Anda di halaman 1dari 62

MODUL SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 1

BAHASA INDONESIA
MODUL
SUPLEMEN PPG PGSD

KEGIATAN BELAJAR 1
BAHASA INDONESIA

Penulis:
Esti Swastika Sari, M.Hum
Seni Apriliya, M.Pd
Penelaah:
Dr. Hari Sunaryo, M.Si.
Reni Nur Eriyani, M.Pd
Agus Firdaus, M.Pd.
Diana Indrawati, M.Pd.

Copyright © 2020
Direktorat Pendidikan Profesi dan Pembinaan Guru dan Tenaga Kependidikan
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan komersial tanpa
izin tertulis dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 2


DAFTAR ISI
A. Pendahuluan .................................................................................................................. 4
1. Deskripsi singkat ....................................................................................................... 4
2. Petunjuk belajar ........................................................................................................ 4
B. Inti .................................................................................................................................. 5
1. Capaian Pembelajaran .............................................................................................. 5
2. Sub Capaian Pembelajaran ....................................................................................... 5
3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar) ...................................................... 6
C. Advanced material ......................................................................................................... 8
1. Teks Nonfiksi ............................................................................................................. 8
a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi .............................................................................. 8
b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya ..................... 10
c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya ........................................................ 11
d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya .................................................... 28
e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice ........................................... 39
2. Teks Fiksi (Sastra anak) ........................................................................................... 40
a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak) ............................................................ 40
b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak ........................................................................... 42
c. Kreasi Sastra Anak ............................................................................................. 45
D. Telaah kasus ................................................................................................................. 49
1. Mari kita lakukan hal berikut. ................................................................................. 49
a. Kasus 1 ............................................................................................................... 49
b. Kasus 2 ............................................................................................................... 49
2. Bacalah teks berikut. .............................................................................................. 50
a. Kasus 1 ............................................................................................................... 50
b. Kasus 2 ............................................................................................................... 51
E. Penutup........................................................................................................................ 51
1. Rangkuman ............................................................................................................. 51
2. Tes formatif............................................................................................................. 53
3. Rujukan ................................................................................................................... 60

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 3


A. Pendahuluan
1. Deskripsi singkat
Pemahaman yang kuat terhadap urgensi ragam teks nonfiksi dan
apresiasi teks fiksi (sastra anak) serta internalisasinya merupakan prasyarat
bagi terimplementasikannya keterampilan berbahasa di dalam kehidupan
sehari-hari. Pemahaman tentang urgensi ragam teks dapat membantu
peserta didik dalam menciptakan koneksi antara peserta didik dengan
materi yang dipelajari. Pendidik akan lebih mudah mendapatkan perhatian
dan fokus peserta didik karena mereka merasakan urgensi materi tersebut
dalam kehidupan sehari-hari.
Pada Kegiatan Belajar 1 (untuk selanjutnya ditulis dengan KB) ini
kita akan mempelajari fungsi dan ragam teks nonfiksi serta menguasai
fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak). Pada pokok bahasan fungsi
ragam teks nonfiksi membahas urgensi fungsi dan ragam teks nonfiksi serta
bagaimana memahami dan memproduksi ragam teks nonfiksi sesuai
dengan fungsinya. Selanjutnya, pada pokok bahasan fungsi dan apresiasi
sastra anak membahas urgensi fungsi dan apresiasi sastra anak, penerapan
dan pengintegrasian hasil apresiasi terhadap ragam teks fiksi ke dalam
kehidupan sehari-hari; serta menyusun karya sastra berdasarkan
pemahaman terhadap fungsi dan hasil apresiasi terhadap sastra anak.

2. Petunjuk belajar
Untuk membantu memahami KB 1, perlu diperhatikan beberapa
petunjuk belajar berikut ini.
a. Bacalah dengan cermat uraian-uraian penting yang terdapat di dalam
kegiatan belajar ini sampai Saudara memahami secara tuntas tentang
apa dan untuk apa mempelajari kegiatan belajar ini!
b. Ikutilah aktivitas pengalaman belajar dengan saksama!

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 4


c. Bacalah materi advanced material dengan cermat yang terdapat di
dalam modul ini melalui pemahaman dan pengalaman sendiri serta
diskusikanlah dengan teman sejawat dan instruktur!
d. Bacalah dan pelajarilah sumber-sumber lain yang relevan. Saudara
dapat menemukan bacaan dari berbagai sumber, termasuk internet!
e. Mantapkanlah pemahaman Saudara melalui pengerjaan tes formatif
yang tersedia dalam kegiatan belajar ini dengan baik. Kemudian, nilai
sendiri tingkat pencapaian Saudara dengan membandingkan jawaban
yang telah Saudara buat dengan kunci jawaban tes formatif yang
terdapat di akhir kegiatan belajar!
f. Refleksikanlah apa yang telah dipelajari, apa yang telah dipahami
dengan baik, bagaimana cara memperoleh pemahaman termasuk,
termasuk hal-hal yang dianggap masih sulit! Hasil refleksi tersebut bisa
didiskusikan dengan teman sejawat.

B. Inti
1. Capaian Pembelajaran
Untuk lebih memperdalam materi Bahasa Indonesia di sekolah dasar,
maka capaian pembelajaran dari KB 1 ini adalah:
a. menguasai fungsi dan ragam teks nonfiksi,
b. menguasai fungsi dan apresiasi sastra anak.

2. Sub Capaian Pembelajaran


Berdasarkan capaian pembelajaran di atas, dijabarkan subcapaian
pembelajaran berikut ini.
a. Subcapaian pembelajaran fungsi dan kaidah kebahasaan ragam teks
nonfiksi
1) menganalisis urgensi fungsi teks nonfiksi.,
2) memahami dan memproduksi teks nonfiksi dan strategi
pembelajarannya.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 5


b. Subcapaian pembelajaran fungsi dan apresiasi sastra anak
1) menganalisis urgensi fungsi dan apresiasi teks fiksi (sastra anak),
2) memahami dan mengkreasi teks fiksi (sastra anak).

3. Petunjuk belajar (aktivitas pengalaman belajar)


a. Mengamati
Peserta mengamati (membaca dan/atau menyimak) materi dan
beragam fenomena atau peristiwa, dan teks baik fiksi maupun nonfiksi
di lingkungan sekitar melalui beragam sumber belajar (misalnya dari
media massa, baik elektronik maupun cetak, buku, atau jurnal).
b. Menanya
Peserta berdiskusi dan merumuskan beragam pertanyaan tentang
urgensi, proses terjadinya atau pembentukannya, serta fungsi teks fiksi
dan nonfiksi.
c. Mengeksplorasi
Peserta mengumpulkan informasi tentang urgensi, proses
terjadi/pembentukan, serta fungsi teks fiksi dan nonfiksi.
d. Menalar
Peserta mengolah hasil informasi dan mencoba untuk menyampaikan
urgensi dan fungsi teksfiksi dan nonfiksi serta memproduksi kedua teks
tersebut.
e. Mengomunikasikan
Peserta menyampaikan hasil yang telah diproduksi secara lisan dan atau
tulisan.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 6


PETA KONSEP

Fungsi dan
Apresiasi Sastra
Anak (Teks Fiksi
(urgensi,
memahami, dan
mengkreasi Sastra
anak (Teks Fiksi)

KB 1 Ragam KB 2 Struktur, KB 4 Apreasiasi


teks dan Fungsi, dan dan Kreasi
satuan bahasa Kaidah Sastra Anak
pembentuk Kebahasaan
teks Teks Fiksi

Fungsi dan ragam


teks nonfiksi
(urgensi,
memahami, dan
memproduksi teks
nonfiksi

KB 3 Struktur,
Fungsi, dan
Kaidah
Kebahasaan
Teks Nonfiksi

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 7


C. Advanced material
Mari kita cermati kutipan teks berikut.

Menagih Hak Pendidikan bagi Siswa Disabilitas

(Adam Prawira)
Rabu, 4 Desember 2019 - 16:20 WIB

Memaknai Hari Disabilitas Internasional yang diperingati setiap tanggal 3


Desember, Anggota Komisi X DPR Ledia Hanifa Amaliah mengingatkan
pemerintah untuk lebih serius memenuhi hak pendidikan bagi penyandang
disabilitas.

“Sejak diundangkannya Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang


Penyandang Disabilitas, kita memahami ada 22 hak para penyandang
disabilitas yang harus kita tegakkan bersama, di antaranya hak pendidikan.
Sayangnya beberapa amanah peraturan turunan terkait pendidikan belum
terealisasi sehingga menghambat pemenuhan hak pendidikan atas siswa
penyandang disabilitas,” kata Ledia dalam keterangan tertulisnya
kepada SINDOnews, Rabu (4/12/2019).

Menurut Ledia, di antara hak pendidikan para siswa penyandang disabilitas


yang masih kerap terabaikan adalah persoalan deteksi dan intervensi dini pada
peserta didik.
(https://nasional.sindonews.com/read/1465293/15/menagih-hak-pendidikan-bagi-
siswa-disabilitas-1575451177)

Wacana di atas merupakan kutipan, dapatkah Saudara mendapatkan


‘sesuatu’? Jika iya, apakah itu? Lalu adakah hal lain yang Saudara bisa
bayangkan setelah membacanya? Lalu mengapa muncul teks di atas? Apa yang
melatarbelakanginya?

Untuk memahami terkait kutipan teks di atas, bacalah materi berikut.

1. Teks Nonfiksi
a. Urgensi Fungsi Teks Nonfiksi
Teks nonfiksi bertujuan menginformasikan, menginstruksikan,
atau membujuk dengan memberikan fakta dan informasi. Teks

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 8


nonfiksi didasarkan pada fakta dan bukan fiksi (cerita atau puisi yang
dibuat-buat). Teks nonfiksi terbagi atas berbagai jenis. Mulai dari
artikel surat kabar hingga ulasan mengenai suatu hal. Teks-teks
tersebut ditulis untuk berbagai tujuan dan ditujukan untuk banyak
orang atau pembaca yang berbeda. Teks nonfiksi meliputi iklan,
ulasan, surat, buku harian, artikel koran, selebaran informasi, dan
artikel majalah. Ada juga tulisan perjalanan, otobiografi, atau esai yang
mempertimbangkan sudut pandang tertentu. Tujuan utama mereka
adalah untuk menghibur sambil menginformasikan tentang peristiwa
atau informasi faktual.
Teks nonfiksi sudah mulai diajarkan di jenjang pendidikan dasar
dengan fokus pada membaca dan menulis (literasi dasar).
Ada beberapa urgensi perlunya teks nonfiksi diajarkan mulai dari kelas
awal, yaitu:
1) materi ajar tentang teks nonfiksi terdiri atas beragam informasi
dari berbagai bidang studi, ada matematika, sains, ilmu sosial, seni
musik, dan menulis (Pike & Mumper, 2004);
2) materi ajar teks nonfiksi merupakan materi yang biasanya diukur
atau dinilai untuk tes membaca(Duke & Bennett-Armistead,
2003). Oleh karenanya siswa kelas awal menghabiskan lebih
banyak waktu untuk memahami teks ini sebelum masuk ke kelas
atas;
3) bahan bacaan nonfiksi termasuk struktur teks yang sangat
berbeda dari teks naratif. Ini berarti bahwa anak-anak harus
belajar membaca teks ekspositori (misalnya, teks yang
menekankan sebab dan akibat) karena ini teks berbeda secara
struktural dan organisasional dari teks naratif (Blachowicz & Ogle,
2001);

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 9


4) memungkinkan dan memberikan kesempatan pada anak-anak
memiliki akses ke berbagai literasi pengalaman (Padgett, 2006);
5) Salah satu alasan mengapa membaca nonfiksi sangat penting
adalah karena membantu siswa mengembangkan latar belakang
pengetahuan mereka, yang dengan sendirinya menyumbang 33%
dari variasi dalam prestasi siswa (Marzano, 2000).

Setelah Saudara membaca materi tentang urgensi fungsi


ragam teks nonfiksi, coba diskusikan mengapa ragam teks
nonfiksi perlu diajarkan? (aktivitas mengumpulkan informasi)

b. Cara mengajarkan ragam teks nonfiksi sesuai dengan fungsinya


Salah satu contoh metode pengajaran keaksaraan terintegrasi
adalah pertanyaan yang berpusat pada siswa. Inkuiri adalah ide yang
siswa aktif mengejar atau mendapatkan topik penelitian yang menarik
(Pardales &Girod, 2006). Melalui inkuiri, siswa belajar membaca,
menulis, menganalisis, mengkritik, dan membangun pengetahuan
mereka tentang suatu topik (Jablon, 2006). Topik yang dipilih oleh
siswa mencerminkan topik yang penting dan relevan dengan mereka.
Guru mendukung siswa melalui proses penyelidikan untuk
memberikan dukungan dan informasi yang lebih luas. Melalui
penyelidikan, siswa secara aktif menemukan informasi. Sepanjang
proses ini, siswa belajar membaca kritis untuk memperoleh informasi
dengan tujuan dapat menjawab pertanyaan, juga untuk mengamati
dan menganalisis informasi dari berbagai sumber bacaan. Inquiri
based instruction adalah komponen penting dari instruksi untuk guru
yang ingin mengajar siswa bagaimana membuat belajar lebih
bermakna. Inquiri based instruction adalah pendekatan yang berpusat

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 10


pada siswa di mana guru membimbing siswa melalui beragam
pertanyaan yang diajukan dan tahapan yang dirancang khusus.
Selain inkuiri, mengintegrasikan pengalaman literasi nonfiksi ke
dalam kurikulum kelas dasar, mempersiapkan siswa untuk memahami
konsep yang kompleks, menganalisis data, dan berpikir secara logis
(Goodman,Hood, & Goodman, 1991). Berikut contoh tahapan ketika
siswa kelas awal belajar tentang katak,
1) siswa dapat memulai pelajaran dengan mencermati katak,
2) menulis hasil pengamatan tentang katak tersebut,
3) meneliti berbagai spesies katak di berbagai teks informasi lainnya,
4) siswa dapat mengumpulkan data dari yang lain teks informasi
tentang katak,
5) menggunakan informasi yang telah didapatkan untuk menulis
tentang pengalaman belajar mereka.
Tahapan di atas menjadi cara terintegrasinya kesempatan
belajar yanng memungkinkan siswa untuk mempelajari materi nonfiksi
dengan cara yang relevan dan inovatif.

Saudara tentu telah memahami ragam teks nonfiksi. Jika Saudara


ingin menanggapi beragamnya teks berita tentang “Virus Corona”,
coba tuliskan dalam sebuah teks tanggapan dengan memperhatikan
fungsi teks tanggapan dan bagaimana cara Saudara
mengajarkannya? (aktivitas menalar)

c. Memahami Teks Nonfiksi dan Strateginya


Untuk memahami teks nonfiksi perlu diajarkan membaca
nonfiksi. Setiap strategi yang diajarkan kepada siswa harus
dimodelkan beberapa kali sebelum meminta siswa untuk

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 11


melakukannya sendiri. Ada beberapa strategi umum yang baik yag
harus diketahui siswa tentang membaca teks nonfiksi, yaitu:

1) pratinjau teks, membaca judul, subpos, dan melihat grafik,


2) berpikir dan berdiskusi dengan siswa,
3) dalam kebanyakan kasus, baca teks nonfiksi lebih lambat daripada
fiksi,
4) baca kembali teks bila perlu,
5) lihat kembali teks bila perlu,
6) ilustrasi dan gambar dalam nonfiksi sangat penting, dan mungkin
mengandung informasi tidak termasuk dalam teks yang
mendukung paparan teks.

Selain itu, penting untuk membantu siswa mengidentifikasi


format umum teks nonfiksi (urutan, sebab atau akibat, masalah atau
solusi, bandingkan atau mengkontraskan, deskripsi, daftar).
Salah satu strategi membaca teks nonfiksi adalah membaca
nonfiksi secara mandiri yang dilakukan dengan cara membaca
seksama, memberi tanggapan, dan membuat kesimpulan. Tujuannya
adalah agar para siswa dapat belajar menganalisis teks untuk
mengecek kebenaran ide penulis, menggunakan struktur dan fitur teks
untuk mengidentifikasi ide serta informasi. Setelah ditekankan,
strategi terus digunakan secara aktif sebagai "kebiasaan" belajar.
Adapun langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah:
1) tetapkan tujuan membaca,
2) pratinjau sebuah bagian,
3) sesuaikan kecepatan membaca dengan tingkat kesulitan teks,
4) telusuri teks untuk mengidentifikasi pola visual utama,
5) ajukan pertanyaan pada diri sendiri saat Saudara membaca,
6) gunakan struktur teks untuk mencari informasi,

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 12


7) pindai teks untuk mencari informasi dengan cepat,
8) baca kembali untuk mengklarifikasi,
9) tentukan arti grafis dan mereka hubungan dengan isi teks,
10) klasifikasikan informasi yang terkait dengan suatu topik atau
pertanyaan,
11) kembangkan citra mental dari maknanya, mungkin termasuk
gambar dan grafik,
12) buat alur waktu atau urutan kejadian, evaluasi pentingnya
kejadian dan sebab-akibat,
13) gunakan diagram sebab-akibat untuk mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan,
14) identifikasi ide-ide penting, termasuk mengutip bukti untuk
mendukung pilihan Saudara,
15) uraikan gagasan sentral dan gagasan pendukung,
16) buat diagram Venn untuk membandingkan atau kontras lalu
meringkas,
17) identifikasi jenis pertanyaan dan respons yang sesuai,
18) ambil catatan dan tinjau untuk mengidentifikasi ide-ide penting
informasi,
19) gambar dan dukung kesimpulan dengan bukti,
20) sintesiskan dalam berbagai format,
21) evaluasi kekuatan dukungan untuk ide atau posisi,
22) bandingkan dua teks pada topik yang sama untuk ditentukan
perbedaan antara penekanan dan gaya penulis.
Untuk membantu mengajarkan membaca teks nonfiksi, ada
beragam lembar kerja yang dapat digunakan, misalnya untuk
menganalisis struktur dan sudut pandang, mengajarkan makna
penggunaan kata, juga dengan menggunakan beragam graphic
organizer.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 13


( silakan akses di
https://teacher.depaul.edu/html/Guide_Assess_Nonfiction.html ;
https://www.education.com/).

Menganalisis Struktur dan Sudut Pandang


Struktur teks
Bagaimana mengorganisasi teks
- Urutan waktu
- Membandingkan
- Deskripsi
- Sebab-akibat

________________________________________________________
_________________
Apa ide pokok yang digunakan?
________________________________________________________
_________________
Bagaimana struktur membantu penulis memperjelas idenya?
________________________________________________________
_________________
Sudut Pandang
Bagaimana perasaan penulis tentang topik tersebut?
________________________________________________________
___________
Mengapa kamu berpikir begitu? Apa saja contoh atau kata-kata yang
menunjukkan bagaimana perasaan penulis tentang topik tersebut?
________________________________________________________
___________

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 14


Nama: _________________ Tanggal: __________________
Ukuran Binatang Laut
Ada beragam hewan laut dengan ukuran berbeda di lautan. Paus adalah
mamalia besar yang memiliki berat 182.000 kg. Hiu putih besar memiliki
rahang dengan gigi pengganti yang tidak terbatas dan beratnya 320 kg.
Ada juga seekor makhluk laut keci, yaitu singa laut dan beratnya bisa
antara 0,5 – 1 kg.

Petunjuk: Baca kolom Pertanyaan. Kemudian, temukan jawabannya di


paragraf dan tulis kata-kata persis di kolom Informasi Teks yang Disalin.
Terakhir, tulis ulang Informasi Teks yang Disalin untuk menjawab
pertanyaan.

Pertanyaan Kutipan dari Teks Jawaban

Di mana hewan laut

hidup?

Apa itu paus?

Apa yang jumlahnya tak


berbatas pada ikan hiu?
Seekor singa laut bisa
memliki berat hingga
berapa kilogram?

Untuk memahami ragam teks nonfiksi ada beberapa skenario


yang dapat dilakukan.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 15


1) Memahami Tipe Teks dengan Pembandingan
Ada dua teks nonfiksi yang hampir mempunyai persamaan.
Kedua teks tersebut sama-sama dibentuk oleh tiga bagian dengan
istilah yang hampir serupa. Teks eksposisi terdiri atas pembukaan
(tesis), argumen, dan simpulan (penegasan ulang). Adapun teks
eksplanasi meliputi pernyataan umum, rincian proses, dan
penafsiran.
Berikut contoh dari kedua tipe teks tersebut.
Contoh Teks I Contoh Teks II

Pisang dan Manfaatnya Ebeg, Seni Tradisi di


Banyumas
Pisang adalah tumbuhan
yang biasa tumbuh di sekitar Ebeg merupakan salah
rumah. Pisang biasa diambil satu bentuk tarian rakyat yang
buahnya hanya untuk dimakan. berkembang di daerah
Buah pisang sangat baik untuk Banyumas. Jenis tarian Ebeg
kesehatan karena mengandung terdapat juga di luar daerah
vitamin (A, B, B6, C) mineral ( Banyumas khususnya di Jawa
kalium, fosfor, magnesium, Tengah dan Jawa Timur.
kalsium dan besi) serta Dengan nama yang berbeda
karbohidrat. Selain buah, yaitu ada yang menyebut
seluruh bagian dari tanaman Jarang Kepang, Kuda Lumping,
pisang dari daun, bonggol, dan Jathilan.
jantung, hati, bahkan hingga Ebeg dahulunya
kulit pisang mempunyai merupakan tarian sakral yang
manfaat untuk kesehatan. biasa diikutsertakan dalam
Daun pisang dapat upacara keagamaan. Setiap
digunakan masyarakat sebagai regu Ebeg terdiri dari dua
alat membungkus makanan kelompok dengan dua orang
atau bahkan tempe. Hal pemimpin. Ada dua warna
tersebut tentu bukan tanpa kuda yang digunakan sebagai
alasan, selain juga bermanfaat properti tari yaitu kuda putih
untuk kesehatan. Daun pisang dan kuda hitam. Kuda yang
mempunyai zat polifenol yang berwarna putih
dapat digunakan menggambarkan pemimpin
sebagai antioksidan. yang menuju kebenaran sejati,
Antioksidan dapat berfungsi sedangkan kuda berwarna
untuk menangkal radikal hitam menggambarkan
bebas. Membungkus makanan pemimpin yang menuju

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 16


Contoh Teks I Contoh Teks II
menggunakan daun pisang juga kejahatan. Pada trik-trik
akan membuat makanan tertentu dalam permainan
tersebut terserap kandungan kedua pemimpin itu bertemu
daun pisangnya. dan saling menggelengkan
Masyarakat di pedesaan kepala. Hal ini menunjukan
juga memanfaatkan jantung bahwa antara kebenaran dan
pisang yang sudah waktunya kejahatan tak dapat bertemu.
dipotong dari pohonnya untuk Kemudian mundur beberapa
dimasak. Kebiasaan ini sudah langkah, maju lagi sesaat
turun menurun. Jantung pohon ketemu menggelengkan kepala
pisang mengandung flavonoid begitulah seterusnya dengan
yang bisa menangkal radikal gerak-gerak lain.
bebas dan pemicu kanker. Ciri-ciri khas Ebeg
Jantung pisang mengandung banyumas antara lain memakai
mineral, serat, zat besi, fosfor, makutha (mahkota), pakainnya
vitamin B1 dan C serta protein. lebih tertutup dan diiringi lagu-
Hal ini juga memberikan lagu banyumasan, seperti Ricik-
beberapa manfaat untuk ricik, Lung Gadung, Blendhong,
kesehatan seperti mencegah Gudril, Eling-eling yang menjadi
diabetes, stroke, andalan dalam setiap pentas
gondok,anemia, dan dapat ebeg banyumasan dan lagu
menurunkan kolesterol lainnya.
Pisang mempunyai Di dalam suatu
banyak manfaat untuk pertunjukkan Ebeg biasanya
kesehatan manusia. Baik ditampilkan satu adegan yang
dengan mengkonsumsi secara unik pada bagian tengah
langsung, maupun dengan pertunjukan. Atraksi tersebut
proses pengolahan sebagaimana dikenal dalam
terlebih dahulu. Seharusnya bahasa Banyumasan dengan
ketika memanen buah pisang, istilah mendhem. Pemain akan
bagian pisang lainnya juga kesurupan dan mulai
dimanfaatkan untuk dapat melakukan atraksi-atraksi unik.
dikonsumsi. Dengan Bentuk atraksi tersebut seperti
mengetahui beragam manfaat halnya: makan Beling atau
dan cara pengolahan buah ini, pecahan kaca, makan
masyarakat bisa dedaunan yang belum matang,
memanfaatkannya baik untuk makan daging ayam yang masih
pribadi atau menjadikan hidup, berlagak seperti
sebagai lahan usaha. monyet, ular, dan lain-lain.
(sumber: Akibat perkembangan
https://www.romadecade.org/ budaya, Ebeg yang pada
dengan pengubahan) awalnya merupakan sarana

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 17


Contoh Teks I Contoh Teks II
ritual telah bergeser menjadi
sekedar seni pertunjukan saja.
Sebagai sebuah seni
pertunjukan kesenian Ebeg
mengalami perubahan untuk
menyesuaikan dengan
perkembangan dunia seni
hiburan. Perubahan pada Ebeg
dapat dilihat dalam bentuk
iringan, gerak tari, kostum
ataupun propertinya banyak
dilakukan oleh para seniman
Banyumas.
(sumber:
https://id.wikipedia.org/
dengan pengubahan)

