Anda di halaman 1dari 10

PENGALAMAN KELUARGA SUKU BANJAR DALAM MERAWAT

PASIEN STROKE DI BANJARMASIN

Lorenza Audia1, Theresia Ivana2, Anastasia Maratning3,

ABSTRAK

Latar Belakang: Kepedulian keluarga sangat dipengaruhi oleh faktor beban dari
keluarga pengasuh, pasien penderita stroke menimbulkan beban kepada orang-orang
sekitarnya, pada umumnya beban dirasakan oleh keluarga pengasuh.
Tujuan: Mendeskripsikan pengalaman keluarga Suku Banjar merawat pasien stroke di
Poliklinik Saraf RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.
Metode: Jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang
keluarga suku Banjar yang mengeksplorasikan pengalaman caring selama merawat
penderita stroke sebagai informan primer dan pasien itu sendiri serta keluarga yang lain
sebagai informan sekunder.
Hasil: Memperlihatkan bahwa merawat pasien pasca stroke di rumah sebagian besar
dilakukan oleh pasangan dari pasien tersebut baik suami maupun istri serta anak atau
saudara. Perawatan yang dilakukan di rumah oleh informan meliputi bantuan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari, bantuan latihan aktivitas, pemenuhan spiritual, mengatur program
pengobatan, serta membantu dalam sosialisasi dengan lingkungan. Paling banyak yang
dikeluhkan oleh informan adalah ketika menuruti keinginan pasien dan dianggap paling
berat karena harus segera apabila tidak dipenuhi sehingga pasien stroke mudah emosi.
Kesulitan yang dihadapi informan dalam merawat meliputi ketidakpatuhan pasien
terhadap terapi yang diberikan dan perubahan emosional dari pasien yang menghambat
perawatan di rumah pada pasien pasca stroke.
Kesimpulan: Pengalaman keluarga suku Banjar dalam merawat pasien stroke
menimbulkan perubahan secara fisik, emosional, sosial, dan spritual. Aktivitas perawatan
yang terus-menerus dapat mempengaruhi kegiatan sehari-hari pada keluarga, sehingga
keluarga juga perlu dukungan. Dengan pemberian informasi, edukasi dan perencanaan
pulang yang terstruktur, caregiver keluarga dapat menghadapi tantangan yang ada selama
merawat pasien stroke.

Kata Kunci : Keluarga, Suku Banjar, Pasien Penderita Stroke


Referensi : 13 Buah (2010 – 2016)
PENDAHULUAN saat terserang stroke suku Banjar memiliki
Stroke menjadi semakin penting, perilaku dan keyakinan atau kepercayaan
karena bukan saja menjadi masalah bagi yang masih dijalankan oleh keluarga.
negara-negara maju tetapi juga bagi negara- Keyakinan-keyakinan itu berasal dari
negara berkembang termasuk di Indonesia. pengalaman masa lalu keluarga. Sebuah nilai
Indonesia merupakan negara dengan jumlah dari keluarga dan sistem keyakinan
penderita stroke terbesar di Asia. Pada tahun membentuk pola-pola tingkah lakunya
2015, ada hampir 440.000 orang yang hidup sendiri dalam menghadapi masalah-masalah
dengan efek stroke. Hal ini diperkirakan yang ada dalam keluarga. Keyakinan-
meningkat menjadi 709.000 pada tahun 2023 keyakinan keluarga menentukan bagaimana
(Yastroki, 2013) sebuah keluarga akan mengatasi masalah
Kalimantan Selatan sebagai salah satu kesehatan (Siahaan, 2011).
provinsi di Indonesia, menempati urutan ke-
5 prevalensi stroke tertinggi di Indonesia. METODE
Prevalensi stroke di Kalimantan Selatan Penelitian ini menggunakan metode
diperkirakan sebesar 9,2 per mil (Riskesdas, deskriptif kualitatif dan teknik purposive
2013). Cukup tingginya angka prevalensi sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah
stroke di Kalimantan Selatan kecenderungan 6 orang keluarga suku Banjar yang
berkaitan dengan mengkonsumsi makanan mengeksplorasikan tentang pengalaman
yang berlemak, bersantan dan asin yang caring selama merawat penderita stroke
menjadi salah satu faktor pemicu tingginya sebagai informan primer dan pasien itu
angka penderita stroke (Antara Kalsel, sendiri serta keluarga yang lain sebagai
2016). informan sekunder.
Setelah menjalani perawatan di rumah Uji Keabsahan Data menggunakan
sakit, sebagian besar penderita stroke Triangulasi sumber data (pasien
kembali kerumah. Perawatan di rumah tuberkulosis, keluarga pasien tuberkulosis
sangat bermanfaat dalam masa transisi dan petugas kesehatan ruang poli TB
setelah klien pulang dari perawatan di rumah Puskesmas Pekauman Banjarmasin) dan
sakit rehabilitasi. Sebagian besar pasien Triangulasi teknik pengumpulan data
pasca stroke akan mengalami gejala sisa (wawancara, observasi dan dokumentasi).
yang sangat bervariasi, dapat berupa
gangguan mobilisasi atau gangguan motorik, HASIL DAN PEMBAHASAN
gangguan penglihatan, gangguan bicara, 1. Gambaran pengalaman keluarga suku
gangguan menelan, perubahan emosi, dan Banjar menghadapi tuntutan baru dalam
gejala lain (Julianti, 2011). Menurut Joan et merawat pasien stroke
al (2014) separuh dari orang yang berhasil Berdasarkan hasil penelitian yang
melewati stroke berada dalam kondisi cacat telah dilakukan, pengalaman keluarga
permanen dan mengalami kekambuhan suku Banjar menghadapi tuntutan baru
dalam hitungan minggu, bulan dan tahun. merawat pasien stroke sebagai berikut:
Keadaan ini mengakibatkan penderita stroke (02,25) “memang ada perubahan
memerlukan bantuan dari keluarga sebagai tapi kami usahakan tetap kadada
perawat kesehatan dalam keluarga untuk perubahan. ada pang perubahan,
melakukan aktivitas sehari-hari. biasanya kita ke tanah bergaul sekarang
Suku Banjar ialah penduduk asli yang dikurangi...mun membebani tuh kayatu
mendiami sebagian besar wilayah pang sudah, kita kada kawa
Kalimantan Selatan. Pada saat sakit terutama menyalahkan inya jua.” (R1) (Memang
ada perubahan, namun kami tetap orang yang merawat pasien. Kalau
mengusahakan agar perubahan tidak pasien mau sesuatu kadang tidak mau
ada di rasakan. Perubahan yang kami mengerti dengan keadaan dan kondisi
