Oleh
Kelompok 2/Perikanan B
Haztry Hakkinia Dewi 230110190044
Jasmine Priyanka B 230110190045
Silvana Wahyu Nurkartika 230110190048
Raihan Ichsan Riswandi 230110190059
Ahmad Syahid 230110190061
Arkan Naufal Rasyiq 230110190063
Abiomi Ciptoning Bentali 230110190068
Eka Muhammad Rizaldi 230110190073
Valenda Pringgandani 230110190079
UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Polymerase Chain Reaction
(PCR)”. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bioteknologi.
Di dalam makalah ini membahas mengenai Polymerase Chain Reaction
(PCR) yang merupakan salah satu hasil dari berkembangnya zaman yang
dihasilkan oleh Bioteknologi, sehingga pada makalah ini akan diberikan informasi
Polymerase Chain Reaction (PCR).
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dosen mata kuliah Bioteknologi;
2. Seluruh anggota kelompok 2;
3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Demikianlah harapan kami, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
kami dan juga pembaca tentunya. Adanya saran yang membangun dari pembaca
untuk perbaikan makalah selanjutya sangat dihargai, kami ucapkan terima kasih.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB Halaman
KATA PENGANTAR..................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................iv
I PENDAHULUAN.........................................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3 Tujuan...................................................................................................2
II PEMBAHASAN............................................................................................3
2.1 Sejarah PCR..........................................................................................3
2.2 PCR Perikanan......................................................................................4
2.3 Prinsip PCR...........................................................................................7
2.4 Teknik PCR.........................................................................................11
2.5 Kelebihan dari PCR…………………………………………………16
2.6 Kekurangan dari PCR……………………………………………….16
III PENUTUP...................................................................................................17
3.1 Kesimpulan.........................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................v
DAFTAR GAMBAR
1
khususnya di bidang diagnosa penyakit genetik, kedokteran naytaafnforensik dan
evolusi
2
3
molekular. Melihat dari banyaknya manfaat yang dapat tercipta maka diperlukan
pemahaman dan pengembangan ilmu pengetahuan pada bidang tersebut.
1.3 Tujuan
Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memberikan
pengetahuan dan pemahaman yang lebih terkairt dengan PCR (Polymerase Chain
Reaction) pada bidang perikanan guna menambah wawasan pada mahasiswa
perikanan dalam bidang bioteknologi. Pembahasan yang tercantum dalam
makalah ini terkait pada pengertian, sejarah, perinsip, dan teknologi dari PCR
(Polymerase Chain Reaction).
BAB II
PEMBAHASAN
4
banyak aplikasi metode ini diterbitkan. Teknik itu dimungkinkan oleh penemuan
Taq polimerase
5
6
diperoleh dari Thermus auquaticus. DNA polimerase ini stabil di suhu tinggi perlu
melakukan amplifikasi, sedangkan polimerase DNA lainnya menjadi
terdenaturasi. Mullis mendefinisikan PCR bukan sebagai teknik spesifik
melainkan sebagai sebuah konsep. Karena teknik ini melibatkan amplifikasi DNA,
penerapan metode yang paling jelas adalah dalam mendeteksi jumlah DNA
spesifik yang sangat kecil. Ini penting dalam pendeteksian level rendah infeksi
bakteri atau perubahan cepat dalam transkripsi pada tingkat sel tunggal, serta
deteksi DNA individu tertentu. Ini juga dapat digunakan dalam pengurutan DNA,
skrining untuk kelainan genetik, situs mutasi spesifik DNA, atau kloning atau
subkloning Cdna (Mousumi et al, 2010).
Pengklonaan DNA dalam setiap sel merupakaan metode terbaik untuk
mempersiapkan gen tertentu atau skuens DNA lain dalam kuantitas besar. Akan
tetapi, ketika sumber DNA hanya sedikit atau tidak murni, reaksi berantai
polimerase, atau polymerase chain reaction (PCR), lebih cepet dan lebih selektif.
Dalam teknik ini, segmen sasaran spesifik apapun di dalam satu atau banyak
molekul DNA dapat dengan cepat diamplifikasi (diperbanyak atau disalin berkali
– kali) dalam tabung reaksi. Dengan otomatisasi, PCR dapat membuat miliaran
salinan segmen sasaran DNA dalam beberapa jam, jelas jauh lebih cepat daripada
waktu berhari – hari yang dibutuhkan untuk memperoleh jumlah salinan yang
sama dengan menapis pustaka DNA untuk menemukan klona dengan gen yang
dikehendaki dan membiarkan gen itu bereplikasi di dalam sel inang. Bahkan, PCR
semakin banyak digunakan untuk membuat cukup banyak fragmen DNA spesifik
yang disipkan secara langsung ke dalam vektor, sepenuhnya melewatkan langkah
– langkah pembuatan dan penapisan pustaka (Campbell 2008).
lanjut metode ini dapat digunakan untuk melipat gandakan dan melakukan
kuantitas molekul mRNA. Sehingga kini metode PCR ini telah banyak digunakan
dalam berbagai bidang guna berbagai macam analisis genetic dan manipulasi.
Polymerase Chain Reaction (PCR) merupakan suatu metode perbanyakan
atau replikasi DNA secara enzimatik tanpa menggunakan bantuan dari
organisme. PCR adalah reaksi polimerase berantai yang melibatkan enzim
polimerase yang dilakukan secara berulang-ulang. Dimana proses pemisahan untai
ganda dari DNA menjadi untai tunggal yang dilakukan secara berulng-uleng.
Dengan teknik PCR ini maka dapat dihasilkan DNA dalam jumlah yang besar
dengan waktu relatif singkat sehingga memudahkan berbagai teknik lain yang
menggunakan DNA. Funsi utama dari perkembangan teknik atau metode PCR ini
adalah dengan menentukan cara imflikasi hanya pada urutan DNA target dan
meminimalisir imflikasi urutan non-target. Pada setiap siklus PCR akan diperoleh
2n kali banyaknya DNA target. Penggunaan teknik atau metode PCR ini mampu
meningkatkan jumlah urutan DNA menjadi ribuan atau jutaan kali dari jumlah
semula. Proses hibridisasi primer yang mengawali replikasi DNA akan
dilanjutkan dengan penambahan basa oleh enzim polymerase pada cetakan DNA.
Setiap urutan basa nukleotida yang diamplifikasi akan menjadi dua kali
jumlahnya. sekitar 106-107 kali.
Pada penerapan teknik atau metode PCR ini telah banyak dilakukan dalam
bidang biokimia dan biologi molecular. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya
teknik atau metoda PCR hanya memerlukan jumlah sample yang kecil dan
biayanya relative murah. Selain kesederhanaan dan tingginya tingkat kesuksesan
amplifikasi sekuens DNA yang diperoleh menyebabkan teknik ini semakin luas
penggunaannya. Dengan semakin pesat dan banyaknya dilakukan pengembangan
baik dalam ilmu pengetahuan mengenai DNA dan teknologi yang semakin
canggih guna menyeimbangkan kemajuan ilmu pengetaguan telah banyak
merevolusi bidang sains dan teknologi khususnya di bidang diagnosa penyakit
genetik, kedokteran forensik dan evolusi molekular.
Jenis PCR
Teknik PCR dapat dimodifikasi ke dalam beberapa jenis diantaranya:
8
1. Denaturasi
Pada tahap ini primer akan menuju daerah yang spesifik yang
komplemen dengan urutan primer. Pada proses annealing ikatan hydrogen
akan terbentuk antara primer dengan urutan komplemen pada templat.
Proses ini dilakukan pada suhu 45 ᵒC – 60 ᵒC.
Penentuan waktu untuk proses annealing berkaitan dengan Panjang
primer. Untuk panjang primer 18 – 22 basa cukup dengan 30 detik,
sedangkan untuk panjang primer lebih besar dari 22 basa diperlukan waktu
annealing 60 detik.
3. Polimerisasi DNA (extension)
Jika siklus PCR dilakukan berulang-ulang maka daerah yang dibatasi oleh
dua primer akan diamplifikasi secara eksponensial (disebut amplicon yang berupa
untai ganda), sehingga mencapai jumlah kopi yang dapat dirumuskan dengan
(2n)x. Dimana n adalah jumlah siklus dan x adalah jumlah awal molekul DNA.
Jadi seandainya ada 1 kopi DNA sebeum siklus berlangsung, setelah satu siklus,
akan menajdi 2 kopi, sesudah 2 siklus akan menjadi 4, sesudah 3 siklus akan
menjadi 8 kopi dan seterusnya. Sehingga perubahan ini akan berlangsung secara
eksponensial. PCR dengan menggunakan enzim Taq DNA polymerase pada akhir
dari setiap siklus akan menyebabkan penambahan satu nukleotida A pada ujung 3’
dari potongan DNA yang dihasilkan. Sehingga nantinya produk PCR ini dapat
dikloning dengan menggunakan vector yang ditambahkan nukleotida T pada
ujung-ujungnya 5’-nya. Proses PCR diakukan menggunakan alat yang disebut
thermocycler.
13
mengetahui ukuran dan jumlah basa yang dikandung suatu sekuen DNA
tertentu (Klug dan Cummings 1994).
4. Real – Time PCR
Prinsip kerja Real – Time PCR ialah dengan mendeteksi dan
mengkuantifikasi reporter fluoresen. Sinyal fluoresen akan meningkat
seiring dengan bertambahnya amplifikasi DNA PCR dalam reaksi. Reaksi
selama fase eksponensial dapat dipantau dengan mencatat jumlah emisi
fluoresen pada setiap siklus.
Real – Time PCR adalah teknik yang digunakan untuk
mengendalikan DNA target dari suatu organisme yang bertujuan untuk
mengetahui kualitas DNA target. Analisis menggunakan Real time PCR
memiliki sensitivitas tinggi dan lebih spesifik untuk produk PCR tertentu.
Real Time PCR juga meliputi Real Time-RT PCR dimana PCR dilakukan
secara Real Time menggunakan enzim Reverse Transcriptase secara
langsung pada waktu bersamaan. Komponen utama Real Time PCR adalah
thermal cycler (mesin PCR), optical modul (pendeteksi fluoresensi selama
reaksi) dan komputer (membaca dan memindahkan data fluoresensi ke
layar monitor, serta dapat disimpan dalam berkas).
5. Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
Reverse Transcriptase-Polymerase Chain Reaction (RT-PCR)
merupakan suatu modifikasi dari metode teknik PCR Konvensional. Cara
kerja dari metode ini ialah menggunakan molekul RNA sebagai template
lalu dikonvermasi menjadi DNA Komplementer (cDNA) sebelum
diperbanyak (amplifikasi). Dalam konversi dari RNA menjadi cDNA
digenerasi menggunakan enzim reverse transcriptase, sehingga dapat
menjadi template reaksi. Tipe ini biasa digunakan dalam metode penelitian
penyisipan gen, diagnosa penyakit yang berhubungan dengan virus RNA
dan kanker.
6. Nested PCR
Metode ini merupakan suatu teknik replikasi sampel DNA
menggunakan bantuan enzim DNA polimerase yang menggunakan dua
16
situ hybridization (ISH), melalui amplifikasi urutan gen tertentu dalam sel
utuh atau bagian jaringan dan meningkatkan nomor salin ke tingkat yang
dapat dideteksi oleh ISH atau imunohistochemistry. Selain deteksi DNA
virus (CMV, HBV, HIV), teknik ini digunakan untuk mempelajari
pengaturan ulang DNA, translokasi kromosom dan RNA virus (HCV)
dalam sel-sel dalam suspensi, persiapan cytocentrifuge atau bagian
jaringan arsip. Berdasarkan penelitian yang dilakukan dalam
membandingkan pendekatan yang berbeda dengan amplifikasi situ urutan
target dan visualisasi produk PCR baik dengan ISH berikutnya (Indirect In
situ PCR) atau dengan deteksi langsung nukleotida berlabel, yang telah
dimasukkan selama PCR (Direct In situ PCR).
3.1 Kesimpulan
PCR (Polymerase Chain Reaction) adalah suatu metode enzimatis untuk
amplifikasi DNA dengan cara in vitro. Pada proses PCR diperlukan beberapa
komponen utama, yaitu DNA cetakan, Oligonukleotida primer,
Deoksiribonukelotida trifosfat (dNTP), Enzim DNA Polimerase, dan Komponen
pendukung lain adalah senyawa buffer. Pada proses PCR menggunakan
menggunakan alat termosiklus. Sebuah mesin yang memiliki kemampuan untuk
memanaskan sekaligus mendinginkan tabung reaksi dan mengatur temperatur
untuk tiap tahapan reaksi. Teknik ini dirintis oleh Kary Mullis pada tahun 1983
dan ia memperoleh hadiah Nobel pada tahun 1994 berkat temuannya tersebut.
Ada tiga tahapan penting dalam proses PCR yang selalu terulang dalam 30-40
siklus dan berlangsung dengn cepat yaitu denaturasi, anneling, dan pemanjangan
untai DNA. Dalam proses PCR terdapat beberapa tahapan yang meliputi :
denaturasi DNA template ; Penempelan primer pada template (annealing) ;
Pemanjangan primer (Extension). Keunggulan PCR dikatakan sangat tinggi. Hal
ini didasarkan atas spesifitas, efisiensi dan keakuratannya. Masalah yang
berkenaan dengan PCR yaitu biaya PCR yang masih tergolong tinggi.
3.2 Saran
Seiringan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kian pesat membutuhkan SDM atau sumberdaya manusia yang semakin maju dan
inovatif dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi guna membantu
dan mempermudah kegiatan manusia. Bioteknologi menupakan salah satu dari
sekian banyaknya ilmu yang terus berkembang pesat karena perannya yang sangat
bermanfaat dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu perlu bagi kita semagai
generasi muda untuk terus belajar dan mengerti juga memahami setiap ilmu yang
kita pelajari.
19
DAFTAR PUSTAKA
Liu, Harry Y., Hopping, Grant C., Vaidyanathan, Uma., Ronquillo, Yasmyne C.,
Hoopes, Phillip C., Majid Moshirfar. 2019. Polymerase Chain Reaction and
Its Apllication in the Diagnosis of Infectious Keatitis. Med Hypothesis
Discov Innov Ophthalmol. Vol. 8 No. 3. Diakses dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC6778471/ pada 28 Februari
2021.
v
Mousumi, Debnath., Prasad GBKS., Bisen PS. 2010. Polymerized Chain
Reaction. 9 : 129 – 152.
vi