Anda di halaman 1dari 11

 PDGK4101/MODUL 2 2.

KEGIATAN BELAJAR 1

Keterampilan Menyimak Permulaan

H asil penelitian menunjukkan bahwa cakrawala pengetahuan


diperkirakan 85% berasal dari hasil menyimak, tetapi yang mereka ingat
hanya kira-kira 20% dari yang mereka dengar itu. Dengan demikian, jelaslah
betapa besarnya keuntungan yang diperoleh dari keterampilan menyimak
dalam kehidupan manusia. Jika hal ini kita sadari benar-benar, maka kita
akan sepakat betapa pentingnya meningkatkan keterampilan menyimak.
Apakah Saudara sudah mengetahui pengertian, tujuan, fungsi, dan jenis-
jenis menyimak permulaan? Mari ikuti paparan berikut.

A. PENGERTIAN MENYIMAK

Silakan pahami di antara peristiwa di bawah ini, manakah yang termasuk


menyimak?

Peristiwa 1
Pernahkah Anda mendengar seseorang berteriak, tetapi Anda tidak
menghiraukannya. Misalnya “Sayuuuuuur...... sayuuuuuur...... siapa
mau membeli sayur?” Ketika itu Anda sedang asyik membaca buku
sambil mengerjakan tugas. Dalam hati berbicara bahwa sebenarnya
Anda ingin sekali membeli sayuran tersebut, namun pekerjaan belum
selesai.

Peristiwa 2
Pernah terjadi Neng Ina sedang memasak sambil mendengarkan
lagu dari radio. Kepalanya bergoyang-goyang. Bukan hanya itu ia pun
turut menyanyikan lagu tersebut. Ia tidak menyahut ketika ibunya
memanggil namanya. “Neng Ina... mau ikut ke toko buku nanti pukul 5
sore sambil jalan-jalan?” Saat itu tidak ada sahutan. Ibunya
penasaran. “Pantas saja tidak menjawab pertanyaan ibu! Asyik sekali
menyanyi.” Sambil geleng-geleng kepala ibu bergumam dan tersenyum.
Kemudian menepuk bahu Neng Ina.
2.4 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD 

Peristiwa 3
Ibu guru sedang menjelaskan pelajaran bahasa Indonesia dengan
pokok bahasan mendongeng. Ibu guru mendongeng Ajisaka.

AJI SAKA

Dahulu kala, ada sebuah kerajaan bernama Medang Kamulan yang


diperintah oleh raja bernama Prabu Dewata Cengkar yang buas dan
suka makan manusia. Setiap hari sang raja memakan seorang manusia
yang dibawa oleh Patih Jugul Muda. Sebagian kecil dari rakyat yang
resah dan ketakutan mengungsi secara diam-diam ke daerah lain.
Di dusun Medang Kawit ada seorang pemuda bernama Aji Saka
yang sakti, rajin, dan baik hati. Suatu hari, Aji Saka berhasil menolong
seorang bapak tua yang sedang dipukuli oleh dua orang penyamun.
Bapak tua yang akhirnya diangkat ayah oleh Aji Saka itu ternyata
pengungsi dari Medang Kamulan. Mendengar cerita tentang kebuasan
Prabu Dewata Cengkar, Aji Saka berniat menolong rakyat Medang
Kamulan. Dengan mengenakan serban di kepala Aji Saka berangkat ke
Medang Kamulan.
Perjalanan menuju Medang Kamulan tidaklah mulus, Aji Saka
sempat bertempur selama tujuh hari tujuh malam dengan setan
penunggu hutan, karena Aji Saka menolak dijadikan budak oleh setan
penunggu selama sepuluh tahun sebelum diperbolehkan melewati hutan
itu.
Tapi berkat kesaktiannya, Aji Saka berhasil mengelak dari
semburan api si setan. Sesaat setelah Aji Saka berdoa, seberkas sinar
 PDGK4101/MODUL 2 2.5

kuning menyorot dari langit menghantam setan penghuni hutan


sekaligus melenyapkannya.
Aji Saka tiba di Medang Kamulan yang sepi. Di istana, Prabu
Dewata Cengkar sedang murka karena Patih Jugul Muda tidak
membawa korban untuk sang Prabu.
Dengan berani, Aji Saka menghadap Prabu Dewata Cengkar dan
menyerahkan diri untuk disantap oleh sang Prabu dengan imbalan
tanah seluas serban yang digunakannya.
Saat mereka sedang mengukur tanah sesuai permintaan Aji Saka,
serban terus memanjang sehingga luasnya melebihi luas kerajaan Prabu
Dewata Cengkar. Prabu marah setelah mengetahui niat Aji Saka
sesungguhnya adalah untuk mengakhiri kelalimannya.
Ketika Prabu Dewata Cengkar sedang marah, serban Aji Saka
melilit kuat di tubuh sang Prabu. Tubuh Prabu Dewata Cengkar
dilempar Aji Saka dan jatuh ke laut selatan kemudian hilang ditelan
ombak.
Aji Saka kemudian dinobatkan menjadi raja Medang Kamulan. Ia
memboyong ayahnya ke istana. Berkat pemerintahan yang adil dan
bijaksana, Aji Saka menghantarkan Kerajaan Medang Kamulan ke
jaman keemasan, jaman saat rakyat hidup tenang, damai, makmur, dan
sejahtera.

Sambil mencatat Andin mendengarkan dongeng tersebut. Ia


menyimpulkan bahwa dongeng adalah cerita yang mengandung unsur-unsur
tokoh, alur, latar, amanat, dan unsur-unsur khayalan. Ada hal-hal yang tidak
masuk akal.
Manakah yang termasuk kegiatan menyimak? Apabila masih bimbang,
silakan pelajari pengertian menyimak di bawah ini supaya Saudara
memahami karakteristik menyimak.
Menurut Russel dan Russel (dalam Tarigan, 2008: 30) mengemukakan
bahwa “menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi”. Menurut Tarigan dalam bukunya Menyimak
sebagai Keterampilan Berbahasa (2008:31) mengemukakan bahwa:
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-
lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan,
serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang
pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.
2.6 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD 

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa menyimak adalah


suatu proses mendengarkan lambang-lambang bunyi bahasa lisan dengan
penuh perhatian sehingga pendengar mampu menangkap, mengolah, dan
memahami makna pesan bunyi bahasa lisan. Seperti yang diungkapkan
Tarigan, “mendengar adalah suatu proses menerima bunyi bahasa tanpa
adanya unsur kesengajaan, perhatian, dan pemahaman. Sementara itu,
menyimak adalah suatu proses mendengarkan bunyi bahasa tersebut menjadi
bermakna” (Tarigan, 2008:5).
Sejalan dengan pernyataan di atas dapat ditegaskan kembali bahwa
menyimak merupakan suatu proses. Sebagai sebuah proses, peristiwa
menyimak diawali dengan kegiatan mendengarkan bunyi bahasa secara
langsung atau tidak langsung. Bunyi bahasa yang ditangkap oleh telinga
diidentifikasikan jenis dan pengelompokannya menjadi suku kata, kata, frase,
klausa, kalimat, dan wacana. Jeda dan intonasi juga ikut diperhatikan oleh
penyimak. Bunyi bahasa yang diterima kemudian ditafsirkan maknanya dan
dinilai kebenarannya agar diputuskan diterima tidaknya. Dengan kata lain,
menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk
memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna
komunikasi yang telah disampaikan oleh pembicara melalui ujaran atau
bahasa lisan.
Dengan menyimak seseorang dapat menyerap informasi atau
pengetahuan yang disimaknya. Menyimak juga mempelancar keterampilan
berbicara dan menulis. Semakin baik daya simak seseorang maka akan
semakin baik pula daya serap informasi atau pengetahuan yang disimaknya.
Menyimak secara efektif merupakan aktivitas yang aktif dari pikiran
seseorang, bukan hanya aktivitas yang pasif, yakni mendengarkan suara. Di
samping itu, menyimak yang efektif tidak hanya menggunakan indera
pendengaran saja, tetapi juga pikiran.
Untuk itu dalam menyimak diperlukan suatu kemampuan khusus.
Kemampuan ini berarti kesanggupan, kecakapan, dan kekuatan
(Poerwadarminta, 1983:628). Menyimak dapat juga diartikan sebagai
memperhatikan baik-baik yang diucapkan atau dibaca orang (Pusbinbangsa,
1988:840). Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat dirumuskan kemampuan
menyimak itu adalah kemampuan, kesanggupan, kecakapan siswa menerima
dan memahami apa yang diucapkan atau dibaca orang lain. Urias (1987:21)
juga memperjelas bahwa kemampuan menyimak merupakan proses belajar
 PDGK4101/MODUL 2 2.7

mengajar dan pembentukan kebiasaan yang terus-menerus. Seperti yang


kemukakan Bloom yang berhubungan dengan aspek kognitif di dalam
menyimak dapat berupa kemampuan menyimak tingkat ingatan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Nurgiyantoro, 1995:237).

B. TUJUAN MENYIMAK

Setiap kegiatan pasti mengandung tujuan. Apabila Saudara pergi ke


pasar, tentu saja ada tujuannya, betulkan? Misalnya ingin membeli beras,
minyak goreng, buku, pensil, pulpen, dan penggaris. Demikian pula dalam
menyimak mempunyai tujuan. Tarigan (2008:60) mengemukakan ada
delapan tujuan menyimak, yaitu menyimak:
1. untuk belajar, yaitu menyimak dengan tujuan utama agar memperoleh
pengetahuan dari bahan ujaran pembicara;
2. untuk menikmati keindahan audial;
3. untuk mengevaluasi, yaitu menyimak dengan maksud agar dapat menilai
sesuatu yang disimak;
4. untuk mengapresiasi, yaitu menyimak agar dapat menikmati serta
menghargai sesuatu yang disimaknya;
5. untuk mengomunikasikan ide-ide, gagasan-gagasan atau perasaan-
perasaan kepada orang lain dengan lancar dan tepat;
6. dengan maksud untuk dapat membedakan bunyi-bunyi yang tepat;
7. untuk memecahkan masalah secara kreatif dan analisis;
8. secara persuasif, yaitu menyimak untuk meyakinkan dirinya terhadap
suatu masalah atau pendapat selama ini yang dia ragukan.

Menurut Djago Tarigan (Ade Hilma, 2006:10), tujuan menyimak terdiri


atas enam tujuan, sebagai berikut.
1. Mendapatkan fakta.
2. Menganalisis fakta.
3. Mengevaluasi fakta.
4. Mendapatkan inspirasi.
5. Menghibur diri.
6. Meningkatkan kemampuan berbicara.
2.8 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD 

C. FUNGSI MENYIMAK

Berikut ini, beberapa fungsi menyimak (catur-guna simak) H.G. Tarigan


(2008:55).
1. Agar dapat memberikan responsi yang tepat.
2. Memperoleh informasi yang berkaitan dengan profesi.
3. Mengumpulkan data agar dapat membuat keputusan yang masuk akal.
4. Membuat hubungan antarpribadi lebih efektif.

Dengan demikian, pembelajaran menyimak di kelas rendah berfungsi


sebagai upaya untuk (1) menirukan lafal atau bunyi bahasa Indonesia yang
baik dan benar, (2) mengemukakan tema dan nilai dalam dongeng. Misalnya
siswa menyebutkan para tokoh dan perwatakannya, (3) menceritakan kembali
pesan yang telah disampaikan, (4) menyusun petunjuk-petunjuk atau nasihat
berdasarkan dongeng yang telah disimak.

D. JENIS-JENIS MENYIMAK

Secara garis besar menyimak dibagi menjadi dua jenis (Tarigan,


1986:35), yakni menyimak ekstensif dan menyimak intensif.

1. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif (extensive listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap suatu
ujaran, tidak perlu di bawah bimbingan langsung dari seorang guru. Pada
umumnya, menyimak ekstensif dapat dipergunakan bagi dua tujuan yang
berbeda. Contohnya adalah menyimak yang dilakukan dalam kehidupan
sehari-hari seperti menyimak radio, televisi, percakapan orang di pasar, dan
menyimak pengumuman. Menyimak ekstensif meliputi:
a. Menyimak sosial
Menyimak sosial (social listening) atau menyimak konversasional
(conversational listening) ataupun menyimak sopan (courteous listening)
biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat orang-orang
mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang menarik
perhatian semua orang yang hadir dan saling mendengarkan satu sama
lain untuk melihat responsi-responsi yang wajar, mengikuti hal-hal yang
menarik, dan memperlihatkan perhatian yang wajar terhadap apa-apa
 PDGK4101/MODUL 2 2.9

yang dikemukakan, dikatakan oleh seorang rekan (Dawson [et all], 1963:
153).
b. Menyimak sekunder
Menyimak sekunder (secondary listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak secara kebetulan (casual listening) dan secara ekstensif
(extensive listening).
c. Menyimak estetik
Menyimak estetik (aesthetic listening) ataupun yang disebut menyimak
apresiatif (apprecitional listening) adalah fase terakhir dari menyimak
kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
d. Menyimak pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya-upaya kita pada saat belajar dengan kurang
teliti, tergesa-gesa, menghafal luar kepala, berlatih santai, serta
menguasai sesuatu bahasa.

2. Menyimak Intensif
Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak yang harus dilakukan
dengan sungguh-sungguh dan penuh konsentrasi agar dapat menangkap
makna yang dikehendaki. Menyimak intensif diakhiri dengan kegiatan
mengungkapkan kembali sesuatu yang dipahami secara lisan maupun tulis.
a. Menyimak kritis
Menyimak kritis, yaitu kegiatan menyimak untuk memberikan penilaian
secara objektif mengenai kebenaran informasi yang disimak. Definisi
lain menurut Tarigan menyimak kritis, yaitu sejenis kegiatan menyimak
yang berupa untuk mencari kesalahan atau kekeliruan bahkan juga butir-
butir yang baik dan benar dari ujaran seorang pembicara, dengan alasan-
alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.
b. Menyimak konsentratif
Menyimak konsentratif (concentrative listening) sering juga disebut
a study-type listening atau menyimak yang merupakan sejenis telaah.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif (creative listening) adalah sejenis kegiatan dalam
menyimak yang dapat mengakibatkan kesenangan rekonstruksi
imajinatif para penyimak terhadap bunyi, penglihatan, gerakan, serta
perasaan-perasaan kinestetik yang disarankan atau dirangsang oleh apa-
apa yang disimaknya (Dawson [et all], 1963: 153).
2.10 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD 

d. Menyimak eksplorasif
Menyimak eksplorasif, menyimak yang bersifat menyelidik atau
exploratory listening adalah sejenis kegiatan menyimak intensif dengan
maksud dan tujuan menyelidiki sesuatu lebih terarah dan lebih sempit.
e. Menyimak interogatif
Menyimak interogatif (interrogative listening) adalah sejenis kegiatan
menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi,
pemusatan perhatian dan pemilihan butir-butir dari ujaran sang
pembicara karena sang penyimak akan mengajukan sebanyak mungkin
pertanyaan.
f. Menyimak Selektif
Menyimak selektif, yaitu kegiatan menyimak yang memusatkan
perhatian pada hal tertentu yang sudah dipilih.

3. Ciri-ciri Menyimak Intensif


Menurut Kamidjan dan Suyono (2002:12), berikut ini beberapa ciri yang
harus diperhatikan dalam menyimak intensif.
a. Menyimak Intensif adalah menyimak pemahaman
Pemahaman ialah suatu aspek pikiran tentang suatu objek. Pemahaman
merupakan hasil dari proses memahami terhadap suatu bahan simakan.
Siswa dikatakan memahami objek jika ia telah menguasai seluruh objek
itu. Pada dasarnya orang melakukan kegiatan menyimak intensif
bertujuan untuk memahami makna bahan yang disimak dengan baik. Hal
ini berbeda dengan menyimak ekstensif yang lebih menekankan pada
hiburan, kontak sosial, dan sebagainya. Menyimak intensif prioritas
utamanya adalah memahami makna pembicaraan.
b. Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi
Konsentrasi ialah memusatkan semua perhatian, baik pikiran, perasaan,
ingatan, dan sebagainya kepada suatu objek. Dalam menyimak intensif
diperlukan pemusatan pikiran terhadap bahan yang disimak. Agar
menyimak dapat dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi, perlu
dilakukan dengan beberapa cara, antara lain, menjaga pikiran agar tidak
terpecah, perasaan tenang dan tidak bergejolak, perhatian terpusat pada
objek yang sedang disimak, penyimak harus mampu menghindari
berbagai hal yang dapat mengganggu kegiatan menyimak, baik internal,
maupun eksternal.
 PDGK4101/MODUL 2 2.11

c. Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal


Bahasa formal ialah bahasa yang digunakan dalam situasi formal
(resmi), misalnya ceramah, diskusi, temu ilmiah, dan sebagainya. Bahasa
yang digunakan pada kegiatan tersebut adalah bahasa resmi atau bahasa
baku yang lebih menekankan pada makna.
d. Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan
Reproduksi ialah kegiatan mengungkapkan kembali sesuatu yang telah
dipahami. Untuk membuat reproduksi dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu tulis (menulis, mengarang) dan lisan (berbicara).

4. Tahap-tahap Menyimak
Menyimak adalah suatu kegiatan yang merupakan suatu proses. Sudah
barang tentu dalam proses ini terdapat tahap-tahap. Berikut ini adalah tahap-
tahap dalam proses menyimak:
a. Mendengarkan (hearing)
Mendengarkan dalam arti hearing didefinisikan sebagai aktivitas fisik
yaitu seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. Oleh
karena itu, seseorang perlu mendengar (hearing) agar dapat menyimak
(listening). Dalam tahap ini, kita baru mendengar segala sesuatu yang
dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya.
b. Memahami (understanding)
Setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti
atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh
sang pembicara.
c. Menginterpretasi (interpreting)
Penyimak yang baik, yang cermat, dan teliti belum puas jika hanya
mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin
menafsirkan atau menginterpretasikan isi, butir-butir pendapat yang
terdapat dan tersirat dalam ujaran itu.
d. Mengevaluasi (evaluating)
Setelah memahami serta dapat menafsirkan atau menginterpretasikan isi
pembicaraan, sang penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi
pendapat serta gagasan sang pembicara, baik dari segi keunggulan dan
kelemahan juga kebaikan dan kekurangan sang pembicara.
e. Menanggapi (responding)
Merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak, sang penyimak
menyambut, mencamkan, menyerap, serta menerima gagasan atau ide
2.12 Keterampilan Berbahasa Indonesia SD 

yang dikemukakan oleh sang pembicara dalam ujaran atau


pembicaraannya.

Selain hal-hal di atas, terdapat pula faktor-faktor yang mempengaruhi


menyimak, di antaranya berikut ini.
1. Alat dengar si pendengar (penyimak) dan alat bicara si pembicara harus
baik. Artinya alat dengar sebagai alat penerima bunyi, dan alat bicara
sebagai sumber bunyi itu harus baik. Tidak mungkin orang yang alat
dengarnya rusak (tuli) mampu menyimak atau sebaliknya. Betapa pun
baiknya alat dengar si penyimak, tetapi kalau bunyi bahasa yang
disimaknya tidak jelas, tidak menentu, tetap tidak akan dapat disimak
dengan baik.
2. Situasi dan lingkungan pembicaraan itu harus baik. Dengan kata lain
ekologi bahasa harus baik. Sebab, mana mungkin kita dapat menyimak
dengan baik, seandainya di sekeliling kita sangat gaduh, menimbulkan
ekologi bahasa yang kurang baik. Kita tidak akan dapat menyimak
dengan baik, seandainya bunyi bahasa-bahasa yang sedang kita simak
sangat tersaingi oleh bunyi-bunyi lain, mungkin membuat kebisingan.
3. Konsentrasi penyimak kepada pembicaraan. Konsentrasi dalam arti
pemusatan pikiran ke arah pikiran pembicaraan. Konsentrasi yang terus-
menerus, tidak terputus sehingga alur pikiran pembicaraan pun tidak
terputus diterimanya. Konsentrasi atau pemusatan pikiran dari awal
sampai akhir, dan tidak terpengaruhi oleh kemungkinan kurang
teraturnya pokok-pokok pikiran pembicaraan.
4. Pengenalan tujuan pembicaraan, artinya kita akan lebih mudah
menyimak, seandainya tujuan pembicaraan sudah diketahui sebelumnya.
Tujuan pembicaraan ini mungkin secara langsung dikemukakan oleh si
pembicara, ataupun secara intuitif si penyimak itu sendiri.
5. Pengenalan paragraf atau bagian pembicaraan dan pengenalan kalimat-
kalimat inti pembicaraan. Paragraf merupakan ungkapan atau gagasan
yang mengandung satu pokok pikiran, yang mengandung satu kebulatan
ide, dan mengandung satu tema. Kita sebagai penyimak bukan
merupakan kaset rekorder yang akan merekam seluruh isi pembicaraan.
Melainkan kita sebagai manusia yang mampu menyimak. Yang kita
simak bukanlah seluruh kata-kata dari si pembicara, melainkan seluruh
pokok-pokok pikiran yang kita pahami, dan pokok-pokok pikiran yang
terdapat di dalam tiap-tiap paragraf.
 PDGK4101/MODUL 2 2.13

6. Kesanggupan menarik kesimpulan dengan tepat. Mungkin kesimpulan


ini secara eksplisit diucapkan si pembicara, atau mungkin juga
kesimpulan itu harus dirumuskan oleh si penyimak dengan kata-kata
sendiri. Kesimpulan bukan atau belum tentu merupakan kumpulan dari
bagian-bagian alinea paragraf satu, paragraf dua, paragraf tiga, dan
seterusnya karena kesimpulan itu mungkin juga hanya terdapat pada satu
paragraf atau mungkin juga isi seluruh satu paragraf itulah merupakan
kesimpulan.
7. Keseluruhan dari (a) sampai dengan (f), baru dapat dicap dengan baik
andai kata penyimak itu mampu berbahasa dengan baik, didukung
dengan kemampuan berbahasa yang memadai serta mempunyai
intelegensi yang cukup baik. Hal ini dapat kita pahami, sebab mana
mungkin kita dapat menyimak pembicaraan seseorang, seandainya
bahasa pengantar yang dipakai pembicara tidak kita pahami.
8. Faktor latihan, turut serta menentukan kemampuan menyimak. Kita
selalu ingat, bahwa menyimak merupakan keterampilan berbahasa. Mana
mungkin suatu keterampilan tidak didukung dengan latihan yang
memadai.

LA TIHA N

Kerjakan latihan di bawah ini sebagai upaya memahami materi


menyimak permulaan.

1) Uraikan pengertian menyimak menurut beberapa ahli!


2) Jelaskan tujuan menyimak permulaan!
3) Berilah contoh kegiatan menyimak!
4) Bandingkanlah menyimak intensif dan ekstensif, kemudian simpulkan
mana yang paling efektif untuk kelas permulaan?
5) Uraikan proses menyimak dengan jelas!

Petunjuk Jawaban Latihan

Jika telah selesai, periksalah hasil latihan Anda dengan memperhatikan


rambu-rambu jawaban berikut ini!
1) Menyimak adalah suatu proses kegiatan menyimak lambang-lambang
lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi

Anda mungkin juga menyukai