Anda di halaman 1dari 34

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS


TOGETHER (NHT) DI KELAS IV SDN 29 SUNGAI LIMAU

Disusun oleh

RINA SUSIANI
856209916

UPBJJ - UT PADANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA


PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE
NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DI KELAS IV SDN 29
SUNGAI LIMAU

Sungai Limau, 14 November 2020

Supervisor 1 Mahasiswa

MEGAWATI, M.Pd RINA SUSIANI


NIDN. 1013128801 NIM. 856209916

i
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan


Kemampuan Profesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Sungai Limau, 14 November 2020

Materai 6000

Rina Susiani
NIM. 856209916

ii
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr.Wb
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan Taufiq, Hidayah serta
Inayah-Nya. Sholawat dan Salam semoga tetap tercurah keharibaan beliau Nabi
Muhammad SAW. Atas karunia dan nikmat Allah SWT, penulis dapat
menyelesaikan laporan PKP ini dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Pada Pembelajaran IPS Melalui Model Kooperatif Tipe Numbered Heads Together
(NHT) Di Kelas IV SDN 29 Sungai Limau”.
Laporan PKP ini telah disusun seoptimal mungkin, namun masih banyak
kesalahan dan kekurangannya. Laporan ini dapat disusun dan diselesaikan atas
bantuan, bimbingan, dan motivasi dari berbagai pihak. Sehingga dengan segala
kerendahan hati ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Kepala dan staf pengajar UPBJJ-UT Padang
2. Pengelola Pokjar Kabko Pariaman
3. Tutor mata kuliah pemantapan Kemampuan Profesional (PKP)
4. Supervisor I yang telah memberikan arahan dan bantuan dalam penyusunan
laporan ini
5. Kepala sekolah dan rekan guru SD Negeri 29 Sungai Limau Kabupaten
Pariaman tempat penulis mengajar dan melakukan penelitian
6. Rekan-rekan mahasiswa Pokjar Kabko Pariaman yang telah ikut membantu
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari harapan dan banyak
kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
demi kesempurnaannya dari berbagai pihak.

Pariaman, November 2020


Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN .................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ iv
ABSTRAK ...........................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 1
1. Identifikasi masalah ....................................................................................... 3
2. Analisis Masalah ............................................................................................ 3
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah ................................................ 3
1. Guru ............................................................................................................... 4
2. Siswa .............................................................................................................. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................ 5
A. Karakteristik Siswa SD.......................................................................................... 5
B. Hasil Belajar .......................................................................................................... 5
C. Pembelajaran IPS................................................................................................... 6
D. Pembelajaran IPS di SD ........................................................................................ 6
1. Tujuan Pembelajaran IPS di SD .................................................................... 6
2. Ruang Lingkup Materi IPS di SD .................................................................. 6
E. Model Pembelajaran Kooperatif ............................................................................ 7
F. Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) .................................... 7
1. Pengertian Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)........... 7
2. Tahap-Tahap Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ...... 8
3. Kelebihan Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ........... 8
4. Kekurangan Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) ........ 9
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN ......................................................................... 10
A. SUBJEK PENELITIAN ...................................................................................... 10
1. Subjek penelitian.......................................................................................... 10
2. Tempat ......................................................................................................... 10
3. Waktu penelitian .......................................................................................... 10
4. Pihak yang membantu .................................................................................. 10
B. DESKRIPSI PER SIKLUS .................................................................................. 11
1. Perencanaan ................................................................................................. 12
2. Menjawab pertanyaan .................................................................................. 14
2. Pelaksanaan.................................................................................................. 14
3. Pengamatan .................................................................................................. 14

iv
4. Refleksi ........................................................................................................ 15
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................ 16
A. PELAKSANAAN SIKLUS ................................................................................. 16
B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS ......................................................... 22
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................. 25
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 25
B. Saran dan Tindak Lanjut...................................................................................... 25
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 27

v
ABSTRAK

Penelitian ini berasal dari kenyataan di sekolah bahwa pembelajaran sering


didominasi oleh guru sehingga hasil belajar IPS siswa belum sesuai dengan yang
diharapkan. Untuk mengatasinya di lakukan tindakan dengan model Number Head
Together. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS di
kelas IV SD Negeri 29 Sungai Limau dengan menggunakan model NHT. Jenis
penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subjek penelitian ini adalah guru
dan siswa kelas IV SD Negeri 29 Sungai Limau yang berjumlah 20 orang.
Penelitian ini dilakukan 2 siklus, yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. Data penelitian berupa hasil pengamatan dan hasil belajar
siswa yang diperoleh melalui lembar observasi dan lembar tes.
Hasil belajar siswa pada siklus I rata-ratanya 72,25 hingga pada siklus II
meningkat 87,50. Selanjutnya persentase ketuntasan siswa pada pra siklus 26,6 %,
meningkat pada siklus I 50 % kemudian lebih meningkat lagi menjadi 87,50% pada
siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagai model NHT dapat
meningkatkan hasil belajar IPS siswa di Kelas IV SD Negeri 29 Sungai Limau
Kabupaten Padang Pariaman.

Kata Kunci : Hasil Belajar, IPS, Number Head Together

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada jenjang pendidikan dasar pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan
untuk membekali siswa dengan pengetahuan, kemampuan praktis, agar mereka
dapat menelaah, mempelajari dan mengkaji fenomena-fenomena serta masalah
sosial yang ada disekitar mereka. Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan
untuk menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertangggung jawab,
serta warga dunia yang cita damai, melalui pemahaman terhadap pengetahuan dan
kemampuannya di dalam berinteraksi secara positif dan aktif dengan
lingkungannya. Tujuan tersebut membuat guru memiliki tanggung jawab besar
untuk menggunakan pemikiran dan tenaga untuk dapat mengajarkan IPS dengan
baik dan benar.
Menurut Trianto (2010: 171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan
integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi
ekonomi, politik, hukum dan budaya. Berdasarkan pengertian dan tujuan
pembelajaran IPS tersebut, diperlukan tenaga guru yang profesional artinya mampu
melakukan proses pembelajaran yang tepat dan terencana untuk mencapai hasil
belajar siswa.
IPS sebagai salah satu mata pelajaran yang memiliki tujuan membekali
siswa untuk mengembangkan penalaran di samping aspek nilai dan moral.
Implementasinya, materi IPS hanya menekankan aspek pengetahuan yang berpusat
pada guru dan hanya membentuk budaya menghafal, sehingga pengetahuan dan
informasi yang diterima siswa sebatas produk hafalan. Pembelajaran IPS sangat
menjenuhkan karena penyajiannya kurang menarik, bersifat monoton dan
konvensional, hanya sekedar ceramah.
Berdasarkan hasil dokumentasi guru kelas IV di SDN 29 Sungai Limau,
peneliti menemukan hasil pembelajaran IPS masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari
tabel 1.

1
Tabel 1. Daftar Nilai Ulangan Harian Sub Tema 1 Kelas IV SD Negeri 29
Sungai Limau
Nilai Ulangan Harian Ketuntasan
Tahun Pelajaran 2019 -2020 Tidak
No. Tuntas
Nama Siswa KKM Nilai Tuntas
1. Abdul Rizki Putra 70 69 
2. Anisa Salsabila 70 85 
3. Dara Zaskia 70 72 
4. Jihan Putri Khairani 70 80 
5. Muhammad Akhir Jamil 70 68 
6. Muhammad Farel Alfarisi 70 79 
7. Muhammad Yusuf Ibrahim 70 69 
8. Nazwa Nofiani Putri 70 75 
9. Nazwa Fitriani 70 69 
10. Silfani Yuliandra 70 80 
11. Hanny Kalbina 70 69 
12. Rozaq Januardi 70 65 
13. Hendra 70 69 
14. Muhamad Ali Akbar 70 78 
15. Muhamad Ibrahim 70 79 
16. Ibnu Sabil 70 65 
17. Yura Cheisya Fitria 70 70 
18. Meli Nurmala 70 67 
19. Fiona Adfadila 70 69 
20. Zian Nasada Raja 70 68 
Jumlah 1445
Rata-Rata 72.25
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 65
Tuntas 45%
Tidak Tuntas 55%

Berdasarkan tabel 1. terlihat dari beberapa siswa pada ulangan harian yang
hanya mencapai nilai 60 dengan jumlah siswa yang kurang dari KKM atau belum
tuntas adalah 11 siswa dan yang tuntas hanya 9 siswa. Penyebab belum optimalnya
hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS di SDN 29 Sungai Limau adalah
kegiatan pembelajaran masih terpusat pada guru dan masih menggunakan metode
ceramah. Sehingga mengakibatkan pembelajaran yang dilaksanakan terkesan hanya
sebagai penyampaian materi saja tanpa terlihat adanya keaktifan siswa.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan menciptakan situasi
pembelajaran yang melibatkan siswa. Guru sebagai fasilitator dalam pembelajaran
menggunakan berbagai model, metode/cara pembelajaran sesuai yang lebih

2
melibatkan siswa. Model pembelajaran kooperatif lebih membuat siswa aktif dalam
pembelajaran.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar
siswa SDN 29 Sungai Limau, maka diperlukan untuk menciptakan kondisi
pembelajaran yang inovatif, guru dituntut agar mampu mengelola kelas dalam
proses pembelajaran yang memberikan rangsangan kepada siswa supaya lebih
efektif dalam pembelajaran. Adapun upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa
tersebut adalah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered
Heads Together) dalam pembelajaran IPS. Dengan menggunakan model tersebut
siswa dapat lebih aktif dalam pembelajaran, saat berdiskusi siswa tidak bergantung
pada siswa yang lain dan saat mempresentasikan hasil diskusi kelompok siswa
lebih antusias dan lebih aktif. Peran guru dalam pembelajaran IPS lebih
memungkinkan terciptanya kondisi belajar yang kondusif seperti memberikan siswa
kesempatan berperan aktif.
1. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi beberapa
permasalahan yaitu:
a. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran IPS di SDN 29 Sungai Limau
b. Siswa kesulitan dalam memahami interaksi manusia dengan lingkungan sekitar
c. Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS
2. Analisis Masalah
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS disebabkan oleh
kurangnya media pembelajaran yang di gunakandan Kurang nya sumber buku yang
di gunakan dalam pembelajaran serta model pembelajaran yang digunakan kurang
menarik.
3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah
Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran
IPS adalah menggunakan model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Pembelajaran kooperatif dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru
menetapkan tugas dan pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan

3
informasi yang dirancang untuk membantu siswa menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang efektif adalah
Numbered Heads Together atau penomoran berfikir bersama merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa
dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas tradisional.
Dari latar belakang yang telah diuraikan, peneliti mengambil judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS dengan
menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads
Together di Kelas IV SDN 29 Sungai limau”
A. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan deskripsi latar belakang masalah tersebut, rumusan masalah
dalam penelitian ini, yaitu Bagaimana Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
pada Pembelajaran IPS dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 29 Sungai limau?
B. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together di Kelas IV SDN 29
Sungai limau.
C. MANFAAT PENELITIAN
1. Guru
a. Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan ketrampilan sendiri.
b. Merupakan bahan diskusi dengan teman sejawat untuk meningkatkan
motivasi belajara siswa dalam pembelajaran yang kondusif.
2. Siswa
a. Merupakan alternatif untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa
dalam pembelajaranMatematikasesuai dalam pembelajaran yang
kondusif.
b. Memperbaiki praktek pembelajaran dengan sasaran akhir memperbaiki
belajar siswa.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Karakteristik Siswa SD
Peserta didik sekolah dasar (SD) umumnya berkisar antara 6 atau 7 tahun
sampai 12 atau 13 tahun, mereka berada pada fase operasional konkret (Heruman,
2013:1). Kemampuan yang tampak pada fase ini adalah kemampuan dalam proses
berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terikat
dengan objek yang bersifat konkret. Objek konkret tersebut yang dapat ditangkap
oleh panca indra.
Piaget dalam Susanto (2015:77) menyatakan bahwa setiap tahapan
perkembangan kognitif pada anak, mempunyai karakteristik berbeda. Secara garis
besar dikelompokkan menjadi empat tahap, yaitu:
1) Tahap sensori motor (usia 0-2 tahun), pada tahap ini anak belum memasuki
usia sekolah;
2) Tahap pra-operasional (usia 2-7 tahun), pada tahap ini kemampuan kognitifnya
masih terbatas. Anak masih suka meniru perilaku orang lain (khususnya orang
tua dan guru) yang pernah ia lihat dan anak.

B. Hasil Belajar
Slameto (2010:2) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk mempengaruhi suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengamatannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Trianto (2010:16) belajar adalah perubahan pada individu yang terjadi
melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya
atau karakteristik seseorang sejak lahir. Belajar merupakan kegiatan penting setiap
orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar (Aunurrahman,
2009:33).
Purwanto (2013:54) mengemukakan hasil belajar adalah perubahan perilaku
yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan
pendidikan. Sedangkan Djamarah (2011:176) faktor-faktor yang mempengaruhi
proses dan hasil belajar yaitu faktor lingkungan, faktor instrumental, faktor
fisiologis, dan faktor psikologis.

5
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan
hasil nilai yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi setelah kegiatan proses
pembelajaran yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam ranah kognitif, afektif
dan psikomotor yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai
dalam periode tertentu.
C. Pembelajaran IPS
Trianto (2010:171) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari
berbagai cabang ilmu–ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi ekonomi,
politik, hukum dan budaya. IPS dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang
ilmu-ilmu sosiai (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan
budaya).
Djahari dan Makmun (dalam Gunawan 2011:17) “IPS atau studi sosial
konsep-konsepnya merupakan konsep pilihan dari berbagai ilmu lalu dipadukan
dan diolah secara didaktis-pedagogis sesuai dengan tingkat perkembangan siswa”.
Trianto (2010:176) tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk
mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang
terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala
ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi
sehari-hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program pelajaran
IPS di sekolah diorganisasikan secara baik.
D. Pembelajaran IPS di SD
1. Tujuan Pembelajaran IPS di SD
Dari paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah cabang ilmu sosial yang terdiri dari sosiologi, sejarah, geografi
ekonomi, politik, hukum dan budaya. Sedangakan tujuan IPS sekolah dasar ialah
untuk mencetak generasi yang berwawasan ilmu sosial serta konsep-konsep yang
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya baik dari aspek
kognisi, afeksi maupun psikomotor.
2. Ruang Lingkup Materi IPS di SD
Penelitian ini memfokuskan peningkatan hasil belajar IPS Kelas IV SDN 29

6
Sungai Limau pada ruang lingkup pembelajaran IPS tentang Tema 5 Subtema 2
Pahlawan Kebanggaanku.
E. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis
kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih diarahkan oleh guru (Suprijono,
2013:54).
Riyanto (2010:267), pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran
yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik (academic Skill),
sekaligus keterampilan sosial (social skill) termasuk interpersonal skill. Sedangkan
Solihatin (2011:4) berpendapat bahwa pada dasarnya cooperative learning
mengandung pengertian sebagai suatu sikap atau perilaku bersama dalam bekerja
atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih di mana keberhasilan kerja sangat
dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap anggota kelompok itu sendiri.
Zamroni (2000) dalam Trianto (2010:57) manfaat penerapan belajar
kooperatif adalah dapat mengurangi kesenjangan pendidikan khususnya dalam
wujud input pada level individual.
F. Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
1. Pengertian Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Trianto (2010:82), Numbered Heads Together atau penomoran berfikir
bersama merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan sebagai alternatif terhadap struktur kelas
tradisional.
Huda (2013:130), NHT merupakan varian dari diskusi kelompok. Numbered
Heads Together adalah metode belajar dengan cara setiap siswa diberi nomor dan
dibuat suatu kelompok, kemudian secara acak, guru memanggil nomor dari siswa
(Hamdani, 2011:89).
Suprijono (2013:92) tujuan pembelajaran tipe Numbered Heads Together
(NHT) ini adalah agar peserta didik dapat menemukan jawaban pertanyaan sebagai
pengetahuan yang utuh.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa pengetian Numbered
Heads Together (NHT) adalah model pembelajaran yang membagi siswa ke dalam

7
beberapa kelompok kecil, hal ini ditujukan agar siswa dapat saling bekerjasama,
saling membantu dan saling memotivasi dengan siswa lainnya, agar siswa dapat
mencapai hasil yang maksimal dari pembelajaran tersebut.
2. Tahap-Tahap Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Menurut Ibrahim (dalam Hobri 2009:62) ada empat sintak yang harus
dilaksanakan dalam pembelajaran numbered head together (NHT) yaitu :
1. Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga
sampai lima orang dan memberi siswa nomor sehingga setiap siswa dalam tim
mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam
kelompok.
2. Mengajukan pertanyaan
Guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diberikan dapat
diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di pelajari, dalam
membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga
bersifat umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
3. Berpikir bersama
Setiap kelompok memutuskan jawaban yang dianggap paling benar dan
memastikan tiap anggota kelompok mengetahui jawabannya.
4. Menjawab pertanyaan
Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomor-nya sama
melaporkan hasil kerjasama kelompoknya untuk seluruh kelas. Pada sesi ini
siswa tidak diperbolehkan lagi berdiskusi dengan anggota kelompoknya. Hal
ini dilakukan agar siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi ketika diskusi.
3. Kelebihan Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
Sebagaimana dijelaskan oleh Hill (1993) dalam Tryana (2008) bahwa model
NHT memiliki kelebihan diataranya:
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa
b. Mampu memperdalam pamahaman siswa
c. Menyenangkan siswa dalam belajar
d. Mengembangkan sikap positif siswa

8
e. Mengembangkan sikap kepemimpinan siswa
f. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa
g. Meningkatkan rasa percaya diri siswa
h. Mengembangkan rasa saling memiliki
i. Mengembangkan keterampilan untuk masa depan

4. Kekurangan Model kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)


Namun setiap model pembelajaran juga pasti terdapat kekurangan dan
kelebihan, kekurangan model pembelajaran NHT sebagai berikut:
1. Membutuhkan waktu yang cukup lama bagi siswa dengan guru, Selain itu
membutuhkan kemampuan yang khusus dalam melakukan atau
menerapkannya.
2. Kemungkinan nomor yang telah dipanggil akan dipanggil kembali oleh
guru.
3. Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru.
4. Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin
pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai.
5. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang
berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus.

9
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. SUBJEK PENELITIAN
1. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas IV semester ganjil di
SD Negeri 29 Sungai Limau Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang
Pariaman Tahun pelajaran 2020/2021 dengan jumlah peserta didik adalah 20
orang, mata pelajaran yang akan diteliti yaitu : IPS dengan materi Mengidentifikasi
kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat
masa kini di lingkungan daerah setempat.
2. Tempat
Penelitian telah dilaksanakan di Kelas IV SD Negeri 29 Sungai Limau
Kecamatan Sungai Limau Kabupaten Padang Pariaman tahun pelajaran 2020/2021.
3. Waktu penelitian
Penelitian akan dilakukan pada semester II Tahun Pelajaran 2020/2021, pada
bulan Februari. Secara rinci jadwal pelaksanaan sebagai berikut:
Muatan
No Kegiatan Hari/Tanggal
Pelajaran
1 Siklus 1 : Senen/19 Februari 2021
IPS
2 Siklus 2 : Senen/26 Februari 2021
4. Pihak yang membantu
Pihak yang membantu pelaksanaan perbaikan pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Ibu Megawati, M.Pd sebagai Supervisor 1 dan Tutor Universitas Terbuka
Kabko Pariaman.
b. Ibu Zetwisma, A.Ma.Pd sebagai kepala sekolah SD Negeri 29 Sungai
Limau
c. Ibu Hermida S.Pd yang bersedia membantu mengobservasi proses
pembelajaran yang dilaksanakan
d. Rekan-rekan guru SD Negeri 29 Sungai Limau yang turut memberikan
masukan perbaikan pembelajaran.

10
B. DESKRIPSI PER SIKLUS
Prosedur perbaikan penelitian ini sesuai dengan jenis Penelitian Tindakan
Kelas (PTK), yaitu terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus meliputi :
1. Perencanaan
Menjelaskan tentang Rencana kegiatan (menjelaskan tentang rencana
kegiatan yang terdapat dalam Rancangan Siklus 1 dan 2) dan definisi setiap
kegiatannya.
Menyajikan Tabel rencana Kegiatan yang terdapat dalam Rancangan satu
Siklus untuk siklus 1 dan siklus 2.
2. Pelaksanaan
Menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran, yaitu
tentang kapan dan bagaimana proses pelaksanaan pembelajarannya
3. Pengamatan
Menjelaskan cara pengamatan yang akan dilakukan oleh guru terkait
pelaksanaan perbaikan pembelajarannya dan bagaimana guru melakukan
analisis terhadap hasil pengamatan tersebut.
4. Refleksi
Menjelaskan bagaimana cara guru melakukan refleksi terhadap perencanaan
pembelajaran yang dilakukannya, apa alat yang digunakan untuk refleksi
dan bagaimana menggunakannya.

11
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian, dalam tahap perencanaan dilakukan
kegiatan penelitian ini terlihat dari Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Rangkaian kegiatan pada Tahap perencanaan dalam penelitian
No Hari /Tanggal Kegiatan Deskripsi
1 Senin/ Menetapkan jadwal Penelitian
5 Oktober 2020 penelitian untuk dilaksanakan sesuai
siklus 1 dan siklus 2 kalender pendidikan
2 Rabu/ Mengkaji Kurikulum 2013 Menentukan tema
7 Oktober 2020 pada pembelajaran dan subtema
yang diteliti
3 Rabu/7 Merancang RPP Banyak pertemuan
Oktober 2020 untuk siklus 1 dan dalam RPP dirancang
siklus 2 dengan sesuai tema dan
model Number Head subtema dimana pada
Together (NHT ) langkah-langkah
pembelajaran pada
kegiatan ini
mengguanakan sintak

12
NHT
4 Jum’at/ Menyiapkan instrument Instrumen berupa:
9 Oktober 2020 penelitian untuk siklus 1 lembar observasi
dan siklus 2 simulasi PKP dan
alat penilaian
simulasi PKP yang
telah berisi data
peneliti
5 Senin/12 Menyiapkan kamera, alat Video 1 simulasi
Oktober 2020 peraga dan segala fasilitas pembelajaran dibuat
yang akan digunakan engan pedoman RPP
dalam pembuatan video 1 hari
dan 2 simulasi terakhir/pertemuan
pembelajaran serta untuk terakhir siklus 1
dokumentasi untuk siklus 1 dan
Video 2 simulasi
pembelajaran dibuat
dengan pedoman
RPP hari
terakhir/pertemuan
terakhir siklus 2serta
mengambil foto
dokumentasi

Berdasarkan Tabel 3.1. Rencana Kegiatan yang dilaksanakan itu sebagai berikut:
a. Menetapkan jadwal penelitian untuk siklus 1 dan siklus 2 Jadwal penelitian
untuk siklus 1 dilaksanakan sesuai dengan jadwal pembuatan video 1 simulasi
pembelajaran yaitu pada hari Senin tanggal 12 Oktober 2020 dan video 2
simulasi pembelajaran yaitu pada hari Kamis tanggal 15 Oktober 2020.
b. Mengkaji Kurikulum 2013 pada pembelajaran IPS kelas IV serta penunjang
lain. Penelitian dilakukan pada Kompetensi Dasar 3.4 Mengidentifikasi
kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan
masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
c. Merancang RPP dengan model Number Head Together (NHT)
Pada kegiatan inti dalam RPP menggunakan sintaks NHT sebagai berikut:
1) Penomoran
2) Mengajukan pertanyaan
3) Berpikir bersama

13
2. Menjawab pertanyaan
d. Menyiapkan instrument penelitian berupa:
a. lembar observasi simulasi PKP yang telah berisi data peneliti digunakan
untuk mengobservasi video 1 simulasi pembelajaran terkait
keterlaksanaan RPP dan penampilan peneliti,
b. Alat Penilaian Simulasi (APS) PKP yang telah berisi data peneliti
masing- masing digunakan untuk 2 siklus. APS PKP ada 2 jenis yaitu:
i. Alat Penilaian Simulasi PKP 1 (APS-PKP 1) untuk menilai RPP
peneliti
ii. Alat Penilaian Simulasi PKP 2 (APS-PKP 2) untuk menilai video 1
simulasi pembelajaran
iii. Menyiapkan kamera, alat peraga dan segala fasilitas yang akan
digunakan dalam pembuatan video 1 simulasi pembelajaran serta
untuk dokumentasi. Dokumentasi berupa foto kegiatan awal, foto
kegiatan inti, foto kegiatan penutup dan foto aktivitas diskusi
bersama pendamping

2. Pelaksanaan
Setelah penyusunan RPP, maka peneliti melakukan pembelajaran sesuai
dengan RPP yang telah di susun. Pada tahap ini, peneliti melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dirumuskan. Setiap
langkah yang telah direncanakan diamati dan dikumpulkan data-datanya, baik
data aktifitas selama proses pembelajaran maupun data hasil pembelajaran. Hal
ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan aktivitas, dan hasil
pembelajaran dari siklus satu ke siklus berikutnya.

3. Pengamatan
Observasi terhadap tindakan pembelajaran IPS di Kelas IV dengan
model NHT dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Kegiatan ini
dilakukan secara intensif, objektif dan sistematis. observasi dilakukan oleh
guru pada waktu melaksanakan tindakan pembelajarana IPS melalui video 1
simulasi pembelajaran. Pada kegiatan ini guru berusaha mengenal, dan
endokumentasikan semua kegiatan dan perubahan yang terjadi selama

14
pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model NHT baik yang
disebabkan oleh tindakan terencana maupun tindakan diluar perencanaan yang
terdapat dalam pembelajaran IPS . Kemudian guru melakukan diskusi dengan
guru senior untuk membahas tentang kelemahan atau kekurangan yang
dilakukan guru serta memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran
berikutnya.
Kegiatan pengamatan dilakukan oleh guru untuk mengamati kegiatan
siswa selama proses pembelajaran, kegiatan tersebut dicatat pada lembar
observasi. Observasi dilakukan secara terus menerus mulai dari siklus I sampai
selesai. Observasi pada siklus II berpedoman pada penyusunan tindakan pada
siklus I. Rencana siklus ke II dibuat berdasarkan analisis pada siklus I. Hasil
pengamatan ini kemudian didiskusikan dengan guru senior dan diadakan
refleksi untuk perencanaan siklus II.

4. Refleksi
Pada kegiatan ini peneliti dan guru mengamati lembaran observasi yang
telah diisi dan hasil penilaian APS. Serta melakukan diskusi tentang kelebihan
dan kekurangan yang terdapat pada pembelajaran yang telah dilakukan melalui
video 1 simulasi pembelajaran. Apabila terdapat kekurangan maka dilakukan
perbaikan terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu guru dan peneliti
mengulas dan menjelaskan perbedaan rencana dan pelaksanaan tindakan yang
telah dilakukan. Lalu melakukan intervensi, pemaknaan dan penyimpulan data
yang diperoleh. Hasil refleksi bersama ini dimanfaatkan sebagai masukan pada
tindakan selanjutnya. Selain itu, hasil kegiatan refleksi setiap tindakan
digunakan untuk menyusun simpulan terhadap hasil tindakan siklus I dan II.

15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN SIKLUS
Dari refleksi perbaikan pembelajaran yang dilakukan. Penelitian yang telah
dilakukan sebanyak dua kali pertemuan yang menggunakan model Pembelajaran
NHT dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan minat, keaktifan siswa dan
meningkatkan ketuntasan siswa dalam pembelajaran IPS, khususnya pada materi
Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat.
Model Pembelajaran NHT ini pada pelaksanaannya memberikan Nomor
secara acak kepada para peserta didik. Yang mana peserta didik akan dipanggil
sesuai dengan nomor yang telah ditetapkan. Dengan aktifitas seperti ini siswa
diharapkan untuk aktif dalam pembelajaran. Karena siswa dituntut untuk mencari
teman yang sama dalam kategori nomor mereka.
Selain itu, metode card sort ini dapat membuat siswa ingat dengan apa yang
mereka lakukan. Contohnya ketika siswa hanya diminta untuk menghapal maka itu
hanya melekat sebentar diingatan. Tapi pada saat siswa diminta melakukan aktifitas
Model Pembelajaran NHT maka siswa tidak hanya melakukan sebuah kegiatan tapi
juga menginagat secara tidak langsung. Hal ini membuat pelajaran yang telah
dilakuan akan lama teringat dimemori anak. Ditambah lagi model belajar seperti ini
merangkul setiap karakteristik siswa untuk aktif dalam belajar. Mulai dari ssiswa
yang sangat aktif sampai dengan siswa yang pasif juga, mereka terlibat untuk
bergerak didalam kelas.

1. Siklus 1
a. Perencanaan
Pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran IPS dengan menggunakan
Strategi pembelajaran Card Sort, dilaksanakan pada tanggal 19 Februari 2021. Pada
siklus 1 rencana tindakan yang dilakukan yaitu: Membuat rencana perbaikan
pembelajaran (RPP) berdasarkan hasil ketuntasan belajar siswa kelas IV SDN 29
Sungai Limau semester 2 TP. 2020/2021. Berdasarkan hasil KKM tersebut peneliti
menggunakan model Pembelajaran NHT untuk meningkatkan perbaikan
pembelajaran yang akan penulis lakukan. Kemudian menyiapkan alat-alat yang

16
sekiranya dibutuhkan untuk persiapan simulasi pembelajaran seperti media
pembelajaran berupa gambar, kartu, papan tulis, buku paket maupun alat tulis yang
akan menunjang proses belajar. Melaksanakan kegiatan simulasi pembelajaran,
kemudian mengevaluasi kegiatan simulasi pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi dan lembar APS untuk mengetahui tingkat keberhasilan perbaikan
pembelajaran yang penulis lakukan.

