Mini Project Prolanis - Compress
Mini Project Prolanis - Compress
MINI PROJECT
PUSKESMAS SOREANG
Oleh:
Pembimbing:
PUSKESMAS SOREANG
2018
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT dan junjungan kita Nabi Muhammad
Universitas Sumatera Utara.
sebesarbesarnya kepada dr. Yani Rachmayani selaku pembimbing makalah atas
kesediaan beliau meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing, mendukung,
dan memberikan masukan kepada penulis sehingga makalah ini dapat diselesaikan
dengan sebaikbaiknya.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna,
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang kesehatan. Atas bantuan
dan segala dukungan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual,
penulis mengucapkan terima kasih.
Penulis
4
BAB I
PENDAHULUAN
pada tahun 2000 berjumlah 14,4 juta jiwa (7,18%). Pada tahun 2010
diperkirakan menjadi 23,9 juta jiwa (9,77%) dan pada tahun 2020
orang.
hal tersebut sebagai bagian dari proses menua yang wajar. Pada
secara dini.
6
umur 55- 64 tahun 27,9% dan pada kelompok umur 65 tahun keatas
SOREANG.
a. Tujuan Umum
Soreang.
b. Tujuan Khusus
di Puskesmas SOREANG.
sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) adalah badan hukum yang
sosial. BPJS menurut UU SJSN adalah transformasi dari badan penyelenggara
jaminan sosial yang sekarang telah berjalan dan dimungkinkan untuk membentuk
badan penyelenggara baru sesuai dengan dinamika perkembangan jaminan sosial.
(Putri, 2014)
Menurut Peraturan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
Nomor 1 Pasal 1 tahun 2015, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan
yang selanjutnya disingkat menjadi BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang
Jaminan Sosial, 2015)
Adapun cakupan dari pelayanan BPJS Kesehatan pada Rawat Jalan
Tingkat Pertama meliputi :
a. administrasi pelayanan, meliputi biaya administrasi pendaftaran peserta
kesehatan lanjutan untuk penyakit yang tidak dapat ditangani di fasilitas
kesehatan tingkat pertama;
b. pelayanan promotif preventif, meliputi:
1) kegiatan penyuluhan kesehatan perorangan;
10
perilaku hidup bersih dan sehat.
2) imunisasi dasar;
Pelayanan imunisasi dasar meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG),
Campak.
3) keluarga berencana;
dasar, vasektomi dan tubektomi bekerja sama dengan lembaga
yang membidangi keluarga berencana.
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan/atau pemerintah
daerah.
vaksin dan alat kontrasepsi dasar yang sudah termasuk dalam
kapitasi, kecuali untuk jasa pelayanan pemasangan IUD/Implan
dan Suntik di daerah perifer.
4) Skrining kesehatan
a) Pelayanan skrining kesehatan diberikan secara perorangan dan
selektif.
11
b) Pelayanan skrining kesehatan ditujukan untuk mendeteksi risiko
tertentu, meliputi:
1) diabetes mellitus tipe 2;
2) hipertensi;
3) kanker leher rahim;
4) kanker payudara; dan
5) penyakit lain yang ditetapkan oleh Menteri.
c) Pelayanan skrining kesehatan penyakit diabetes mellitus tipe 2
dilakukan sekurangkurangnya 1 (satu) tahun sekali.
d) Jika Peserta teridentifikasi mempunyai risiko penyakit diabetes
mellitus tipe 2 dan hipertensi berdasarkan riwayat kesehatan, akan
sesuai dengan indikasi medis.
e) Pelayanan skrining kesehatan untuk penyakit kanker leher rahim
dan kanker payudara dilakukan sesuai dengan indikasi medis.
c. pemeriksaan, pengobatan, dan konsultasi medis;
d. tindakan medis non spesialistik, baik operatif maupun non operatif;
12
e. pelayanan obat dan bahan medis habis pakai;
f. pemeriksaan penunjang diagnostik laboratorium tingkat pertama;
g. pemeriksaan ibu hamil, nifas, ibu menyusui dan bayi ;
penanganan komplikasi KB paska persalinan;
i. rehabilitasi medik dasar.
