Anda di halaman 1dari 2

Nama : Marisa Indah Fitriani

NIM : 18040284080

Kelas : 2018 B

TRADISI MAKKATTE, SULAWESI SELATAN

Tradisi Makkate merupakan tradisi atau kebudayaan Etnis Bugis yang berasal dari Sulawesi
Selatan. Tradisi Makkatte merupakan tradisi praktik khitan perempuan yang terdapat pada etnis
Bugis. Tradisi ini dilakukan ketika anak perempuan berumur 4-7 tahun. Setiap anak perempuan
dalam suku Bugis melakukan Makkate ini. Orang Bugis memegang teguh tradisi khitan terhadap
perempuan atau Makkatte karena mereka memiliki pemahaman bahwa, apabila belum
melaksanakan Makkatte maka belum sah menjadi pemeluk agama islam. Tradisi ini ini masih
dilakukan dengan baik dan tanpa meninggalkan maksud dan tujuan dari tradisi tersebut. Tradisi
Makkatte masuk dalam foklor sebagian lisan karena dalam pelaksanaannya adanya tuturan dan
peraltan pada pelaksanaan tradisi terdapat ungkapan-ungkapan yang masuk dalam kepercayaan
mereka dan menyangkut pada kebiasaanatau praktik penyampaian tersebut. Cara pelestarian
foklor adalah dengan mengenalkan sejak kecil mengenai foklor Indonesia dan akan membuat
menghargai pentingnya budaya dan tradisi dalam kehidupan, menamankan kepada anak
mengenai cinta tanah air,diajarkan mengani budaya dan tradisi, adanya kegiatan kebudayaan
untuk mengenalkan dan dokumentasi mengenai kekayaan tradisi.

Menurut kepercayaan yang berdasar bahwa pelaksanaan Makkatte hukumnya wajib bagi umat
Islam dan juga merupakan tradisi turun-temurun. Tujuan dari adanya Makkatte adalah supaya
anak-anak perempuan sah menjadi Islam dan hal tersebut merupakan salah satu perbedaam
dengan agama lain yang tidak perlu melakukan Makkatte. Dalam sumber lain juga disebutkan
bahwa tujuan dari tradisi Makkatte ini adalah mensucikan diri atau pengislaman serta memiliki
nilai religius yaitu memohon perlindungan dan kesehatan kepada Allah. Pelaksanaan khitan pada
perempuan (Makkatte) ini tidak mengenal status pendidikan dan juga tidak ada hal yang
menghalangi dari segi sosial, ekonomi, agama dan pendidikan dalam praktik khitan ini. Bahkan
apabila tradisi Makkatte ini terlambat dilakukan atau tidak dilakukan maka anak perempuan
tersebut beserta orangtuanya akan merasa malu. Sang anak juga akan diolok-olok temannya dan
orang tuanya marasa masih memiliki beban yang blum terpenuhi.

Khitan pada perempuan ini tidak mengeluarkan biaya yang besar bahkan bisa dibilang murah.
Praktik Makkatte yang dilakukan secara steril dan tanpa tindakan yang berlebihan ataupun tanpa
melukai alat genetika externa dan interna tidak menimbulkan implikasi terhadap gender dan
kesehatan reproduksi perempuan. Khitan perempuan memiliki manfaarakat suku Bugis yang
dipercayai oleh masya yaitu mengurangi dan menghilangkan jaringan sensitive dibagian luar
kelamin terutama klitoris agar dapat menahan keinginan seksualitas perempuan, memelihara
kemurnian dan keperawanan sebelum menikah. Dalam praktik tradisi Makkatte ini memiliki
hasil dari analisis fungsi yaitu, sebagai moralitas, sebagai fungsi religious dan fungsi. Untuk
bagian hasil analisis makna yaitu religious, nilai etika dan nilai estetika.

Anda mungkin juga menyukai