Anda di halaman 1dari 5

Jawaban Alina

1. Tema
Setelah dianalisis secara seksama, cerpen Jawaban Alina ini memuat tema yang
menjelaskan tentang pengungkapan kegelisahan hati seorang wanita bernama Alina
yang telah lama memendam perasaan kecewanya terhadap Sukab, terutama pada bagian
kalimat ini :
“Lagi pula aku tidak mencintai kamu. mau apa? Tapi kamulah yang tidak tahu
diri, mengirim senja tanpa kira-kira dunia ini jadi berantakan tahu?
Berantakan dan hancur lebur tiada terkira.”
Sudah lama ia bertindak sedemikian rupa karena tidak dapat lagi menahan
kekesalan atau emosi yang dirasakannya kepada lelaki tersebut. Secara keseluruhan,
masalah “senja” yang dialami tokoh “aku” ini mengacu pada surat Sukab kepada Alina
yang membuat pembaca dapat mengetahui apa yang telah dilakukan oleh Sukab yang
sudah lama tidak pulang ke kampung halamannya.

2. Amanat
Melalui cerita pendek Jawaban Alina ini, pembaca dapat mendapatkan nilai
belajar dari pengalaman dan risiko yang telah dilakukan Sukab. Cerita pendek ini dapat
mengajarkan bahwa setiap orang harus berhati-hati dalam bertindak atau mengambil
keputusan. Sebelum melakukan sesuatu, kita sebagai manusia harus memikirkan sebab,
akibat dan dampak hal tersebut ke orang lain agar kelak tidak menimbulkan dampak
yang merugikan kepada orang lain ataupun diri sendiri.
“Air bah membanjiri bumi seperti jaman Nabi Nuh. Dunia menjadi gempar,
tidak semua perahu yang ada cukup untuk seluruh umat manusia kan? Lagipula
sampai kapan kapal dan perahu itu bisa bertahan? Tiada satu kota pun yang
selamat, lautan dari senjamu yang membuat langit merah membara itu
menghempas dan membanjiri bumi dengan cepat sekali. Gedung-gedung
pencakar langit di setiap kota besar di seluruh dunia, gunung-gunung tertinggi
di muka bumi, semuanya terendam air. Sukab, bumi ini sekarang sudah
terendam air. Dimana-mana air dan langit senja tak kunjung berubah menjadi
malam. Segalanya kacau Sukab, gara-gara cintamu yang tak tahu diri.”
Sebagaimana yang digambarkan pada salah satu kutipan cerita pendek Jawaban Alina
ini, surat senja Sukab mengakibatkan kekecewaan yang sangat mendalam bagi Alina
hingga ia “membanjiri bumi seperti jaman Nabi Nuh.”.

3. Dimensi
Menurut Lajos Egri (Sukada, 1987 : 62) perwatakan tokoh dapat dilihat melalui
tiga dimensi sebagai struktur pokoknya, yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan
sosiologis. Ketiga dimensi tersebut adalah unsur yang membangun perwatakan dalam
sebuah karya sastra. Dimensi fisiologis, meliputi jenis kelamin, umur, tinggi, berat
badan, warna kulit, rambut, potongan tubuh, penampilan, dan cacat tubuh. Dimensi
psikologis, meliputi moral, ambisi, pribadi, tempramen, sikap hidup, pikiran, perasaan,
kecerdasan, tanggung jawab, dan tingkat kesadaran. Dimensi sosiologis, meliputi
golongan masyarakat, pekerjaan, pendidikan, agama, suku bangsa, penduduk di
masyarakat, tempat tinggal, dan hobi.
a) Fisiologis
Di dalam cerita pendek yang berjudul Jawaban Alina ini, tokoh Alina tidak
digambarkan secara langsung rupa fisiologisnya. Pengarang hanya mengambarkan
Alina sebagai wanita paruh baya yang sudah berkeluarga, hal ini pun terlukiskan pada
potongan berikut.
“Kamu tahu apa yang terjadi sepuluh tahun kemudian? Tukang pos itu tiba di
depan rumah kami. Ya, rumah kami. Setelah sepuluh tahun banyak yang terjadi
dong Sukab, misalnya bahwa kemudian aku kawin, beranak pinak dan
berbahagia.”
Tokoh Sukab sendiri hanya digambarkan fisiologisnya sebagai laki-laki.
Pengarang tidak memberikan keterangan jelas tenang bagaimana tampak fisik Sukab
secara detail. Sama halnya dengan tokoh tukang pos yang bahkan tidak dijelaskan jenis
kelaminnya, namun jika dilihat dari potongan kalimat berikut,
“Kamu pikir berapa ton beratnya pasir di sepanjang pantai itu Sukab? Kira-
kira sedikit dong! Masih lumayan tukang pos itu kuat menggenjot sepedanya
mendaki bukit kapur.”
tokoh tukang pos bisa di imajinasikan seperti laki-laki paruh baya yang masih kuat
bekerja.
b) Psikologi
Pengarang menggambarkan tokoh Alina sebagai wanita yang memiliki sikap
jujur yang blak-blakan namun penuh pertimbangan dalam melakukan setiap tindakan.
Seperti dalam kutipan berikut.
“Sekali lagi, aku tidak mencintai kamu. Kalau toh aku kelihatan baik selama
ini padamu, terus terang harus ku katakan sekarang, sebetulnya aku cuma
kasihan. Terus terang aku kasihan sama kamu Sukab, mencintai begitu rupa
tapi tidak tahu yang kamu cintai sebetulnya tidak mencintai kamu. Makanya
jangan terlalu banyak berkhayal Sukab, pakai otak dong sedikit, hanya dengan
begitu kamu akan selamat dari perasaan cintamu yang tolol itu. Tapi bukan
cinta taik kucing ini yang sebetulnya ingin ku ceritakan padamu Sukab. Soal
cinta ini sama sekali tidak penting”
Tokoh Alina dalam kutipan di atas dapat dilihat bagaimana kejujuran perasaan Alina
yang diungkapkan kepada Sukab bahwa Alina tidak pernah mencintai Sukab karena
perasaan cinta yang bodoh.
“Aku bukan pengkhayal seperti kamu. Hidupku penuh dengan perhitungan
yang matang. Aku tahu betul untung rugi setiap perbuatan, terutama apa
untung ruginya untuk diriku sendiri. Betapa pentingnya hidupku selamat,
demi suamiku dan anak- anakku.”
Sikap yang digambarkan oleh Alina, yaitu selalu mempertimbangkan apa yang ia
perbuat dan dampak jika melakukan sesuatu.
Tokoh Sukab sendiri digambarkan Sukab dalam cerpen ini digambarkan
sebagai seorang laki-laki yang bodoh karena Alina tidak mencintai Sukab. Hal itu
terlihat dalam kutipan
“Sukab yang malang, goblok, dan menyebalkan, terus terang aku kasihan
pada kamu Sukab mencintai begitu rupa tapi tidak tahu yang kamu cintai tidak
mencintai kamu. Jangan kaget. Dari dulu aku tidak mencintai kamu. Dikasih
isyarat tidak mau mengerti. Sekali lagi aku tidak mencintai kamu. Kalau aku
toh kelihatan baik selama ini padamu terus terang ku katakan sekarang,
sebenarnya aku cuma kasihan.”
Kutipan di atas menunjukkan betapa bodohnya seorang Sukab yang selama ini tidak
menyadari maksud sikap Alina terhadap dirinya. Ternyata semua sikap Alina selama
ini bukan karena cinta, melainkan hanya karena kasihan.
Untuk mengambaran tokoh tukang pos sendiri, ia digambarkan memiliki sikap
sangat ingin tahu masalah orang lain, seperti yang dapat dibuktikan pada kutipan
berikut :
“Mereka tidak pernah melihatnya Sukab, karena tukang pos itulah yang
telah mendahului meraka. Ia menimang-nimang bungkusan berisi senja itu,
mendengar-dengarkan, dan akhirnya mengintip. Tentu saja didalam
amplop itu dilihatnya senja Sukab. Senja terindah yang paling mungkin
berlangsung di muka bumi. Ia mengintip dan terpesona. Ia buka amplop itu.
Sebetulnya menurut kode etik profesi itu tidak boleh.”
c) Sosiologi
Tokoh Alina digambarkan sebagai seorang wanita berkeluarga yang tinggal di
daerah Bukit Kapur, pengarang menggambarkan Bukit Kapur ini sebagai perdesaan
miskin yang jauh dari kota yang dapat dibuktikan pada potongan kalimat berikut.
“Kalo anak-anak kecil tahu ada matahari terbenam di dalam amplop itu lantas
bagaimana? Kau tahulah sukab, anak-anak di daerah bukit kapur begini tidak
punya mainan yang aneh-aneh seperti di kota. Mereka hanya tahu kambing dan
kerbau, ikan dan belut, sungai dan jagung. Nasi saja jarang meraka sentuh.
Anak-anak yang tidak pernah tahu mainan robot berjalan dengan cahaya
didadanya berkedip-kedip pasti akan penasaran sekali dengan cahaya senja
yang memancar berkilauan."
Sukab sendiri digambarkan sebagai seseorang yang bekerja di lautan, jika
dilihat dari potongan-potongan kalimatnya pun dapat disimpulkan bahwa Sukab ini
berlayar hingga keluar negeri.
“Aku akan naik perahu, mendayung sampai teler, makan supermi mentah,
lantas menanti maut. Akan ku kirim kemana surat ini? Barangkali kamu pun
sudah mati Sukab. Semua pengembara di lautan sudah mati. Sedangkan di
puncak tertinggi di dunia ini tinggal aku sendiri, dari hari kehari memandang
senja yang selesai, dimana matahari tidak pernah terbenam lebih dalam lagi.”
Hal ini juga dapat dibuktikan karena Sukab mengirim suratnya melalui Federal Express
yang merupakan perusahaan pengiriman multinasional Amerika Serikat, berikut adalah
potongan kalimatnya.
“Kamu harus tahu apa akibat perbuatanmu ini Sukab, mengirim sepotong senja
untuk orang yang sama sekali tidak mencintai kamu. tahu apa akibatnya?
Begitu tukang pos itu pulang, setelah menceritakan kenapa kiriman Federal
Express bisa terlambat sepuluh tahun, kubuka amplop berisi senja itu, dan
terjadilah semua ini.”
Untuk tokoh tukang pos, pengarang hanya memberikan keterangan pekerjaan
yaitu sebagai tukang pos yang mengantarkan surat tersebut ke rumah Alina.

Anda mungkin juga menyukai