Anda di halaman 1dari 24

JURNAL POLITIK PEMERINTAHAN, Agustus 2017, Hlm. 73 – 96 Volume 10, No.

1, Agustus 2017

ANALISIS KEBIJAKAN PENGENTASAN KEMISKINAN


DI INDONESIA

Oleh: Murdiyana dan Mulyana


Institut Pemerintahan Dalam Negeri
E-mail:

ABSTRAK
74 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

PENDAHULUAN bukan hal yang sulit pula untuk diupayakan.


Sebagaimana amanat Undang-Undang

K emiskinan merupakan permasalahan


umum yang dihadapi oleh negara-
negara yang sedang berkembang di dunia.
Dasar Tahun 1945 Pasal 34 bahwa “fakir
miskin dan anak terlantar dipelihara oleh
negara”, maka Pemerintah Indonesia
Indonesia sebagai salah satu negara yang sejak zaman orde lama hingga saat ini
sedang berkembang terus berupaya untuk mengupayakan masyarakat Indonesia
menyelesaikan permasalahan kemiskinan yang berada di bawah garis kemiskinan
bagi warga negaranya. Salah satu langkah dapat menurun jumlahnya. Berdasarkan
nyata adalah melalui penerbitan kebijakan data Biro Pusat Statistik (BPS) pada
pemerintah melalui dokumen peraturan Maret 20162 menunjukkan bahwa jumlah
perundang-undangan yang mendukung penduduk miskin dengan pengeluaran per
pengentasan kemiskinan yang kemudian kapita per bulan yang berada di bawah
dituangkan ke dalam program-program garis kemiskinan mencap[ai 28.01 juta
pengentasan kemiskinan. Sebagaimana jiwa atau sebesar 10,86 persen dari total
Presiden Joko Widodo saat mulai jumlah penduduk sekitar 250 juta jiwa.
Data pada BPS pun menunjukkan bahwa
menjabat telah memproklamirkan
jumlah penduduk miskin lebih banyak
Program Nawacita yang berisi tentang
terdapat di wilayah perdesaan daripada
9 (Sembilan) prioritas pembangunan
perkotaan. Berdasarkan data hingga
Presiden Joko Widodo selama menjadi
bulan Maret 2016 mengalami kenaikan
Presiden Republik Indonesia. Terdapat 2
sebesar 0,02 persen menjadi 14,11 persen
(dua) Program Nawacita1 yang pro pada
dibanding pada periode yang sama pada
program pengentasan kemiskinan, yaitu: tahun 2015 lalu. Berdasarkan data tersebut
membangun Indonesia dari pinggiran menunjukkan bahwa angka kemiskinan
dengan memperkuat daerah-daerah dan di Indonesia masih membutuhkan
desa dalam kerangka negara kesatuan; perhatian lebih dari Pemerintah Indonesia,
dan meningkatkan kualitas hidup manusia dikarenakan terdapat kenaikan jumlah
Indonesia melalui program Indonesia penduduk miskin dibandingkan pada
Pintar dengan wajib belajar 12 tahun bebas tahun sebelumnya.
pungutan dan program Indonesia Sehat
Berdasarkan uraian di atas maka
untuk peningkatan layanan kesehatan penulis tertarik untuk melakukan analisis
masyarakat. Serta Indonesia Kerja dan kebijakan terkait strategi pengentasan
mendorong program kepemilikan tanah kemiskinan di Indonesia, dimulai dari
seluas sembilan juta hektar. masa orde lama hingga masa pemerintahan
Pemerintah Indonesia menyadari saat ini.
bahwa kemiskinan bukanlah permasalahan
yang mudah untuk di atasi akan tetapi
1 Disarikan oleh penulis melalui www.kom-
pas.com, “Nawa Cita”, 9 Agenda Prioritas 2 Diolah penulis melalui www.bps.go.id, diak-
Jokowi-JK. diakses pada hari Selasa tang- ses pada hari Selasa tanggal 7 Maret 2017
gal 7 Maret 2017 pukul 09.00 WIB. pukul 09.15 WIB.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 75

Rumusan Masalah pengkajian serta penggunaan informasi


guna membuat simpulan”. Sementara
Berdasarkan latar belakang masalah
menurut Yoder4 dalam Mangkunegara,
di atas, penulis merumuskan masalah
analisis merupakan “prosedur melalui
sebagai berikut:
fakta-fakta yang berhubungan dengan
1. Bagaimana strategi pengentasan setiap pengamatan yang diperoleh dan
kemiskinan di Indonesia pada masa dicatat secara sistematis”. Berdasarkan
orde lama? kedua pendapat di atas, diketahui bahwa
2. Bagaimana strategi pengentasan dalam melakukan analisis maka seseorang
kemiskinan di Indonesia pada masa akan memecah suatu objek yang akan
orde baru? diteliti ke dalam beberapa bagian, lalu
3. Bagaimana strategi pengentasan melakukan pengujian. Dengan demikian,
kemiskinan di Indonesia pada masa kegiatan analisis merupakan serangkaian
Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf proses kerja yang di dalamnya terdapat
Kalla? tahapan atau langkah-langkah yang
4. Bagaimana analisis kebijakan strategi disusun secara sistematis.
kemiskinan di Indonesia? Dalam kaitannya dengan melakukan
analisis kebijakan, maka Dunn5
Tujuan Penulisan memberikan batasan pengertian analisis
kebijakan sebagai “suatu aktivitas
Berdasarkan rumusan masalah di
intelektual yang dilakukan dalam proses
atas, maka tujuan penulisan adalah untuk
politik”. Lebih lanjut Dunn menjelaskan
mengetahui dan menganalisis:
secara rinci terkait tahap-tahap kebijakan
1. Strategi pengentasan kemiskinan di publik sebagai berikut:
Indonesia pada masa orde lama.
1. Penyusunan Agenda (Agenda Setting);
2. Strategi pengentasan kemiskinan di
2. Formulasi Kebijakan (Policy
Indonesia pada masa orde baru.
Formulating);
3. Strategi pengentasan kemiskinan di
3. Adopsi/Legitimasi Kebijakan (Policy
Indonesia pada masa Pemerintahan
Adoption);
Joko Widodo-Jusuf Kalla.
4. Implementasi Kebijakan (Policy
4. Kebijakan strategi kemiskinan di
Implementation);
Indonesia.
5. Penilaian/Evaluasi Kebijakan (Policy
KAJIAN PUSTAKA Evaluation).6

Analisis Kebijakan
4 Yoder, Dale dalam Mangkunegara, Anwar
Luankali3 menyebutkan bahwa Prabu. 2001. Manajemen Sumber Daya
Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya:
analisis didefinisikan sebagai “penyerapan, Bandung, hlm. 13.
5 Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis
3 Luankali, Bernadus. 2007. Analisis Kebijakan Kebijakan Publik, Gadjah Mada University
Publik Dalam Proses Pengambilan Keputusan, Press: Yogyakarta, hlm. 43.
Amelia Press: Jakarta, hlm.114. 6 Dunn, Op.Cit, hlm. 24.
76 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Sementara Analisis kebijakan menurut kebijakan apa yang cocok dalam proses
Winarno7 adalah “berhubungan dengan pembuatan kebijakan. Kebijakan tersebut
penyelidikan dan deskripsi sebab akibat dibuat sesuai dengan masalah yang sedang
dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan”. dihadapi. Analisis dapat dikembangkan di
Untuk lebih memfokuskan arah analisis awal pembuatan suatu kebijakan ataupun
kebijakan maka Tangkilisan menyebutkan di akhir penerapan kebijakan. Dengan
3 (tiga) hal pokok dalam menganalisis demikian, analisis kebijakan dapat bersifat
kebijakan, yaitu: ilmiah dan relevan bagi masalah-masalah
1. Fokus utama adalah mengenai politik sosial sekarang ini.
penjelasan/anjuran kebijakan yang
pantas. Kemiskinan
2. Sebab-sebab dan konsekunsi Jordan9 mengartikan orang miskin:
dari kebijakan diselidiki dengan “the poor are people whose lack of
menggunakan metodologi ilmiah. resources damage their capacity to
3. Analisis dilakukan dalam rangka participate in a market environment”.
mengembangkan teori-teori umum Artinya, orang miskin merupakan orang-
yang dapat diandalkan kebijakan- orang yang karena kekurangan sumber
kebijakan dan pembentukannya. daya pada dirinya mengakibatkan rusaknya
Sehingga dapat diterapkan kepada kapasitas untuk berpartisipasi dalam
lembaga dan bidang kebijakan yang lingkungan pasar/dunia usaha. Sedangkan
berbeda.8 Menurut Chambers10 mengatakan bahwa
Berdasarkan pendapat di atas maka kemiskinan adalah suatu integrated concept
dapat disimpulkan bahwa analisis yang memiliki 5 (lima) dimensi, yaitu: 1)
kebijakan merupakan suatu pengetahuan kemiskinan (proper), 2) ketidakberdayaan
yang diperoleh melalui penelitian atau (powerless), 3) kerentanan menghadapi
penyelidikan sebuah sebab akibat dari situasi darurat (state of mergency), 4)
suatu kebijakan yang mampu memberikan ketergantungan (dependence), dan 5)
jalan keluar dari berbagai macam keterasingan (isolation) baik secara
alternatif program serta kinerja kebijakan. geografis maupun sosiologis. Kedua teori
Analisis kebijakan dapat menganalisis di atas menunjukkan bahwa hidup dalam
pembentukan, substansi dan dampak dari kemiskinan bukan hanya hidup dalam
kebijakan-kebijakan tertentu. Analisis kekurangan uang dan tingkat pendapatan
kebijakan dilakukan tanpa mempunyai rendah, tetapi juga banyak hal lain,
kecenderungan untuk menyetujui atau seperti: tingkat kesehatan, pendidikan
menolak kebijakan-kebijakan. Analisis rendah, perlakuan tidak adil dalam hukum,
kebijakan diperlukan untuk mengetahui kerentanan terhadap ancaman tindak