sekeluarga rasakan seperti biasanya orang lain yang artinya kalau pasien
bergaul dan bersosialisasi dengan memiliki suatu keinginan harus segera
tetangga sekarang sudah dituruti dan dilaksanakan tanpa
berkurang......kalau merasa terbebani mempedulikan kondisi dan keadaan
memang terbebani namum kami tidak orang lain).
bisa menyalahkan ibu yang mengalami (00,14) “ya nyataae ada
stroke) (R1). perubahan... kalau perasaan aku
(04,53)” .......ada selawas merawat bini aku anggap
perubahan.......nangkaya saraba ngalih cobaan hidup......tapi jua kadang kita
pang handak beapa-apa soalnya kadada mun merasa terbebani ada pang jua tapi
lagi yang bemasak, betetapas seraba kita tahanae supaya jangan jadi emosi
saurang, kada kawa lagi pang sudah karena kita kada kawa menyalahakan
dipaksa.....inya tuh manja banar inya, inya belum tentu jua handak kaya
salawas ada beisi kursi roda, jadi itu” (R4).(Ya, tentu saja ada perubahan,
kahandak diri sembuh jua sudah tapi semua ini saya anggap sebagai
bakurang, kaya pasrah tuh sudah, kami cobaan hidup dalam merawat
yang marawat ngalih beapa-apa...”(R2) istri....namun kadang kita juga merasa
(Ada terdapat perubahan, sehingga terbebani, namun kadang kita abaikan
kami sekeluarga kesulitan untuk agar tidak berubah menjadi emosi yang
melakukan kegiatan sehari-hari karena kurang baik karena kita tidak bisa
tidak ada yang memasak dirumah, menyalahkan pasien, karena mengalami
mencuci pakaian masing-masing dan stroke sebenarnya bukan kemauan
sudah tidak bisa dilakukan pasien).
lagi......pasien sangat manja akibat (00,20)“pasti ada..dari..biasanya
memiliki kursi roda dan terkesan pasrah makan teratur pola makan berubah,
dan tidak memiliki keinginan atau usaha pola gawianku pun berubah. Pasti
untuk sembuh dan pulih yang perubahan banyak....mun jadi beban
mengakibatkan kami tidak bisa kadang pasti ae jadi beban, tapi kita
melakukan kegiatan lagi). kada kawa ae jua, pasrah ae menerima
kaya ini keadaan....” (R5). (Pasti ada
perubahan, seperti biasanya makan
(05,13) “Ada perubahan....uyuh, teratur sekarang tidak, kegiatan juga
uyuhae....jadi aku ae memakani... balum berubah. Pasti banyak sekali perubahan
lagi inya handak macam-macam yang dialami. Kalau jadi beban pasti,
padahal kalo kita beisi kesibukan jua. namun kita juga tidak bisa berbuat apa-
Aku nih takutan banar jua kalo pina apa dan terpaksa menerima keadaan
kaina inya kenapa-napa...tapi pulang seperti ini).
lah kita nih merasa uyuh jua rajin mun (00,18)“adan banyak
menuruti kahandak sidin tarus, sidin perubahan...keuyuhan....kita mun
kada mengarti lawan kita kayapa” terbebani pasti ae kalo? apalagi mun
(R3). (Terdapat perubahan, kalau masalah ongkos atau biaya, sidin yang
dikatakan capek, ya capek...jadi yang biasa becari jadi timbul kita yang
memberikan makanan saya sebagai becari...pas sekian waku jalan sudah
terbiasa,”(R6). (Ada banyak perubahan, Dari hasil wawancara pada
kecapekan... kalau merasa terbebani informan diketahui bahwa memang ada
sudah pasti, apalagi kalau sudah peningkatan emosi dalam merawat
mengenai hal yang berhubungan dengan pasien stroke, namun informan lebih
biaya karena biasanya pasien yang banyak mengalihkan emosinya seperti
mencari uang untuk keluarga sekarang ke kegiatan yang positif, kegiatan
sebaliknya dan seiringnya waktu masyarakat, olah rasa, liburan dan
berjalan sekarang sudah terbiasa). mengabaikan emosi pasien stroke.
Beban informan didefinisikan Berikut pernyataan informan, yaitu:
sebagai tekanan-tekanan mental atau (05,04) semua manusia memang
beban yang muncul pada orang yang ada, tapi kami mengahadapinya dengan
merawat lansia, penyakit kronis, anggota lapang dada...kalau memang ada kawa
keluarga atau orang lain yang cacat. ja kami laksanakan kalau kadada kami
Menurut asumsi peneliti, perubahan bepadah kadada(R1) (setiap manusia
yang terjadi pada informan dalam memang memiliki emosi, namun kami
penelitian ini adalah perubahan fisik, mengahadapinya dengan lapang dada,
psikologis, sosial, dan spiritual. kalau kami sanggup kami kerjakan
Perubahan fisik yang terjadi pada namun jika tidak sanggup kami akan
informan adalah kelelahan, sakit memberitahukan kepada pasien).
kepala/pusing, masuk angin sehingga (04,58)........ kalau dulu
badan jadi sakit, dan kurang tidur. memamng emosional ujar kita
Adanya dampak pada fisik informan penyarikan, wahini biasa haja...disaat
yaitu adanya nyeri badan. Penelitian inya pertama kali menerima stroke itu
Beandlands et. al (2005) semakin pang.....(R2)(kalau dulu (saat awal
menguatkan hasil penelitian ini bahwa terserang stroke) memang emosional,
adanya dampak pada informan pada namun sekarang sudah tidak lagi)
aspek fisik yaitu adanya keluhan (03,15) rancak banar yang
kelelahan. ngarannya emosi turun naik nih, tagal
Selain itu perubahan fisik yang bisa-bisa kitaae supaya kada tapi
mungkin terjadi pada informan adalah menanggapi dan menyabari sidin
kelelahan, masuk angin sehingga nyeri tarus...(R3) (sangat sering karena emosi
badan, flu, dan kepala pusing serta yang turun naik, namun kita harus
stress, namun pada hasil penelitian pintar mengelola dengan cara tidak
ditemukan juga informan yang tidak menanggapi dan sering menasehati
mengalami perubahan fisik. Faktor pasein).
seperti jenis makanan dan minuman (07,15) kalau masalah emosi
yang dikonsumsi, tingkat ya...masalah kesal jengkel namanya
kecemasan/tingkat stress serta kelelahan manusia ada......cuman masalah selisih
informan akan sangat menentukan ada paham sedikit aja...cuman aku cepat
tidaknya perubahan setelah memberikan mealihkan suasana.....kada bisa sampai
perawatan. beharianan besangitan.....(R4) (kalau
emosi sudah pasti ada, yang namanya
2. Gambaran pengalaman keluarga suku marah, kesal dan jengkel seperti selisih
Banjar mengelola respon emosional paham namun saya segera mengalihkan
dalam merawat pasien stroke rasa emosi tersebut dan segera
mengatasi masalah tersebut agar tidak kepada sang pencipta. Hasil penelitian
berkepanjangan). menunjukkan bahwa semua informan
(08,30) ya..kayatu pang..aku yang berperan dalam mengajarkan
menjaga jua...menjaga hipertensi ibu... pasien untuk membaca Al-qur’an dari
09,52 sholat...dan beristighfar...karena awal Iqro sampai pasien dapat khatam
penyakit itu cobaan......07,50 aku lebih dan rutin dalam membaca Al-qur’an
banyak bediamnya kalau inya bemamai, yang sebelumnya jarang dilakukan oleh
mun inya bediam aku kawa memenderi pasien sebelum pasien sakit. Hal
inya. Aku kada melawani....aku tersebut menunjukkan informan
mendangarakan inya aku kada handak membantu pasien dalam mendekatkan
terjadi masalah.(R5) (ya seperti itu, diri kepada sang pencipta dan menuntun
namun saya menjaga emosi ibu agar pasien untuk menjadi insan yang lebih
tidak mengalami hipertensi dengan cara baik lagi dari sebelumnya serta sebagai
sholat, sering istighfar, mendengarkan, cara untuk mengendalikan emosi baik
lebih banyak diam). dari pasein ataupun dari keluarga yang
(03,17) pertama yaa....agak kesal merawat. Selain itu informan juga
juga kan awal-awal...dan sering membiasakan untuk shalat berjamaah
mencari kegiatan diluar...(R6) dengan pasien agar pasien selalu
(Pertamanya dulu sering kesal namun bersama dengan keluarga, merasa
sekarang sudah tidak..cara didukung dan termotivasi lebih besar
mengatasinya saya mencari kegiatan untuk sembuh seperti sedia kala.
diluar).
Perawatan pasca stroke di rumah 3. Gambaran pengalaman keluarga suku
meliputi memenuhi pemenuhan Banjar menilai dukungan masyarakat dan
kebutuhan sehari-hari, proses kekerabatan dalam merawat pasien
penyembuhan pada pasien dan juga stroke
membantu pasien dalam menjalani Dari hasil wawancara pada
aktivitas sehari-hari. Informan informan diketahui bahwa informan
menceritakan bahwa banyak yang memperoleh banyak dukungan sosial
dilakukan untuk membantu perawatan di khususnya dari pemerintah melalui
rumah pada pasien pasca stroke, program BPJS, sedangkan dari pihak
diantaranya membantu dalam kebutuhan keluarga mendapatkan nasehat serta
sehari-hari seperti membantu makan, arahan pengobatan tradisional yang baik
minum, buang air besar, buang air kecil, untuk pasien namun sebagian informan
dll), melakukan gerak pasif pada sisi mengatakan tidak mendapatkan
lemah tubuh pasien, pemenuhan dukungan apapun dari masyarakat.
kebutuhan spiritual pasien, membantu (07,23) kalau dari pemerintah
sosialisasi pasien dengan lingkungan dari BPJS,,,kalau dari kerabat kalau
sampai mengantar pengobatan rawat bertamu..nanya sudah sehat atau
jalan maupun pengobatan alternatif. apa..paling solusinya memberi
Menurut asumsi peneliti, saran.......(R1) (kalau dari pemerintah
memenuhi kebutuhan spiritual pasien seperti BPJS, kalau dari keluarga
dapat dilakukan dengan cara selalu seperti menjenguk pasien, menanyakan
berkumpul dengan keluarga dan kabar dan memberikan saran guna
melakukan ibadah secara bersama-sama/ kesembuhan pasien). (08,17)kadada,
berjamaah untuk mendekatkan diri dari keluarga ada....kalau dari keluarga
kadang-kadang ada makanan atau sayur ......seperti makannya begini....semua
mereka membawakan kerumah....kalau masukan yang baiklah...(R6) (Dapat
kita lagi sibuk kita titipkan ibu ke seperti program dari pemerintah BPJS
keluarga....ada nasehat sabar disuruh dan Askes bahkan dirasa lebih, kalau
sabar....kada pernah mendapatkan masyarakat dan eluarga memberikan
informasi meurusi sidin. yang membantu informasi mengenai pengobatan dan
ya anak dirumah pang.(R2) (kalau lain sebagainya).
dari keluarga seperti makanan, sayuran, Sosialisasi yang dilakukan oleh
nasehat, alternatif pengobatan, namun informan seperti memerkenalkan pasien
dari tetangga atau lingkungan tidak dengan lingkungan sekitar setelah pasien
ada. lama tidak beraktifitas atau berdiam diri
(04,18) mun dari pemerintah di rumah, bagi pasien yang tingkat
yang pasti BPJS lah yang banyak ketergantungannya sudah baik bisa
membantu, tapi mun dari masyarakat diajarkan sosialisasi seperti melakukan
kadada pang...paling keluarga banarai aktifitas yang biasa dilakukan atau
sambil memadahi pengobatan situ sini, melakukan hobi dari pasien, sedangkan
balum lagi jua keluarga ada sedikit-dikit untuk pasien yang tingkat
membawakan sidin makanan...mun duit ketergantungannya masih kurang stabil
kadada pang...(R3).. (kalau dari dapat dilakukan sosialisasi seperti
pemerintah seperti BPJS namun dari mengajak jalan-jalan pasien ke tempat
masyarakat tidak ada, kalau dari yang disenangi maupun di sekitar rumah
keluarga cuma sekadar pemberian dan berkumpul dengan tetangga sekitar
informasi mengenai pengobatan). rumah.
(13,15) BPJS masuk satu Menurut asumsi peneliti,
keluarga..supaya nyaman aku membiarkan pasien untuk melakukan
beperiksa.....13,55 petuah, nasehat aja aktivitas atau pekerjaan yang
dari keluarga ...dibanyaki disenanginya tanpa melarang pasien
bergerak.....inisiatif diri sendiri untuk melakukannya, hal tersebut dapat
aja....(R4) (masukan dari keluarga dilakukan untuk mengangkat harga diri
seperti mengikuti program BPJS dan pasien dan meyakinkan bahwa pasien
himbauan agar sering bergerak, kalau masih berguna dan dapat melakukan
yang lain dari pribadi saja). aktivitas dengan mandiri. Informan juga
(10,35) kalau pemerintah pasti membiarkan pasien untuk berkumpul
BPJS, kalau masyarakat...kalau dengan tetangga maupun rekannya agar
keluarga ada pasti dukungan moril, pasien tidak jenuh dan tetap
paling kadang-kadang ada keluarga bersosialisasi dengan lingkungan seperti
yang menelpon.......kalau masyarakat biasa. Keinginan yang paling utama
hampir kadada... (R5) (kalau dari adalah kesehatan bagi diri informan dan
pemerintah seperti BPJS, kalau dari kesembuhan anggota keluarga yang
keluarga seperti dukungan moril atau dirawatnya. Doa yang dipanjatkan
menanyakan kabar melalui telpon keluarga berupa adanya mukjizat atau
namun dari masyarakat tidak ada). keajaiban dari Tuhan merupakan
(05,01) dapat..sangat lebih keinginan seorang makhluk terhadap
lagi...dari pemerintah seperti pelayanan Penciptanya. Adanya bantuan dari
Askes dan BPJS, kalau dari masyarakat pemerintah selalu menjadi harapan
dan keluarga seperti nasehat-nasehatlah keluarga karena beban biaya yang
sangat besar seperti pernyataan semua (17,11)...mengiringi aja masalah
infroman diatas. makan lawan bini.....19,20 kalau
rekreasi tetap haja....(R4) (kalau
4. Gambaran pengalaman keluarga suku makanan tergantung istri, kalau
Banjar menjaga keseimbangan antara rekreasi tetap kita lakukan).
kebutuhan dasar (rekreasi dan makanan) (13,15) prioritas ke yang garing..
penderita stroke dan keluarga yang kanakan malah bisa makan apa
merawat dalam merawat pasien stroke haja.masing-masing kami sudah...13,44
Dari hasil wawancara pada kadada lagi..meumpati yang
informan diketahui bahwa informan garing..misalkan yang garing handak
beserta keluarga tetap melaksanakan kesini ya kesini....(R5) (lebih
kegiatan rekreasi guna menyenangkan mengutamakan keadaan pasien, dan
hati pasien stroke dan menghindari jalan-jalan terserah pasien karena kita
kebosanan pasien stroke di rumah. mengikuti kemauan pasien).
Berikut pernyataan informan. (06,21) menyeimbangkan tetap
(10,20) kadang beliau mengikuti memilih makanan yang
aja....misalkan anaknya membawa bergizilah.....bukan sembarangan
kemana beliau suka...karena terlalu juga...07,01 kalau seperti dulu tidak lagi
jenuh dirumah... makanan ibu dan kita karena bapak kan sulit dibawa....(R6)
kadang-kadang sama, kadang-kadang (tetap memilih makanan yang bergizi
kada. (R1) (Pasien akan mengikuti untuk pasien, kalau rekreasi sekarang
apabila dibawa pergi untuk jalan-jalan dan dulu sudah berbeda).
karena terlalu jenuh dirumah. Mengenai Hal tersebut mendukung dengan
makanan antara kami keluarga dengan hasil penelitian yang didapatkan, yaitu
pasien kadang sama, kadang tidak terdapat empat informan yang lebih
sama). mejaga hubungan harmonis dengan
(11,35) Kalau ibu makan pasien dan juga keluarga yang selalu
garamnya kurang...kalau kita makan berkumpul bersama dengan pasien
iwak karing, ibu kada dibari...ikan nila, semenjak pasien sakit, hal tersebut
ikan patin sama kita makan. Kalau menyebabkan peningkatan rasa kasih
rekreasi walau ibu sakit tetap sama ibu. sayang antar keluarga kepada pasien dan
Menghibur ibu. Kada pernah rekreasi sebaliknya, dan rasa sayang tersebut
sendiri.(R2) (Kalau makanan pasien akan menimbulkan adanya dukungan
rendah garam, ikan nila, ikan patin sosial yang kuat antar keluarga dan
sama. Kalau mengenai rekreasi pasien pasien agar kondisi pasien menjadi lebih
tetap ikut serta dengan tujuan baik lagi, dan cepat pulih seperti semula.
menghibur pasien). Menurut asumsi peneliti, pergi
(04,52)...sidin tetap haja rekreasi merupakan hal yang penting
dibawa..kami kadada melainakan sidin dalam meningkatkan kepercayaan diri
tadi..kasian jua sidin dirumah sorangan bagi apsien untuk sembuh. Rekreasi
kalo..makanya mun bejalanan tetap dengan mengajak serta pasien dapat
dibawa...(R3) (pasien tetap ikut serta meningkatkan kepercayaan diri pasien
tanpa dibeda-bedakan karena kasihan dan meningkatkan harga diri pasien
dengan kondisi pasien dan daripada sehingga pasien merasa diperhatikan
pasien ditinggal sendiri dirumah). oleh keluarga, semangat untuk sembuh,
dan mampu mengurangi beban akibat
stroke yang dialami pasien, sebagian sudah dicoba cuman merasa akdada
besar keluarga tidak membeda-bedakan manfaatnya lalu sambilkan terapi pijat
makanan pasien dengan keluarga namun urut.....(R6) (kalau obat herbal sudah
keluarga tetap memperhatikan anjuran sering dicoba namun tidak ada
gizi yang baik untuk pasien seperti manfaatnya, namun sekarang dilakukan
mengurangi asupan gula, makanan yang pijat tradisional untuk pasien).
mengandung kolesterol tinggi dan Keuntungan, kesehatan dan
makanan lain yang dapat memperparah kepuasan terhadap budaya perawatan
kondisi stroke pasien. mempengaruhi kesehatan dan
kesejahteraan individu, keluarga,
5. Gambaran pengalaman keluarga suku kelompok, komunitas di dalam
Banjar secara kepercayaan suku Banjar lingkungannya. Kebudayaan dan
dalam merawat pasien stroke keperawatan yang kongruen dapat
Dari hasil wawancara pada terwujud apabila pola-pola, ekspresi dan
informan sebagai berikut: nilai-nilai perawatan digunakan secara
(12,03) paling herbal-herbalan tepat, aman dan bermakna. Disisi lain
aja lah........12,30 pijat sebagian keluarga yang tidak membawa
paling...minyaknya khusus dibawa pasien ke rumah sakit dan hanya
tukang pijat sendiri....(R1) (seperti obat- mengunjungi pelayanan kesehatan
obatan herbal dan pijat yang mana, terdekat akibat keterbatasan waktu,
minyak pijat langsung dari tukang sangatlah minim informasi dan hanya
pijat). (13,25).............istilah kampung tahu informasi dari rekan dan sanak
beurut haja. Kalau yang lain kadada. saudara saja. Tenaga profesional harus
Minyaknya dari tukang urutnya (R2) menyediakan pelayanan suportif yang
(pijat kampung dan minyak pijat memadai dan informasi tentang stroke
langsung dari tukang pijat). (05,16) untuk mencegah penurunan kepuasan
beurutai masih kesana kemari membawa dari keluarga dan pasien, namun pada
sidin..soalnya mun beurut sidin merasa hasil penelitian hal tersebut tidak sesuai
nyaman awak lawan jua melancarkan teori yang ada, karena menurut informan
darah kalo beurut tuh....(R3) (pijat ketika mereka membawa pasien ke
dengan tujuan agar aliran darah pasein pelayanan kesehatan terdekat, tidak
lancar dan pasien merasa nyaman). diberikan informasi apapun terkait
(21,41) rancaki beurut...diminumi perawatan di rumah pasien, sehingga
ramuan-ramuan gasan kesembuhan...itu informan sangat minim informasi dari
pang obat tradisional....(R4) (sering pelayanan kesehatan yang seharusnya
dibawa pijat serta diberi minum- memberikan informasi guna
minuman ramuan herbal). (15,10) kalau meningkatkan kesembuhan pasien.
awal-awal tahun herbal Cina, minum ini Informasi perawatan di rumah
minum ini, tapi kadada efeknya...... Tapi maupun pendidikan kesehatan pada
kalau beurut terapi tradisional masih klien dan keluarga, ini membutuhkan
sampai wahini...... (R5) (waktu tempat dan waktu yang tepat.
pertama kita menggunakan ramuan Pendidikan kesehatan harus dilakukan
herbal Cina namun tidak ada secara berkelanjutan setelah klien
perubahan, kalau pijat tradisional pulang oleh pemberi layanan kesehatan
masih dijalankan). (07,26) kalau di komunitas. Dari hasil penelitian
kepercayaan lain..kalau obat herbal menyatakan bahwa informan yang
membawa pasien ke rumah sakit, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26
mendapatkan informasi dan pendidikan 123859
kesehatan untuk perawatan pasien di
rumah dan program rehabilitasi yang Joan et al. (2014). Functional connectivity
dilakukan oleh keluarga untuk pasien di magnetic resonance imaging in stroke:
rumah juga diajarkan. an evidence-based clinical review
(pages 191–198). Diakses Tanggal 01
KESIMPULAN Desember 2016, dari
Pengalaman keluarga suku Banjar http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.11
merawat pasien stroke stroke terjadi 11/ijs.12033/
perubahan secara fisik, emosional, sosial, Julianti, Erythrina. (2013). Pengalaman
dan spritual. Caregiver Dalam Merawat Pasien
Pasca Stroke di Rumah Pada Wilayah
Kerja Puskesmas Benda Baru Kota
SARAN Tangerang Selatan. Skripsi. Ilmu
Aktivitas perawatan yang terus- Keperawatan. Universitas Islam Negeri
menerus dapat mempengaruhi kegiatan Syarif Hidayatullah Jakarta. Di akses
sehari-hari pada keluarga, sehingga keluarga tanggal 22 November 2016, dari
juga perlu dukungan. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitst
Perawat perlu memberikan informasi ream/123456789/25548/1/ERYTHRINA
yang dibutuhkan pasien terkait dengan %20JULIANTI%20-%20fkik.pdf
perawatan pasien pasca stroke di rumah
seperti pengendalian faktor resiko Kozier, B., et al, (2010). Buku Ajar Praktik
kekambuhan, latihan-latihan fisik kepada Keperawatan Klinis Kozier Erb. Jakarta:
pasien dan keluarga sehingga dapat EGC.
melakukan perawatan di rumah dengan baik.
Kurniati, P. (2010). Pengalaman Keluarga
Merawat Penderita Stroke Di Wilayah
Pesisir Kota Semarang. Universitas
DAFTAR PUSTAKA
Diponegoro. Di akses tanggal 8
Antara Kalsel. (2016). Kalsel Tertinggi
Desember 2016, dari
Hipertensi Nasional. Diakses Tanggal
http://eprints.undip.ac.id/17209/8/HAL
01 Desember 2016, dari
AMAN_DEPAN.pdf
http://www.antarakalsel.com/berita/3589
8/kalsel-tertinggi-hipertensi-nasional Nir et al. (2009). Profile, burden, and quality
of life of Israeli stroke survivor
Friedman, Marilyn M. (2010). Buku ajar
caregivers: a longitudinal study.
keperawatan keluarga: Riset, Teori dan
Journal of neuroscience nursing.
Praktek. Jakarta: EGC
Diakses Tanggal 03 Februari 2016, dari
Jeong et al. (2015). The Modifying Role http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19
Caregiver Burden On Predictors Of 361125
Quality Of Life Of Caregivers Of
Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian
Hospitalized Chronic Stroke Patients.
Ilmu Keperawatan: Pendekatan
Disability And Health Journal. Diakses
Praktis.
Tanggal 01 Desember 2016, dari
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013).
Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian RI tahun 2013.
Diakses Tanggal 28 November 2016,
dari
http://www.depkes.go.id/resources/dow
nload/general/Hasil%20Riskesdas%202
013.pdf

Siahaan, D. (2011). Perawatan Penderita


Stroke Di Rumah Oleh Keluarga Suku
Batak Toba Di Pematangsiantar USU.
Di akses tanggal 28 November 2016,
dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123
456789/27366/7/pdf

WHO. (2011). Top 10 Causes of Death.


Diakses tanggal 28 November 2016 dari
www.who.int/mediacentre/factsheets/fs3
10/en/

Yastroki, (2013). Angka Kejadian Stroke


Meningkat Tajam. Diakses Tanggal 13
November 2016, dari
http://www.yastroki.or.id/read.php?id=3
17

Peneliti :
1. Lorenza Audia
Mahasiswi STIKES Suaka Insan
Banjarmasin
2. Theresia Ivana
Dosen STIKES Suaka Insan
Banjarmasin
3. Anastasia Maratning
Dosen STIKES Sari Mulia Banjarmasin

Anda mungkin juga menyukai