Anda di halaman 1dari 13

SKRINING SIMPLISIA

PRAKTIKUM FITOKIMIA

Nama: Bella Tiana


NIM: 19208011
Kelas: 4B

PROGRAM STUDI DIII FARMASI


AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG
2020-2021
LATIHAN 1
LEMBAR DETERIMINASI TUMBUHAN
NO............................................................
LABORATORIUM FITOKIMIA AKADEMI FARMASI
Menerangkan Bahwa :
Nama Mahasiswa : DEWI MARIAM

NPM : 19208017

Semester : 4B
Telah melakukan uji identifikasi tumbuhan dengan koleksi :
Tanggal Koleksi 07 MARET 2021
Lokasi AKADEMI FARMASI BUMI SILIWANGI BANDUNG[SEHARUSNYA JIKA
TIDAK PANDEMI]
Hasil identifikasi
Nama Ilmiah Allium Fistulosum
Sinonim Green Onion,Spring Onion,Scallion,Escallion dan Salad Onion.
Nama Lokal Daun Bawang
Famili Amaryllidaceae atau Liliaceae
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom Plantae
Divisi Magnoliophyta
Class Liliopsida
Ordo Liliales
Famili liliaceae
Genus Alium
Species Alium fistulosum
Bentuk
Daun Berupa roset (biasanya ukurannya 30 cm dan lebar nya 5 mm)
Batang Berwarna hijau, tidak bercabang dan beralur serta semu.
Buah Pada tanaman lain berbentuk bulat sempurna, tetapi pada daun
bawang berbentuk kotak lonjong.
Bunga Berbentuk majemuk dan secara umum berkelamin ganda dan
silindris.
Akar Akar yang berserabut dengan warna putih kotor.
Referensi / literatur
Diambil dari artikel : “ https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-bawang-daun/”
diakses pada tanggal 23 februari 2021 12.45 a.m
LATIHAN II
PEMBUATAN SIMPLISIA

Tujuan
Mahasiswa mengetahui cara pembuatan simplisia dari tumbuhan

Bahan :
Simplisia “DAUN BAWANG”:
1. Simplisia Bawang Daun
2. Etanol 70%
3. Etanol P.A
4. Serbuk magnesium
5. Larutan HCL 2 N
6. Larutan HCL pekat
7. Larutan FeCl3 1%
8. Pereaksi Dragendroff
9. Pereaksi meyer
10. Pereaksi wagner
11. Larutan H2SO4 2 N
12. Larutan H2SO4 pekat
13. Asam asetat glasial
14. Vitamin E,CMC,Aquadest,alumunium foil dan kertas saring
Cara Kerja :
Simplisia pokok yang digunakan adalah daun bawang mekah dipanen dari kebun di
jl.arteri supardio,Kalimantan barat. Daun yang diambil berumur 3-4 bulan. Daun bawang mekah
yang telah dikumpulkan dicuci dan dirajang halus. Kemudian daun dikeringkan dibawah sinar
matahari secara tidak langsung, daun yang telah kering disimpan diwadah kering dan tertutup
rapat.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi maserasi.
Simplisia daun bawang mekah sebanyak 200 gr direndam dengan pelarut etanol 70% dalam
bejana selama 6X 24 jam, setiap 1X 24 jam pelarut diganti dan dilakukan pengadukan sesering
mungkin. Kemudian filtrat disaring dan dipekatkan dengan rotary evaporator dan waterbath
hingga diperoleh esktraksi kental.
Penetapan susut pengeringan adalah pengukuran sisa zat setelah pengerinngan pada
temperature 105o C selama 30 menit atau sampai berat konstan yaitu tidak terjadi lagi
perubahan bobot(tidak lebih dari 5%).
Ekstraksi ditimbang sebanyak 2,9072 gr:2,04 gr:2,1514 gr. Masing-masing dimasukkan
kedalam botol timbang dangkal bertutup yang sebelumnya telah dipanaskan pada suhu 105 o C
selama 30 menit dan telah tara. Sebelum ditimbang ekstrak diratakan dalam botol timbang,
dengan menggoyangkan botol. Kemudian dimasukkan kedalam ruang pengering buka tutupnya.
Keringkan pada suhu 105oC hingga bobot tetap. Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol
dalam keadaan tertutup mendingin dalam desikator hingga suhu kamar.
Hasil :
Hasil pemeriksaan penetapan susut pengeringan untuk ekstrak etanol daun bawang
mekah yang diperoleh yaitu 19,55%. Ekstrak dengan persentase 19,55% termasuk kedalam
rentang ekstrak kental yaitu 5-30%.
Referensi/literatur
Jurnal:”uji aktifitas antioksidan ekstrak etanol daun bawang mekah(eleutherine Americana
merr) terhadap gambaran histopatologi tikus wister jantan pasca paparan asap rokok”
LATIHAN III
SKRINNING FITOKIMIA

Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan tujuan penapisan/skrining fitokimia
2. Mahasiswa mampu menentukan golongan senyawa kimia apa saja yang ada dalam
tumbuhan obat
3. Mahasiswa mampu menjelaskan tahap-tahap proses penapisan/skrining fitokimia untuk
suatu golongan senyawa
4. Mahasiswa mampu menjelaskan reaksi yang terjadi pada proses penapisan fitokimia
suatu golongan senyawa.

Bahan :
Nama Simplisia : Daun Bawang Mekah

Metode dan Hasil


Golongan Prosedur Simplisia Segar Simplisia Kering Literatur
Positif Negatif Positif Negatif
Serbuk simplisia dibasahkan JURNAL
dengan ammonia,kemudian seperti
ditambahkan kloroform, digerus V V pada
kuat-kuat. Lapisan kloroform latihan 2
diambil kemudian ditambahkan
kedalamnya asam klorida 2 N.
Setelah dikocok kuat-kuat akan
ALKALOID terbentuk dua lapisan. Lapisan
asam diambil menjadi tiga
bagian
Bagian I ditambahkan pereaksi
mayer. Jika terjadi kekeruhan
atau endapan warna putih
berarti simplisia kemungkinan
mmengandung alkaloid
Bagian II ditambahkan pereaksi
dragendorf jika terjadi
kekeruhan atau endapan
berwarna jingga kuning berarti
simplisia kemungkinan
mengandung alkaloid.
Bagian III sebagai blangko
Serbuk silmplisia ditambahkan JURNAL
air dalam tabung reaksi, seperti
FENOLAT kemudian dipanaskan dan pada
disaring. Kepada filtrat V latihan 2
ditambahkan FeCl3. Adanya
senyawa Fenolat ditandai
dengan terbentuknya warna
hijau-biru-hitam hingga hitam
Sejumlah kecil serbuk simplisia JURNAL
dalam tabung reaksi dipanaskan seperti
TANIN diatas tangas air, kemudian pada
disaring. Pada filtrat V latihan 2
ditambahkan larutan Gelatin 1%,
adanya senyawa tannin ditandai
dengan terjadinya endapan
berwarna putih.
Serbuk Simplisia dalam tabung JURNAL
reaksi dicampur dengan serbuk seperti
Mg dan HCl 2N. campuran pada
FLAVONOID dipanaskan dan disaring. Kepada latihan 2
filtrate ditambahkan amil
alkohol, kocok kuat-kuat. Adanya V
Flavonoid ditandai dengan
terbentuknya warna kuning
hingga merah yang dapat ditarik
oleh amil alkohol
Serbuk Simplisia Digerus dengan
MONOTERPEN DAN Eter, filtratnya diambil dan
SESKUITERPEN ditempatkan dalam cawan
penguap, dan dibiarkan kering.
Tambahkan larutan vanillin 10%
dalam H2SO4 pekat. Terjadinya
warna-warna menunjukan
adanya monoterpen dan
seskuiterpen
Serbuk simplisia digerus dengan JURNAL
eter, filtratnya diambil dan seperti
STEROID DAN ditempatkan dalam cawan pada
TRITERPENOID penguap, dan biarkan kering. V latihan 2
Tambahkan pereaksi Lieberman-
Burchard. Terjadinya warna hijau
biru menunjukan adanya
senyawa steroid
Serbuk simplisia ditambahkan air
dalam tabung reaksi, dipanaskan
KUINON kemudian disaring. Terhadap
filtrat tambahkan KOH 5%.
Terbentuknya warna kuning
menunjukan adanya senyawa
kuinon
Serbuk simplisia ditambahkan JURNAL
air, panaskan dan disaring. Filtrat seperti
SAPONIN masukan dalam tabung reaksi, pada
kocok kuat-kuat. Terbentuknya V latihan 2
busa yang mantap dan tidak
hilang selama 10 menit dengan
tinggi busa minimal 1 cm
menunjukan adanya saponin
Kesimpulan dari Simplisia yang ada uji coba mengandung metabolit sekunder golongan :
1. FENOLAT
2. ALKALOID
3. FLAVONOID
4. STEROID DAN TRITERPENOID
5. SAPONIN

