Anda di halaman 1dari 18

1.

IDENTITAS
Operator : Nunky Rainandan
NIM : 1112012039
Pembimbing : drg. Nugroho AR., Sp.Ort

No. Kartu : 16-10-012


No. Model : NRM001
Nama pasien : Cindy Regita
Suku : Jawa
Umur : 18 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Kota wisata cibubur pesina amsterdam blok i 6 No. 22 bogor
Telepon :-
HP : 081213647756
Pekerjaan : Mahasiswa
Rujukan dari : Distribusi

Nama ayah : Aris Riantori Faisal


Suku ayah : Jawa
Umur ayah : 42 tahun
Pekerjaan ayah: PNS
Nama ibu : Yuli Wahyu Utami Putri
Suku ibu : Jawa
Umur ibu : 41 tahun
Pekerjaan ibu : Dokter Gigi
Alamat orang tua: Kota wisata cibubur pesina amsterdam blok i 6 No. 22 bogor

2. WAKTU PERAWATAN
Pendaftaran : 11-10-2016
Pencetakan :
Pemasangan alat:-
Retainer :-

3. PEMERIKSAAN KLINIS
A. Pemeriksaan subyektif
 Keluhan utama :
Pasien wanita, berusia 18 tahun, ingin merapikan gigi karenna gigi yang
sedikit kurang rapih. Pasien tidak memiliki kebiasaan buruk.
 Riwayat kesehatan: -

1
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan gigi-geligi
 Gigi desidui : Pasien tidak ingat riwayat gigi-geliginya
 Gigi bercampur : Pasien tidak ingat riwayat gigi-geliginya
 Gigi permanen : Gigi 38, dan 48 sudah tumbuh miring
 Kebiasaan buruk yang berkaitan dengan keluhan pasien:
Tidak ada
 Riwayat keluarga yang berkaitan dengan keluhan pasien:
Ayah : Gigi depan bawah crowding ringan
Ibu : Gigi depan bawah crowding ringan
Keterangan :-

B. Pemeriksaan obyektif
 Umum
 Jasmani : Baik
 Mental : Baik
 Status gizi : Normal
o Tinggi badan : 1,62 cm
o Berat badan : 54 kg
54
o Indeks masa tubuh : =33,3
(1,62)2
o Status masa gizi : Gemuk
 Lokal
 Ekstra oral
o Kepala
 Lebar kepala (jarak horizontal terlebar antara puncak
supramastoidea dan zygomatic kanan dan kiri): 115 mm
 Panjang kepala (glabella-occipital): 170 mm
1 15
 Indeks kepala : x 100=67.64
170
 Bentuk kepala : Dolikosefali (bentuk kepala
panjang)
o Muka
 Panjang muka (jarak vertikal nasion-gnathion): 120 mm
 Lebar muka (jarak antara zygomatic kanan dan kiri):
130 mm
120
 Indeks muka : x 100=92.30
13 0
 Bentuk muka : Leptoprosop (muka panjang)
o Profil muka (titik glabella, bibir atas, bibir bawah, pogonion)
: Lurus
o Sendi TMJ : Normal
o Bibir posisi istirahat : Normal
o Tonus otot mastikasi : Normal
o Tonus otot bibir : Normal

2
o Free way space : 2 mm

 Intra oral
o Hygiene mulut : Baik
o Pola atrisi : Normal Regio : -
o Lingua : Sedang
Ket :-
o Palatum :
 Vertikal : Tinggi
Tinggi dari dasar palatum ke bidangoklusal
= x 100 %
jarak cusp mesiopalatal gigi M 1−M 1
22
= x 100 = 45%
48
 Lateral : Sedang
o Gingiva : Normal
o Mukosa : Normal
o Frenulum :
 Frenulum labii superior : Normal
 Frenulum labii inferior : Normal
 Frenulum lingualis : Normal
Ket : -
o Tonsila : Normal

3
 Pemeriksaan gigi geligi

11 Distolabiotorsoversi Distolabiotorsoversi 21
12 22
13 23
14 24
O 15 O25 O
non 16 O car D3DLTV DLTV O car D3 26 non
17 O car D3 27
18 28

non non
O

48 38
47 O car D3 rct 37
46 O COF COF, O car D3 36
45 Rotasi 35
44 Rotasi 34
43 33
42 32
41 Rotasi Rotasi 31

Keterangan : Seluruh gigi desidui telah tanggal dan telah digantikan dengan
gigi permanen.

4
4. ANALISIS FOTO MUKA

Tampak depan Tampak depan tertawa


Bentuk muka : simetris, brakhisefali

5
Tampak samping
Profil muka : Lurus

5. ANALISIS MODEL STUDI


 Bentuk lengkung gigi
RA : Setengah elips
RB : Setengah elips

 Malposisi gigi individual


Rahang Atas Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri Kanan Kiri
1 DLTV DLTV Rotasi Rotasi
2
3
4 Rotasi
5 Rotasi
6
7

Keterangan : DLTV = Disto Labiotorso Versi


Rotasi

 Relasi gigi-gigi pada oklusi sentrik

6
o Anterior
 Overjet : 2 mm
 Overbite : 3 mm
 Palatal bite : Tidak ada
 Deep bite : Tidak ada
 Open bite : Tidak ada
 Cross bite : Tidak ada
 Edge to edge bite : Tidak ada
o Posterior
 Cross bite : Tidak ada
 Open bite : Tidak ada
 Scissor bite : Tidak ada
 Cusp to cusp bite : Tidak ada
Relasi molar pertama kanan : Klas I
Relasi molar pertama kiri : Klas I
Relasi kaninus kanan : Klas II
Relasi kaninus kiri : Klas I
Garis tengah RB terhadap RA: Segaris
Garis inter insisivus sentral terhadap garis tengah rahang : RA : Normal
RB : Normal

7
 Lebar mesio distal gigi-gigi (mm)
Rahang Atas Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri Normal Kanan Kiri Normal
1 9 9 7,40-9,75 6 6 4,97-6,60
2 7 7 6,05-8,10 6 6 5,45-6,85
3 9 8 7,05-9,32 7 8 6,15-8,15
4 8 8 6,75-9,00 7 8 6,35-8,75
5 7 8 6,00-8,10 7 8 6,80-9,55
6 11 8 9,95-12,10 12 12 10,62-13,05
7 8,75-10,87 8,90-11,37

Kesimpulan : Normal

 Skema gigi-gigi dari oklusal

Rahang atas Rahang bawah

8
 Skema gigi-gigi dari depan

 Skema gigi-gigi dari samping

Kanan Kiri

9
 Perhitungan metode Pont :
Jumlah mesio distal 12,11,21,22 : 32 mm

Jarak P1-P1 pengukuran : 39 mm


jumlah I x 100
Jarak P1-P1 perhitungan :
80
32 x 100
= = 40 mm
80

Diskrepansi : - 1 (konstriksi mild degree)

Jarak M1-M1 pengukuran : 48 mm


jumlah I x 100
Jarak M1-M1 perhitungan :
64
32 x 100
= = 50 mm
64
Diskrepansi : - 2 mm (konstriksi mild degree)

Keterangan :
1. Perkembangan lengkung gigi regio P1-P1 kearah lateral mengalami
konstriksi ringan sebesar 1 mm
2. Perkembangan lengkung gigi regio M1-M1 kearah lateral mengalami
konstriksi ringan sebesar 2 mm

 Perhitungan metode Howes :


Jumlah lebar mesiodistal gigi dari M1-M1 : 106 mm

Jarak P1-P1 (tonjol) : 43 mm


Jarak P 1−P 1 x 100
Indeks P :
md M 1−M 1
43 x 100
= = 42,2 %
102
Lengkung gigi untuk menampung gigi-gigi : kurang

Jarak inter fossa caninus : 43 mm


Jarak FC x 100
Indeks FC :
md M 1−M 1
42 x 100
= 102
= 41.2 %

Lengkung basal untuk menampung gigi-gigi : kurang


Inklinasi gigi-gigi posterior : divergen
 Perhitungan metode Bolton :
Jumlah lebar mesiodistal dari C-C maksila : 49 mm
Jumlah lebar mesiodistal dari C-C mandibula : 39 mm

10
Jumlah lebar mesiodistal dari C−C mandibula
Rasio anterior : x 100
Jumlah lebar mesiodistal dari C−C maksila
39
= x 100 = 79.6% (rerata 77,2 %  1,65  lebih dari
49
normal)

Jumlah lebar mesiodistal dari M1-M1 maksila : 102 mm


Jumlah lebar mesiodistal dari M1-M1 mandibula : 93 mm

Jumlah lebar mesiodistal dari M 1−M 1 mandibula


Rasio total : x 100
Jumlah lebar mesiodistal dari M 1−M 1 maksila
93
= x 100 = 91.3 % (rerata 91,3% ± 1,92  normal)
102

 Arch Length Discrepancy Lundstrom


o Rahang atas
Jumlah 6 segmen gigi maksila : 100 mm
Jumlah lebar mesiodistal dari M1-M1 maksila : 102 mm
Selisih ruang : - 2 mm
o Rahang bawah
Jumlah 6 segmen gigi mandibula : 91 mm
Jumlah lebar mesiodistal dari M1-M1 mandibula : 93 mm
Selisih ruang : - 2 mm

11
6. DIAGNOSIS SEMENTARA

Hubungan skeletal Klas I dengan disertai maloklusi Angle Klas 1 tipe 1 dan tipe 5

Malposisi :
Rahang atas :
 11 : Disto Labiotorso Versi
 21 : Disto Labiotorso Versi
Rahang bawah:
 31 : Rotasi
 41 : Rotasi
 34 : Rotasi
 35 : Rotasi

Kasus maloklusi menyangkut masalah :


Estetik, dental, malposisi individual, crowding

Solusi masalah :
 Rahang atas : Plat aktif
 Rahang bawah : Plat aktif

7. DATA PENUNJANG
 Pemeriksaan Roentonografi panoramic

 Pemeriksaan Roentonografi cephalometric

12
Analisis sefalometri
 Analisis Down
o Analisis skeletal
No Analisis skeletal Pasien Min Rerata Maks Ket
1 Facial angle 84 82 87,8 95 Normal
2 Angle of convexity 0 -8,5 0 +10 Normal
3 Bidang A-B -6 0 -4,6 -9 Normal
4 FMPA 28 17 21,9 28 Normal
5 Y axis 66 53 59,4 66 Normal

Keterangan :

13
1. Kedudukan menton terhadap cranium normal
2. Derajat protusi maksila ditinjau dari seluruh profil normal
3. Hubungan batas anterior tulang basal satu terhadap yang lain dan relasi
terhadap profil seluruhnya normal
4. Pertumbuhan muka downward normal
5. Pertumbuhan muka forward normal

 Analisis dental
No Analisi dental Pasien Min Rerata Maks Ket
1 Inklinasi bidang 14 1,5 9,3 14,3 Normal
oklusal
2 Sudut I RA 120 130 135,4 150,5 Protrusif
terhadap I RB
3 Sudut I RB 65 93 104,5 110 Retroklinas
terhadap bidang i
oklusal
4 IMPA 97 81,5 91,4 97 Normal
5 Derajat protusif 10 -1 +2,7 +5 Protrusif
I RA

Keterangan :
1. Inklinasi bidang oklusal normal
2. Hubungan gigi anterior maksila terhadap gigi anterior mandibular kelas I
bimaksilari protrusif
3. Gigi anterior bawah retroklinis terhadap bidang oklusal
4. Inklinasi I RB terhadap mandibular normal
5. Derajat protusi I RA terhadap A-Pog protrusif

Kesimpulan : Maloklusi skeletal Klas I dengan kondisi gigi geligi anterior


protrusif

14
 Analisis Steiner

No Analisis Steiner Pasien Normal Keterangan


1 SNA 81o 82o Normal
2 SNB 80o 80o Normal
3 ANB 1o 2o Normal
4 SND 76o 76-77o Normal
5 I RA-NA (mm) 6 mm 4 mm Normal
6 I RA-NA (sudut) 24o 22o Normal
7 I RB-NB (mm) 8 mm 4 mm Protrusif
8 I RB-NB (sudut) 28o 25o Protrusif
9 Pog-NB 3 mm Normal
10 Pog & I ke NB (beda) 1:2 1:1 Retrogeati
11 I RA-I RB 120o 131o Bimaksilari
protrusif
12 Occl-SN 14o 14o Normal
13 GoGn-SN 34o 32o Normal
14 SL (mm) 51 mm
15 SE (mm) 22 mm

Kesimpulan : Maloklusi skeletal Klas I dan kondisi gigi geligi bimaksila protrusif

 Garis estetik terhadap bibir atas : 1 mm


 Garis estetik terhadap bibir bawah : 1 mm

 Perhitungan Wits
AO-BO : 1 mm
Kesimpulan : Maloklusi skeletal Klas I

8. DIAGNOSIS FINAL
Hubungan skeletal Klas I dengan maloklusi Angle Klas I tipe 1 dan tipe 5 disertai :
Malposisi gigi individual :

Rahang atas :
 11 : Disto Labiotorso Versi
 21 : Disto Labiotorso Versi
Rahang bawah:
 31 : Rotasi
 41 : Rotasi
 34 : Rotasi
 35 : Rotasi

9. ANALISIS ETIOLOGI MALOKLUSI

15
Maloklusi pada kasus ini disebabkan oleh faktor genetik karena sesuai dengan pernyataan
pasien bahwa ibu pasien memiliki gigi depan bawah yang crowding ringan dan ayah
pasien memiliki gigi yang depan atas dan bawah yang crowding ringan seperti yang
dialami pasien.

10. PROSEDUR PERAWATAN


Rencana perawatan
 Koreksi malposisi gigi individual
o Rahang atas :
Alat ortho lepasan dengan menggunakan :
 Penggunaan labial bow C-C untuk mendorong gigi - gigi 11, 21
kepalatal dan menjaga gigi dalam lengkungya.
 Z spring pada gigi 11,21 untuk mendorong bagian mesial gigi
kearah labial
 Penggunaan klamer Adam di gigi 16 dan 26 sebagai penjangkaran
untuk retensi
 Basis akrilik

o Rahang bawah :
Alat ortho lepasan dengan menggunakan :
 Penggunaan labial bow P-P utuk mendorong gigi anterior ke
lingual dan menjaga bagian distal gigi 34 ke lingual
 Z spring pada lingual gigi 31 & 41 untuk mendorong bagian mesial
ke labial
 Penggunaan klamer Adam di gigi 36 dan 46 sebagai penjangkaran
untuk retensi
 Basis akrilik

16
11. GAMBAR/DISAIN ALAT

17
12. PROGNOSIS
Baik
 Motivasi baik
 OH baik
 Umur dewasa muda

Indikasi perawatan : kuratif

18

Anda mungkin juga menyukai