Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Enterprise Risk Management adalah suatu framework yang meliputi berbagai proses
dan metode yang dapat diterapkan oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk melakukan
manajemen terhadap berbagai risiko-risiko di perusahaan. Enterprise Risk Management
adalah hal yang wajib untuk diterapkan oleh semua perusahaan karena penerapannya dapat
memberikan pemahaman yang mendalam mengenai berbagai kejadian yang terjadi di dalam
atau di luar perusahaan, melihat kejadian-kejadian tersebut untuk menilai tingkat risiko dan
menyediakan berbagai alternatif strategi yang optimal untuk melakukan response atau
pengawasan. Dengan perusahaan mengidentifikasi risiko dan menyelesaikan permasalahan
tersebut secara proaktif maka manajemen dapat menciptakan nilai bagi para shareholder di
perusahaan itu sendiri.
Manajemen risiko yang baik merupakan hal yang fundamental bagi setiap manajemen
dan pengelolaan bisnis dan kesuksesan dari perusahaan akan sangat bergantung pada
kemampuan bagi manajemen untuk dapat mengelola risiko-risiko yang membahayakan bagi
perusahaan serta mengidentifikasi peluang-peluang yang kemudian dapat dipergunakan atau
dieksploitasi oleh perusahaan agar dapat bertumbuh atau meraih keuntungan.
Enterprise Risk Management dibutuhkan karena semua jenis organisasi pada
dasarnya akan selalu menemui tantangan dalam bentuk risiko di setiap sektor atau fungsi
risiko dari perusahaan dengan jenis resikonya sendiri yang spesifik. Karena sifat dari masing-
masing fungsi risiko yang berbeda maka tujuan utama dari implementasi sistem ERM adalah
dengan mengintegrasikan berbagai fungsi risiko antara sektor-sektor organisasi agar dapat
terus meningkatkan kemampuan dan koordinasi sistem ERM dan menciptakan gambaran
besar dari risiko perusahaan agar risiko dapat dikelola dengan baik efektif.
Indonesia adalah negara yang sangat besar dengan populasi yang mencapai 270 miliar
jiwa. Dengan populasi yang sangat besar maka produksi dan distribusi dari consumer
packaged goods akan menjadi salah satu hal yang vital untuk menopang populasi besar
tersebut. Sektor consumer goods masih terlihat sangat menarik bagi para investor dan bisa
dilihat dari pertumbuhan kelas menengah populasi Indonesia yang sangat besar dan
pengembangan infrastruktur domestik adalah yang mendorong pertumbuhan dan banyak
peluang investasi pada industri consumer goods. Nilai investasi pada industri food and
beverages Indonesia diperkirakan mencapai Rp 19,7 T untuk investasi asing dan Rp 27,9 T
untuk investasi domestik pada tahun 2018.
Fokus dari makalah ini terletak pada analisis manajemen risiko yang akan dilakukan
secara detail dan komprehensif melalui Enterprise Risk Management terhadap masing-
masing dari tiga perusahaan yang melakukan usaha di industri consumer goods yaitu PT.
Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR), PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (IDX:
ICBP) adn PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (IDX: GOOD).
Tujuan dari makalah adalah untuk mengeksplorasi dan menganalisa Enterprise Risk
Management dari masing-masing tiga perusahaan tersebut untuk menentukan apakah
perusahaan sudah sukses dalam menjalankan manajemen risiko. Selain itu tujuan lain dari
makalah ini adalah untuk memberikan saran atau rekomendasi bagi perusahaan untuk lebih
jauh lagi meningkatkan kinerja manajemen risiko terlepas dari apakah perusahaan berhasil
atau tidak dalam menerapkan Enterprise Risk Management dengan baik dan efektif.

1.2. PT. Unilever Indonesia Tbk


PT. Unilever Indonesia Tbk (IDX: UNVR) merupakan anak perusahaan cabang
Indonesia dari perusahaan multinasional Unilever plc. Unilever Indonesia pertama kali
didirikan pada tanggal 5 Desember 1933 pada awalnya dengan nama Lever Zeepfabrieken
N.V. . Tidak sampai pada tanggal 30 Juni 1980 dimana perusahaan kemudian mengganti
nama menjadi PT Unilever Indonesia Tbk.
Secara keseluruhan Board of Directors (BOD) atau dewan direksi dari Unilever
adalah yang bertanggung jawab untuk melaksanakan identifikasi dan evaluasi terhadap
berbagai risiko untuk memastikan bahwa risiko-risiko yang berpotensi dapat dikurangi.
Board of Directors didukung oleh Corporate Risk Management Team, tim khusus yang
ditetapkan oleh Unilever untuk mengawasi seluruh aspek dari implementasi sistem
manajemen risiko perusahaan serta dengan risk matrix perusahaan untuk memastikan bahwa
sistem tersebut dapat tetap terus diperbarui berdasarkan kondisi atau situasi ekonomi pada
waktu itu dan laju pertumbuhan dari perusahaan.
1.2.1. Unilever Indonesia, Polemik LGBTQI, dan Wacana Boikot Produk
Pada sekitar bulan Juni 2020, Unilever Global, dalam rangka mendukung
komunitas Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender, Queer dan Intersex (LGBTQI),
telah melakukan rebranding untuk mendukung komunitas tersebut dengan cara
memberikan warna pada logo Unilever yang mengikuti identitas warna komunitas
tersebut yang berupa warna-warni. Karena dianggap tidak sesuai dengan norma
dan budaya Indonesia maka banyak masyarakat Indonesia yang meluncurkan aksi
boikot Unilever Indonesia melalui media sosial
Unilever Indonesia pun akhirnya memberikan respons yang menekankan
bahwa karena memang Unilever adalah perusahaan yang beroperasi di lebih dari
180 negara maka tentunya norma dan budaya juga akan bersifat berbeda. Maupun
secara global atau di Indonesia sendiri, Unilever mempercayai bahwa inklusivitas
dari keberagaman dan lingkungan adalah hal yang benar.
Pada kasus ini terdapat dua macam risk yaitu adalah reputational risk dan
equity risk. Terdapat reputational risk dari kasus ini karena banyaknya publisitas
negatif besar yang berasal dari masyarakat Indonesia di media sosial. Reaksi
negatif publik ini dapat menyebabkan potensi kerugian pada perusahaan karena
revenue dari penjualan yang menurun. Meskipun efek nya minimal, terdapat
equity risk juga dari kasus ini yang mempengaruhi harga saham perusahaan
sehingga mengalami stagnasi.

1.3. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk


PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (IDX: ICBP) adalah perusahaan yang
didirikan pada tanggal 2 September 2009 dan memproduksi berbagai macam produk
makanan dan minuman, letak dari pusat perusahaan adalah di wilayah Jakarta Selatan,
Indonesia. ICBP merupakan salah satu anak perusahaan dari Indofood Sukses Makmur Tbk,
perusahaan produsen makanan terbesar di Indonesia. Perusahaan didirikan karena hasil
restrukturisasi internal divisi consumer branded product (CBP) dari perusahaan utama
Indofood sehingga terbentuklah nama ICBP.
Internal control system adalah sekumpulan kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh Board of Directors (BOD) serta manajemen untuk memastikan agar operasi perusahaan
dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Salah satu elemen yang termasuk dalam Internal
Control System adalah risk assessment dimana perusahaan mengimplementasikan Enterprise
Risk Management untuk mengidentifikasikan, mengelola dan mengukur berbagai macam
risiko yang dapat menghalangi tujuan atau objektif dari perusahaan.
Basis enterprise risk management perusahaan berdasarkan pada integrated risk
management framework yang dikembangkan oleh Committee of Sponsoring Organizations
of the Treadway Commission (COSO). Manajemen risiko dilaksanakan melalui top-down
approach yang melibatkan BOD untuk mengevaluasikan risiko yang dianggap high-risk serta
bottom-up approach yang memberikan kemampuan bagi masing-masing sektor untuk
mengevaluasi risiko yang spesifik pada sektor tersebut.

1.3.1. Kiat Indofood Era Pandemi, Luncurkan Varian Baru hingga Game Online
Dengan masa pandemi yang masih berjalan sampai akhir 2020 maka
Indofood telah menggagaskan beberapa strategi yang dapat membantu
memaksimalkan penjualan. Indofood melaksanakan strategi tersebut dengan
mempromosikan penjualan lewat media digital seperti media sosial dan
mengembangkan sebuah aplikasi game online untuk dirilis ke publik.
Menurut direktur Indofood, pandemi ini tidak terlalu berdampak secara
signifikan terhadap penjualan dari perusahaan. karena perusahaan terus menjaga
ketersediaan produk di berbagai pasar sekaligus meluncurkan produk baru.
Meskipun itu perusahaan harus tetap waspada karena situasi pasar dan perilaku
dari konsumen dapat berubah akibat pelaksanaan PSBB yang menyebabkan toko-
toko untuk tutup.
Untuk mengurangi risiko operasional dan keuangan tersebut maka
Indofood mengambil corporate action dalam bentuk meluncurkan 8 tipe varian
produk baru dari berbagai jenis makanan agar dapat terus menarik perhatian
konsumen. Selain dari itu juga perusahaan juga telah mengambil corporate action
lain dengan cara mengembangkan dan meluncurkan aplikasi game online
bernama “Indomilk Tobot” yang dapat diunduh oleh melalui Google Playstore
dan ditujukan untuk anak-anak di yang masih di bawah usia remaja.
1.3.2.
1.4. PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
PT. Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (IDX: GOOD) adalah perusahaan yang
melakukan usaha di industri makanan dan minuman di Indonesia dan dikenal dengan produk-
produk nya yang dijual di bawah nama merek “Kacang Garuda” . Perusahaan pertama kali
beroperasi pada tahun 1978 dengan nama PT Tudung Putra Jaya sebelum akhirnya mengubah
nama menjadi PT Garudafood Putra Putri Jaya pada tahun 1994.
Internal Audit Division (IAD) adalah suatu bagian dari perusahaan yang melakukan
berbagai aktivitas untuk memberikan keyakinan bagi perusahaan serta menyediakan
konsultasi imparsial dan independen. Tujuan utama dari IAD adalah untuk meminimalisir
resiko dan melindungi aset-aset perusahaan dalam rangka meraih visi dan misi dari
perusahaan.
Dalam mengelola bisnis maka perusahaan telah melakukan berbagai aksi pada
seluruh sektor dan kegiatan usaha perusahaan dan entitas anaknya dalam upaya untuk
mengidentifikasi faktor risiko utama dan faktor risiko lainnya yang berpotensi untuk
memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap posisi keuangan perusahaan. Berbagai
faktor-faktor risiko ini bisa ditemukan di “Pedoman Manajemen Risiko” Garudafood.
Dengan dibentuknya Internal Audit Division (IAD) maka perusahaan dapat meninjau
efektivitas operasional dan sistem manajemen risiko serta berbagai aktivitas usaha dengan
efektif. IAD mengirimkan unit secara berkala untuk melakukan audit di perusahaan di
berbagai sektor perusahaan seperti penjualan, pemasaran, keuangan dan sumber daya
manusia. Hasil yang diperoleh dari IAD akan diteruskan kepada manajemen untuk
mengambil keputusan.

1.4.1. Pabrik Garudafood di Pati Terbakar, Bagaimana Nasib Target Omzetnya?


Pada tanggal 16 April 2019, terjadi musibah kebakaran pada lokasi
gudang kemasan Garudafood di Pati, Jawa Tengah. Lokasi dari pabrik sangat jauh
dari lokasi pemukiman warga di wilayah tersebut sehingga penyebaran kebakaran
ke wilayah lain dari pabrik dapat dikendalikan. Selain dari itu tidak terdapat
korban jiwa maupun korban yang terluka dari kejadian tersebut. Manajemen juga
menyatakan bahwa perusahaan telah melindungi seluruh aset dari perusahaan
melalui asuransi.
Kasus ini adalah contoh dari operational risk yang dapat ditemui oleh
perusahaan. Operational risk adalah kemungkinan untuk terjadinya kerugian yang
berasal dari kegagalan untuk mengikuti prosedur atau kebijakan perusahaan,
human error atau kerusakan dari sistem. Meskipun aset perusahaan sudah
terlindungi oleh asuransi tetapi karena infrastruktur telah mengalami kerusakan
maka perusahaan akan mengalami disrupsi pada segi operasional yang bisa
berdampak negatif pada revenue perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai