Anda di halaman 1dari 4

RPS 2 : MENGAPLIKASIKAN PENURUNAN NILAI

ATAS PENYUSUTAN , PENURUNAN NILAI , DAN


DEPLESI

Disusun Oleh :

NAMA NIM
Handy Purnama 1907531003
Ni Putu Ayu Bintang Maheswari 1907531091
Andrian Tedja 1907531092
Pipit Arum Septiana 1907531105
Ni Komang Ema Riantika Putri 1907531273

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PRODI AKUNTANSI

2020

2.2 Metode – Metode Penyusutan


Metode penyusutan yang digunakan adalah metode yang sistematis dan rasional
( Kieso dkk , 2017 ). Terdapat tiga metode penyusutan , yakni aktivitas, garis lurus ,
dan saldo menurun.

Metode aktivitas disebut juga sebagai pendekatan pembebanan variable atau


pendekatan unit produksi yang mengasumsikan bahwa penyusutan adalah fungsi dari
penggunaan atau produktivitas , dan bukan dari fungsi berlakunya waktu. Perusahaan
menganggap umur aset dalam hal output yang dihasilkan atau ukuran input jumlah
jam kerja mesin. Terdapat empal hal yang diperhatikan dalam metode aktivitas , yaitu
biaya perolean , estimasi umur manfaat , estimasi nilai residual . dan umur produktif.
Keterbatasan dari metode ini adalah tidak sesuai dalam situasi di mana penyusutan
merupakan fungsi waktu bukannya aktivitas. Dalam metode ini juga sulit untuk
memperkirakan unit output atau jam pemakaian yang digunakan. Perusahaan yang
menginginkan penyusutan yang terendah selama periode produktivitas rendah , dan
penyusutan yang tinggi saat produktivitas tinggi , umumnya akan menggunakan
metode aktivitas.

Metode garis lurus menggangap penyusutan sebagai fungsi waktu dan bukan
kegunaan. Perusahaan menggunakan metode ini karena sederhana. Prosedur ini
secara konseptual paling tepat karena ketika keusangan menjadi alasan utama atas
terbatasnya umur manfaat aset , maka tingkat penurunan kegunaan bisa menjadi
konstan dari periode ke periode. Cara menghitung penyusutan dalam metode ini
adalah sebagai berikut :

(Biaya Perolehan – Nilai residual) : Estimasi Umur Manfaat

Keberatan utama atas metode garis lurus adalah bahwa metode ini bersandar
pada dua asusmsi , yakni : kegunaan ekonomis aset dianggap sama setiap tahunnya ,
dan biaya perbaikan dan pemeliharaan pada dasarnya dianggap sama setiap periode.

Metode pembebanan menurun menghasilkan beban penyusutan yang lebih


tinggi pada tahun – tahun awal dan beban yang lebih rendah dalam tahun – tahun
berikutnya. Alasan perusahaan menggunakan metode ini adalah bahwa perusahaan
membebankan lebih banyak penyusutan pada tahun – tahun awal karena aset
dianggap paling produktif pada tahun – tahun awal penggunaanya. Metode saldo
menurun disebut juga sebagai metode saldo berkurang menggunakan tingkat
penyusutan yang berupa berapa kali tingkat penyusutan pada metode garis lurus.
Metode saldo menurun tidak mengurangi nilai residual dalam menghitung dasar
penyusutan. Tingkat saldo menurun dikalikan dengan nilai buku aset pada awal setiap
periode. Oleh karena beban penyusutan mengurangi nilai buku aset , penggunaan
tingkat saldo menurun yang konstan akan membuat beban penyusutan semakin
rendah. Proses ini berlanjut sampai nilai buku aset sama dengan estimasi nilai
residualnya. Pada saat itu perusahaan tidak melakukan penyusutan kembali. Pada
praktiknya perusahaan dapat menggunakan metode saldo menurun ganda dengan
menyusutkan aset pada tingkat dua kalipat tingkat garis lurus.

DAFTAR PUSTAKA
Kieso, Weygandt, Warfield – 2017 – Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate
Accounting) Edisi IFRS. Salemba Empat: Jakarta Selatan

Anda mungkin juga menyukai