BAB 2 Tinjauan Pustaka
BAB 2 Tinjauan Pustaka
Makalah
180510180026
TINJAUAN PUSTAKA
yang membangun karya sastra dari dalam (intrinsik) dan unsur yang membangun
karya sastra dari luar (ekstrinsik) terhadap konteks dari novel sebagai karya sastra.
memandang karya sastra sebagai suatu objek yang meniru atau mengimitasi aspek
– aspek yang ada di alam semesta. Jadi penelitian ini melihat suatu karya sastra
sebagai objek yang mimetis atau meniru. Pendekatan ekspresif melihat karya
sastra dari cara berpikir ekspresif seorang pengarang, di mana itu menjadi elemen
utama yang menghasilkan karya sastra (Abrams 1953: 22). Menurut Budianta
(dalam Wibowo 2017: 93) secara khusus pendekatan new historicism tersebut
sastra yang menjadi obyek penelitian akan dianalisis sebagai sebuah teks atau
narasi, lalu sebagai cerminan dari suatu kejadian, lalu sebagai ungkapan,
pemikiran dan perasaan dari pengarang, dan yang terakhir yaitu dianalisis sebagai
fakta sejarah. Secara lebih spesifik, pendekatan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah kritik new historicism dan teori intertekstual, lalu dikaji kembali
jurnal Genre pada tahun 1982 oleh Stephen Greenblatt, gunanya untuk
keterkaitan teks sastra dengan lingkup sosial, ekonomi, dan politik (Artika
2015: 51). Jika dilihat dari kata new, itu berarti teori ini adalah suatu
perkembangan dari teori sebelumnya, jika ada new itu berarti ada old.
interteks yaitu membaca beberapa teks secara paralel. Hal ini berarti dalam
konteks yang sama, fakta yang sama dan korelasi fakta sejarah antar teks.
New historicism mengandung dua hal (1) Mengerti sastra melalui sejarah
sebagai cerminan jelas dan pasif sejarah, melainkan karya tersebut ikut
norma, nilai budaya melalui tindak verbal dan imajinatif kreatif (Artika
2015: 52). Dengan demikian New historicism sebagai kritik sangat bisa
digunakan dalam menganalisis novel yang berlatar sejarah. Pemikiran
dalam lagi.
antara unsur – unsur pada teks tersebut. Tujuan dari kajian interteks itu
atau pemunculan suatu karya sastra sering ada kaitannya dengan unsur
melakukan peniruan, baik itu secara gambling atau tersirat. Dalam novel
L’ordre du Jour ini sang pengarang menulis sebuah karya sastra berlatar
kan sejarah, lebih tepatnya pada masa periode perang dunia (perang dunia
bahwa kapan pun suatu karya sastra itu ditulis, tidaklah mungkin muncul
(Nurgiyantoro 1995: 77). Hal ini berarti tidak ada karya sastra yang benar
dengan membaca teks – teks non sastra tentang sejarah harus dilakukan
tersebut harus didapatkan oleh pembaca. Dalam novel L’ordre du Jour ini
sejarah yang terdapat dalam novel ini seperti tokohnya, latar, dan kejadian
intertekstual dalam karya sastra ini dengan teks sejarah. Jika dalam teks
non sastra seperti jurnal, artikel atau karya ilmiah lainnya tidak
ditulis berdasarkan estetika dan keindahan kata – kata yang ditulis dari
imajinasi pengarang dalam menuliskan kata – kata. Dalam novel L’ordre
dipadukan dengan estetika bahasa yang indah. Cerita sejarah tentang awal
dari perang dunia ke 2 ini ditulis seolah bercerita fiksi. Untuk mengkaji
lagi lebih dalam keindahan dalam Bahasa yang digunakan dalam novel
berkenaan dengan struktur dan fungsi linguistik karena kedua hal tersebut
3).
dengan Bahasa yang tidak biasa, Bahasa yang mengandung kiasan tentang
apa yang sedang terjadi dalam periode waktu dan tempat pada sejarah
tersebut. Berbeda dengan teks sejarah biasa, novel ini dibalut dengan kata
tekstualitas itu berarti kita mengkaji suatu karya sastra hanya melihat dari
teksnya saja. Artinya dalam kajian stilistika sebuah karya sastra, kita tidak
teks – teks lain yang diluar teks itu sendiri (Nurgiantoro 2017: 81). Bagi
pembaca yang membaca novel itu berarti dalam mengkaji dengan cara ini
tidak harus melihat keluar teks, cukup dengan mengkaji teks yang dibaca
saja.
secara umum pasti memiliki konteks, dalam konteks apa bahasa tersebut
pengaruh konteks itu antara lain dapat berupa atau berwujud (i)
jelas, yaitu sejarah. Konteks sejarah yang terdapat di novel ini yaitu
sejarah yang benar – benar terjadi. Dengan bahasa yang mengandung satir
dan berupa opini dari pengarang, novel ini tetap mampu mempertahankan
konteks sejarahnya.
dalam novel L’ordre du Jour ini. Sebuah teks berupa karya sastra yang
berlatar kan kejadian nyata atau fakta ini tidak dapat luput dari konteks.
Yang terakhir harus memahami konteks yang tersaji dalam suatu karya
sastra.
DAFTAR PUSTAKA
Ilma, A. A., & Bakthawar, P. (2019). METODE PENELITIAN SASTRA LOKAL: SEBUAH
RUMUSAN AWAL. Jurnal Sasindo Unpam, 29.
Abrams, M. H. (1953). The mirror and the lamp: romantic theory and the critical
tradition.
Wibowo, E. (2017). KAJIAN NILAI-NILAI HISTORISME DALAM NOVEL ANOMIE
KARYA RILDA A.OE. TANEKO. Ceudah, 93.
Artika, I. W. (2015). PENGAJARAN SASTRA DENGAN TEORI NEW HISTORICISM.
PRASI, 51.
Purwanto, B. (2001). HISTORISISME BARU DAN KESADARAN DEKONSTRUKTIF:
KAJIAN KRITIS TERHADAP HISTORIOGRAFI INDONESIASENTRIS.
Humaniora, 30.
(1995). In B. Nurgiyantoro, Teori Pengkajian Fiksi (p. 76). Gajah Mada University
Press.
Situmorang, S. (2008). Boemipoetra 5. Djoernal Sastra, 5.
Simpson, P. (2004). Stylistics: A Resource Book for Students. Routledge .
Nurgiyantoro, B. (2017). Stilistika. Universitas Gajah Mada Press.