Anda di halaman 1dari 22

Makalah

EKOLOGI, PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN


TUMBUHAN HORTIKULTURA
(Diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Botani Ekonomi Hortikultura)

Di Susun Oleh:

Kelompok VI

1. Novirianti A22118077
2. Churul Ain A22118078
3. Nancy Rubby Pakanda A22118082

Kelas : D

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Ekologi, Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan Hortikultura.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk lebih mengerti dan
memahami mengenai pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan hortikultura,
dan untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen mata kuliah Botani
Ekonomi Hortikultura.

Menyadari bahwa makalah yang telah disusun ini masih banyak


kekurangan dan kesalahan, maka hal itu semua tidak lepas dari ketidak
sempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangatlah
diharapkan untuk membangun dalam penulisan makalah selanjutnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi acuan
serta koreksi untuk lebih baik lagi.

Palu, 17 Maret 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………....i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………1
1.2 RUMUSAN MASALAH…………………………………………………1
1.3 TUJUAN…………………………………………………………………1
BAB II PEMBAHASAN……………………………………….……………….2
2.1 Ekologi Tanaman Hortikultua……………………………………………..2
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman ………………………….…..8
BAB III PENUTUP……………………………………………………………..17
3.1 kesimpulan……………………………………………………………….17
3.2 Saran……………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Ekologi juga dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang interaksi makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ecology / ekologi, ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos
dan logos. Oikos memiliki arti sebagai habitat sedangkan logos berarti ilmu. Maka
jika ditelusuri lebih lanjut, ekologi memiliki arti sebagai ilmu yang mempelajari
tentang hubungan antara sesama organisme serta hubungan antara organisme
dengan lingkungannya.

pertumbuhan dan perkembangan adalah dua proses yang berjalan


bersamaan dan saling terkait. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
(volume, massa, jumlah sel atau protoplasma) pada suatu organisme. Sedangkan
Perkembangan adalah proses tumbuhan untuk mencapai kematangan fungsi atau
dengan kata lain proses menuju tahap dewasa.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana ekologi mempengaruhi tanaman hortikultura?
2. Bagaimana pertumbuhan dan perkembaangaan tanaman hortikultura?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana ekologi mempengaruhi tanaman hortikultura.
2. Untuk Mengetahui pertumbuhan dan perkembaangaan tanaman
hortikultura.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Ekologi Tanaman Hortikultura

Budidaya tanaman holtikultura menghendaki perhatian yang serius,


khususnya dalam penentuan persyaratan ekologinya. Hal ini dikarenakan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman sangat tergantung pada keadaan ekologi
atau lingkungan di mana tanaman tersebut tumbuh.Apabila tanaman diusahakan
pada lingkungan yang memenuhi kebutuhan syarat tumbuhnya, dapat dipastikan
tanaman tersebut akan tumbuh dan bereproduksi secara maksimal. Hal sebaliknya
akan terjadi apabila, tanaman tersebut tumbuh pada lingkungan yang tidak/kurang
mendukung.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan dan
produksi holtikultura dapat dikelompokkan atas factor iklim (cahaya, suhu, dan
keadaan udara) dan factor medium tumbuh (tanah dan air).

A. Cahaya
Matahari adalah sumber energi terbesar bagi fotosentesis dan proses
metabolism tanaman lainnya, namun radiasi matahari yang mencapai ke bumi
jumlahnya sedikit sekali, sebagaimana diilustrasikan pada gambar dibawah.
Hal ini disebabkan oleh adanya berbagai gas, uap air, dan debu sebagai
komponen atmosfer bumi yang menyerap sebagian besar radiasi matahari tersebut
(misalnya ozon yang menyerap cahaya gelombang panjang sehingga
menghindarkan peningkatan suhu yang berlebihan pada permukaan bumi). Jadi,
atmosfer bumi pada hakikatnya adalah suatu selubung gas yang menyaring
sebagian besar cahaya matahari, dan hanya meloloskan cahaya tampak (visible
light) dalam jumlah yang cukup memadai untuk fotosentesis dan sedikit sekali
meloloskan cahaya tidak tampak (invisible light), sehingga suhu permukaan bumi
tetap terjaga pada tingkat yang moderat (sedang).

2
Ada tiga faktor cahaya penting yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembaangan tanaman yaitu intensitas cahaya,kualitas cahaya,fotoperiodesitas.
1. Pengaruh Intensitas Cahaya
Berdasarkan kebutuhanya akan intensitas cahaya optimum, tanaman
hortikultura dapat dikelompokkan menjadi :
a. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari rendah =
tanaman naungan.
b. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari sedang =
tanaman setengah naungan.
c. Tanaman yang menghendaki intensitas cahaya matahari tinggi = tanaman
cahaya penuh.
d. Tanaman yang tumbuh dengan baik pada segala kondisi intensitas
cahaya matahari = tanaman cahaya dan naungan.
Apabila intensitas cahaya berada dalam kisaran yang optimum untuk
pertumbuhan serta perkembangan tanaman, dan tanaman tersebut mendapatkan
perlakuan yang baik, maka akan diperoleh hasil panen yang tinggi.Etiolasi
merupakan ekspresi morfologis dari kekurangan cahaya.

2.      Pengaruh Kualitas Cahaya


Komposisi cahaya dapat mempengaruhi laju pertumbuhan tanaman, yang
dapat dilihat dari berat kering tanaman serta fase-fase vegetative reprofuksinya.
Pada tanaman tomat, produksi bahan kering akan lebih besar bila ditanam
dibawah cahaya biru dibandingkan dibawah cahaya putih atau hijau.
Pita cahaya mempengaruhi proses-proses fotoreaksi berada pada kisaran
300-800 nm. Fotosentesi yang paling efisien adalah kisaran cahaya jingga-merah
(650 nm) hingga biru (440 nm)  pada spectrum cahaya tampak.

3.      Pengaruh Lama Cahaya


Cahaya juga mempengaruhi berbagai respon respon tanaman lain, seperti
perkecambahan, pembentukan umbi, pembungaan, dan ekspresi kelamin.
Pengaruh lama cahaya disebut juga Fotoperiodesitas.

3
B. Suhu
Secara umum, pertumbuhan tanaman berlangsung pada kisaran minimum
4,5oC hingga suhu maksimum 36oC. Namun, untuk memungkinkan tanaman
untuk melangsungkan fotosentesis dengan laju maksimum dan respirasi normal
tanaman menghendaki suhu yang disebut suhu optimum. Oleh karena tanaman
memiliki laju fotosentesis yang tinggi bersamaan dengan belangsungnya
respirasi yang normal dalam kisaran suhu yang berbeda, maka tanaman dapat
digolongkan sebagai berikut.

Buah-buahan Sayuran Tanaman Hias


Tanaman daerah dingin :
Apel,pir,chery,plum,kiwi, Selada,kubis,bit,wortel, Geranium,African
strawberi,anggur Kapri,kentang violet,petunia,dahlia
Tanaman daerah panas :
Persik,kesemek,apricot,jeruk, Tomat,cabai,terong, Mawar,kastuba,kaca
kurma,anggur timun,semangka,labu,bun piring,lili,amarilis,
cis anggrek

C. Udara
Udara tersusun atas lebih kurang 78% nitrogen, 21% oksigen, 0,9 argon,
0,03% karbondioksida, 0,07% gas lainnya. Selain itu, di dalam udara terdapat
berbagai polutan dari senyawa-senyawa organic dan anorganik yang sebagian
besar merupakan produk dari reaksi fotokimia antara cahaya matahari dengan
hasil pembakaran.
1.      Oksigen
Oksigen sangat banyak terdapat di udara, dan tanaman akan mengalami
kekurangan oksigen hanya bila terjadi banjir di perakaran (keadaan ini dikenal
sebagai waterlogging).
2.      Karbondioksida

4
Jika berlebihan CO2 akan menjadi racun bagi tanaman, tapi jika normal
CO2 kehadirannya sangat pentik bagi tanaman sebagai sumber karbon.
3.      Nitrogen
Nitrogen adalah suatu gas inert di atmosfer dan tidak tersedia bagi
tanaman,kecuali diubah terlebih dahulu menjadi nirat (NO3-) atau ammonium (NH
+
4 ) yang prosesnya dikenal dengan penambatan nitrogen.
Penambatan nitrogen secara kimiawi dapat dijelaskan secara ringkas sebagai
berikut : udara dikombinasikan dengan nitrogen (yang diperoleh daringas alam)
untuk menghasilkan ammonia (NH3). Ammonia dapat disimpan di dalam wadah
bertekanan dan diinjeksikan kedalam tanah, atau dapat dikombinasikan dengan
CO2 untuk menghasilkan urea dengan reaksi:
CO2 + 2 NH3 ->  CO(NH2)2 + H2O
atau dengan asam nitrat untuk menghasilkan ammonium nitrat dengan
reaksi:
NH3 + HNO3 ->  NH4NO3

D. Polusi udara
1. Ozon
Sumber ozon yang utama adalah mesin kendraan bermotor. Oksida nitrat
(NO) yang dilepaskan ke udara dari mesin kendaraan bereaksi dengan oksigen dan
membentuk nitrogendioksida, yang kemudian bereaksi dengan komponen
atmosfer lainnya dan melepaskan oksigen yang berkombinasi dengan oksigen
(O2) molekuler membentuk O3 (ozon). Kadar ozon normal berkisar antara 100-
200 ppm. Pengaruh ozon terhadap tanaman:
a. Mempengaruhi laju fotosentesis
b. Membuat stomata menutup sehingga pertukaran gas jadi terhambat
c. Respirasi meningkat
2. Belerangdioksida
Belerangdioksida (SO2) sebagai hasil dari pembakaran batubara
dan  biasanya masuk melalui stomata pada tanaman dan bias menggangu proses-
proses pada tanaman.

5
3. Flourida
Gas ini dilepaskan ke udara ketika batuan mineral yang mengandung
mineral seperti mika, hornblende, dan cryolite mengalami pelelehan, atau ketika
senyawa flourida digunakan sebagai katalis atau sebagai senyawa pengeras.
4. Smog
Istilah smog diperkenalkan pada tahun 1905 dengan menggabungkan smoke
(asap) dan fog (kabut).Smog mengandung
debu,oksidanitrogen,hidrokarbon,ozon,belerangoksida,aldehid,dan
sebagainya.Komponen smog yang paling merusak tanaaman adalah berbagai
oksida.
5. Hujan asam
Istilah hujan asam mengacu kepada senyaawa-senyawa yang menimbulkan
reaksi asam yang terdapat didalam air hujan,yang menimbulkan kerusakan
ekologi dalam skala luas.Sumber utama adanya hujan asam adalah aktivitas
manusia dikawasan industri.

E. Tanah
1. Unsur-Unsur Esensial
Pada tahun 1830, Sach dan Knop berhasil membuktikan adanya unsur-unsur
didalam tanaman yang meliputi: Karbon (C), Hidrogen (H), Oksigen (O),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Belerang (S), Magnesium
(Mg), dan Besi (Fe). Selain itu juga dibutuhkan dalam jumlah sedikit, yakni:
Mangan (M), Boron (B), Tembaga (Cu), Seng (Zn), dan Molibdat (Mo). Kelima
belas unsur tersebut mutlak diperlukan oleh tanaman yang dikenal sebagai unsur
hara esensial.
Berdasarkan jumlah yang dibutuhkan oleh tanaman,unsur hara esenssial
dikelompokkan menjadi unsur hara makro dan mikro.
2. Gejala defisiensi unsur hara
Gejala difesiensi setiap unsur hara sangaat tergantung pada 2 faktor yaitu:

6
 Peranan dari unsur-unsur itu sendiri bagi pertumbuhan dan perkembangaan
tanaman
 Cepat tau tidaknya unsur-unsur tersebut ditranslokasikan dari daun-daun
tua ke daun yang lebih muda (mobilitas unsur hara).
3. Suplai hara melalui simbiosis
Ada dua bentuk simbiosis yang memaikan peranan penting dalam
kaaitannya dengan nutrisi tanaman,yaitu:
 Asosiasi Mikoriza
 Penambatan Nitrogen

F. Air
1. Suplai Air dan Pertumbuhan Tanaman
Pengaruh lain dari suplai air adalah menutupnya stomata, mulai dari
menutup sebagian hingga menutup secara keseluruhan bila terjadi cekaman air
yang parah. Hal ini membatasi atau bahkan secara keseluruhan menghalangi
keluarnya air melalui stomata sehingga kemampuan tanaman untuk menyerap air
medium tumbuhnya semakin berkurang. Akibatnya penurunan laju fotosentesis
yang berakibat pada terjadinya kemunduran pertumbuhan tanaman.
2. Fase Kritis
Bagi kebanyakan tanaman semusim, saat berbunga merupakan fase kritis
karena pada saat berbunga pertumbuhan akar akan tertekan sehingga akar-akar
baru yang kontakdengan air jumlahnya sedikit.
3.      Mekanisme Penyerapan Air oleh Akar Tanaman
Fungsi akar selain menahan tegaknya tanaman di atas tanah, yang paling
utama adalah sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan air yang sangat banyak
diperlukan oleh daun. Biasanya air diserap oleh akar-akar muda, di mana
penyerapan terjadi secara langsung melalui epidermis akar.

