Anda di halaman 1dari 14

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SD

NEGERI 23 KELAPA MATA PELAJARAN MATEMATIKA TENTANG


MENGHITUNG LUAS SEGI BANYAK SEDERHANA DENGAN
MENERAPKAN MEDIA DUA DIMENSI MELALUI METODE
DEMONSTRASI

Oleh:
RIRI KUSMANTI
NIM. 82119172

ABSTRAK

Metode pembelajaran sangat menentukan prestasi dan keberhasilan siswa. Keberhasilan


pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya peran guru dan siswa,
penerapan metode dan media pembelajaran. Hal yang melatar belakangi penulis
melakukan penelitian ini adalah bahwa kenyataan nya dilapangan masih banyak sekali
ditemukan metode mengajar guru yang belum maksimal, yang belum tepat dalam
penggunaan metode sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa. Dari rendahnya
tingkat penguasaan siswa untuk mata pelajaran matematika dengan persentase
ketuntasan hanya mencapai nilai dari 22 siswa, 45,45% sudah memperoleh nilai baik di
atas 75. Siklus II terjadi peningkatan dan perbaikan nilai dari 22 siswa, 63,63% sudah
memperoleh nilai baik di atas 75. Peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM
meningkat tinggi terjadi pada siklus III, yakni 90,90%. Sedangkan nilai dengan katagori
kurang sudah tidak ada lagi. sehingga semua siswa sudah memenuhi standar nilai KKM
(76). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menggunakan metode demostrasi
dengan media dua dimensi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas VI
SD Negeri 23 Kelapa.

Kata Kunci : “ Metode Demonstrasi, Media Dua Dimensi,dan Hasil Belajar.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki
kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan. Belajar
juga dapat dipandang sebagai sebuah proses elaborasi dalam upaya pencairan
makna yang dilakukan oleh individu. Proses belajar pada dasarnya dilakukan
untuk meningkatkan kemampuan dan kompetensi personal.
Setelah melakukan proses belajar, biasanya seseorang akan menjadi lebih
respek dan memiliki pemahaman yang lebih baik (sensitive) terhadap objek,
makna, dan peristiwa yang dialami. Melalui belajar, seseorang akan menjadi
lebih responsif dalam melakukan tindakan (Snelbecker, 1974).
Definisi lain yang dikemukakan oleh Gagne (1977) bahwa belajar adalah
proses perubahan tingkah laku yang meliputi perubahan kecenderungan
manusia, seperti sikap, minat, atau nilai dan perubahan kemampuannya, yakni
peningkatan kemampuan untuk melakukan berbagai jenis performance
(kinerja). Perubahan tingkah laku tersebut harus dapat bertahan selama jangka
waktu tertentu. Dengan demikian, belajar pada dasarnya dapat dipandang
sebagai suatu proses perubahan positif-kualitatif yang terjadi pada tingkah
laku siswa sebagai subjek didik akibat adanya peningkatan pengetahuan,
keterampilan, nilai, sikap, minat, apresiasi, kemampuan berpikir logis dan
kritis, kemampuan interaktif, dan kreativitas yang telah dicapainya.
Dalam proses belajar matematika, Burner (1982) menyatakan pentingnya
tekanan pada kemampuan peserta didik dalam berpikir intuitif dan analitik
akan mencerdaskan peserta didik membuat prediksi dan terampil dalam
menentukan pola (pattern) dan hubungan/keterkaitan (relations). Gerakan
matematika modern pada tahun 1950-1960 menekankan perlunya “makna
(meaning)”, terutama dari sudut pandang materi (subject masser), yaitu
pemusatan perhatian dan pemahaman (understanding). Struktur atau sistem
formal matematika lebih diutamakan untuk dipahami dari pola latihan,
pengerjaan, dan keterampilan komputasional, dengan harapan peserta didik
lebih mudah dan lebih mampu menggunakan matematika pada situasi yang
beragam.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
Pergeseran cara pandang matematika akan berpengaruh terhadap cara
penyampaian matematika kepada para siswa. Dalam pandangan pertama,
bahwa matematika sebagai “strict body of knowledge” telah meletakkan
pondasi bahwa siswa adalah “knowledge of mathematics”. Dalam kondisi
seperti ini pula matematika dipandang sebagai hal yang statis sehingga
pertumbuhan teori matematis seperti ini sangatlah lamban. Guru senantiasa
menjadi pusat perhatian karena ia harus mendemonstrasikan matematika yang
sudah siap saji dan dipandang sebagai ilmu yang sangat ketat. Guru yang
dapat mendemonstrasikan kemampuan matematika tanpa buku di depan
siswa, itulah guru yang luar biasa menurut pandangan ini. Siswa diharapkan
mampu menirukan prilaku guru terhadap matematika yang diberikannya.
Siswa yang dapat “mengkopi” dan menguasai dengan baik bagaimana guru
menguraikan bahan matematika (mathematical knowledge), itulah siswa yang
dipandang sebagai siswa yang sukses. Namun, sangat disayangkan ketika
siswa menemukan situasi lain dan kondisi lain di luar konteks yang diajarkan,
kemudian siswa menyerah dan tidak dpat melakukan proses penyelesaian
matematika.
Aliran kedua ini berpandangan bahwa matematika adalah aktivitas
kehidupan manusia (Freudenthal, 1983, 1991) atau Verschaffel dan Corte
(1996) mengistilahkannya sebagai “mathematics as human sense-making and
problem solving activity.” Pandangan-pandangan pada aliran kedua ini telah
menggeser paham bahwa matematika sebagai kumpulan konsep dan
keterampilan, ke suatu cara sedemikian sehingga perolehan matematika
hendaknya diorganisir dan keterlibatan siswa lebih aktif dalam belajar.
Karenanya, pergeseran cara pandang tersebut juga dibarengi dengan
perubahan dari “closed to open”, perubahan dari “transmission” ke
“participation”, perubahan dari “accepting” ke “questioning”, serta
perubahan dari “informative” ke “constructive”.
Pembelajaran yang berhasil ditunjukkan melalui penguasaan materi oleh
siswa, khususnya pada pelajaran Matematika. Tingkat penguasaan materi
oleh siswa biasanya dinyatakan dengan nilai dalam bentuk angka. Salah satu
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
materi yang terdapat dalam pelajaran Matematika kelas VI SD adalah
Menghitung Luas Segi Banyak Sederhana. Namun, kenyataan yang dihadapi
oleh peneliti ketika melakukan pembelajaran pokok bahasan Menghitung
Luas Segi Banyak Sederhana adalah nilai yang diperoleh masih sangat
rendah, dimana dari 24 siswa hanya 9 siswa yang mampu memperoleh nilai
>65 sedangkan 15 siswa lainnya masih memperoleh nilai < 65. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa siswa yang belum mampu memahami materi
pelajaran sebesar 62,5%. Hal ini berarti, daya serap siswa kelas VI SD Negeri
23 Kelapa terhadap mata pelajaran Matematika pokok bahasan Menghitung
Luas Segi Banyak Sederhana masih sangat rendah. Salah satu sebab siswa
tersebut tidak mampu untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru
dengan baik yaitu pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung penulis
seringkali menemukan bahwa ada sebagian siswa yang bersikap acuh tak
acuh dan enggan bertanya kepada guru maupun teman-teman yang lebih
memahami.
Berdasarkan kondisi tersebut, penulis mengadakan refleksi dan merasa
tidak puas dengan hasil pembelajaran yang diperoleh siswa. Dari
ketidakpuasan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian
tindakan kelas untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa dengan
bantuan teman sejawat dalam menganalisis masalah yang terdapat di kelas VI
materi Menghitung Luas Segi Banyak Sederhana dengan judul “Upaya
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SD Negeri 23 Kelapa Mata
Pelajaran Matematika Tentang Menghitung Luas Segi Banyak
Sederhana dengan Menerapkan Media Tiga Dimensi Melalui Metode
Cooperative Learning”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan masalah di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN 23 Kelapa Mata
Pelajaran Matematika Tentang Menghitung Luas Segi Banyak Melalui
Metode Cooperative Learning.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
apakah menerapan media tiga dimensi melalui metode cooperative learning
pada mata pelajaran Matematika tentang menghitung luas segi banyak
sederhana dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 23
Kelapa ?
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Berdasarkan latar tujuan penelitian di atas, dapat dirumuskan manfaat
penelitian, yaitu:
1. Bagi Siswa
Bagi siswa, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat diberikan
dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Proses belajar mengajar pengetahuan alam tidak lagi monoton
b. Ditemukan strategi pembelajaran yang tepat tidak konvensional, tetapi
bersifat variatif.
c. Keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas mandiri maupun kelompok
meningkat.
d. Keberanian siswa mengungkapkan ide, pendapat, pertanyaan dan saran
meningkat.
e. Kualitas pembelajaran pengetahuan alam meningkat.
f. Hasil belajar pengetahuan alam meningkat.
2. Bagi Guru
Secara lebih khusus, kontribusi manfaat yang diharapkan dapat
diberikan dari hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan
dengan berlandaskan kaidah PTK ini adalah:
a. Membantu guru memperbaiki kualitas pembelajarannya;
b. Meningkatkan profesionalitas guru;
c. Meningkatkan rasa percaya diri guru;
d. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
3. Bagi Sekolah
Hasil tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan
berlandaskan kaidah PTK ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
yang positif terhadap kemajuan sekolah, yang antara lain tercermin pada:
a. Memberi sumbangan yang berharga bagi lembaga bahwa penelitian
yang dilakukan dapat dijadikan sebagai alat bantu pembelajaran
b. Mempertinggi mutu belajar mengajar.
A. Pembelajaran Matematika SD
Gerakan atau reformasi untuk memperbaiki matematika di sekolah selalu
terjadi dan mengalir dari waktu ke waktu. Isi, metode pembelajaran, urutan
pembelajaran, dan cara evaluasi pembelajaran dimodifikasi, direformasi, dan
direstrukturisasi. Tiga faktor utama yang melandasi gerakan perubahan adalah
keberadaan dan pertimbangan teori-teori belajar, psikologi belajar, dan
filsafat pendidikan. Ketiganya memberi warna dan arah perubahan terutama
dalam memandang dan melaksanakan pembelajaran, dan memposisikan guru
dan peserta didik.
Pembelajaran matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang
dipelajari. Salah satu komponen yang menentukan strategi pembelajaran
matematika, yang sesuai dengan : topik yang sedang dibicarakan, tingkat
perkembangan intelektual peserta didik, prinsip dan teori belajar, keterlibatan
aktif peserta didik, keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari,
perkembangan dan pemahaman penalaran matematis.
Bertahun-tahun bahkan berpuluh-puluh tahun para ahli telah
mengusahakan agar matematika dapat dikuasai dengan baik oleh siswa.
Namun, hasilnya masih menunjukkan bahwa tidak banyak siswa yang
menyukai matematika dari setiap kelasnya. Meskipun kadang-kadang
menjadi suatu kebanggaan bagi guru matematika karena pelajaran yang
dipegangnya sangat bergengsi sehingga menyebabkan tidak banyak siswa
yang dapat lulus dari pelajaran ini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
Kebanggaan yang demikian masih melekat pada sejumlah guru, meskipun
tidak ada data yang medukung pernyataan ini. Kadang-kadang guru
matematika masih enggan untuk menerima ide-ide atau gagasan pembeharuan
dalam pembelajaran matematika. Mereka masih memilih strategi yang telah
melekat dalam kurun waktu yang cukup lama sejalan dengan pengalaman
guru mengajar, bahkan telah menjadi suatu keyakinan yang relatif sulit untuk
diubah.
Pergeseran pandangan terhadap matematika akhir-akhir ini sudah terjadi
hampir di setiap negara. Dari pandangan yang semula matematika dipandang
sebagai ilmu pengetahuan yang ketat dan terstruktur secara rapi ke pandangan
bahwa matematika adalah aktivitas kehidupan manusia. Hal ini berpengaruh
terhadap cara memperolehnya, yaitu dari penyampaian rumus-rumus, definisi,
aturan, hukum, konsep, prosedur, dan algoritma, menjadi penyampaian
konsep-konsep matematika melalui konteks yang bermakna dan yang berguna
bagi siswa maupun bagi kehidupan pada umumnya. Hal ini akan mendorong
bahwa matematika terkait erat dengan kehidupan sehari-hari sehingga dengan
segera siswa akan mampu menerapkan matematika dalam konteks yang
berguna bagi siswa dalam dunia kehidupannya maupun dalam dunia kerja
kelak.
B. Hakikat Belajar
Pengertian belajar menurut Gagne dalam bukunya The Conditions of
Learning 1977, belajar merupakan sejenis perubahan yang diperlihatkan
dalam perubahan tingkah laku, yang keadaaannya berbeda dari sebelum
individu berada dalam situasi belajar dan sesudah melakukan tindakan yang
serupa itu. Perubahan terjadi akibat adanya suatu pengalaman atau latihan.
Berbeda dengan perubahan serta-merta akibat refleks atau perilaku yang
bersifat naluriah.
C. Ciri Belajar
Banyak pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli terdapat
tiga atribut pokok (ciri utama) belajar, yaitu : proses, perubahan perilaku dan
pengalaman
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
1. Proses
Belajar adalah proses mental dan emosional atau proses berpikir dan
merasakan. Seseorang dikatakan belajar bila pikiran dan perasaanya
aktif. Aktivitas pikiran dan perasaan itu sendiri tidak dapat diamati
orang lain, akan tetapi terasa oleh yang bersangkutan ( orang yang
sedang belajar itu ). Guru tidaka dapat melihat aktivitas pikiran dan
perasaan siswa. Yang dapat diamati gutu ialah manisfestasinya, yaitu
kegiatan siswa sebagai akibat adanya aktivitas pikiran dan perasaan
pada diri siswa tersebut.
2. Perubahan perilaku
Hasil belajar berupa perubahan perilaku atau tingkah laku. Seseorang
yang belajar akan berubah atau bertambah perilakunya, baik yang
berupa pengetahuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai ( sikap ).
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar ialah perubahan yang
dihasill\kan dari pengalaman ( interaksi dengan lingkungan ), tempat
proses mental dan emosional terjadi. Perubahan perilaku sebagai hasil
belajar dikelompokkan ke dalam tiga ranah ( kawasan ) yaitu :
pengetahuan (kognitif), keterampilah (psikomotorik), dan penguasaan
nilai-nilai atau sikap (afektif).
3. Pengalaman
Belajar adalah mengalami, dalam arti belajar terjadi di dalam interaksi
antara individu dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial.Lingkungan pembelajaran yang baik adalah
lingkungan yang memicu dan menantang siswa belajar. Guru yang
mengajar tanpa menggunakan alat peraga, apalagi di kelas rendah
kurang memicu siswa belajar lebih giat.
Belajar dapat melalui pengalaman langsung dan melalui pengalaman
tidak lansung. Belajar melalui pengalaman langsung, siswa belajar
dengan melakukan sendiri atau dengan menhalaminya sendiri. Akan
tetapi bila siswa mengetahui karena membaca buku atu mendengarkan

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
penjelasan guru, maka disebut belajar melalui pengalaman tidak
langsung.
D. Tahap Perkembangan Belajar Anak Sekolah Dasar
Tahap perkembangan tingkah laku belajar siswa Sekolah Dasar sangat
dipengaruhi oleh aspek-aspek dari dalam dirinya dan lingkungan yang ada di
sekitarnya. Kedua hali tersebut tidak mungkin dipisahkan karena memang
proses belajar terjadi dalam konteks interaksi diri siswa dengan
lingkungannya. Menurut Piaget (1950) Setiap anak memiliki cara tersendiri
dalam menginterpretasikan dan beradaptasi dengan lingkungannya ( teori
kognitif). Setiap anak schemata, yaitu sistem konsep yang ada dalam pikiran
sebagai hasil pemahamanterhadap objek yang ada dalam lingkungannya.
Pemahaman tentangobjek tersebut berlangsung melalui proses asimilasi,yaitu
menghubungkan objek dengan konsep yang sudah ada dalam pikiran anak
dan akomodasi, yaitu proses memanfaatkan konsep-konsep dalam pikirannya
untuk menafsirkan objek yang dilihatnya.
Kecenderungan belajar anak usia Sekolah Dasar memiliki tiga ciri yaitu :
konkret, integratif dan hierarkis.
Konkret mengandung makna proses belajar beranjak dari hal-hal yang
konkret yakni yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan diotak-atik
dengan titik penekanan pada pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar
yangdapat dioptimalkan untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran
yang berkualitas bagi anak usia sekolah dasar. Pemanfaatan lingkungan akan
menghasilkan proses dan hasil belajar lebih bermakna dan bernilai, sebab
siswa dihadapkandengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya. Keadaan
yang dialami sehingga lebih nyata, lebih faktual, lebih bermakna dan
kebenarannya lebih dapat dipertanggungjawabkan.
Integratif berarti memandang sesuatu yang dipelajari sebagai suatu keutuhan
dan terpadu, berbagai disiplin ilmu dikaitkan menjadi pengalaman belajar
yang bermakna.
Hierakis berarti berkembang secara bertahap mulai dari hal-hal yang
sederhana ke hal-hal yang lebih kompleks.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
E. Metode Pembelajaran

Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan


yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan
oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai setelah pelajaran berakhir. Djamarah (1991, dalam Djamarah dan
Zain, 2002) mengungkapkan seorang guru tidak akan dapat melaksanakan
tugasnya bila dia tidak menguasai satu pun metode mengajar yang telah
dirumuskan dan dikemukakan para ahli psikologi dan pendidikan.
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya
guru gunakan untuk bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan
baik dan sistematis.
Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan adalah
bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Metode
mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan kelas bukanlah
asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan
perumusan tujuan pembelajaran.
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru tidak harus terpaku dengan
menggunakan satu metode, tetapi guru sebaiknya menggunakan metode
bervariasi agar jalannya pengajaran tidak membosankan, tetapi menarik
perhatian anak didik. Tetapi juga penggunaan metode yang bervariasi tidak
akan menguntungkan kegiatan belajar mengajar bila penggunaannya tidak
tepat dan sesuai dengan situasi yang mendukungnya dan dengan kondisi
psikologis anak didik. Oleh karena itu, disinilah kompetensi guru diperlukan
dalam pemilihan metode yang tepat. Prof. Dr. Winarno Surakhmad, M.Sc.
Ed, mengemukakan lima macam faktor yang mempengaruhi penggunaan
metode mengajar sebagai berikut:

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
1. Tujuan yang berbagai-bagai jenis dan fungsinya
2. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya
3. Situasi yang berbagai-bagai keadaannya
4. Fasilitas yang berbagai-bagai keadaannya
5. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.
F. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang menyajikan


bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau cara
melakukan sesuatu sehingga dapat memperlajarinya secara proses.
Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran disesuaikan dengan
topik dan tujuan pembelajaran yang akan dicapainya.
1. Karakteristik
Metode mengajar demonstrasi hakikatnya untuk menyamaikan
embelajaran ada siswa dalam penguasaan proses objek tertentu. Metode
mengajar demonstrasi juga identik dengan metode mengajar modeling.
Dalam pelaksanaan metode mengajar demonstrasi, selain guru yang
akan menjadi model juga dapat mendatangkan nara sumber yang akan
mendemonstrasikan objek materi pelajaran, dengan syarat harus
menguasai bahan materi yang didemonstrasikan, serta mengutamakan
aktivitas siswa untuk melakukan demonstrasi tersebut. Dalam
demonstrasi cenderung bahan dan situasi yang digunakan adalah objek
yang sebenarnya.
2. Prosedur
Prosedur metode demonstrasi yang haru dilakukan dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam
pembelajaran
b. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan didimonstrasikan.
c. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan
dari siswa

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
d. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan latihan ) terhadap hasil
demonstrasi
e. Kesimpulan
3. Prasyarat untuk Mengoptimalkan Pembelajaran Demonstrasi
Kemampuan guru yang perlu diperhatikan dalam menunjukkan
keberhasilan demonstrasi, diantaranya adalah (1) mampu secara proses
dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topk yang dipraktikkan; (
2 ) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh; (
3 ) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan; ( 4 ) mampu
melaksanakan penilaian proses.
Kondisi dan kemampuan siswa yang harus diperhatikan untuk
menunjang demonstrasi, diantaranya adalah: (1) siswa memiliki
motivasi, perhatian, dan minat terhadap topik yang akan
didemonstrasikan; (2) memahami tentang tujuan/ maksud yang akan
didemostrasikan; (3) mampu mengamati proses yang didemonstrasikan;
(4) mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam
demostrasi .
4. Keunggulan
Keunggulan implementasi metode mengajar demonstrasi dapat dicapai
apabila kondisi pembelajaran diciptakan secara efektif di antaranya
keunggulan tersebut adalah:
a. Siswa dapat memahami bahwa pelajaran sesuai dengan objek yang
sebenarnya;
b. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa;
c. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis;
d. Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek;
e. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.

5. Kelemahan
Kelemahan atau kendala-kendala yang kemungkinan perlu diantisipasi
oleh guru jika akan menerapkan metodi demonstrasi adalah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
a. Hanya dapat menimbulkan cara berpikir yang konkret saja
b. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur maka
demonstrasi tidak efektif
c. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya
d. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan
praktik yang didemonstrasikan.
G. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar
mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau keterampilan
pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.
2. Fungsi Media Pembelajaran
Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang pembelajaran dengan:
a. Menghadirkan obyek sebenarnya atau obyek yang langkah
b. Membuat duplikasi dari obyek yang sebenarnya
c. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret
d. Memberi kesamaan persepsi
e. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak
f. Menyajikan ulang informasi secara konsisten
g. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai dan menarik.
H. Macam Benda Dua Dimensi

Media dua dimensi adalah sebutan umum untuk alat peraga yang hanya
memiliki ukuran panjang dan lebar yang berada pada satu bidang datar.
Media dua dimensi memiliki ciri-ciri dimana media ini hanya dapat dilihat
dari bagian depannya saja dan tidak menampilkan unsur audio dan motion.
Hal ini tentunya berbeda dengan media tiga dimensi, dimana media tiga
dimensi tidak hanya dapat dilihat dari depan saja, akan tetapi bisa dilihat dari
berbagai sisi.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com
Media dua dimensi merupakan media yang sering dipergunakanan dalam
kegiatan proses belajar mengajar karena disamping media dua dimensi
bentuknya sederhana, harganyapun cukup ekonomis, bahan-bahan media dua
dimensi mudah diperoleh, tanpa memerlukan peralatan khusus dan mudah
penempatannya atau dengan kata lain media dua dimensi tidak memerlukan
tempat yang husus.

I. Hasil Belajar

Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha ;(Dedy
Sugono, 2008:528). Sedangkan belajar sebagaimana telah diuraikan di atas
adalah proses perubahan tingkah laku, sehingga hasil belajar dapat diartikan
sebagai sesuatu yang diadakan oleh usaha merubah tingkahlaku.

Hasil belajar sering orang menyebutnya prestasi belajar. Menurut Winkel,


prestasi adalah bukti keberhasilan usaha yang dicapai (Winkel, 1986 :162)

Untuk Melihat Karil Lengkap, silahkan klik link dibawah ini :

Karil UT PGSD
atau buka situs :
www.soalut.com

www.soalut.com/2018/05/soal-ujian-ut-pgsd.html

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Soal Ujian UT PGSD
www.soalut.com

Anda mungkin juga menyukai