Anda di halaman 1dari 9

Tugas paper Farmakologi Veteriner I

Obat Prednisolone

Oleh :

Nama : Luthfi Fedrian

NIM : 1802101010099

Kelas : 06 Farmakologi

Program Studi Pendidikan kedokteran Hewan

Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala

Banda Aceh
2021

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Farmakologi adalah ilmu yang mempelajari obat-obatan dan pengaruhnya pada
makhluk hidup. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, Farmakos yang berarti obat, dan Logos
yang berarti ilmu. Untuk bisa mempelajari ilmu ini secara rinci, seseorang dapat mengambil
kuliah di jurusan farmasi. Selain itu, tak sedikit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang
memiliki peminatan khusus dalam keilmuan farmasi. Selama ini, farmakologi mungkin
identik dengan profesi apoteker. Padahal, cakupan keilmuan farmasi ini lebih luas dari profesi
tersebut. Berikut ini penjelasannya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian obat prednisolone?
2. Apa kegunaan obat prednisolone?
3. Bagaimana efek samping obat prednisolone?
4. Bagaimana penyebab elergi?

1.2 Tujuan Makalah


Agar mahasiswa tahu bagaimana kegunaan obat prednisolone , bagaimana efek
sampingnya dan bagaimana penyebab alergi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi, yang digunakan
untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka
penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan dan
kontrasepsi untuk manusia. Adapun bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun
tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standar dan mutu sebagai
bahan baku farmasi (Menkes RI, 2013).

Prednisone merupakan pro drug, yang didalam hati akan segera diubah menjadi
prednisolone, senyawa aktif steroid. Senyawa steroid adalah senyawa golongan lipid yang
memiliki struktur kimia tertentu yang memiliki tiga cincin sikloheksana dan satu cincin
siklopentana. Suatu molekul steroid yang dihasilkan secara alam oleh korteks adrenal tubuh
dkenal dengan namasenyawa kortikosteroid (Ikawati, 2006).

Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi kecepatan sintetis protein. Molekul


hormon memasuki sel melewati membranplasma secara difusi pasif. Hanya di jaringan target
hormonini bereaksi dengan reseptor protein yang spesifik dalam sitoplasma sel dan
membentuk kompleks reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami perubahan ko mformasi,
lalu bergerak menuju nukleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan ini menstimulasi
transkripsi RNA dan sintetis protein spesifik. Induks i sintetis protein ini yang akan
menghasilkan efek fisiologik steroid(Darmansjah, 2005).

Obat tidak hanya berfungsi untuk mendiagnosa, mencegah maupun menyembuhkan


berbagai jenis penyakit, baik pada manusia maupun hewan, tetapi juga dapat mengakibatkan
keracunan. Beberapa pakar menyebutkan obat adalah racun. Obat dapat menyembuhkan jika
digunakan secara tepat, baik secara waktu maupun maupun dosis (Zeenot, 2013).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Obat Prednisolone

Prednisolone adalah obat untuk mengatasi berbagai kondisi peradangan, termasuk


radang sendi, radang pada konjungtiva (konjungtivitis), atau asma. Obat ini tidak boleh
digunakan sembarangan dan harus sesuai resep dokter.
Prednisolone termasuk dalam kelompok obat kortikosteroid. Obat ini merupakan
replika dari hormon steroid yang secara alami dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Prednisolone
bekerja dengan menekan reaksi sistem kekebalan tubuh yang terlalu aktif, sehingga
mengurangi peradangan dan gejala akibat reaksi alergi. Prednisolone digunakan dalam
pengobatan inflamasi dan kondisi alergi pada kucing dan anjing.
prednisolon digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun seperti lupus dan anemia
hemolitik autoimun (AIHA) karena kemampuan mereka untuk menekan respon sistem
kekebalan. Pemeriksaan kekebalan tubuh mereka membuat obat ini efektif dalam mengobati
reaksi alergi, termasuk yang menyebabkan iritasi kulit atau gatal.
Sifat anti-inflamasi dari obat-obatan ini membuat mereka berguna untuk perawatan
berbagai kondisi lain, termasuk beberapa bentuk kanker, radang sendi, asma, penyakit radang
usus, dan penyakit kulit. Mereka mungkin diresepkan untuk mengobati gangguan sistem saraf
pusat, kadar kalsium darah tinggi, atau syok.
3.2 Alergi Pada Hewan Dan Penyebab Alergi Pada Hewan

Alergi hewan adalah kondisi medis yang menyebabkan reaksi alergi terhadap hewan,
baik pada kulit, bulu, air liur, atau urin hewan tersebut. Orang-orang yang alergi terhadap
hewan peliharaan, yang merupakan sebutan lain untuk kondisi ini, juga rentan menderita
kesulitan bernapas atau gejala asma saat kontak dengan alergen (benda penyebab alergi)
tersebut. Reaksi alergi dapat diminimalisir dengan bantuan obat-obatan dan terapi. Namun,
cara terbaik untuk mengurangi terjadinya alergi adalah dengan cara mengurangi kontak
dengan hewan, terutama yang sering menjadi penyebab alergi.

Gejala yang dialami orang-orang yang alergi terhadap hewan biasanya muncul setelah
kontak langsung atau kontak dalam frekuensi yang cukup tinggi dengan hewan, biasanya
dengan hewan yang memiliki bulu atau kulit. Hewan yang biasanya sering disebut sebagai
penyebab alergi adalah anjing, kucing, kuda, dan tikus. Kulit hewan, yang biasanya
merupakan sel kulit mati dari hewan tersebut yang diganti secara alami, adalah penyebab
yang paling umum. Kulit hewan biasanya berukuran sangat kecil, dapat menyebar melalui
udara, dapat berada di udara dalam jangka waktu yang lama, dan bahkan dapat menempel
pada baju dan furnitur.

Namun, reaksi tubuh pada alergen biasanya diakibatkan oleh sistem kekebalan tubuh.
Sistem kekebalan tubuh menganggap kulit hewan peliharaan sebagai benda asing yang
berupa ancaman. Guna melindungi tubuh dari bakteri dan ancaman lainnya, sistem kekebalan
tubuh memproduksi antibodi. Bagi orang yang memiliki alergi hewan peliharaan, antibodi
salah menganggap kulit hewan peliharaan sebagai ancaman. Anggapan atas ancaman bagi
tubuh ini membuat sistem kekebalan tubuh memberikan reaksi perlawanan. Reaksi paling
umum terjadi adalah dengan peradangan pada jalur rongga hidung, yang menyebabkan gejala
mirip asma. Jika orang tersebut tetap terpapar oleh alergen meskipun gejala-gejala tersebut
sudah muncul, ada kemungkinan reaksi peradangan menjadi kronis, yang merupakan ciri-ciri
asma yang sebenarnya.

Kebanyakan orang yang memiliki alergi biasanya memiliki alergi dan asma dalam
riwayat penyakit keluarganya. Ini menandakan reaksi hipersensitif terhadap bagian tubuh
hewan adalah kondisi yang dapat menurun melalui keturunan.

Kontak dan paparan dengan hewan peliharaan saat kecil juga menimbulkan efek
terhadap bagaimana sistem kekebalan tubuh bereaksi terhadap hewan seiring waktu. Menurut
beberapa penelitian, anak-anak yang berinteraksi dengan hewan peliharaan dari waktu kecil,
terutama pada setahun pertama, lebih memiliki ketahanan terhadap alergi dan asma.

3.3 Cara Menggunakan Obat Prednisolone Yang Benar


Dosis prednisolon untuk anjing akan bervariasi berdasarkan kondisi yang sedang
dirawat, serta berat badan. Penting untuk mengikuti instruksi dokter hewan Anda secara
ketat. Dosis berikut hanyalah pedoman untuk apa yang Anda harapkan untuk diresepkan
untuk anjing Anda.

Untuk pengobatan penyakit Addison, 0, 05 hingga 0, 18 mg per pon harus diberikan


kepada anjing sampai kondisinya terkendali. Setelah kondisi berada pada tingkat yang dapat
dikelola, dokter hewan Anda kemungkinan akan menurunkan dosis menjadi jumlah yang
akan memungkinkan anjing Anda mempertahankan level steroid yang sehat. Ini bisa sesedikit
0, 009 mg per pon. Prednison dan prednisolon biasanya diberikan dalam dosis ini sekali
sehari melalui mulut.

Untuk mengurangi gejala alergi, dosis 0, 25 mg per pon biasanya tepat. Ini dapat
ditingkatkan atau dikurangi berdasarkan respons anjing Anda dan apakah gejala sudah bisa
ditangani atau tidak. Mungkin dokter hewan Anda akan meresepkan hingga 1 mg untuk
diberikan sepanjang hari. Dokter hewan Anda akan berusaha menemukan dosis serendah
mungkin sambil tetap menjaga kesehatan anjing Anda.

Kondisi lain dapat sangat bervariasi dalam dosis yang diperlukan untuk pengobatan.
Metode pengiriman untuk obat bisa bervariasi juga. Sebagai contoh, krisis hypoadrenal
mungkin memerlukan suntikan, sementara kondisi kulit seperti hot spot atau gatal akibat
alergi dapat diobati dengan bentuk topikal dari obat-obatan. Inilah sebabnya mengapa penting
untuk mengikuti saran dan instruksi dokter hewan Anda dengan hati-hati.

3.4 Efek Samping Penggunaan Obat Prednisolone

Dengan penggunaan jangka pendek, risiko efek samping yang terkait dengan prednison dan
prednisolon pada anjing sangat minim. Efek samping ini mungkin termasuk yang berikut.

Haus meningkat
Sering buang air kecil
Nafsu makan meningkat
Penyembuhan luka yang lebih lambat atau infeksi karena sistem kekebalan yang ditekan
Muntah
Diare
Agresi atau perubahan perilaku
Kelesuan
Reaksi alergi, mungkin serius
Penggunaan jangka panjang meningkatkan risiko efek samping ini dan dapat menyebabkan
kondisi lain yang lebih serius. Efek samping yang muncul dengan pengobatan jangka panjang dengan
prednison dan prednisolon pada anjing termasuk yang berikut.

penyakit Addison
Penyakit Cushing
Diabetes
Ulkus saluran pencernaan
Rambut rontok atau rambut kering
Perut perut
Masalah jantung atau serangan jantung

Jangan berhenti memberi hewan peliharaan Anda obat-obatan ini secara tiba-tiba, karena ini
dapat menimbulkan konsekuensi yang mengancam jiwa. Tanyakan kepada dokter hewan Anda
tentang menyapih anjing Anda dari mereka secara perlahan. Anda harus memberi tahu dokter hewan
Anda jika anjing Anda menggunakan obat lain, karena obat ini dapat bereaksi buruk dengan prednison
atau prednisolon. Seorang dokter hewan harus dikonsultasikan untuk anjing yang hamil, dan anak
anjing yang terlalu muda seharusnya tidak mendapatkan obat ini karena mereka dapat menghambat
pertumbuhan dan menyebabkan masalah lain. Anjing diabetes juga tidak boleh mengambilnya.
Overdosis dapat menyebabkan gatal, kejang, kehilangan pendengaran, kelemahan, kecemasan,
depresi, tekanan darah tinggi, atau masalah jantung. Ikuti panduan dosis dokter hewan Anda dan
hubungi dokter hewan Anda jika Anda melihat tanda-tanda gejala serius.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Prednisolon mengobati berbagai macam penyakit dan gangguan pada anjing dan dapat
diresepkan oleh dokter hewan untuk berbagai kondisi, seringkali sebagai pengobatan
tambahan. Prednisolon digunakan dalam pengobatan penyakit autoimun seperti lupus dan
anemia hemolitik autoimun (AIHA) karena kemampuan mereka untuk menekan respon
sistem kekebalan. Pemeriksaan kekebalan tubuh mereka membuat obat ini efektif dalam
mengobati reaksi alergi, termasuk yang menyebabkan iritasi kulit atau gatal.

4.2 Saran
Perlu diadakan pemantauan terhadap potensi interaksi obat yang digunakan oleh pasien
Daftar Pustaka

https://ind.amazingpetshere.com/1057901-prednisone-and-prednisolone-for-
dogs-uses-dosage-and-side-effects

https://www.google.com/amp/s/hellosehat.com/obat-suplemen/prednisolone/
%3famp=1

Ikawati, Z, 2006. Farmakoterapi Sistem Pernafasan, Hal 45-63, Pustaka Adipura, Fakultas
Farmasi Universitas Gadjah Mada, Yogykarta.
Darmansjah, I.2006. Farmakologi dan Terapi. Edisi IV. Jakarta: departemen Farmakologi dan
Terepeutik FK UI.
Menkes RI. 2013. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 71 Tahun 2013 tentang Pelayanan
Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan Nasional.
Zeenot, Stephen. 2013. Pengelolaan dan penggunaan Obat Wajib Apotek. Yogyakarta: D-
Medika.

Anda mungkin juga menyukai