Tugas:
Jelaskan tujuan tahapan prosedur yang dilakukan pada skrining fitokimia tersebut diatas.

Pada setiap prosedur yang dilakukan diatas baik pengujian alkaloid,fenolat,flanoid dan
seterusnya bertujuan untuk mengetahui apakah pada simplisia daun bawang mekah
terkandung atau positif metabolit sekunder yang diujikan atau tidak.
LATIHAN IV
Ekstraksi cara sederhana / Maserasi dan digesti

Tujuan
1. Mahasiswa mampu menjelaskan proses yang terjadi pada masing-masing metoda
ekstraksi.
2. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan pemilihan metode ekstraksi.
3. Mahasiswa mampu menjelaskan alasan pemilihan pelarut pengekstraksi.
4. Mahasiswa mampu melakukan proses ekstraksi simplisia

Nama Simplisia : TEH CELUP (sariwangi)

Prosedur :
1. Siapkan teh celup sebanyak 3 bungkus kering, Rajang sampai agak sedikit kasar.
2. Siapakan wadah ukuran sesuai yang dibutuhkan
3. Masukan simplisia yang sudah dirajang kedalam wadah maserasi
4. Tambahkan pelarut dengan perbandingan 5:1 dimana 2 untuk pelarut dan 1 untuk
simplisia yang akan di maserasi
5. Tutup wadah simpan kurang lebih 2 jam amati perubahan yang terjadi
6. Pisahkan ekstrak dengan ampas, timbang dan hitung rendemen ekstrak
7. Lakukan pemanasan pada api kecil selama 30 menit

Ekstraksi
Berat simplisi : 6 gram
Metode ekstraksi : Maserasi
Alasan : karena praktikum dilakukan dirumah dikarenakan pandemic jadi kami
melakukan metode yang sederhana dan salah satu metode sederhana yang mungkin dilakukan
dirumah adalah metode ekstraksi maserasi.
Berat ekstrak kental : 5 ml/gram
Hasil
Dengan menggunakan simplisia TEH (celup kemasan) dengan berat yang digunakan 6 gr
dan air yang dipakai untuk maseri simplisia ini sebanyak 30 ml. Setelah simplisia direndam
kurang lebih selama 2 jam dengan tertutup rapat kemudian dipanaskan selama 30 menit
dengan suhu yang telah ditentukan. Dan didapat hasil ekstrak kental dari TEH sebanyak 5 ml.
Dokumentasi
Simplisia direndam selama 2 jam Setelah direndam selama 2 jam

Panas kan selama 30 menit Pemanasan setelah 20 menit

Ekstrak kental TEH celup


LATIHAN V
Ekstraksi cara Destilasi

1. Tujuan
Untuk mengetahui cara pemisahan dan pemurnian dengan cara sederhana
Untuk mengetahui rangkaian alat pemisahan secara sederhana

Prosedur
1. Rangkai dan siapkan alat destilasi/destilator(menggunakan panci yang sederhana karena
dilakukan dirumah)
2. Masukan 10 bungkus teh celup dengan ditambahkan 250 ml pelarut atau 100 ml
simplisia yang akan dipisahkan
3. Nyalakan kompor gas
4. Panaskan simplisia sesuai dengan suhu yang diketahui
5. Tampung hasil destilat dalam wadah
Hasil
Setelah simplisia dipanaskan didalam wadah sederhana(panci) selama kurang lebih 30
menit dan ditampung uap air dari ekstrak tersebut dengan cara tutup wadah panci disimpan
secara terbalik sehingga uap air hasil dari proses destilasi dapat ditampung dan dipindah
kedalam wadah yang lebih kecil. Dan didapat hasil dari ekstraksi destilasi TEH (celup) adalah 10
ml dari 20 gr simplisia yang digunakan dan dengan pelarut yang dipakai sebanyak 250 ml.

