Artikel Ulfia Rahmi Insight
Artikel Ulfia Rahmi Insight
Ulfia Rahmi*
ABSTRAK
122
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
permasalahan tersebut tidak semudah yang tinggal di daerah yang sulit dijangkau
membalikkan telapak tangan.. Contohnya mendapatkan hak mereka untuk menempuh
beberapa tahun yang lalu di Indonesia pendidikan. Upaya pemerataan tersebut
diselenggarakan pendidikan Sekolah patut diberi apresiasi karena ketika upaya
Berstandar Internasional (SBI) untuk tersebut tidak dilakukan maka sampai
meningkatkan mutu pendidikan Indonesia sekarang barangkali daerah-daerah terpencil
agar mampu bersaing di kancah dan sulit dijangkau belum memiliki
internasional. Masalah yang muncul saat itu sekolah. Namun di sisi lain, dalam
adalah tidak tersebar secara merata sarana pelaksanaan pendidikan di sekolah dasar
dan prasarana di sekolah-sekolah karena Inpres dan sekolah Satu Atap kualitas
terfokus pada SBI. Kritikan yang muncul jangan ditanya. Di sekolah Satu Atap
untuk SBI adalah terjadinya diskriminasi misalnya, berdasarkan survei di SMP satu
antara si kaya dan si miskin. Orang yang atap Kecamatan IV Koto Aua Malintang,
lebih mampu membiayai pendidikan Kabupaten Padang Pariaman, sekolah
anaknya di SBI lebih berkesempatan terdiri dari sekolah dasar dan sekolah
mendapatkan layanan pendidikan yang menengah pertama berada pada satu lokasi,
lebih baik. Sedangkan kalangan menengah ternyata pendidiknya juga satu untuk
ke bawah yang terkendala pada biaya semua. Terakhir, masalah ketiga adalah
terbatas kesempatannya untuk menikmati relevansi. Keluhan mengenai jumlah
fasilitas pendidikan seperti yang ada pada pengangguran yang semakin meningkat erat
SBI. Fasilitas SBI diatur dalam UU nomor kaitannya dengan relevansi pendidikan
20 tahun 2003 pasal 50 ayat 3 [2] bahwa yang dilalui oleh peserta didik.
sarana dan prasarana SBI wajib setiap Sesungguhnya, permasalahan relevansi ini
ruang kelas dilengkapi sarana pembelajaran sudah muncul sejak masa orde baru. Waktu
berbasis TIK, perpustakaan dilengkapi itu diminimalisir dengan program mix and
dengan sarana digital, memberikan akses ke match (Tilaar [3]). Program mix and match
sumber pembelajaran berbasis TIK di ini sebagai upaya untuk menyelaraskan
seluruh dunia, dilengkapi dengan ruang kompetensi yang dimiliki peserta didik
multimedia, ruang unjuk seni dan budaya, ketika menyelesaikan pendidikan dengan
fasilitas klinik, fasilitas olahraga dan lain- kompetensi yang dibutuhkan di dunia kerja.
lain. Namun pada sekolah biasa tidak ada Program tersebut tidak berjalan maksimal,
aturan yang mewajibkan sarana minimal. sehingga sampai sekarang permasalahan
Kelengkapan sarana inilah yang relevansi masih betah bertahan sebagai
menyebabkan biaya pendidikan pada SBI salah satu dari permasalahan pendidikan di
tinggi, sehingga berdampak pada biaya Indonesia. Buktinya,
tambahan yang harus dikeluarkan oleh Berbagai upaya lain sudah dilakukan
orang tua. pemerintah, masyarakat dan sekolah,
Sebaliknya, ketika mengupayakan namun karena beberapa faktor seperti
meminimalisir masalah pemerataan, pada pergantian pimpinan, arus politik,
saat yang sama juga muncul masalah keamanan, kesejahteraan sampai pada cara
kualitas. Kita masih ingat bahwa sekolah pandang masyarakat mempengaruhi
dasar Inpres dan sekolah Satu Atap permasalahan tersebut sehingga belum
diselenggarakan dalam upaya pemerataan tuntas sampai sekarang. Peningkatan
pendidikan di Indonesia, agar warna negara kualitas, pemerataan dan relevansi yang
123
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
menjadi permasalahan utama pendidikan di hutan secara ilegal namun mereka tidak
Indonesia sesungguhnya dapat diatasi melakukan yang mereka ucapkan. Mereka
dengan meningkatkan kualitas hanya mampu verbalisme tanpa memaknai
pembelajaran. Hal ini merujuk pada pesan dari menebang hutan secara ilegal.
pendapat Nanang [1] bahwa peningkatan Ketika pembelajaran menjadi inti dari
mutu, relevansi, dan daya saing dilakukan pendidikan, maka pembelajaran pada
dengan peningkatan kualitas pembelajaran intinya merupakan perwujudan suasana
melalui pengembangan kurikulum, metode belajar dalam upaya mengembangkan
pembelajaran dan sistem penilaian. potensi peserta didik dalam upaya
Meskipun sebuah kelas (dalam kegiatan meningkatkan kualitas sumber daya
pembelajaran) merupakan tataran mikro manusia. Transfer pengetahuan akan terjadi
dalam pendidikan yang begitu luas, namun dalam proses interaksi sosial antara peserta
pembelajaran menentukan proses dan hasil didik dan pendidik sehingga hasil interaksi
selanjutnya karena menurut Cloud [4] pendidikan tersebut akan membentuk
pendidikan dilakukan untuk masa depan tingkah laku yang berpendidikan pula. Cara
yang berkelanjutan. Hasil pembelajaran terbaik dalam membelajarkan itu dengan
pada tingkat dasar sebagai modal untuk mencontohkan melalui interaksi antara
pendidikan menengah, dan pendidikan pendidik dengan peserta didik, bukan
menengah untuk modal pendidikan tinggi. sekadar justifikasi. Hal ini sebenarnya juga
Hal inilah yang menyebabkan proses termaktub dalam UU nomor 20 tahun 2003
pendidikan harus terus menerus dan [2] tentang Sistem Pendidikan Nasional
berkelanjutan. Secara eksplisit, proses bahwa pendidikan merupakan usaha sadar
pendidikan itu dapat dilihat pada proses dan terencana untuk mewujudkan suasana
pembelajaran sehingga pembelajaran belajar dan proses pembelajaran agar
menjadi inti pendidikan. Oleh sebab itu, peserta didik secara aktif mengembangkan
ketika ingin meningkatkan kualitas potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
pendidikan hal utama yang harus dilakukan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
adalah meningkatkan kualitas kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
pembelajaran. Sehingga dengan keterampilan yang diperlukan dirinya,
peningkatan kualitas pembelajaran, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh sebab
relevansi dan pemerataan ikut serta itu, untuk memecahkan permasalahan
meningkat. Pendidikan yang berkualitas pendidikan, tersebut perlu peningkatan
dapat dilakukan dengan mewujudkan kualitas pembelajaran melalui sebuah
pembelajaran bermakna dan pembelajaran rancangan sistem pembelajaran. Sistem
yang dapat menanamkan nilai-nilai yang pembelajaran inilah yang membantu
peserta didik butuhkan di masa mendatang. pendidik menciptakan pembelajaran
Misalnya penanaman nilai-nilai dari berkualitas. Rancangan sistem
pembakaran hutan ilegal. Dalam proses pembelajaran yang sedang digandrungi saat
pembelajaran peserta didik tidak saja ini adalah rancangan sistem pembelajaran
dituntut mampu mengucapkan akibat dari yang berbasis teknologi karena relevan dan
menebang hutan sembarangan, tetapi sangat disukai oleh anak-anak usia sekolah.
