Laporan Ortho Kariem
Laporan Ortho Kariem
Laporan Ortho Kariem
No. RM : 3211
No. Model : 3211. 19. 0. 20
Nama pasien : Kariematuth Thoyibah
Umur : 20 tahun 1 bulan
Alamat : Karangawen, Demak
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Mahasiswa
Telp. : 082138111976
Rujukan dari :-
Nama Orang Tua : Lilik Daryono (Ayah )
Suku : Jawa
Umur : 56 Tahun
Pekerjaan Orang Tua : Wiraswasta
2. Lokal :
a. Ekstra Oral :
Kepala : Lebar kepala : 11,5 cm
Panjang kepala : 15,63 cm
Lebar kepala/mm
Indeks Kepala : x 100 = 73,57
Panjang Kepala /mm
Bentuk kepala : Dolikosefalik
b. Intra Oral :
Higiene Mulut : Baik
Pola Atrisi : Normal
Lingua : Normal
Palatum : Normal
Gingiva : Normal
Mukosa : Normal
Frekuensi Karies : Rendah
Kebersihan Mulut : Baik
Frenulum : Fren. Labii Superior : Sedang
Fren. Labii Inferior : Sedang
Fren. Lingualis : Rendah
Tonsila : TAK
Fase Geligi : Permanen
Pemeriksaan gigi-gigi :
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
X X X X X X X X X X
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
une o-car une
b
c
d
11 21
12 22
13 23
14 24
15 25
16 26
17 27
2. Rahang Bawah
37
47
36
46
45
34
44
33
43
42 32
41 31
VII. PERHITUNGAN-PERHITUNGAN
1. Metode Pont:
Jumlah mesio distal 12, 11, 21, 22 : 30,2 mm
Jarak P1 – P1 pengukuran : 40,5 mm
Jarak M1 – M1 perhitungan :
∑ I x 100
64
: 47,18 mm
Diskrepansi : 8,92 mm distraksi derajat ringan
Keterangan : Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi P1-P1
mengalami kontraksi ringan sebesar 0,8 mm, dan lengkung
gigi M1-M1 mengalami kontraksi ringan sebesar 2,1 mm.
2. Metode Korkhaus
Tabel Korkhaus : 17,8 mm
Jarak I –(P1- P1) pengukuran : 19,6 mm
Diskrepansi : 1,8 mm (protraksi)
Keterangan: Protraksi ringan sebesar 1,8 mm.
3. Metode Howes
Jumlah lebar mesiodistal M1 – M1 : 99,6 mm
Jarak P1 – P1 tonjol : 48,1 mm
jarak P 1−P 1
Indeks P x 100 : 48,2 %
md M 1−M 1
Lengkung gigi untuk menampung gigi – gigi : lebih karena lebih dari 43 %
Jarak interfossa canina : 46,4 mm
jarak FC
Indeks FC x 100 : 47,17 %
md M 1−M 1
Keterangan: Lengkung gigi dan lengkung basal dapat menampung gigi
dalam keadaan ideal dan stabil karena lebih dari 44 %.
Keterangan:
1. SNA dalam angka normal, berarti posisi maksila normal.
2. SNB lebih dari normal, berarti posisi mandibula terhadap kranium
protrusif.
3. ANB kurang dari normal, berarti hubungan maksila terhadap mandibula
menunjukkan relasi skeletal klas III.
4. Bidang oklusal-SN lebih besar dari normal, berarti posisi gigi dalam oklusi
terhadap kranium lebih jauh dari normal (long face atau pertumbuhan
wajah secara vertikal).
5. Go Gn-SN kurang dari normal : posisi mandibula terhadap kranium lebih
dekat dari normal, pertumbuhan mandibular ke arah horizontal (ke arah
depan dan atas).
