distorsi yang
internet, penyandang tunanetra cukup besar. Proses ini
bisa menggunakannya untuk meghasilkan tingkat
mendownload berbagai pendengaran yang semakin
informasi yang dibutuhkan. meningkat, J. David Smith,
IAIN Imam Bonjol 2012: 249.
Padang memiliki Portal sebagai Buku bersuara yang
situs online untuk mengambil diperoleh mahasiswa ini
SKS mata kuliah, dan juga bisa merupakan bantuan dari BPBI.
untuk mengetahui nilai yang Buku bersuara (talking books)
diperoleh mereka setalah dihidupkan dengan
selesai ujian. Penyandang menggunakan media
tunanetra bisa mengakses data- komputer/laptop yang sudah
data mereka yang tersedia di dilengkapi program Jaws.
portal melalui HandPhone Namun dari dua fakultas, hanya
berprogram Jaws ini. Fakultas Ushuluddin yang
mempunyai kerjasama dengan
d. Talking books BPBI. Kerjasama dengan BPBI
ini terjalin dari tahun 2012,
Semua mahasiswa semenjak adanya mahasiswa
penyandang tunanetra di IAIN Ushuluddin yang bernama Eva
memiliki buku bersuara Darmayeti. Karena kekurangan
(talking books). Buku bersuara berbagai sumber dan referensi
(talking books) merupakan buku untuk kuliah, akhirnya
buku dan majalah yang direkam Eva mengirimkan surat
di dalam disk atau kaset, buku- permohonan untuk bantuan
buku ini dibaca oleh pembaca buku melalui rekomendasi
sukarela dan dapat didengar Dekan Fakultas Ushuluddin.
dalam rata-rata 160-170 kata Semenjak itulah terjalinnya
permenit untuk fiksi, dan kerjasama dengan BPBI. Selain
sekitar 150 kata permenit buku-buku untuk bahan kuliah,
untuk non fiksi. Atas BPBI juga rutin mengirimkan
permintaan, individu yang majalah braille yang dikenal
memenuhi syarat dapat dengan nama “Gema Braille”.
memesan rekaman suatu buku Kerjasama ini memberingan
tertentu. Kelemahan dari buku keuntungan terutama bagi
ini adalah prosesnya lebih penyandang tunanetra, mereka
lambat dibanding bacaan tidak perlu bersusah payah lagi
normal. Biasanya penyandang untuk mencara buku. Dan
tunanetra memerlukan waktu dengan adanya kerjasama ini
lebih lambat dibanding dengan membuka peluang dan
orang lain yang membacanya. kesempatan yang lebih besar
Solusi bagi pemecahan ini bagi pemerataan pendidikan
adalah dengan untuk penyandang tunanetra di
dikembangkannya compressed IAIN Imam Bonjol Padang.
speech devices. Alat ini
mengurangi/menghilangkan e. Pemandu

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 48


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

Seorang pemandu
Kehilangan kemampuan akan sangat membantu di
penglihatan tentu akan daerah yang ramai atau
mempengaruhi aktivitas ditempat dan gedung yang
penyandang tunanetra. Untuk asing. Melalui cara yang
itu Penyandang tunanetra sangat sederhana seorang
memerlukan latihan orientasi pemandu dapat memberi
dan mobilitas, terutama untuk keterangan kepada
memasuki lingkungan baru. penyandang tunanetra,
Sebagai penyelenggara mengenai perubahan posisi,
pendidikan inklusif IAIN Imam arah, atau jalan. Orang yang
Bonjol padang perlu mengalami gangguan
memberikan latihan ini, agar penglihatan (visual
mahasiswa tunanetra tidak impairment) harus
mengalami banyak kendala memegang bagian dalam
dalam melakukan mobilisasi di lengan pemandu di atas
kampus. siku. Dengan memegang
Mahasiswa penyandang dan berjalan sekitar
hambatan penglihatan setengah langkah
seringkali mengalami dibelakang pemandu, orang
keterbatasan gerakan di dalam yang mengalami hambatan
lingkungan mereka. Agar penglihatan dapat dengan
mereka dapat mandiri di mudah mengetahui posisi,
rumah, di sekolah, dan di arah, dan langkah. Cara ini
masyarakat, mereka harus memberikan kemudahan
dapat mengenal suasana gerakan yang alami bagi
sekitarnya dan hubungannya dua orang, bahkan ditempat
dengan hal itu-orientasi. yang ramai sekalipun.
Mahasiswa ini perlu juga dapat Pemandu tidak boleh
bergerak dengan aman dan memegang tangan orang
efektif dilingkungan tersebut- lain dari belakang atau
mobilitas. Latihan kemampuan mendorongnya.
ini dapat dan harus dimulai di Dikarenakan rasa malu
rumah dengan bantuan orang individu penyandang
tua untuk mengembangkan gangguan penglihatan, akan
teknik yang sesuai dengan mudah orang ini menabrak
anak dan lingkungan rumah orang lain yang tidak
mereka. Latihan orientasi dan diketahuinya.
mobilitas formal harus segera Pemandu yang
dimulai begitu mahasiswa ini tersedia secara khusus bagi
masuk program pendidikan. penyandang tunanetra di
Diantara teknik dan pilihan IAIN Imam Bonjol Padang
yang tersedia dan juga ini tidak ada, hanya saja
digunakan oleh penyandang mereka sering dipandu oleh
tunanetra di IAIN Imam Bonjol teman-temannya. Begitu
Padang adalah sebagai berikut: juga ketika menjadi
1) Menggunakan pemandu mahasiswa baru, mereka
(sighted Human Guide) diberikan orientasi-
mobilitas oleh keluarga

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 49


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

yang mengantarkannya. sebagai indikasi perubahan


Mereka diperkenalkan dataran tempat (contoh,
gedung kuliah dan ruangan- pinggiran jalan dan tangga).
ruangan yang ada di sana Teknik menggunakan tongkat
termasuk toiletnya. Karena merupakan suatu program
kebutuhannya itulah maka latihan mobilitas bagi
perlu disediakan pemandu penyandang tunanetra.
khusus bagi penyandang Penyandang tunanetra
tunanetra untuk membantu ini mandiri dalam bermobilisasi
mereka bergerak secara dari satu lokasi ke lokasi lain di
aman dan efektif, melalui kampus. Mulai dari menuju
latihan orientasi-mobilitas kampus, sampai masuk
yang diberikan, agar keruangan kelas mereka tidak
mereka mengenal mengalami hambatan, ini
linkungan kampus tempat disebabkan karena mereka
mereka kuliah. memiliki tongkat pemandu
untuk berjalan. Walaupun
f. Tongkat pemandu Hoover kadang-kadang karena hujan
(Hoover Cane) lebat mengganggu mereka
menuju lokasi yang dituju
Data penelitian karena adanya lubang jalan
mengungkapkan berbagai alat yang tertutup air, sehingga
bantu yang digunakan membuat mereka terjatuh,
penyandang tunanetra untuk tetapi jarang terjadi, (J. David
mempermudah aktivitasnya. Smith, 2012: 249). Ketersediaan
Untuk memandu berjalan tongkat pemandu sangat
mereka menggunakan tongkat dibutuhkan oleh para
pemandu. Dengan tongkat tunanetra, karena penggunaan
pemandu mereka bisa tongkat pemandu membantu
mengetahui jalan yang harus mereka berjalan tanpa bantuan
ditempuhnya, serta orang lain.
menghindari gangguan yang
ada di jalan seperti lubang jalan g. Tape recorder
dan juga tanggul. Tongkat
pemandu dapat digunakan Tape recorder
secara metodis untuk bepergian digunakan penyandang
secara mandiri. Penyandang tunanetra sebagai media untuk
tunanetra menggerakkan busar merekam hafalan-hafalan
lebar di depannya, pada saat materi. Tape recorder ini juga
yang bersamaan gerakkan digunakan untuk merekam
tongkat dengan hati-hati. Bila penjelasan materi yang
tongkat berada disebelah kanan diberikan dosen. Dengan Tape
busar, kaki kiri melangkah ke recorder ini mereka bisa
depan, dan sebaliknya. Dengan memutarnya kapan saja dan
menggunakan cara ini, orang membantu mereka mengingat
selalu melangkah kebidang- materi yang sudah dipelajari.
bidang yang aman dengan
menyapukan tongkat. Gerakan h . Mesin Cetak Braille
vertikal tongkat digunakan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 50


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

Tugas-tugas atau bahan disebabkan oleh keterbatasannya


kuliah yang ditulis di komputer tersebut.
atau laptop dengan program Berdasarkan hasil
Jaws, dicetak dengan mesin penelitian, pada umumnya dosen
cetak braille. Tulisan latin yang menggunakan metode yang sama
tampil di komputer atau laptop bagi semua mahasiswa tanpa
akan berubah menjadi tulisan membeda mahasiswa tersebut
dengan huruf braille, jika mengalami ketunanetraan
dicetak dengan mesin ini. Dari ataupun tidak. Data ini terungkap
data penelitian diketahui dari observasi dan wawancara
mahasiswa penyandang dengan mahasiswa penyandang
tunanetra menggunakan mesin tunanetra serta dosen pengampu
cetak braille untuk mencetak mata kuliah mereka. Para
tugas-tugas kuliah, serta buku- penyandang tunanetra mengikuti
buku. Mereka tidak memiliki perkuliahan dalam kelas yang
Mesin cetak ini, karena itulah sama dengan cara yang sama yang
untuk mencetaknya mereka dilakukan dosen kepada
bekerjasana dengan SLB di mahasiswa lain. Namun dilain hal
Payakumbuh tempat mereka adakala mereka juga
bersekolah dulu. Karena membutuhkan pendekatan dan
pentingnya penggunaan mesin cara yang berbeda karena
cetak braille, diperlukan keterbatasan yang dialaminya.
ketersediaan mesin cetak ini, Metode pembelajaran yang
agar meraka mendapat dilakukan dosen dalam
kemudahan dalam membuat perkuliahan untuk mahasiswa
tugas-tugas kuliahnya. penyadang ini menggunakan
metode ceramah dan diskusi.
2. Metode Pembelajaran dalam Metode pembelajaran yang paling
Meningkatkan Studi bagi mereka disukai adalah metode
Penyandang Tunanetra di IAIN ceramah dan diskusi.
Imam Bonjol Padang. Penggunakan media audio visual
Proses perkuliahan sering buat mereka kewalahan
merupakan suatu proses yang unik memahami materi. Karena media
dan menarik. Berbagai macam audio visual ini kurang efektif bagi
metode dan pendekatan dilakukan mereka, jika dosennya
dosen terhadap peserta didiknya. menerangkan tidak secara
Pemilihan pendekatan, metode sistematis.
dan strategi pembelajaran Disinilah peranan penting
berdasarkan tujuan yang akan para pendidik dalam memahami
dicapai dalam perkuliahan kelebihan dan kelemahan peserta
tersebut, dan berdasarkan didiknya, agar dapat melakukan
karakteristik serta kebutuhan pendekatan dan metode yang
peserta didik. Penggunaan tepat dan sesuai dengan
pendekatan, metode dan strategi kebutuhan peserta didik tersebut.
pembelajaran pada peserta didik Metode pengajaran yang
yang memiliki keterbatasan dalam diketahui oleh pendidik tentang
hal penglihatan tentu saja akan pendidikan inklusif yang efektif
memiliki perbedaan yang bagi peserta didik tanpa hambatan
dapat juga efektif bagi peserta

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 51


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

didik penyandang hambatan. penyandang tunanetra dan dosen


Pengajaran yang baik dalam pengampu mata kuliah yang
banyak hal adalah pengajaran pernah memberikan pengajaran
yang tanpa memandang ciri-ciri kepada meraka.
tertentu peserta didik. Pendidik Kebijakan kampus untuk
juga tahu, bahwa sebagian hal-hal yang memerlukan
modifikasi pengajaran telah dispensasi akibat hambatan
dibuktikan terutama efektif bagi karena keterbatasan yang
peserta didik penyandang dimilikinya, sangatlah dibutuhkan
hambatan di kelas umum. Metode bagi penyandang tunanetra.
pengajaran yang baik tidak Dispensasi yang diberikan oleh
mempunyai batas. Meskipun suatu pengurus lembaga perguruan
kelas inklusif berfokus pada yaitu ada yang berbentuk toleransi
individu, ada beberapa modifikasi dan ada juga berbentuk dukungan.
pengajaran yang umum terutama Data penelitian mengungkapkan
yang disesuaikan dengan peserta pada umumnya tidak ada
didik penyandang masalah- perlakuan dan kebijakan khusus
masalah belajar. Penggunaan bagi penyandang tunanetra. Ini
metode yang tepat dan sesuai dapat diketahui dari pembayaran
dengan karakteristik dan uang kuliah, mereka membayar
kebutuhan peserta didik, uang kuliah dengan jumlah yang
menentukan keberhasilan dari sama dengan mahasiswa lain.
pencapaian tujuan pendidikan. Begitu juga dengan pemberian
3. Kebijakan Kampus dalam beasiswa, tidak ada beasiswa
Pendidikan bagi Penyandang khusus yang disediakan untuk
Tunanetra di IAIN Imam Bonjol mereka. Selama kuliah, dari ketiga
Padang mahasiswa ini hanya dua orang
yang baru mendapatkan beasiswa
Penyandang tunanetra DIPA pada tahun 2014 ini. Ini
memiliki berbagai kendala karena disebabkan karena meraka selama
keterbatasan yang dialaminya. ini tidak memasukkan persyaratan
Selain keterbatasan dalam hal penerima beasiswa. Dari data itu
penglihatan, mereka juga memiliki jelas adanya perlakukan yang
potensi yang membutuhkan sama bagi mereka dalam
pengembangan. Sebagai memenuhi kewajibannya sebagai
mahasiswa dengan kondisi fisik mahasiswa.
yang berbeda adakalanya mereka Dukungan lembaga dalam
diberikan kebijakan tertentu pelaksanaan pendidikan inklusif
untuk membantu kelancaran ini memegang peranan penting
proses kuliahnya. Untuk untuk kelancaran
mengetahui berbagai kebijakan pelaksanaannya.Tanpa dukungan
kampus yang diberikan kepada dari pengurus lembaga
mereka dalam memperlancar pendidikan, usaha menciptakan
perkuliahan mereka, telah kelas yang lebih inklusif
dilakukan pengumpulan data nampaknya tidak akan berhasil.
melalui observasi dan juga Pimpinan lembaga merupakan
wawancara. Berikut data hasil pemimpin yang paling penting di
observasi dan wawancara yang lembaga pendidikan. Pimpinan
dilakukan dengan mahasiswa lembaga yang lembaganya akan

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 52


Meri Susanti – Pelayanan Pendidikan Inklusif

menjalankan program-program Kualitatif. Bandung: Pustaka


yang lebih terintegrasi perlu Setia.
memiliki pengetahuan yang baik Dadan Ramayana. 2013. Diantara
tentang bagaimana menjalankan Pendidikan Luar Biasa Menuju
kebijakan dan prosedur Anak Masa Depan yang
pendidikan khusus. Smith J. David Inklusif.
(2012:402) mengemukakan E. Kosasih. 2012. Cara Bijak
beberapa sifat utama pimpinan Memahami Anak
lembaga yang mempermudah Berkebutuhan Khusus.
keberhasilan pendidikan dan Bandung: Yrama Widya
kelas inklusif adalah: Frieda Mangunsong. 2009. Psikologi
dan Pendidikan Anak
a. Pimpinan lembaga mengambil Berkebutuhan Khusus. Depok:
posisi yang jelas dalam LPSP3 Fakuktas Psikologi
mendukung proses Universitas Indonesia.
penerapannya yang Mega Iswari. 2008. Kecakapan Hidup
merupakan kepercayaan dan bagi Anak Berkebutuhan
nilai-nilai inklusi peserta didik Khusus. Padang: UNP Press.
penyandang hambatan. Mohammad Efendi. 2009. Pengantar
b. Pimpinan lembaga memiliki Psikopedagogik Anak
pandangan, proaktif, dan Berkelainan. Jakarta: Bumi
menunjukkan komitmen bagi Aksara.
nilai-nilai tersebut. Smith J David. 2012. Sekolah Inklusif.
c. Pengharapan yang jelas dari Bandung: Nuansa.
pimpinan lembaga kepada ____________.2009. Inklusi Sekolah
guru dan peserta didik Ramah untuk Semua. Bandung:
d. Pimpinan lembaga adalah Nuansa
seorang komunikator yang Sutjihati Somantri. 2007. Psikologi
baik. Anak Luar Biasa.Bandung:
e. Pimpinan lembaga Refika Aditama.
menyiapkan pendidik dengan http://www.kartunet.com, sumber
waktu persiapan dan Referensi (Butt, Dany.
perencanaan yang memadai 2007.Digital review of Asia
f. Pimpinan lembaga mendorong Pasific 2007-2008. London:
keterlibatan orang tua. Sage Publication) dan
Pimpinan lembaga sebagai (Rosalina,Anita. 2007. Pro
pembuat kebijakan dan Kontra Teknologi Komunikasi.
penanggung jawab pelaksanaan Jakarta: Gramedia), diakses
pendidikan diperguruan tinggi, kamis, 25 september 2014
perlu memberikan perhatian bagi pukul 19.00 WIB.
kelancaran dan kemajuan http://ayamlaga-
pendidikan inklusi di IAIN Imam rio.blogspot.com/2010/07/pe
Bonjol Padang. manfaatan-program-jaws-
untuk-anak.html, Canggih Dwi
Saputra. Makalah
DAFTAR PUSTAKAAN Pemanfaatan Program Jaws
Untuk Anak Tunanetra diakses
Afifuddin dan Beni Ahmad Saebani. kamis, 25 september 2014
2012. Metodologi Penelitian pukul 19.00 WIB.

Copyright © 2018,Al-Irsyad: Jurnal Bimbingan dan konseling Islam| 53

Anda mungkin juga menyukai