Anda di halaman 1dari 6

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
Jaln Willem Iskandar Psr.V – Kotak Pos No.1589 – Medan 20221
Telepon. (061) 6623943, 6613365
Website : https://fip.unimed.ac.id

UJIAN TENGAH SEMESTER


Mata Kuliah : Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Jurusan/Prodi : PPSD/PGSD
SKS : 3 Semester : Genap 2020/2021
Dosen : 1. Prof. Dr. Ibrahim Gultom, M.Pd. Kls/Akt : E/ 2018
2. Mirza Irawan, S.Pd, M.Pd.,Kons

Silahkan jawab pertanyaan-pertanyaan berikut di lembar jawaban tersendiri!

Soal.

1. Jelaskanlah filsafat sebagai landasan pengembagan kurikulum dan kaitannya dengan


tujuan pendidikan dan pembelajaran!.

2. Mengapa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai landasan dalam


pengembangan kurikulum?

3. Kemukakan dan analisislah satu permasalahan yang dialami dalam pengimplementasian


kurikulum di Indonesia pada masa kini !. Analisis dan uraian yang Anda berikan harus
diperkuat dengan minimal 3 pendapat Ahli (Teori). Analisis dan uraian masalah
merujuk pada tabel berikut!

Topik Permasalahan ………………………………………………

Deskripsi Masalah ………………………………………………minimal 200 kata

Anaslisis Sebab ………………………………………………minimal 200 kata

Analisis Akibat ………………………………………………minimal 200 kata

Analisis Arah ke Depan ………………………………………………minimal 200 kata

Kepustakaan ………………………………………………Minimal 3 Buku

Selamat Berpikir!
Nama : Annisa Nurjannah Harahp
Kelas : Pgsd Reg C
Nim : 1191111066

Jawab
1. Pandangan pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam
pendidikan, terutama dalam menentukan arah dan tujuan
pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke mana peserta
didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang
pandangan hidup manusia atau tentang hidup dan
eksistensinya. Pengembangan kurikulum membutuhkan
filsafat sebagai acuan atau landasan berpikir. Kajian-kajian
filosofis tentang kurikulum akan berupaya menjawab
permasalahan-permasalahan sekitar: (1)bagaimana seharusnya
tujuan pendididikan itu dirumuskan, (2) isi atau materi
pendidikan yang bagaimana yang seharusnya disajikan kepada
siswa, (3) metode pendidikan apa yang seharusnya digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan, dan (4) bagaimana
peranan yang seharusnya dilakukan pendidik dan peserta
didik. Jawaban atas permasalahan tersebut akan sangat
bergantung pada landasan filsafat mana yang digunakan
sebagai asumsi atau sebagai titik tolak pengembangan
kurikulum. Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan
mengenai berbagai kemampuan yang diharapkan dapat
dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau
filsafat yang dianut oleh suatu komunitas akan memiliki
keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan tujuan
pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat
suatu negara tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi
tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh karena itu,
tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan
tujuan pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari
adanya perbedaan filsafat yang dianutnya.
2. 1) Kemajuan IPTEK membawa manusia pada masa yang tak
pernah terbayangkan sebelumnya
2) Banyaknya muncul permasalahan- permasalahan akibat
penyalahgunaan kemajuan IPTEK
3)Kurikulum perlu diupdate agar sesuai dengan
perkembangan teknologi
4) Perubahan yang perlu diperhatikan dan diantisipasi dalam
pengembangan kurikulum adalah: perubahan pola hidup dan
perubahan sosial politik
Sebab tanpa memperhatikanIPTEK kurikulum tersebut akan
ketinggalan zaman dan pelajar tidak dapat ilmu yang dituntut
oleh dunia pekerjaan.
Selain itu juga Dalam bahasa Indonesia, kata ilmu sering
diidentikkan dengan sains (science) yang berarti ilmu, bahkan
sering disatukan dengan kata pengetahuan, menjadi ilmu
pengetahuan. Pengetahuan adalah seperangkat objek tertentu
yang diketahui individu. Pengetahuan dan pengalaman akan
menjadi ilmu pengetahuan jika pengetahuan itu disusun secara
sistematis, menggunakan pola berpikir logis, berlandaskan
prosedur kerja hukum kausalita pada masalah yang dialami itu
. Sedangkan Teknologi pada hakikatnya adalah penerapan
ilmu pengetahuan (technology is application of science).
Teknologi memegang peranan penting dalam kehidupan
budaya manusia. Salah satu indicator kemajuan peradaban
manusia dapat diukur dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Teknologi banyak digunakan dalam berbagai
bidang kehidupan. Tujuannya adalah untuk menciptakan suatu
kondisi yang efektif, efisien, dan sinergis terhadap pola
perilaku manusia.

