Anda di halaman 1dari 4

1.

Perbedaan antara risiko spekulatif dengan risiko murni adalah kemungkinan untung ada
atau tidak, untuk risiko spekulatif masih terdapat kemungkinan untung sedangkan untuk
risiko murni tidak dapat kemungkinan untung.
Contoh:

Risiko Murni (Pure Risk)

Karakteristik dari pure risk adalah risiko bila itu memang terjadi pasti menimbulkan
kerugian dan apabila tidak terjadi maka tidak akan menimbulkan kerugian maupun tidak
akan menimbulkan keuntungan. Artinya dalam pengertian risiko murni, maka kerugian
pasti terjadi. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan lain
sebagainya.

Risiko Spekulatif (Speculative Risk)


Kebalikan dari risiko murni, risiko spekulatif masih mengandung dua kemungkinan jika
peristiwa yang dianggap risiko tersebut benar-benar terjadi. Misalnya ketika berinvestasi
saham di bursa efek, maka peristiwa atau proses investasi tersebut akan menimbulkan
risiko spekulatif, yaitu di satu sisi ada kemungkinan untung secara finansial dan di lain
sisi ada risiko kerugian.

2. A. Moral Hazards adalah hazards yang berkenaan dengan sikap dan tingkah laku orang-
orang yang terkait dengan suatu risiko.
Contoh: seseorang mempertanggungkan rumah tinggalnya terhadap risiko kebakaran. 

B. Morale hazards adalah adanya peningkatan bahaya-bahaya kerugian karena risiko


yang timbul dari sikap berbeda tertanggung yang disebabkan sudah adanya jaminan
asuransi
Contoh: seseorang yang memiliki kendaraan dan telah ia asuransikan.

C. Hazard yang berkaitan dengan objek fisik dari objek yang diasuransikan atau aspek
fisik dari objek yang berdekatan atau disekitar objek yang dipertanggungkan.
Contoh: Asuransi pengangkutan,Asuransi kebakaran, Asuransi kebongkaran

3. A. Brainwriting

Brainwriting mirip dengan brainstroming, hanya saja brainwriting terbilang lebih baik
karena lebih produktif.
B. Melakukan wawancara

Wawancara dilakukan terhadap rekan kerja dan pemangku kepentingan dengan


mengumpulkan banyak informasi dan gagasan dengan konteks yang terukut dan tidak
menekan seseorang.

C. Temukan Mr. or Ms. Doom

Apakah anda mengenal seseorang yang selalu memiliki gagasan baru dalam melihat
masalah? Ceritakanlah proyek adnda dan ketika dia berkata “saya tidak akan
melakukannya jika menjadi anda”. Ketika pernyataan tersebut terlontar, tanyakan 20 hal
yang dapat dilakukan jika terjadi kesalahan.

D. Coba Horizon Scanning

Horizon scanning mengacu pada teknik mencoba melihat masa depan untuk mengetahui
risiko dan peluang yang mungkin terjadi.

E. Melihat masa lalu untuk melihat masa depan

JIka organisasi yang kita jalani sudah menyelesaikan proyek dan menyimpan
dokumentasi dari proyek tersebut, kita bisa menjadikannya dasar dalam mengidentifiikasi
risiko proyek baru yang dikerjakan.

F. Lakukan Analisa Root (tidak menunggu masalah dan mencari penyebabnya)

G. Membuat Risk Breakdown Structure

Project Manager yang baik akan melakukan Work Break Down (WBS) terhadap proyek
yang akan dilakukan. Hal ini membentuk dasar dari cara mengidentifikasi risiko dan
membuat kita lebih teliti. Alternatifnya adalah membuat struktur rincian risiko dari awal.
Mulailah dengan risiko, seperti jadwal, scope, biata, kualitas dan lainnya.

H. Hold a Pre-Mortem to Overcome Overconfidence

Ini dikembangkan oleh Gary Klein dalam bukunya, The Power of Intuition. Seperti
halnya brainstroming, ini dirancang untuk memanfaatkan intuisi yang kita bentuk dari
pengalaman kolektif kita. Dimana pengalaman tersebut dapat mengantisipasi kegagalan.

4. Bila kita pasti akan menerima sejumlah uang tertentu di masa yang akan datang, kita
akan mengatakan bahwa penerimaan tersebut mempunyai sifat pasti (certainty).
Karena itu, investasi yang mempunyai karakteristik seperti itu dikatakan bersifat bebas risiko.

Sayangnya sebagian besar (kalau tidak seluruhnya) investasi pada aktiva riil, antara lain:
 membangun pabrik,
 meluncurkan produk baru,
 membuka usaha dagang baru, dsb
Tiga contoh investasi riil itu merupakan investasi yang mempunyai unsur ketidakpastian atau
mempunyai unsur risiko.

Jika kita berbicara tentang masa yang akan datang, dan ada unsur ketidakpastian, maka kita
hanya bisa mengatakan tentang nilai yang diharapkan (expected value).
Sedangkan kemungkinan menyimpang dari nilai yang diharapkan diukur dengan deviasi standar.
Secara formal kedua parameter tersebut bisa dinyatakan sebagai berikut:

Keterangan:

 E(V) adalah nilai yang diharapkan


 V = nilai pada distribusi ke –i (i=1… n)
 P = Probabilitas ke i

Keterangan:

σ = Deviasi standar niai tersebut


Perhatikan contoh penerapan rumus deviasi di atas untuk menilai risiko bisnis: Misalkan
ada dua proyek, A dan B yang mempunyai usia ekonomis hanya tahun. Karakterisitik
arus kas untuk kedua proyek tersebut adalah sebagai berikut:
Dengan menggunakan rumus deviasi di atas, maka dapat dihitung:

E(VA) = Rp 5.000
E(VB) = Rp 5.000
Sedangkan:

σA = 1.095
σB = 894
Dengan demikian investasi A dinilai lebih berisiko dibandingkan investasi B.
Bila E(V) dari kedua investasi tersebut tidak sama, maka penggunaan  sebagai indikator risiko
menjadi sulit dilakukan.

Untuk itu kemudian digunakan coefficient of variation, yang merupakan perbandingan antara


/E(V).

Misalkan kita mempunyai informasi sebagai berikut:

Mereka yang menggunakan coefficient of variation mengatakan bahwa proyek C lebih berisiko


dibandingkan dengan D, karena coefficient of variation lebih

Anda mungkin juga menyukai