Anda di halaman 1dari 9

NAMA : YUNI MONESA

NIM : PO.62.20.1.17.352
Pertemuan III
Aktivitas 1
Susunlah rencana keperawatan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 2 tanpa komplikasi secara
mandiri!

Dx 1 : Ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d pola makan yang tidak baik,
penumpukan lemak,resitensi insulin, hiperglikemia
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan diharapkan
masalah keperawatan ketidakstabilan gula darah teratasi dengan Kriteria Hasil:
1. Hasil tes Gula darah dalam dan pemeriksaan lab batas normal.
2. Klien tampak sehat

Intervensi :
1. Identifikasi kemungkinan penyebab hiperglikemia

2. Monitor kadar glukosa darah

3. Beri asupan cairan oral

4. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemia tetap ada atau memburuk

5. Anjurkan kepatuhan terhadap diet dan olahraga

Dx 2 : Keletihan b.d Energi ke otot dan jaringan Menurun d.d klien mengeluh
Lelah
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x pertemuan diharapkan
masalah keperawatan Keletihan teratasi dengan Kriteria Hasil:
1. Klien tampak sehat
2. Klien dapat beraktivitas kembali
Intervensi :
1. Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
2. Monitor Kelelahan fisik dan emosional
3. Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
4. Kolaborasi dengan ahli gizi
Aktivitas 2
Susunlah catatan perkembangan pada kasus Diabetes Melitus Tipe 2 tanpa komplikasi secara
mandiri!
catatan perkembangan (dokumentasi) pada kasus prediabetes secara mandiri!
NO Waktu Diagnosa Catatan perkembangan Paraf
keperawatan
1 03/09/2020 Dx1 S : Klien mengatakan merasa
Ketidakstabilan enak badan dan sehat
kadar glukosa
darah b.d pola O :
makan yang
tidak baik, 1. Klien tampak sehat
penumpukan
lemak,resitensi 2. Kadar glukosa darah klien
insulin, berada dalam rentang
hiperglikemia
normal (GDP 100-125
mg/dL)

3. Pemeriksaan lab klien


seperti trigliserida, LDL,
dan HDL menunjukkan
angka yang baik.

A : masalah ketidakstabilan
gula darah teratasi.

P : intervensi di hentikan

2 03/09/2020 Dx2 S : klien mengatakan Klien


mengatakan merasa sehat dan
Keletihan b.d
tidak mudah lelah
Energi ke otot
dan jaringan O:
Menurun d.d
klien mengeluh 1. Klien tampak sehat
Lelah
2. Klien dapat beraktivitas
kembali

A : Masalah Keperawatan
Keletihan teratasi

P : intervensi dihentikan

Aktivitas 3
Buatlah resume journal reading minimal dari 1 buah artikel terkait kasus DM Tipe 2 tanpa
komplikasi dan rencana pendidikan kesehatan lengkap dengan medianya!

Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes
Mellitus Tipe 2
Diabetes Melitus merupakan kumpulan gejala pada seseorang yang disebabkan
adanya peningkatan kadar glukosa darah akibat penurunan sekresi insulin yang progresif oleh
resistensi insulin. Keadaan ini ditandai dengan ketidakrentanan /ketidakmampuan organ
menggunakan insulin, sehingga insulin tidak bisa berfungsi optimal dalam mengatur
metabolisme glukosa.
Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan kurangnya respon jaringan dari otot, jaringan
adiposa dan hepar terhadap insulin. Pasien dengan jenis DM tipe 2 tidak bergantung pada
obat insulin karena insulin diproduksi dalam jumlah yang cukup. Oleh sebab tertentu, glukosa
gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut disebabkan sel kebal (resisten) terhadap
insulin sebagai akibat dari malfungsi dalam penggunaan insulin
Peningkatan kadar gula darah pada pasien diabetes mellitus berkaitan dengan stress.
Kondisi stress dengan penderita diabetes mellitus berhubungan sangat erat. Stres adalah suatu
kondisi dimana kebutuhan tubuh tidak terpenuhi secara adekuat, sehingga akan berakibat
terjadinya gangguan keseimbangan. Stress mengaktifkan sistem neuroendokrin dan sistem
saraf simpatis melalui hipotalamus pituitari-adrenal sehingga menyebabkan pelepasan
hormon-hormon misal epinefrin, tiroid, kortisol, dan glukagon yang dapat mempengaruhi
kadar gula darah.
Stress merupakan salah satu faktor terjadinya hiperglikemia pada pasien DM tipe 2.
Kondisi stress yang dialami pasien mengakibatkan kadar gula darah meningkat. Hal ini
disebabkan oleh pengeluaran epinefrin. Epinefrin menghambat sekresi insulin, memacu
pelepasan glukagon, mengaktivasi pemecahan glikogen dan mengganggu kerja insulin pada
jaringan baik otot maupun jaringan adiposa serta hepar sehingga produksi gula hati
meningkat dan kapasitas mengatur beban gula eksogen terganggu.
Relaksasi merupakan suatu upaya meredakan ketegangan emosional sehingga
individu dapat berpikir lebih rasional. Dengan demikian produksi gula hati dapat terkontrol
dengan baik, dengan begitu gula darah dapat stabil normal.
Salah satu bentuk cara meredakan ketegangan emosional yang cukup mudah
dilakukan adalah relaksasi otot progresif. Teknik ini memaksa individu untuk berkonsentrasi
pada ketegangan ototnya dan kemudian melatihnya untuk relaks. Orang yang stres, secara
emosional tegang dan mengalami ketegangan otot. Teknik ini berusaha meredakan
ketegangan otot dengan harapan bahwa ketegangan emosionalpun berkurang, maka dari itu
teknik relaksasi otot progresif ini dapat digunakan untuk mendampingi teknik konvensional
yang biasa diberikan. Terapi relaksasi otot progresif yang merupakan salah satu bentuk mind-
body therapy (terapi pikiran dan otot tubuh) dalam terapi komplementer.
Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental. Rancangan penelitian yang
digunakan adalah one-group pretest-posttest design. Rancangan ini menggunakan satu
kelompok sampel yang diukur kadar gula darah puasa sebanyak dua kali, yaitu sebelum
diberikan terapi relaksasi progresif (pretest) dan sesudah diberikan terapi relaksasi progresif
(posttest).
Teknik sampling yang dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive sampling.
Sampel dalam penelitian ini adalah 18 orang yang telah menandatangani lembar persetujuan
menjadi responden penelitian (informed consent).
Teknik relaksasi otot progresif mengaktifkan sitem saraf parasimpatis dan
menghentikan kerja saraf simpatis sehingga hormon kortisol menurun yang pada akhirnya
glukosa darah menurun.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan terdapat
pengaruh terapi relaksasi progresif terhadap kadar gula darah pasien Diabetes Mellitus.

Kelebihan dari jurnal penelitian ini adalah :


1. Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimental, yaitu eksperimen yang
memiliki perlakuan, pengukuran dampak, dan unit eksperimen namun tidak
menggunakan penempatan secara acak.
2. Rancangan penelitian yang digunakan adalah one-group pretest-posttest design.
3. Teknik sampling yang dalam penelitian ini dengan menggunakan purposive
sampling.
4. Responden mendapatkan lembar persetujuan dahulu sebelum menjadi responden
penelitian.
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2
Sasaran : Klien dan keluarga
Waktu : 20 menit
Tanggal : 3 September 2020
Tempat : Rumah Klien dan keluarga

I. Tujuan Instruksional Umum


Umum Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif
Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2, diharapkan klien mampu
memahami tentang Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien
Diabetes Mellitus Tipe 2.

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan pendidikan kesehatan ini diharapkan sasaran mampu:
1. Memahami Pengertian DM 2
2. Memahami Penyebab DM 2
3. Memahami Gejala Klinis DM 2
4. Memahami pengertian Terapi Relaksasi Progresif
5. Memahami tujuan dan manfaat Terapi Relaksasi Progresif

III. Materi penyuluhan


a. Pengertian DM tipe 2
b. Penyebab DM tipe 2
c. Gejala Klinis DM 2
d. Pengertian Terapi Relaksasi Progresif
e. Tujuan dan manfaat Terapi Relaksasi Progresif
IV. METODE PENYULUHAN
Ceramah dan Tanya jawab
No. Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta Waktu
1 PraKegiatan Pembelajaran
 Mengucapkan salam.
         Menjawab salam. 1 menit
 Memperkenalkan diri.
 Kontrak waktu          Mendengarkan.

         Memperhatikan.
2 Membuka Penjelasan

 Menjelaskan tujuan dari  Memperhatikan.


kegiatan penyuluhan.
2 menit
 Menyebutkan materi yang
 Memperhatikan
akan disampaikan.
 Apersepsi
 Menyampaikan persepsi
3 Pelaksanaan :

 Pengertian obesitas          Memperhatikan


 Penyebab obesitas
         Memperhatikan. 10 menit
 Resiko obesitas
 Kiat-kiat mengatasi obesitas          Memperhatikan.

         Memperhatikan.
4 Evaluasi :

Menanyakan kepada klien tentangMenjawab pertanyaan. 5 menit


materi yang telah disampaikan.
5 Terminasi :

         Mengucapkan terimakasih atas        Mendengarkan dan


waktu yang diluangkan, perhatianmembalas ucapan terimakasih.
2 menit
serta peran aktif klien selama
         Menjawab salam.
mengikuti kegiatan penyuluhan.

         Salam penutup.
Jumlah 20 menit
V. Media dan Sumber
a. Media : Leaflet
b. Sumber :
https://ejournal.stikespku.ac.id/index.php/mpp/article/download/275/220
http://repository.unimus.ac.id/1113/3/BAB%20II.pdf

VI. Evaluasi
1. Prosedur : post tes
2. Jenis tes : Lisan
VII. lampiran materi dan media

Pengaruh Terapi Relaksasi Progresif Terhadap Kadar Gula Darah Pasien Diabetes Mellitus
Tipe 2

A. Definisi
Diabetes mellitus adalah gangguan metabolisme yang dapat disebabkan
berbagai macam etiologi, disertai dengan adanya hiperglikemia kronis akibat
gangguan sekresi insulin atau gangguan kerja dari insulin, atau keduanya.
Diabetes mellitus tipe 2 disebabkan kurangnya respon jaringan dari otot,
jaringan adiposa dan hepar terhadap insulin. Pasien dengan jenis DM tipe 2 tidak
bergantung pada obat insulin karena insulin diproduksi dalam jumlah yang cukup.
Oleh sebab tertentu, glukosa gagal masuk ke dalam sel. Kegagalan tersebut
disebabkan sel kebal (resisten) terhadap insulin sebagai akibat dari malfungsi dalam
penggunaan insulin

B. Etiologi / Penyebab DM tipe2


Otot dan hati yang mengalami resistensi insulin menjadi penyebab utama DM
tipe 2. Kegagalan sel beta pankreas untuk dapat bekerja secara optimal juga menjadi
penyebab dari DM tipe 2.

C. Gejala Klinis DM tipe2


1. Poliuria atau peningkatan buang air kecil. Poliuria terjadi karena ginjal
membuang kelebihan gula dari darah, sehingga produksi urin lebih tinggi.
2. Polidipsia atau rasa haus yang meningkat. Polidipsia muncul karena tubuh
kehilangan lebih banyak air saat poliuria terjadi, memicu peningkatan rasa haus
pasien.
3. Polifagia atau nafsu makan meningkat. Walaupun penderita mungkin banyak
mengkonsumsi makanan tetapi glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel karena
adanya resistensi insulin atau kurangnya produksi insulin.
4. Kelelahan dan kelemahan. Tubuh tidak menerima cukup energi dari makanan
yang dikonsumsi pasien.
5. Perubahan penglihatan yang tiba-tiba. Tubuh menarik keluar cairan dari mata
sebagai upaya untuk mengkompensasi hilangnya cairan dalam darah,
mengakibatkan kesulitan dalam memfokuskan penglihatan.
6. Kesemutan atau mati rasa di tangan atau kaki. Kesemutan dan mati rasa terjadi
karena penurunan glukosa dalam sel.
7. Kulit kering. Karena poliuria, kulit menjadi dehidrasi.
8. Lesi atau luka kulit yang lambat sembuh. Alih-alih memasuki sel, glukosa
berkumpul di dalam pembuluh darah, menghalangi jalannya sel darah putih
yang dibutuhkan untuk penyembuhan luka.
9. Infeksi berulang. Karena konsentrasi glukosa yang tinggi, bakteri berkembang
dengan mudah.
D. Pengertian Terapi Relaksasi Progresif
Relaksasi merupakan suatu upaya meredakan ketegangan emosional sehingga
individu dapat berpikir lebih rasional. Dengan demikian produksi gula hati dapat
terkontrol dengan baik, dengan begitu gula darah dapat stabil normal.
Teknik ini berusaha meredakan ketegangan otot dengan harapan bahwa
ketegangan emosionalpun berkurang, maka dari itu teknik relaksasi otot progresif ini
dapat digunakan untuk mendampingi teknik konvensional yang biasa diberikan.

E. Tujuan dan manfaat Terapi Relaksasi Progresif


Teknik relaksasi otot progresif mengaktifkan sitem saraf parasimpatis dan
menghentikan kerja saraf simpatis sehingga hormon kortisol menurun yang pada
akhirnya glukosa darah menurun

Anda mungkin juga menyukai