Topik Permasalahan Kurikulum sering berganti nama (perubahan kurikulum yang


terjadi diindonesia)
Deskripsi Masalah Kurikulum di Indonesia sering sekali mengalami perubahan.
Namun, perubahan tersebut hanyalah sebatas perubahan
nama semata. Tanpa mengubah konsep kurikulum, tentulah
tidak akan ada dampak positif dari perubahan kurikulum
Indonesia
Kata ‘kurikulum’ sudah tak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia, khususnya orang-orang yang berkecimpung di
dalam dunia pendidikan. Dalam 2 tahun terakhir ini, sistem
pendidikan di Indonesia mengalami pergantian kurikulum
yang sebelumnya menggunakan kurikulum KTSP, digantikan
dengan kurikulum 2013. Dengan bergantinya kurikulum ini,
banyak menimbulkan pro dan kontra dari beberapa pihak,
terutama dari pihak siswa. Di kurikulum 2013 ini siswa
dituntut untuk menjadi lebih aktif di kelas dan mandiri dalam
memecahkan suatu masalah di dalam kelas. Namun tak
sedikit pelajar yang mengeluh dengan kurikulum 2013,
kurikulum 2013 dirasa membuat siswa harus belajar lebih
keras lagi karena jam pelajaran yang lebih padat bila
dibandingkan dengan kurikulum sebelumnya.
 kurikulum di Indonesia mengalami perubahan mendasar
pada tahun 1966 karena adanya perubahan kekuatan politik.
Kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum 1965 Kurikulum
tersebut bersifat sementara dan pada dasanya hanya
menghapuskan bagian-bagian yang berkenaan dengan ajaran
komunisme. Adanya pengaruh politik terhadap kurikulum
sangat jelas dan tak mungkin dipungkiri (Appel, 1979: 13;
Waring, 1981: 20). Kurikulum adalah isi dan jantungnya
pendidikan (Klein, 2000:54) dan oleh karena itu kekuatan
yang mampu mempengaruhi kurikulum berarti mampu
menguasai proses pendidikan dan hasil pendidikan.
Kepedulian kekuatan politik dapat berupa kekuatan resmi
yang dipegang oleh pemerintah (pusat, daerah) tetapi juga
dapat berupa kekuatan politik yang riil di masyarakat dan
secara langsung berpengaruh terhadap kurikulum sebagai
suatu proses pendidikan
Anaslisis Sebab Perkembangan jaman
Dalam sejarah pendidikan di Indonesia, kita tercatat sudah
berganti kurikulum sebanyak 11 kali dari kurikulum tahun
1947 hingga kurikulum 2015 yang katanya adalah
penyempurnaan dari kurikulum 2013 lalu. Nah, hal tersebut
dikarenakan zaman yang terus-menerus berkembang dan
mengalami kemajuan. Perubahan dan perkembangan zaman
yang terjadi secara terus menerus ini tentunya juga menjadi
tuntutan pagi pendidikan di Indonesia untuk berubah menjadi
lebih baik lagi, termasuk penyempurnaan kurikulum sebagai
alat yang sangat penting untuk keberhasilan pendidikan suatu
negara.
Perkembangan ilmu pengetahuan
Sesuai dengan berkembangnya suatu zaman, maka ilmu
pengetahuan pun ikut berkembang dengan pesatnya.
Perkembangan ilmu pegetahuan ini tentunya mengalami
perkembangan dalam berbagai cabang ilmu, enghasilkan
teori-teori baru, dan metode-metode baru dalam memenuhi
proses belajar mengajar. Hal inilah yang menyebabkan
kurikulum sebagai alat yang memuat satuan pendidikan pun
ikut melakukan perubahan dalam isi maupun strategi
pelaksanaan mengenai sistem pendidikan.
Pertumbuhan penduduk yang pesat
Dengan bertambahnya penduduk dalam suatu negara, maka
bertambah pula orang yang membutuhkan pendidikan itu
sendiri. Hal inilah yang menyebabkan perubahan kurikulum
dengan mengubah cara atau pendekatan kegiatan belajar
mengajar yang selama ini digunakan perlu ditijau kembali
dan diubah menjadi lebih baik dan efektif bagi banyak orang
Orientasi politik dan praktek kenegaraan
Praktek politik kenegaraan memegang peranan penting dalam
perubahan kurikulum. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa
pendidikan termasuk kurikulum itu tidak dapat terlepas dari
perpolitikan suatu bangsa. Oleh karena itulah orientasi politik
Negara harus diarahkan pada pemantapan demokrasi yang
sejati, sehingga sistem pendidikan akan berjalan dengan baik
tanpa dibayangi ketakutan terhadap kekuasaan atau penguasa
 berkembangnya industri dan produksi atau teknologi
Pesatnya perubahan di bidang teknologi harus disikapi
dengan cepat, karena kalau tidak demikian maka output dari
lembaga pendidikan akan menjadi makhluk terasing yang
akanhidup di dunianya. Kurikulum harus mampu
menciptakan manusia-manusia yang siap pakai di segala
bidang yang diminatinya, bahkan mampu menciptakan dunia
sendiri yang baru bukan hanya mampu mengikuti dunia itu.

Pemikiran baru mengenai proses belajar-mengajar 


Banyak sekali pemikiran, konsep atau teori baru dalam proses
pembelajaran, walaupun pemikiran itu kadang hanyalah
perubahan pada titik tekannya saja. Misalnya mengenai
active learningatau (CBSA),contextual learning, quntum
teaching-learning dan lain-lain, untuk dapat mengaktifkan
seorang individu siswa dan mengaktifkan kelompok.

Eksploitasi ilmu pengetahuan


Dengan pesatnya kemajuan di berbagai bidang kehidupan,
tentu ilmu pengetahuan mendapat porsi dalam kehidupan
manusia. Banyak sekali disiplin ilmu pengetahuan baru yang
pada dekade sebelumnya belum dikenal. Oleh karena itu
kurikulum paling tidak harus disesuaikan dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, agar anak memiliki bekal
yang cukup untuk menghadapi kehidupan di masa depan.
Analisis Akibat Perubahan kurikulum dari tahun ke tahun merupakan
kebijakan yang diambil pemerintah.  Alasan pemerintah
melakukan perubahan kurikulum pendidikan yang baru
adalah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia.
Akan tetapi tujuan dari pemerintah tidak selalu sejalan
dengan kenyataan di lapangan.
Guru Besar Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Dr
Nanang Fattah mengatakan, pemerintah jangan banyak
melakukan perubahan. Terlalu sering melakukan perubahan
kurikulum pendidikan dinilai kurang efektif dan efisien.
Beliau mengatakan bahwa prubahan kurikulum yang terlalu
sering dinilai kurang efektif dan efisien bagi pendidikan
Indonesia.
“Kurikulum jangan banyak diubah. Selain membingungkan
juga kurang efektif. Perubahan kurikulum hanya ramai di
atas, sedangkan di bawah tenang-tenang saja atau kurang
banyak terpengaruh
Menurut Nanang, sejak 1984 sudah terjadi perubahan
kurikulum hingga 10 kali. Seringnya perubahn kurikulum
tersebut dinilai kurang banyak berpengaruh pada kemajuan
pendidikan. “Perubahan kurikulum tidak banyak membawa
pengaruh. Terutama pada guru, cara mengajarnya tidak
pernah berubah,” ujarnya
Perubahan kurikulum berdampak baik dan buruk bagi mutu
pendidikan, dimana dampak baiknya yaitu pelajar bisa belajar
dengan mengikuti perkembangan zaman yang semakin maju
tapi didukung dengan faktor-faktor seperti kepala
sekolah,guru,tenaga pengajar,siswa didik bahkan lembaga itu
sendiri. Dimana kepala sekolah harus berhubungan baik
dengan atasannya dan membina hubungan baik dengan
bawahannya, lalu guru juga harus bermutu, maksudnya
gurunya harus memberi pelajaran yang dapat dicerna oleh
peserta didik, lalu siswa juga harus bermutu,maksudnya
siswa dapat belajar dengan baik,giat belajar serta kritis dalam
setiap pelajaran.
Dampak negatifnya adalah mutu pendidikan menurun dan
perubahan kurikulum yang begitu cepat menimbulkan
masalah-masalah baru seperti menurunya prestasi siswa, hal
ini dikarenakan siswa tidak dapat menyesuaikan diri dengan
sistem pembelajaran pada kurikulum yang baru. Perubahan
ini juga berdampak pada sekolah dimana visi dan misi suatu
sekolah yang sedang ingin dicapai terganggu dengan
perubahan kurikulum tersebut.

Analisis Arah ke Depan Salah satu pendapat bernama nanang berharap, pemerintah
tidak banyak melakukan perubahan kurikulum
pendidikan. ”Daripada banyak melakukan perubahan
kurikulum, lebih baik “kompetensi guru yang diperkuat”.
Karena keberhasilan pendidikan banyak dipengaruhi oleh
guru,” ujarnya.
Ia meyakini, bila kompetensi dan kualitas guru dapat
ditingkatkan, hal itu akan banyak berpengaruh
pada perkembangan dunia pendidikan.
“Skill guru harus terus ditingkatkan, agar kemampuanya
dalam mengajar dapat diperbaiki,” tegas Nanang.
Selain itu, menurut Nanang, guru juga harus kreatif dan
inovatif dalam mengajar. “Guru harus mampu mereduksi
konten-konten kurikulum yang kurang sesuai dengan
kebutuhan siswa atau sekolah,” ujarnya
Selain itu dapat juga Mengubah konsep awal paradigma
kurikulum menjadi alur yang benar untuk mencapai suatu
tujuan yang sebenarnya.
Melakukan pemerataan pendidikan melalui pemerataan
sarana dan prasarana ke sekolah terpencil, sehingga tidak
akan ada lagi siswa di daerah terpencil yang terbelakang
pendidikan.
Menjalankan kurikulum dengan sebaik mungkin.
Membersihkan organ-organ kurikulum darin oknum-oknum
tak bertanggung jawab
Program kurikulum harus disusun dan mengandung materi
sosial budaya dalam masyarakat. Ini bukan hanya
dimaksudkan untuk membudayakan anak didik, tetapi sejalan
dengan usaha mengawetkan kebudayaan itu sendiri.
Kemajuan dalam bidang teknologi akan memberikan bahan
yang memadai dalam penyampaian teknologi baru itu kepada
siswa, yang sekaligus mempersiapkan para siswa tersebut
agar mampu hidup dalam teknologi itu. Dengan demikian,
sekolah benar-benar dapat mengemban peran dan fungsinya
sebagai lembaga modernisasi.
Dalam melakukan perubahan kurikulum dengan skala
nasional dan melibatkan bangsa Indonesia, perlu
direncanakan secara matang supaya efektif. Tidak hanya
beralaskan kurikulum itu sudah usang namun harus
mementingkan urgensi kenapa kurikulum itu dirubah. 
Serta membuat aturan atau kebijakan teknik-teknik
pelaksanaan kurikulum secara jelas sehingga tidak
membingungkan para pelaksana pendidikan seperti para guru.
Dan mempertimbangkan para pelaksana pendidikan di
tingkat daerah terutama daerah yang terbelakang.
Memberikan sosialisasi secara menyeluruh di seluruh
wilayah Indonesia tanpa terkecuali
 Perubahan Kurikulum itu sendiri juga harus diiringi dengan
persiapan yang cukup matang seperti mempersiapkan guru
sebagai pelaksana kurikulum itu sendiri sehingga
pelaksanaan kurikulum baru dapat berjalan efektif dan
efesien

Kepustakaan Hernawan, Asep, dkk. (2008). Pengembangan Kurikulum dan


Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sukmadinata, Nana S.
(2009). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung:
PT. RemajaRosdakarya Offset
https://www.kompasiana.com/rarah/57380b19b47e61c316b69835/
efektivitas-perubahan-kurikulum-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai