Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL TERAPI BERMAIN PADA ANAK

Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu pada Stase Keperawatan Anak

OLEH :

SITI AMILATUL MUKAROMAH (G3A020095)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak


secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaika dengan kondisi anak. Pada
saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat
tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih dan nyeri. Perasaan tersebut
merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa
stresor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan
anak akan terlepas dari ketegangan dan stres yang dialaminya karena dengan
melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya
(distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan (Wong, 2003).

Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain


dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna
akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga
merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain
terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai,
maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai
gambar (Erlita, 2006).

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan TAK selama 30 menit di harapkan dapat membantu
meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak
2. Tujuan Khusus
a. Anak dapat lebih mengenali warna
b. Menurunkan tingkat kecemasan pada anak
c. Mengembangkan imajinasi pada anak
C. SASARAN
1. Anak usia toddler (1-3 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Jeddah RSSH
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat
menghalangi proses terapi bermain
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5. Anak yang dapat memegang crayon
6. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mewarnai gambar
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. Karakteristik Sasaran
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu,
misalnya menggunkan pensil warna.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk, kegunaan).
3. Kreativitas
Mengembangkan kreatifitas mencoba ide baru misalnya membuat gambar
dan mewarnai gambar.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang
tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain
peran (Hurlock, Elizabeth B. 1999)

B. Prinsip Pembelajaran Pendidikan Kesehatan


1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).
2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,
mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik
halus.
3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
menggunakan media kertas gambar dan crayon.
4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak
suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.
5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses
hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak
akurat dan negatif.
6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk
meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari
rasa marah dan benci.
7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di
rumah sakit (Erlita, 2006).
BAB III
METODOLOGI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Metode Pembelajaran
Mewarnai gambar merupakan salah satu terapi bermain yang dapatdi lakukan
pada anak usia pra sekolah. Gambar yang digunakan untukdiwarnai adalah
gambar sederhana dengan karakteristik yang sudah dikenal pada anak usia pra
sekolah. Pada umumnya anak usia pra sekolah sudah mampu mengenal objek-
objek yang pernah dilihatnya. Sebelum memulai permainan mewarnai, anak
akan diberikan petunjuk tentang aturan permainan. Anak dapat mewarnai
gambar dengan warna sesukanya ataupun mengikuti dari contoh yang sudah
disediakan oleh perawat. Jika anak-anak kesulitan dalam mewarnai, perawat
akan membantu dan memfasilitasinya.

B. Media Pembelajaran
1. Buku bergambar
2. Krayon atau pensil warna

C. Kegiatan Belajar Mengajar


1. Pembukaan
a. Mengucapkan salam
b. Perawat memperkenalkan diri pada anak
c. Perawat membina hubungan saling percaya dengan anak dan orangtua
anak dengan cara menjalin komunikasi 2 arah dan memberi feedback
dari setiap respon anak.
d. Perawat menjelaskan tujuan dari bermain yang dilakukan padaanak
dan orangtua anak.
e. Melakukan kontrak waktu.
2. Inti
a. Perawat menjelaskan tentang aturan bermain
b. Perawat memberikan 1 contoh gambar yang sudah diwarnai
c. Anak melakukan kegiatan mewarnai
d. Pemberian hadiah/ pujiankepada anak
3. Terminasi
a. Perawat mengevaluasi perasaan anak dan orangtua dengan
memberikan pertanyaan seperti:
1) Bagaimana perasan anak setelah bermain?
2) Bagaimana perasaan orangtua setelah bermain?
3) Apakah kegiatan ini menyenangkan?
4) Apakah manfaat dari terapi bermain yang dilakukan
b. Penutup

D. Waktu Pelaksanaan
Kegiatan terapi aktivitas bermain pada anak usia 1-3 tahun dilaksanakan pada
tanggal 27 Januari 2021. Terapi aktivitas bermain yang digunakan yaitu
mewarnai gambar, disesuaikan dengan kondisi dan minat anak.

E. Faktor Resiko Terjadinya Hambatan


1. Energi
Untuk bermain diperlukan energi yang cukup. Anak yang sedang
sakitcenderung malas untuk bermain.
2. Waktu
Waktu bermain harus disesuaikan dengan waktu istirahat anak. Anakyang
sedang sakit cenderung memilih untuk beristirahat daripadabermain.
3. Ruangan untukbermainRuangan yang sempit atau terlalu lebar
mempengaruhi keinginan anakuntuk bermain.
4. Lingkungan
Lingkungan yang terlalu ramai atau terlalu hening akan
mempengaruhikonsentrasi anak dalam bermian.
5. Pengetahuan untuk bermain
Pengetahuan tentang cara melakukan permainan akan mempengaruhi
proses berlangsungnya permainan.
6. Teman bermain
Teman bermain menjadi hal yang penting untuk menambah semangat anak
untuk bermain. Kenyamanan proses bermain ditentukan oleh lawan
mainnya. Biasanya anak-anak takut dengan orang yang barudikenalnya
termasuk perawat.
7. Alat permainan
Senang atau tidaknya seorang anak terhadap alat
permainanakanmempengaruhi semangat anak dalam bermain.

F. Antisipasi Meminimalkan Hambatan


1. Energi
Permainan yang dilakukan tidak membutuhkan energy yang ekstra
sehingga anak merasa santai dalam mengikuti proses bermain
2. Waktu
Waktu bermain disesuaikan dengan kondisi anak. Ketika anak
sedangistirahat maka biarkanlah anak untuk istirahat. Waktu juga harus
disesuaikan dengan mood anak.
3. Ruangan untuk bermain
Ruangan bermain disesuaikan dengan keinginan anak. Ketika anak
menginginkan diluar maka permainan harus dilakukan diluar dan
sebaliknya .
4. Lingkungan
Lingkungan dikondisikan sedemikian rupa sehingga tidak terlalu ramai
dan terlalu sepi sehingga konsentrasi anak terjaga dan anak tidak merasa
kesepian
5. Pengetahuan untuk bermain
Menjelaskan dengan penjelasan yang ringan sekaligus memperagakan
6. Teman bermain
Meminta keluarga untuk mendampingi anak selama proses bermain.
7. Alat permainan
Pemilihan alat permainan disesuaikan dengan usia dan karakteristik anak.

G. Pengorganisasian
1.      Leader : Siti Amilatul Mukaromah
2.      Co Leader : M. Khoirul Anam
H. Metoda Evaluasi
1. Menanyakan kepada klien tentang perasaannya setelah bermain
2. Memberikesimpulan untuk permainan yang telah dilakukan

I. Alat Evaluasi
Hasil gambaran berwarna yang telah dikerjakan oleh anak.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kegiatan aktivitas bermain mewarnai gambar berjalan dengan baik dan dilaksanakan
selama 30 menit. Kebutuhan bermain yang terganggu selama proses hospitalisasi
dapatdiatasi dengan pemberian terapi bermain sesuai dengan usia dankarakteristik
anak. Pemberian terapi ini dapatefek hospitalisasi sepertibosan cemas dan juga dapat
meningkatkan kooperatif anak. Selain ituterapi bermain dapat mengalihkan perhatian
anak dari sakitnya. Adabanyak hal yang harus diperhatikan dalam memberikan terapi
bermainpada anak yang mengalami hospitalisasi diantaranya waktu, energy,alat
permainan, teman bermain, dan lingkungan.

B. Evaluasi Struktur
1. Anak: subjek proses bermain
2. Perawat: pelaksana permainan
3. Keluarga: pembantu pelaksana

C. Evaluasi Proses
Sebelum bermain, perawat menjelaskan tentang tata carabermain danmenunjukkan
contoh gambaryang sudah diwarnai. Selainmenjelaskan, perawat juga memperagakan
tentang alat permainannyadan memvalidasi bahwa anak telah mengerti dan
memahami teknikbermain. Perawat juga melibatkan keluarga untuk mendampingi
anak dalam proses bermain. Setelah anak mengerti maka perawat memberikan
kesempatan kepada anak untuk mencoba melakukan permainannya yaitu mewarnai
gambar. Perawat membantu anak ketika anak mengalami kesulitan dan menjaga
interaksi untuk meningkatkan komunikasi pada anak.

D. Evaluasi Hasil
Anak mampu menyelesaikan permainan dengan baik, memberi apresiasi pada
permainannya dan merasa senang dapat bermainbersama. Keluarga dapat membantu
anak dengan cara menemani selamaproses bermain.
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, 2006. Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. http://info.


balitacerdas.co.id/pdf
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Perkembangan Anak Jilid 1. Jakarta:Penerbit Erlangga  
L Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC : Jakarta 
Markum, dkk. 1990. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai