Anda di halaman 1dari 17

PERTEMUAN 3

DISTRIBUSI FREKUENSI

=======================================================================
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan kepada para pengguna mampu:
Memahami pengertian distribusi dan dapat menyusun tabel distribusi frekuensi tunggal
maupun data berkelompok. Adapun materi yang dibahas meliputi:
1. Pengertian Distribusi
2. Penggunaan Tally/Turus
3. Distribusi Frekuensi Tunggal
4. Distribusi Frekuensi Berkelompok
5. Istilah Dalam Distribusi Kelompok
6. Jumlah Kelas
7. Lebar Kelas
8. Batas Kelas Bawah Dan Batas Kelas Atas
9. Batas Nyata Kelas
10. Titik Tengah
11. Distribusi Frekuensi Tunggal Meningkat Dari Bawah
12. Distribusi Frekuensi Tunggal Menurun Dari Atas
13. Distribusi Frekuensi Kelompok Meningkat Dari Bawah
14. Distribusi Frekuensi Kelompok Menurun dari Atas
15. Relative Frekuensi

===============================================================

1
A. PENGERTIAN DISTRIBUSI
Ketika Anda memiliki sejumlah besar data, Anda perlu menyusunnya data tersebut dengan
cara yang logis. Anda perlu menyusunnya data sehingga Anda dapat menganalisis seberapa
sering setiap nilai muncul dalam set tersebut. Hal yang anda dilakukan dengan membuat
tabel frekuensi yang dikenal sebagai tabel distribusi frekuensi. Dean and Illowsky
(2018:40).
Mahbobi (2015:7) menyatakan bahwa langkah pertama untuk mengubah data menjadi
informasi adalah dengan membuat tabel distribusi. Cara paling kuno untuk menyajikan
distribusi adalah dengan cara mendata, dalam satu kolom setiap nilai yang muncul pada
populasi, dan pada kolom berikutnya dicantumkan berapa kali terjadi hal tersebut.
Biasanya dalam membuat daftar nilai dimulai dari nilai terendah ke nilai tertinggi.

B. PENGGUNAAN TALLY/TURUS

Tabel. 3.1.
Data Nilai Statistik
58 89 87 94 97 61 62 70
60 93 53 59 77 85 77 63
100 89 95 60 88 60 84 57
56 82 89 69 60 75 92 99
61 72 84 89 79 72 87 79
70 89 52 94 99 90 71 95
100 92 65 79 80 90 60 65
87 87 61 68 89 70 96 67

Untuk lebih memudahkan penyusunan data statsistik yang cukup banyak dan beragam
angkanya, maka perlu memindahkan data angka tersebut dengan menggunakan Turus
(Tally). Turus atau tally adalah garis miring gunanya untuk memudahkan perhitungan data
yang cukup banyak. Misalkan berapa anak yang mendapatkan nilai 70? Dengan
menggunakan Turus akan membantu Anda dalam menjawab pertanyaan-pertayaan
tersebut. Caranya adalah buatlah format tabel seperti Tabel. 3.2. dengan mengurutkan dari
angka yang nilainya paling kecil (52) sampai dengan angka yang nilainya paling besar
(100).

2
Tabel. 3.2.
Tabel Turus/Tally Nilai Statistik
X turus X turus X turus X turus
52 I 63 I 77 II 90 II
53 I 65 II 79 III 92 II
56 I 67 I 80 I 93 I
57 I 68 I 82 I 94 II
58 I 69 I 84 II 95 II
59 I 70 III 85 I 96 I
60 IIII 71 I 87 III 97 I
61 III 72 II 88 I 99 II
62 I 75 I 89 IIII I 100 II

Data yang relative banyak sebaiknya menggunakan bantuan tally atau turus yang akan
mempermudah kita dalam menghitung jumlah dan frekuensi dari masing-masing angka.
Setelah penggunaan tally selesai, jumlah tally dapat diganti dengan angka, karena
penggunaan tally hanya untuk perhitungan di balik layar saja dan tidak digunakan dalam
analisis data.

C. DISTRIBUSI FREKUENSI
Distribusi frekuensi adalah susunan data yang berupa angka yang diurutkan berdasarkan
besarnya. Susunan data angka tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
Dalam susunan data tersebut menunjukkan penyebaran skor yang merupakan frekuensinya.
Penyusunan data ke dalam tabel distribusi frekuensi bertujuan untuk meringkas dan
menyajikan data untuk keperluan analisis. Ada dua bentuk distribusi frekuensi yaitu
distribusi frekuensi tunggal dan distribusi frekuensi bergolong atau kelompok (Setyo:
2017;19).

D. DISTRIBUSI FREKUENSI TUNGGAL


Data tunggal seringkali dinyatakan dalam bentuk daftar bilangan, namun kadangkala
dinyatakan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Tabel distribusi frekuensi tunggal
digunakan untuk menyusun data yang relatif sedikit. Sedangkan data yang relatif panjang
sebaiknya mengunakan distribusi frekuensi berkelompok. Kita hadirkan kembali Tabel.
3.1. data nilai statistik.

3
Tabel. 3.1.
Data Nilai Statistik
58 89 87 94 97 61 62 70
60 93 53 59 77 85 77 63
100 89 95 60 88 60 84 57
56 82 89 69 60 75 92 99
61 72 84 89 79 72 87 79
70 89 52 94 99 90 71 95
100 92 65 79 80 90 60 65
87 87 61 68 89 70 96 67

Pada data tersebut, kita belum memperoleh informasi apapun. Informasi sementara yang
kita dapatkan hanyalah deretan angka atau nilai statistik mahasiswa. Sekarang perhatikan
Tabel. 3.3 tentang Tabel Distribusi Tunggal Nilai Statistik setelah menggunakan tally di
dapatkan urutan nilai dan berapa kali nilai tersebut muncul (frekuensi) dengan demikian
kita dapat memberikan beberapa informasi yang kita perlukan untuk kita analisis.
Tabel. 3.3.
Tabel Distribusi Tunggal Nilai Statistik
𝐗 f 𝐗 f 𝐗 F 𝐗 f
1 2 1 2 1 2 1 2
52 1 63 1 77 2 90 2
53 1 65 2 79 3 92 2
56 1 67 1 80 1 93 1
57 1 68 1 82 1 94 2
58 1 69 1 84 2 95 2
59 1 70 3 85 1 96 1
60 5 71 1 87 4 97 1
61 3 72 2 88 1 99 2
62 1 75 1 89 6 100 2

Istilah “Distribusi” digunakan dalam statistik untuk menunjukkan adanya penyebaran


nilai-nilai dengan jumlah orang yang mendapat nilai tersebut. Selanjutnya istilah
“Tunggal” menunjukkan tidak adanya pengelompokkan nilai-nilai variabel dalam kolom
pertama atau (X). Contoh distribusi tunggal seperti pada Tabel. 3.3.

4
E. DISTRIBUSI FREKUENSI BERKELOMPOK
Seperti yang sudah di jelaskan diatas bahwa data yang relatif panjang sebaiknya
mengunakan distribusi frekuensi berkelompok. Tabel distribusi frekuensi bergolong
/berkelompok digunakan untuk menyusun data yang memiliki kuantitas yang besar dengan
mengelompokkan ke dalam interval-interval kelas yang sama panjang.

Istilah-Istilah Dalam Distribusi Frekuensi Kelompok


Istilah-istilah yang banyak digunakan dalam pembahasan distribusi frekuensi bergolong
atau berkelompok yaitu: a). Jumlah Kelas, b). Lebar Kelas, c). Batas Kelas, e). Batas Nyata
Kelas, dan f). Titik Tengah. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing istilah dalam
distribusi frekuensi kelompok. Perhatikan kembali Tabel. 3.1.
Tabel. 3.1.
Data Nilai Statistik
58 89 87 94 97 61 62 70
60 93 56 59 77 85 77 63
100 89 95 60 88 60 84 57
56 82 89 69 60 75 92 99
61 72 84 89 79 72 87 79
70 89 56 94 99 90 71 95
100 92 65 79 80 90 60 65
87 87 61 68 89 70 96 67

Dalam Tabel tersebut diketahui:


N = 64
Nilai terkecil = 56
Nilai terbesar = 100

1. JUMLAH KELAS
Rumus 1. Menentukan jumlah kelas
Rumus Keterangan

K = 1 + 3.33 log N K = Jumlah kelas


N = Banyaknya data observasi

K = 1 + 3.3 log N
K = 1 + 3.3 log 64

5
K = 1 + 3.3 (1.806)
K = 1 + 5.960
K = 6.960 ≈ 7
Jumlah kelas = 7

2. LEBAR KELAS (Lebar Interval)


Rumus 1. Menentukan lebar kelas (interval kelas)
Rumus Keterangan
(R + 1) Ci = interval kelas (lebar kelas)
C𝑖 = R = selisih nilai data tertinggi – data terendah (range)
K
K = Jumlah kelas

Rumus Keterangan
R = Total Range
R =H−L+1 H = Nilai Tertinggi
L = Nilai Terendah
1 = Bilangan Konstan.
Sumber : Anas (2014;52), dan Tulus (2004;25)
(R + 1)
C𝑖 =
K
(100 − 52) + 1
C𝑖 =
7
48 + 1
C𝑖 =
7
49
C𝑖 = =7
7
Lebar Kelas = 7
Jadi, apabila jumlah interval kelas = 7, maka data tersebut mempunyai lebar kelas = 7.
Tabel. 3.4.
Jumlah Kelas 7 dan Lebar Kelas 7
X Interval Kelas (i) 𝐟
94 – 100 Kelas ke 1 10
87 – 93 Kelas ke 2 16
80 – 86 Kelas ke 3 5
73 – 79 Kelas ke 4 6
66 – 72 Kelas ke 5 9
59 – 65 Kelas ke 6 13
52 – 58 Kelas ke 7 5

6
Perhatikan Tabel. 3.4. Tiap-tiap kelompok nilai sering disebut dengan interval kelas
atau interval atau kelas saja. Interval kelas biasa dilambangkan dengan huruf (i).
Tabel. 3.4. Data skor statistik memuat 7 interval kelas. yaitu:
52 – 58 →Interval kelas 1.
94 – 100 →Interval kelas ke 7. Dll
Perhatikanlah Tabel. 3.5. anggota Lebar Kelas 7 di buat kesamping agar lebih
memudahkan pemahaman para pembaca mengenai keberadaan anggota dalam lebar
kelasnya.
Tabel 3.5.
Anggota Lebar Kelas
Interval Lebar
Anggota Lebar Kelas
Kelas Kelas
1 94 - 100 94, 95, 96, 97, 99, 100.
2 87 - 93 87, 88, 89, 90, 92, 93.
3 80 - 86 80, 82, 84, 85.
4 73 - 79 75, 77, 79.
5 66 - 72 67, 68, 69, 70, 71, 72.
6 59 - 65 59, 60, 61, 62, 63, 65.
7 52 - 58 52, 53, 56, 57, 58.

Pada Tabel. 3.6. merupakan anggota dari Distribusi Frekuensi Nilai Statistik, mohon
pembaca dapat membedakan dengan anggota lebar kelas pada Tabel. 3.7.

Tabel. 3.6.
Distribusi Frekuensi Nilai Statistik
Interval Lebar Total
FREKUENSI
Kelas Kelas
1 94 - 100 94, 94, 95, 95, 96, 97, 99, 99, 100, 100. 10
2 87 - 93 87, 87, 87, 87, 88, 89, 89, 89, 89, 89, 89, 90, 90, 92, 92, 93. 16
3 80 - 86 80, 82, 84, 84, 85. 5
4 73 - 79 75, 77, 77, 79, 79, 79. 6
5 66 - 72 67, 68, 69, 70, 70, 70, 71, 72, 72. 9
6 59 - 65 59, 60, 60, 60, 60, 60, 61, 61, 61, 62, 63, 65, 65. 13
7 52 - 58 52, 53, 56, 57, 58. 5

7
3. BATAS KELAS BAWAH DAN BATAS KELAS ATAS
Batas kelas terbagi menjadi dua yaitu Batas Kelas Bawah dan Batas Kelas Atas.
Perhatikan Tabel. 3.7. Pada interval nilai 7 terdapat kelompok nilai (52 - 58), nilai 52
adalah batas bawah sedangkan nilai 58 adalah batas atas. Jadi kesimpulannya, nilai
sebelah kiri merupakan Batas Bawah yang terdiri dari nilai 52, 59, 66, 73, 80, 87 dan
94 dari tiap-tiap kelas, sedangkan nilai sebelah kanan merupakan Batas Atas terdiri
dari nilai 58, 65, 72, 79, 86, 93, dan 100 dari tiap-tiap kelas.

Tabel 3.7.
Batas Kelas
i Interval Nilai Batas Bawah Batas Atas 𝐟
7 94 - 100 94 Batas Bawah 100 Batas atas 10
6 87 - 93 87 Batas Bawah 93 Batas atas 16
5 80 - 86 80 Batas Bawah 86 Batas atas 5
4 73 - 79 73 Batas Bawah 79 Batas atas 6
3 66 - 72 66 Batas Bawah 72 Batas atas 9
2 59 - 65 59 Batas Bawah 65 Batas atas 13
1 52 - 58 52 Batas Bawah 58 Batas atas 5
∑ = 64

Untuk lebih jelas perhatikan Gambar. 3.1. sebagi berikut.

Gambar. 3.1. Batas Bawah dan Batas Atas

4. BATAS NYATA KELAS


Apabila kita diperhatikan pada Gambar. 3.1. terdapat garis terputus atau “batas semu”
antara interval nilai ke 1 ke interval nilai ke 2, begitu juga interval nilai ke 2 ke interval
nilai 3, demikian juga interval nilai ke 3 ke interval nilai ke 4 dan seterusnya. Untuk itu
diperlukan angka yang dapat menghubungkan atau menyambungkan antar interval
nilai tersebut. Adapun rumus untuk mencari batas nyata adalah: batas bawah dikurangi
0.5 dan batas atas ditambah 0.5.

8
Rumus mencari Batas Nyata Kelas
Jenis Rumus Batas Nyata

Batas Nyata Kelas batas bawah – 0.5


batas atas + 0.5

Batas nyata kelas terbagi menjadi dua yaitu Batas Bawah Nyata dan Batas Atas
Nyata. Perhatikan Tabel. 3.8.
1. Pada interval 1 (52 - 58). Angka 52 adalah batas bawah dikurangi 0.5 = 51.5 (batas
bawah nyata), sedangkan angka 58 adalah batas atas ditambah 0.5 = 58.5 (batas
atas nyata).
2. Pada interval 2 (59 - 65). Angka 59 adalah batas bawah dikurangi 0.5 = 58.5 (batas
bawah nyata), sedangkan angka 65 adalah batas atas ditambah 0.5 = 65.5 (batas
atas nyata). dll
3. Sehingga angka 51.5, 58.5, 65.5, 72.5, 79.5, 86.5 dan 93.5 merupakan batas atas
nyata.
Tabel 3.8.
Batas Nyata Kelas
i Interval Kelas Batas Bawah Nyata Batas Atas Nyata 𝐟
7 94 - 100 94 – 0.5 = 93.5 100 + 0.5 = 100.5 10
6 87 - 93 87 – 0.5 = 86.5 93 + 0.5 = 93.5 16
5 80 - 86 80 – 0.5 = 79.5 86 + 0.5 = 86.5 5
4 73 - 79 73 – 0.5 = 72.5 79 + 0.5 = 79.5 6
3 66 - 72 66 – 0.5 = 65.5 72 + 0.5 = 72.5 9
2 59 - 65 59 – 0.5 = 58.5 65 + 0.5 = 65.5 13
1 52 - 58 52 – 0.5 = 51.5 58 + 0.5 = 58.5 5
∑ = 64

Perhatikan gambar. 3.2. diantara angka 58 dan angka 59 terdapat angka 58.8, diantara
angka 65 dan angka 66 terdapat angka 65.5) dll. Dengan demikian, angka 58.5, 65.5,
72.5, 79.5, 86.5, dan 93.5 disebut dengan Batas Nyata.

9
Gambar. 3.2. Batas Nyata Kelas

Batas nyata dapat berfungsi ganda Perhatikan gambar. 3.2. contoh:


1. Angka 58.5 dapat berfungsi sebagai batas atas nyata pada interval 1 (52-58),
tetapi dapat berfungsi pula pada batas nyata bawah pada interval ke 2 (59-65).
2. Angka 65.5 dapat berfungsi sebagai batas atas nyata pada interval 2 (59-65),
tetapi dapat berfungsi pula pada batas nyata bawah pada interval ke 3 (66-72).dll.

5. TITIK TENGAH
Titik tengah biasa dilambangkan dengan (X) dalam distribusi frekuensi berkelompok
sangat diperlukan untuk mewakili interval nilai. Misalkan nilai interval (42-46) harus
ada nilai tengah atau titik tengah yang dapat mewakili nilai tersebut. nilai tengah atau
titik tengah adalah nilai yang membagi sama rata suatu nilai: untuk itu diperlukan
rumus untuk mencari titik tengah sebagai berikut:
Rumus mencari Titik Tengah
Jenis Rumus Lebar Kelas

Titik Tengah ½ (batas atas + batas bawah)

Tabel. 3.9.
Titik Tengah
i 𝐈𝐧𝐭𝐞𝐫𝐯𝐚𝐥 𝐍𝐢𝐥𝐚𝐢 F
1 94 - 100 10
2 87 - 93 16
3 80 - 86 5
4 73 - 79 6
5 66 - 72 9
6 59 - 65 13
7 52 - 58 5

10
Perhatikan Tabel. 3.9. di bawah: titik tengah kelas ke tiga adalah (80 - 86), maka titik
tengahnya adalah:
80 + 86
X=
2
166
X=
2
X = 83
Jadi titik tengah dari (80 - 86) adalah 83
Hasil perhitungan lengkap titik tengah pada Tabel. 3.10.
Tabel. 3.10.
Distribusi Frekuensi Berkelompok
i Lebar Kelas Titik Tengah (X) f
1 94 - 100 ½ (94+ 100) = 97 10
2 87 – 93 ½ (87 + 93) = 90 16
3 80 – 86 ½ (80 + 86) = 83 5
4 73 – 79 ½ (73 + 79) = 76 6
5 66 – 72 ½ (66 + 72) = 69 9
6 59 – 65 ½ (59 + 65) = 62 13
7 52 – 58 ½ (52 + 58) = 55 5

6. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF TUNGGAL MENINGKAT DARI


BAWAH

Penyusunan tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Meningkat dari bawah pada dasarnya
sama dengan penyusunan tabel Distribusi Frekuensi tunggal. Bedanya kita perlu
menambahkan 1 kolom untuk memuat data frekuensi meningkat dari bawah. Frekuensi
meningkat bisa disebut dengan huruf (fkb) singkatan dari frekuensi kumulatif bawah.
Distribusi Frekuensi Tunggal Meningkat dari bawah dapat dilihat pada Tabel. 3.11.
Tabel. 3.11.
Frekuensi Kumulatif Bawah
Nilai (x) (𝐟) Fkb
10 3 20
9 2 17
8 2 15
7 3 13
6 2 10
5 4 8
4 2 4
3 2 2
∑=20

11
Penjelasan Tabel. 3.11. Frekuensi meningkat dari bawah diperoleh dengan
menjumlahkan secara meningkat frekuensi-frekuensi yang ada di kolom kedua.
a. Angka 8 pada kolom fkb, diperoleh dari kolom f (2 + 2 + 4) = 8.
b. Angka 13 pada kolom fkb, diperoleh dari kolom f (2 + 2 + 4 + 2 + 3) = 13. dll
Jumlah frekuensi meningkat harus sama dengan jumlah N (numbers), yaitu 64.

7. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF TUNGGAL MENURUN DARI


ATAS

Penyusunan tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Menurun dari atas pada dasarnya sama
dengan penyusunan tabel distribusi frekuensi Tunggal. Bedanya kita perlu
menambahkan 1 kolom untuk memuat data frekuensi menurun dari atas (fka) yang
merupakan singkatan dari frekuensi kumulatif atas. Distribusi frekuensi tunggal
menurun dari atas dapat dilihat pada Tabel. 3.12.
Tabel. 3.12.
Frekuensi Kumulatif Atas.
Nilai (x) (𝐟) fka
10 3 3
9 2 5
8 2 7
7 3 10
6 2 12
5 4 16
4 2 18
3 2 20
∑=20

Penjelasan Tabel. 3.12. Frekuensi menurun dari atas diperoleh dengan menjumlahkan
ke bawah frekuensi yang ada di kolom kedua.
a. Nilai 8, fka = 7 diperoleh dari kolom f (3 + 2 + 2) = 7.
b. Nilai 6, fka = 12 diperoleh dari kolom f (3 + 2 + 2 + 3 + 2) = 12. dll
Jumlah frekuensi ke bawah harus sama dengan jumlah N (numbers), yaitu 64.
Apa gunanya membuat tabel frekuensi ke bawah dari atas? gunanya untuk mengetahui
berapa jumlah mahasiswa yang memperoleh “nilai tertentu ke atas”.

12
Interpretasi Distribusi Frekuensi Tunggal F, Fkb, Dan Fka.
Setelah kita memperoleh angka-angka untuk fkb (Tabel. 3.11) dan fka (Tabel. 3.12),
tugas selanjutnya adalah menginterpretasikan angka-angka tersebut. Perhatikan tabel.
3.13 yang merupakan rangkuman dari data fkb dan fka.
Tabel. 3.13.
Rangkuman f, fkb, dan fka
Nilai (X) f Fkb fka
10 3 20 3
9 2 17 5
8 2 15 7
7 3 13 10
6 2 10 12
5 4 8 16
4 2 4 18
3 2 2 20
∑f 20

Contoh:
a. Nilai UAS 8, ditemukan frekuensi (f) = 2 artinya, hanya terdapat 2 orang yang
mendapatkan nilai 8.
b. Nilai 8, frekuensi kumulatif bawah (fkb) = 15 artinya, hanya terdapat 15 orang yang
mendapatkan nilai 8 ke bawah
c. Nilai 8, frekuensi kumulatif atas (fka) = 7 artinya, hanya terdapat 7 orang yang
mendapatkan nilai 7 ke atas.

8. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF BERKELOMPOK MENINGKAT


DARI BAWAH

Penyusunan tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Meningkat dari bawah pada dasarnya
sama dengan penyusunan tabel distribusi frekuensi Tunggal. Bedanya kita perlu
menambahkan 1 kolom untuk memuat data frekuensi meningkat dari bawah (fkb) yang
merupakan singkatan dari frekuensi kumulatif bawah. Distribusi frekuensi tunggal
meningkat dari bawah dapat dilihat pada Tabel. 3.14

13
Tabel. 3.14.
Frekuensi Kumulatif Bawah (fkb)
i Lebar Kelas F fkb
1 94 - 100 10 64
2 87 - 93 16 54
3 80 - 86 5 38
4 73 - 79 6 33
5 66 - 72 9 27
6 59 - 65 13 18
7 52 - 58 5 5
∑f 64

Penjelasan Tabel. 3.14. Frekuensi meningkat dari bawah diperoleh dengan


menjumlahkan secara meningkat dari bawah frekuensi-frekuensi yang ada di kolom
frekuensi. Misalkan:
1. Nilai 59 - 65, fkb = 18 diperoleh dari kolom f (5 + 13 ) = 18.
2. Nilai 66 - 72, angka 27 diperoleh dari kolom f (5 + 13 + 9) = 27. dll
Jumlah frekuensi meningkat harus sama dengan jumlah N (numbers), pada Tabel 2.19.
jumlah frekuensi meningkat dari bawah adalah 64 sama dengan jumlah N = 64.

9. DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF BERKELOMPOK MENURUN


DARI ATAS

Penyusunan tabel Distribusi Frekuensi Kelompok Menurun Dari Atas pada dasarnya
sama dengan penyusunan tabel Distribusi Frekuensi Tunggal Menurun Dari Atas.
Frekuensi menurun dari atas bisa disebut dengan huruf (fka) singkatan dari frekuensi
kumulatif atas. Distribusi Frekuensi Kelompok Menurun dari atas dapat dilihat pada
Tabel. 3.15.
Tabel. 3.15.
Frekuensi Kumulatif Atas (fka)
i Lebar Kelas F fka
1 94 - 100 10 10
2 87 - 93 16 26
3 80 - 86 5 31
4 73 - 79 6 37
5 66 - 72 9 46
6 59 - 65 13 59
7 52 - 58 5 64
∑f 64

14
Penjelasan Tabel. 3.15. Frekuensi menurun dari atas diperoleh dengan menjumlahkan
ke bawah frekuensi yang ada di kolom kedua.
a. Nilai 87 - 93, fka = 26 diperoleh dari kolom f (10 + 16).
b. Nilai 80 - 86, fka = 32 diperoleh dari kolom f (10 + 16 + 5). dll.
Jumlah frekuensi ke bawah harus sama dengan jumlah N (numbers), yaitu 64.

Interpretasi Distribusi Frekuensi Berkelompok F, Fkb, Dan Fka.


Setelah kita memperoleh angka-angka untuk fkb (Tabel. 3.14) dan fka (Tabel. 3.15),
tugas selanjutnya adalah menginterpretasikan angka-angka tersebut. Perhatikan tabel.
3.16. yang merupakan rangkuman dari data fkb dan fka.

Tabel. 3.16.
Rangkuman f, fkb, dan fka
i Lebar Kelas f fkb fka
1 94 - 100 10 64 10
2 87 - 93 16 54 26
3 80 - 86 5 38 31
4 73 - 79 6 33 37
5 66 - 72 9 27 46
6 59 - 65 13 18 59
7 52 - 58 5 5 64
∑f 64

Contoh:
1. Nilai UAS pada interval 80 – 86, ditemukan frekuensi (f) = 5 artinya, hanya terdapat
5 orang yang mendapatkan nilai antara 80 – 86.
2. Nilai UAS pada interval 80 – 86, frekuensi kumulatif bawah (fkb) = 38 artinya,
hanya terdapat 38 orang yang mendapatkan nilai antara 80 – 86 ke bawah
3. Nilai UAS pada interval 80 – 86, frekuensi kumulatif atas (fka) = 31 artinya, hanya
terdapat 31 orang yang mendapatkan nilai antara 80 – 86 ke atas.

F. RELATIVE FREKUENSI
Frekuensi relatif adalah rasio (pecahan atau membandingkan) dari berapa kali nilai data
terjadi dalam himpunan semua hasil dengan jumlah total hasil.

15
Rumus mencari Persentase
Persentase Rumus persentase Keterangan

f f = frekuensi untuk interval kelas 1


Persentase
%= n = jumlah individu
n

Perhatikan Tabel. 3.17. Frekuensi relatif dapat ditulis sebagai persen, decimal, dan
pecahan.
Tabel. 3.17.
Relative Frekuensi
𝐗 f % 𝐗 f % 𝐗 f % 𝐗 f %
52 1 1.6 63 1 1.6 77 2 3.1 90 2 3.1
53 1 1.6 65 2 3.1 79 3 4.7 92 2 3.1
56 1 1.6 67 1 1.6 80 1 1.6 93 1 1.6
57 1 1.6 68 1 1.6 82 1 1.6 94 2 3.1
58 1 1.6 69 1 1.6 84 2 3.1 95 2 3.1
59 1 1.6 70 3 4.7 85 1 1.6 96 1 1.6
60 5 7.8 71 1 1.6 87 4 6.3 97 1 1.6
61 3 4.7 72 2 3.1 88 1 1.6 99 2 3.1
62 1 1.6 75 1 1.6 89 6 9.4 100 2 3.1

Tabel 3.17. berikut ini dikenal sebagai distribusi frekuensi relatif karena frekuensi
diterjemahkan sebagai persen. Untuk menemukan persen dari frekuensi 1, dengan n = 64,
relative frekuensi adalah:
1
x 100 = 1.56% ≈ 1.6% .
64

Untuk menemukan persen dari frekuensi 3, dengan n = 64 adalah:


3
x100 = 4.68 % ≈ 4.7% dan seterusnya. Pada kolom persen (%), apabila dijumlahkan
64

menjadi 100%, yang berarti 1.


Adapun tujuan dari relative frekuensi adalah untuk mengetahui besaran (dalam persen)
mahasiswa yang mendapatkan nilai tertentu.
Misalnya: Dosen ingin mengetahui berapa persen mahasiswa yang mendapatkan nilai 65?
mahasiswa yang mendapatkan nilai 65 sebanyak 3,1%.
Berapa persen mahasiswa yang mendapatkan nilai 60? mahasiswa yang mendapatkan nilai
60 sebanyak 7.8%.

16
G. TUGAS.
Hasil pengambilan data usia secara acak (random) di wilayah Surabaya Selatan sebanyak
66 orang. Dari data tersebut, diketahui usia termuda 35 tahun sedangkan usia tertua 104
tahun. Data usia disajikan pada Tabel. 1.
Tabel. 1.
Data Mentah Sampel Usia
35 40 40 79 67 40 71 91 98 35
37 74 80 71 89 79 79 99 75 60
40 80 78 93 67 98 67 50 77 97
91 74 37 46 93 71 97 71 97 104
37 76 99 83 54 50 71 50 77 91
83 82 60 77 104 77 82 75 91 75
101 104 104 101 83 60

Pertanyaan
1. Buatlah tabel distribusi frekuensi tunggal
2. Buatlah tabel distribusi frekuensi kelompok dengan menggunakan log
3. Buatlah tabel batas kelas bawah dan batas kelas atas?
4. Buatlah tabel batas nyata kelas
5. Buatlah tabel titik tengahnya
6. Buatlah tabel distribusi frekuensi kelompok meningkat dari bawah
7. Buatlah tabel distribusi frekuensi kelompok menurun dari atas
8. Buatlah tabel relative frekuensi

17

Anda mungkin juga menyukai