Dengan melihat pendahuluannya, kedua teks di atas


belum bisa dibedakan karena sama-sama diawali oleh pernyataan
umum. Bahkan, kalimat pertamanya sama-sama menggunakan
kopula.
Perbedaan pada kedua teks itu akan mudah dikenali
begitu masuk ke paragraf berikutnya. Pada contoh I, dibentuk oleh
paragraf-paragraf yang berupa pendapat (argumen). Sementara
itu, pada contoh II, dibentuk oleh paragraf-paragraf yang berupa
fakta, sebagai suatu proses. Pada bagian ini, barulah kita bisa
memastikan tipenya, bahwa contoh I merupakan teks eksposisi
karena isi pokoknya menyatakan argumen-argumen dan contoh II
merupakan teks eksplanasi karena isi pokoknya terdiri atas fakta-
fakta yang berupa proses.
Perbedaan kedua teks tersebut juga diperkuat
berdasarkan kaidah kebahasaannya.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 18


a) Contoh I banyak menggunakan kata yang menyatakan
konsekuensi (penyebaban), seperti karena, untuk itu, dengan
begitu, dengan demikian. Adapun contoh II lebih banyak
menggunakan kata bermakna urutan temporal, seperti pada
tanggal, pukul, pada hari, sebelum, dalam waktu.
b) Contoh I banyak menggunakan kata kerja mental, seperti
mengalami gejolak emosi, membentuk remaja, berprestasi,
diajari. Sementara itu, contoh II lebih banyak menggunakan
kata-kata yang menyatakan peristiwa, seperti menyiarkan,
mengumumkan, dikibarkan, berdatangan, melarang.
Adapun langkah-langkah pada strategi pembandingan ini
adalah sebagai berikut.

a) Tahap Orientasi Wacana


Guru menyajikan dua buah tipe teks yang memiliki
kemiripan dalam hal strukturnya, misalnya teks eksplanasi
dan eksposisi. Kedua teks itu dibaca siswa untuk dicermati
struktur dan kaidah-kaidah kebahasaannya. Pada proses
tersebut, diharapkan dari siswa muncul sejumlah pertanyaan
yang terkait dengan perbandingan dari kedua teks yang
diamatinya. Apabila pertanyaan-pertanyaan yang diharapkan
itu tidak muncul, guru bisa saja mengajukan pertanyaan-
pertanyaan penggugah, seperti berikut.
(1) Perhatikan bagian pendahuluan kedua teks itu. Apakah
ada perbedaan dalam penyampaiannya?
(2) Perhatikan bagian isi dari kedua teks itu! Apakah ada
perbedaan pada keduanya?
(3) Perhatikan pula bagian penutup kedua teks itu! Apakah
ada perbedaan-perbedaannya?

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 19


b) Tahap Pemerolehan dengan Membandingkan Teks
Secara berkelompok dan intensif, siswa kembali
membaca kedua teks itu dalam rangka menjawab pertanyaan-
pertanyaan secara benar. Mereka diharapkan mengumpulkan
fakta-fakta dari kedua teks itu secara nyata, sesuai dengan
karakteristik dari teks yang dihadapinya, baik itu terkait
dengan struktur maupun kaidah-kaidah kebahasaannya.
(1) Terkait dengan strukur teks, setiap kelompok siswa
diharapkan dapat menunjukkan bagian tesis, argumen,
dan simpulan untuk teks eksposisi; dapat pula
menunjukkan bagian pernyataan umum, perincian, dan
penafsiran untuk teks eskplanasi. Kemudian, mereka pun
diharapkan bisa membedakan bagian-bagian itu dari
kedua teks yang diamatinya secara lebih jelas.
(2) Terkait dengan kaidah kebahasaannya, setiap kelompok
juga diharapkan dapat menemukan perbedaan
karakteristik penggunaan kebahasaan yang dianggap
dominan pada masing-masing teks. Perbedaan itu,
berkenaan dengan penggunaan konjungsi, kata kerja, kata
depan, jenis kalimat, dan fitur-fitur kebahasaan lainnya.
Mereka mendafatarkannya dalam deretan kata ataupun
kalimat dan menyandingkannya. Dengan demikian,
mereka bisa memperoleh kejelasan akan perbedaan
karakteristik kebahasaannya itu secara langsung mereka
sendiri yang membuktikannya.

c) Tahap Elaborasi
Setelah mereka melakukan proses pengumpulan data
dan merumuskan simpulan-simpulannya, setiap perwakilan
kelompok melakukan presentasi ke depan kelas secara

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 20


bergiliran. Mereka mempertanggungjawabkan pekerjaan
kelompoknya masing-masing untuk ditanggapi pula oleh
kelompok lainnya, terutama berekenaan dengan
kelengkapan bagian-bagian jawabannya, yakni meliputi
struktur dan kaidah dari kedua teks yang diamatinya itu.
Tanggapan harus pula menyangkut ketepatan isinya; dalam
arti salah benarnya. Misalnya, dalam teks eksplanasi itu
banyak didominasi oleh konjungsi penyebab. Kelompok
penanggap harus memberikan komentar atas kebenaran
jawaban itu dengan meminta sejumlah bukti.
Tanggapan dapat pula mereka ajukan terkait dengan
kelancaran ataupun kejelasan di dalam penyampaiannya,
termasuk penggunaan bahasa dari siswa yang bertugas untuk
melaporkannya. Dengan demikian, kegiatan melaporkan atau
mempresentasikan hasil diskusi tentang perbedaan-
perbedaan teks itu akan lebih dinamis, tidak hanya terpaku
pada aspek formal yang ada pada teks itu sendiri.

d) Tahap Penguatan
Pada akhir kegiatan, guru memberikan sejumlah
penguatan, termasuk kesimpulan-kesimpulan tentang
perbedaan struktur dan kaidah-kaidah kebahasan yang
terdapat pada beragam jenis teks.

2) Memahami Tipe Teks dengan Menulis Langsung


Memahami teks dengan teknik menulis langsung (direct
writing) dapat digunakan untuk teks faktual: teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, prosedur. Dengan teknik ini siswa dapat
membuat teks-teks tersebut langsung dengan struktur teksnya.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 21


Pemahaman Teks Faktual: Teks Hasil Observasi, Tanggapan
Deskriptif, dan Teks Prosedur

a) Tahap Orientasi Teks


Perhatikanlah ketiga tipe teks berikut!

Teks I
Tidak Hanya Ganggu Kesehatan, Sampah juga Merusak Lingkungan
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya
suatu proses. Sampah dapat bersumber dari alam, manusia, konsumsi, nuklir,
industri, dan pertambangan. Sampah di bumi akan terus bertambah selama masih
ada kegiatan yang dilakukan oleh baik alam maupun manusia. Sampah yang
dihasilkan di Indonesia mencapai 11.330 ton per hari. Sampah tidak hanya
merusak kelestarian lingkungan, tapi juga mengganggu kesehatan masyarakat.
Pencemarannya yang bisa melalui udara, air, tanah, maupun kontak dengan
organisme lain dapat menimbulkan penyakit. Dosen Kesehatan Lingkungan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Jember, Anita Dewi Moelyaningrum,
S.KM., M.Kes., mengatakan, sampah dapat dikelompokkan tiga jenis. Ada organik,
anorganik, serta bahan berbahaya dan beracun (B3).
Sampah organik yang tidak terkelola, selain menimbulkan bau tidak sedap
dan mengganggu estetika, juga menjadi media perkembangbiakan vektor dan
hewan pengerat. Dampak langsungnya menurunkan kualitas lingkungan yang
dapat menimbulkan efek pada biota maupun kesehatan manusia. Efek tidak
langsung sampah organik, mengakibatkan meningkatnya penyakit yang dibawa
vektor nyamuk (vektor borne disease) dan tikus (rondent borne diseas).
Sementara, sampah anorgaik, seperti mikroplastik, terutama diapers atau
popok sekali pakai yang bahan mayoritasnya limbah impor, mengandung super
adsorbent polymer (SAP). Sampah jenis ini memiliki efek perusak hormon pada
biota perairan. Melalui rantai makanan, SAP masuk ke tubuh manusia serta
berpotensi mempengaruhi keseimbangan hormone. Akibatnya, muncul berbagai
penyakit gangguan hormon, infertility, dan sebagainya. Limbah plastik, sangat
mungkin terjadi reaksi kimia pada suhu tinggi yang mengakibatkan senyawa
mikroplastik lebih mudah terlepas ke lingkungan atau alam. Selanjutnya, masuk ke
tubuh makhluk hidup, termasuk sangat mungkin terakumulasi dalam tubuh
manusia. Jika terkena suhu tinggi, termasuk selama perjalanan di kontainer untuk
waktu lama, bakteri sangat mungkin berkembang biak. Terutama, bila ada limbah
organik yang merupakan kesukaan mikroba. Efeknya dapat mengganggu
kesehatan. Sedangkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), sesungguhnya
tidak boleh sama sekali ada di lingkungan bebas, karena sifatnya beracun. “Harus
diisolasi.
Penanganan sampah maupun limbah perlu kehati-hatian. Jika limbah
langsung mengenai tanah, dapat meningkatkan risiko soil borne disease, soil

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 22


transmited disease berupa kecacingan. Bila kena air, dapat meningkatkan water
borne disease seperti diare, hepatitis, keracunan logam berat, serta alergi.
Sedangkan dengan udara, meningkatkan air borne disease seperti sesak nafas,
asma, kerusakan paru, dan sebagainya. Limbah jika dibakar dapat menyebabkan
polusi, menurunnya kualitas udara karena mengandung karbondioksida (CO2),
metan, polycyclik aromatik hidrocarbin, yang ini dapat menyebabkan berbagai
penyakit infeksi saluran napas, gangguan syaraf, jantung, dan kanker.
Beberapa hasil penelitian di tempat pembuangan akhir sampah di
Indonesia, menunjukkan adanya penurunan kualitas lingkungan, baik udara, air,
dan tanah. Perluk penanganam segera terhadap kondisi lingkungan tercemar, agar
tidak terjadi dampak negatif bagi lingkungan dan masyarakat. Tidak hanya
berdampak akut (saat itu juga), tapi kronis (beberapa tahun kemudian), seperti
kanker dan gangguan syaraf. Toksisitas limbah bisa masuk ke tubuh lewat oral
(makanan), saluran pernapasan, dan kontak kulit. Bila terakumulasi, merusak
sistem tubuh manusia.
(sumber: https://www.mongabay.co.id/2019/07/03/tidak-hanya-ganggu-
kesehatan-sampah-juga-merusak-lingkungan/ dengan pengubahan)

Teks II

Candi Borobudur

Bagi orang Indonesia, nama Candi Borobudur sudah pasti tidak menjadi
sesuatu yang asing di telinga. Borobudur mendapatkan banyak perhatian dunia
termasuk oleh UNESCO yang kemudian didaftarkan sebagai situs warisan dunia.
Namun, tidak semua memahami fakta sejarah serta bagaimana Borobudur
tersebut dibangun. Borobudur dibangun pada abad ke-8, Candi Borobudur sempat
terlupakan karena tertimbun abu vulkanik akibat letusan gunung Merapi. Namun,
pada akhirnya candi kolosal yang dibangun pada Wangsa Syailendra ini kembali
ditemukan dan oleh Sir Thomas Raffles pada masa kolonialisme dan kembali
memegahkan diri pada tahun 1835. Megahnya Candi Borobudur mengambil
inspirasi dari gaya Mandala yang merupakan simbolisasi alam semesta menurut
agama Buddha.
Deskripsi Candi Borobudur seperti struktur bangunan yang kotak dengan
empat pintu masuk di keempat sisinya, serta lingkaran di tengahnya memberikan
gambaran sebagai alam semesta. Bagian yang tampak dalam deskripsi Candi
Borobudur tersebut menyimbolkan alam nirwana sebagai pusatnya serta tiga
bagian luar yang menyimbolkan alam duniawi. Ketiga alam duniawi tersebut
adalah Kamadathu, Rupadathu dan yang paling dalam adalah Arupadathu.
Deskripsi Candi Borobudur di area Kamadathu, terdapat 160 relief yang
menjelaskan tentang Karmawibhangga Sutra yang merupakan hukum sebab
akibat. Dalam relief ini menggambarkan alam duniawi dengan segala sifat dan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 23


nafsu manusia yang menggambarkan tentang merampok, memperkosa,
membunuh, penyiksaan dan lainnya. Pada tingkatan selanjutnya, yakni Rupadhatu
terdapat 328 patung Buddha dengan hiasan relief, juga terdapat manuskrip
Sansekerta yang terdiri dari 1300 relief. Dalam relief tersebut dikisahkan
Gandhawayuha, Lalitawistara, Jataka dan Awadana. Semuanya itu terbentang
sepanjang 2,5 KM dalam 1212 panel.
Dalam tingkatan Rupadhatu yang ada dalam deskripsi Candi Borobudur,
menceritakan tentang alam peralihan manusia yang membebaskan manusia dari
urusan keduniawian. Yang terakhir yakni Arupadhatu merupakan simbol dari
kebangkitan dunia. Disini menggambarkan alam tertinggi yakni kediaman Tuhan.
Tidak akan ditemukan hiasan atau relief disini, pasalnya tingkatan ini menampilkan
kesempuranan dan juga kemurnian. Terdapat patung Buddha yang menghadap
keluar candi serta 72 stupa secara keseluruhan.
(sumber: http://www.berdesa.com/deskripsi-candi-borobudur-yang-wajib-
diketahui/ dengan pengubahan)

Teks III
Menjadi Pribadi Penuh Percaya Diri

Untuk menjadi pribadi yang percaya diri, Anda harus menerima diri apa
adanya. Ini sangatlah penting karena begitu Anda menerima diri Anda apa
adanya, Anda merasa senang dengan diri Anda sendiri. Artinya, Anda menerima
apapun kelebihan dan kekurangan yang melekat pada diri Anda selama ini.
Tentunya, yang dimaksud dengan menerima kekurangan di sini bukan sama sekali
membiarkan kekurangan diri Anda begitu saja. Sebaliknya. Anda terdorong untuk
memperbaiki kekurangan dengan sepenuh hati, tanpa putus asa.
Langkah pertama dengan menanyakan kepada diri Anda tentang hal-hal
berikut dan jawablah sejujurnya!
a. Apa saja kekurangan diriku selama ini, yang harus aku perbaiki, demi mencapai
impian muliaku?
b. Hal apakah dari diri saya yang kurang disukai orang lain atau teman saya?
Adapun yang dimaksud dengan kelebihan di sini adalah hal-hal positif diri
Anda yang patut Anda syukuri dan maksimalkan. Cara mengenali kelebihan diri
Anda ini sangatlah mudah. Kemauan, untuk mengenali kelebihan Anda, jawablah
pertanyaan berikut.
a. Hal positif apa sajakah yang teman saya sukai dari diri saya?
b. Apa yang saya sukai dari diri saya selama ini?
c. Apa yang orang lain rindukan dari diri saya?

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 24


Langkah kedua, yakinlah pada diri Anda sendiri. Keyakinan adalah fondasi
kehidupan. Sekali Anda yakin kepada diri sendiri, sejak itulah Anda lebih mudah
melangkah dalam meraih impian.
Langkah ketiga, bersyukurlah atas apa pun yang Anda dapatkan.
Bersyukur adalah bukti kebahagiaan seseorang. SemakinAnda pandai bersyukur,
semakin tinggi kebahagiaan yang Anda dapatkan. Dengan bersyukur, kita telah
mengakui setiap kebaikan yang Anda dapatkan serta menikmati setiap kebaikan
yang kita lakukan.
Langkah keempat, tersenyumlah dengan tulus kepada setiap orang,
termasuk orang yang pernah menyakiti diri Anda. Senyum adalah doa. Setiap doa
adalah kebaikan. Setiap kebaikan adalah awal dari kebahagiaan. Itulah sebabnya
semakin sering Anda tersenyum dengan tulus, semakin bahagialah diri Anda .
Semakin kita bahagia, semakin percaya dirilah diri Anda .
Selamat menjadi pribadi yang percaya diri dan penuh bahagia!
(Sumber: http/: www.kompas.com dengan pengubahan)

b) Tahap Pemerolehan dengan Pemahaman Langsung


Ketiga tipe teks di atas diasumsikan sudah dapat
dikenali oleh siswa, baik struktur maupun kaidahnya. Siswa
juga sudah dapat membedakan ketiga teks secara jelas karena
mereka sudah melalui proses pembelajaran sebelumnya.
(1) Teks I merupakan teks laporan observasi, yang strukturnya
yang terdiri atas definisi umum, deskripsi bagian, dan dan
deskripsi manfaat.
(2) Teks II merupakan teks tanggapan deskriptif, yang
strukturnya terdiri atas identifikasi, klasifikasi, dan
deskripsi bagian.
(3) Teks III merupakan teks prosedur, yang strukturnya terdiri
atas pengantar yang menjelaskan tujuan dan urutan
langkah-langkah/tahapan untuk melakukan sesuatu.
Siswa diajak secara langsung untuk menuliskannya
sesuai dengan karaktestik dari masing-masing teks itu,

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 25


setidaknya dengan cara menyusun perbagian teks. Untuk
menyusun beragam teks tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa cara.
(1) Untuk menulis teks laporan observasi, secara berkelompok
siswa terlebih dahulu mengamati lingkungan yang berbeda
di dalam sekolah, misalnya, kantin, perpustakaan, tempat
parkir, pos satpam, lapangan olahraga.
(2) Untuk menulis teks tanggapan deskriptif, secara
berkelompok dapat secara langsung menentukan objek
tertentu yang akan mereka tanggapi tanpa telebih dahulu
melalukan langkah pengamatan atapun kalau langkah itu
akan dilakukan para siswa bisa menjadi lebih baik. Objek
yang akan mereka deskripsikan dapat berupa benda-
benda, peristiwa sosial, ataupun budaya.
(3) Untuk menulis teks prosedur, secara berkelompok siswa
harus mengawalinya dengan menentukan satu petunjuk
yang akan mereka buat, misalnya tentang cara
penggunaan peralatan tertentu, petunjuk pembuatan,
petunjuk mengikuti kegiatan, dan sejenisnya.

c) Tahap Elaborasi
Pada langkah berikutnya, siswa mencatat atau
mengumpulkan fakta-fakta terkait dengan topik yang akan
ditulisnya. Fakta-fakta itu kemudian disistematisasikan sesuai
dengan struktur teks masing-masing yang sudah mereka
ketahui. Diperkuat pula oleh kaidah-kaidah kebahasaan yang
menjadi penanda utama setiap teks. Misalnya, untuk teks
prosedur harus memiliki ketepatan dalam penggunaan kata-
kata kerja imperatif. Untuk teks eksposisi dapat dilengkapi
dengan penggunaan konjungsi penyebaban ataupun konjungsi

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 26


jenis lainnya. Contoh-contoh teks yang ada bisa menjadi model
ketika siswa mengalami kesulitan dalam mengembangkan
tulisan-tulisannya, baik itu dalam struktur ataupun kaidah-
kaidah kebahasannya. Namun, pada intinya siswa berlatih
menulis ketiga jenis teks itu secara langsung dengan
mengandalkan pemahamannya berdasarkan proses belajar
sebelumnya.
Setelah selesai, hasil pekerjaan masing-masing siswa
tersebut disilangbacakan dengan teman sekelompok untuk
dikomentari berdasarkan struktur, kaidah kebahasaan, dan
isinya. Dalam proses ini diharapkan setiap siswa bisa
memberikan saran kepada tulisan temannya, disertai alasan
dan saran-saran yang jelas. Dalam proses ini, siswa dapat
menggunakan rubrik berikut sebagai pedoman di dalam
kegiatan silang baca tersebut.

Rubrik Kegiatan Silang Baca


Aspek Pengamatan Komentar Saran Perbaikan
a. Struktur

b. Kaidah

c. Isi

d) Tahap Penguatan
Peran guru dalam kegiatan ini adalah memberikan
penguatan ataupun pelurusan terhadap komentar-komentar
siswa. Dengan demikian, diharapkan para siswa memperoleh

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 27


kejelasan-kejelasan sekaligus pegangan atas kebenaran
ataupun ketidakbenarannya.

d. Memproduksi Teks Nonfiksi dan Strateginya


Saat seseorang ingin menuangkan ide, memberikan informasi,
memberikan instruksi, atau bahkan memberikan klarifikasi, maka dia
perlu memproduksi sebuah tulisan. Ide, informasi, klarifikasi menjadi
sebuah tujuan penulisan. Oleh karenanya, sebelum menulis, perlu
tujuan yang akan dicapai. Tujuan tersebut akan menentukan tipe atau
jenis teks yang akan ditulis.
Ketika kita menulis teks informasi, penting untuk memahami
tujuannya yang ditulis dan kemudian untuk memilih jenis teks yang
sesuai dengan tujuan. Jika tujuannya adalah untuk menggambarkan,
bisa dibuat dalam bentuk artikel berita, puisi, pertanyaan-dan buku
jawaban, surat, pesan email, atau laporan informasi. Jika tujuannya
adalah untuk memberikan instruksi, dapat disampaikan dengan
poster, brosur, prosedur ilmiah, resep, atau serangkaian petunjuk
tertulis. Berikut ini akan dipaparkan tentang tujuan dan jenis teks
nonfiksi.
TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
MENGINFORMASIKAN ekspositori, Laporan informasi
untuk memberikan judul, (memahami
informasi: gambarkan, pernyataan bagaimana katak
jelaskan, beri fakta pembuka, makan), laporan
pada pembaca, informasi logis, deskriptif (tentang ikan
katakan sesuatu kesimpulan atau paus), laporan penjelas
seperti apa, meringkas ringkasan — memberi tahu
bagaimana atau
mengapa (bagaimana
air membantu
pertanian), buku
pengamatan (efek
warna air dicampur

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 28


TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
dengan daun pandan),
ilmiah deskripsi (pola
sisik pada ikan), ilmiah
deskripsi (pola sisik
pada ikan), teks
perbandingan, artikel
berita, diskusi,
wawancara, pidato
MENGINSTRUKSIKAN Judul dan / atau Resep, percobaan
untuk memberi tahu sasaran, bahan sains, arah, instruksi
pembaca bagaimana atau peralatan atau manual, prosedur
melakukannya daftar, langkah keselamatan, prosedur
sesuatu; untuk diberi nomor kesehatan (mencuci
menguraikan proses dengan kata tangan, menutupi
kerja-pertama bersin), rencana
kalimat atau perjalanan / jadwal,
disajikan dalam aturan,
urutan tertentu menggambarkan
menggunakan langkah-langkah dalam
kata-kata urutan suatu proses seperti
waktu (pertama, operasi matematika,
kedua, ketiga; proyek seni, langkah-
sekarang, langkah dalam latihan
selanjutnya, api, proses penulisan,
kemudian, peta dengan arah
akhirnya)
MENARASIKAN Setting yang Narasi pribadi, naratif
untuk memberikan dikembangkan nonfiksi (penulisan
wawasan tentang dengan baik, faktual yang akurat
suatu situasi atau pencitraan yang diresapi elemen
kehidupan seseorang sensorik, citraan), akun saksi
atau benda hidup struktur mata, berita / majalah
lainnya sekuensial artikel menceritakan
(biasanya suatu peristiwa,
berdasarkan storyboard nonfiksi,
waktu), rincian buku harian,
yang relevan otobiografi, biografi,
menempatkan catatan sejarah, esai
peristiwa dalam foto (berurutan), buku
waktu dan pengamatan observasi
tempat, yang mencakup

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 29


TUJUAN DAN JENIS TEKS: MENULIS NONFIKSI
TUJUAN KARAKTERISTIK JENIS TEKS
signifikansi / pemikiran dan refleksi
pentingnya pribadi (seiring waktu),
situasi mapan, naratif puisi,
akhir yang menceritakan kembali
berbeda

MEMENGARUHI Ikhtisar topik, Surat, iklan, poster,


untuk memengaruhi pernyataan esai, iklan, brosur,
pembaca untuk penulis atau ulasan (film atau buku),
mengambil tindakan argumen, fakta pidato (misi politik),
atau menambah pendukung atau debat, argumen pro-
keyakinan bukti, menarik kontra
bagi pembaca,
kesimpulan atau
ringkasan

MENANGGAPI Menjelaskan Tanggapan terhadap


untuk referensi untuk literatur: reflektif,
mengekspresikan ide teks yang sudah analitis, atau analisis
tentang suatu teks ada; mengutip evaluatif, tinjauan
atau tema; untuk contoh-contoh kritis, studi literature
terlibat dalam analitis, spesifik dan Tanggapan untuk
kritis, pemikiran termasuk pertanyaan akademis:
evaluatif analisis jawaban esai,
menanggapi tes cepat
Tanggapan terhadap
komunikasi pribadi:
surat, catatan,surel

(sumber: Stead and Hyot, 2011:13)

Ketika penulis pertama kali melakukan proses penulisan,


mereka dapat mengerjakannya pertahap dengan pemodelan dan
dukungan guru. Untuk penulis pemula, mereka baru diperkenalkan
dengan proses penulisan, melakukan prosesnya berdasarkan
bimbingan guru.
Setelah proses dipahami, pepenulis nonfiksi akan dapat
menulis tidak hanya secara berkelompok namun juga individu. Dalam

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 30


hal ini, Saudara pertama-tama perlu menganalisis tingkat pemahaman
Saudara tentang jenis teks yang Saudara akan tulis dan membimbing
penulis melalui penugasan atau proyek secara klasikal. Kemudian,
ketika tiba saatnya untuk proyek individu, para penulis dapat
melakukannya dengan tingkat kemandirian yang tinggi.
Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

Bersiap untuk Bersiap Memoles Menyelarask Menerbitkan dan


menulis menuangka pemikiran an konvensi menyajikan
n ide
Berpikir Fokus pada Baca Fokus pada Jika tulisan Saudara
Mengamati apa yang kembali dan satu hal pada adalah buku, maka
Penelitian. ingin tanyakan: satu waktu. Buatlah nomor
Dapatkan Saudara Apakah ini Baca untuk halaman dan
fakta dari katakan. masuk akal? memeriksa membuat sampul,
gambar, buku, Gunakan Apakah ada spasi antar halaman judul
komputer, riset cukup detail kata. daftar isi, tentang-
video,wawanc Saudara sehingga Kemudian penulis
ara, di mana untuk pembaca bacalah lagi halaman,
saja. mendapatk bisa"Lihat" untuk sebuah
Tulis atau an fakta. apa yang memeriksa indeks
gambarkan Tulis huruf saya tulis? ejaan, dan atau
fakta yang Apakah sebagainya. Glosarium, dan
penelitian Saudara fakta Cek untuk: sebuah halaman
Saudara. kenal untuk tentang hal Spasi, ejaan, untuk
Bicarakan mengeja yang sama huruf kapital, komentar pembaca
fakta Saudara. kata-kata. dikelompok kerapian,
Pilih topik. Gunakan kan Saudara Jika
Pikirkan untuk struktur dan bersama? baca, kalimat penulisan Saudara
siapa Saudara jenis teks Apakah lengkap. adalah
menulis. (surat, faktanya Apakah saya sebuah surat,
Pikirkan catatan, akurat? memiliki kirimkan
mengapa poster, Apakah ini judul, judul Itu!
laporan,dan terlihat yang jelas,

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 31


Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

Saudara seterusnya). seperti milik gambar, Jika tulisan Saudara


menulis. Gunakan guruku keterangan, adalah poster,
Pilih apa yang kata-kata contoh teks dan perlihatkanlah!
akan Saudara menarik: semacam sebagainya?
tulis. (Sebuah kata benda ini? Bisakah Bacalah dengan
surat?Sebuah yang tepat, (prosedur, teman saya lantang kepada
poster? kata kerja penjelasan, membaca teman sekelas
Laporan? Atau yang kuat, surat,melap ini? Apa Saudara, keluarga,
apa?) gambar orkan, dan ide mereka atau teman-teman
sensorik. sebagainya) untuk dari sekolah lain.
Sertakan , Apakah membuatnya Kirim tulisan Saudara
fitur kalimatnya lebih baik? ke surat kabar atau
nonfiksi bervariasi? layanan penerbitan
seperti Apakah online
judul dan mereka
gambar. mulai
Tulis dengan
permulaan kata-kata
yang yang
menarik berbeda?
dan akhir Berapa
yang panjang dan
memuaskan pendek?
. Apakah
saya
menggunak
an kata-
kata yang
menarik?
Ketika saya
membaca
ini untuk
teman-
teman saya,
apa

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 32


Menulis Nonfiksi dan Proses Menulis
Pramenulis: Menyusun Merivisi Menyunting Mempublikasikan:
merencanakan Draf mempresentasikan,
dan meneliti berbagi, dan
merayakan

pertanyaan
yang
mereka
tanyakan
padaku?
Apa saya
dapat
membuat
lebih baik?

Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah Bacalah kembali


kembali kembali kembali kembali
(sumber: Stead & Hyot, 2011: 19)
Ada beberapa media yang dapat digunakan untuk menulis
beragam teks nonfiksi tersebut, misalnya dengan menggunakan
graphic organizer, model Frayer (sumber: www.adlit.org/strategies).
Menulis informasi Menulis prosedur

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 33


Selain penggunaan media, ada juga model/strategi/metode
yang dapat digunakan untuk mengajarkan menulis teks nonfiksi.
Menurut Stead & Hyot (2011: 40), ada beberapa pendekatan yang
dapat dipraktikkan dalam mengajarkan menulis teks nonfiksi. Berikut
dipaparkan pendekatan instruksional yang dapat dijadikan panduan.
Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
Model menulis Maksimal Biasanya Berikan Dengarkan dan
seluruh model amati gurunya.
kelas tetapi bagaimana
dapat penulis
digunakan menulis,
dalam menggunakan
pengaturan bahasa
kelompok dengan
kecil atau tingkatan
individu berpikir kritis
Menulis bersama Tinggi Dapat Berikan Bantu guru
digunakan demonstrasi dengan menulis.
di seluruh pada proses
kelas, penulisan.
kelompok
kecil, atau Sampaikan
pengaturan pertanyaan
individu untuk
membantu
siswa
memahami
bagaimana
penulis
menulis.
Susunlah teks
umum
bersama
dengan siswa.
Menulis interaktif Tinggi Paling baik Para penulis Berpartisipasi
digunakan dan guru penuh dan
dalam berbagi berbagi tanggung
pengaturan peran, jawab untuk
grup kecil menulis kata-kata

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 34


Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
menyusun dan memasukkan
teks bersama. fitur teks.
Menulis Medium Kelompok Bantu siswa Menulis sendiri
terpandu/termbimbing kecil dengan dengan bantuan
kebutuhan dari guru dan
yang sama rekan-rekan
dengan mereka.
komposisi
mereka
sendiri. Guru
dapat
memilih
untuk
melakukan
penulisan
model
tambahan jika
penulis perlu
untuk melihat
contoh lain.
Konferensi/kelompok Tinggi Individu Fokus pada Penulis
kebutuhan mempertahankan
seorang kontrol atau apa
penulis yang mau ditulis.
tunggal. Saran guru dan
Penulis dapat komentar
meminta diberikan secara
diskusi karena lisan, atau
kebutuhan ditempatkan
tertentu. pada catatan
Guru dapat tempel untuk
meminta membantu
Diskusi untuk penulis dalam
penilaian, menyimpan
instruksi informasi.
tambahan,
membimbing
penulis
melalui
proses

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 35


Pendekatan Instruksional
Pendekatan Tingkat Setting Peran Guru Peran Siswa
instruksional dukungan
penulisan,
dan
sebagainya.

Salah satu strategi yang dapat digunakan dalam proses


menulis teks nonfiksi adalah dengan pemodelan minilesson. Dalam
model ini, guru mulai dengan pemodelan, lebih tepatnya
menunjukkan dari mengatakan-bagaimana cara terlibat dalam tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran menulis nonfiksi, misalnya, guru
mungkin menunjukkan cara membuat beberapa kalimat nonfiksi. Pada
saat bersamaan, penulis adalah pengamat yang cermat. Tugas mereka
adalah mengawasi dengan cermat dan memperhatikan bagaimana
teks itu dibuat. Mereka juga dengarkan guru tentang apa yang guru
pikirkan saat menulis. Mereka melihat, mendengarkan, menjelaskan
apa yang dia pikirkan.
Dalam praktik terbimbing, penulis memulai bekerja dan
menerapkan pembelajaran. Mereka mungkin menggambar, menulis, dan
bekerja dengan pasangan. Hal ini menjadi poin penting karena mereka
semua akan memikirkan target penulisan yang dulu dimodelkan dalam
minilesson yang terfokus dan berusaha mengintegrasikannya ke dalam
tulisan mereka. Penulis pemula mendapatkan banyak bimbingan dan
dukungan selama ini karena mereka mencoba aplikasi kolaboratif atau
individual. Periode praktik terbimbing ini masih sangat diarahkan oleh
guru, dan pelatihan ulang dan pembinaan terjadi dalam kelompok-
kelompok kecil atau dengan individu.
Praktik yang dipandu memberikan peluang penting untuk
penilaian juga, karena penulis secara aktif berusaha untuk meniru
format penulisan dimodelkan oleh guru. Ketika kepercayaan diri

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 36


meningkat, siswa menerapkan apa yang telah mereka pelajari dengan
meningkatnya kebebasaan berekspresi. Mereka lebih percaya diri.
Beberapa penulis mencapai tahap ini dengan cepat, namun ada juga
yang mungkin masih ada banyak pelatihan dan dukungan. Tetapi
semua penulis mengerti bahwa tujuannya adalah untuk mampu
menulis secara individu.
Selama masa penulisan dan pembinaan aktif ini, guru dapat
mendukung penulis (siswa) di berbagai cara. Yang dapat dilakukan
oleh guru diantaranya adalah.

1) Melakukan diskusi dengan penulis (siswa), misalnya dengan


mendekati mereka di kelompok kerja.
2) Bertemu dengan grup kecil untuk tulisan terbimbing untuk
melakukan pemodelan tambahan dan menawarkan bimbingan.
3) Libatkan sekelompok kecil siswa di berbagi pengalaman menulis
manakala siswa bekerja sama untuk membangun teks yang mirip
dengan yang dimodelkan oleh guru. Dalam tulisan bersama, siswa
menyumbangkan gagasan secara bebas dan berpartisipasi pada
tingkat yang lebih tinggi daripada selama penulisan model
minilesson. Tulisan bersama juga dapat menjadi tulisan interaktif
jika penulis berbagi pena dan bergantian menambahkan fitur
huruf, kata, dan teks ke teks yang mereka buat bersama.

Ada juga strategi yang dapat digunakan untuk memproduksi


teks nonfiksi, misalnya untuk tujuan menginformasikan (menulis
informatif). Menulis informasi bertujuan untuk menyampaikan
informasi (writing to inform) tentang topik atau menjelaskan
bagaimana melakukan sesuatu (Duke & Armistead, 2003:8-9).

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 37


1) Tahap Survei Teks

Membaca Karakter Lewat Goresan Tanda Tangan


Oleh Fachrurozi

Tanda tangan mampu mencerminkan karakter dan tipe


kepribadian individu karena tanda tangan merupakan hasil grafis
dari kerja otak. Memang tidak sepenuhnya tepat, tapi para ahli
grafologi berpendapat tingkat akurasi itu bisa mencapai 80
persen.
Figur seseorang bisa terlihat dari tanda tangannya. Tanda
tangan juga bisa memperlihat kencenderungan, minat, serta
motivasi seseorang. Tandanya adalah jika tanda tangan miring ke
kanan, menunjukkan gambaran pribadi yang terbuka, hangat, dan
sosok yang apa adanya kala berada di depan publik. Sebaliknya,
bila miring ke kiri menggambarkan kecenderungan seorang yang
tertutup dan egois. Apabila tegak, menggambarkan tipikal
seorang realis dan pandai menempatkan emosi. Tanda tangan
yang tertulis dengan cara menekan menunjukkan pribadi yang
kurang yakin terhadap diri sendiri. Sedangkan tanda tangan yang
memiliki garis bawah memperlihatkan optimisme sang pemilik.
Pun bila tak disertai garis, menandakan pribadi yang tegar,
ekonomis, dan memiliki kesadaran lingkungan yang baik. Lain
halnya jika menorehkan tanda tangan semirip nama pemiliknya
menunjukkan individu spontan dan menyenangi pujian. Atau jika
tidak mirip dan sekadar coretan menunjukkan pribadi sederhana.
Sumber: https://id.she.yahoo.com/membaca-karakter-lewat-
goresan-tanda-tangan

2) Tahap Menjawab pertanyaan berdasarkan tujuan menulis


Informasi apa yang didapat dari teks di atas?
Jawaban pertanyaan
1. Tanda tangan mampu mencerminkan
karakter dan tipe kepribadian  Informasi
teks
seseorang dan juga bisa
memperlihatkan kencenderungan,
minat, serta motivasi seseorang
disertai dengan tanda-tandanya.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 38


e. Rekomendasi untuk guru preservice dan inservice
Mengajarkan ragam teks nonfiksi dengan segala urgensi yang
terkait dengan literasi dasar siswa yakni membaca dan menulis bukan
hanya memerlukan ragam teks nonfiksi, namun juga cara
mengajarkannya dengan mudah. Selain hal itu, ada hal yang tentu saja
perlu dikembangkan lagi oleh guru terkait dengan kemampuan
minimal guru SD untuk dapat mengajarkan keterampilan berbahasa.
Beberapa hal yang dimaksud adalah semacam rekomendasi
pengembangan kemampuan guru, diantaranya:
a) guru senantiasa terlibat dalam kegiatan pengembangan
profesional, misalnya melalui penelitian tentang dampak
membaca dan menulis nonfiksi terhadap prestasi belajar siswa;
b) guru harus mempertimbangkan memeriksa literatur ilmiah
tentang kegunaan dan pentingnya mengembangkan minat siswa
dalam membaca dan menulis nonfiksi;
c) memanfaatkan strategi berbasis literasi yang melibatkan literatur
nonfiksi di ruang kelas;
d) mencoba berkolaborasi dengan guru lain dan atau dosen dari
sebuah universitas untuk terlibat dalam studi kritis dan menelitia
tentang hubungan teori pembelajaran dan aplikasi berbasis kelas
yang melibatkan literatur nonfiksi (misalnya guru dan dosen
dapat berbagi ide untuk mengajar nonfiksi dan berkolaborasi satu
sama lain dalam berbagai topik, seperti mengajar siswa cara
menulis teks biografi dan mengajari siswa bagaimana melakukan
penelitian atau menulis proposal penelitian);
e) mempertimbangkan untuk mencari informasi lebih tentang
beragam strategi mengajar misalnya untuk membaca bersama
dan membaca terbimbing dengan materi teks nonfiksi.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 39


2. Teks Fiksi (Sastra anak)
Teks sastra anak menghibur atau memperoleh respons emosinal
dengan menggunakan bahasa untuk membuat gambar/teks secara
psikologis.

a. Urgensi Fungsi Teks Fiksi (Sastra Anak)


Sastra anak dipercaya menjadi salah satu faktor yang
berkontribusi besar dalam membentuk dan mengembangkan
kepribadian seorang anak. Kepribadian dibentuk oleh lingkungan baik
diusahakan secara sadar maupun tidak sadar. Lingkungan yang
dimaksud amat luas wilayahnya. Ia mulai dari kebiasaan, tingkah laku,
contoh, dan lain-lain yang diberikan oleh orang tua, pendidikan yang
secara sadar dan terencana dilakukan di lembaga sekolah, sampai adat
istiadat, konvensi, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Di antara
hal-hal tersebut salah satu yang termasuk di dalamnya adalah sastra,
baik sastra lisan yang diperoleh anak lewat saluran tuturan maupun
sastra tulis yang diperoleh lewat bacaan (Nurgiyantoro, 2010:35).
Sastra anak memiliki banyak fungsi, yang dikelompokkan menjadi nilai
personal dan nilai pendidikan berikut ini.
a) Nilai Personal
(1) Perkembangan Emosional
(2) Perkembangan Intelektual
(3) Perkembangan Imajinasi
(4) Pertumbuhan Rasa Sosial
(5) Pertumbuhan Rasa Etis dan Religius
b) Nilai Pendidikan
(1) Eksplorasi dan Penemuan
(2) Perkembangan Bahasa
(3) Pengembangan Nilai Keindahan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 40


(4) Penanaman Kawasan Multikultural
(5) Penanaman Kebiasaan Membaca
Selain itu, fungsi sastra anak dapat dikategorisasikan
berdasarkan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsiknya (Tarigan, 2010).
Fungsi sastra anak berdasarkan unsur instrinsiknya, yaitu (1) memberi
kesenangan, kegembiraan, dan kenikmatan bagi anak-anak, (2)
mengembangkan imajinasi anak dan membantu mereka
mempertimbangkan dan memikirkan alam, kehidupan, pengalaman
atau gagasan, (3) memberikan pengalaman baru yang seolah-olah
dirasakan dan dialami sendiri, (4) mengembangkan wawasan
kehidupan anak menjadi perilaku kemanusiaan, (5) menyajikan dan
memperkenalkan anak terhadap pengalaman universal, dan (6)
meneruskan warisan sastra. Sedangkan fungsi sastra anak
berdasarkan unsur ekstrinsiknya, relevan dengan tujuan pendidikan
secara umum, yaitu berguna untuk (1) perkembangan bahasa, (2)
perkembangan kognitif, (3) perkembangan kepribadian, dan (4)
perkembangan sosial.
Jika diselaraskan dengan ranah pendidikan, yaitu kognitif, afektif
dan psikomotor, maka sastra anak berperan penting dalam mengisi
ranah afektif karena konten sastra anak hakikatnya adalah realitas
kehidupan manusia dengan segala kompleksitasnya, maka
kemampuan afeksi anak akan banyak terasah melalui kegiatan
apresiasi.
Dengan demikian, sastra anak penting karena memberi siswa
peluang untuk menanggapi sastra (Crippen: 2012). Sastra anak
memberi peluang siswa untuk mengapresiasi warisan budaya mereka
sendiri dan juga warisan budaya orang lain. Hal tersebut membantu
siswa mengembangkan kecerdasan dan kreativitas emosional;
memelihara pertumbuhan dan pengembangan kepribadian dan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 41


keterampilan sosial siswa; serta mentransmisikan karya sastra dan
tema penting dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Memperhatikan urgensi sastra anak tersebut, maka kegiatan
mengapresiasinya pun menjadi sangat krusial.

b. Urgensi Apresiasi Sastra Anak


Belum memuaskannya tingkat keberhasilan pendidikan di
Indonesia, salah satunya ditunjukkan dengan rendahnya angka
literasi. Hal tersebut terjadi karena kekuatan teks, khususnya teks
berupa sastra anak, belum diberdayakan secara optimal, baik di
sekolah, maupun di rumah. Pembelajaran sastra di sekolah, pada
umumnya terjadi di ruang kelas, tetapi terbatas hanya pada
pemahaman struktur teks, belum diorientasikan pada fungsi sastra
serta belum memperhatikan pendekatan dan prosedur yang tepat.
Dengan demikian, tidak begitu berdampak pada menguatnya budaya
literasi.
Horatius (Luxemburg, 1989: 76) seorang penyair latin yang
hidup pada masa 65 SM-8 M berpandangan bahwa fungsi sastra
hendaknya docere (memberikan ajaran) dan delectare (memberikan
kenikmatan). Dengan kata lain, sastra mestilah berfaedah dan
menyenangkan bagi pembaca. Di dalam konteks pendidikan dasar
fungsi kedualah yang diutamakan, yakni apresiasi sastra sebagai
sesuatu yang menghibur dan menyenangkan bagi anak-anak.
Kesenangan yang disukai anak-anak tersebut jika dikelola dengan
pendekatan dan prosedur yang tepat akan beralih menjadi suatu
kebutuhan bagi anak-anak. Kebutuhan akan apresiasi sastra yang
berkesinambungan secara sadar dan tidak sadar akan beralih
menjadi kebiasaan. Pada saat apresiasi sastra menjadi sebuah
kebiasaan, maka terbentuklah budaya literat. Dengan demikian,
ketika anak-anak telah terbiasa mengapresiasi teks sastra, akan jauh

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 42


lebih mudah untuk mereka mengakses beragam teks lainnya. Oleh
karena itu, diperlukan pembelajaran apresiasi sastra.
Setidaknya ada dua pendekatan utama dalam pembelajaran
apresiasi sastra, yaitu pendekatan prosedural dan pendekatan inkuiri.
Pendekatan prosedural yang dapat digunakan, di antaranya model P-
IKADKA, singkatan dari Persiapan, Introduksi, Koneksi, Apresiasi,
Diskusi, Komprehensi, dan Afirmasi. Model P-IKADKA dikembangkan
berdasarkan teori prosedur apresiasi HLB Moedy (1971) yang
dikombinasikan dengan prosedur apresiasi sastra dari Flood & Lapp
(1994), Dugan (1997), dan Amstrong (2013). Model ini relevan
digunakan untuk pembelajaran apresiasi sastra anak, bahkan di SD
kelas awal.
MODEL PEMBELAJARAN APRESIASI SASTRA P-IKADKA
No Tahapan Penjelasan
1 Persiapan Pada tahap ini dilakukan pemilihan bahan ajar
apresiasi sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
memperhatikan karakteristik peserta didik.
Memperhatikan struktur teks cerita dan hal-hal
penting di dalamnya.
Pada tahap ini juga ditentukan strategi atau cara
penyajian cerita agar efektif dan sesuai tujuan.
2 Introduksi Pada tahap ini disampaikan tentang tujuan
apresiasi, teks yang dipilih sebagai bahan ajar, serta
informasi umum tentang cerita yang akan
disampaikan (judul, pengarang, penerbit, dsb.).
3 Koneksi Pada tahap ini dilakukan koneksi antara cerita
dengan peserta didik dengan cara membentuk
keterkaitan/keterhubungan antara keduanya.
Menciptakan hubungan antara peserta didik
dengan teks cerita yang akan diapresiasi. Hal
tersebut bisa diperoleh dari konteks atau konten
cerita dengan diri peserta didik.
4 Apresiasi Pada tahap ini disajikan cerita untuk diapresiasi
peserta didik. Cerita dibacakan dengan cara
dramatic reading dan interaktif agar peserta didik
terlibat dalam cerita.
5 Diskusi Pada tahap ini dilakukan diskusi terbimbing untuk
memastikan terjadinya pertukaran gagasan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 43


No Tahapan Penjelasan
antarpeserta-didik, terjadi tanya jawab dan
pembahasan tentang materi pembelajaran.
6 Komprehensi Pada tahap ini peserta didik dibimbing untuk
mendalami materi, misalnya dengan cara
mengerjakan LKPD yang relevan.
7 Afirmasi Pada tahap ini dilakukan penguatan dan
pengukuhan terhadap hasil apresiasi sastra dengan
cara menyebutkan kembali ringkasan umum hasil
pembelajaran apresiasi cerita.

Pembelajaran apresiasi sastra dengan pendekatan inkuiri


biasanya digunakan untuk pembelajaran berbasis masalah dan
pembelajaran konstruktivis, difokuskan pada bagaimana seorang
siswa belajar. Pendekatan ini digunakan guru dengan tujuan agar siswa
menyadari betul kekuatan sastra dalam hal menjelaskan kondisi
kemanusiaan. (Lynch-Brown, 2004: 244).
Dengan menggunakan pendekatan inkuiri ini siswa dipandu oleh
pertanyaan mereka sendiri yang berkaitan dengan suatu karya sastra.
Pertanyaan-pertanyaan yang menarik minat mereka. Misalnya
bagaimana rasanya jadi karakter tokoh x? Mengapa ilustrasi rumahnya
berwarna hitam?
Selama proses inkuiri tersebut, siswa memperbaiki atau
mengubah pertanyaan beriringan dengan saat mereka belajar dan
berdiskusi, berdebat, dan berbagi informasi dengan siswa lain.
Pembelajaran kolaboratif, proyek kelompok, dan diskusi kelompok
kecil lebih ditekankan. Penekanan difokuskan pada proses tentang
bagaimana seorang murid mencapai tujuan pembelajaran dan
memahami informasi tentang sastra yang diapresiasinya sehingga
pengetahuan yang diperoleh dapat diterapkan secara lebih luas. Guru
bertindak sebagai fasilitator daripada sebagai sumber pengetahuan.
Selain itu, guru juga menyampaikan pertanyaan-pertanyaan pemandu
kepada siswa, bukan memberikan jawaban.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 44


Pendekatan inkuiri ini bisa berbasis tema atau berbasis genre.
Tema-tema yang dipilih misalnya tetap sehat, pertemanan dan
perkelahian di sekolah, mengatasi orang tua dan saudara yang lebih
muda, berbagi masalah yang sama?, ketergantungan dan
kemandirian, dunia masa depan, menerima mereka yang berbeda dari
diri kita sendiri, hewan peliharaan, berjalan dengan menggunakan
sepatu orang lain: pentingnya perspektif, serta tema lain yang relevan.
Genre sastra yang dipilih bisa berupa prosa, puisi, maupun drama.

c. Kreasi Sastra Anak


Wujud tertinggi apresiasi adalah kreasi. Oleh karena itu, selain
mengapresiasi, guru perlu menguasai kemampuan mengkreasi sastra
anak, terutama dalam bentuk tertulis. Berikut ini tahapan yang
dilakukan untuk menyusun sastra anak, khususnya genre prosa, baik
dalam bentuk cerita lepas maupun dalam bentuk buku cerita anak
tersendiri. Menulis cerita lepas untuk pemula, secara sederhana dapat
diawali dengan menggunakan pendekatan respons estetik.
Pendekatan Respons Estetik merupakan strategi menyusun cerita
dengan meminjam pendekatan ini relatif lebih mudah karena proses
kreatif menyusun cerita didasarkan pada struktur cerita yang sudah
ada dikombinasikan dengan kreativitas, imajinasi, dan bahkan dapat
dikaitkan dengan konteks kehidupan pembaca. Misalnya pada cerita
Bawang Merah dan Bawang Putih versi Anda kedua saudara tiri
tersebut tidak saling bermusuhan, justru sebaliknya mereka
berkolaborasi dan bersinergi menjadi vlogger/youtober karena
ternyata mereka berdua sama-sama gemar memasak masakan khas
nusantara dengan cita rasa khas bawang merah dan bawang putih.
Sementara itu, menulis buku cerita secara mandiri dapat
menggunakan pendekatan prosedur penulis profesional yang diadaptasi dari
Seuling (2004) dengan tahapan sebagai berikut.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 45


1) Menemukan ide terbaik
Biasanya tantangan pertama pada saat akan menulis adalah
sulitnya menemukan ide. Namun, apabila Saudara sudah memiliki
ide, tahapan berikutnya yaitu memastikan bahwa ide tersebut
merupakan ide terbaik. Untuk itu, Saudara dapat melakukan
beberapa cara berikut ini. Gunakan mesin pencari cerita anak dan
kata/frasa yang menggambarkan buku Saudara. Saat kita telah
menemukan buku yang mirip, lihat ringkasan dari buku-buku
orang lain tersebut. Cari tahu dan pastikan bagaimana buku kita
telah benar-benar berbeda dari buku-buku yang telah ada. Meski
hal ini terlihat biasa, namun langkah sederhana ini penting untuk
mengecek dan memastikan buku kita berbeda, dengan mengecek
apakah sudah ada buku sejenis yang pernah diterbitkan sebelum
kita mulai menulis. Membuat hal yang berbeda pada cerita kita
menunjukkan orisinalitas.

2) Kembangkan karakter utama


Buat karakter kita seolah-olah NYATA. Tanyakan pada diri
Saudara hal-hal berikut tentang karakter utama. Apa yang
karakter utama inginkan? Apa kebiasaan terburuk/terbaik
karakter utama? Apakah karakter utama itu introvert atau
extrovert? Apakah karakter utama memiliki cara bicara yang
berbeda pada orang lain (ucapan lucu, perkataan yang diulang,
aksen, suara yang pelan atau keras)? Bagaimana perbedaannya?
Apakah karakter utama meragukan diri mereka sendiri atau
mereka terlalu berani? Apakah karakter utama memiliki hewan
peliharaan (atau karakter binatang kita memiliki pemilik)? Apa
yang membuat karakter utama merasakan bahagia? Apa karakter
utama memiliki rahasia? Apa yang akan karakter utama lakukan
yang akan sangat ‘tidak dia’ out of character? Hal apa yang

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 46


karakter utama sangat sukai tapi orang lain pada umumnya tidak
suka? Jika sudah dapat memastikan 8 jawaban atas 10 pertanyaan
tersebut, maka karakter utama Saudara dapat dikatakan sudah
terasa nyata.

3) Sesuaikan panjang cerita


Menyusun buku cerita anak perlu memperhatikan jenis buku
dan jumlah kata agar sesuai dengan usia anak.

Jumlah Kata Usia Jenis Buku


0-200 0-3 Board Book
200-500 2-5 Early Picture Book
500-800 3-7 Picture Book
600-1000 4-8 Older Picture Book
3000-10.000 5-10 Chapter Book
10.000-30.000 7-12 Middle Grade

4) Mulai cerita dengan cepat


Memulai cerita perlu dilakukan dengan cepat. Caranya
dengan menulis kalimat pertama yang langsung fokus pada inti
cerita. Hal ini penting, untuk menghindari detail yang tidak perlu.
Selain itu, dapat menghindarkan cerita dari detail yang akan
melambatkan narasi.

5) Mengidentifikasi dan mengatasi masalah utama


Buat karakter utama berusaha keras menyelesaikan
masalahnya. Perlu diperhatikan agar ada pertentangan batin saat
karakter utama menyelesaikan masalahnya. Untuk memperkuat
cerita, karakter utama harus merasa masalahnya itu sangat penting
bagi dirinya.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 47


6) Gunakan repetisi
Untuk memahami cerita, anak-anak akan sangat terbantu dengan
pengulangan. Pengulangan tersebut dapat berupa pengulangan kata atau
frasa dalam suatu halaman, pengulangan kata atau frasa di sepanjang
buku, atau pengulangan struktur cerita.

7) Menulislah untuk ilustrator


Menulis cerita anak perlu menyediakan ruang untuk
ilustrasi. Oleh karena itu hindari detail yang terlalu spesifik. Dengan
demikian, membuka ruang untuk hadirnya imajinasi dan ilustrasi.

8) Akhiri cerita dengan cepat


Seperti halnya memulai, mengakhiri cerita juga perlu
dilakukan dengan cepat. Gunakan kalimat sederhana dan langsung
pada resolusi. Menghindari menulis detail yang rumit.

9) Pilih judul yang tepat


Judul buku cerita perlu dipilih dengan tepat dan menarik.
Caranya dengan menggunakan kata yang berima, misalnya Tikus
Rakus. Selain itu, disarankan untuk tidak menggunakan judul yang
deskriptif. Oleh karena itu, perlu menggunakan judul cerita dengan
kata kerja aktif.Gunakan juga teknik misteri untuk membangkitkan
rasa ingin tahu pembaca.

10) Gunakan Strategi Revisi


Ada jarak antara draf cerita dengan naskah cerita jadi. Jarak
tersebut dapat dimaknai sebagai revisi. Penting untuk memeriksa
naskah akhir dengan mengecek kata atau kalimat yang betul-betul
penting untuk dipertahankan atau sebaliknya. Caranya dengan
memperhatikan apakah ada atau tidaknya suatu bagian dalam

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 48


cerita berpengaruh terhadap struktur dan makna cerita secara
keseluruhan atau tidak.
Saudara juga dapat menggunakan beberapa aplikasi menulis
berikut ini untuk berlatih menyusun cerita: Writer Pluss, JotterPad,
Novellist, Writer Tools, Wattpad, Writer, My Story Today, iA Writer,
Evernote, atau Pure Writer.

D. Telaah kasus
Menampilkan dua kasus pembelajaran bahasa meliputi teks nonfiksi dan
sastra anak yang spesifik dan memerlukan analisis kritis.

1. Mari kita lakukan hal berikut.


a. Kasus 1
1) Kunjungilah link https://lingkunganhidup.co/sampah-plastik-
indonesia-dunia/.
2) Bacalah teks tersebut
dengan saksama.
3) Respon apa yang
muncul setelah Saudara
memahami informasi
dari teks tersebut?
Mulailah dengan
memetakan informasi
apa saja yang dapat
diperoleh dari teks tersebut?

b. Kasus 2
Berikut disajikan sebuah topik peristiwa (sumber:
https://nasional.okezone.com)

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 49


Identifikasi dan petakan apa yang dapat menjadi latar belakang
munculnya topik tersebut. Mengapa topik tersebut menjadi hal yang
perlu diberitakan? Mengapa terjadi (sering) di sekolah? Lalu apakah
mungkin terkait dengan konteks berbahasa? Petakan temuan dan
analisis dalam sebuah peta konsep dan cobalah memaparkannya
dalam sebuah teks nonfiksi.

2. Bacalah teks berikut.


a. Kasus 1
Timun Emas
Di sebuah desa hiduplah seorang perempuan tua bernama Mbok Yem.
Ia hidup sebatang kara. Mbok Yem ingin sekali memiliki seorang anak,
agar dapat merawat dirinya yang sudah mulai tua. Namun, itu semua
mustahil karena ia tidak mempunyai suami.
Setiap hari Mbok Yem pergi ke hutan untuk mencari kayu bakar. Pada
suatu hari, di tengah hutan. Ia bertemu dengan seorang raksasa yang
sangat menyeramkan. Tubuh raksasa itu lebih tinggi dari pohon.
Kulitnya penuh dengan bulu yang kasar. Kulitnya gelap. Mulutnya
terdapat sepasang taring yang sagat tajam. Kukunya panjang dan
kotor.
1) Bagaimana kesan Saudara terhadap cerita tersebut?

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 50


2) Menurut Saudara bagaimana respons peserta didik terhadap
nasib Mbok Yem?
3) Menurut Saudara bagaimana kesan peserta didik terhadap
keadaan fisik Raksasa?
4) Menurut Saudara bagaimana peserta didik diminta
menggambarkan Raksasa versi mereka?

b. Kasus 2
Seorang guru berencana akan menulis dua cerita, yaitu satu
bentuk cerita fabel dan cerita petualangan. Menurut Anda bagaimana
gaya penulisan, isi dan struktur keduanya. Apa persamaan dan
perbedaannya? Apakah siswa SD kemungkinan akan menyukainya? Di
antara kedua buku tersebut, mana yang akan disukai siswa SD Kelas
awal dan siswa SD kelas tinggi? Mengapa demikian? Menurut Anda, isi
cerita yang bagaimana yang dapat menarik minat dan relevan dengan
kehidupan siswa SD di Indonesia?

E. Penutup
1. Rangkuman
a. Teks nonfiksi merupakan teks yang didasarkan pada fakta yang
bertujuan menginformasikan, menginstruksikan, atau membujuk
dengan memberikan fakta dan informasi. Teks ini menjadi penting
fungsi informatif yang berlaku untuk berbagai bidang kehidupan
(misalnya sains dan humaniora). Ragam teks nonfiksi didasarkan atas
tujuannya yaitu menginformasikan, menginnstruksikan, menarasikan,
memengaruhi, dan menanggapi.
b. Pembelajaran teks nonfiksi dapat dilakukan dengan inquiri based
instruction yang fungsinya mengajari siswa bagaimana membuat belajar
menjadi lebih bermakna. Pembelajaran ini bermuara pada membaca
dan menulis. Strategi yang digunakan untuk memahami teks nonfiksi
salah satunya adalah dengan membaca mandiri dengan tujuan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 51


mengembangkan kompetensi untuk membaca dengan saksama, lalu
tanggapi dengan bukti untuk penekanan pada kesimpulan, menganalisis
teks untuk mengklarifikasi ide, menggunakan struktur dan fitur teks
untuk mengidentifikasi ide dan informasi dan menganalisis pilihan
penulis. Strategi yang acapkali digunakan dalam menulis teksnonfiksi
adalah pramenulis, menyusun draf, merevisi, menyunting, dan
mempublikasikan.
c. Sastra anak memiliki banyak fungsi yang bermanfaat dan selaras dengan
tujuan pendidikan, baik fungsi yang didasarkan pada unsur intrinsik
maupun unsur ekstrinsiknya. Fungsi tersebut berguna bagi peserta didik
untuk perkembangan dirinya, baik secara personal maupun sosial. Oleh
karena itu, perlu dilakukan pembelajaran apresiasi sastra.
d. Pembelajaran apresiasi sastra anak dapat dilakukan di antaranya
dengan menggunakan pendekatan prosedural misalnya menggunakan
model pembelajaran apresiasi sastra P-IKADKA atau menggunakan
pendekatan inkuiri.
e. Menyusun kreasi sastra anak dapat dilakukan dengan tahapan tertentu,
di antaranya dengan mengikuti pendekatan respons estetik dan
prosedur penulis buku cerita anak profesional mulai dari tahap
menentukan ide terbaik sampai tahap revisi draf cerita.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 52


2. Tes formatif
Soal nomor 1
Bacalah kedua teks berikut!
Teks 1 Teks 2

Tanggapan logis terhadap kedua isi pesan di media sosial tersebut adalah …
A. Pesan pertama lebih terpercaya karena berasal dari teman dekat.
B. Pahami dulu berita yang kita baca, lalu lakukan yang menurut kita benar.
C. Kita laporkan pengirim berita hoax agar tidak mengulangi perbuatannya lagi.
D. Kita perlu mencari sumber berita yang terpercaya agar tidak mudah terhasut.
E. Untuk mengantisipasi kebenaran berita sebaiknya kita membeli BBM yang
banyak.

Soal nomor 2
Bacalah kedua teks berikut!
Perhatikan ilustrasi berikut!
Anda tinggal di kota Y. Karena urusan mendadak yang sangat penting,
Anda harus pergi ke tempat saudara di kota B. Anda harus sampai di
sana secepatnya. Harga tiket dari kota Anda ke kota B adalah sebagai
berikut.
No Jenis Transportasi Harga Tiket (Rp)
1 Bus ekonomi 90.000,00
2 Bus bisnis 120.000,00

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 53


3 Bus eksekutif 160.000,00
4 Kereta api ekonomi 120.000,00
5 Kereta api bisnis 150.000,00
6 Kereta api eksekutif 220.000,00
7 Pesawat terbang ekonomi 280.000,00
8 Pesawat terbang bisnis 400.000,00
9 Pesawat terbang eksekutif 600.000,00

Jika dana yang Anda miliki terbatas, sikap Anda dalam memilih transportasi adalah
...
A. menggunakan bus eksekutif karena fasilitas yang nyaman dan harga terjangkau
B. menggunakan kereta api kelas ekonomi karena harga tiketnya relatif murah,
bersih, cepat, dan nyaman
C. menggunakan bus ekonomi karena meskipun agak lambat, harga tiketnya
paling murah dan nyaman
D. menggunakan pesawat terbang kelas ekonomi karena harga tiket terjangkau
dan cepat sampai tujuan
E. menggunakan pesawat kelas eksekutif karena tiket lebih mudah didapatkan
dan cepat sampai tujuan
Soal nomor 3
Cermatilah data berikut!
Gunungkidul memiliki banyak ragam objek wisata, antara lain:
1. Wisata Pantai:
Pantai Drini, Pantai Indayanti, Pantai Sundak, Pantai Ngandong, Pantai Sepanjang,
Pantai Baron,Pantai Kukup, Pantai Krakal, Pantai Watu kodok, Ngrenehan, Slili,
Nobaran
2. Wisata Bukit :
Puncak Kosakora, Gunung Api Nglanggeran, Gunung Ireng, Bukit Sarangan, Bukit
Bintang
3. Wisata Goa:
Goa Kalisuci, Goa Pindul, Goa Jomblang, Goa Rancang Kencono
4. Wisata Air Terjun:
Sri Gethuk, Luweng Sampang, Kedung
5. Wisata Hutan:
Hutan Wanagama

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 54


Salah satu upaya untuk menarik kunjungan tempat-tempat wisata tersebut adalah
....
A. melengkapi layanan jasa dan fasilitas umum di setiap objek wisata dengan dana
pemerintah daerah dan sponsor.
B. melakukan perawatan rutin dan berkala di setiap objek wisata.
C. melakukan gerakan promosi wisata secara luas yang melibatkan relawan
pariwisata dengan program yang menarik.
D. mencanangkan bulan promosi dengan memberikan layanan gratis tiket masuk
objek wisata pada even-even tertentu.
E. memberikan layanan paket wisata lengkap, misalnya 3 macam objek wisata
yang berbeda dalam 1 hari perjalanan.

Soal nomor 4
Suatu ketika, ada seseorang yang berniat menuangkan idenya dengan tujuan
untuk menanggapi tentang perkembangan teknologi yang berdampak positif dan
negatif bagi anak-anak. Orang tersebut kemudian membuat tulisan dengan judul
“Dahsyatnya Peran Literasi Sosial Media terhadap Perilaku Anak”. Jika Saudara
menjadi pembaca sekaligus penulis, informasi yang akan disampaikan dalam
tulisan tersebut adalah….
A. pentingnya teknologi informasi, tentang anak dan usianya, dan tentang peran
literasi untuk anak-anak
B. usia anak dan perkembangannya, jenis literasi sosial media dan peranannya
C. literasi informasi, jenis sosial media, anak dan perilakunya
D. literasi sosial media dan jenisnya, perilaku anak di era milenial, peran teknologi
informasi
E. pentingnya peran literasi, pentingnya usia anak-anak, peran anak-anak

Soal nomor 5

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 55


Saudara telah menulis tentang “Kebiasaan Membaca di Era Digital: Benarkah
Masyarakat Indonesia Tidak Gemar Membaca?”. Untuk menyempurnakan tulisan
tersebut, dilakukan proses reviewing. Ragam pertanyaan refleksi yang dapat
muncul dari tulisan tersebut adalah….
A. Apa yang akan saya tulis?
B. Bagaimana saya menuliskannya?
C. Apakah fakta yang saya tulis akurat?
D. Apa ide untuk membuatnya jadi lebih baik?
E. Apakah saya memiliki keterangan yang jelas?

Soal nomor 6
Guru mempertimbangkan akan menggunakan pendekatan berbeda dalam
pembelajaran apresiasi sastra. Berikut ini cara yang dapat digunakan guru untuk
membimbing dan mengarahkan siswa dalam mengapresiasi karya sastra yang
telah dibacanya.
Menurut Saudara, untuk mencapai tujuan pembelajaran apresiasi cerita, kegiatan
manakah yang paling relevan dan terasa penuh kesan oleh siswa?
A. Melakukan tanya jawab dengan sesama kawannya
B. Membuat rangkuman/synopsis cerita
C. Mengidentifikasi karakter/tokoh cerita
D. Menyampaikan respons sesuai perspektif dirinya
E. Menceritakan kembali di depan kelas

Soal Nomor 7
Bapak Biru melaksanakan kegiatan apresiasi sastra dengan cara membacakan
dongeng (1). Kemudian Bapak Biru menjelaskan persamaan dan perbedaan
karakter Kancil dan Buaya yang ada dalam dongeng tersebut (2). Kemudian Bapak
Biru bertanya jawab dengan siswa tentang dongeng tersebut (3). Bapak Biru
bertanya kepada siswa bagaimana tanggapan siswa terhadap dongeng Kancil dan

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 56


karakter Buaya (4). Bapak Biru juga bertanya kepada siswa karakter mana yang
lebih disukai mereka? (5) Bapak Biru juga bertanya sikap dan perilaku siapa yang
ingin siswa tiru dan apa alasannya? (6)
Internalisasi nilai cerita ditunjukkan pada kalimat nomor berapa?
A. Kalimat kedua
B. Kalimat ketiga
C. Kalimat keempat
D. Kalimat kelima
E. Kalimat keenam
Soal nomor 8
Perhatikan tahapan pembelajaran apresiasi berikut ini!
(1) Guru menyampaikan judul dan identitas buku cerita rakyat.
(2) Guru membacakan cerita rakyat dan sesekali berhenti untuk menjelaskan
materi penting terkait cerita tersebut.
(3) Guru memperlihatkan gambar sampul cerita rakyat dan menanyakan apa
yang terlintas di pikiran siswa saat melihat gambar tersebut.
(4) Guru menyampaikan afirmasi terkait cerita.
(5) Guru menentukan sebuah buku cerita rakyat yang sesuai dengan
karakteristik siswanya.
(6) Guru memandu siswa menyampaikan tanggapan pribadinya serta
merespons tanggapan kawannya.
(7) Guru memandu siswa mengerjakan lembar kerja yang berkaitan dengan
cerita.
Manakah yang menunjukkan prosedur apresiasi sastra model PIKADKA dengan
urutan paling tepat?
A. 1-2-3-4-5-6-7
B. 1-3-2-4-6-7-4
C. 5-3-1-2-4-6-7
D. 5-1-3-2-6-7-4

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 57


E. 5-3-1-2-4-6-7

Soal nomor 9
Di sebuah kelas, setelah menyampaikan salam dan sapa kepada siswanya,
terdengar seorang guru membacakan sebuah dongeng. Ketika pembacaan
dongeng berakhir guru pun menjelaskan unsur intrinsik dan makna dongeng
tersebut kepada siswanya. Kemudian guru mempersilakan siswanya untuk
menceritakan kembali cerita yang telah didengarnya.
Setelah pelajaran berakhir, di ruang guru seorang rekan gurunya menyampaikan
beberapa koreksi untuk memperbaiki tahapan apresiasi dongeng tersebut.
Pernyataan-pernyataan rekan guru tersebut benar, kecuali ….
A. Guru perlu menyampaikan tujuan pembelajaran.
B. Guru perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk merespons cerita.
C. Guru perlu menyediakan satu jawaban benar untuk setiap pertanyaan.
D. Guru perlu menjelaskan teknik/cara performasi siswa.
E. Guru perlu menyebutkan kriteria penilaian performansi siswa.

Soal nomor 10
Perhatikan kutipan cerita berikut ini!
Betapa Hebatnya Dia
Perkenalkan, namaku Cinta. Sungguh aku tidak membenci Jihan, adikku satu-
satunya. Sesungguhnya aku sangat mengasihinya. Namun, Jihan terlahir sedikit
berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Nada bicaranya sedikit lambat. Dilihat
dari fisiknya, posisi kepala Jihan sedikit miring ke kanan, tidak tegak. Terkadang air
liur sesekali jatuh dari mulutnya. Hal inilah yang membuatku belum bisa menerima
kehadirannya sejak ia lahir dari rahim Mama.
Konflik yang mungkin terjadi dari kutipan cerita tersebut yaitu, … kecuali ….
A. Rasa malu Cinta atas keadaan adiknya
B. Rasa kesal Cinta atas sikap adiknya

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 58


C. Rasa kasih Cinta terhadap adiknya
D. Rasa marah Cinta atas perilaku adiknya
E. Rasa sedih Cinta atas kondisi adiknya

Soal nomor 11
Sebagai seorang guru, Ibu Nila merasa terpanggil untuk menulis sebuah
cerita anak. Hal berikut ini tepat untuk sebuah draf cerita anak untuk usia 7-8
tahun, yaitu ….
A. Jumlah kata antara 0-200 kata, berupa board book, karakter buah-buahan.
B. Jumlah kata antara 200-500 kata, berupa early picture book, karakter mainan.
C. Jumlah kata antara 700-1000 kata, berupa picture book, karakter
hewan/manusia.
D. Jumlah kata antara 10000-30000, berupa middle grade, karakter
hewan/manusia.
E. Jumlah kata lebih dari 30000, berupa hand book, karakter hewan/manusia.

3. Refleksi
a. Apa yang sudah dipahami
b. Bagaimana saya dapat memahami hal tersebut
c. Dengan cara bagaimana saya dapat memahami hal tersebut
d. Apa yang disukai/menarik tetapi penting
e. Apa yang disukai/menarik tetapi tidak penting
f. Apa yang ingin diketahui lebih lanjut
g. Apa yang belum dipahami
h. Mengapa belum dipahami
i. Apa yang harus dilakukan agar menjadi paham

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 59


4. Rujukan
Armstrong, J. (2013). Reading Camp: Children from the Bahamas Develop a New
Appreciation of Children’s Literature. Bookbird: A Journal of International
Children’s Literature, 51(1), 67–72.
Anderson, C.C., 1984, Style in Children's Literature: A Comparison of Passages
from Books for Adults and for Children, Dissertation in English Literature,
University of Rhode Island.
Blachowicz, C., & Ogle, D. (2001). Reading Comprehension: Strategies for
Independent Learners. New York: Guilford.

Crippen, M. (2012). https://www.luther.edu/oneota-reading-


journal/archive/2012/the-value-of-childrens-literature/

Dugan, J. (1997). Transactional Literature Discussions : Engaging Students in the


Appreciation and Understanding of Literature. The Reading Teacher, 51(2),
86–96.
Duke, Nell K & Bennet,V. Susan. (2003). A Study Guide for Reading & Writing Informational
Text in the Primary Grades. Diunduh dari
http://teacher.scholastic.com/products/theoryandpractice/files/Reading_Writing
_Informational_Texts_StudyGuide.pdf

Flood, J., & Lapp, D. (1994). Issues and Trends: Developing Literary Appreciation
and Literacy Skills: A Blueprint for Success. The Reading Teacher, 48(1), 76–
79
Goodman, Y., Hood, W., & Goodman, K. (1991). Organizing for whole language.
Portsmouth, NH: Heinemann.

Goodwin, Bryan & Kirsten Miller. (2013). Nonfiction Reading Promotes Student
Success. Educational Leadership, January, Vol. 79, Number 4:80-82 diakses
dari http://www.ascd.org/publications/educational-
leadership/dec12/vol70/num04/Nonfiction-Reading-Promotes-Student-
Success.aspx pada tanggal 18 Februari 2019.

Jablon, P. (2006). Writing through inquiry. Science Scope, 29, 18-20.

Marzano, R. J. (2000). A new era of school reform: Going where the research takes
us. Aurora, CO: McREL.

Moedy, H.L.B. (1971) The Teaching of Literature with Special Reference to


Developing Countries. London: Longman Group LTD.

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 60


Lynch-Brown, C.G., Tomlinson, C.M., and Short, K.G., Essentials of Children's
Literature, edisi ke-7, Pearson.

Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Sastra Anak: Pengantar Pemahaman Dunia Anak.


Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Padgett, R. (2006). “Read All About It” and Teach Kids How to Use Newspapers.
Education Digest, 71, 56-58.

Pardales, M., & Girod, M. (2006). Community of inquiry: Its past and present
future. Educational Philosophy & Theory, 38, 299-309.

Pike, K., & Mumper, J. (2004). Making Nonfiction and Other Informational Texts
Come Alive: A Practical Approach to Reading, Writing, and Using Nonfiction
and Other Informational Texts Across the Curriculum. Boston:Allyn and
Bacon.

Seuling, B. (2004). How to Write a Children’s Book and Get It Published, edisi ke-
3. John Wiley & Sons, Inc.

Stead, Tony & Hoyt, Linda. (2011). A Guide to Teaching Nonfiction Writing. USA:
Greenwood Publishing Group, Inc.

Nonfiction Reading Strategies. Diunduh dari


https://teacher.depaul.edu/html/documents/Nonfictionreadingstrategies.pdf
pada tanggal 14 Februari 2020.

https://thejohnfox.com/2019/02/how-to-write-a-childrens-book/

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 61


Kunci Jawaban Tes Formatif
1. D
2. D
3. E
4. D
5. C
6. D
7. E
8. D
9. C
10. C
11. C

KB 1 PGSD Bahasa Indonesia 62

Anda mungkin juga menyukai