Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH MANAJEMEN OPERASI DAN KUALITAS

PENERAPAN KEPUTUSAN YANG RELEVAN DALAM


PERENCANAAN SUMBER DAYA MANUSIA DAN
PERANCANGAN PEKERJAAN DI UNIT KERJA
PENGADAAN BARANG/JASA KABUPATEN BOMBANA

Dosen :

PROF. DR. HASANUDDIN BUA, SE.,M.Si

Disusun Oleh :

FADLAN

NIM : 2066MM01023

PROGRAM MAGISTER

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM KENDARI


2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, wr, wb.

Pertama-tama kami ucapkan terima kasih kepada Tuhan

Yang Maha Esa karena berkat ridho-Nya, kami dapat menyusun

dan menyelesaikan tugas untuk Mata Kuliah Manajemen Operasi

dan Kualitas ini dengan maksimal dan tepat waktu.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada dosen

pembimbing Mata Manajemen Operasi dan Kualitas yang telah

membimbing kami mahasiswa-mahasiswanya dalam menyusun

dan menyelesaikan tugas ini. Tidak lupa juga kami

berterimakasih kepada orangtua, keluarga dan rekan-rekan kami

yang selalu setia mendukung kami dalam menyelesaikan laporan

ini.

Kami selaku penyusun tugas ini menyadari bahwa tugas ini

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat

mengharapkan saran-saran dan kritik yang membangun dari para

pembaca sehingga pembahasan ini dapat tersaji menjadi lebih baik

dan sesuai dengan yang diharapkan. Atas perhatian dan waktu

yang diluangkan untuk sekedar membaca literatur ini, kami

ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum, wr, wb

Kendari, Januari 2021

Penyusun

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menjalankan roda organisasi, manusia merupakan unsur


yang terpenting dibandingkan dengan alat produksi lainnya, seperti
modal, sarana kerja, mesin-mesin, bahan mentah, bahan baku,
perangkat lunak dan lain sebagainya. Mengingat bahwa unsur
manusia merupakan unsur yang terpenting, maka perencanaan
sumber daya manusia dan perancangan pekerjaan aparatur
menjadi sangat penting.

Aparatur yang berkompoten dan berkualitas sangat


mempengaruhi tingkat kematangan di Unit Kerja Pengadaan
Barang/Jasa Kab. Bombana (UKPBJ), karena didalam salah satu
tugas dan fungsi UKPBJ adalah peningkatan kematangan UKPBJ
baik yang dinilai oleh Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa
Pemerintah Republik Indonesia (LKPP RI), maupun Koordinasi dan
Supervisi Pencegahan KPK (Korsupgah KPK).

B. Rumusan Masalah

1. Penerapan keputusan yang relevan dalam perencanaan sumber


daya manusia di UKPBJ Kab. Bombana?

2. Penerapan Keputusan yang relevan dalam perancangan


pekerjaan aparatur di UKPBJ Kab. Bombana?

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Penerapan Keputusan Dalam Perencanaan SDM di UKPBJ


Kab. Bombana

Perencanaan SDM adalah sebuah keputusan tentang


masa depan sebuah perusahaan yang berisi prediksi jumlah
dan kualitas SDM yang dibutuhkkan. Pengambilan
keputusan dilakukan dalam bentuk pembuatan perencanaan,
harus sesuai dengan tugas dan fungsi. Tugas pokok
perencanaan dalam bidang SDM yaitu:
- Menjelaskan (eksplanation) kondisi SDM yang dimiliki
organisasi/perusahaan,baik jumlah maupun
kualifikasinya pada saat sekarang ini. Tugas itu
dapat dilakukan melalui kegiatan Audit SDM disebut
juga Evaluasi diri dalam bidang SDM dilingkungan
organisasi/perusahaan yang akan melaksanakan
pembuatan perencanaan SDM;
- Memprediksi jumlah kualifikasi SDM yang
dibutuhakn,dengan menggunakan hasil kegiatan
evaluasi pekerjaan (Job Evaluation) dan hasil
analisis pekerjaan dalam benuk deskripsi dan
spesifikasi pekerjaan;
- Pengendalian atau kontrol masa depan berupa
penetapan jumlah dan kualifikasi SDM yang akan
direkrut dan diseleksi, yang diakhiri dengan
melaksanakan kegiatan penempatan ulang
(replacement/restaffing) SDM dari sumber internal
hasil Audit SDM dan pengangkatan SDM baru dari
sumber eksternal.

Keberhasilan perencanaan SDM dalam memprediksi


kebutuhan (Demand) SDM, sangat tergantung pada tingkat
keakuratan proses penetapannya menjadi sebuah keputusan
atau sebagai pembuatan kebijaksanaan organisasi.

3
Teori dasar pengambilan keputusan dalam Perencanaan
SDM adalah sebuah keputusan yang ditetapkan melalui suatu
proses,yang langkah-langkahnya arus dilakukan secara sistematik
dan tertib. Proses pengambilan keputusan harus diproses melalui
kegiatan partisipatif, dengan mengikutsertakan semua pihak yang
terkait. Berarti yang membidangi SDM harus melakukan
koordinasi dengan, dan menghimpun masukan serta
mempergunakan data/informasi dari unit kerja lainnya yang
bersifat eksplanatif, terutama mengenai SDM baru yang
diperlukannya. Dalam perencanaan SDM keputusan yang
ditetapkan mencakup dua aspek yaitu :
- Keputusan mengenai jumlah (kuantitas) yang bersifat
prediktif; dan
- Keputusan tentang kualifikasi (kualitas) yang bersifat
kontrol/pengendalian SDM sesuai dengan yang
dibutuhkan dengan memilki kemampuan
mewujudkan kondisi organisai/perusahaan seperti
yang diinginkan dimasa depan.

Proses pembuatan keputusan yang relevan di UKPBJ Kab.


Bombana :
1. UKPBJ Kab. Bombana memulai setelah ditetapkannya
pembagian dan pembidangan kerja didalam kerja,
untuk mengimplementasikan rencana strategiknya.
Pembagian itu dilakukan dengan mengelompokkan
pekerjaan sejenis kedalam sejumlah unit kerja yang
berbeda jenjangnya, tetapi berbeda dalam satu lini
vertical;
2. Menghimpun informasi tentang SDM pada setiap unit
kerja untuk mewujudkan sistem informasi manajemen
(SIM). Kegiatannya dapat berbentuk penjaringan,
pengumpulan, penelitian, dan pengembangan
data/informasi SDM termasuk hasil audit SDM dan
analisis beban kerja tua evaluasi pekerjaan (Analysis
atau Job Evaluation);
3. Menganalisis data, baik secara kuantitatif maupun
kualitatif yang akan menghasilkan alternatif
keputusan,berupa beberapa prediksi permintaan
(demand) SDM dimasa datang untuk dipilih salah satu
diantaranya. Kemudian menyampaikan alternatif

4
keputusan untuk dipilih salah satu menjadi keputusan
perencanaan SDM oleh pimpinan di UKPBJ Kab.
Bombana;
4. Memerintahkan pelaksanaan keputusan tersebut
secara operasional,antara lain dengan melakukan
kegiatan rekrutmen dan seleksi.

Dalam operasionalisasi keputusan tersebut, disamping


akan diperoleh hasil sebagaimana diharapkan juga diperoleh
hasil sebagaimana diharapkan, juga diperoleh berbagai
data/informasi baru. Data/informasi tersebut dapat dijadikan
umpan balik jika operasional keputusan menghadapi
berbagai kendala. Umpan balik setelah dianalisis dapat
dipergunakan untuk memeperbaiki keputusan dan kegiatan
operasionalnya.

2.1.1 Penerapan Keputusan yang Relevan Dalam Perancangan


Pekerjaan Aparatur di UKPBJ Kab. Bombana

Perancangan pekerjaan atau desain pekerjaan

merupakan fungsi penetapan kegiatan-kegiatan kerja seorang

karyawan secara organisasional. Perancangan pekerjaan

merupakan proses penentuan tugas-tugas yang harus

dilaksanakan oleh pemegang jabatan, hak untuk mengatur

pekerjaan tersebut dan tanggung jawabnya.

Penerapan Keputusan dalam perancangan pekerjaan

aparatur yang diterapkan UKPBJ Kab. Bombana sehingga

pelaksanaan tugas fungsi dapat efisien dan efektif adalah :

a. Tanggung Jawab

Aparatur UKPBJ Kab. Bombana dalam

melaksanakan tugas fungsi harus menanamkan rasa

tanggung jawab yang tinggi, hal ini dapat di

monitoring dan evaluasi oleh pimpinan pada laporan

harian pelaksanaan pekerjaan aparatur yang

bersangkutan.

5
b. Penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP)

Informasi yang rinci tentang urutan kegiatan atau

prosedur kerja, yang dilengkapi denganin ormasi

yang lebih rinci seperti langkah'langkah tekhnis,

alternati jalan keluar yangmungkin timbul dalam

pelaksanaan pekerjaan.

c. Pengukuran Kualitas Pekerjaan Aparatur

Merupakan derajat ukur kerja, dengan derajat inilah

suatu kinerja dinilai baik atau buruk,sesuai dengan

prosedur atau tidak, sah atau melanggar aturan,

layak jual atau tidak. Standar kualitas kerja

biasanya mengacu pada produk akhir suatu

pekerjaan, tetapikadangkala standar kualitas ini

dibuat untuk menilai suatu proses pekerjaan.

Didalam perancangan pekerjaan aparatur Sub Bagian

Pembinaan dan Advokasi PBJ selaku penanggung jawab dalam

keberhasilan mengedepankan penyelesaian pekerjaan yang

terukur sehingga kematangan organisasi dapat menghasilkan

tingkat kematangan yang diharapkan.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, kami menyimpulkan bahwa

pengambilan keputusan dalam perencanaan SDM dan penerapan

perancangan di UKPBJ Kab. Bombana dalam mencapai tingkat

kematangan kelembangaan UKPBJ sangat diperlukan.

Dari hasil penerapan tersebut Unit Kerja Pengadaan

Barang/Jasa Kab. Bombana dapat meningkat persentase

kematangan, itu terbukti dengan pencapaian UKPBJ Kab.

Bombana berada di urutan 10 dari 534 Prov/Kab/Kota di Indonesia

dalam penilaian tim koordinasi pencegahan KPK RI dan dapat

dilihat pada situs jaga.id selain pencapaian tersebut tingkat

kematangan UKPBJ Kab. Bombana yang dinilai oleh LKPP RI juga

merupakan 1 dari 2 daerah yang telah mencapai level 7

kematangan dari 9 level yang diharapkan dan dapat dilihat pada

situs siukpbj.lkpp.go.id .

Anda mungkin juga menyukai