7 Winarno, Budi. 2005 Teori dan Proses Kebijakan 9 Jordan, Bill. 1996. A Theory of Poverty and
Publik. Media Pressindo (Anggota IKAPI), hlm. Social Exclusion. UK, Polity Press: Cambridge,
27. hlm. 96
8 Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen 10 Chambers, Robert,1997, Pembangunan Desa
Publik. Gramedia Widia Sarana Indonesia: Mulai Dari Belakang, LP3ES: Jakarta, hlm. 3.
Jakarta, hlm.2.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 77

kriminal, ketidakberdayaan menghadapi berdasarkan ragam paradigma, dimensi


kekuasaan, dan ketidakberdayaan dalam yang terukur berdasarkan aspek-aspek
menentukan jalan hidupnya sendiri. dan indikator yang menyertainya. Konsep
Lebih lanjut dinyatakan oleh kemiskinan secara utuh ” holistik” dapat
Sajogya dalam Suyanto telah membuat
11 diterjemahkan dengan memerhatikan
suatu batasan atau klasifikasi kemiskinan beberapa keberfungsian dalam studi
sebagai berikut: kemiskinan, antara lain:
1. Untuk daerah perkotaan, seseorang • kemiskinan setidaknya tidak
disebut miskin apabila mengkonsumsi diterjemahkan dari aspek karakteristik
beras kurang dari 420 kilogram per subjektivitas si miskin secara
tahunnya; statis, melainkan dilihat secara
dinamis yang menyangkut usaha
2. Untuk daerah perdesaan, seseorang
dan kemampuan si miskin dalam
disebut miskin apabila mengkonsumsi
merespons kemiskinannya, termasuk
beras 320 kilogram, miskin sekali
efektivitas jaringan sosial (lembaga
apabila mengkonsumsi beras 240
kemasyarakatan dan program-program
kilogram dan paling miskin apabila
anti kemiskinan setempat) dalam
mengkonsumsi beras kurang dari 180
menjalankan fungsi sosial;
kilogram per tahunnya.
• kemiskinan hendaknya tidak
Adapun Mubyarto memberikan
didefinisikan sebagai ukuran indikator
definisi kemiskinan adalah:
tunggal, melainkan indikator komposit
”Suatu situasi serba kekurangan dari dengan unit analisis keluarga atau
penduduk yang terwujud dalam bentuk rumah tangga dengan jaringan sosial
rendahnya pendapatan dan disebabkan yang ada disekitarnya;
oleh rendahnya keterampilan,
• konsep kemampuan sosial dipandang
produktivitas, pendapatan, lemahnya
lebih lengkap menerjemahkan
nilai tukar produksi dan terbatasnya
teori kemiskinan dari pada konsep
kesempatan berperan serta dalam
pendapatan dalam memotret sekaligus
pembangunan. Rendahnya pendapatan
dinamika kemiskinan;
penduduk miskin menyebabkan
rendahnya produktivitas dan • kemiskinan seyogianya dapat
meningkatkan beban ketergantungan diterjemahkan dengan difokuskan
bagi masyarakat.”12 pada pengukuran kemampuan sosial
keluarga miskin dengan mencakup:
Berdasarkan beberapa definisi di kemampuan keluarga miskin
atas, diketahui bahwa konsep kemiskinan memperoleh mata pencaharian,
mempunyai definisi yang variatif memenuhi kebutuhan dasar,
mengelola aset, menjalankan sumber-
11 Sajogya dalam Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi sumber, berpartisipasi dalam kegiatan
Kemiskinan Dan Strategi Penanganannya,
Penerbit Intrans Publishing: Malang, hlm.4. kemasyarakatan, serta kemampuan
12 Mubyarto, 1998, Program IDT dan dalam menghadapi goncangan dan
Pemberdayaan Masyarakat. Aditya Media: tekanan. Sedangkan indikator kunci
Yogjakarta, hlm. 8.
78 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

untuk mengukur jaringan sosial dapat yaitu; pendidikan, jenis pekerjaan, gender,
mencakup lembaga-lembaga sosial akses terhadap pelayanan kesehatan dasar
memperoleh sumberdaya (SDM dan infrastruktur dan lokasi geografis.
dan finansial), menjalankan peran Seperti yang dikemukakan oleh Nazara16
atau fungsi utamanya, mengelola bahwa;
aset menjangkau sumberdaya, 1. kemiskinan selalu dikaitkan dengan
berpartisipasi dalam program anti ketidakmampuan dalam mencapai
kemiskinan.13 pendidikan tinggi, hal ini berkaitan
dengan mahalnya biaya pendidikan,
Penyebab Kemiskinan walaupun pemerintah Indonesia
Apabila dipandang dari sisi ekonomi, telah mengeluarkan kebijakan untuk
Sharp (1996) dalam Kuncoro menyatakan membebaskan uang bayaran di tingkat
penyebab kemiskinan dapat dilihat dari 3 Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah
(tiga) hal, yaitu: Lanjutan Menengah Pertama (SLTP),
namun komponen biaya pendidikan
1. Secara mikro, kemiskinan muncul
lain yang harus dikeluarkan masih
karena adanya ketidaksamaan pola
cukup tinggi, seperti uang buku dan
kepemilikan sumberdaya yang
seragam sekolah. Biaya yang harus
menimbulkan distribusi pendapatan
di-keluarkan orang miskin untuk
yang timpang;
menyekolahkan anaknya juga harus
2. Kemiskinan muncul akibat perbedaan termasuk biaya kehilangan dari
dalam kualitas sumberdaya manusia; pendapatan (opportunity cost) jika
3. Kemiskinan muncul akibat perbedaan anak mereka bekerja.17
akses dalam modal.14 2. kemiskinan juga selalu dihubungkan
Sementara menurut Ginandjar, faktor- dengan jenis pekerjaan tertentu. Di
faktor yang menyebabkan timbulnya Indonesia kemiskinan selalu terkait
kemiskinan di antaranya; “rendahnya dengan sektor pekerjaan di bidang
tingkat pendidikan,rendahnya derajat pertanian untuk daerah perdesaan dan
kesehatan, terbatasnya lapangan kerja, sektor informal di daerah perkotaan.
dan kondisi keterisolasian.”15. Dalam Pada tahun 2004 terdapat 68,7 persen
laporan yang dikeluarkan dari World Bank dari 36,10 juta orang miskin tinggal
diketahui ada lima faktor yang dianggap di daerah perdesaan dan 60 persen di
dapat memengaruhi terjadinya kemiskinan, antaranya memiliki kegiatan utama di
sektor pertanian18. Hal ini diperkuat
13 Suharto, S., 2010, Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat, Reflika Aditama: 16
Nazara, Suahasil. 2007. Pengentasan
Bandung, hlm.9. Kemiskinan: Pilihan Kebijakan dan program
yang Realistis. Dalam Warta Demografi tahun
14 Sharp dalam Kuncoro. 2003. Ekonomi ke 37. No. 4 Tahun 2007. Jakarta: Lembaga
Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan, Demografi Universitas Indonesia, hlm. 35.
UPP AMP YKPN: Yogyakarta, hlm. 5.
15 Ginandjar, Kartasasmita. 1996. Pembangunan 17 Ibid.
Untuk Rakyat; Memadukan Pertumbuhan dan
Pemerataan: Jakarta. CIDES, hlm. 240. 18 Sudaryanto, T. dan Rusastra, I.W. 2006.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 79

dengan hasil studi yang dilakukan oleh meningkatkan pendapatan orang


Suryahadi et.al19, yang menemukan miskin secara langsung dan tidak
bahwa selama periode 1984 dan 2002, langsung melalui penyediaan layanan
baik di wilayah perdesaan maupun kesehatan, pendidikan, transportasi,
perkotaan, sektor pertanian merupakan telekomunikasi, akses energi, air dan
penyebab utama kemiskinan. Dalam kondisi sanitasi yang lebih baik;
studi tersebut juga ditemukan bahwa 5. lokasi geografis, ini berkaitan dengan
sektor pertanian menyumbang lebih kemiskinan karena ada dua hal.
dari 50 persen terhadap total kemiskinan Pertama, kondisi alam yang terukur
di Indonesia dan ini sangat kontras jika dalam potensi kesuburan tanah dan
dibandingkan dengan sektor jasa dan kekayaan alam. Kedua, pemerataan
industri. Dengan demikian tingginya pembangunan, baik yang berhubungan
tingkat kemiskinan di sektor pertanian dengan pembangunan desa dan kota,
menyebabkan kemiskinan di antara ataupun pembangunan antar povinsi
kepala rumah tangga yang bekerja di di Indonesia. Selain itu dalam melihat
sektor pertanian menjadi lebih tinggi kemiskinan ada dimensi lain, yaitu
dibandingkan dengan mereka yang dimensi bukan pendapatan, seperti
bekerja di sektor lainnya. rendahnya pencapain di bidang
3. hubungan antara kemiskinan dengan pendidikan dan penyediaan akses pada
gender, di Indonesia sangat terasa sekali pelayanan dasar di berbagai daerah
dimensi gender dalam kemiskinan, terutama di wilayah timur Indonesia,
yaitu dari beberapa indikator hal ini semakin mempertegas
kemiskinan seperti tingkat buta huruf, adanya kesenjangan berdasarkan
angka pengangguran, pekerja di sektor lokasi geografis. Faktor-faktor
informal, dan lain-lainnya, penduduk tersebut ada keterkaitan satu sama
perempuan memiliki posisi yang lainnya yang membentuk lingkaran
lebih tidak menguntungkan daripada kemiskinan. Rumah tangga miskin
penduduk laki-laki; pada umumnya berpendidikan rendah
4. hubungan antara kemiskinan dengan dan terpusat di daerah perdesaan,
kurangnya akses terhadap berbagai karena berpendidikan rendah, maka
pelayanan dasar infrastuktur, produktivitasnyapun rendah sehingga
sistem infrastruktur yang baik akan imbalan yang akan diperoleh tidak
memadai untuk memenuhi kebutuhan
Kebijakan Strategis Usaha Pertanian dalam pangan, sandang, kesehatan,
Rangka Peningkatan produksi dan Pengentasan
perumahan, dan pendidikan.
Kemiskinan. Dalam Jurnal Litbang Pertanian, 25
(4) Pusat Analis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Akibatnya, rumah tangga miskin
Pertanian: Bogor. akan menghasilkan keluargakeluarga
19 Suryahadi, A., Suryadarma, D., dan Sumarto,
miskin pula pada generasi berikutnya.
S. 2006. Economic Growth and Poverty Berdasarkan uarain tersebut di atas,
Reduction in Indonesia: The Effects of Location
and Sectoral Components of Growth. Working dapat dikatakan bahwa factor penyebab
Paper. Jakarta: Lembaga Penelitian SMERU. kemiskinan sangat kompleks dan saling
80 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

memengaruhi, artinya kemiskinan terjadi Negara, 1956). Kemakmuran di wujudkan


bukan disebabkan oleh satu faktor saja melalui berbagai kebijakan yang akan
tetapi multi faktor. Namun demikian meningkatkan pendapatan secara
secara garis besar faktor dominan yang mandiri. Bidang pendidikan, perumahan,
memengaruhi timbulnya kemiskinan di dan kesehatan, mendapatkan perhatian
antaranya; pendidikan, pendapatan, lokasi, khusus dari pemerintah. Kemudian
keterbatasan akses di antaranya akses ke dilanjutkan kebijakan untuk peningkatan
kesehatan, keuangan dan pelayanan publik pendapatan nasional dan keluarga.
lainnya. Program peningkatan kualitas penduduk
secara lengkap tertuang dalam dokumen
METODE PENULISAN Pembangunan Nasional Berencana
Delapan Tahun (Penasbede, tahun 1961-
Metode yang digunakan dalam
1969).
penulisan ini adalah metode deksriptif.
Sementara desain yang digunakan dalam Berdasarkan gambaran kebijakan
penulisan ini adalah desain library studies pemerintah pada masa itu terlihat jelas
di mana penulis melakukan penelusuran bahwa peningkatan kualitas masyarakat
terhadap literature kemudian melakukan dalam menanggulangi kemiskinan
penelaahan. merupakan tujuan utama pembangunan.
Namun pada pelaksanaannya,
ANALISIS PEMBAHASAN pembangunan terhenti akibat krisis politik
pada masa tahun 1965. Krisis politik
Strategi Pengentasan Kemiskinan di pada saat itu justru menambah jumlah
masyarakat miskin. Kegagalan dalam
Indonesia Pada Masa Orde Lama
penanggulangan kemiskinan ini bukan
Program penanggulangan kemiskinan semata-mata kesalahan dari pemerintah.
di Indonesia sudah dilaksanakan pemerintah Akan tetapi dikarenakan kondisi pada
semenjak orde lama tepatnya sejak tahun saat itu yang tidak menguntungkan untuk
1960-an melalui strategi pemenuhan pembangunan. Kecenderungan dunia pada
kebutuhan pokok rakyat yang tertuang saat itu adalah pada politik, dan politik
dalam Pembangunan Nasional Berencana jarang bermakna membangun karena
Delapan Tahun (Penasbede). Berdasarkan intinya adalah power strunggle.
TAP MPRS No. II/MPRS/1960 tentang
Garis-garis Besar Pola Pembangunan Strategi Pengentasan Kemiskinan di
Nasional Semesta Berencana Tahapan Indonesia Pada Masa Orde Baru
Pertama 1961-1969, pola pembangunan
Pada era orde baru ini berdasarkan
pada masa itu lebih ditujukkan untuk
sasarannya pembangunan pemerintah
mewujudkan kesejahteraan rakyat yang
dibagi menjadi 3 (tiga) periode:
merata. Pembangunan pada saat itu
berorientasi pada peningkatan pendapatan • Periode 1974-1988
nasional yang membentuk kemakmuran Rencana pembangunan lima tahun
rakyat Indonesia (Biro Perancangan (Repelita) yang dijalankan pemerintah,
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 81

khususnya Repelita I-IV di tempuh melalui di daerah tersebut yang disesuaikan


program sektoral dan regional. Program dengan kemampuan masyarakat
sektoral merupakan program yang setempat. Dalam program regional
berorientasi pada peningkatan produksi ini ada beberapa program yang
dan pembangunan sarana dan prasarana dilaksanakan, yaitu:
yang menu njang pemenuhan kebutuhan a. Program inpres. Program inpres
dasar (basic needs approach) sepereti memiliki beberapa tujuan
sandang, pangan, kesehatan. Sedangkan antara lain: (1) pemerataan
program regional untuk pengembangan pembangunan, (2) mengurangi
potensi dan kemampuan sumber daya kesenjangan pendapatan dan
manusia khususnya daerah. mengurangi kesenjangan laju
Untuk lebih mempermudah bagaimana pembangunan antar daerah, (3)
pelaksanaan program sektoral dan regional meningkatakan kemampuan
digambarkan sebagai berikut: aparat pemerintah daerah dan
1. Program sektoral merupakan program melaksanakan pembangunan
untuk meningkatkan kesejahteraan seseai dengan kemampuan daerah
masyarakat melalui pencapaian sasaran dan kemampuan masyarakat
pembangunan darsi sektor tertentu. setempat, tetapi tetap sejalan
Pembangunan ini dilaksanakan di dengan program pembangunan
daerah sesuai kondisi dan potensinya. nasional, (4) sebagai penjabaran
Biaya dari program ini dianggarkan dari asas pembantuan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja (medebewind). Sedangkan ciri
Negara (APBN) dan dilaksanakan dari program inpres adalah:
oleh berbagai instansi dan lembaga (1) sumber dana berasal dari
pemerintah tingkat pusat. Pelasanaan APBD dan dimasukkan sebagai
program ini dilaksanakan oleh instansi penerimaan APBD, (2) program
sektor terkait dari tingkat kantor ditentukan oleh pemerintah pusat
wilayah, direktorat jenderal, hingga sedangkan pemerintah daerah
tingkat menteri. Sebelum program bertugas menyusun perencanaan
sektoral dilaksanakan dilakukan teknis dan melaksanakan serta
perencanaan untuk memproyeksi mempertanggungjawabkan
sasaran pembangunan sektor. terhadap pemerintah pusat, (3)
pembinaan, pengendalian, dan
2. Program regional merupakan program
pengawasan dilakukan secara
yang berorientasi pada kepentingan
koordinatif oleh departemen
daerah untuk menyerasikan dan
teknis dan instansi terkait.
mempercepat pembangunan daerah.
Terdapat beberapa jenis program
Program ini disesuaikan dengan
inpres: Bantuan Pembangunan
kebutuhan daerah dan kemampuan
Daerah tingkat I, Bantuan
dari daerah tersebut. Hal ini ditujukkan
Pembangunan Daerah Tingkat II,
untuk meningkatkan kesejahteraan
Bantuan kepala Desa/Kelurahan,
daerah dan menghilangkan kemikinan
Inpres Desa Tertinggal, Inpres
82 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Sarana Kesehatan, Dan Inpres yang menjadi kendala utama bagi


Sekolah Dasar. penduduk di suatu daerah.
b. Program Pengembangan
Wilayah Terpadu Swadana • Periode 1988-1998
(PPW-Swadana) Program ini
merupakan kelanjutan dari Selanjutnya periode 1988-1998,
Pogram Pengembangan Wilayah. yaitu pda Repelita V-VI pemerintah
Progaram ini dilaksanakan melaksanakan program penanggulangan
daerah melalui dukunagn APBD, kemiskinan dengan strategi khusus
program ini untuk mensinkronkan menuntaskan masalah kesenjangan sosial-
program-program daerah dengan ekonomi. Jalur pembangunan ditempuh
program sektoral. Tujuannya secara khusus dan mensinergikan program
untuk meningkatakan taraf hidup sektoral dan regional yang ada dalam
dan kesejahteraan masyarakat koordinasi Inpres Nomor 3 Tahun 1993
berpenghasailan rendah, baik tentang Peningkatan Penanggulangan
yang berada diperdesaan Kemiskinan yang akhirnya diwujudkan
maupun perkampungan kumuh melalui program IDT (Inpres Desa
diperkotaan. PPW Swadana Tertinggal) dan beberapa program lainnya.
umumnya program berskala lebih Pada dasarnya pada periode ini
kecildan lebih mengarah pada program yang dilaksanakan adalah
kebutuhan penting rakayat kecil, meningkatkan program-program yang
dengan tujuan mengembangkan telah dilaksanakan sebelumnya:
sektoral berdimensi wilayah yang 1. Program Penajaman
disesuaikan dengan kemampuan Selain penyempurnaan program
daerah tersebut. sebelumnya, juga akan dilakukan
c. Program Khusus Program percepatan pembangunan perdesaan
Pengembangan Kawasan Terpadu yang tercermin dari sasaran
(PKT) Program ini merupakan meningkatkan kualitas sumber
salah satu program pembangunan daya manusia di daerah perdesaan,
yang dirancang khusus untuk terciptanya struktur perekonomian
menanggulangi kemiskinan dan yang lebih kukuh, tersedianya
mengembangkan kemampuan prasarana dan sarana perekonomian
masyarakat di daerah-daerah yang di desa yang lebih mantap, makin
relative tertinggal karena belum berkembangnya pemahaman
tersentuh program-program dan kesadaran masyarakat akan
pembangunan dan menghadapi pembangunan yang berwawasan
permasalahan khusus seperti lingkungan, serta upaya pelestarian
keterpencilan lokasi, keterbatasan lingkungan, makin berfungsinya
sumber daya alam, lahan kritis, lembaga pemerintahan desa dan
kekurangan prasarana dan lembaga kemasyarakatan desa
saranan fisik dan hal-hal laian untuk meningkatkan pelaksanaan
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 83

pembangunan perdesaan, makin Program IDT resmi dijalankan


terjaminnya kepastian hukum bagi setelah adanya Instruksi Presiden
masyarakat perdesaan mengenai Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
penguasaan dan pengusahaan tanah 1993. Program ini ditujukkan untuk
yang sesuai hukum serta adat istiadat menanggulangi kemiskinan dan
setempat, serta berkuranganya jumlah kesenjangan ekonomi. Program ini
pendududk miskin di perdesaan memberikan dana kepada 20 ribu desa
dan jumlah desa tertinggal. Dalam tertinggal dengan dana sebesar 20 juta
Repelita VI untuk menyempurnakan pertahun. Program ini mengandung
program maka disusun Sasaran 3 (tiga) pengertian dasar, yaitu (1)
Repelita Tahunan (Sarlita). Sarlita sebagai pemicu gerakan nasional
terdiri dari Sarlita Sektoral dan Sarlita penanggulangan kemiskinan, (2)
Regional. sebagai strategi dalam pemerataan
Dalam program Repelita VI ini pembangunan, dan (3) adanya bantuan
Bantuan Pembangunan Desa dana bergulir bagi masyarakat yang
diarahkan untuk meningkatkan paling memerlukan. Program ini
daya guna dalam (1) mendorong adalah program yang di dalamnya
kegiatan sosial ekonomi masyarakat terdapat semangat kebersamaan
desa, (2) menggerakkan peran untuk maju, sebagai uapaya bersama
serta masyarakat, (3) memperkuat untuk menanggulangi kemiskinan dan
kelembagaan masyarakat, (4) dapat menumbuhkan kebersamaan
meningkatkan kemampuanaparatur untuk saling memberi kesempatan
desa, (5) mengembangkan teknologi berpartisipasi seluas-luasnya dalam
tepat guna perdesaan, serta (6) pembangunan terutama kepada
mengembangkan administrasi penduduk miskin. Diharapkan
di tingkat kecamatan dan desa. pula dapat terciptanya pemerataan
Berdasarkan arahan tesebut Bantuan pembangunan melalui peningkatan
Pembangunan Desa diwujudkan potensi dan kegiatan ekonomi rakyat.
dalam bentuk berbagai bantuan Program Inpres Desa Tertinggal
terdiri dari bantuan untuk menunjang merupakan gerakan nasional
kegiatan PKK, pembinaan Anak dan penanggulangan kemiskinan, strategi
Remaja, dan pemantaban LKMD. pemerataan pembangunan, dan upaya
Pada tahun anggaran sebelumnya peningkatan ekonomi rakyat. IDT
1994/1995 bantuan untuk pemantaban merupakan perluasan dan peningkatan
LKMD merupakan komponen berbagai program dan upaya serupa
bantuan yng terpisah dari bantuan yang telah dijalankan sebelumnya
langsung. Karena LKMD dirasakan seperti program Pengembangan
komponen penting kemudian bantuan Kawasan Terpadu (PKT) dan mulai
LKMD diintegrasikan dalam bantuan dilakasanakan pada Repelita VI.
langsung. Program PKT dan program-program
2. Program Inpres Desa Tertinggal (IDT) lain yang menangani langsung
masalah kemiskinan selanjutnya
84 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

diintegrasikan ke dalam program kelembagaan desa/masyarakat,


Inpres Desa Tertinggal. Program IDT (5) meningkatkan keterampilan
ini diharapkan akan lebih mengurangi masyarakat desa dalam perencanaan
masalah kemiskinan. Program ini dan pelaksanaan pembangunan
mengandung tiga arahan, pertama, serta memelihara prasarana yang
instruksi untuk mengoordinasikan telah dibangun, (6) meningkatkan
semua program pembangunan pembentukan modal di desa.
sektoral, regional dan khusus yang Beberapa koreksi terhadap
ditujukkan untuk menanggulangi penanggulangan kemiskinan
kemiskinan. Kedua, pemberian dana adalah pendekatan penanggulangan
sebagai modal bagi masyarakat desa kemiskinan perlu mempertimbangkan
miskin untuk membangun diri sendiri beberapa aspek strategis sebagai
melalui kegiatan sosial ekonomi untuk berikut:
meningkatkan kesejahteraan secara • indikator keberhasilan individu
berkelanjutan. Ketiga, koordinasi perlu dikomplemen dengan
dan keterpaduan berbagai kebijakan, prestasi kelompok masyarakat;
program, dan kegiatan, serta seluruh
• paradigma penanggulangan
upaya, sumberdana dan sumberdaya
kemiskinan dengan pengakuan
yang diarahkan untuk mendukung
terhadap potensi partisipatif dan
dan memperlancar upaya peningkatan
modal sosial kaum miskin untuk
peran serta penduduk miskin dalam
mengembangkan diri;
pembangunan.
• kewenangan menentukan sendiri
3. Pembangunan Prasarana Pendukung
aktivitas penanggulangan
Desa Tertinggal (P3DT)
kemiskinan, dan meniadakan ego-
Program ini merupakan pendukung sektoral yang bersifat tumpang
sekaligus penyempurna dari program tindih, tidak efektif, dan kurang
IDT. Program ini mulai dirilis pada efisien;
tahun 1995, program ini menekankan
• menumbuhkan sendiri prinsip
pada bantuan pembangunan prasarana
transparansi dan akuntabilitas di
dan sarana dasar yang mendukung
tingkat masyarakat desa;
langsung kegiatan sosial ekonomi
masyarakat lokal. Program ini • melakukan reposisi peran
dilaksanakan dengan tujuan jangka pihakpihak luar desa dari agen
panjang adalah Pemberdayaan pembangunan menjadi fasilitator
Masyarakat melalui tujuan pemberdayaan, dan
jangka pendek yang meliputi: (1) • percepatan transformasi
meningkatkan akses pemasaran dan struktural ekonomi perdesaan
mengurangi isolasi, (2) meningkatkan melalui pengembangan strategi
derajat kesehatan masyarakat, (3) pertumbuhan inklusif sektor
menciptakan lapangan kerja di pertanian dan perdesaan.20
desa. (4) meningkatkan kemampuan
20 Mubyarto, 2002. Op.Cit, hlm. 5.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 85

• Periode 1998-2007 krisis keamanan dan akhirnya jadi suatu


Program yang dilaksanakan pada krisis politik sosial dan krisis moral.
masa ini adalah program-program Selanjutnya pemerintah melalui
penanggulangan kemiskinan pada Keputusan Presiden Nomor 124 Tahun
saat krisis dan pasca krisis ekonomi 2001 membentuk Komite Penanggulangan
tahun 1997/1998. Krisis ekonomi Kemiskinan (KPK) yang berfungsi sebagai
mengakibatkan bertambahnya jumlah forum lintas pelaku dalam melakukan
penduduk miskin. Menurut perhitungan koordinasi perencanaan, pembinaan,
BPS, jumlah penduduk miskin meningkat pemantauan dan pelaporan seluruh upaya
menjadi 49,5 juta jiwa (24,2%) pada penanggulangan kemiskinan. Untuk
tahun 1998.21 Pemerintah telah berhasil lebih mempertajam keberadaan Komite
memperbaiki kondisi perekonomian Penanggulangan Kemiskinan maka
melalui pengendalian harga barang dan pada 10 September 2005 dikeluarkan
jasa, serta meningkatkan pendapatan Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2005
masyarakat, sehingga jumlah penduduk tentang Tim Koordinasi Penanggulangan
miskin menurun secara bertahap dari Kemiskinan (TKPK). Keberadaan TKPK
semula 49,5 juta jiwa (24,2%) pada tahun diharapkan melanjutkan dan memantapkan
1998 menjadi 36,1 juta jiwa (16,6%) hasil-hasil yang telah dicapai oleh KPK.
pada 2004. Dari jumlah penduduk miskin Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor
tersebut, 11,5 juta jiwa (12,6%) berada 54 Tahun 2005 tugas dari TKPK adalah
di perkotaan dan 24,6 juta jiwa (19,5%) melakukan langkah-langkah konkret
berada di perdesaan. untuk mempercepat pengurangan jumlah
Untuk mengatasi kemiskinan yang penduduk miskin di seluruh wilayah
lebih buruk pemerintah selanjutnya NKRI melalui koordinasi dan sinkronisasi
mengeluarkan program Jaring Pengaman penyusunan dan pelaksanaan penajaman
Sosial (JPS) yang di koordinasikan kebijakan penanggulangan kemiskinan.
melalui Keputusan Presiden Nomor 190 Program Pengembangan Kecamatan
Tahun 1998 tentang Pembentukan Gugus (PPK) merupakan upaya pemerintah
Tugas Peningkatan Jaring Pengaman dalam upaya menanggulangi kemiskinan
Sosial. Program ini merupakan upaya pada saat krisis sekaligus merupakan
pemerintah untuk menyalurkan bantuan kelanjutan dan pengembangan dari
kepada masyarakat dalam wadah IDT dan P3DT. PPK adalah salah satu
pengelolaan keuangan yang lebih terpadu, upaya Pemerintah Indonesia untuk
transparan, dapat dipertanggungjawabkan, meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan memberikan akses langsung perdesaan, memperkuat institusi lokal,
kepada masyarakat secara cepat serta dan meningkatkan kinerja pemerintah
berkesinambungan. Program ini tercipta daerah. Program ini mengusung sistem
karena adanya kesadaran akan krisis yang pembangunan bottom up planning,
beralih dengan cepat sekali dari suatu program pembangunan yang direncanakan
krisis moneter menjadi krisis ekonomi, dan dilaksanakan oleh masyarakat.
PPK berada di bawah binaan Direktorat
21 www.bps.go.id
86 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Menciptakan pembangunan yang inklusif.


Desa (Ditjen PMD), Departemen Dalam Untuk lebih jelasnya maka berikut
Negeri (Depdagri). akan diuraikan masing-masing strategi
dimaksud:
Strategi Pengentasan Kemiskinan di  
Indonesia Pada Masa Kepemimpinan 1. Strategi 1: Memperbaiki Program
Joko Widodo dan Jusuf Kalla Perlindungan Sosial.
Penanggulangan kemiskinan yang Prinsip pertama adalah memperbaiki
komprehensif memerlukan keterlibatan dan mengembangkan sistem
berbagai pemangku kepentingan. perlindungan sosial bagi penduduk
Pemerintah pusat, pemerintah daerah, miskin dan rentan. Sistem perlindungan
dunia usaha (sektor swata) dan sosial dimaksudkan untuk membantu
masyarakat merupakan pihak-pihak yang individu dan masyarakat menghadapi
memiliki tanggung jawab sama terhadap goncangan-goncangan (shocks) dalam
penanggulangan kemiskinan. Pemerintah hidup, seperti jatuh sakit, kematian
telah melaksanakan penanggulangan anggota keluarga, kehilangan
kemiskinan melalui berbagai program pekerjaan, ditimpa bencana atau
dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasar bencana alam, dan sebagainya. Sistem
warga negara secara layak, meningkatkan perlindungan sosial yang efektif
kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat akan mengantisipasi agar seseorang
miskin, penguatan kelembagaan sosial atau masyarakat yang mengalami
ekonomi masyarakat serta melaksanakan goncangan tidak sampai jatuh miskin.
percepatan pembangunan daerah 2. Strategi 2: Meningkatkan Akses
tertinggal dalam upaya mencapai Terhadap Pelayanan Dasar.
masyarakat Indonesia yang sejahtera, Prinsip kedua dalam penanggulangan
demokratis dan berkeadilan. Namun kemiskinan adalah memperbaiki akses
keseluruhan upaya tersebut belum kelompok masyarakat miskin terhadap
maksimal jika tanpa dukungan dari para pelayanan dasar. Akses terhadap
pemangku kepentingan lainnya. Untuk pelayanan pendidikan, kesehatan,
menunjang penanggulangan kemiskinan air bersih dan sanitasi, serta pangan
yang komprehensif dan mewujudkan dan gizi akan membantu mengurangi
percepatan penanggulangan kemiskinan biaya yang harus dikeluarkan oleh
dirumuskan empat strategi utama. kelompok masyarakat miskin. Di
Pada masa kepemimpinan Jokowi- sisi lain peningkatan akses terhadap
Jusu Kalla, pemerintah menetapkan pelayanan dasar mendorong
strategi-strategi penanggulangan peningkatan investasi modal manusia
kemiskinan tersebut di antaranya: (1) (human capital). 
Memperbaiki program perlindungan 3. Strategi 3: Pemberdayaan Kelompok
sosial; (2) Meningkatkan akses terhadap Masyarakat Miskin.
pelayanan dasar; (3) Pemberdayaan
Prinsip ketiga adalah upaya
kelompok masyarakat miskin; serta (4)
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 87

memberdayakan penduduk miskin Kemiskinan. Dalam Peraturan Presiden


menjadi sangat penting untuk ini disebutkan bahwa untuk mempercepat
meningkatkan efektivitas dan penanggulangan kemiskinan, pemerintah
keberlanjutan penanggulangan menetapkan program perlindungan social
kemiskinan. Dalam upaya yang meliputi: (a) Program Simpanan
penanggulangan kemiskinan sangat Keluarga Sejahtera; (b) Program Indonesia
penting untuk tidak memperlakukan Pintar; (c) Program Indonesia Sehat.
penduduk miskin semata-mata Adapun untuk lebih jelasnya maka akan
sebagai objek pembangunan. Upaya diuraikan sebagai berikut:
untuk memberdayakan penduduk 1. Program Simpanan Keluarga Sejahtera
miskin perlu dilakukan agar penduduk “Simpanan Keluarga Sejahtera
miskin dapat berupaya keluar dari diberikan kepada keluarga pemegang
kemiskinan dan tidak jatuh kembali Kartu Keluarga Sejahtera (KKS)
ke dalam kemiskinan.  yang merupakan pengganti Kartu
4. Strategi 4: Pembangunan Inklusif. Perlindungan Sosial (KPS). Kartu
Prinsip keempat adalah Pembangunan Keluarga Sejahtera (KKS) merupakan
yang inklusif yang diartikan sebagai penanda keluarga kurang mampu yang
pembangunan yang mengikutsertakan berhak untuk mendapatkan berbagai
dan sekaligus memberi manfaat bantuan sosial termasuk simpanan
kepada seluruh masyarakat. Partisipasi keluarga sejahtera. Program Simpanan
menjadi kata kunci dari seluruh Keluarga Sejahtera bagi pemengang
pelaksanaan pembangunan. Fakta di KKS itu sendiri merupakan program
berbagai negara menunjukkan bahwa pemberian bantuan non tunai dalam
kemiskinan hanya dapat berkurang bentuk simpanan yang diberikan
dalam suatu perekonomian yang kepada 15,5 Juta Keluarga kurang
tumbuh secara dinamis. Sebaliknya, mampu di seluruh Indonesia, sejumlah
pertumbuhan ekonomi yang stagnan Rp 200.000/Keluarga/Bulan. Untuk
hampir bisa dipastikan berujung pada tahun 2014, dibayarkan sekaligus
peningkatan angka kemiskinan.22 Rp 400.000 untuk bulan November
dan Desember. Program Simpanan
Berdasarkan kebijakan pemerintah
Keluarga Sejahtera diberikan
yang dituangkan di dalam peraturan
kepada keluarga kurang mampu,
perundang-undangan sebagaimana yang
secara bertahap diperluas mencakup
telah diuraikan penulis sebelumnya,
penghuni panti asuhan, panti jompo
diketahui bahwa pada masa pemerintahan
dan panti-panti sosial lainnya. Saat ini,
Joko Widodo-Jusuf Kalla, pemerintah
1 Juta keluarga diberikan dalam bentuk
mengeluarkan Peraturan Presiden
layanan keuangan digital dengan
Nomor 166 Tahun 2014 tentang
pemberian SIM Card, sedangkan 14,5
Program Percepatan Penanggulangan
Juta keluarga diberikan dalam bentuk
simpanan giro pos. Untuk tahap awal,
22 www.tnp2k.go.id. Diakses pada hari Rabu
tanggal 8 Maret 2017 pukul 14.00 WIB. pembagian Kartu Keluarga Sejahtera
(KKS), SIM Card berisi uang
88 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Gambar 4.1.
Mekanisme Simpanan Keluarga Sejahtera (Sumber: www.tnp2k.go.id)

elektronik, Kartu Indonesia Pintar dan keluarga/rumah tangga pemegang


Kartu Indonesia Sehat dilakukan di Kartu Keluarga Sejahtera/KKS)
19 Kabupaten/Kota masing-masing di atau anak yang memenuhi kriteria
Jembrana, Pandeglang, Jakarta Barat, yang telah ditetapkan sebelumnya.
Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Jakarta Program Indonesia Pintar melalui KIP
Timur, Jakarta Utara, Cirebon, Kota merupakan bagian penyempurnaan
Bekasi, Kuningan, Kota Semarang, dari Program Bantuan Siswa Miskin
Tegal, Banyuwangi, Kota Surabaya, (BSM) sejak akhir 2014. KIP diberikan
Kota Balikpapan, Kota Surabaya, sebagai penanda/identitas untuk
Kota Kupang, Mamuju Utara, Kota menjamin dan memastikan agar anak
Pematang Siantar dan Kabupaten mendapat bantuan Program Indonesia
Karo.”23 Pintar apabila anak telah terdaftar atau
  mendaftarkan diri (jika belum) ke
2. Program Indonesia Pintar lembaga pendidikan formal (sekolah/
Program Indonesia Pintar melalui madrasah) atau lembaga pendidikan
KIP adalah pemberian bantuan tunai non formal (Pondok Pesantren, Pusat
pendidikan kepada seluruh anak usia Kegiatan Belajar Masyarakat/PKBM,
sekolah (6-21 tahun) yang menerima Paket A/B/C, Lembaga Pelatihan/
KIP, atau yang berasal dari keluarga Kursus dan Lembaga Pendidikan Non
miskin dan rentan (misalnya dari Formal lainnya di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan dan
23 Ibid. Kementerian Agama).
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 89

Program Indonesia Pintar adalah salah ini tidak dijamin. KIS memberikan
satu program nasional (tercantum tambahan manfaat, layanan preventif,
dalam RPJMN 2015-2019) yang promotif dan deteksi dini yang akan
bertujuan untuk: dilaksanakan secara lebih intensif
a. Meningkatkan angka partisipasi dan terintegrasi. KIS memberikan
pendidikan dasar dan menengah. jaminan bahwa pelayanan oleh
b. Meningkatkan angka keberlanjutan fasilitas kesehatan tidak membedakan
pendidikan yang ditandai dengan peserta berdasarkan status sosial.
menurunnya angka putus sekolah Penyelenggara Program adalah
dan angka melanjutkan. BPJS Kesehatan. Perlu ditekankan
bahwa layanan kesehatan bagi pasien
c. Menurunnya kesenjangan
pemegang kartu lain yang dikeluarkan
partisipasi pendidikan antar
BPJS berlangsung seperti biasa dengan
kelompok masyarakat, terutama
manfaat yang sama dengan pemegang
antara penduduk kaya dan
Kartu Indonesia Sehat. Penggantian
penduduk miskin, antara
Kartu BPJS menjadi Kartu Indonesia
penduduk laki-laki dan penduduk
Sehat akan berlangsung bertahap.
perempuan, antara wilayah
perkotaan dan perdesaan, dan
antar daerah. Pada 2017, Pemerintah akan
d. Meningkatkan kesiapan siswa menitikberatkan pembangunan tahun
pendidikan menengah untuk depan pada upaya mengentaskan
memasuki pasar kerja atau kemiskinan dan menurunkan
melanjutkan ke jenjang pendidikan ketimpangan ekonomi. Langkah-
tinggi.24 langkah itu nantinya akan dimasukkan
dalam nota keuangan Rancangan
Anggaran Pendapatan dan Belanja
3. Program Indonesia Sehat Negara (RAPBN) tahun 2017.
  Kartu Indonesia Sehat (KIS) Sebagaimana yang dijelaskan oleh
menjamin dan memastikan Menteri Keuangan Sri Mulyani
masyarakat kurang mampu untuk Indrawati bahwa dirinya berkomitmen
mendapat manfaat pelayanan untuk menggunakan kebijakan fiskal
kesehatan seperti yang dilaksanakan tahun depan lebih kepada perbaikan
melalui Jaminan Kesehatan Nasional ketimpangan ekonomi, termasuk
(JKN) yang diselenggarakan oleh di antaranya isu-isu social seperti
BPJS Kesehatan. Lebih dari itu, kemiskinan dan pengangguran. Isu-
secara bertahap cakupan peserta isu itu menjadi salah satu fokus
akan diperluas meliputi Penyandang dirinya setelah terpilih menjadi
Masalah Kesejahteraan Sosial Menteri Keuangan. Sebab itu Sri
dan bayi yang lahir dari Penerima Mulyani memastikan alokasi anggaran
Bantuan Iuran (PBI) yang selama untuk perbaikan ketimpangan
ekonomi, mengatasi kemiskinan dan
24 Ibid.
90 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

pengangguran akan menjadi prioritas. bentuk uang tunai.


Hal ini berbeda dengan fokus
penggunaan anggaran pemerintah Analisis Kebijakan Pengentasan
tahun ini yang lebih mengutamakan Kemiskinan di Indonesia
ekspansi, dengan memperbanyak
Pemerintah mengganti dan
anggaran untuk proyek infrastruktur.
mengembangkan kebijakan
Sebagaimana yang dijelaskan oleh penanggulangan kemiskinan sesuai
Presiden Joko Widodo: dengan era masa jabatan presiden. Secara
“Langkah Menkeu ini seiring dengan ringkas jika disebutkan macam kebijakan
keinginan Presiden Joko Widodo yang yang diambil sesuai era presiden menjabat
meminta RAPBN 2017 tidak terlepas adalah sebagai berikut:
dari program prioritas selama ini. 1. Era Presiden Soekarno:
“Seperti percepatan pembangunan
Pembangunan Nasional Berencana 8
infrastruktur dan konektifitas, layanan
tahun (Penasbede);
di bidang kesehatan, pendidikan, serta
upaya penanggulangan kemiskinan,” 2. Era Presiden Soeharto:
kata Presiden Jokowi, saat rapat Repelita I-IV melalui program Sektoral
kabinet terkait RAPBN 2017, Rabu & Regional; Repelita IV-V melalui
(4/8). Untuk itu perlu peningkatan program Inpres Desa Tertinggal;
efektivitas dan kualitas program Program Pembangunan Keluarga
perlindungan sosial.”25 Sejahtera; Program Kesejahteraan
Menteri Sosial Khofifah Indar Sosial; Tabungan Keluarga Sejahtera;
Parawansa pun sepakat bahwa Kredit Usaha Keluarga Sejahtera;
pemerintah akan memperbaiki Kredit Usaha Tani;
sistem pemberian bantuan sosial. 3. Era Presiden Habiebie:
Sebab selain pendidikan, kesehatan Jaring Pengaman Sosial; Program
dan lainnya, bantuan sosial juga Penanggulangan Kemiskinan &
memberikan andil mengurangi Perkotaan; Program Pembangunan
kemiskinan dan menyempitkan Prasarana Pendukung Desa Tertinggal;
angka ketimpangan ekonomi. Untuk Program Pengembangan Kecamatan;
itu pemerintah akan memperbaiki 4. Era Presiden Gusdur:
sistem penyaluran bantuan sosial
Jaring Pengaman Sosial; Kredit
dengan membuat e-warung. Melalui
Ketahanan Pangan-Program
e-warung penyaluran bantuan sosial
Penangggulangan Kemiskinan &
seperti raskin atau Program Keluarga
Perkotaan;
Harapan (PKH) tak akan lagi dalam
5. Era Presiden Megawati:
25 Harian Kontan, ditulis oleh Asep Munazat
Zatnika pada 5 Agustus 2016, diakses melalui
Pembentukan Komite
http://www.pemeriksaanpajak.com, pada hari Penganggulangan Kemiskinan;
Senin, tanggal 6 Maret 2017 pukul 10.00 WIB. Program Penanggulangan Kemiskinan
di Perkotaan.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 91

6. Era Presiden SBY: kemiskinan dengan mudah dapat dijumpai


Pembentukan Tim Koordinasi di hampir seluruh wilayah baik di
Penanggulangan Kemiskinan; perkotaan maupun di perdesaan. Program
Bantuan Langsung Tunai; Program kemiskinan yang saat ini dilakukan baik
Pengembangan Kecamatan; Program yang berasal dari pemerintah maupun non
Penanggulangan Kemiskinan di pemerintah umumnya hanya sementara,
Perkotaan; Program Nasional artinya program tersebut akan berjalan
Pemberdayaan Masyarakat. Selain selama masih ada anggaran (dana), setelah
program-program di atas telah dana habis maka selesai pula kegiatan
dibuat juga Strategi Nasional program. Dengan kata lain bahwa program-
Penanggulangan Kemiskinan (SNPK) program kemiskinan yang selama ini
yang kemudian dintegrasi menjadi dilaksanakan berdasarkan pada pendekatan
Dokumen Rencana Pembangunan projek dan bukan pendekatan program.
Jangka Menengah (RPJM) tahun Tidak heran jika program pengentasan
2004-2009 yang kemudian dilanjutkan kemiskinan tidak berkelanjutan, akhirnya
dengan Rencana Pembangunan Jangka angka kemiskinan secara absolut di
Menengah Nasional (RPJMN) tahun Indonesia tetap saja tinggi. Tampaknya
2010-2014 sesuai Peraturan Presiden dalam merumuskan sebuah kebijakan
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun maupun program yang bertujuan untuk
2010.26 mengentaskan kemiskinan di Indonesia
perlu dilakukan beberapa tahapan kegiatan.
Berbagai upaya untuk mengentaskan
Misalnya, diawali dengan assesment,
kemiskinan telah dilakukan oleh
dalam tahap ini dilakukan merumuskan
pemerintah yang diaplikasikan dalam
atau mengkatagorikan dimensi-dimensi
wujud kebijakan dan program-program
dan faktor penyebab kemiskinan, analisis
baik yang bersifat langsung maupun tidak
kebutuhan dan potensi yang dapat
langsung. Kebijakan bersifat langsung,
dikembangkan, dan merumuskan bentuk-
yaitu berupa program yang langsung
bentuk program yang diinginkan oleh
diberikan kepada penduduk miskin,
penduduk miskin. Selain itu, dirumuskan
contoh; bantuan tunai langsung (BLT),
pula pihak-pihak yang dapat dilibatkan
beras untuk masyarakat miskin (raskin),
dalam kegiatan atau program kemiskinan,
sedangkan kebijakan tidak langsung,
serta membuat jadwal pelaksanaannya.
contoh program Jamkesmas, program IDT,
Setelah tahap ini selesai, maka dilanjutkan
BOS. Walaupun telah dilakukan berbagai
ke tahap pelaksanaan kegiatan dan diakhiri
upaya namun kemiskinan tidak dapat
dengan tahap monitoring dan evaluasi.
dihilangkan seluruhnya, artinya fenomena
Seperti yang dikemukakan oleh
26
Telaah Kritis Kebijakan Penanggulan Nazara menjelaskan tahapan-tahapan
Kemiskinan dalam Tinjauan Konstitusi dalam merumuskan kebijakan sebagai
Multifiah. Journal of Indonesian Applied berikut:
Economics Vol. 5 No. 1 Mei 2011, hlm. 1-27.
1. Tahap Pertama: melakukan diagnosis
dan analisis tentang kemiskinan.
92 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Pada tahap ini dilakukan kegiatan informasi apakah kebijakan program


melakukan pengukuran tingkat diimplementasikan sesuai dengan
kemiskinan, penargetan dan penentuan rencana dalam upaya mencapai
jenis kebijakan atau program yang tujuan. Monitoring ini merupakan alat
ingin dibuat. manajemen yang efektif, pada kegiatan
2. Tahap Kedua: menentukan tujuan, ini jika implementasi program tidak
target dan indikator yang ingin dicapai. sesuai dengan rencana maka dapat
Seperti yang dikemukakan, lebih lanjut mengidentifikasi letak masalahnya
oleh Nazara ada beberapa hal yang kemudian dicari penyelesainnya.
perlu diperhatikan dalam menentukan Sedangkan evaluasi berfungsi untuk
target, yaitu pertama; tujuan yang melihat dampak dengan mengisolasi
ingin dicapai harus menyesuaikan efek suatu intervensi. Kebijakan
dengan standar internasional, yaitu dalam upaya pengentasan kemiskinan
harus sesuai dengan tujuan MDGs. tentunya dalam implementasi melalui
Kedua, dalam menentukan tujuan program-program yang berbasis
perlu memerhatikan distribusi pada penggalian potensi yang ada di
pendapatan. Ketiga, tujuan ditentukan masyarakat itu sendiri. Artinya perlu
melalui proses partisipasi semua pihak. melibatkan peran serta masyarakat
Keempat, tujuan ditentukan dengan dalam melaksanakan program,
menentukan ukuran pencapaian atau dan pemerintah berperan sebagai
benchmark berdasarkan waktu yang fasilitator.27
tersedia. Kelima, dalam menetukan Lebih lanjut sebagaimana yang telah
tujuan agar lebih tepat sasaran harus diuraikan di muka, Dunn menjelaskan
berdasarkan pada beberapa ukuran secara rinci terkait tahap-tahap kebijakan
kemiskinan berbeda. Keenam, tujuan publik sebagai berikut:
harus dibuat secara spesifik dengan 1. Penyusunan Agenda (Agenda Setting);
program agar proses monitoring
2. Formulasi Kebijakan (Policy
menjadi lebih mudah.
Formulating);
3. Tahap ketiga, yaitu merancang dan
3. Adopsi/Legitimasi Kebijakan (Policy
mengimplementasikan program.
Adoption);
Hasil dari tahap ini, yaitu berupa
peraturan, petunjuk pelaksanaan, 4. Implementasi Kebijakan (Policy
dan petunjuk teknis. Pada saat akan Implementation);
mengimplementasikan program harus 5. Penilaian/Evaluasi Kebijakan (Policy
dimulai dengan kegiatan sosialisasi Evaluation).28
program pada taha awal, kemudian Dalam kaitannya merumuskan
dilanjutkan dengan kegiatan monitoring kebijakan pengentasan kemiskinan di
selama program berlangsung, dan Indonesia, maka perlu dilakukan kajian
diakhiri dengan kegiatan evaluasi akademik secara komprehensif dan
ketika program berakhir. Monitoring
dilakukan untuk menyediakan 27 Nazara, Suhasil. 2007. Op.Cit, hlm. 37.
28 Dunn, Op.Cit, hlm. 24.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 93

memerhatikan tahap-tahap kebijakan Tak dapat dipungkiri bahwa


publik yang disesuaikan dengan situasi pengentasan kemiskinan harus
dan kondisi kemiskinan di Indonesia. dilakukan secara bertahap,
Selain itu perlu juga dirumuskan strategi berkesinambungan serta berintegrasi
untuk keberlangsungan program (kegiatan) dan didasarkan pada pola kemandirian
di masyarakat yang didukung dengan masyarakat. Tujuannya, agar
adanya koordinasi antara instansi terkait. masyarakat miskin dapat membantu
Berbagai program telah banyak dilakukan, diri sendiri. Dengan kata lain,
namun terkesan hanya dapat mengatasi program kemiskinan yang diberikan
masalah sesaat dan tidak mengatasi akar berkesesuaian dengan peningkatan
masalahnya, sehingga relatif lambat dalam kemampuan masyarakat miskin
upaya mengatasi kemiskinan. untuk melakukan kegiatan produktif
Selain memerhatikan tahap-tahap sehingga dapat menghasilkan nilai
komprehensif yang terdapat di dalam tambah (pendapatan) yang lebih besar
proses kebijakan publik, pemerintah perlu untuk keluar dari garis kemiskinan.
melakukan beberapa hal sebagai berikut: Sebagaimana yang disampaikan oleh
1. Pengadaan tata kelola pemerintahan Sumodiningrat29 bahwa:
yang baik (Good Governance) dan “Upaya meningkatkan kemampuan
Clean Governance; menghasilkan nilai tambah, paling
Berdasarkan analisis penulis, tanpa tidak harus ada perbaikan akses
good dan clean governance, maka terhadap 4 (empat) hal, yaitu: (1)
untuk mengentaskan kemiskinan yang akses terhadap sumber daya; (2) akses
memiliki dana terbatas jumlahnya terhadap teknologi, yaitu kegiatan
tidak akan dapat digunakan secara dengan cara dan alat yang lebih
baik. Hal ini dikarenakan masih terjadi efektif dan efisien; (3) akses terhadap
kurangnya transparansi pemerintahan; pasar; (4) akses terhadap sumber
terjadinya praktik Korupsi, Kolusi pembiayaan. Disini koordinasi dan
dan Nepotisme (KKN) yang pengembangan sistem kredit kecil
mementingkan kepentingan- yang menjangkau masyarakat bawah
kepentingan pihak tertentu dan perlu dilanjutkan dan ditingkatkan.”
mengabaikan kesejahteraan
masyarakat; serta tidak jelasnya 2. Mengembangkan Perekonomian
system peradilan yang mengakibatkan Rakyat
terhabatnya pertumbuhan ekonomi Berdasarkan analisis penulis,
yang dapat membantu masyarakat pengembangan ekonomi rakyat
miskin keluar dari kemiskinan. melalui pendekatan kelompok, dalam
Program pengentasan kemiskinan bentuk usaha ekonomi bersama
merupakan program yang dianggap efektif dalam mengentaskan
berkelanjutan (sustainable), terus-
menerus dan mengedepankan Sumodinigrat, Gunawan. 1998. Membangun
29
Perekonomian Rakyat. Pustaka Belajar bekerjasama
kemandirian masyarakat. dengan IDEA: Yogyakarta, hlm. 45.
94 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

kemiskinan. Hal ini disebabkan karena Simpulan


di dalam pengembangan ekonomi
Berdasarkan uraian di atas dapat
rakyat tersebut bersinergi dengan
disimpulkan bahwa kebijakan pemerintah
kegiatan-kegiatan pemberdayaan
terkait strategi pengentasan kemiskinan
masyarakat miskin.
di Indonesia berjalan cukup baik. Hal
3. Hubungan sinergis dan terpadu antara ini ditandai oleh upaya pemerintah
pemerintah dan Lembaga Swadaya mengeluarkan beberapa kebijakan yang
Masyarakat (LSM) dalam program dituangkan ke dalam peraturan perundang-
penyiapan dan pendampingan undangan yang kemudian merumuskan
masyarakat. program-program pengentasan
kemiskinan. Mulai dari masa orde lama
Perlunya hubungan sinergis dan hingga masa pemerintahan Presiden Joko
terpadu antara komponen tersebut bertujuan Widodo dan Jusuf Kalla terus berupaya
untuk lebih mendekatkan program menurunkan jumlah masyarakat Indonesia
pengentasan miskin ke wilayah perdesaan yang hidup di bawah garis kemiskinan.
yang ada di daerah-daerah. Melalui peran Akan tetapi, berdasarkan data dari Badan
LSM diharapkan dapat menumbuhkan Pusat Statistik (BPS) per Maret 2016
kemandirian dan mengembangkan masih terlihat kecendrungan jumlah
pembangunan partisipatif pada level masyarakat miskin yang meningkat
masyarakat kelas bawah. Sebagaimana dibandingkan dengan periode yang sama
pendapat Sumodiningrat30 bahwa: pada tahun sebelumnya. Dengan demikian,
“Ada beberapa alternative bentuk Pemerintah Indonesia terutama pada masa
hubungan antara pemerintah dengan kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan
LSM: (1) LSM melakukan suatu Jusuf Kalla diharapkan dapat melakukan
kegiatan kemudian diadopsi dan analisis kebijakan tahap evaluasi/penilaian
diterapkan oleh pemerintah; (2) kebijakan dalam rangka pengentasan
LSM bertindak sebagai perintis kemiskinan di Indonesia.
atau pionir bagi pengembangan
daerah kritis, di mana program Saran
pembanguna belum menjangkau; Berdasarkan uraian di atas, maka
(3) LSM melengkapi program penulis memberikan saran kepada
pemerintah; (4) LSM senantiasa Pemerintah untuk:
bekerjasama dengan pemerintah
1. Menerapkan tata kelola pemerintahan
dalam program pemberdayaan mulai
yang baik dalam upaya pengentasan
dari perencanaan, pelaksanaan sampai
kemiskinan di Indonesia;
ke tahap pemantauan dan monitoring.
2. Menciptakan program yang
SIMPULAN DAN SARAN berkelanjutan (sustainable), terus-
menerus dan mengedepankan
kemandirian masyarakat;
3. Mengembangkan Perekonomian
30 Ibid., hlm. 49.
DHARMA PRAJA Murdiana dan Mulyana 95

Rakyat; Lembaga Penelitian SMERU.


4. Menjalin hubungan sinergis dan Suyanto, Bagong. 2013. Anatomi Kemiskinan
terpadu antara pemerintah dan Dan Strategi Penanganannya, Penerbit
Lembaga Swadaya Masyarakat Intrans Publishing: Malang.
(LSM) dalam program penyiapan dan Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen
pendampingan masyarakat. Publik. Gramedia Widia Sarana
5. Melakukan analisis kebijakan pada Indonesia: Jakarta.
tahap evaluasi/penilaian kebijakan Winarno, Budi. 2005 Teori dan Proses Kebijakan
pengentasan kemiskinan di Indonesia. Publik. Media Pressindo (Anggota
IKAPI).
DAFTAR PUSTAKA Yoder, Dale dalam Mangkunegara, Anwar
Prabu. 2001. Manajemen Sumber
Buku-Buku Daya Manusia Perusahaan, Remaja
Chambers, Robert,1997, Pembangunan Desa Rosdakarya: Bandung.
Mulai Dari Belakang, LP3ES: Jakarta.
Dunn, William. 2003. Pengantar Analisis Peraturan Perundang-Undangan
Kebijakan Publik, Gadjah Mada
University Press: Yogyakarta. Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Ginandjar, Kartasasmita. 1996. Pembangunan Tahun 1945
Untuk Rakyat; Memadukan Pertumbuhan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11
dan Pemerataan. CIDES: Jakarta. Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
Jordan, Bill. 1996. A Theory of Poverty and Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Social Exclusion. UK, Polity Press: 166 Tahun 2014 tentang Program
Cambridge. Percepatan Penanggulangan Kemiskinan.
Kuncoro. 2003. Ekonomi Pembangunan, Teori, Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor
Masalah dan Kebijakan, UPP AMP 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi
YKPN: Yogyakarta. Penanggulangan Kemiskinan.
Luankali, Bernadus. 2007. Analisis Kebijakan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
Publik Dalam Proses Pengambilan 7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan
Keputusan, Amelia Press: Jakarta. Program Simpanan Keluarga Sejahtera,
Mubyarto, 1998, Program IDT dan Program Indonesia Pintar, dan Program
Pemberdayaan Masyarakat. Aditya Indonesia Sehat Untuk Membangun
Media: Yogjakarta. Keluarga Produktif.
Suharto, S., 2010, Membangun Masyarakat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
Memberdayakan Rakyat, Reflika 5 Tahun 1993 tentang Peningkatan
Aditama: Bandung, Penanggulangan Kemiskinan.
Suryahadi, A., Suryadarma, D., dan Sumarto, TAP MPRS Nomor 11/MPRS/1960 tentang
S. 2006. Economic Growth and Poverty Garis-Garis Besar Pola Pembangunan
Reduction in Indonesia: The Effects Nasional Semesta Berencana Tahapan
of Location and Sectoral Components Pertama 1961-1969.
of Growth. Working Paper. Jakarta:
96 Murdiana dan Mulyana DHARMA PRAJA

Sumber Lain Jurnal Litbang Pertanian, 25 (4) Pusat


Analis Sosial Ekonomi dan Kebijakan
Harian Kontan, ditulis oleh Asep Munazat
Pertanian: Bogor.
Zatnika pada 5 Agustus 2016, diakses
melalui http://www.pemeriksaanpajak. Telaah Kritis Kebijakan Penanggulan
com, pada hari Senin, tanggal 6 Maret Kemiskinan dalam Tinjauan Konstitusi
2017 pukul 10.00 WIB. Multifiah. Journal of Indonesian Applied
Economics Vol. 5 No. 1 Mei 2011, hlm.
Nazara, Suahasil. 2007. Pengentasan
1-27.
Kemiskinan: Pilihan Kebijakan dan
program yang Realistis. Dalam Warta www.bps.go.id, diakses pada hari Selasa tanggal
Demografi tahun ke 37. No. 4 Tahun 7 Maret 2017 pukul 09.15 WIB.
2007. Jakarta: Lembaga Demografi www.kompas.com, “Nawa Cita”, 9 Agenda
Universitas Indonesia. Prioritas Jokowi-JK. diakses pada hari
Sudaryanto, T. dan Rusastra, I.W. 2006. Selasa tanggal 7 Maret 2017 pukul 09.00
Kebijakan Strategis Usaha Pertanian WIB.
dalam Rangka Peningkatan produksi www.tnp2k.go.id. Diakses pada hari Rabu
dan Pengentasan Kemiskinan. Dalam tanggal 8 Maret 2017 pukul 14.00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai