OLEH
KELOMPOK I
MEDAN
2019
Teori harga arbitrase (APT) adalah model teknis multifaktor berdasarkan hubungan antara
pengembalian aset yang diharapkan dan risikonya. Model ini dirancang untuk menangkap
sensitivitas pengembalian aset terhadap perubahan variabel makroekonomi tertentu. Investor
dan analis keuangan bisa menggunakan hasil ini untuk membantu sekuritas harga.
Yang melekat pada teori penetapan harga arbitrase adalah kepercayaan bahwa sekuritas yang
salah dapat mewakili peluang keuntungan jangka pendek dan bebas risiko. APT berbeda
dengan model penetapan harga aset modal konvensional (CAPM), yang hanya menggunakan
satu faktor. Seperti CAPM, bagaimanapun, APT mengasumsikan bahwa model faktor dapat
secara efektif menggambarkan korelasi antara risiko dan return.
Model teori penetapan harga arbitrase standar disusun untuk mempertimbangkan beberapa
variabel makroekonomi, seperti suku bunga, tingkat inflasi, harga energi, tingkat
pengangguran dan kelebihan produksi. APT mempertimbangkan risiko sistematis dan
spesifik perusahaan dan mempertimbangkan dampaknya terhadap pengembalian. Risiko
sistematis berkorelasi di antara semua aset.
Harga keamanan yang dihasilkan model kemudian dibandingkan dengan harga pasar aktual.
Spread antara keduanya mewakili peluang arbitrase. Ketika ini terlihat, investor dapat
melakukan perdagangan dalam dua aset berbeda, salah satunya salah. Aset yang relatif terlalu
mahal itu dijual, dan hasilnya digunakan untuk membeli aset yang relatif underpriced.
APT didasari oleh pandangan bahwa return harapan untuk suatu sekuritas akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor risiko. Faktor-faktor risiko tersebut akan menunjukkan
kondisi ekonomi secara umum, dan bukan merupakan karakteristik khusus perusahaan.
Faktor-faktor risiko tersebut harus mempunyai karakteristik seperti berikut :
1. Masing-masing factor risiko harus mempunyai pengaruh luas terhadap return saham-
saham di pasar. Kejadian-kejadian khusus yang berkaitan dengan kondisi perusahaan,
bukan merupakan factor risiko APT.
2. Faktor-faktor risiko tersebut harus mempengaruhi return harapan. Untuk itu perlu
dilakukan pengujian secara empiris, dengan cara menganalisis return saham statistik,
untuk melihat bagaimana faktor-faktor risiko tersebut berpengaruh secara luas terhadap
return saham.
3. Pada awal periode, factor risiko tersebut tidak dapat diprediksikan oleh karena faktor-
faktor risiko tersebut mengandung informasi yang tidak diharapkan atau bersifat
mengejutkan pasar (ada perbedaan antara nilai yang diharapkan dengan nilai yang
sebenarnya).
Telah dijelaskan di atas bahwa APT mendasarkan diri atas hukum satu harga. Sebelum
kita membandingkan CAPM dengan APT, marilah kita amati apa yang terjadi kalau
misalnya hukum satu harga tidak berlaku. Untuk
memudahkan pemahaman, maka kita mulai terlebih dulu dengan APT untuk satu faktor,
kemudian diikuti dengan faktor yang lebih dari satu.
Persamaan arbitrage pricing untuk satu faktor (artinya harga suatuaktiva hanya
ditentukan oleh satu faktor) bisa dinyatakan sebagai berikut.
Dalam hal ini adalah tingkat keuntungan yang diharapkan untuk sekuritas i,
adalah tingkat keuntungan untuk portofolio dengan beta nol, , adalah kepekaan
aktiva i terhadap faktor yang dipertimbangkan dan adalah premi risiko atas faktor
tersebut.
Model dengan factor tunggal seperti pada persamaan tersebut ekuivalen dengan
CAPM, sama dengan tingkat keuntungan bebas risiko . Meskipun demikian
asumsi-asumsi dari kedua model tersebut berbeda. Kedua model tersebut berasumsi
bahwa para pemodal,
a. Menyukai lebih banyak kemakmuran,
b. Risk Averse,
c. Mempunyai pengharapan yang homogen dan
d. Pasar Modal Sempurna
Meskipun demikian, APT, tidak seperti CAPM, tidaklah mengasumsikan
a. Cakrawala waktu satu periode,
b. Tingkat keuntungan berdistribusi normal,
c. Mempunyai fungsi utilitas tertentu,
d. Terdapat atau bias diidentifikasikan, portofolio pasar, dan
e. Pemodal bias menyimpan dan meminjam pada tingkat bunga bebas risiko.
Asumsi yang unik untuk APT adalah bahwa pemodal bisa melakukan short selling secara
tidak terbatas.
Contoh: Misalkan APT dengan faktor tunggal terdapat dua portofolio yang equilibrium
dengan karakteristik sebagai berikut:
Portofolio Equilibrium
X 13% 1,5
Y 10% 0,8
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah persamaan APT equilibrium?
Penyelesaian:
APT bisa merumuskan tingkat keuntungan suatu saham yang dipengaruhi oleh lebih
dari satu faktor. Pada bagian ini akan disajikan
bagaimana proses Arbitrase akan terjadi seandainya hukum saru harga tidak berlaku,
dan pembentukan harga dipengaruhi oleh dua faktor. Untuk itu akan disajikan contoh
numerikal untuk memperjelas ide APT,
Misalkan model dengan dua indeks berikut ini menjelaskan bagaimana tingkat
keuntungan suatu saham ditentukan.
Dalam hal ini (j = 1 sampai 2) adalah nilai indeks j yang mempengaruhi tingkat
keuntungan saham i. adalah tingkatan keuntungan yang diharapkan untuk saham i
apabila semua indeks mempunyai nilai nol. menunjukkan kepekaan tingkat
keuntungan saham i terhadap indeks j, dan adalah random error term.
Apabila seorang pemodal membentuk portofolio yang diversifikasikan dengan baik, rasio
residual akan mendekati nol dan hanya risiko sistematislah yang relevan. Faktor-faktor
yang mempengaruhi risiko sistematis dalam persamaan di atas adalah .
Karena pemodal tersebut berkepentingan dengan tingkat keuntungan yang diharapkan
dan risiko, ia hanya akan berkepentingan dengan .
Contoh: Misalkan kita mempunyai tiga portofolio dengan karakteristik sebagai berikut:
Portofolio
X 15% 1,0 0,6
Y 14% 0,5 1,0
Z 10% 0,3 0,2
Berdasarkan data tersebut diatas buatlah persamaan APT equilibrium?
Penyelesaian:
Portofolio Y 0,14 =
Portofolio Z 0,10 = _
0,04 =
0,04 =
Apabila kedua teori ini dibandingkan, daya tarik APT adalah bahwa kita
tidak perlu mengidentifikasikan market portofolio ( yang diperlukan untuk menghitung
beta dalam CAPM). Karena itu kita tidak perlu khawatir dengan
perhitungan marketportofolio, dan secara teoritis kita bisa menguji APT meskipun kita
hanya memiliki sejumlah saham yang berisiko. Disamping itu APT memungkinkan
pembunuhan lebih dari satu faktor untuk menjelaskan tingkat keuntungan yang
diharapkan.
APT tidak menjelaskan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pricing. Berbeda dengan
CAPM yang menyatukan semua faktor makro kedalam satu factor, yaitu return market
portofolio. Maka APT sangat bermanfaat bila kita bisa melakukan :
APT bisa menggunakan faktor-faktor yang lebih dari satu. APT tidak menjelaskan beberapa
faktor yang mempengaruhi tingkat keuntungan. Sehingga faktor-faktor tersebut harus dicari
dari beberapa penelitian empirik. Roll dan Ross melaporkan beberapa faktor yang
mempengaruhi tingkat keuntungan yaitu :