Tugas
macam destilasi dan cara penggunaannya?

 Distilasi Sederhana

Pada destilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh atau dengan
salah satu komponen bersifat volatil. Destilasi sederhana juga merupakan Teknik pemisahan
kimia untuk memisahkan dua atau lebih komponen yang memiliki perbedaan titik didih yang
jauh. Jika campuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap
lebih dulu.

Selain perbedaan titik didih, juga perbedaan kevolatilan,yaitu kecenderungan sebuah substansi
untuk menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan Alkohol.  Pada prakteknya, kebanyakan
campuran sukar untuk dimurnikan melalui satu distilasi sederhana.
 Destilasi Fraksionisasi

Fungsi destilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau lebih, dari
suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat digunakan untuk
campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20°C dan bekerja pada tekanan atmosfer atau
dengan tekanan rendah.

Aplikasi dari distilasi jenis ini digunakan pada industri minyak mentah,untuk memisahkan
komponen- komponen dalam minyak mentah.  Perbedaan distilasi fraksionasi dan distilasi
sederhana adalah adanya kolom fraksionasi. Dikolom ini terjadi pemanasan secara bertahap
dengan suhu yang berbeda-beda pada setiap platnya. Pemanasan yang berbeda-beda ini bertujuan
untuk pemurnian distilat yang lebih dari plat-plat di bawahnya. Semakin ke atas, semakin tidak
volatil cairannya.

Saat uap mencapai kolom, uap tersebut akan mengalami kondensasi dan membentuk cairan.
Cairan tersebut memiliki komposisi sama dengan uap darimana dia berasal dan diperkaya dengan
cairan dengan titik didih rendah. Cairan terkondensasi tersebut akan ditahan pada kolom dan
menetes secara pelahan-lahan.

Uap campuran akan  terus terbentuk dan bergerak ke arah bagian atas kolom. Ketika uap tersebut
bertemu dengan tetesan cairan, maka uap akan terkondensasi dan mentransfer energi panasnya
pada cairan. Energi panas ini dapat menyebabkan tetesan cairan mendidih, membentuk uap baru.

Uap yang baru terbentuk ini akan makin banyak pada cairan bertitik didih rendah dibanding uap
pada bagian awal. Uap baru ini akan bergerak ke atas dan berkondensasi lagi. Proses ini berulang
sehingga uap/cairan mengalir pada kolom fraksi. Uap cairan yang keluar pada bagian atas kolom
sebagain besar mengandung cairan dengan titik didih rendah, kadang-kadang sampai 100%,
tergantung panjang kolom. Uap ini berkondensasi dan ditampung.

 Destilasi Uap

Destilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih mencapai
200 °c atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini dengan suhu mendekati
100 °c dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau air mendidih. Sifat yang
fundamental dari destilasi uap adalah dapat mendestilasi campuran senyawa di bawah titik didih
dari masing-masing senyawa campurannya. Selain itu destilasi uap dapat digunakan untuk
campuran yang tidak larut dalam air di semua temperatur, tapi dapat didestilasi dengan air.

Aplikasi dari destilasi uap adalah untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak
eucalyptus dari eucalyptus, minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak
parfum daritumbuhan.campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran
dan mungkin ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atasmenuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.

 Destilasi Vakum

Destilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didestilasi tidak stabil, dengan
pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau campuran yang
memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode destilasi ini tidak dapat digunakan pada pelarut
dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan air dingin, karena komponen
yang menguap tidak dapat dikondensasioleh air. Untuk mengurangi tekanan digunakan pompa
vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai penurun tekanan pada sistem destilasi ini.

Dokumentasi

Pemanasan selama 30 menit Ekstrak hasil destilasi TEH celup

Anda mungkin juga menyukai