mampu memaknai materi. Para penebang Kehadiran teknologi komputer dan
hutan sekarang mereka mampu jaringan di Indonesia, telah mempengaruhi
mengungkapkan akibat dari menebang proses belajar di ruang kelas. Dengan
124
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
munculnya teknologi ini belajar bisa saja menurut Seels [7] adalah proses untuk
dilakukan dimana saja. Jika sebelum menentukan kondisi belajar dengan tujuan
teknologi komputer dan jaringan digunakan agar tercipta strategi dan produk pada
di Indonesia, orang-orang mengirim modul tingkat makro, seperti program dan
pembelajaran untuk belajar mandiri dalam kurikulum, dan pada tingkat mikro, seperti
bentuk printout, maka pengoptimalan pelajaran dan modul. Dalam Teknologi
komputer dan internet dalam pembelajaran Pendidikan, ranah desain meliputi desain
dapat mempermudah distribusi modul sistem pembelajaran, desain pesan, strategi
menggunakan email atau dapat di- pembelajaran dan karakteristik pembelajar.
download pada website tertentu yang sudah Ranah desain pada Teknologi Pendidikan
disediakan. Menurut Smaldino [5], istilah ini memiliki kaitan erat dengan pendidikan
pembelajaran berbasis komputer yang yang dimaksud oleh UU Sisdiknas [2]
menggunakan jaringan internet disebut bahwa pendidikan sebagai usaha sadar dan
dengan online learning. Meskipun online terencana untuk menciptakan suasana
learning menawarkan media yang belajar dan proses pembelajaran. Untuk
bervariasi dan fleksibel waktu serta tempat, mencapai pendidikan seperti yang
ternyata pembelajaran ini memiliki disebutkan dalam UU tersebut, Teknologi
kelemahan-kelemahan tertentu (Bersin [6]). Pendidikan sangat berperan dalam
Hal ini melahirkan pembelajaran yang menciptakan suasana belajar dan proses
mencampurkan pembelajaran online dengan pembelajaran melalui ranah desain ini,
pembelajaran tatap muka yang disebut yaitu dengan mendesain sistem
dengan blended learning. Pencampuran pembelajaran melalui model pengembangan
tersebut dengan mengombinasikan 4D. Model ini mencakup Define, Design,
kelebihan pertemuan tatap muka dengan Develop and Disiminate (Thiagarajan [8]).
kelebihan online learning dan Menggunakan model inilah dikembangkan
meminimalisir kekurangan pertemuan tatap berbagai pembelajaran termasuk blended
muka dengan online learning. Berdasarkan learning
perkembangan tersebut, maka saat ini fokus Desain sistem pembelajaran sangat
pengembangan sistem pembelajaran adalah tepat karena sebagaimana yang dibahas
sistem pembelajaran yang berbasis blended sebelumnya, bahwa inti pendidikan itu
learning. Sistem pembelajaran blended terletak pada pembelajarannya. Dengan
learning seperti apa yang dapat mendesain sistem pembelajaran berarti
meningkatkan interaksi pendidikan antara berupaya meningkatkan interaksi peserta
peserta didik dan pendidik dalam upaya didik dan pendidik untuk mengembangkan
mengembangkan potensi peserta didik potensi mereka. Karena sistem merupakan
sehingga ketiga masalah pokok pendidikan suatu kesatuan yang utuh dan terstruktur,
di Indonesia terpecahkan. menurut Dewi Salma [9] desain sistem
pembelajaran juga dilengkapi oleh
B. PEMBAHASAN komponen-komponen pembelajaran dan
1. Desain Sistem Pembelajaran tersusun secara terstruktur. Desain sistem
Desain merupakan satu dari lima pembelajaran menurut Seels [7] merupakan
ranah keilmuan Teknologi Pendidikan di suatu prosedur yang terorganisir, meliputi:
samping pengembangan, pemanfaatan, langkah-langkah di antaranya: a)
pengelolaan dan evaluasi. Kawasan desain penganalisisan, yaitu proses perumusan apa
125
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
126
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
127
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
stimulus (S) dari media tersebut membantu praktik behaviorisme, pemberian tugas
dan mendorong peserta didik untuk merupakan stimulus dan tugas yang ditulis
memberikan respons (S) sehingga mereka merupakan respons. Sedangkan
terbiasa untuk belajar. Dalam desain sistem pembahasan dan diskusi merupakan proses
blended learning bagaimana mendesain kognitif karena selama proses itu
pembelajaran yang memberikan stimulus- berlangsung terjadi proses pemaknaan.