2.2. PROLANIS BPJS
2.2.1. Pengertian PROLANIS BPJS
proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan Peserta, Fasilitas
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien.
(Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, 2014)
75% peserta terdaftar yang berkunjung ke Faskes Tingkat Pertama memiliki hasil
“baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi
penyakit. (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan, 2014)
sebagai berikut:
13
a. Penetapan target kesehatan individual bagi setiap penderita penyakit kronis.
b. Penanganan kesehatan per individual peserta penderita penyakit kronis fokus
pada upaya promotif dan preventif untuk mencegah episode akut.
c. Edukasi dan upaya meningkatkan kesadaran dan peran serta Peserta penderita
penyakit kronis terhadap perawatan kesehatannya secara mandiri.
d. Penerapan protokol pengobatan yang berdasaran evidence base medicine.
e. Peningkatan fungsi gate keeper pada tingkat Rawat Jalan Tingkat Pertama
dalam rangka pengendalian biaya pelayanan rujukan. (Rini, 2014)
2.2.2. Sasaran PROLANIS
Sasaran Prolanis adalah seluruh peserta Askes Sosial penderita penyakit
mendapatkan Dokter Keluarga Prolanis atau Dokter di Puskesmas Prolanis yang
dipilih serta buku pemantauan status kesehatan. Dokter Keluarga/Puskesmas di
sini berperan sebagai gatekeeper yang tidak hanya memilih pasien untuk dirujuk
penderita penyakit kronis ini. Dokter keluarga juga akan berperan sebagai
konsultan bagi peserta yang memberikan bimbingan, edukasi, dan peningkatan
secara mandiri. Dokter akan memantau kondisi dan status kesehatan peserta
Prolanis secara rutin serta bisa memberikan resep obat kronis pada level Rawat
Jalan Tingkat Pertama. (Rini, 2014)
2.2.3. Mekanisme PROLANIS BPJS
(menyeluruh) meliputi :
reminder aktifitas medis
visite), konseling
c. Upaya kuratif; pemeriksaan dan pengobatan penyakit pada Rawat Jalan Tingkat
Pertama, Rawat Jalan Lanjutan, Rawat Inap Lanjutan serta pelayanan obat
d. Upaya rehabilitatif; penanganan pemulihan dari penyakit kronis
pelayanan promotif dan preventif meliputi :
a. Pemberian konsultasi medis, informasi, edukasi terkait penyakit kronis kepada
penderita dan keluarga
1) Kunjungan ke rumah pasien
2) Penyuluhan penyakit kronis
3) Pelatihan bagi tata cara perawatan bagi penderita
15
b. Pemantauan kondisi fisik peserta kronis secara berkesinambungan
c. Pemberian resep obat kronis dan kemudian peserta mengambil obat
pada Apotek yang ditunjuk
d. Pemberian surat rujukan ke Fasilitas yang lebih tinggi untuk kasuskasus yang
tidak dapat ditanggulangi di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama / Primer.
e. Penanganan terapi penyakit kronis dan peresepan obat kronis sesuai Panduan
Klinis penanganan penyakit kronis yang berlaku
f. Membuat dokumentasi status kesehatan per Pasien terhadap setiap pelayanan
yang diberikan kepada tiap pasien
g. Membuat jadwal pemeriksaan rutin yang harus dijalani oleh peserta
2.2.4. LangkahLangkah Pelaksanaan
dilakukan sebelum aktivitas PROLANIS itu sendiri:
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan:
a. Hasil Skrining Riwayat Kesehatan dan atau
b. Hasil Diagnosa DM dan HT (pada Faskes Tingkat Pertama maupun RS)
2. Menentukan target sasaran
distribusi target sasaran peserta
16
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes Pengelola
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes Pengelola (Apotek, Laboratorium)
PROLANIS
kelompok pasien kronis di RS, dan lainlain)
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus Tipe 2 dan
Hipertensi untuk bergabung dalam PROLANIS
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kesediaan
yang diberikan oleh calon peserta Prolanis
10. Mendistribusikan buku pemantauan status kesehatan kepada peserta terdaftar
11. Melakukan rekapitulasi data peserta terdaftar
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag peserta PROLANIS
13. Melakukan distribusi data peserta Prolanis sesuai Faskes Pengelola
HbA1C. Bagi peserta yang belum pernah dilakukan pemeriksaan, harus segera
dilakukan pemeriksaan
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta per
Faskes Pengelola (data merupakan luaran Aplikasi PCare)
17
Pengelola:
a. Menerima laporan aktifitas PROLANIS dari Faskes Pengelola
b. Menganalisa data
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat
Aktivitas PROLANIS dapat dilakukan. Adapun aktivitas PROLANIS dijalankan
sebagai berikut :
1. Konsultasi Medis Peserta Prolanis : jadwal konsultasi disepakati bersama antara
peserta dengan Faskes Pengelola
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Definisi : Edukasi Klub Risti (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk meningkatkan
PROLANIS
Sasaran : Terbentuknya kelompok peserta (Klub) PROLANIS minimal 1 Faskes
Peserta dan kebutuhan edukasi.
Langkah langkah:
18
sesuai tingkat severitas penyakit DM Tipe 2 dan Hipertensi yang disandang
19
Profesi/Dokter Spesialis diwilayahnya
c. Memfasilitasi penyusunan kepengurusan dalam Klub
d. Memfasilitasi penyusunan kriteria Duta PROLANIS yang berasal dari peserta.
(membantu Faskes Pengelola melakukan proses edukasi bagi anggota Klub)
e. Memfasilitasi penyusunan jadwal dan rencana aktifitas Klub minimal 3 bulan
pertama
f. Melakukan Monitoring aktifitas edukasi pada masingmasing Faskes Pengelola:
1) Menerima laporan aktifitas edukasi dari Faskes Pengelola
2) Menganalisis data
g. Menyusun umpan balik kinerja Faskes PROLANIS
tembusan kepada Organisasi Profesi terkait diwilayahnya
3. Reminder melalui SMS Gateway
Definisi : Reminder adalah kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan
kunjungan rutin kepada Faskes Pengelola melalui pengingatan jadwal konsultasi
ke Faskes Pengelola tersebut
20
Sasaran : Tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke masingmasing
Faskes Pengelola
Langkah – langkah:
peserta per masingmasing Faskes Pengelola
b. Entri data nomor handphone kedalam aplikasi SMS Gateway
c. Melakukan rekapitulasi data kunjungan per peserta per Faskes Pengelola
d. Entri data jadwal kunjungan per peserta per Faskes Pengelola
peserta yang telah mendapat reminder)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat reminder
dengan jumlah kunjungan
g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat
4. Home Visit
bagi peserta PROLANIS dan keluarga
Sasaran:
Peserta PROLANIS dengan kriteria :
21
a. Peserta baru terdaftar
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter Praktek Perorangan/Klinik/Puskesmas 3
bulan berturutturut
c. Peserta dengan GDP/GDPP di bawah standar 3 bulan berturutturut (PPDM)
d. Peserta dengan Tekanan Darah tidak terkontrol 3 bulan berturutturut (PPHT)
e. Peserta pasca opname
Langkah – langkah:
a. Melakukan identifikasi sasaran peserta yang perlu dilakukan Home Visit
b. Memfasilitasi Faskes Pengelola untuk menetapkan waktu kunjungan
c. Bila diperlukan, dilakukan pendampingan pelaksanaan Home Visit
sebagai berikut:
1) Formulir Home Visit yang mendapat tanda tangan Peserta/Keluarga peserta
yang dikunjungi
2) Lembar tindak lanjut dari Home Visit/lembar anjuran Faskes Pengelola
peserta yang telah mendapat Home Visit)
f. Melakukan analisa data berdasarkan jumlah peserta yang mendapat Home Visit
dengan jumlah peningkatan angka kunjungan dan status kesehatan peserta
g. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/Kantor Pusat
22
Harus diingat bahwa biaya per kapita tidak sama dengan besaran kapitasi. Untuk
menentukan besaran kapitasi dari biaya per kapita diperlukan analisis lain misalnya biasa
administrasi dan pelaporan yang akan dicakup, tingkat kepesertaan dan variasi sebaran
resiko pada peserta yang dicover PPK.
Yang perlu diketahui selanjutnya adalah premi netto. Premi netto adalah besaran
premi yang belum memasukkan unsur biaya administrasi, investasi, dan keuntungan.
Premi netto (dalam setahun) dihitung dengan menambahkan besaran biaya kapitasi (full
atau partial tergantung manfaat yang dijamin) dengan besar biaya contigency margin
(CM), sehingga jika dinyatakan dalam rumus maka premi netto adalah:
Adapun premi bruto adalah besaran premi yang sudah memasukkan unsur biaya
operasional, serta keuntungan. Perhitungan premi bruto dapat diformulasikan sebagai
berikut:
Biaya operasional yang dimaksud disini adalah besar biaya administrasi yang dibebankan
kepada tiap peserta. (Januraga, 2008)
2.1 Prolanis
(sistolik), angka yang lebih rendah akan di peroleh pada saat jantung
140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg
bulan. Hipertensi ini jarang terjadi, hanya 1 dari setiap 200 penderita
darah juga diperngaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi
Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.
persentil dilihat dari umur, jenis kelamin, dan tinggi badan yang
terpisah.
a. Faktor Keturunan
29
penderita hipertensi.
b. Ciri Perseorangan
prevalensi hipertensi pada orang kulit hitam hampir dua kali lebih
c. Kebiasaan Hidup
atau lebih dari berat badan ideal, perhitungan IMT ≥ 27,0. Pada
untuk bekerja lebih berat sehinga lebih cepat merasa gerah dan
4) Pengaruh lain
darah yaitu :
31
Merokok
saraf, otak dan bagian tubuh lainnya bekerja tidak normal. Nikotin
tekanan darah, denyut nadi dan tekanan kontraksi otot jantung selain
kerusakan lainnya.
Minuman beralkohol
Olahraga
(Kuswandi, 2004).
epinefrin.
32
kali hipertensi disebut sebagai silent killer karena dua hal yaitu:
teratur.
Jika timbul hipertensinya berat atau menahun dan tidak terobati, bisa
1. Sakit kepala
2. Kelelahan
3. Jantung berdebar-debar
4. Mual
5. Muntah
6. Sesak nafas
7. Gelisah
9. Telinga berdenging
Patofisiologi
tekanan darah.
Penatalaksanaan
hipertensi dengan membuat gaya hidup positif. Jika anda baru saja
menemukan tekanan darah anda tinggi atau tidak normal, tidak perlu
a. Mengatasi Risiko
35
e. Tingkat aktifitas
36
Orang dengan gaya hidup yang tidak aktif akan lebih rentan
tidak hanya menjaga bentuk tubuh dan berat badan, tetapi juga
tinggi.
g. Berhenti merokok
Jika anda tidak merokok itu baik bagi anda, jika anda merokok
secara nyata.
menentukan pengobatanya.
ginjal.
makan
Pengaturan Makanan
40
diet rendah garam dan diet rendah kalori. Jumlah kalori yang
sistolik terisolasi, infark miokard beta bloker (non ISA) inihibitor ACE
1. Diuretik
41
kuat. Obat yang sering digunakan adalah obat yang daya kerjanya
2. Alfa-Bloker
3. Beta-Blocker
5. Vasodilator
6. Antagonis Kalsium
7. Penghambat ACE
Tabel 2.3
pemakaian
sehari
1 Diuretik
HCT 12,5-25 50 1x
Chlorbalidone 12,5-25 50 1x
Indopamide 2,5 5 1x
Spironolactone 2,5 10 1x
2 Bekerja netral
Gufacine 1 3 1x
3 Penyekat alfa-1
Prozoin 1-2 20 2x
Doxazosin 1-2 15 1x
Terazosin 1-2 20 1x
4 Penyekat beta
Metoprolol 50 200 1x
Atenolol 25 150 1x
44
Propanolol 40 320 1x
5 Vasodilator
Hydralazine 50 300 2x
6 Penghambat ACE
Lisinopril 5 40 1x
Tabel 2.4
pemeriksaan darah)
pemeriksaan darah)
pria)
- Latargi (lesu)
(misalnya cardicor)
- Gangguan memori dan
kosentrasi
pada tungkai.
Inhibitor ACE - Batuk
46
- Ruam
Blocker kenal kalsium golongan - Edema perifer (akumulasi cairan
Pemeriksaan Penunjang
EKG.
Diagnosis
pekerjaan dll).
dua kali atau lebih dengan jarak 2 menit, kemudian diperiksa ulang
Komplikasi
otak terjadi pembesaran otot jantung bagian kiri yang berakhir pada
48
komplikasi ginjal harus cuci darah setiap minggu dengan biaya yang
2.2 LANSIA
individual
49
(ederly) adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75-90 tahun,
(Papalia, 2008)
50
antara lain:
a. Orientasi
b. Bahasa
penamaan.
1) Kelancaran
2) Pemahaman
3) Pengulangan
4) Penamaan
c. Atensi
lingkungannya.
1) Mengingat segera
2) Konsentrasi
d. Memori
1) Memori baru
2) Memori lama
3) Memori visual
berupa gambar.
angka.
54
Indonesia,2008).
Alzheimer
dan gangguan kognitif yang makin parah. Skor total berkisar antara
Pelaksanaan
Validitas
kesesuaian dengan skor pada tes Clock Drawing pada pasien lansia
57
dan pasien dengan penyakit Alzheimer, dan juga pada tes seperti
Penggunaan klinis
Association(McKhann,1984)
mendeteksi demensia.
demensia lain (misalnya terbatas item verbal dan memori dan tidak
Intepretasi MMSE
59
saat pemeriksaan:
BAB III
METODE
3.2 Hipotesis
Populasi penelitian
Sampel penelitian
bulanan Prolanis
inklusi
Kriteria inklusi:
penyakit lain.
pemahaman.
wawancara.
dilaksanakan.
Pengkodean (Coding)
materi tersebut.
adalah :
1. Dokter Internsip Puskesmas SOREANG
2. Dokter Umum Puskesmas SOREANG
3. Dokter Gigi Puskemas SOREANG
3.5 Lokasi dan Waktu Penyuluhan
65
SOREANG)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
terdiri dari dataran rendah dan dataran tinggi dengan kondisi daerah
A. Sarana Komunikasi
kecil sudah ada yang mempunyai pesawat Orari dan Hand Phone / HP.
B. Sarana Transportasi
Kecamatan : SOREANG
Kabupaten : BLITAR
Tahun : 2015
68
2 Piramida Penduduk
4.3.3 Pendidikan
2 SD / MI : murid
3 SLTP / MT : murid
4 SMU / MA : murid
5 Akademi : 0 mahasiswa
I. DERAJAT KESEHATAN
1 Jumlah Kematian Ibu : 0 orang
4.4.2 Ketenagaan
1 Dokter : 2 orang
5 Bidan : 11 orang
- P2B 6 orang
- D3 Kebidanan 5 orang
- SPKJ 1 orang
- D3 Keperawatan 5 orang
- S1 Keperawatan 2 orang
1 Rumah Sakit
-Rumah Sakit Pemerintah : 0 buah
5 Polindes : 7 buah
6 BP Swasta : 0 buah
masing memiliki posyandu yang dijalankan oleh bidan desa dan dibantu
NO KELURAHAN POSYANDU
Yudistira
Bima
Arjuna
1 SOREANG Krisna
Sadewa
Nakula
Drupadi
2 Kalipang Melati I
Melati II
Melati III
Melati IV
Melati V
73
Melati VI
Melati VII
Melati VIII
Pandanwangi I
Pandanwangi II
Pandanwangi III
Pandanwangi IV
3 Pandanarum
Pandanwangi V
Pandanwangi VI
Pandanwangi VII
Pandanwangi VIII
I
4 Kembangarum II
III
I
II
5 Kedungbunder
III
IV
74
Mawar I
Mawar II
6 Sukorejo
Mawar III
Mawar IV
7 Sumberejo Seruni
Anggrek
Melati
8 Jegu
Mawar
Dahlia
Anggrek
Mawar
Melati
9 Jingglong
Flamboyan
Dahlia
Cempaka
10 Bacem Mawar I
Mawar II
Mawar III
75
Mawar IV
Mawar V
Mawar VI
Rajawali
11 Kaulon Garuda
Elang
a. Perbaikan Gizi
1 Penimbangan
a. Jumlah balita yg ada (S) : 3682 Balita
b. Jumlah balita yg punya KMS (K) : 3682 Balita
c. Jumlah balita yg ditimbang (D) : 3094 Balita
d. Jumlah balita yg naik BB (N) : 2527 Balita
e. Jumlah balita yang tetap/turun berat badannya : 234 Balita
b Penyehatan Lingkungan
13094/13094
12532/12532
3 (RL) : 55 orang
d Kesehatan Keluarga
1 Jumlah ibu hamil Risiko tinggi ditemukan : 175 orang
2 Jumlah bumil dengan Hb < 11 g% : 17 orang
metode
4 (pendengaran) : 2 kasus
5 ditemukan : 0 kasus
3 center, : 0 buah
cacad,dll)
5 Jumlah siswa yg diukur kebugaran jasmani
a SD : 112 orang
b SMP : 0 orang
81
c SMA : 0 orang
g Kesehatan Jiwa
1 Jumlah kasus NAPZA : kasus
h Kesehatan Kerja
1 Jumlah pekerja formal yg mndpt pelayanan kesehatan : 401 orang
i Data Morbiditas
1 Angka Kesakitan : 17,9
maloklusi : 691(1.9%)
Asma : 680(1.9%)
Diare : 667(1.9%)
Pusing / Cepalgia : 617(1.7%)
Gangguan Psikotik : 602(1.7%)
Conjunctivitas, kelainan sklera : 441(1.2%)
Typhus perut : 429(1.2%)
total kunjungan : 35746 (100%)
terganggu
83
Frekuensi % Frekuensi %
Ya 2 8,3 18 75
Tidak 1 4,1 3 12,5
Dari tabel diketahui bahwa pasien usia lanjut berusia ≥45-59 tahun,
Dari tabel diketahui bahwa pasien usia lanjut berusia 60-74 tahun,
BAB V
PEMBAHASAN
adalah 60-74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah 75-90 tahun, usia
Dari kriteria lanjut usia tua (old) yaitu usia 75-90 tahun dan
tidak normal.
87
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
(Teka-teki Silang)
dapat diperlambat.
DAFTAR PUSTAKA
Kabupaten/kota.2010
Syarif Hidayatullah.Jakarta:2013.
Research.1975
Menular.Yogyakarta:Kanisius.2000
Role of Hyperinsulinemia.Hypertension.1993
Disease 20:S85-S94.2010
89
9. Notoatmodjo,Soekidjo.2002.Metodologi Penelitian
Kesehatan.Jakarta:Rineka Cipta
LAMPIRAN
91
Intepretasi Hasil:
Nama Pasien:……………..(laki/perempuan)
Usia:……………………pendidikan: