PRAKTIKUM SCADA
SIMULASI SISTEM DOUBLE BUSBAR MENGGUNAKAN SOFTWARE
SCADA DESIGNER
OLEH :
Khairul Adyan
NIM : 1820403012
KELAS : TL 3B
Mengetahui,
Dosen Pembimbing
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur tidak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan anugerah-Nya sehingga Laporan
Praktikum SCADA ini dapat terselesaikan dengan baik, meski jauh dari kata
sempurna.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan terlihat dalam proses pembuatan Laporan Praktikum SCADA ini,
terkhusus kepada:
1. Kepada Bapak Yaman, S.T., M.Eng, selaku dosen pembimbing mata
kuliah Praktikum SCADA.
2. Kepada segenap asisten laboratorium Sistem Proteksi dan Distribusi yang
tetap sabar untuk melayani kelompok kami dalam berlangsungnya
praktikum.
3. Kepada para orangtua yang tak pernah putus mendoakan agar kuliah kami
berjalan dengan baik.
4. Dan seluruh teman-teman yang berkenan membantu hingga Laporan
Praktikum SCADA ini dapat selesai.
Khairul Adyan
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... i
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................. iv
I. SOP dan K3 Laboratorium Sistem Proteksi dan Distribusi.............. 1
1.1 SOP kesehatan dan keselamatan kerja............................................... 1
1.2 SOP Pemasangan dan Pelepasan Modul Trainer Praktikum............. 1
1.3 SOP Pengoprasian Modul Trainer Praktikum.................................... 2
1.4 Keselamatan Kerja............................................................................. 2
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
I. SOP dan K3 Laboratorium Sistem Proteksi dan Distribusi
a. Memasang modul trainer pada frame, masukan bagian atas modul trainer
ke slot frame dan jaga bagian bawah modul trainer dengan jarak ± 3cm
dengan frame, dorong modul trainer ke atas kemudian paskan bagian
bawah modul trainer pada slot bawah, turunkan perlahan sampai batas slot.
dan rapatkan antar modul trainer. (minta bantuan pada tenaga pendidik
atau dosen untuk memastikan pemasangan)
b. Melepas modul trainer, angkat dengan mendorong modul trainer ke atas
slot frame sehingga batas bawah modul trainer bebas dan dorong bagian
bawah ke belakang ± 3cm dengan frame, turunkan modul trainer sehingga
terlepas dari frame. Hati hati dalam memegang dan membawa modul
trainer
c. Gunakan Jumper U (safety plug) sesuai warna untuk menghubungkan
modul trainer yang rapat
5
d. Gunakan Jumper H (safety plug) untuk menghubungkan modul trainer
yang rapat dan untuk pencabangan
e. Gunakan Jumper Kabel (safety plug) sesuai warna untuk menghubungkan
modul trainer yang jarang, berjauhan, untuk pencabangan dan
menghubungkan sumber listrik
f. Pemasangan jamper, sewaktu menusukan jumper pegangang frame dengan
erat
6
c. Mengikuti instruksi yang diberikan oleh dosen pengasuh.
d. Perhatikan cara pemasangan kabel penghubung dengan benar sesuai dengan
petunjuk simulasi.
e. Pastikan bahwa rangkaian telah benar sebelum tersambung sumber
tegangan.
f. Baca dan ikuti petunjuk pemasangan.
g. Tidak bermain-main dengan sumber tegangan dan peralatan yang ada
didalam laboratorium.
7
II. Pengenalan SCADA dan Sistem Double Busbar
8
Sistem SCADA biasanya meliputi:
Antarmuka manusia-mesin
Terminal jarak jauh yang menghubungkan beberapa sensor pengukuran
dalam proses di atas
Sistem pemantauan terkomputerisasi untuk pengumpul data
Infrastruktur komunikasi menggunakan terminal jarak jauh dengan sistem
pemantauan, dan
Dan PLC
1. Proses, sistem, mesin yang akan dipantau dan dikendalikan — mungkin dalam
bentuk pembangkit listrik, sistem irigasi, jaringan komputer, sistem lampu lalu
lintas atau lainnya;
2. Jaringan peralatan ‘cerdas’ dengan antarmuka sistem melalui sensor dan output
Control. Dengan jaringan ini, yang merupakan sistem SCADA, memungkinkan
untuk memantau dan mengontrol komponen sistem. Kemudian dapat membuat
sistem SCADA menggunakan berbagai teknologi dan protokol yang berbeda.
9
2.1.3 Sistem dan Perangkat pada SCADA
Ada banyak bagian dalam sebuah sistem SCADA. Sebuah sistem SCADA
biasanya memiliki perangkat keras sinyal untuk memperoleh dan mengirimkan
I/O, kontroler, jaringan, antarmuka pengguna dalam bentuk HMI (Human
Machine Interface), piranti komunikasi dan beberapa perangkat lunak pendukung.
Semua itu menjadi satu sistem, istilah SCADA merujuk pada sistem pusat
keseluruhan. Sistem pusat ini biasanya melakukan pemantauan data-data dari
berbagai macam sensor di lapangan atau bahkan dari tempat2 yang lebih jauh lagi
(remote locations).
Sistem pemantauan dan kontrol industri biasanya terdiri dari sebuah host
pusat atau master (biasa dinamakan sebagai master station, master terminal
unit atau MTU), satu atau lebih unit-unit pengumpul dan kontrol data lapangan
(biasa dinamakan remote stattion, remoter terminal unit atau RTU) dan
sekumpulan perangkat lunak standar maupun customized yang digunakan untuk
memantau dan mengontrol elemen-elemen data-data di lapangan. Sebagian besar
sistem SCADA banyak memiliki karakteristik kontrol kalang-terbuka (open-loop)
dan banyak menggunakan komunikasi jarak jauh, walaupun demikian ada
beberapa elemen merupakan kontrol kalang-tertutup (closed-loop) dan/atau
menggunakan komunikasi jarak dekat.
10
Sistem yang mirip dengan sistem SCADA juga bisa kita jumpai di
beberapa pabrik proses, perawatan dan lain-lain. Sistem ini
dinamakan DCS (Distributed Control Systems). DCS memiliki fungsi yang mirip
dengan SCADA, tetapi unit pengumpul dan pengontrol data biasanya ditempatkan
pada beberapa area terbatas. Komunikasinya bisa menggunakan jaringan lokal
(LAN), handal dan berkecepatan tinggi.
Sistem cincin atau ring, semua rel/busbar yang ada tersambung satu sama
lain dan membentuk seperti ring/cicin.
11
gambar 2.2 Sistem Cincin atau ring
Busbar Ganda atau double busbar, Adalah gardu induk yang mempunyai
dua / double busbar . Sistem ini sangat umum, hampir semua gardu induk
menggunakan sistem ini karena sangat efektif untuk mengurangi pemadaman
beban pada saat melakukan perubahan.
12
Gambar 2.4 Sistem Busbar Ganda atau double Busbar.
Busbar satu setengah atau one half busbar, gardu induk dengan
konfigurasi seperti ini mempunyai dua busbar juga sama seperti pada busbar
ganda, tapi konfigurasi busbar seperti ini dipakai pada Gardu induk
Pembangkitan dan gardu induk yang sangat besar, karena sangat efektif
dalam segi operasional dan dapat mengurangi pemadaman beban pada saat
melakukan perubahan sistem. Sistem ini menggunakan 3 buah PMT didalam
satu diagonal yang terpasang secara seri.
Gambar 2.5 Sistem Busbar satu setengah atau one half busbar.
13
III. Praktikum Simulasi Sistem Double Busbar Menggunakan Software
SCADA Designer
3.1 Tujuan
1. Dapat memahami prinsip kerja dari sistem double busbar menggunakan
software SCADA Designer
2. Mampu membuat rangkaian dari sistem double busbar pada Software
SCADA Designer.
3. Dapat Mengoperasikan kerja dari sistem double busbar pada Software
SCADA Designer.
3.2................................................................................................................. Gamba
r Rangkaian
14
3.3 Peralatan dan Bahan
15
rangkaian praktikum.
12. Melakukan simulasi dan pengukuran sesuai data yang dibutuhkan.
13. Apabila praktikum selesai, meng-off-kan PMT dan alat ukur.
14. Selanjutnya meng-off-kan Three-phase power supply panel.
15. Kemudian mengembalikan peralatan dan bahan praktikum ke tempat
semula dengan keadaan baik.
16
Gambar 3.3 Rangkaian Kondisi Bus 1 Hidup dan Bus 2 Mati
17
Gambar 3.5 Rangkaian Kondisi Bus 1 mati dan Bus 2 Hidup
3.7 Pembahasan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan diperoleh bahwa DS
(Disconnecting Switch) atau isolator dapat berfungsi pada saat jaringan atau
busbar berada pada kondisi tanpa tegangan sedangkan CB (Circuit Breaker) hanya
dapat beroperasi pada saat jaringan atau busbar berada pada kondisi bertegangan
pada pengoperasian busbar incoming feeder.
Urutan switching yang benar yaitu DS atau isolator di ON-kan terlebih
dahulu dikarenakan busbar masih dalam keadaan tak bertegangan kemudian, CB
(Circuit Breaker) di switch atau di ON-kan sehingga busbar dalam kondisi
bertegangan. Untuk memasukkan outgoing feeder, DS atau isolator pada outgoing
feeder di ON-kan kemudian CB di ON-kan sehingga menyebabkan busbar dalam
kondisi bertegangan dan berarus.
Pada pengoperasian busbar ganda, digunakan couple Panel yang berfungsi
untuk menghubungkan busbar 1 dan busbar 2. Jika busbar 1 dan busbar 2 dalam
kondisi bertegangan dan begitupun sebaliknya.
18
3.8 Simpulan
1. Busbar Ganda atau double busbar sangat efektif untuk mengurangi
pemadaman beban pada saat melakukan perubahan.
2. Pada pengoperasian sistem double busbar perlu menggunakan couple
panel untuk menghubungkan busbar 1 dan busbar 2.
3. Urutan switching yang benar yaitu meng-ON-kan DS terlebih dahulu baru
kemudian dilanjut dengan CB.
19
DAFTAR PUSTAKA
20