1 - Mual Dan Muntah - OGES-A
1 - Mual Dan Muntah - OGES-A
Kelompok 1
Velia 1706034470
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS INDONESIA
DEPOK
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah Obat Gangguan Endokrin dan
Saluran Cerna dengan judul “Obat Mual dan Muntah”. Tidak sedikit kendala yang kami
dapat dalam proses penyelesaian makalah ini, namun hal tersebut tidak menurunkan niat
kami untuk tetap menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih
terhadap Ibu Aini Gusmira, M.Si., Apt. atas arahan, koreksi, dan saran yang telah
diberikan. Serta semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dipergunakan
sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang membangun akan penulis
terima demi peningkatan ilmu dan pengetahuan dan perbaikan dalam membuat makalah
lainnya.
Penulis
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN .........................................................................................................5
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ..............................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................5
1.4 Manfaat Penulisan ..............................................................................................6
2. ISI ....................................................................................................................................6
2.1 Proses Pencernaan Dasar ...........................................................................................7
2.1.1. Motility ...........................................................................................................9
2.1.2. Secretion ........................................................................................................9
2.1.3. Digestion ........................................................................................................8
2.1.4. Absorption ....................................................................................................10
2.1.5. Proses Pencernaan Dasar pada Setiap Organ ...............................................10
2.1.6. Lapisan pada Dinding Saluran Cerna ..........................................................12
2.1.7. Anatomi dan Fungsi Berbagai Komponen Sistem Pencernaan ...................14
2.2 Pleksus Saraf Intrinsik dan Ekstrinsik ....................................................................25
3. PENUTUP .....................................................................................................................81
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................81
3.2 Saran ........................................................................................................................82
PENDAHULUAN
1.4 Manfaat
ISI
Sistem pencernaan berfungsi untuk mentransfer nutrisi, air, dan elektrolit dari
makanan ke lingkungan internal tubuh. Makanan yang dicerna akan digunakan
sebagai sumber energi (ATP) untuk transpor aktif, kontraksi, sintesis, dan sekresi.
Terdapat 4 proses pencernaan dasar, yaitu Motility, Secretion, Digestion, dan
Absorption.
2.1.1 Motility
2.1.2 Secretion
2.1.3 Digestion
a) Karbohidrat
c) Lemak
2.1.4 Absorption
Unit yang dapat diabsorbsi adalah air, vitamin, dan elektrolit. Unit ini akan
ditransfer dari saluran cerna ke darah atau limfa.
a) Mulut
M: Mengunyah
S: Saliva
D: Karbohidrat
A: Obat
M: Menelan
S: Mukus
D: -
A: -
c) Lambung
M: Peristaltik
S: Cairan gastrik
D: Karbohidrat, protein
A: Lemak
d) Pankreas
M: -
S: Enzim, cairan
D: Enzim
A: -
e) Hati
M: -
S: Empedu
D: Garam empedu
A: -
f) Usus Kecil
M: Segmentasi
S: Sukus enterikus
D: Karbohidrat, protein
A: Nutrisi, elektrolit, air
g) Usus Besar
M: Kontraksi
S: Mukus
D: -
A: Air, garam
a) Mucosa
b) Submucosa
c) Muscularis Externa
d) Serosa
2.1.7.1 Mulut
2. Amilase Pankreas
3. Lipase Pankreas
2.1.7.5 Liver
1. Enteropeptidase
a) Slow waves
b) Spike potential
Saraf ekstrinsik adalah serabut saraf dari kedua cabang sistem saraf
otonom (SSO) yang berasal dari luar saluran pencernaan dan mengatur
fungsi saluran pencernaan. Saraf otonom mempengaruhi motilitas dan
sekresi saluran pencernaan baik dengan memodifikasi aktivitas yang sedang
berlangsung di pleksus intrinsik, mengubah tingkat sekresi hormon GI, atau
bertindak langsung pada otot polos dan kelenjar.
d. Refleks gastrointestinal
1. Chemoreceptors
2. Mechanoreceptors
3. Osmoreceptors
1. Oropharyngeal Stage
2. Esophageal Stage
Penyimpanan makanan
Pencampuran makanan
Pengosongan lambung
b. Jejenum
Panjangnya 1 meter.
c. Ileum
Panjangnya 2 meter.
Dinding sel pada usus halus tersusun atas empat lapisan yang juga
menyusun dinding sel organ pada saluran cerna. Lapisan tersebut
terdiri dari: mukosa, submukosa, muskularis, dan serosa. Mukosa
terdiri dari lapisan epitelium, lamina propria, dan mukosa
muskularis. Lapisan epitelium pada mukosa usus halus terdiri dari
simple columnar epithelium yang terdiri dari beberapa macam sel.
Sel-sel tersebut diantaranya absorptive cells yang berfungsi untuk
mencerna serta menyerap nutrisi kimus, goblet cells yang
menyekresikan mukus, paneth cells yang menyekresikan lisozim
sehingga memungkinkan terjadinya fagositosis (berperan dalam
meregulasi jumlah mikroba di usus halus).
Lamina propria pada usus halus terdiri atas jaringan ikat areolar
dan terdapat banyak mukosa yang berasosiasi dengan jaringan
limfoit. Pada submukosa terdapat kelenjar duodenal atau yang biasa
disebut Brunner’s glands yang berfungsi untuk menyekresikan
mukus alkalin yang dapat membantu dalam menetralkan asam
lambung pada kimus. Muskularis pada usus halus terdiri atas dua
lapisan otot polos. Bagian paling luar, lapisan yang tipis
mengamdung serat longitudinal; bagian paling dalam, lapisan yang
tebal mengandung serat sirkular.
Pada usus halus terdapat bagian yang paling penting dan
membedakannya dengan organ pada saluran cerna lainnya, yaitu vili
dan microvili. Kedua bagian tersebut sangat berperan penting dalam
proses mencerna serta absorpsi. Vili memiliki bentuk yang mirip
seperti jari-jari.
a) Segmentasi
a) Kontraksi Haustra
b) Mass Movement
c) Defekasi
2.4.1 Pendahuluan
2.4.1.1 Mual
2.4.1.2 Muntah
Berkeringat
Sensasi mual
Muka pucat
2.4.2 Mekanisme Mual dan Muntah
Secara umum, mekanisme yang memicu refleks muntah pada pusat mual
muntah yang terdapat pada medulla batang otak dapat dibagi menjadi 3
yaitu:
1. Jalur Aferen
Agen sitotoksik
3. Jalur Eferen
Muntah dapat diinisiasi oleh input aferen ke pusat muntah dari beberapa
reseptor di dalam tubuh. Beberapa faktor pemicu yang dapat menyebabkan
muntah di antaranya:
Bahan kimia
Faktor emosional
• Nausea atau mual • Retching adalah gerakan • Fase akhir emesis yaitu
adalah keinginan untuk otot perut dan dada yang muntah yang merupakan
muntah yang dikaitkan bekerja sebelum muntah. ekspulsi paksa isi
dengan stasis lambung. lambung yang
disebabkan oleh
retroperistalsis GI.
2.4.5 Proses Terjadinya Muntah
2.4.6.1 Kehamilan
2.4.6.3 Diare
Obat golongan ini akan menekan sekresi dari getah lambung dan gerakan
peristaltic saluran pencernaan dengan menghambat neurotransmitter
muskarinik yang bertanggung jawab atas kedua hal tersebut, seperti
asetilkolin dan muskarin. Golongan ini juga akan menghambat transmisi
sinaptik neurotransmitter ke reseptor muskarinik (M1) sehingga tidak terjadi
stimulasi pada saraf vagus-CTZ-nukleus soliter sehingga muntah dapat
dicegah.
Salah satu obat golongan ini yang paling umum digunakan untuk mual
muntah adalah skopolamin. Skopolamin digunakan untuk profilaksis dan
pengobatan mabuk perjalanan. Skopolamin tersedia dalam bentuk tablet,
transdermal, dan injeksi.
2.5.6 Antagonis Reseptor Neurokinin-1
2.5.8 Antasida
Tabel Contoh Obat, Mekanisme Kerja, dan Efek Samping Obat Antasid
Benzodiazepin bukan merupakan obat utama untuk mual dan muntah serta
tidak terlalu efektif sebagai antiemetik. Efek sedatif, amnesik, dan anti
ansietas dari benzodiazepin dapat membantu dalam mengurangi komponen
pemicu mual dan muntah. Benzodiazepin biasanya digunakan untuk pasien
yang mengalami anticipatory dan breakthrough CINV (Chemotherapy
Induced Nausea and Vomitting). Anticipatory CINV adalah kondisi mual
dan/atau muntah saat akan menjalani kemoterapi yang kedua disebabkan
karena trauma pada saat menjalani kemoterapi pertama. Sementara itu,
breakthrough CINV adalah kondisi mual dan/atau muntah yang terjadi lima
hari setelah pemberian kemoterapi dan setelah diberikan agen antiemetik
profilaktik.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pleksus intrinsik merupakan serat saraf yang berada pada otot saluran cerna,
terdiri dari pleksus submukosa & plexus mienterikus. Plexus intrinsik mengatur
motilitas dengan mengatur gerak longitudinal dan sirkular pada usus. Pleksus
ekstrinsik merupakan serat saraf dari kedua cabang sistem otonom yang berasal dari
luar saluran cerna dan menyarafi berbagai organ pencernaan. Saraf parasimpatis
berperan mempertahankan aktivitas saluran cerna, sedangkan saraf simpatis
memperlambat kontraksi & sekresi saluran cerna.
Mual muntah terjadi akibat adanya rangsangan pada pusat mual muntah yang
terdapat pada medulla batang otak. Terdapat 4 sumber sinyal aferen yang dapat
merangsang pusat mual muntah, yaitu: rangsangan dari saluran cerna, rangsangan dari
Chemoreceptor Trigger zone (CTZ), rangsangan vesitibulum dan rangsangan dari
susunan saraf pusat. Terdapat 3 fase muntah, yaitu: mual, retching (kontraksi otot
pernafasan dan diafragma), ekspulsi (dorongan kuat pengeluaran isi lambung).
3.2 Saran
Saran dari penulis terkait isi makalah ini adalah lebih memuat penjabaran yang
mudah dipahami oleh seluruh mahasiswa, khususnya pada mekanisme masing-
masing obat yang digunakan untuk pengobatan mual dan muntah.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, Wells, et al. (2009). Pharmacotherapy Handbook 7th Edition. Missisipi: The
McGraw-Hill.
Goodman & Gilman. (2006). The Pharmacological Basis of Therapeutics. 11th Edition.
USA: The McGraw-Hill.
Goodman & Gilman’s. (2011). The Pharmacological Basis of Therapeutics. 12th ed.
USA: The McGraw-Hill.
Hall, John Edward. (2011). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 12th ed.
Philadelphia: Saunders Elsevier.
Hall, J. E. (2016). Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13th Edition.
Elsevier, Inc.
Katzung, Bertram dkk. (2012). Basic and Clinical Pharmacology (12th ed). United States:
McGraw-Hill Companies, Inc.
Kawai S, & Ichikawa Y. (1994). Drug interactions between glucocorticoids and other
drugs. Nihon Rinsho. 1994 Mar;52(3):773-8, diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/8164381
Lodish, H dkk. (2000). Molecular Cell Biology (4th ed). New York: W. H. Freeman.
Diakses pada Jumat, 1 November 2019 dari
http://ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK21668
Lüllmann, H., Mohr, K., Ziegler, A., & Bieger, D. (2000). Color Atlas of Pharmacology.
2nd ed. Thieme.
Masters, S. B., & Trevor, A. J. (2016). Basic & Clinical Pharmacology. B. G. Katzung.
McGraw-Hill Medical.
Montoro J, dkk. (2013). H1 Antihistamines and Benzodiazepines. Pharmacological
Interactions and Their Impact on Cerebral Function. J Investig Allergol Clin
Immunol. 2013;23 Suppl 1:17-26, diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24672891.
Sherwood, Lauralee. (2010). Human Physiology From Cells to Systems 7th ed. Canada:
Brooks/Cole Cengage Learning.
Sherwood, Lauralee. (2013). Human Physiology: From Cells to Systems 8th Edition.
USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.
Sherwood, Lauralee. (2014). Human Physiology: From Cells to Systems 9th Edition.
USA: Brooks/Cole, Cengage Learning.
Silverthorn, Dee Unglaub. (2013). Human Physiology: An Integrated Approach, 6th ed.
San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Silverthorn, Dee Unglaub. (2016). Human Physiology: An Integrated Approach, 7th ed.
San Fransisco: Pearson Education, Inc.
Tortora, G. & Derrickson, B. (2011). Principles of Anatomy and Physiology 13th Edition.
John Wiley & Sons.
Tortora, G. & Derrickson, B. (2014). Principles of Anatomy and Physiology 14th Edition.
John Wiley & Sons.