b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan Pada siklus I dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan
untuk simulasi perbaikan pembelajaran. Simulasi perbaikan pembelajaran pertama
dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 19 Februari 2020, dan simulasi perbaikan
pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari kamis 26 Februari 2020. Sebelum
melaksanakan perbaikan pembelajaran, yang dilakukan pertama kali adalah
merancang rencana pelaksanaan pembelajaran yang akan diterapkan pada saat
simulasi. Sesuai dengan skenario yang telah dibuat maka pelaksanaan tindakan
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a) Tahap Awal
Awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam.Guru menayakan kehadiran siswa, dan menanyakan
tenatng kondisi siswa sebelum pergi kesekolah, apakah sudah sarapan atau
belum. Sebelum masuk kedalam materi pembelajaran guru menyampaikan
tujuan pembelajaran. Kemudian guru menanyakan kepada siswa siapa yang
sudah bisa melihat jam. Ini artinya sebelum memulai pembelajaran guru
mencoba untuk mengaktifkan stimulasi otak siswa agar mereka bisa connect
nantinya dengan pembelajaran yang diajarkan.
b) Tahap inti
Dalam kegiatan inti ini, pertama kali guru menjelaskan konsep tentang
Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat. Setelah guru
menjelaskan tentang Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam
serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan
daerah setempat, guru menjelaskan tata tertib tentang kegiatan pembelajaran
dengan Model Pembelajaran NHT yang akan dilakukan didalam kelas.

17
Sementara itu guru memperagakan bentuk nomor yang akan dibagikan
kepada siswa. Guru membagikan nomor kepada siswa secara acak sesuai
dengan kategorinya. Setelah siswa mendapatkan nomor masing-masing
secara acak, guru meminta siswa menemukan pasangan nomor yang mereka
dapatkan. Setelah siswa mendapatkannya siswa langsung membuat kelompok
berdasarkan kategori nomor mereka. Setelah itu guru meminta siswa untuk
menjawab hasil kerjanya didepan kelas.
c) Tahap akhir
Guru menegaskan kembali konsep-konsep penting yang harus dikuasai
peserta didik. Kemudian guru meminta salah satu siswa membacakan
kesimpulan hasil kelompok mereka didepan kelas. Setelah itu, sebelum
pembelajaran ditutup guru menyampaikan pesan moral,dan membimbing
siswa untuk berdoa.

c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Pengamatan
dilakukan dengan melihat indikator indikator yang terdapat dalam lembar observasi
dan menghubungkannya dengan proses perbaikan pembelajaran yang penulis
amati. Tingkat keberhasilan dapat dilihat dari hasil penskoran pada setiap indikator,
dimana setelah melakukan pengamatan diperoleh hasil sebagai berikut:
Penggabungan APS PKP1 + APS PKP2 = (1 x APS PKP1 + 2 x APS
PKP2)/3 x 100/5 = 80,00
Hasil pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan perbaikan
pembelajaran berlangsung, dengan menggunakan Model Pembelajaran NHT
mencapai kategori kurang, karena menurut peneliti masih banyak terdapat
kekurangan dari video tersebut. Yaitu dalam pemberian acuan, apersepsi dalam
pembelajaran, penjelasan materi yang masih kurang, pemberian tugas latihan, dan
evaluasi yang belum terlihat dalam pembelajaran tersebut. Sehingga metode yang
digunakan masih terlihat mengambang dan dapat menimbulkan keraguan dalam
menjalankan metode ini.

18
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setiap simulasi perbaikan pembelajaran berakhir,
menurut peneliti, penggunaan model Pembelajaran NHT ini dapat dilakuakn
dengan baik bila mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan dengan sistematis.
Tetapi pada kenyataannya masih ada kegiatan yang belum terlaksana sehingga guru
tidak bisa mendpatkan acuan terhadap pemahaman siswa. Kegitan tersebut adalah
presentasi kelompok terhadap temuan mereka. Dan juga evaluasi terhadap
pemahaman mereka yang harus dilakukan sehingga guru bisa mengetahui apakah
metode ataupun strategi yang digunakan dapat memperbaiki pembelajaran IPS di
SD khususnya pada materi Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam
serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat. Sehingga pada siklus ke 2 perlu meningkatkan lagi langkah-langkah
pembelajaran agar menjadi lebih baik lagi.

2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pada tahap penyusunan rencana tindakan siklus 2, peneliti mengidentifikasi
kelemahan-kelemahan dan hambatan yang terdapat dalam video perbaikan
pembelajaran yang telah dilakukan pada siklus 1. Hal ini dilakukan untuk
perbaikan pembelajaran yang akan peneliti lakukan pada siklus 2. Kemudian
peneliti menyusun rancangan perbaikan pembelajaran yang memuat pengalaman
belajar dengan menggunakan Metode pembelajaran Card sort. Kemudian
menyiapkan alat-alat yang sekiranya dibutuhkan untuk persiapan simulasi
pembelajaran seperti nomor bergambar.

b. Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan Pada siklus 2 dilakukan sebanyak 1 kali pertemuan
untuk simulasi perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi siklus 1. Simulasi
perbaikan pembelajaran dilaksanakan pada hari selasa, tanggal 26 Februari 2020.
Simulasi pada siklus ke dua dilakukan untuk memperbaiki kekurangan yang
terdapat pada simulasi siklus pertama dengan melakukan refleksi terhadap kegiatan
pembelajaran yang dilakukan pada video simulasi siklus pertama. Tujuan perbaikan
ini, tentu saja untuk mencari hasil perbaikan pembelajaran yang lebih baik, yang

19
nantinya akan diterapkan dalam pembelajaran sebenarnya.
Berdasarkan refleksi yang penulis lakukan tidak ditemukan kesalahan
kesalahan yang cukup berarti. Walupun begitu, penulis berfikir bagaimana nantinya
ketika kegiatan perbaikan ini dilakukan didalam kelas yang nyata, kegiatan dikelas
menjadi mengasyikan didalam kelas. Dan penulis bisa mengontrol setiap kegiatan
siswa. Sama halnya dengan simulasi pertama, simulasi pembelajaran kedua juga
dibuat rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil dari refleksi
yang telah dilakukan. tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a) Tahap Awal
Awal pembelajaran, guru membuka pembelajaran dengan
mengucapkan salam. Kemudian guru membimbing siswa membaca doa
sebelum belajar Siswa disiapkan ntuk mengikuti pembelajaran. Kemudian
guru memberikan beberapa pertanyaan untuk mereview pembelajaran
sebelumnya. Setelah itu guru memberikan penguatan tentang pembelajaran
hari ini. Sebelum masuk kedalam materi pembelajaran guru menyampaikan
tujuan pembelajaran

b) Tahap inti
Dalam kegiatan inti ini, pertama kali guru menjelaskan konsep tentang
Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada
kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah setempat. Kemudian
guru memperagakan alat-alat terkait dengan Mengidentifikasi kerajaan
Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat
masa kini di lingkungan daerah setempat berupa realia ataupun gambar.
Setelah guru menjelaskan tentang Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha
dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di
lingkungan daerah setempat, guru menjelaskan tata tertib tentang kegiatan
pembelajaran dengan Model Pembelajaran NHT yang akan dilakukan
didalam kelas. Guru membagikan nomor kepada siswa secara acak sesuai
dengan kategorinya. Dalam hal ini nomor dibagi menjadi dua kategori yaitu
nomor kunci dan nomor penjelas. Nomor kunci merupakan pokok materi
seperti Mengidentifikasi kerajaan Hindu, Buddha dan Islam serta

20
pengaruhnya pada kehidupan masyarakat masa kini di lingkungan daerah
setempat sementara nomor penjelas merupakan bagian-bagian terkait dengan
nomor kunci tersebut. Setelah siswa mendapatkan nomor masing-masing
secara acak, guru meminta siswa menemukan pasangan nomor yang mereka
dapatkan. Setelah siswa mendapatkannya siswa langsung membuat kelompok
berdasarkan kategori nomor mereka. Setelah itu guru meminta siswa untuk
menempelkan kartu-kartunya didepan kelas.

c) Tahap akhir
Guru menegaskan kembali konsep-konsep penting yang harus dikuasai
peserta didik. Kemudian guru meminta salah satu siswa membacakan
kesimpulan hasil kelompok mereka didepan kelas. Setelah itu, sebelum
pembelajaran ditutup guru menyampaikan pesan moral,dan membimbing
siswa untuk berdoa.

c. Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini pengamatan dilakukan oleh peneliti sendiri. Hasil
pengamatan yang dilakukan selama pelaksanaan perbaikan pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
sudah berjalan dengan sangat baik, simulasi dari video yang dilakukan telah sesuai
dengan RPP yang dirancang. Tingkat keberhasilan dapat dilihat dari hasil
penskoran pada setiap indikator, dimana setelah melakukan pengamatan diperoleh
hasil sebagai berikut:
Penggabungan APS PKP1 + APS PKP2 = (1 x APS PKP1 + 2 x APS
PKP2)/3 x 100/5 = 83,02

d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan setelah dilaksanakan simulasi perbaikan
pembelajaran, menurut peneliti, penerapan model kooperatif tipe NHT dapat
dilakukan dengan baik dan telah sesuai dengan langkah pembelajaran yang terdapat
pada RPP yang dirancang. Kekurangan-kekurangan dari simulasi pertama telah
diperbaiki pada simulasi kedua. Siklus 2 ini diharapkan menjadi pelajaran bagi

21
guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang nyata nantinya. Guru sudah
mulai memahami cara mengajar dan menggunakan model pembelajaran dengan
baik serta bagaimana suatu pelaksanaan pembelajaran itu dilakukan.

B. PEMBAHASAN DARI SETIAP SIKLUS


Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan di kelas 3 SDN 29
Sungai Limau. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan perbaikan
pembelajaran IPA peserta didik pada materi Bentuk Permukaan Bumi. Simulasi
perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan pengamatan
melalui video simulasi yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan perbaikan
pembelajaran ini penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
untuk meningkatkan perbaikan pembelajaran seperti tujuan perbaikan pada BAB 1.
Berdasarkan simulasi video yang telah di lakukan pada kedua siklus, dapat dilihat
bahwa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini mempunyai
kelebihan dan kelemahan dalam setiap siklus.

1. Siklus 1
Simulasi perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak 2
kali pertemuan. Berdasarkan pengamatan video simulasi yang telah dilakukan pada
pertemuan 1, persentase tingkat keberhasilan penulis dalam melaksanakan
perbaikan pembelajaran ini adalah sekitar 65 % dengan kategori kurang. Sedangkan
pengamatan yang dilakukan pada pertemuan 2 mencapai tingkat keberhasilan
dengan persentase 71 %. Artinya masih banyak terdapat kekurangan dalam proses
perbaikan pembelajaran untuk masing masing pertemuan tersebut.
Pada pertemuan 1 terdapat beberapa kekurangan yang penulis amati,
diantaranya yaitu: Mungkin karena ini hanyalah video simulasi jadi penulis merasa
tergesa gesa dalam menyampaikan pembelajaran. Selama diskusi berlangsung guru
hanya di depan kelas saja tanpa melihat apa yang dikerjakan peserta didik dalam
masing masing kelompok. Ketika peserta didik selesai menampilkan hasil
diskusinya, guru tidak menyimpulkan hasil pembelajaran serta hasil diskusi pada
hari itu. Tidak adanya pemberian tugas/latihan kepada peserta didik untuk
mengetahui sejauh mana mereka paham terhadap materi yang telah didiskusikan.
Dan tidak adanya umpan balik dari peserta didik kepada guru di akhir pembelajaran

22
Dari hasil refleksi di atas, penulis merasa perlu adanya perbaikan dari
simulasi video pembelajaran agar proses belajar berjalan dengan baik sehingga
akan membuat peserta didik aktif dan adanya interaksi yang terjadi selama diskusi
berlangsung sehingga hasil belajar peserta didik dapat meningkat. untuk itu pada
pertemuan ke-2 penulis membuat rancangan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
kembali berdasarkan hasil refleksi dari pertemuan satu tersebut.
Secara umum untuk siklus satu penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dapat dilakukan dengan baik tapi masih ada langkah pembelajaran yang
dirasa belum tepat karena model pembelajaran kooperatif tipe NHT ini merupakan
model pembelajaran baru bagi peserta didik, sehingga penerapannya belum
maksimal. Peserta didik dituntut untuk menemukan jawaban dari lembar kerja
melalui kegiatan diskusi, yang dikerjakan secara individu terlebih dahulu, sehingga
jawaban mereka belum mencapai hasil yang diharapkan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran, untuk itu upaya penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT perlu ditingkatkan lagi penggunaannya sebagai acuan untuk menentukan
langkah-langkah proses pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II.
Terkait dengan tujuan pembelajaran itu sendiri, dalam siklus satu ini,
peneliti tidak memaparkannya secara spesifik sehingga perbaikan yang dilakukan
kurang maksimal akibatnya peserta didik akan merasa kesulitan jika tujuan dari
pembelajaran tidak dijelaskan dengan baik. Berdasarkan hasil refleksi di atas
penulis merasa perlu adanya simulasi video perbaikan pembelajaran agar tujuan
perbaikan pembelajaran ini dapat tercapai dengan baik.

2. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan dengan model pembelajaran
yang sama. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah penulis lakukan pada video
simulasi dipertemuan 1 siklus 2 ini, tingkat keberhasilan penulis dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran mencapai 82 % dengan kategori cukup.
Artinya Berdasarkan pengamatan tersebut, tidak ditemukan kesalahan yang cukup
berarti. Hanya saja penulis berpikir bagaimana kegiatan diskusi ini benar benar
menarik sehingga tidak membosankan bagi peserta didik. Oleh karena itu perlu
adanya perbaikan pembelajaran kedua yang akan penulis lakukan. Yaitu dengan
memberikan sebuah nomor bewarna yang berisi pertanyaan terkait dengan materi

23
yang telah didiskusikan pada hari itu di pertemuan ke dua.
Berdasarkan hasil analisis dari simulasi video perbaikan pembelajaran yang
telah penulis lakukan dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT (Team Assisted Individualization) dapat meningkatkan
perbaikan pembelajaran IPS peserta didik, dengan persentase keberhasilannya
mencapai lebih kurang 94 %. Hal itu penulis dapatkan dengan melakukan berbagai
perbaikan sampai pada tahap siklus ke-2, dan keseriusan peneliti dalam
melaksanakannya.
Dengan demikian dapat diambil suatu kesimpulan bahwa dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada pembelajaran IPS di
kelas IV SDN 29 Sungai Limau dapat meningkatkan perbaikan pembelajaran
peserta didik. Dan diharapkan juga dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik
jika diterapkan nantinya pada pembelajaran yang sebenarnya.

24
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa:
1. Kelemahan yang terdapat dalam simulasi video pembelajaran yang
dilakukan pada setiap siklus dijadikan perbaikan sebagai acuan untuk
penyempurnaan simulasi pembelajaran berikutnya
2. Pelaksanaan simulasi perbaikan pembelajaran IPS dengan menggunakan
model Pembelajaran, dapat meningkatkan perbaikan pembelajaran peserta
didik.
3. Simulasi perbaikan pembelajaran dengan menggunakan Model
Pembelajaran NHT jika diaplikasikan ke dalam pembelajaran yang
sebenarnya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam
pembelajaran IPS di SDN 29 Sungai Limau. Hal ini dapat dilihat dari
tingkat keberhasilan dalam proses simulasi yang dilakukan, dengan
persentase keberhasilan mencapai 87,50 %

B. Saran dan Tindak Lanjut


Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, maka disarankan hal-hal sebagai
berikut:
1. Guru sekolah dasar hendaknya menggunakan model Pembelajaran NHT
dalam pembelajaran IPS pada tema 4 KD. 3.4. Mengidentifikasi kerajaan
Hindu, Buddha dan Islam serta pengaruhnya pada kehidupan masyarakat
masa kini di lingkungan daerah setempat. Tapi model Pembelajaran NHT
ini tidak hanya digunakan untuk mata pelajaran IPS saja. Ini juga bisa
digunakan untuk mata pelajaran lain dan materi pembelajaran yang lain.
Asalkan penggunaannya mengikuti langkah-langkah yang benar maka
pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran NHT ini dapat
meningkatkan hasil pembelajaran dalam setiap bidang studi.
2. Sebelum guru menggunakan sebuah strategi atau metode dalam
pembelajaran sebaiknya membuat skenario pembelajaran terlebih dahulu,

25
agar proses pembelajaran menjadi terarah sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan baik
3. Guru Sekolah Dasar hendaknya mampu meningkatkan interaksi selama
proses pembelajaran berlangsung agar pembelajaran lebih bermakna bagi
peserta didik
4. Pengelolaan waktu dalam pembelajaran harus tepat, sehingga pembelajaran
sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan mendapatkan hasil optimal.
Menggunakan media gambar yang menarik sangat menunjang dalam setiap
aktivitas pembelajaran.

26
DAFTAR PUSTAKA

Agus Suprijono. (2013). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta: Pusaka Pelajar.
Ahmad Susanto. 2015. Teori Belajar Dan Pembelajaran Disekolah Dasar. Jakarta:
Prenada
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : Pustaka Setia.
Heruman.2013. Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. (Bandung: PT
Remaja Rosdayakarya).
Hobri. 2009. Model-model Pembelajaran Inovatif. Jember. Center of Society
Studies: Jember
Huda, Miftahul. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
'Purwanto. 2013. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu, Konsep, Strategi dan.
Implementasinya dalam KTSP. Jakarta: Bumi Aksara.
Yatim Riyanto, 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan.Surabaya : Penerbit
SIC.
Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Solihatin, Etin. 2011. Cooperative Learning Analisis Model Pembelajaran IPS.
Jakarta: Bumi Aksara.
Tryana. 2008. Kelebihan Model Numbered Head Together. Jakarta : Inter Plus

27

Anda mungkin juga menyukai