G. Mulsa
Mulsa didefinisikan sebagai setiap bahan, baik organic maupun anorganik
yang dihamparkan pada permukaan lahan pertanian dengan tujuan untuk

7
menciptakan kondisi lingkungan mikro (terutama tanah) yang baik guna
mendukung pertumbuhan tanaman. Beberapa keuntungan penggunaan mulsa
adalah:

1.      Mempertahankan kelembaban tanah


2.      Mengurangi laju erosi
3.      Dapat menekan pertumbuhan gulma

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman Hortikultura


A. Beberapa termonologi
Pertumbuhan di definisikan sebagai “peningkatan ukuran tanaman sebagai
akibat adanya pembelahan dan pembesaran sel,termasuk sintesis
berbagaibahanseluler dan organisasi organel-organel subseluler. Pertumbuhan
merupakan suatu proses yang tidak dapat balik (irreversible) dan laju
pertumbuhan dapat diukur dengan menghitung peningkatan berat segar, berat
kering, volume, panjang, tinggi, atau luas area. Oleh karena ukurannya
bertambah,maka bentuk tanaman pun berubah-ubah sebagaimana ditentukan oleh
factor-faktor genetiknya.
Istilah perkembangan, mengacu pada total perubahan pertumbuhan yang
bertahap dan progresif baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang meliputi
transformasi dari satu zigot menjadi tanaman dewasa yang reproduktif. Fenomena
ini dicirikan oleh perubahan ukuran dan berat, munculnya struktur dan fungsi baru
serta hilangnya struktur dan fungsi yang lama.
Berdasarkan sifat pertumbuhsn vegetatifnya (dalam kaitannya dengan
tempat inisiasi pembungaan), tipe pertumbuhantanaman hortikultura dapat
dikelompokkan menjadi determinate (tebatas) dan indeterminate (tidak terbatas).

B. Pola Pertumbuhan Pada Tanaman Semusim,Dwimusim, dan Tahunan


Tanaman semusim,yang merupakan tanaman herba (tidak berkayu),
menyelesaikan siklus hidupnya(dari biji kembali ke biji) dalamsatu musim
tumbuh. Pertumbuhan pucuk di mulai setelah perkecambangan biji dan terus
berlanjut dalampola yang hamper seragam (jika faktor lingkungan tidak menjadi

8
pembatas) sampai fasepembungaan yang di ikuti oleh pembentuknya buah dan
produksi biji. Pertumbuhan pada akhir siklusnya akan terhenti sebagai akibat
senesan atau penuaan.
Pada tanaman dimusim,yang juga merupakan tanaman herba,di butuhkan
dua musim tumbuh (meskipun tidak selalu dua musim) untuk menyelesaikan
siklus hidupnya (dari biji kembalike biji). Selama musim tumbuh pertama
pertumbuhan batang terbatas,pucuk tanaman masih berbentuk roset. Tanaman
dalam keadaan dormansi selama musim penghujan.pengaru suhu rendah memicu
perubahan hormonal yang menyebabkan pemanjangan batang, pembuangan,
pembentukan buah dan biji pada musim tumbuh kedua, yang di ikuti oleh senesan
dan matinya tanaman.beberapa contoh tanaman dwimusimadalahseledri, bit
gula,wortel, kubis, dan brussel sprout (kubis mini).
Tanaman tahunan dapat berupa herba ataupun tanaman berkayu.pada
tanaman tahunan herba, akar dan picuk dapat saja tetap hidup untuk waktu yang
tidak terbatas, namun system pucuk dapat saja tetap hidup untuk waktu yang tidak
terbatas namun sitem pucuk mengalami kematian akibat pengaruh kemarau atau
akibat factor-faktor penginduksi sensesen.
Di kawasan yang dipengaruhi oleh iklim tropis, seperti halnya Indonesia,
sejumlah spesies tanaman pohon evergreen (tidak menggugurkan daun) lain
memperlihatkan pertumbuhan yang terputus-putus, sebagai akibat adanya
pengaruh perubahan cuaca, terutama curah hujan. Sebagai
adanyapengaruhperubahan cuaca, terutama curah hujan. Sebagai contoh
pertumbuhan vegetative pada tanaman kopi akan berlangsung lebih cepat pada
musimpenghujan di bandingkan pada musim kemarau.
Pola pertumbuhan vegetative yang terputus-putus dapat di kelompokkan
kedalamempat kategori, yaitu:
1. Satu flush daripucuk terminal keluar dan tumbuh selamamusim tumbuh,
diikuti olehmunculnya satu mata tunas terminal yang dorman.
2. Sejumlah flush pada pucuk terminal keluar secara berurutan dengan
pembentukan tunas terminal pada akhir setiap flush

9
3. Satu flush tumbuh, diikuti oleh matinya ujung pucuk pada akhir musim. Pada
musim berikutnya pucuk tumbuh dari tunas lateral, sehingga menghasilkan
pola pertumbuhan puncuk yang zig zag.
4. Pertumbuhan flush yang berkesinambungan selama beberapa waktu , yang
menghasilkan titik-titik tumbuh baru,lalu di ikutioleh terbentuknya tunas
terminal pada akhir musim

C. Pengaruh Faktor-faktor genetic terhadap pertumbuhan dan


perkembangan tanaman
Organisme yang berkembang melalui pembelahan sel dan pembesaran dari
telur yang di buahi, yaitu zigot berada di bawah control gen-gen yang diwariskan
dari induknya pada saat pembuahan.gen-gen tersebut, yang menentukan bentuk
dan karakteristik organisme, diturunkan kepada sel-sel anak.semua gen tersebut
berada pada kromosom didalaminti setiap otganisme yang bersangkutan.
Selama pembentukan bentuk dari zigot menjadi tanaman dewasa banyak
proses-proses perkembangan yang terjadi. Segmen-segmen tertentu dari DNA
(gen) menentukan sintesis enzim yang mengkatalisis reaksi-reaksi biokimia
tertentu yang dibutuhan untuk pertumbuhan dan diferensiasi. Gen-gen yang
terlibat di dalam sintesis protein diistilahlam sebagai struktural genes (gen
struktural) , sedangkan gen-gen yang terlibat dalam pengaturan aktivitas structural
dikenal sebagai regulatrory genes dan operator genes (gen pengatur dan gen
operator) dan tentunya adapula jumping genes, yaitu transposon.

D. Fase fase pertumbuhan tanaman hortikultura


Pertumbuhan dan perkembangan tanaman terdiri dari dua fase yang berbeda
yaitu fase vegetatif dan fase reproduktif. Fase vegetatif terutama terjadi pada
perkembangan akar, daun, dan batang-batang baru. fase ini berhubungan dengan 3
proses penting yaitu :
1. Pembelahan sel
2. Pemanjangan sel
3. Tahap pertama dan diferensiasi sel

10
Pembelahan sel terjadi pada regenerasi sel-sel baru. sel sel baru ini
memerlukan karbohidrat dalam jumlah besar, karena dindingnya tersusun atas
selulosa dan protoplasmanya kebanyakan terdiri atas gula.sehubungan dengan itu,
bila faktor-faktor lain berada dalam keadaan optimum, laju pembelahan sel
tergantung pada peresediaan karbohidrat di dalam tanaman. Selanjutnya,
sebagaimana telah diketahui bahwa pembelahan sel terjadi didalam jaringan-
jaringan merismatik pada titik-titik tumbuh batang, ujung-ujung akar, serta pada
kambium. Oleh karena itu jaringan-jaringan ini harus disuplai dengan karbohidrat,
hormon, dan vitamin untuk mendorong terbentuknya sel-sel baru.
Pada sel-sel yang di bentuk akan terjadi pemanjangan sek yang
membutuhkan ketersediaan air yang cukup, rangsangan hormon tertentu yang
merangsang perentangan sel, dan ketersediaan karbohidrat.
Tahap pertama diferensiasi sel atau pembentukan jaringan terjadi pada
perkembangan jaringan primer. Diferensiasi sel ini memerlukan kaerbohidrat,
misalnya pada penebalan dinding sel-sel pelindung pada epidermis batas serta
perkemabngan pembuluh-pembuluh kayu, baik di batang maupun diakar.
Oleh karena pembelahan sel, pemanjangan sel, dan pembentukan jaringan
memerlukan karbohidrat, maka konsekuensinya adalah pembentukan dan
perkemabngan organ-organ tanaman, seperti batang, daun, dan akar memerlukan
ketersediaan karbohidrat dalam jumlah yang cukup. Jadi, dalam fase vegetatif,
tanaman menggunakan sebagian besar karbohidrat yang dibentuknya untuk
pertumbuhan organ-organ vegetative.

E. Hubungan Antara Fase Pertumbuhan Tanaman Dengan Penumpukan


dan Penggunaan Karbohidrat

Fase vegetative dan reproduktif dari suatu tanaman dapat diumpamakan


sebagai suatu timbangan. Tangan yang satu dapat diandaikan sebagai fase
vegetatif, yaitu perkembangan batang, daun, dan akar. Sedangkan tangan yang
lainnya dapat diandaikan sebagai fase reproduktif, yaitu perkembangan bunga,

11
buah, dan biji atau organ-organ penyimpanan. Konsep ini menyajikan tiga
kemungkinan, yaitu:

1. Fase vegetatif dominan terhadap fase reproduktif, maka timbangan akan


miring kearah vegetatif.
2. Fase reproduktif dominan terhadap fase vegetatif, maka timbangan akan
miring kea rah fase reproduktif.
3. Tidak ada fase yang dominan, maka timbangan akan datar (sama tinggi).

Namun demikian, perlu diingat bahwa tidak ada fase vegetatif yang berjalan
tanpa adanya fase reproduktif ataupun sebaliknya. Apabila fase vegetatif sedang
dominan, maka fase reproduktif ataupun sebaliknya. Apabila fase vegetatif sedang
dominan, maka fase reproduktif tetap ada walaupun sedikit. Demikian pula bila
fase reproduktif sedang dominan, maka fase vegetative juga tetap berjalan.

Apabila fase vegetatif tanaman sedang berada dalam keadaan dominan,


maka karbohidrat yang disintesis akan lebih banyak digunakan daripada ditimbun.
Sebaliknya, bila fase reproduktif lebih dominan, maka penimbunan karbohidrat
akan lebih banyak daripada penggunaannya. Sedangkan apabila kedua fase
tersebut berada dalam keadaan seimbang, maka praktis jumlah karbohidrat yang
digunakan da nada yang ditimbul juga akan seimbang (sama banyak).

Tanaman yang tumbuh dengan fase vegetatif lebih dominan dibandingkan


fase reproduktif memperlihatkan perkembangan batang, daun, dan akar yang
berlebihan. Batangnya sukulen (berdaging dan berair), daun lebar dengan kutikula
terbatas. Dinding selnya tipis dan pembentukan jaringan pendukung sangat
tertekan, bahkan terkadang tidak terjadi. Kebanyakan karbohidrat digunakan
untuk pertumbuhan batang, daun, dan akar, sehingga sedikit sekali karbohidrat
yang tersedia untuk perkembangan kuncup bunga, bunga, buah dan biji.

Pertumbuhan bagian atas yang berlebihan disertai dengan tertekannya


pertumbuhan bunga, buah, dan biji biasanya terjadi dalam keadaan sebagai
berikut.

12
1. Tanaman memiliki laju fotosintesis yang tinggi.
2. Suhu, air, serta ketersediaan unsur-unsur hara esensial berada dalam
keadaan cukup sehingga mendukung cepatnya proses pembelahan sel.
3. Terjadi pembentukan karbohidrat dalam jumlah besar yang bersenyawa
dengan senyawa-senyawa nitrogen untuk membentuk protoplasma yang
disintesis pada titik tumbuh batang dan akar.

Tanaman yang memiliki pertumbuhan reproduktif yang dominan terhadap


pertumbuhan vegetatifnya akan memperlihatkan perkembangan ruas yang pendek,
daun-daunnya sempit sampai sedang dengan kutikula yang tebal. Jaringan
pembuluh angkut dibentuk dengan baik. Terjadi inisiasi bunga yang lebih awal,
buah serta jaringan penyimpanan penuh cadangan dengan pati. Pertumbuhan dan
perkembangan batang yang baik sangat diperlukan untuk mendukung tumbuh
serta berkembangnya bunga dan buah, tetapi karena tanaman ini memiliki batang
dan daun dengan pertumbuhan yang relatif terbatas, maka hasil panennya akan
rendah.

Tanaman yang fase reproduktifnya dominan terhadap fase vegetatif akan


tumbuh lemah dan kerdil, biasanya disebabkan oleh laju fotosintesis rendah atau
agak rendah; suhu, suplai air, suplai unsur hara esensial; dan beberapa faktor lain
tidak menguntungkan tanaman (bahkan juga tidak menguntungkan untuk
pembelahan sel dengan kecepatan moderat). Sebagai konsekuensinya, karbohidrat
akan menumpuk dan lebih banyak digunakan untuk proses reproduktif lebih lanjut
untuk keperluan pertumbuhan vegetatif.

Sementara itu, tanaman yang fase reproduktifnya seimbang dengan fase


vegetatifnya akan memperlihatkan pertumbuhan organ-organ vegetatif (batang,
daun, dan akar) yang baik dan banyak buahnya. Perkembangan batangnya baik
(tidak terlalu sukulen), ruas batang sedang (tidak terlalu banyak atau terlalu
sedikit), luas daun sedang, dan pembentukan kutikula yang normal. Pembentukan
dan pertumbuhan bunga dan buah berlangsung secara bersamaan dengan
pertumbuhan batang, daun, dan akar. Ketebalan dinding sel normal, dan

13
pembentukan jaringan-jaringan pembuluh angkut berlangsung dengan normal.
Karena baik pertumbuhan vegetatif maupun reproduktif tidak ada yang dominan,
maka laju “penggunaan dan penumpukan karbohidrat ng berlangsung sama besar,
yaitu karbohidrat dalam jumlah yang sedang digunakan untuk perkembangan
bunga, buah, dan organ penyimpanan cadangan makanan.

Pertumbuhan pada fase vegetatif dan fase reproduktif yang seimbang akan
berlangsung pada kondisi dimana laju fotosintesis tanaman yang tinggi dengan
suhu serta faktor lingkungan lainnya mendukung pembelahan sel dengan
kecepatan yang normal. Sebagai konsekuensinya, tidak semua karbohidrat
digunakan untuk perkembangan organ-organ vegetatif, namun sebagian
digunakan untuk perkembangan bunga dan buah serta organ-organ penyimpanan
cadangan makanan, seperti akar (misalnya pada ubi jalar dan singkong) dan
batang (misalnya pada kentang, bawang, dan talas). Tanaman-tanaman demikian
memiliki pertumbuhan vegetatif yang sedang-sedang saja dan berproduksi tinggi).
Secara ringkas, perimbangan perkembangan fase vegetatif-reproduktif disajikan
pada table 5.1

Table 5.1 Hubungan Perkembangan Fase Vegetatif (V)- Reproduktif (R)


dengan Keadaan Karbohidrat dan Wujud Tanaman

Perimbangan V-R Keadaan Wujud Tanaman


Karbohidrat

Perkembangan organ Penggunaan lebih Sangat kekar


vegetatif lebih besar daripada ( (vigorous), jagur,
dominan daripada penimbunan pertumbuhan
perkembangan organ vegetative menonjol,
reproduktif perkembangan batang
dan daun cepat,
pembentukan bunga
Perkembangan organ Penimbunan lebih dan buah tertekan
reproduktif lebih besar daripada Tidak kekar,kerdil,
dominan daripada penggunaan pembentukan bunga
perkembangan organ dan buah cepat,
vegetatif produksi rendah

Perkembangan organ Penggunaan dan


vegetatif sama penimbunan sama

14
cepatnya dengan besar Pertumbuhannya
perkembangan organ sedang, pembentukan
reproduktif bunga dan buah
berjalan normal,
tanaman produktif

F. Hubungan Antara Kandungan Karbohidrat dan Nitrogen Di Dalam Tanaman


Gagasan bahwa inisiasi pembungaan diatur oleh hubungan karbohidrat-
nitrogen di dalam tanaman pertama kali dikemukakan oleh E.J. Kraus dan H.R.
Kraybill pada tahun 1918.
Bila tomat ditanam di bawah kondisi yang mendukung untuk terjadinya
fotosintesis, dan pada waktu yang sama disuplai dengan pupuk nitrogen dalam
jumlah besar, maka pertumbuhan vegetatifnya akan berlebihan dan pembungaan
tertunda. Bila suplai nitrogen dikurangi sementara laju fotosintesis tetap
dipertahankan pada level yang tinggi, maka pertumbuhan vegetatif akan tertekan,
sedangkan pembungaan akan berlebihan. Dengan kombinasi laju fotosintesis yang
rendah dan suplai nitrogen yang juga rendah, maka baik pertumbuhan vegetatif
maupun pembungaan keduanya akan tertekan.
Berdasarkan studi di atas, maka konsep bahwa pembungaan dikontrol oleh
status nutrisi tanaman akan dapat dipahami dengan mudah, dan mendorong
berbagai penelitian mengenai pengaruh hubungan karbohidrat-nitrogen pada
tanaman lain. Dari berbagai penelitian diketahui bahwa tanaman berbunga pada
kisaran rasio C : N yang luas, sehingga tidaklah mengherankan bila rasio C : N
tidak memperlihatkan respon pembungaan yang konsisten. Namun, hal ini tidak
berarti bahwa status nutrisi tanaman kurang begitu penting bagi inisiasi
pembungaan. Status nutrisi dapat secara langsung memengaruhi kuantitas
pembungaan, namun terhadap kualifikasi inisiasi pembungaan pengaruhnya tidak
secara langsung.

G. Perkembangan Fase Pertumbuhan Vegetatif dan Fase Pertumbuhan


Reproduktif

15
Sejumlah tanaman memerlukan suatu dominasi pertumbuhan vegetative
selama siklus hidupnya, sedangkan tanaman lainnya menghendaki dominasi
pertumbuhan vegetatif-reproduktif pada akhir siklus hidupnya. Pada umumnya,
pada tahap semakin tanaman menghendaki dominasi pertumbuhan vegetatif,
setelah tahap ini tanaman dibedakan ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Tanaman berbatang lunak yang memerlukan dominasi pertumbuhan
vegetative selama tahap awal siklus hidupnya, dimana dominasi vegetatif
ini hilang secara perlahan-lahan, sehingga akhir siklus hidupnya didominasi
oleh pertumbuhan reproduktif. Termasuk ke dalam kelompok ini misalnya
tanaman-tanaman padi, jagung, sorgum, kubis, seledri, kentang, bawang,
anyelir, dan seruni.
2. Tanaman berbatang lunak yang selama siklus hidupnya tidak memerlukan
dominasi baik pertumbuhan vegetatif maupun reproduktif (kedua fase
pertumbuhan ini harus berada dalam keadaan seimbang selama
pertumbuhan tanaman). Contoh tanaman dari kelompok ini antara lain
adalah kacang hijau, tomat, terong, okra, timun, kacang kapri, cabai rawit,
dan africant violet.
3. Tanaman berkayu yang memerlukan dominasi pertumbuhan vegetatif pada
awal suatu musim dan dominasi pertumbuhan reproduktif pada akhir musim
tersebut, misalnya cengkeh, apel, durian, mangga, dan lain-lain.

BAB III

PENUTUP

16
3.1 Kesimpulan
Ekologi juga dapat diartikan sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari
tentang interaksi makhluk hidup atau kelompok makhluk hidup dengan
lingkungannya. Ecology / ekologi, ekologi berasal dari bahasa Yunani yaitu oikos
dan logos. Oikos memiliki arti sebagai habitat sedangkan logos berarti ilmu. Maka
jika ditelusuri lebih lanjut, ekologi memiliki arti sebagai ilmu yang mempelajari
tentang hubungan antara sesama organisme serta hubungan antara organisme
dengan lingkungannya.
Pertumbuhan di definisikan sebagai “peningkatan ukuran tanaman sebagai
akibat adanya pembelahan dan pembesaran sel,termasuk sintesis
berbagaibahanseluler dan organisasi organel-organel subseluler. Pertumbuhan
merupakan suatu proses yang tidak dapat balik (irreversible) dan laju
pertumbuhan dapat diukur dengan menghitung peningkatan berat segar, berat
kering, volume, panjang, tinggi, atau luas area. Oleh karena ukurannya
bertambah,maka bentuk tanaman pun berubah-ubah sebagaimana ditentukan oleh
factor-faktor genetiknya.
Istilah perkembangan, mengacu pada total perubahan pertumbuhan yang
bertahap dan progresif baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang meliputi
transformasi dari satu zigot menjadi tanaman dewasa yang reproduktif. Fenomena
ini dicirikan oleh perubahan ukuran dan berat, munculnya struktur dan fungsi baru
serta hilangnya struktur dan fungsi yang lama.
Berdasarkan sifat pertumbuhsn vegetatifnya (dalam kaitannya dengan
tempat inisiasi pembungaan), tipe pertumbuhantanaman hortikultura dapat
dikelompokkan menjadi determinate (tebatas) dan indeterminate (tidak terbatas).
Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua proses yang berjalan
bersamaan dan saling terkait. Pertumbuhan adalah proses pertambahan ukuran
(volume, massa, jumlah sel atau protoplasma) pada suatu organisme. Sedangkan
Perkembangan adalah proses tumbuhan untuk mencapai kematangan fungsi atau
dengan kata lain pros Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi
pertumbuhan dan produksi holtikultura dapat dikelompokkan atas factor iklim
(cahaya, suhu, dan keadaan udara) dan factor medium tumbuh (tanah dan air).

17
3.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada pembaca bahwasanya


sebelum melakukan proses budidaya tanaman hortikultura sebaikanya
mempelajari terlebih dahulu faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi
tanaman tersebut seperti faktor ekologinya maupun pertumbuhan dan
perkembangaan pada tanaman.

18
DAFTAR PUSTAKA

‌Zulkarnain, H. (2014). Dasar-dasar Hortikultura. Jakarta: Bumi Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai