Anda di halaman 1dari 4

Nama : Zaqiya Laksita Santri

NIM : 1401419238

Absen : 15

Rombel :J

Tugas Konsep, Karakteristik dan Tujuan E-Learning

Kerjakan tugas di bawah ini!

Bagaimanakah cara melakukan pembelajaran berbasis e-learning pada daerah yang masih
terkendala internet (jaringan internet masih minim)? Sertakan contoh kasusnya.

Jawaban :

E-learning dapat dikatakan sebagai usaha untuk membuat sebuah transformasi proses belajar
mengajar yang ada di sekolah ke dalam bentuk digital yang dijembatani oleh teknologi internet
(Purbo & Hartanto, 2002). Namun model pembelajaran e-learning juga memiliki kendala yang
sering terjadi, yaitu jaringan internet yang minim di daerah pelosok pedesaan. Ada pula ccara ara
mengatasi pembelajaran berbasis e-learning pada daerah yang masih terkendala internet, atau
solusi yang saya temukan dari beberapa sumber antara lain adalah :

1. Menjamin kemudahan akses internet. Pemerintah harus dapat menjamin kemudahan


akses internet melalui kerja sama dengan pihak terkait agar semakin banyak daerah
memiliki jaringan internet yang kuat. Kemudahan ini juga dapat dilakukan dengan
membantu mahasiswa/siswa tidak mampu dalam bentuk bantuan pulsa.
2. Penggunaan cara belajar online yang memungkinkan dosen atau guru dapat berinteraksi
atau berkomunikasi dengan seluruh peserta didik. Guru/dosen tidak perlu memaksakan
aplikasi atau cara tertentu yang terkesan lebih baik, sementara peserta didik tidak
semuanya mampu menggunakan atau memanfaatkannya.
3. Lebih fleksibel atau tidak kaku dalam mengatur waktu pelaksanaan pembelajaran online.
Saya melihat beberapa kawan dosen mengganti jadwal agar akses internet semakin baik.
4. Peningkatan kualitas komunikasi dan kerjasama dengan para orangtua. Ini sangat penting
dilakukan untuk siswa tingkat dasar. Pemberian tugas tertentu oleh guru harus diikuti
pengawasan pengerjaan tugas oleh orangtua.
5. Peningkatan upaya yang dapat membuat peserta didik belajar mandiri salah satunya
dengan pemberian tugas. Terkhusus untuk siswa menengah dan mahasiswa dengan
adanya tugas, tentu saja peserta didik akan lebih banyak membaca untuk menyelesaikan
tugas yang diberikan.
Contoh kasus :

PROBLEMATIKA DAN SOLUSI PROSES BELAJAR MENGAJAR ONLINE DI


ROKAN HULU
Selasa, 31/03/2020 | 20:28

OPINI - Pendemi corona (Covid19) yang melanda Indonesia sudah berlangsung satu bulan
belakangan, tepatnya tanggal 2 Maret 2020 saat pemerintah mengumumkan kasus corona
pertama.

Sampai saat ini (31 Maret 2020) telah 1.414 orang di Indonesia terpapar virus corona. Virus ini
juga telah menyerang 31 provinsi yang ada di Indonesia (detiknews). Untuk Provinsi Riau
diketahui terdapat dua kasus, dan satu diantaranya sudah dinyatakan negatif.

Sementara untuk Kabupaten Rokan Hulu sampai saat ini belum ada dan kita berharap tidak
pernah ada kasus positif corona. Akan tetapi orang dengan status ODP sudah mencapai 1.280
orang (hebatriau.com)

Dampak dari virus Corona ini menyerang hampir seluruh sendi kehidupan, termasuk bidang
pendidikan. Seruan social distancing dan physical distancing dari pemerintah telah dilakukan
untuk menekan perkembangan virus corona.

Pembelajaran yang biasanya dilakukan secara klasikal (di kelas) harus dilakukan secara daring
atau online. Proses belajar mengajar saat ini dilakukan melalui berbagai media sosial atau dengan
menggunakan aplikasi tertentu.

Pergeseran cara belajar dari klasikal ke online menimbulkan beberapa hambatan. Hambatan
utama yang dirasakan adalah: Jaringan internet yang tidak merata kekuatannya Beberapa
kecamatan di Rokan Hulu belum memiliki akses internet yang bagus.

Apalagi berbicara untuk tingkat desa, masih banyak desa yang belum memiliki akses internet
yang bagus. Sementara banyak peserta didik yang tinggal di desa dengan jaringan internet yang
lambat bahkan tidak ada. Jaringan yang lelet ini membuat beberapa aplikasi tidak bisa digunakan
dengan maksimal.

Biaya pulsa (kuota) internet yang tentu bertambah Dengan menggunakan media online tentu saja
biaya internet meningkat, baik untuk para guru/dosen ataupun siswa/mahasiswa.

Pengalaman saya biasanya paket 20 GB untuk satu bulan sekarang hanya bertahan untuk dua
minggu saja. Ditambah dengan kondisi ekonomi yang tidak semakin baik, tentu saja beban pulsa
internet ini juga menjadi hambatan dalam optimalisasi pembelajaran online. Kemampuan dalam
menggunakan aplikasi mengajar online

Pergantian metode dari konvensional atau klasikal ke online tentu membutuhkan upaya
guru/dosen untuk belajar lagi, terutama dalam penggunaan aplikasi tertentu.
Dosen atau guru yang sudah terbiasa dengan blended learning tentu tidak terlalu gamang ketika
beralih ke e-learning. Akan tetapi bagi yang belum melakukan blended learning dan langsung ke
e-learning tentu saja menjadi permasalahan tersendiri.

Pengawasan pelaksanaan pembelajaran masih lemah Permasalahan selanjutnya adalah


pengawasan kegiatan pembelajaran tersebut.

Pembelajaran secara online lebih menekankan pada transfer ilmu pengetahuan, sementara esensi
pendidikan tidak hanya itu. Pendidikan harus membentuk pribadi yang lebih baik dari peserta
didik.

Ditambahkan dengan fenomena bahwa pembelajaran tatap muka di kelas terkadang belum
optimal membentuk kepribadian peserta didik, tentu saja pembelajaran online akan semakin sulit
untuk mewujudkan kepribadian yang baik tersebut.

Melihat beberapa problematika tersebut perlu dicarikan solusi agar pembelajaran online yang
dilakukan bisa lebih optimal. Beberapa solusi tersebut diantaranya,

Satu; Menjamin kemudahan akses internet. Pemerintah harus dapat menjamin kemudahan akses
internet melalui kerja sama dengan pihak terkait agar semakin banyak daerah memiliki jaringan
internet yang kuat. Kemudahan ini juga dapat dilakukan dengan membantu mahasiswa/siswa
tidak mampu dalam bentuk bantuan pulsa.

Kedua; Penggunaan cara belajar online yang memungkinkan dosen atau guru dapat berinteraksi
atau berkomunikasi dengan seluruh peserta didik. Guru/dosen tidak perlu memaksakan aplikasi
atau cara tertentu yang terkesan lebih baik, sementara peserta didik tidak semuanya mampu
menggunakan atau memanfaatkannya.

Ketiga: Lebih fleksibel atau tidak kaku dalam mengatur waktu pelaksanaan pembelajaran online.
Saya melihat beberapa kawan dosen mengganti jadwal agar akses internet semakin baik.

Keempat: Peningkatan kualitas komunikasi dan kerjasama dengan para orangtua. Ini sangat
penting dilakukan untuk siswa tingkat dasar. Pemberian tugas tertentu oleh guru harus diikuti
pengawasan pengerjaan tugas oleh orangtua.

Kelima; Peningkatan upaya yang dapat membuat peserta didik belajar mandiri salah satunya
dengan pemberian tugas. Terkhusus untuk siswa menengah dan mahasiswa dengan adanya tugas,
tentu saja peserta didik akan lebih banyak membaca untuk menyelesaikan tugas yang diberikan.

Akhirnya, kita semua harus lebih menyadari perlunya usaha bersama untuk mengatasi
penyebaran virus corona ini. Semua masyarakat harus berperan untuk tetap menjaga jarak, selalu
mencuci tangan dengan sabun dan upaya lain untuk menghindari penyebaran virus ini. Semoga
Kabupaten Rokan Hulu yang kita cintai, tidak ada ditemukan kasus yang meresahkan ini.
(Opini/HRC).Oleh: Dr. Hardianto, M.Pd Dosen Pendidikan IPS Universitas Pasir Pengaraian.
Sumber : https://m.hebatriau.com/read-11493-2020-03-31-problematika-dan-solusi-proses-
belajar-mengajar-online--di-rokan-hulu.html
https://www.kompasiana.com/mistered/59de35d463eae77800032ab2/mengatasi-empat-masalah-
utama-dalam-rangka-optimalisasi-pembelajaran-e-learning-di-sekolah-dasar?page=all

Anda mungkin juga menyukai