stimulus melalui komponen pembelajaran Misalnya, pemberian stimulus dalam
untuk meningkatkan respons peserta didik. blended learning melalui website
Sedangkan menurut pandangan pembelajaran yang dirancang khusus untuk
Kognitivisme yang dikemukakan oleh pembelajaran dengan konten materi ajar
Piaget, dan Jerome Bruner dalam Gredler yang sudah disusun sedemikian rupa, dan
[18] berpendapat bahwa peserta didik kemudian dengan wadah website
memiliki potensi yang bisa dikembangkan, pembelajaran dilengkapi dengan google
sehingga untuk membentuk pengalaman peserta didik dapat mengeksplor berbagai
belajar dilakukan dengan meningkatkan pengetahuan lain yang relevan dengan
insight (pemahaman) mereka. Aplikasinya tujuan pembelajaran.
dalam desain sistem blended learning Proses diskusi inilah yang
adalah bagaimana mendesain sistem membentuk interaksi sosial. Menurut
pembelajaran yang dapat mengembangkan Sudardja [19] interaksi sosial merupakan
kognisi peserta didik untuk meningkatkan kata kunci dalam proses pendidikan.
pemahaman mereka. Keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
Dari dua pandangan teori belajar mutu interaksi tersebut, dengan siapa
Behaviorisme dan Kognitivisme tersebut, berinteraksi, pesan yang disampaikan,
pengalaman belajar melalui interaksi dapat bagaimana interaksi berlangsung, media
ditingkatkan melalui kegiatan dan sara prasarana yang digunakan serta
pembelajaran. Jika dalam Behaviorisme bagaimana dampak dari interaksi tersebut.
kegiatan pembelajaran dengan memberikan Oleh sebab itu, diskusi sebagai salah satu
stimulus-stimulus kepada peserta didik, bentuk kegiatan belajar (learning activity)
maka dalam Kognitivisme kegiatan menjadi penting dalam mengembangkan
pembelajaran dengan memberikan mereka potensi peserta didik karena melalui
kesempatan untuk mengeksplor sendiri kegiatan tersebut memberikan kesempatan
pengetahuan yang mereka butuhkan. Kedua kepada peserta didik untuk berinteraksi
hal ini dalam desain sistem blended dengan lingkungan sosial mereka. Maka,
learning bukan hal yang bertolak belakang, ketika kegiatan belajar terjadi, informasi
namun saling melengkapi. Artinya dengan yang mereka dapatkan di ruang kelas bukan
meningkatkan resonansi aplikasi dua sekadar menjadi catatan rapi bagi peserta
pandangan teori belajar yang berbeda didik dan disimpan di rumah, namun agar
tersebut, dapat mengoptimalkan mereka dapat secara aktif mengembangkan
pengalaman belajar itu sendiri. Kedua potensi diri. Dengan learning activity,
pandangan ini dapat mengoptimalkan informasi yang peserta didik terima di
pembelajaran blended, misalnya pemberian ruang kelas ataupun belajar di website
tugas melalui online learning dan dapat menjadi pengetahuan. Ketika peserta
pembahasan serta diskusinya pada didik yang sudah berbekal pengetahuan
pertemuan tatap muka. Hal yang demikian ditingkatkan lagi dengan learning activity,
128
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
Informasi pengetahuan
Komponen
Pembelajaran
Pengalaman
kompetensi
belajar
Pengalaman
kompetensi
belajar
129
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
130
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
interpesonal/ interaksi sosialnya. Ketika hal komunikasi pembelajaran selama itu pula
itu terjadi dalam kegiatan pembelajaran blended learning akan bertahan. Dari
maka akan dapat dikembangkan informasi perjalanan perkembangan teknologi,
menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi komunikasi dan pengaruhnya terhadap
pengalaman belajar dan pengalaman belajar pembelajaran, juga berdampak pada desain
menjadi kompetensi. Sehingga dari hal itu sistem pembelajaran di kelas. Artinya
diharapkan peserta didik belajar sesuai adalah bahwa pembelajaran yang terjadi di
dengan bakat, minat, perkembangan fisik kelas jangan terpisah dengan dunia realita
serta psikologi sesuai dengan tugas di mana peserta didik tinggal. Karena
perkembangan mereka dalam rangka peserta didik sangat jatuh cinta pada hal-hal
mengembangkan potensi diri. baru, maka ketika terjadi perkembangan
Selain urgensi dilakukannya riset teknologi maka di situ peserta didik
dalam desain sistem pembelajaran blended, mencoba menyatu dengan perkembangan
riset ini sesungguhnya sudah berkembang tersebut. Sebagai seorang Teknolog
jauh sebelum teknologi komputer dan Pendidikan yang ingin menciptakan
internet lahir. Pada masa munculnya suasana belajar dan proses pembelajaran
televisi, menurut Bersin [6] blended seperti yang disebutkan PP nomor 32 tahun
learning dilakukan dengan 2013 [10] maka tidak ada salahnya
mengombinasikan pembelajaran tatap muka mengadopsi teknologi komunikasi sosial
dengan belajar menggunakan televisi. dan menjadikannya menjadi teknologi
Kemudian muncul komputer, kombinasi untuk komunikasi pembelajaran.
pembelajaran berkembang menjadi Oleh sebab itu, agar mampu
kombinasi pembelajaran berbasis komputer melakukan riset dalam bidang desain sistem
(elearning) dengan pembelajaran tatap pembelajaran maka untuk menunjang riset
maka. Dan saat internet juga berpengaruh tersebut seorang peneliti harus memiliki
terhadap pendidikan, pengombinasian keahlian, diantaranya berpikir holistik,
pembelajaran terjadi antara pembelajaran memahami teori belajar, memahami teori
menggunakan jaringan internet (online motivasi, teori persepsi, teori pembelajaran,
learning) dengan pembelajaran tatap muka. memahami kurikulum, dan kreatif serta
Artinya bahwa blended learning merupakan inovatif dalam mengembangkan teknologi
pengombinasian pertemuan tatap muka dan rekayasa pembelajaran. Keahlian yang
dengan kemajuan teknologi yang ada pada harus dimiliki oleh seorang peneliti yang
saat itu. Berbeda dengan pendapat pertama adalah a) berpikir holistik dan
Smaldino [5] bahwa blended learning komprehensif karena akan terjun dalam
merupakan pengombinasian antara bidang yang terbentuk dari sebuah sistem
pembelajaran synchronous dengan yang terdiri dari komponen-komponennya.
asynchronous. Pada saat ini pembelajaran Jika berpikir sebagian-sebagian atau
asynchronous dibantu dengan layanan berpikir terpisah, maka dalam mendesain
internet. Penulis memprediksi bahwa sistem pembelajaran akan melupakan atau
internet akan bertahan lama dan belum ada mengabaikan komponen sistem
perkembangan yang akan mengalahkan pembelajaran itu sendiri. Karena bekerja
internet. Prediksi yang sama juga dilakukan dalam sistem berarti memberdayakan
terhadap desain sistem blended learning, komponen-komponen penyusunnya untuk
bahwa selama internet dioptimalkan dalam mencapai tujuan dari sistem itu sendiri. Hal
131
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
yang sama juga dikemukakan oleh Atwi seseorang dan proses belajar itu sendirilah
[25] bahwa pengembangan pembelajaran yang menjadi akar dari penerjemahan yang
merupakan salah satu wujud penerapan unik seseorang terhadap dunia. Pandangan
teori sistem dalam kegiatan pembelajaran. ini ditentukan oleh pengalaman seseorang
Maka ketika salah satu komponen dan penafsirannya terhadap pengalaman itu
pembelajaran tidak berperan sesuai sendiri. Orientasi Kognitivisme
fungsinya maka tujuan sistem pembelajaran menekankan pada peran konteks, baik
juga sulit untuk dicapai. oleh sebab itu, konteks pembelajaran maupun konteks
seorang peneliti dalam bidang desain sistem situasi berlangsung proses transfer lebih
pembelajaran harus memahami betul teori bersifat internal (Santrock) [20].
sistem itu sendiri. Kebalikannya dari pendekatan eksternal
Selanjutnya, keahlian yang harus pakar perilaku bahwa teori perilaku/
dimiliki peneliti yang kedua adalah b) Behaviorisme mempunyai perhatian khusus
memahami teori-teori belajar, karena desain pada kinerja peserta didik sebagai bukti
sistem pembelajaran berakar pada teori utama bahwa proses belajar sudah dilalui.
belajar. Teori belajar utama yang Terdapat kecenderungan dari hasil
mendukung desain sistem pembelajaran penelitian mengenai perilaku yang
adalah Behaviorisme dan Kongnitivisme menekankan pada pengaruh stimulus pada
(Richey, Klein dan Tracey [14]). pembelajaran peserta didik. Hal ini
Pandangan pakar perilaku seperti P Pavlov, mengisyaratkan bahwa dalam pembelajaran
B. F. Skinner, J. B. Watson, C. L Hull, yang perlu dilakukan oleh peserta didik itu
Guthrie dan Thorndike, secara tradisi adalah unjuk kerja karena ketika terjadi
sangat mendominasi dalam aplikasi desain perubahan dari tingkah laku peserta didik
sistem pembelajaran. Saat ini, desain sistem maka disitulah terjadi proses belajar bagi
pembelajaran menekankan pada Behaviorisme. Makanya Behaviorisme
Kognitivisme sehingga muncullah sering mendefinisikan pembelajaran
paradigma pembelajaran yang terpusat pada sebagai perubahan tingkah laku, dan
peserta didik dan banyak juga berdasarkan Kognivisme mendefinisikan pembelajaran
pada prinsip-prinsip konstruktivisme dalam sebagai sebuah pemahaman hasil dari
pengembangan selanjutnya (Seels [7]). proses kognisi (internal).
Pandangan konstruktivisme beranggapan Selain itu, keahlian yang harus
bahwa pengetahuan yang sudah dimiliki dimiliki oleh peneliti dalam bidang desain
peserta didik sebagai modal awal bagi sistem pembelajaran blended adalah
mereka untuk membangun pengetahuan memahami teori motivasi. Keller [27] juga
baru (Suparno [26]). Maka sangat tepat menyajikan model desain pembelajaran
sekali memberikan learning by doing untuk motivasi yang didasarkan pada
melalui blended learning untuk membentuk sejumlah teori lainnya. Modelnya
pengalaman belajar peserta didik. menunjukkan strategi desain yang
Kognitivisme lebih tertarik pada perubahan mencakup empat komponen motivasi:
pengetahuan peserta didik dan struktur membangkitkan minat, menciptakan
pengetahuannya (Gredler [18]). Mereka relevansi, mengembangkan harapan
lebih menekankan pada bagaimana peserta keberhasilan, dan memproduksi kepuasan
didik mengingat informasi. Kognitivisme melalui intrinsik/ imbalan ekstrinsik.
berpandangan bahwa pengetahuan Artinya, dalam mendesain sistem blended
132
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
133
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
134
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
135
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
136
INDONESIAN SCHOLARS JOURNAL – INSIGHT
137