St. Subriani
Akademi Kebidanan Pelamonia Makassar
Abstrak
Hyperemesis gravidarum merupakan salah satu komplikasi yang terjadi pada masa kehamilan
trimester satu. Hiperemesis gravidarum adalah gejala muntah terus menerus, makan sangat kurang
hingga menyebabkan gangguan suasana kehidupan sehari-hari. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan Mola hidatidosa dan Gemelli Terhadap Hiperemesis gravidarum di
Rumah Sakit Umum Daerah Haii Makassar.Metode yang dilakukan penulis menggunakan desain
penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, yang menekankan pada waktu
pengukuran data dependen dan independen dengan cara pendekatan, dengan menggunakan alat
lembar observasi dan pengumpulan data. Dengan jumlah populasi seluruh ibu hamil yang datang
berkunjung tahun 2018 periode Januari sampai dengan Juni sebanyak 177 orang dan jumlah sampel
sebanyak 177 diambil dari seluruh ibu hamil yang datang berkunjung dengan menggunakan teknik
total sampling. Untuk mengetahui hubungan Mola hidatidosa dan Gemelli Terhadap Hiperemesis
Gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar 2018. Teknik analisis yang digunakan
adalah Chi Square Test pada tingkat kepercayaan 95% dan diolah dengan program program sistim
komputerisasi (Software Statistik). Dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji Chi square di
peroleh variabel mola hidatidosa dengan nilai P (0,000) < (0,05) bahwa terdapat hubungan mola
hidatdosa terhadap hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar 2018, dan
variabel gemelli dengan nilai P (0,000) < (0,05) bahwa terdapat hubungan gemelli dengan kejadian
hiperemesis gravidarum di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makassar 2018. Kesimpulan ada
hubungan mola hidatidosa dan gemelli terhadap hiperemesis gravidarum di RSUD Haji Makassar
tahun 2018. Saran untuk ibu hamil muda agar menghindari makanan-makanan yang dapat memicu
terjadinya hiperemesis gravidarum seperti makanaan yang berlemak, berbau tajam, dan cara untuk
menangani hiperemesis gravidarum yaitu dengan makan sedikit tapi sering.
v
Jurnal Kesehatan Delima Vol.2, No.1, September 2018, p-ISSN: 2597-7989
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasrkan Mola hidatidosa di RSUD Haji
Makssar Tahun 2018.
Mola Hidatidosa n %
Mengalami 8 4,5%
Tidak Mengalami 169 95,5%
Jumlah 177 100%
Sumber : Data Sekunder
Tabel 1 menunjukan bahwa dari 177 ibu hamil menderita sebanyak 8 (4,5%), dan tidak
sebagian mengalami mola hidatidosa yang mengalami sebanyak 169 (95,5%).
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasrkan Gemelli di RSUD Haji
Makassar Tahun 2018.
Gemelli n %
Menderita 4 2,3%
Tidak Menderita 173 97,7%
Jumlah 177 100%
Sumber : Data Sekunder
vi
Jurnal Kesehatan Delima Vol.2, No.1, September 2018, p-ISSN: 2597-7989
Tabel 2 menunjukan bahwa dari 177 ibu yang menderita sebanyak 4 (2,3%), dan tidak
hamil sebagian mengalami kehamilan gemelli mengalami sebanyak 173 (97,7%)
Tabel 3
Hubungan Mola hidatidosa Terhadap Hiperemesis Gravidarum
Di RSUD Haji Makassar Tahun 2018.
Hiperemesis
Mola Hidatidosa Tidak Total
Menderita P Value
Menderita
n % % n % n %
n % %n % n %
1
Gemelli+HEG 4 100,0 0 0,0 4 100
5
0,000
4 7
Tidak Gemelli+HEG 11 6,4 162 93,6 173 100
3 6
8
Total 15 8,5 162 91,5 5 177 100
Sumber : Data Sekunder
Tabel 4 menunjukan hasil analisa hamil yang tidak hamil gemelli dengan tidak
hubungan antara gemelli dengan hiperemesis menderita hiperemesis gravidarum sebanyak
gravidarum di RSUD Haji Makassar 2018, 162 (93,6%). Berdasrkan uji statistik chis-
Ibu hamil dengan gemelli yang menderita square test didapatkan p-value = 0,000 P
hiperemesis gravidarum sebanyak 4 (100%), <0,05. Hasil 0,000 <0,05 sehingga dapat
dan ibu hamil dengan gemelli yang tidak disimpulkan bahwa ada hubungan antara
menderita hiperemesis gravidarum tidak ada. kehamilan gemelli dengan kejadian
Jumlah ini lebih kecil dengan ibu hamil yang hiperemesis gravidarum di RSUD Haji
tidak hamil gemelli menderita hiperemesis Makassar 2018 artinya Ha diterima.
gravidarum sebanyak 11 (6,4%), dan ibu
v
Jurnal Kesehatan Delima Vol.2, No.1, September 2018, p-ISSN: 2597-7989
11
Jurnal Kesehatan Delima Vol.2, No.1, September 2018, p-ISSN: 2597-7989
(HCG) dikeluarkan dalam jumlah yang Cuningham. 1995. ”Konsep dasar mola
banyak dalam jangka waktu lama hidatidosa.”, (Online),
dibandingkan kehamilan tunggal. Dalam https://diligib.unimus.ac.id 28 Mei
kehamilan kembar pucak kosentrasi HCG (9- 2018.
11 minggu) secara signifikasi lebih tinggi Doenges. 1999. “ Konsep dasar mola
(rata-rata ± SE 171.000 ± 12.500 vs 65.500 ± hidatidosa”, (Online),
7600 U/I, P<0,001) dan jauh lebih lama. https://diligib.unimus.ac.id 28 Mei
Hasil penelitian ini di dukung oleh 2018.
Mansjoer dalam Nelis.,K., 2012. Penyebab Dutton, dkk. 2012. “Kehamilan dengan
hiperemesis belum diketahui dengan pasti, gemelli”, (Online),
namun ada beberapa faktor prediposisi, https://diligib.unimus.ac.id 29 Mei
faktor organic, dan faktor psikologis. Hasil 2018.
penelitian juga didukung oleh Verberg.,dkk, Ester. 1998. “Alat reproduksi wanita Bagian
dalam Nelis.,H., 2012, faktor penyebab dalam, Konsep dasar mola
hiperemesis gravidarum belum diketahui hidatidosa”, (Online),
dengan jelas, hiperemesis memiliki penyebab https://diligib.unimus.ac.id 28 Mei
multifaktorial atau hiperemesis gravidarum 2108.
hasil akhir dari berbagai kondisi terkait. Hasil Fauziyah. 2012. “Manajemen asuhan
penelitian ini menunjukan 4 (100%) ibu yang kebidanan dengan kasus hiperemesis
mengalami kehamilan gemelli menderita TK 2”,
hiperemesis gravidarum, dan tidak menderita Gunawan.,dkk. 2013. Faktor-faktor yang
tidak ada. berhubungan dengan kejadian
hiperemesis,(Online),https://diligib.uni
Kesimpulan mus.ac.id 28 Mei 2108.
Ada hubungan yang bermakna (P=0,000 α Hartono, dkk. 2006. Kehamilan dengan
<0,05) antara kehamilan mola hidatidosa dan gemelli.(Online),https://diligib.unimus.
kejadian hiperemesis gravidarum, artinya Ha ac.id 29 Mei 2018.
diterima. (P=0,000 α <0,05) Ha diterima, Indriyani.,T., 2017. “Faktor-faktor yang
Ada hubungan antara kehamilan gemelli berhubungan dengan kejadian
dengan kejadian hiperemesis gravidarum di hiperemesis”. Jurnal Akademi
RSUD Haji Makassar 2018. Keperawatan Husada Karya Jaya Vol 4
No 1.
Saran Jacobs. 1928. “Konsep dasar mola
Menganjurkan ibu untuk melakukan ANC hidatidosa”.https://diligib.unimus.ac.id
secara teratur untuk memantau kesehatan ibu 28 Mei 2018.
dan janin, mendeteksi dini adanya tanda- Lisnawati. 2006. “Manajemen asuhan
tanda bahaya dalam kehamilan agar kebidanan dengan kasus hiperemesis
mendapatkan kehamilan dan persalinan yang TK2”,https://www.slideshare.net/ndeja
baik sesuai keinginan. dan Disarankan untuk va/mekanisme-mual-dan-munta, 28
mempersiapkan diri dalam menghadapi Mei 2018.
kehamilan dan kesiapan untuk menjadi Mansjoer. 2007. “Hubungan primigravida,
seorang ibu. mola hidatidosa dan gemelli dengan
kejadian hiperemesis gravidarum”,
Daftar Pustaka Jurnal Akademi Keperawatan Husada
Ben-Zion. 1994. “Konsep dasar mola Karya Jaya Vol 4 No 1.
hidatidosa”, (Online), Manuaba. 2007. “Faktor-faktor yang
https://diligib.unimus.ac.id 28 Mei mempengaruhi hiperemesis
2108. gravidarum (HEG)”, Jurnal Akademi
Catatan Medical Record RSUD Haji Kebidanan Budi Mulia Palembang Vol
Makassar, 2016, 2017, 2018. Jumlah 5 No 1.
ibu hamil yang datang berkunjung Manuaba. 2007. “Kehamilan dengan
dan jumlah ibu hamil yang mengalami gemelli”, https://diligib.unimus.ac.id
hiperemesis dari periode Januari 28 Mei 2018.
– Juni 2018.
12
Jurnal Kesehatan Delima Vol.2, No.1, September 2018, p-ISSN: 2597-7989
13