Analisis Dental
No. Pengukuran Normal Pasien Keterangan
1. I - NA (mm) 4 mm 12 mm >N
2. Sudut I - NA 220 390 >N
3. I - NB (mm) 4 mm 8 mm >N
4. Sudut I-NB 250 390 >N
5. Sudut Interincicivus 1310 1020 <N
bawah
6. NB-Pog 4 mm 1,2 mm <N
7. IMPA 930 1030 >N
Keterangan:
1. I - NA (mm) lebih dari normal : Insisivus rahang atas protrusif
2. Sudut I – NA lebih dari normal : Insisivus rahang atas proklinasi
3. I – NB (mm) lebih dari normal : Insisivus rahang bawah protrusif
4. Sudut I – NB lebih dari normal : Insisivus rahang bawah proklinasi
5. Sudut I – I kurang dari normal : Insisivus rahang atas dan bawah
proklinasi
6. Jarak NB-Pog kurang dari normal : menunjukkan bahwa tidak perlu
dikoreksi secara skeletal (cukup dikoreksi secara dental)
7. IMPA lebih besar dari normal berarti inklinasi gigi rahang bawah
terhadap basis gigi protrusif.
3) Analisis Jaringan Lunak
a) Bibir atas : tepat pada garis S
b) Bibir bawah : 1,4 mm di depan garis S
c) Pada pasien posisi bibir bawah lebih ke depan daripada S-line berarti bibir
bawah protrusif
Kesimpulan Analisis Steiner: Hubungan skeletal klas III dengan
bimaksilar protrusif dan bidental protrusif
IX. ARCH LENGTH DEFICIENCY (DETERMINASI LENGKUNG GIGI)
Hasil penapakan :
Keterangan:
Over jet awal : 4,7 mm
FIS awal : 134 °
Retraksi RA : 4,0
mm
FIS akhir :-
IMPA awal : 103°
Retraksi RB : 3,5 mm
IMPA akhir :-
Overjet akhir : 2,0 mm
RA (M1-M1)
Lebar mes-dis : 99,6 mm
Kanan: 50,2 mm Kiri: 49,4 mm
Keterangan : Pjg lengkung ideal : 101,4 mm
RA Kanan: 51,8 mm Kiri: 49,6 mm
: Lengkung awal RA Diskrepansi :
: Lengkung awal RB Kanan: - 1,6 mm Kiri: - 0,2 mm
RB
: Lengkung ideal RA RB (M1-M1)
: Lengkung ideal RB Lebar mes-dis : 92,4 mm
Kanan: 45,9 mm Kiri: 46,5 mm
Pjg lengkung ideal : 93,0 mm
Kanan: 46,4 mm Kiri: 46,6 mm
Diskrepansi :
Kanan: - 0,5 mm Kiri: -0,1
mm
X. DIAGNOSA SEMENTARA
Kasus maloklusi menyangkut masalah : estetik, dental, skeletal, malposisi
individual, protrusif, diastema.
Solusi masalah:
RA : ekspansi, koreksi malposisi gigi individual, retraksi
RB : Z- spring, koreksi malposisi gigi individual, retraksi
Rahang Bawah
31 : mesiolinguotorsiversi
33 : distolabio torsiversi
35 : linguoversi
41 : mesiolinguo torsiversi
45 : distolinguo torsiversi
46 : distolinguo torsiversi
XIII. PROSEDUR PERAWATAN
A. Rencana Perawatan
1. Edukasi Pasien
2. Pencarian ruang
3. Koreksi malrelasi dan malposisi gigi-gigi individual rahang atas dan
rahang bawah
4. Penyesuaian oklusi
5. Pemakaian retainer
B. Jalannya Perawatan
1. Edukasi pasien
Memberi pengarahan kepada pasien mengenai jalannya perawatan, alat
yang digunakan untuk perawatan, dan kontrol perawatan.
a. Jalannya perawatan : memberi pengarahan mengenai berapa lama
perawatan berlangsung, aturan pemakaiannya, dan cara membersihkan
alat orthodontiknya.
b. Alat yang digunakan : memberi pengarahan mengenai alat orthodontik
yang digunakan serta pengaruhnya terhadap gigi geligi.
c. Kontrol rutin : memberi pengarahan mengenai ketersediaan pasien
untuk kontrol secara rutin dalam jangka waktu yang telah ditentukan
selama perawatan dan banyaknya kunjungan yang harus dilakukan
pasien.
d. Mengedukasi pasien untuk melakukan perawatan tumpatan gigi pada
karies superficial di gigi 16, 36 dan 37
e. Memberikan informasi terhadap pasien bahwa gigi 18, 28, 38, dan 48
terdapat benih giginya jika dilihat dari foto rongent, namun secara
klinis tidak erupsi. Jika terdapat keluhan terhadap gigi-gigi tersebut
bisa segera datang ke dokter gigi untuk dilakukan perawatan.
2. Analisis ruang
a. Berdasarkan perhitungan Pont : Pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi regio P1-P1 mengalami distraksi ringan sebesar 2,75
mm, sedangkan pada regio M1-M1 mengalami distraksi sedang
sebesar 8,92 mm.
b. Berdasarkan perhitungan Korkhaus : Pertumbuhan dan perkembangan
lengkung gigi rahang atas ke arah anterior mengalami protraksi ringan
sebesar 1,8 mm.
c. Berdasarkan perhitungan Howes : Lengkung gigi untuk menampung
gigi-gigi cukup (Indeks P = 48,1 %), sedangkan lengkung basal untuk
menampung gigi-gigi ideal dan stabil (Indeks FC = 50,5 %).
d. Berdasarkan pemeriksaan sefalometri : pada pasien diperoleh SNA
yang normal (SNA : 87,50), dan SNB lebih dari normal (SNB : 860),
serta ANB (1,50) yang menunjukkan hubungan skeletal klas III.
e. Berdasarkan determinasi lengkung, untuk menyusun gigi geligi dalam
lengkung ideal, didapatkan kelebihan ruang pada rahang atas (kanan :
1,6 mm ; kiri : 0,2 mm) dan rahang bawah (kanan : 0,5 ; kiri : 0,1mm)
Pada rahang atas dilakukan koreksi diastema individual gigi 11,12 ,
21 dan 22 dan rahang bawah dilakukan koreksi pada malposisi gigi
31, 33, 35, 41, 45 dan 46 dan diastema gigi individu pada gigi 42, 43
dan 44. Dikarenakan adanya multiple diastema, maka pada rahang
atas dilakukan retraksi sebesar 1,8 mm. Rahang bawah dilakukan
retraksi sebesar 0,6 mm dikarenakan adanya diastema.
Kesimpulan : Berdasarkan pertimbangan dari hasil perhitungan ruang,
analisis sefalometri, dan determinasi lengkung, maka akan dilakukan
perawatan dengan alat orthodonti lepasan untuk meretraksi gigi-geligi
pada rahang atas dan rahang bawah.
3. Koreksi lengkung gigi, malposisi gigi individual
Tahap I
● Rahang atas
a. Labial arch dengan Ø (diameter kawat) 0,7 mm dengan U loop
pada 14 dan 24 untuk menjaga keteraturan lengkung gigi
b. Adam klamer dengan Ø (diameter kawat) 0,7 mm untuk retensi
dipasang pada gigi 16 dan 26
c. Elemen ekspansi berupa sekrup ekspansi
d. Button
e. Basis plat
● Rahang bawah
a. Labial arch dengan Ø (diameter kawat) 0,7 mm dengan U loop
pada 34 dan 44 untuk menjaga keteraturan lengkung gigi
b. Adam klamer dengan Ø (diameter kawat) 0,7 mm untuk retensi
dipasang pada gigi 36 dan 46
c. Elemen ekspansi berupa sekrup ekspansi
d. Z- spring
e. Button
f. Basis plat
Tahap II
● Rahang atas
- Aktivasi plat aktif dengan labial arch untuk mendorong keenam
gigi anterior ke palatal untuk menempati lengkung ideal. Plat
akrilik di bagian palatal gigi anterior digrinding secukupnya.
● Rahang bawah
- Aktivasi plat aktif dengan labial arch untuk mendorong keenam
gigi anterior ke lingual untuk menempati lengkung ideal dan Z-
spring untuk mendorong malposisi gigi 31, 41 ke labial agar gigi
menempati lengkung ideal. Plat akrilik di bagian palatal gigi
anterior digrinding secukupnya.
Catatan:
Setiap kontrol pasca aktivasi sekrup ekspansi, dilakukan pengukuran
pada cekung mesial interpremolar 1 rahang atas dan rahang bawah
dengan menggunakan sliding caliper.
4. Penyesuaian oklusi
Setelah dilakukan pengaturan gigi-gigi individual dan lengkung gigi,
dilanjutkan dengan penyesuaian oklusi dengan cara :
a. Pengecekan kontak oklusi dengan articulating paper, pasien disuruh
menggigit articulating paper dalam posisi sentrik, kemudian disuruh
untuk melakukan gerakan mengunyah. Cek tonjol oklusal dan tepi
incisal, jika ada warna yang spot tebal berarti ada traumatik oklusi.
b. Penggrindingan daerah traumatik. Daerah-daerah yang spot tebal
digrinding, kemudian dicek dan digrinding lagi sampai warna biru
seimbang pada semua tonjol.
c. Setelah itu diaplikasikan topikal aplikasi fluor untuk mencegah
terjadinya karies.
5. Pemakaian retainer
Dimaksudkan untuk mempertahankan lengkung gigi yang telah
terkoreksi sampai terjadi kestabilan dalam lengkung yang baru.
Pembuatan retainer:
Alat yang dipakai adalah Hawley Retainer yaitu : terdiri dari labial
arch Ø 0,8 mm yang tidak diaktifasi dan Adam’s klamer Ø 0,7 mm juga
plat akrilik disertai verkeilung untuk mempertahankan gigi-gigi dalam
posisinya.
Pemakaian retainer:
a. Retainer dipakai dalam keadaan pasif siang malam selama 3 bulan
dengan kontrol tiap bulan sekali untuk mengetahui derajat mobilitas
atau kegoyahan gigi yang telah digerakkan.
b. Jika selama 3 bulan tersebut masih terdapat kegoyahan gigi, maka
pemakaian diperpanjang 3 bulan lagi. Jika mobilitas gigi hilang,
untuk 3 bulan berikutnya retainer tidak perlu dipakai kalau keluar
rumah dan dipakai lagi kalau dalam rumah. Dicek apakah setiap
pemakaian alat terasa sesak atau tidak. Kontrol tiap 3 bulan sekali.
c. Jika dalam 3 bulan di atas alat masih terasa sulit jika dipakai,
pemakaian diteruskan lagi selama 3 bulan dengan kontrol tiap bulan
sekali. Jika sudah tidak sulit dipakai, untuk 3 bulan berikutnya alat
hanya dipakai pada malam hari dan selalu dicek (oleh pasien sendiri)
apakah setiap pemakaian kembali terasa sulit atau tidak. Kontrol
dilakukan tiap bulan sekali.
d. Jika sudah tidak sulit lagi pemakaian bisa dihentikan siang malam
dan kontrol 3 bulan berikutnya, jika tidak ada perubahan bisa
dihentikan untuk seterusnya. Jika ada perubahan pemakaian masih
diperpanjang 3 bulan berikutnya dengan kontrol 3 bulan sekali
XIV. GAMBAR / DESAIN ALAT
1. Plat aktif
Rahang Atas
Keterangan :
5. Labial Arch Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
6. Plat akrilik
7. Adams klamer Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
8. Sekrup ekspansi
9. Button
Rahang Bawah
Keterangan :
1. Labial Arch Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
2. Plat akrilik
3. Adams klamer Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
4. Sekrup ekspansi
2. Retainer
Rahang Atas
Keterangan :
1. Labial Arch Ø
(diameter kawat) 0,8
mm
2. Plat akrilik
3. Adams klamer Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
Rahang Bawah
Keterangan :
4. Labial Arch Ø
(diameter kawat) 0,8
mm
5. Plat akrilik
6. Adams klamer Ø
(diameter kawat) 0,7
mm
XIV. PROGNOSIS
Perawatan ini mempunyai prognosis yang baik karena :
- Motivasi pasien tinggi
- Umur pasien masih memungkinkan untuk dilakukan perawatan
- Keadaan gigi dan jaringan periodontal baik
- Pasien dapat bekerjasama dengan baik dan kooperatif
3. Foto Rongent
a. Panoramik
-
b. Sefalometri
Semarang, 14 April 2021
Operator
Menyetujui
Dosen Pembimbing
LEMBAR PENGESAHAN
Nama Pasien : Kariematuth Thoyyibah
No. Rekam Medis : 003211
No. Model : 3211.19.20
Foto Profil
Foto Intraoral
1 2 3
1 1 1 2 4
1 22 74 37
13 2 3 22 36
14 4 64 35
15 52 54 4
16 2
6 44 4 4 3 3 3 Semarang, 16 April 2021
32 3
7 7 11 2 Operator
Menyetujui
Dosen Pembimbing
3
4 7
7 3
4 6
35
54
44 34
4 4 3 3 3
3
2 1 1 2
PASIEN I
REMOVABLE APPLIANCES
NOMOR MODEL
3 2 1 1 9 0 2 0